"Tolong lepasin saya tuan, saya mohon." pinta Safeea yang saat ini tengah berada di dalam kamar suite room, hotel tempatnya bekerja bersama seorang pria asing yang tiba tiba menarik tangannya dan membawanya dengan paksa saat Safeea bekerja.
"Mereka... Mereka sudah mencampur sesuatu ke dalam minuman ku. Aku tidak menemukan siapapun yang bisa menolong keadaanku selain kau, nona. Tolong bantu aku untuk satu malam ini saja, aku janji... Aku akan membayar mu berapapun yang kamu mau." ucap William yang terlihat tersiksa dan tidak tahan setelah diberi obat perangsang oleh teman temannya.
"Saya tidak mau pak, tolong biarkan saya pergi." tolak Safeea dengan ketakutan dan setengah berontak di pelukan william.
William memejamkan matanya sejenak, ia tahu jika meminta dengan cara biasa, gadis itu akan tetap menolaknya. Dan di situasi saat ini, William tidak punya waktu untuk mencari seseorang agar bisa menolongnya dari keadaannya saat ini. Maka ia pun segera menggendong tubuh Safeea dengan cepat dan membawanya ke kasur.
Safeea yang tidak mau dirinya dinodai oleh pria yang tidak dikenal, berusaha untuk kabur dari William, namun laki laki itu sudah terlebih dahulu menindih tubuhnya dengan tubuhnya yang besar dan berat, dan membuat Safeea tidak bisa kabur kemanapun.
Dengan menggunakan sisa tenaganya, Safeea berusaha menjauhkan William dari atas tubuhnya, namun laki laki itu malah memerangkap tangan Safeea di kedua sisi tubuhnya dan mencium leher Safeea dengan rakus hingga membuat Safeea berteriak ketakutan.
"Tidaaaaaak!!!"
Tanpa mempedulikan teriakan dan tangisan Safeea, William terus menciumi leher dan bibir Safeea secara bergantian dan membuat bibir serta leher itu memerah akibat ciuman William yang sudah diluar kendalinya.
"Tidak-tidak, aku mohon tolong jangan lakukan ini padaku tuan.... Aku mohon tolong jangan lakukan." Tangis Safeea yang semakin menjadi ketika ia merasakan bibir William yang saat ini tengah berusaha untuk membuka semua kancing baju seragam yang dikenakan oleh Safeea.
Namun usaha yang dilakukan oleh Safeea lagi lagi gagal ketika ia melihat semua kancing seragamnya terlepas dan membuat pria asing itu dapat dengan jelas melihat atasan bikini warna hitam yang kontras dengan warna kulit Safeea yang kuning Langsat.
"Saya mohon belas kasih anda tuan, tolong jangan perlakukan saya dengan seperti ini. Saya mohon..." tangis Safeea dengan penuh ketakutan.
Sebenarnya William tidak mau melakukan hal tidak bermoral ini kepada Safeea, namun efek obat perangsang itu terlalu kuat dan tidak memungkinkan bagi William untuk dapat menahannya.
"Maafkan aku, tapi aku harus melakukannya." ucap William dengan menyesal.
Dengan gerakan cepat, William segera memegangi kedua tangan Safeea dengan satu tangannya, menariknya ke atas kepala gadis itu, sementara satu tangan William yang lain, ia gunakan untuk melepaskan sisa pakaian yang dikenakan oleh Safeea maupun pakaian yang dikenakan oleh William sendiri.
Setelah berhasil membuat mereka berdua sama sama polos, William langsung mengarahkan kepemilikannya untuk masuk ke dalam mahkota kehormatan milik Safeea. Safeea menjerit kesakitan saat tubuh bagian bawahnya dimasukin oleh kepemilikan William, karena terlalu sakit, Safeea tanpa sadar sampai menggigit bahu William dengan kuat.
"Argh sakit tuan, saya mohon tolong hentikan, sakit...." teriak Safeea dengan penuh kesakitan.
Saat memasuki Safeea , barulah William menyadari kalau gadis yang ia tiduri dan ia renggut kesuciannya sekarang masih suci.
Ada sedikit rasa terkejut dan tidak menyangka di dalam hati William karena ia sudah merenggut kesucian gadis itu untuk yang pertama kalinya. Namun semua perasaan yang dirasakan oleh William itu seketika menghilang saat efek obat itu kembali membuat tubuhnya berhasrat, hingga William pun menggerak gerakkan pinggulnya berkali kali untuk mempercepat ritme bercintanya kepada Safeea.
Dalam sekejap, Safeea merasakan mahkota kehormatannya basah oleh pelepasan hasrat William yang sudah tersalurkan. Safeea merasa tubuhnya lemas saat dirinya gagal mempertahankan kesucian yang dijaganya selama ini. Tamat sudah kehidupannya kali ini.
Kini tidak akan ada laki laki yang mau menikahi Safeea. Safeea tidak menyangka kalau kedatangannya ke kota jakarta untuk merantau dan mencari kehidupan yang layak setelah ditinggal mati oleh ibunya, akan menjadi petaka bagi dirinya sendiri.
Setelah bercinta dengan Safeea, William langsung ambruk dan jatuh pingsan di sebelah Safeea, sementara Safeea, terlihat menangisi nasib hidupnya yang sudah hancur di tangan pria asing.
"Maafkan Safeea, ibu. Safeea tidak bisa menjadi anak dan gadis yang baik." Tangis Safeea yang terdengar sangat menyayat hati.
Setelah Safeea menangisi semua yang terjadi, ia langsung mengusap air matanya dan cepat cepat memakai kembali semua seragamnya untuk kembali ke mess tempatnya bekerja sebelum keberadaannya dicari oleh teman temannya yang lain.
Dengan langkah yang tertatih tatih dan perih di bagian bawah tubuhnya, Safeea berusaha keras untuk kembali ke mess nya. Dan benar saja, sesampainya Safeea disana, ia langsung ditanya oleh teman temannya yang tidak melihat keberadaan Safeea di kamar hotel yang seharusnya dibersihkan olehnya.
"Safeea, kamu kemana saja? Pak Hardi bilang sama kita kalau kamu tidak ada di kamar 301 dan terpaksa menyuruh kita untuk membersihkan kamar itu karena mau dipakai sama tamu." tanya Karin dan Lita secara bersamaan kepada Safeea.
"Aku.... Aku..." ucap Safeea yang merasa bingung harus menjawab apa kepada teman temannya.
"Aku kenapa, Safeea? Kok kamu kelihatan seperti orang bingung sih? Kamu habis dari mana emangnya, Safeea?" tanya Lita sekali lagi.
"Aku habis dari UKS, ta. Aku nggak sengaja jatuh di kamar mandi tadi." ucap Safeea yang terpaksa harus berbohong kepada teman temannya.
"Ya ampun Safeea, kok bisa sih?! Sekarang gimana keadaan kamu? Masih sakit nggak?Apa perlu kita mintai ijin cuti ke pak Hardi buat kamu supaya bisa cek ke dokter, besok?" tanya Karin dengan khawatir.
"Enggak perlu Rin, aku nggak apa-apa kok. Cuma butuh istirahat sebentar, nanti juga sembuh." ucap Safeea dengan cepat.
"Ya udah kalau gitu, kalau kamu ada apa-apa, kasih tahu kita kita ya, Safeea." ucap Karin yang membuat Safeea mengangguk mengerti.
Setelah peristiwa memalukan itu, Safeea berusaha bangkit dari keterpurukannya dan mencoba untuk melupakan apa yang terjadi terhadap dirinya dan juga pria asing itu. Hari demi hari terus berlalu, tidak terasa sudah hampir dua bulan, Safeea bekerja sebagai pelayan di Tirta Kencana Hotel, hotel bintang lima yang ada di kawasan Jakarta.
Pagi ini, semua pegawai hotel dikumpulkan di Ballroom yang biasa digunakan untuk tempat pertemuan maupun tempat diselenggarakannya acara acara berkelas, untuk menyambut kedatangan CEO Tirta Kencana Hotel yang baru.
Dari perkumpulan itu, Safeea mendengar dari teman temannya kalau CEO baru mereka adalah laki laki yang sangat tampan dan sangat digemari oleh hampir semua wanita yang ada di seluruh Jakarta ini. Safeea hanya menanggapi dengan santai semua gosip yang teman temannya beritahukan kepadanya mengenai CEO hotel yang baru.
Saat ini tidak ada yang lebih penting bagi Safeea selain menghadiri penyambutan CEO hotelnya yang baru, agar dirinya bisa pergi secepatnya ke toilet. Sudah satu minggu ini Safeea merasa perutnya terasa perih dan sering mual. Karena hal itu, Safeea jadi tidak berselera untuk makan apapun selain makanan yang asam dan segar seperti rujak buah.
Satu persatu dari pegawai Tirta Kencana Hotel yang berpengaruh seperti manager, sekretaris, staf keuangan hingga sekuriti hotel mulai menaiki podium yang ada di depan. Kedatangan mereka tentu saja untuk menyambut tamu penting yang akan segera datang ke Ballroom.
Safeea merasakan kepalanya mulai pusing, ia berdoa semoga CEO hotelnya yang baru dapat segera datang sebelum ia benar benar jatuh pingsan di pertemuan yang diadakan pagi ini.
Tak lama kemudian, bagai cahaya yang melesat di kegelapan malam, doa yang dipanjatkan oleh Safeea seketika terkabul. Pintu ballroom terbuka yang diiringi oleh kemunculan sosok laki laki bersetelan jas hitam formal, dan berwajah tegas namun disiplin, masuk ke dalam ballroom dan melangkah dengan penuh percaya diri ke atas podium.
Laki laki itu adalah William Arjun Prawira, CEO Tirta Kencana Hotel yang baru sekaligus pria asing yang merenggut kesucian Safeea.
Safeea membelalakkan matanya saat ia mengetahui siapa sosok laki laki yang kini menjadi bosnya sekaligus pria asing yang merenggut kesuciannya dengan paksa. Ia tidak pernah menyangka kalau dirinya telah melakukan cinta satu malam dengan bosnya sendiri.
"Kenapa jadi begini!!!" ucap Safeea dengan terkejut dan membuat perhatian semua orang termasuk William tertuju padanya.
Selama beberapa saat William dan Safeea terlihat saling menatap satu sama lain. Mereka tidak tahu kalau saat ini semua orang tengah memperhatikan mereka. Hingga kemudian tatapan William dan Safeea harus terhenti saat manager Safeea, yaitu pak Hardi, menegur Safeea atas Kelancangannya terhadap William.
"Ada apa Safeea? Kenapa kamu terkejut saat melihat pak William? Apakah kamu sudah kenal dengan pak William?" tanya pak Hardi dengan tajam dan membuat Safeea bergidik dan menyadari perbuatannya.
Antara terkejut, malu dan juga takut, Safeea memberitahu pak Hardi kalau ia sama sekali tidak mengenal William.
"Ti-tidak pak, saya sama sekali tidak mengenal pak William." ucap Safeea dengan cepat dan membuat William menatap Safeea dengan penuh arti.
William tidak menyangka kalau gadis yang ia tiduri waktu itu, akan berani berbohong di hadapan semua orang dan berpura-pura tidak mengenalnya.
"Jika kau tidak mengenalnya, kau seharusnya tidak perlu bersikap lancang seperti itu kepada pak William. Sekarang cepat minta maaf kepada pak William!" pinta pak Hardi dengan tegas dan membuat Safeea mau tidak mau, harus meminta maaf kepada William.
"Tolong maafkan kelancangan saya, pak." ucap Safeea sembari menundukkan kepalanya dari hadapan William.
"Tidak apa-apa" ucap William dengan singkat.
Setelah masalah yang disebabkan oleh Safeea selesai diatasi, Pak Hardi pun segera mempersilahkan William untuk menyampaikan sambutannya atas kepemimpinannya yang baru kepada seluruh pegawai Tirta Kencana Hotel.
"Selamat pagi semuanya..." sapa William dengan penuh wibawa.
"Selamat pagi pak!" jawab semua pegawai Tirta Kencana Hotel dengan kompak.
"Pertama Tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian semua atas sambutan hangat kalian terhadap kedatangan saya di hotel ini. Kedatangan saya disini adalah untuk menggantikan tugas ayah saya yang sebelumnya menjabat sebagai direktur utama hotel ini, menjadi CEO dan pemimpin hotel Tirta Kencana yang baru. Semoga dengan tugas dan tanggung jawab yang saya pimpin dapat membawa Tirta Kencana Hotel menjadi hotel dengan pelayanan terbaik di masyarakat maupun wisatawan." ucap William saat menyampaikan sambutannya yang mendapat tepuk tangan meriah dari semua pegawainya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!