...
..
dihari kelulusan yang seharus nya membahagiakan teruntuk Anyara harus berakhir teriakan dan tangis histeris sang mama. membuat lutut nya seketika gemetar seakan tak berdaya dan tangis tak dapat terbendung akibat kesedihan yang selalu menimpa nya akhir akhir ini.
"katakan sama mama apa ini!! " teriak sang mama melempar tespack kedepan wajah nya,
padahal benda laknat itu telah di buang ke TONG sampah. bisa bisa nya wanita parubaya yang terbilang cantik itu menemukan nya
lutut nya semakin gemeteran, dada nya terasa sakit pukulan semakin menghantam hingga ke dasar nya, lidah nya keluh tidak menjawab pertanyaan sang mama yang di sertai air mata yang jatuh di pelupuk mata yang nampak sedikit berkerut itu.
"jawab mama!! " suara nya semakin meninggi dengan nada yang semakin histeris.
tentu kecewa ibu mana yang tidak merasa kecewa melihat benda itu berada di tong sampah kamar putri nya, niat hati ingin memberi hadiah karena kelulusan sang anak tapi malah berujung kejutan yang tak terduga yang dia dapat
sebagai jawaban Anya hanya menangis, bahu nya bergetar tak tau harus menjawab apa, harus kah Anya memberitahu sang mama? tentu tidak mungkin, cukup diri nya saja yang menanggung aib ini
"kenapa menangis hump? kenapa tak menjawab!! ini punya kamu kan? " lagi lagi sang mama mengecam nya dengan pertanyaan bertubi tubi
meski begitu, Anya menjawab dengan anggukan kecil yang sudah di pastikan arti nya iya,
Mama makin menangis histeris, sembari memukul putri nya tampa kasihan. kecewa itulah yang dirasakan sang mama, selama ini menjaga dan mendidik nya dengan baik. meski sedikit petakilan dan serampangan Anya tetap lah anak membanggakan bagi sang ibu, sama sekali wanita paru baya itu tak menduga anak nya berbuat seperti ini.
senakal nya Anya tidak mungkin melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri, ternyata ekspektasi mama terlalu tinggi dan hancur seketika melihat benda itu.
"maaf mah" ucap nya lirih di sela tangis dan isakan kecil dari bibir nya
"maa, maafin Anya.. " tangis nya semakin menjadi sebab sang ibu terus memukuli tubuh yang lemah akibat berbadan dua!
"apa salah mama nya? apa dosa ku Tuhan kanapa anak ku begini.. " ucap sang mama di sela tangis nya sambil luruh ke lantai,
Anya hanya menangis, merasa bersalah tentu saja sebab dia tau telah membuat ibu nya kecewa. tapi ketahuilah semua bukan lah kesalahan nya, tapi kesialan yang menimpa nya sebulan yang lalu
"maaf" bibir nya bergetar lagi lagi hanya itu yang mampu di ucap kan Anya, tidak ada pembelaan melainkan tangis yang tak henti hentinya
CITT..
pintu berdecit akibat sang papa memasuki rumah tergesa-gesa karena mendengar suara tangis histeris sang istri dan anak gadis yang sangat di sayang nya.
"apa yang terjadi ma? kenapa mama memarahi Anya? " tanya laki laki itu yang tak lain Bram sang papa
"paa.. apa salah ku sampai punya anak seperti dia" suara nya bergetar sambil menunjuk sang anak yang menangis terisak di hadapan nya
"ada apa ma, gak baik bicara seperti itu! " terus Bram yang tidak tega melihat anak gadis yang sangat di sayangi nya sama seperti menyayangi Elsa anak bungsu nya
Anya hanya menangis saja. tak mampu berkata kata, papa masih sama seperti ini yang membuat hati nya semakin hancur, Bram laki laki penyayang keluarga yang selalu mengutamakan anak anak nya termasuk Anya sendiri yang bisa di bilang bukan lah anak biologis nya
"pa, Lihat itu" mama menunjuk benda yang tergeletak di lantai karena tak sanggup menjelas kan sendiri
mata Bram seketika membola rahang nya mengeras, marah? tentu saja tapi berusaha beristighfar agar tidak memukul anak gadis yang di rawat nya sejak umur 6 tahun.
beberapa kali Bram mengambil nafas kemudian menenangkan Rita sang istri,
"jawab papa, siapa yang melakukannya? " Bram kembali bertanya pada Anya yang sedari tadi menangis, padahal ibu nya saja sudah tenang dan tak lagi menangis seperti tadi tapi anya hanya diam dan enggan menjawab.
"katakan!! " tanya Bram sekali lagi dengan nada yang lebih pelan tapi penuh ketegasan
Anya menggeleng pelan air mata nya masih saja luruh tanpa dapat terhenti, sedangkan Sang mama memilih diam membiarkan sang suami menginterogasi sang anak
"jawab papa Anya!! " suara Bram mulai meninggi sebab kesabaran nya juga sudah di uji mendapat kabar buruk. bukan nya menjawab Anya malah menagis saja dan menggeleng
Anya kaget, baru kali ini Bram meninggikan suara pada nya. gadis itu mendongak tapi matanya mulai layu dan berkunang kunang, perlahan kesadaran nya menipis dan ambruk seketika.
wajar saja sejak pagi tak ada satupun makanan yang masuk kedalam mulut nya selain segelas susu dan air mineral tentunya, apalagi kondisi nya lemah sebab berbadan dua membuat tenaga dan emosi nya mudah sekali terpengaruh, belum lagi masalah yang dipendam sendiri membuat tubuh nya terlihat lebih kurus dari biasanya yang bisa terbilang ok.
"Anya.. " teriak sang mama menghampiri anak nya,
Bram memijit pelipis karena pening menghadapi situasi berlahan membawa sang putri kekamar dan meminta dokter Datang memeriksa keadaan Anya.
lain lagi dengan gadis kecil yang sejak awal diam gemeteran melihat sang kakak di marahi habis habisan sang mama,
Elsa tidak mengerti kenapa mama memarahi kakak segitunya, entah kesalahan apa yang di perbuat sang kakak sehingga kedua orang tua nya tampak marah.
gadis lucu berumur 10 tahun itu beegetar takut, makanya memilih diam saja dikamar takut imbas kemarahan sang mama. melihat kakak nya di pukul membuat Elsa merasa iba, dia menangis kasihan melihat Anya yang menangis tapi tak mampu untuk membela karena gadis itu benar benar tak berani melihat orang tua nya marah
wajar saja Elsa penuh dengan kasih sayang keluarga, Dia terbiasa di manja mendengar kata lembut setiap hari dari sang mama mau pun papa.
brum..
Brum..
tak lama terdengar suara motor sang kakak pertama memasuki rumah, Elsa segera berlari menghampiri sang kakak yang memasuki rumah dengan wajah tampan yang membahana seolah tak pernah terjadi apa apa.
"Bang.. " Elsa lansung berhamburan memeluk sang kakak dan lalu menangis mengadu
"kenapa? " tanya nya bingung, tak biasa nya Elsa begini padanya. entah siapa yang membuat adik kesayangan nya bersedih
"kakak Anya.. " ucap Elsa sambil menangis,
"kenapa dengan kak Anya? " tanya nya masih bingung dengan adik kecil nya,
gak mungkin sekali Elsa mengadu Anya membuat nya menangis, sebab Anya menyayangi Elsa dan selalu menuruti mau nya meski rada rada suka jail juga
tapi meski begitu Dia tetap membawa adik nya kekamar meminta sang adik bercerita dengan tenang
...
Elgard menatap adik nya seakan tidak percaya dengan apa yang di ceritakan nya. tidak mungkin sekali mama nya yang lembut dan baik hati itu memukul seorang Anya yang memang selalu saja membuat heboh dan membuat ulah di rumah.
senakal nya Anya tidak mungkin sekali gadis itu di marahi, Nakal nya Anya hanya sebatas wajar. Anya anak yang energik yang selalu merecoki Elsa dan jail nya gak ketolong yang biasa nya berakhir dengan kejar kejaran dengan elsa.
gak mungkin sekali karena Elsa kan? keluarga nya tak pernah pilih kasih, lagian Elsa bilang juga gak tau karena apa.
karena merasa penasaran Elgard berniat kekamar Anya melihat nya sendiri dengan mata kepala nya sendiri. menurut Elsa mama papa nya pasti di kamar sebab Anya pingsan sehabis di marahi.
langkah kaki nya terhenti di depan pintu kala mendengar kata 'hamil? ' . dada nya seakan berdegup kencang bagai genderang, seketika tangan nya memegang dada yang tak dapat terkondisikan akibat jantung yang mulai disko tampa terkendali.
"mental nya sedikit terguncang, tapi Sepertinya Anya dan janin nya baik baik saja Om,. mungkin saja terlalu kaget menghadapi masalah seperti, biarkan sedikit tenang jangan terlalu memaksa nya untuk menjawab om.. takut nya mental Anya bener benar terganggu dan berakibat fatal " omongan laki laki yang tak lain sepupu nya sendiri mengalun di telinga elgard. sang dokter keluarga yang berumur 29 tahun yang berkharisma tapi tengil nya MasyaAllah, si nathan yang selalu meledek nya.
Elgard tak mampu berkata apa apa! yang jelas laki laki itu buru buru meninggalkan tempat itu. wajah nya seketika pucat, bagaimana juga tidak tega melihat adik yang juga di sayang nya itu mendapat masalah besar akibat diri nya sendiri. iya sayang? ya sayang lah dari mereka kecil selalu bersama meski dulu sering berantem karena hal kecil. tatap saja elgard protektif menjaga nya meski akhir nya dia juga yang merusak.
padahal sudah 30 menit di bawa shower elgard tetap saja nyaman di posisi itu, otak nya serasa panas memikirkan hal hal yang begitu mengganggu otak nya.
___
sarapan kali ini terasa tak berselera apalagi tak ada nya Anya bersama mereka. pikiran masing masing orang itu entah kemana termasuk Elsa yang seharusnya menikmati sarapan malah ikut ikut bengong berpikir yang entah apa.
Selepas Elsa pergi kesekolah, elgard memilih membawa sarapan untuk adik yang mungkin saja sedang terguncang ke jiwaan nya.
meski ragu elgard membuka pintu kamar itu pelan, dan benar saja Anya masih tidur dengan mata yang sembab mungkin saja habis menangis semalaman.
Rasanya elgard enggan mengganggu tidurnya, memandang gadis yang di anggap adiknya itu dengan seksama. jika waktu bisa di ulang tak ingin rasanya menempatkan gadis itu kedalam masalah
merasa terganggu Anya membuka mata perlahan. wajah nya seketika datar melihat siapa yang berada di depan nya! siapa lagi kalau bukan si tengil yang selalu merecoki nya dan berhasil menghancurkan hidup nya.
"makan" ucap nya singkat sembari memberikan sepiring nasi goreng di hadapan Anya,
"gua gak mau! bawa sana" ucap nya pelan tampa melirik Elgard, dan bersiap berbaring kembali
"hidup butuh tenaga untuk mengahadapi masalah! " ucap nya seakan tak mau di bantah
selalu saja elgard bersikap seenak nya mentang mentang ini rumah nya, seenak jidat memerintah
Anya bergeming, tiba tiba saja elgard menodongkan sesendok nasi goreng didepan mulutnya, rasanya malas sekali Anya membiarkan saja tampa berniat menyambut makanan itu kemulut nya
elgard merasa kesal akibat usaha nya terasa sia sia menatap gadis di depan nya intens
"lu mau makan atau gua makan? " ancaman seperti apa itu? seketika membuat mata Anya membola mendengar ancaman dari laki laki yang telah menghancurkan hidup nya
mau tak mau Anya segera memakan makananya, mengambil alih sendok hingga sepiring masih goreng dan segelas air tandas begitu saja. jujur saja Anya masih trauma akan hal itu wajar takut dengan ancaman yang tidak berbobot el
padahal makanan sudah habis elgard masih saja enggan beranjak dari sana, membuat Anya gondok sendiri seakan lupa masalah nya sejenak saking kesal nya melihat wajah tebal laki laki tengil ini.
"gua bakal tanggung jawab" ucap nya tiba tiba membuat Anya seketika menoleh menatap wajah yang memang tampan itu sayang nya biasa biasa saja menurut Anya sebab sudah terbiasa melihat hampir 24 jam.
"tanggung jawab apa? " Anya malah bertanya, jujur saja Anya tidak mengerti apa konteks yang di bicarakan elgard ini
"anak gua! " jawab nya singkat kemudian berdiri mengambil piring dan gelas berlalu dari sana. meninggalkan Anya yang masih mematung mendengar ucapan pria yang berhasil membuat jantung nya berdegup kencang, bukan karena cinta melain kan takut.
sayang nya hendak menjawab elgard sudah berlalu dari sana. bagai mana mungkin? Anya tak mungkin menyeret nya kedalam masalah ini meski memang elgard lah penyebab nya. tapi apa kata dunia? apa kata papa? apa kata mama? bukan lah hati mereka semakin hancur? ya meski pernikahan antar saudara tiri itu di perbolehkan secara agama tapi hal ini sangat tabu sekali.
bagaimana mama tahu? mama nya saja menyayangi el seperti anak kandung nya sendiri, gak mungkin Anya mengatakan hal yang mungkin membuat mama dan papa semakin terluka.
beda lagi dengan elgard yang sibuk memikir kan cara memberitahu papanya, mau tak mau dia harus jujur tidak mungkin juga membiarkan Anya sendirian padahal jelas dirinya yang bersalah.
jujur saja menikah hal yang jauh dari harapan nya, istilah nya dia tak mau menikah mudah.
kebetulan sekali hari ini Bram pulang cepat mungkin hanya mengunjungi rekan untuk meeting saja buktinya masih jam 3 Bram sudah sampai rumah.
mama memang belum pulang dan juga Elsa entah kemana mereka.
elgard menghampiri sang papa keruangan kerja, laki laki parubaya itu menghela napas ketika sang putra menghadap pada nya. mungkin saja mengira meminta di belikan sesuatu seperti mobil baru mungkin? itu lah yang dipikirkan sang ayah
"paa" panggil nya pelan
"apalagi el? bukan nya kemarin kamu minta ke papa buat beli alat motor kamu yang harga nya gak ada otak itu?" ucapan yang tak terduga dari sang ayah membuat elgard mendongak
"el gak minta itu" jawab nya lirih, sembari menggigit bibir nya menahan rasa gugup takut dan mm yang pasti tidak sanggup menanggung konsekuensi nya
"jadi apa? " tanya Bram tampa basa basi
"el mau ngomong sesuatu sama papa" ucap nya mendongak meyakinkan diri semua nya akan baik baik saja.
mencoba meyakin kan diri kalau dia sanggup menerima akibat dari perbuatan nya
"ngomong aja" ucap sang papa, yang masih fokus ke laptop nya
"El yang melakukan itu ke Anya"
bagai tersambar petir, Bram menoleh kemenatap wajah putranya yang tampak serius.
...
..
flashback on
ujian Un berakhir membuat anak anak legah sebab terbebas dari masa masa menguras otak dan tenaga. arti nya mereka sudah bebas dari tugas sekolah semasa SMA.
"Party kuy lah El" ajak kenzo teman El sekaligus sepupu nya, kenzo adalah anak dari kakak laki laki alm mama nya.
"gak bisa gua" jawab nya singkat
"ya gimana sih lu, gak asik" timpal Arnold menatap El dengan sinis
"gua beneran gak bisa dah! " ucap nya lagi, mengingat dirinya kesekolah gak sendirian melainkan membawa sang adik bersama nya tak mungkin juga Anya di bawa bersama nya ke club
"seriusan lah el! gak asik banget dah! sekarang hari penting men! merayakan kebebasan kita dari un.. " ucap Rey memaksa
"gua pulang nya bareng Anya! nanti kalau telat bisa bisa gua di marahi bokap" kata nya jujur
"bawa aja Anya! anak anak cewek pada ikut masa Anya lu kunciin di rumah! " jawab kenzo sekenanya
enak aja bawa Anya katanya? bagaimanapun elgard gak akan membiarkan Anya memasuki tempat seperti itu! didikan org tua mereka terlalu menjaga anak gadis mereka, lagian El gak mungkin membiarkan Anya ketempat itu.
"gak ada! " jawab nya singkat
"ayo lah El! lagian kita pulang dulu kok nanti malam juga party nya gak usah alesan dah! " paksa Bima
"iya dah! gua pergi! " ucap nya akhir nya mengalah, biasanya sehabis sekolah mereka sudah stay di sana sampai malam menikmati dentuman gila itu,
Semenjak Un Anya selalu pergi kesekolah bersama nya alasan takut Anya telat! sebab jam pagi mobil suka macet di jalanan. lagian sering juga mereka bareng, ya meski sering berdebat yang unfaedah
akhir nya jam 4 mereka sampai rumah, tampa basa basi Anya pergi begitu saja meninggalkan Elgard yang memasuki motor.
"loh mama papa sama els? mau kemana? " tanya Anya melihat orang tua nya sudah rapi
"mau ke Bandung nya! mau ikut? " tawar sang mama
sebenarnya mau tapi Anya merasa capek pengen tidur saja sehabis otak nya terasa berasap sebab Un.
"gak mah, Anya capek mau tidur.. " jawab Anya berlalu kekamar nya
"ngapain mama papa ke Bandung ? " tanya elgar yang baru memasuki rumah
"kamu lupa? malam nanti syukuran kelahiran anak nya aunty nadin? " tanya sang papa! El mengangguk saja lalu berlalu kekamarnya mengikuti Anya menaiki tangga
rumah sepi hanya ada pembantu yang beres beres untuk makan malam nanti, hari udah jam 7 El pun bersiap untuk keluar tujuan nya clubbing.
Sedang kan Anya yang memang tak peduli acara begituan lebih memilih berdiam diri saja menikmati malam dengan kesendirian.. mana cuacanya buruk lagi, hari semakin malam semakin dingin hujan rasanya mau jatuh kapan saja
sedang kan El dan teman sekelas menikmati malam dengan minuman laknat yang mungkin saja sudah terbiasa mereka minum
"El" panggil seseorang mendekatinya sambil membawa 2 gelas minum di tangan nya
"apa bi? " tanya El melirik gadis cantik di hadapan nya
"bersulang yuk" ucap nya sembari memberikan segelas bir pada nya
"gua dah minum banyak! gua gak minum lagi mau pulang nih" ucap nya sambil melirik jam tangannya
"ck masih jam 11 juga, lagian segelas doang gak bakalan mabuk" ucap nya sedikit tertawa kecil
kenzo pun mengangguk, mengambil segelas bir di sisi nya kembali mengajak El bersulang. mau tak mau El mengambil minuman itu
"cirs.. " ucap Bianca di susul teman teman perempuan lain nya
senyum tipis Bianca muncul kala puas melihat sang target meminum jebakan nya,
tapi sayang beberapa menit El tampak biasa saja bahkan tak terlihat seperti mabuk.
"gua pulang dulu" ucap nya santai lalu berlalu dari sana,
"tunggu dulu" ucap Bianca menyusul elgard memastikan sesuatu,
El tampak biasa saja. meski mata nya sedikit memerah, Bianca mendekat menempelkan tubuh nya ke El berharap reaksi El sesuai kenyataan nya. tapi sayang El malah mendorong nya menatap gadis itu tajam
"ck. apaan si bi? minggir gua mau pulang" ucap nya kesal
Bianca yang bingung berdecih pelan "dia gak kena efek nya? bearti minum nya ketukar dong" lirih nya kembali masuk kedalam
El membawa motor nya secepat kilat badan nya sejak tadi panas dingin meski masih bisa mengendalikan kesadaran nya. tak butuh waktu lama El sampai di rumah yang memang tak jauh dari tempat laknat itu.
wajah nya memerah. tapi mencoba menjernihkan pikiran dari hal hal negatif yang bersarang di otak nya.
hujan tiba tiba saja mengguyur kota membuat Nya bersyukur untung saja sedetik memasuki rumah hujan turun.
lain lagi Anya yang kebangun mendengar petir bersahutan meski belum hujan, meski sedikit takut biasanya Anya akan kabur ke kamar Elsa sayang nya Elsa gak ada di rumah. karena mendengar motor El dan di sertai hujan turun Anya merasa bersyukur El pulang.
Anya meminum segelas air dinakas hingga tandas lalu berlari keluar mengejar El sebelum laki laki itu masuk kamar. jujur saja dari dulu Anya takut petir apalagi di susul hujan lebat,sesekali berjingkrak kaget mendengar petir bersahutan, sembari mengucap kan kata kata di luar nalar saking takut nya
El yang tau maksud Anya berdiri di depan pintu nya karena memang tau Anya takut petir sedangkan Elsa tak dirumah. sudah hal biasa El menemani perempuan itu jika tak ada Elsa.
sayang nya keadaan nya bukan di waktu yang tepat, Elgard hanya diam saja tampa basa basi memasuki kamar dan mengalihkan pandangan nya dari Anya, sayang nya sebelum pintu kamar di kunci Anya melesat masuk tampa menunggu persetujuan yang punya kamar. pintu tetap di kunci elgard padahal tadi niat mengunci agar gadis itu tak sembarangan masuk ke kamar nya
El bersusah paya menahan diri sejak tadi kepala nya semakin pusing, Mana Anya terus mengoceh bertanya banyak hal yang tidak di jawab satu pun. jujur saja sekilas El melihat anak yang menggunakan daster lucu sepaha itu membuat nya semakin gila. lagi lagi El berusaha menyadarkan diri. bahwa tidak boleh berpikir jorok begitu apalagi pada adik nya.
sehebat apapun El menahan hasrat yang sejak tadi menggebu-gebu. seakan kalah begitu saja ketika Anya menyentuh tangan nya, entah kenapa El mendesah pelan akibat sentuhan pelan Anya
"lu mabuk? "
"ck .. beneran mabuk ternyata! "
"kalau papa tau habis dimarahi! " lagi lagi Anya mengoceh padahal tak di jawab satupun
sayang nya Anya tidak mengerti tatapan liar bak elang yang sedang menatap mangsa nya.
"lu mah enak! mabuk juga dimarahin gitu aja.. besok nya minta ini itu di kasih"
"jangan biasain mabuk gak baik untuk kesehatan" omel nya
"hmp, gua pengen makan lu" satu satu nya jawaban di antara rentetan ocehan Anya.. membuat Anya shok seketika, apalagi melihat wajah El yang tidak bersahabat apalagi seperti biasa becanda dengan ketengilan nya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!