NovelToon NovelToon

Aku dicintai oleh guruku 2

pagi itu

Di season sebelumnya (aku di cintai oleh guruku) di ceritakan bahwa ada seorang siswi SMU kelas 2 yang tiba-tiba di lamar oleh gurunya sendiri. Siswi itu bernama Aina Putri dan sang guru bernama Chandra

Lamaran dadakan itu pun berujung pada sebuah pernikahan. Namun dalam perjalanan pernikahan mereka, ada suatu kejadian yang menyebabkan Ai keguguran dan juga sempat hilang ingatan. Lalu bagaimanakah perjalanan cinta mereka selanjutnya.. Yuk kita mulai baca..😉

****

Setelah terjadi insiden panggung tersebut, terjadi perang dingin antara pak Rudi dengan Alya. Mereka sama sekali seperti air dan minyak yang susah sekali untuk bersatu.

Sementara aku dan pak Chandra menjalani hari seperti biasanya dan aku pun masih dengan kerja sambilanku

Sampai pada akhirnya aku memutuskan untuk kuliah di jurusan Bahasa dan sekarang kuliahku memasuki tingkat Tiga atau lebih tepatnya semester lima. Aku juga bertemu dengan pasangan yang hampir sama sekali tidak punya masalah. Ya, mereka adalah Nara dan Gilang. Maka jadilah kami tiga serangkai.

Pagi ini, pak Chandra pergi ke sekolah seperti biasa sedangkan aku masih enggan bangun karena semalam pak Chandra meminta Jatah.

“Ish.. Laki-laki kalau sudah ingin, tidak bisa ditunda ya?!” gumamku sambil hendak bangun dari tempat tidur.

Setelah itu, aku pun mandi dan sarapan lalu aku pergi kuliah.

“Bi.., aku berangkat kuliah dulu ya, bi.” Ucapku berpamitan

“Hati-hati di jalan, Ai.” Ucap bi Ina

“Iya, bi.” Sahutku

Sesampainya di kampus, aku langsung menemui Nara dan gilang.

“Hai, Nar...!!” sapaku

“Tumben kamu datang kesiangan?” goda Nara

“Iya, aku lagi mager (malas gerak) banget nih.” Sahutku

“Mager kenapa kamu, Ai?” ucap Nara

‘Pletak’ kepala Nara dipukul gilang

“Apaan sih kamu, Lang? Kenapa kamu pukul kepalaku?” ucap Nara

“Nara, sampai kapan kamu tuh tidak peka seperti itu?!” Ucap Gilang

“Memang aku tidak peka dimananya sih, Lang?” ucap Nara

“Hadeuh... Kenapa kok aku bisa suka dengan cewek seperti ini sih?!” gumam gilang sambil geleng-geleng

Aku yang melihat tingkah mereka pun Cuma tersenyum.

“Andaikan pak Chandra ada di sini..” gumamku dalam hati

Lalu tiba-tiba dari kejauhan terlihat seseorang yang sangat mirip sekali dengan pak Chandra

“Ah tidak mungkin pak Chandra ada di sini.” Pikirku dalam hati

Setelah selesai ngobrol-ngobrol sebentar, kelas pun dimulai. Namun saat sedang berjalan menuju kelas, tiba-tiba..

“Bruk..” aku bertabrakan dengan seseorang

“Maaf..” ucap orang itu

“Oh ya, tidak apa-apa kok.” Sahutku sambil tersenyum

Aku kemudian melanjutkan jalanku ke kelas.

“Siapa tadi?” bisik Nara

“Aku tidak tahu.” Jawabku singkat

“Mungkin siswa baru atau mungkin juga dosen baru. Tapi yang pasti orang baru.” Ucap Gilang mencoba menebak

“Oh.. Bisa jadi.” Ucap Nara

Setelah beberapa saat, kami pun sampai di kelas. Dosen yang akan mengajar kami pun tidak kujung datang. Sontak seisi kelas menjadi berisik seperti pasar

Namun, di saat yang bersamaan, sang dosen yang ditunggu pun datang. Hal ini membuat seisi kelas menjadi diam

“Tolong perhatian semuanya, nama saya adalah Lutfi Iskandar. Saya adalah dosen baru di kampus ini.” Ucapnya

“Lha itu kan tadi yang tabrakan denganku?!” gumamku lirih

“Mari sekarang kita mulai pelajaran mata kuliah kita.” Ucapnya lagi

Setelah itu, kami pun memulai pelajaran mata kuliah kami

“Eh Ai, dosen baru itu kan yang tadi tabrakan sama kamu.” Ucap nara dan aku pun mengangguk

“Waduh.. Buju buset.. Ternyata memang benar ya kalau dunia itu selebar daun kelor. Sempit banget.” Ucap Nara saat pelajaran usai dan aku pun tersenyum sambil menggelengkan-gelengkan kepala

.

.

.

.

.

Bersambung...

Lanjut👇

pak rudi

Setelah semua urusan kuliah selesai hari ini, aku pun berpisah dari Nara dan Gilang. Dan aku akhirnya pulang. Namun lagi-lagi di saat aku hendak keluar dari gedung kampus, aku bertabrakan dengan dosen baru itu lagi.

“Maaf..” ucap pak Lutfi

“Iya tidak apa-apa.” Sahutku singkat

“Kita ini sepertinya berjodoh ya?!” ucap pak Lutfi

“Ah biasa saja.” Sahutku yang lagi-lagi singkat.

Mendengar jawabanku yang sedikit jutek, pak Lutfi pun hanya tersenyum namun aku tidak menghiraukannya

“Ya sudah pak, kalau begitu aku permisi dulu.” Ucapku dan meninggalkan pak Lutfi sendirian.

“Hmm... Perempuan ini...” ucap pak Lutfi dalam hati

***********************************

Sesampainya di rumah, aku melihat pak Chandra sudah pulang terlebih dulu bersama pak Rudi

“Hai Ai, aku kangen sama kamu..” ucap pak Rudi yang sudah bersiap akan memelukku

“Eits.. Eits.. Kamu mau ngapain hah?!” Tanya pak Chandra yang tiba-tiba menarik kerah belakang baju pak Rudi (Seperti mengambil anak kucing yang di cubit di leher belakangnya)

“Huhuhu... Pelit... “ ucapnya cemberut sehingga aku ingin tertawa dibuatnya

“Pak Rudi apa kabar?” sapaku

“Buruk, Ai.” Ucapnya

“Buruk? Memang ada apa?” tanyaku

“Selama 2 tahun setelah kamu lulus, sekolah sepi. Tidak ada yang mirip seperti kamu.” Jelasnya dengan pasang wajah sedih

“Maksudnya?” tanyaku bingung

“Aku kan juga ingin punya istri diam-diam seperti Chandra dan kamu.” Ucapnya lagi

“Lha mbah Alya kan ada?” ucapku

“Tidak usah sebut-sebut nama perempuan itu deh.” Ucap pak Rudi sewot

“Lha kenapa memangnya?” tanyaku bingung

“Si Alya, semenjak tahun kelulusan kamu waktu itu, dia ternyata menjadi guru baru di sekolahan kita. Kamu bisa ke bayangkan bagaimana kacaunya mereka kalau lagi ketemu.” Jelas pak Chandra dan aku pun mengangguk-angguk.

“Oh ya, ya sudah aku masuk ke kamar dulu ya. Mau ganti baju.” Ucapku

“Mau di bantu tidak?” tanya pak Rudi

“Pletak.” Seketika kepala pak Rudi dipukul pakai buku oleh pak Chandra

“Aw...” teriak pak Rudi

***********************************

“Bagaimana kuliah kamu hari ini?” tanya pak Chandra saat sedang santai di ruang TV

“Biasa saja mas. Tidak begitu seru.” Ucapku

“Tidak begitu seru bagaimana?” tanya pak Chandra bingung

“Tidak seru karena tidak ada mas di sana.” Jawabku manja

“Kamu ini bisa saja.” Ucap pak Chandra sambil memencet hidungku

“Sudah sana cepat tidur. Besok kan harus kuliah.” Lanjut pak Chandra

“Besok aku libur mas. Aku tidak ada mata kuliah.” Jawabku santai

“O begitu. O ya Ai, besok aku pulang agak telat ya. Karena ada sedikit urusan.” Ucap pak Chandra

“Oh begitu. Ya sudah.” Ucapku

“Kamu tidak apa-apakan sendirian di rumah?” tanya pak Chandra

“Ya tidak apa-apalah. Kan ada bi Ina.” Ucapku

“Oh ya sudah kalo begitu.” Ucap pak Chandra

***********************************

Keesokan harinya...

“Sayang, aku berangkat mengajar dulu ya.” Ucap pak Chandra sambil mengecup keningku

“Iya hati-hati mas.” Ucapku

Lalu pak Chandra pun berangkat kerja. Sementara aku, jangan ditanya. Aku masih bermalas-malasan

Ketika aku sedang bermalas-malasan tiba-tiba hpku berbunyi

“Hp.. Mana Hp ya? Hp..!!” ucapku sambil mencari-cari sumber suara.

Setelah beberapa saat akhirnya aku menemukan hpku.

“Ini dia..!!” teriakku

Lalu aku melihat layar hpku.

“Ah.. Nomor tak dikenal. Malas banget sih mau mengangkat.” Gumamku

Setelah beberapa saat, hpku berbunyi lagi. Dan kali ini pesan singkat

Isi pesannya..

Ai, hari ini kamu tidak ada kuliah ya?! Aku mencari kamu. Mau ada yang aku bicarakan sama kamu...

Lutfi..

.

.

.

.

.

Bersambung..

Kira-kira dosen baru itu mau ngapain ya sama Ai?

Tunggu jawabannya next..

Lanjut👇

Cerita

“Apa?” teriakku

“Apa nih maksudnya dosen baru?” gumamku ketika membaca isi pesannya sekali lagi.

“Hadeuh..” ucapku tepok jidat

Aku sangat bingung sekali. Apa aku harus menjawabnya atau tidak ya?!

“Kalau aku tidak balas, takutnya penting. Tapi kalau balas, takut jadi salah paham. Hadeuh...” gumamku sambil mengacak-ngacak rambutku

“O ya, telepon mas Chandra sajalah. Mending tanyakan jalan keluarnya saja ke mas.” Ucapku seketika dan langsung mengambil hpku

‘tut.. tut.. tut..” bunyi telepon tersambung

“Hallo..” ucap pak Chandra

“Hallo mas. Mas sibuk tidak?” tanyaku

“Tidak kok. Ini cuma lagi ketemu teman mengajar. Ada apa?” tanya pak Chandra

“Mas, ini barusan tadi aku dapat pesan singkat dari dosenku. Katanya ada yang mau dia bicarakan ke aku. Lha aku harus balas atau tidak nih mas? Aku bingung.” Jelasku

“Ya coba saja di balas. Takutnya penting urusan kuliah.” Jawab pak Chandra

“Tapi dia dosen laki-laki lho mas. Apa mas nanti tidak cemburu?” ucapku memastikan

“Kenapa aku harus cemburu, kan bisa saja dia memang ada yang mau dibahas sama kamu. Tapi... Satu pesanku, jangan terlalu dekat ya. Nanti bisa jadi salah paham.” Ucap pak Chandra

“Oh jangan terlalu dekat ya. Terus aku cuma boleh dekatnya sama pak guru Chandra saja, ya?” godaku

“Awas kamu ya nanti kalau ketemu di rumah..!!” ucap pak Chandra

“Hehehe....” cengirku

Setelah seperti menanyakan tentang masalah ini ke pak Chandra, aku jadi sedikit lega.

***********************************

Sementara di saat yang bersamaan, pak Chandra sedang mengobrol dengan salah satu temannya di kantin kampus

“Siapa Chan?” tanya pak Lutfi

“Istriku.” Jawab pak Chandra singkat

“Oh..” ucap pak lutfi

“Eh ya Chan, ceritakan donk ke aku bagaimana caranya kamu bisa ketemu dengan istrimu?” ucap pak lutfi penasaran

“Oh itu, dia dulu salah seorang muridku di sekolah yang aku ajar terus aku melamar dia dan langsung menikah saat di awal dia kelas tiga....” jelas pak Chadra terputus

“Uhuk.. Uhuk..” pak Lutfi tersedak ketika mendengar cerita pak Chandra

“Kenapa kamu, Lut. Nih minum dulu.” Ucap pak Chandra menyodorkan minum

“Sudah.. Sudah.. Aku sudah tidak apa-apa.” Ucap pak Lutfi

“Eh Chan, kamu beneran nikah dengan muridmu sendiri?” tanya pak Lutfi dan pak Chandra pun mengangguk

“Dan sekarang dia itu salah satu mahasiswi di kampus ini.” Jelas pak Chandra lagi

“Apa? Ah yang bener kamu. Siapa dia? Siapa tahu saja aku kenal, Chan.” Ucap pak Lutfi

“Dia...” jawaban pak Chandra terpotong

“Hai Chan, kamu serius mau mengajar di sini juga?” teriak pak Rudi yang tiba-tiba menyusul pak Chandra

“Iya, Rud. Kemarin dia yang minta.” Jawab pak Chandra

“Ah dia yang minta atau kamu nya yang tidak bisa jauh dari dia?!” goda pak Rudi

“Eh Rud, apa kabar?” sapa pak Lutfi menyela obrolan mereka

“Eh kamu, lut. Aku baik. Kamu mengajar di sini juga?” tanya pak Chandra

“Iya. Tapi baru beberapa hari yang lalu sih.” Jelas pak Lutfi

“Memamgnya Kenapa sama tempat kerja kamu yang lama?” tanya pak Rudi

“Aku mencari yang dekat dengan rumah, Rud.”Jawab pak Lutfi

“Oh..” Ucap pak Rudi

“Eh ya Rud, memang segitu cintanya ya si Chandra dengan istrinya?” selidik pak Lutfi

“Iya. Dia cinta mati noh ma istrinya. Jangankan dia, suaminya, aku sendiri saja sempat suka ma istrinya. Tapi sayang, sudah keduluan Chandra.” Ucap pak Rudi menyesal

“Pletak...” kepala pak Rudi lagi-lagi di pukul ma pak Chandra

“Aduh.. Chan..!! Sakit tahu.” Ucapku pak Rudi sambil mengelus-ngelus kepalanya

“Mangkanya kalau ngomong jangan seenaknya saja. Awas kamu. Aku tidak akan biarkan kamu mengambil istriku.” Ucap pak Chandra sewot

“Haizz.. seram banget ya ni orang satu.” Keluh pak Rudi

.

.

.

.

.

Lanjut👇

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!