Pagi ini seperti biasa, setelah melaksanakan sholat subuh , Aysila berolah raga. Berlari - lari kecil mengelilingi jalanan komplek perumahannya.
Tapi kali ini ada yang berbeda , terutama jalan dekat rumahnya. Aysila beberapa kali berpapasan dengan orang - orang yang biasanya tidak lewat di depan rumahnya , dan kebanyakan dari orang - orang itu adalah wanita.
" Pagi Mbak Sila ". Sapa seseorang pada Aysila.
" Pagi Tante Meta....". Jawab Sila ramah , dan menganggukkan kepalanya meski dahinya mulai mengernyit bingung. Ia tau Meta , dia janda anak satu yang tinggal di ujung sana , Meta pekerja kantoran , sama seperti Maminya.
Kemudian ada lagi yang menegurnya...
" Pagi neng Sila ". Sapa Bu rt dan dua orang ibu - ibu yang tentu saja Sila tau namanya.
" Pagi juga Bu Rt...ibu - ibu semua ". Ia makin bertambah bingung. Bu rt dan kedua ibu - ibu tadi juga tidak pernah berolah raga pagi.
" Ini ada apa sih , sepertinya ada yang tidak beres , mencurigakan ". Gumam Sila , ia buru - buru masuk ke dalam rumahnya.
Masuk ke rumah , Sila kembali di kejutkan dengan penampilan Mami Rena.
" Mami mau kemana ?". Melihat penampilan sang Mami yang begitu , ahhhh tidak wajar.
" Mau olah raga sebentar , enggak jauh kok....cuma di depan rumah aja ". Jawab Mami Rena sambil membenarkan tali sepatunya.
" Olah raga ?? Mami enggak lagi ngigau kan , apa jangan - jangan kepala Mami kepentok pintu ?".
" Apaan sih , orang mau olah raga kok di bilang ngigau ".
" Tapi ini aneh , kata Mami malas olah raga di tempat terbuka , terus itu kenapa pakai dandan segala , Mami mau olah raga apa mau kondangan sih ?". Protes Aysila.
" Ihhhh , anak perawan Mami berisik sekali ". Mami Rena menutup mulut Aysila , ia tidak marah sama sekali . Ia malah terkekeh sambil bernyanyi kecil melewati Aysila yang masih terbengong.
" Jangan bilang Mami lagi puber kedua ". teriak Aysila.
Mami Rena membalikkan tubuhnya , ia mengangkat bahunya , " Mungkin saja....Mami mau mencarikan Papi baru buat kamu sayang ".
" Idiihhhhh.....geli ". Aysila makin merinding dengan jawaban Mami Rena.
Aysila memilih masuk ke kamarnya yang ada di lantai dua , ia mandi setelah keringat di tubuhnya menghilang.
Di meja makan , Aysila duduk sambil menghela nafas berat.
" Ada apaan sih , kayak orang banyak beban aja lo Kak ". Tanya Arkana sambil mengunyah makanannya.
" Tau enggak Ka.....".
" Enggak ". jawab Arkana memotong ucapan kakaknya.
" Haiiss, dengerin dulu apa , gue itu cuma heran Ka , tadi pagi waktu olah raga banyak sekali orang lewat depan rumah kita ".
" Ya baguslah , berarti tetangga kita sudah pada sadar artinya berolah raga ".
" Bukan gitu , kalau mereka memang sadar karena pentingnya olah raga pagi sih tidak masalah , tapi kayaknya bukan deh , bahkan tadi gue lihat Tante Meta itu pakai pakian seksi , dandannya juga cukup cetar , trus Bu rt dan yang lainnya juga sama , masa iya mereka mau olah raga saja dandannya sampai segitunya , dan kayaknya juga mereka hanya mondar mandir lewat depan rumah kita ".
" Ha..ha....ha...". Arka tertawa keras.
" Haissh malah tertawa , memangnya ada yang lucu apa , serius Ka....gue enggak bohong ".
" Iya iya , gue percaya sama elo , berarti mereka semua lagi cari perhatian sama penghuni baru rumah di depan rumah kita ".
" Maksud elo apa Ka , memangnya buat apa mereka cari perhatian sama tetangga baru kita itu ?".
" Jelaslah , orang penghuni rumah depan itu Duda tampan ".
" Brrrrrrttttt ". Sila sampai menyemburkan air yang sedang di minumnya.
" Jorok lo Kak ". Arka mengusap wajahnya yang terkena semburan air dari mulut kakaknya.
" Sorry....sorry....gue kaget ".
Seketika Sila teringat sesuatu , " Eh tunggu.....jangan bilang Mami juga ikutan kayak mereka ". Arka hanya mengedikkan bahunya.
" Ini tidak bisa di biarkan, gue enggak mau punya Ayah tiri ".
Baru saja Arka mau menjawab , Mami Rena sudah keluar dari kamarnya. " Kalian belum selesai?? Mami berangkat dulu ya ".
" Mami enggak sarapan ?".
" Enggak , Mami sarapan di kantor saja ini sudah telat , kalian segera berangkat nanti terlambat "
" Iya Mi ". Jawab kedua kakak beradik itu bersamaan.
" Berhubung suasana hati Mami lagi senang... Ini , Mami tambahin uang jajan kalian ". Mami Rena meletakan dua lembar uang berwarna merah.
" Terima kasih Mi , sering- sering aja begini Mi , biar Arka cepat kaya raya ". Dengan cepat Arka menyambar uang itu , tak lupa ia mencium lalu mengibaskan dua lembar uang itu ke mukanya.
Sretttt....." Ini punya gue Ka , anak kecil enggak boleh pegang uang banyak - banyak ". Sila merebut satu lembar uang itu.
" Dih , kirain enggak doyan ".
" Mana ada orang nolak duit , setan aja suka kok sama duit ". " Gue berangkat dulu Ka ". Sila berdiri, merapikan bajunya , lalu mengambil tasnya.
" Tunggu Kak , gue mau nebeng ".
" Elo punya motor sendiri kan Ka ".
" Motor gue di bengkel, udah sini biar gue yang di depan ". Arka mengambil kunci motor dari tangan Sila. Sila pun berjalan mengekori adiknya.
" Bik Ida , kami berangkat dulu ya ". pamit Sila sebelum ia kembali berlari mengejar langkah adiknya yang cukup lebar .
" Iya Non , Den.....hati - hati ". Jawab Bik Ida pelayan yang sudah menjaga keduanya sejak kecil.
Sampai di depan , Arka melambaikan tangannya pada Laki - laki yang berdiri hendak masuk ke mobilnya , dan Sila yakini laki - laki itu adalah tetangga barunya .
Dan laki - laki itu membalas lambaian tangan Arka , juga senyuman manis tersungging di bibirnya . Sejenak mata Sila dan mata laki - laki itu bertemu.
Sila hanya menatapnya datar , lalu memutus pandangan mereka.
" Buruan jalan Ka ".
" Iya bawel ".
Setelah melihat laki - laki itu masuk ke dalam mobilnya , Arka pun menjalankan motornya.
Sampai di kampus mata Sila memicing, melihat sosok seorang laki - laki yang mirip dengan tetangga barunya itu.
" Mana mungkin dia ada di sini.....". gumamnya pelan.
*****
Hai para readers....mampir lagi ke karya othor yang baru , semoga suka ya..... Happy Reading....
Karena mengantar Arka dulu , Sila hampir saja terlambat jika ia tidak mengencangkan laju motornya.
Ia bergegas masuk , Sila di sambut kedua sahabatnya , Kinar dan Chika .
" Tumben lo Sil , kok baru datang ". Kinar langsung menyodorkan minuman miliknya ke hadapan Sila.
Dengan cepat Sila langsung menyambarnya, dan tanpa ragu ia meminumnya sampai habis tak tersisa.
" Alhamdulillah, tau aja lo Kir kalau gue haus ,gue habis lari tau dari parkiran ". Nafas Sila masih putus - putus.
Kinar berdecak , " Ck....haus ya , sampai habis minuman milik orang ". sindir Kinar.
" Ah iya, sorry Kir....nanti gue ganti ".
" Kenapa baru datang Sil ?". kali ini Chika yang mengulang pertanyaan dari Kinar.
" Nganter si Arka dulu , motornya entah kemana ".
Ohhh....keduanya hanya ber-oh ria.
" Gue telat ya ?".
" Enggak kok , tenang saja masih aman ".
" Syukurlah ". Sila mengusap dadanya.
" Oh ya Sil , elo udah tau belum kalau hari ini dosen pengganti Pak Anjas sudah datang dan akan mulai mengajar hari ini juga ". jelas Chika.
" Dan gue dengar - dengar sih tak kalah tampan dengan Pak Anjas ". sambung Kinar.
" Eh kalau itu bener tau , bahkan lebih tampan dari Pak Anjas , gue yakin akan jadi primadona baru di kampus kita. ". ucap Chika sangat bersemangat menyanjung dosen baru yang belum pernah Sila dan Kinar lihat sama sekali.
" Sok tau lo Chik ".
" Sumpah ganteng banget , gue udah lihat orangnya, gue pastikan itu benar - benar dosen baru kita ". ucap Chika dengan menggebu .
" Usap air liur elo Chik ". Tanpa sadar Chika mengusap bibirnya.
" Mana....enggak ada kok "
" Ck...udah tau enggak ada , masih aja di elap , elo kalau soal cowok ganteng pasti deh langsung konek otak lo ". cibir Kinar.
Mereka bertiga tertawa cekikikan dan tak menyadari ada seseorang menatap mereka dengan senyum miring.
" Kalian mau masuk apa masih mau ngerumpi di luar ". suara bariton mengalihkan perhatian tiga gadis itu.
" Hah....". Dengan cepat Kinar menarik tangan Sila , tak lupa menganggukan kepalanya sedikit sebelum masuk ke dalam kelas , tapi keduanya meninggalkan Chika yang masih menatap penuh kagum pada sosok Laki - laki di hadapannya.
" Ehemmm ". suara deheman tetap tidak membuat Chika sadar , dia malah senyum- senyum sendiri.
Puk.....bahu Chika di tepuk
" Kamu masih mau di sini ,apa mau ikut kelas saya ?".
" Mu dong ikut Bapak ke KUA...opsss salah , maaf Pak , maksud saya ikut kelas Bapak ".
" Ya sudah masuk , kenapa masih saja berdiri di situ ".
" Salah Bapak terlalu tampan, saya kira pangeran dari Arab".
" Pagi - pagi sudah menggombal , cepat masuk !".
" Bapak saja dulu , Calon Imam kan selalu di depan ".
Membuang nafas kasar, kalau di layani , gadis ini akan terus saja berbicara ngelantur kemana - mana. Ia mengalah , berjalan masuk dulu ke dalam kekas, seketika suasana kelas langsung senyap.
" Pagi semua ".
" Pagi Pakkkkkkk ".
" Kalian pasti sudah bisa menebak , saya di sini menggantikan Pak Anjas yang pindah ke Jawa ".
Menarik nafas sebentar , lalu kembali melanjutkan perkenalan dirinya.
" Nama saya Arshaka Biantara , terserah kalian mau memanggil saya apa ".
Nindi mengangkat tangannya, " Ya....silahkan ".
" Statusnya Pak ". tanyanya tanpa malu.
Huuuuuuu.....seisi kelas menyoraki Nindi , tapi gadis itu tak acuh , ia memang percaya dirinya terlalu tinggi. Ia merasa dirinya paling cantik sekelas , dan melupakan keberadaan Sila dan kedua sahabatnya.
" Saya single....". " Saya rasa perkenalannya sudah cukup , kita langsung belajar ".
Gue masih enggak yakin kalau itu si Duda tetangga depan rumah gue.....
Sila masih dalam lamunannya , " Sil....Sil ". panggil Kinar lirih sambil menyenggol bahu Sila.
" Ada apa Kin ".
" Tuhhh " dagu Kinar mengarah ke depan.
Deg....jantung Sila mendadak berdetak kencang , rupanya Arshaka menatapnya tajam , bahkan ia berjalan mendekat ke arah Sila.
Yang makin membuat Sila panas dingin , Arshaka mencondongkan badannya , lalu ia berbisik ke telinga Sila..." Kita belum kenalan secara pribadi kan.tetangga ?". setelah itu Arshaka kembali berjalan ke depan dengan senyuman miringnya.
Nafas Sila tercekat , ia tidak dapat membalas ucapan Arshaka. Teman - teman Sila yang cewek semuanya histeris dan gemas tapi mereka tidak berani mengeluarkan suara melihat pemandangan manis di depan mereka.
Nindi menghentakkan kakinya kesal , dia yang cari perhatian , tapi kenapa justru Sila yang mendapat perhatian Dosen tampan itu.
Chika dan Kinar tentu saja penasaran, tapi mereka berdua menahannya , dan akan menginterogasi Sila nanti.
Suasana belajar ternyata sangat menyenangkan, Arshaka tidak sekaku yang mereka pikirkan. Waktu pun berlalu dengan cepat.
Sebelum keluar , Nindi cs menghampiri Sila. " Jangan sok kecentilan lo , sadar diri....punya muka pas - pas san juga ". ia mengibaskan rambutnya lalu meninggalkan kelas.
" Hah , enggak salah dengar gue, cakep karena oplas aja bangga ".
" Cewek stres elo dengerin Kin ". ucap Sila.
Istirahat , Sila tidak bisa menghindari dari Kinar dan Chika yang penasaran tingkat tinggi., bagaimana bisa seorang Dosen baru langsung menghampiri Sila , mereka penasaran apa yang di bisikan oleh Arshaka pada Sila.
" Nah , sekarang cerita elo kenal dengan Pak Arshaka Sil ?". tanya Kinar.
" Enggak ". Sila menggelengkan kepalanya.
" Masa sih , tapi doi tadi nyamperin elo Sil ?".
Sila mengangkat kedua bahunya, " Mana gue tau ".
" Terus tadi Pak Saka bisikin elo apa Sil ?".
" Lupa gue ".
" Silaaaaaa ". protes keduanya tidak percaya.
" Dia bilang, Kita belum kenalan , tetangga ....gitu aja ".
" Maksudnya ??"
" Kalau enggak salah Pak Shaka itu tetangga baru di depan rumah gue ".
" Hah seriusan....gue main ke tempat elo nanti ya Sil ". rengek Chika.
" Dih...dasar mata cowok an ". ucap Kinar membuat Sila terkekeh geli.
" Biarin , namanya juga usaha , kalau gue jadian sama Pak Arshaka, kalian berdua tenang saja....nilai kalian pasti akan aman ".
" Dih pede gila...memangnya Pak Arshaka mau sama elo....kalau masalah nilai sih kita berdua memang selalu aman....memangnya elo Chik ?". kata Kinar sambil menoyor kepala Chika pelan
" Ah iya , gue lupa , gue malah yang selalu ngulang ya......ha...ha...ha...". Chika malah tertawa.
Kinar dan Sila hanya menepuk keningnya , Chika adalah hiburan tersendiri bagi Sila dan Nindi....meski agak seikit lemot tapi Chika sahabat yang baik dan berhati tulus .
Pulangnya, Sila dan Arshaka bersamaan sampai di rumah masing- masing.
Entah ada dorongan apa , Sila menengok ke arah Arshaka, dan ternyata , laki - laki itu pun tengah berdiri di samping mobilnya dan sekarang sedang menatap ke arah Sila.
Mata mereka bertemu....Sila yang cepat sadar , langsung memutus pandangan dan sedikit berlari masuk ke rumah.
Arshaka kembali menampilkan senyum miringnya....
" Cantik ". ucapnya , dan ikut masuk ke dalam rumahnya sendiri.
Bersambung......
Malamnya Sila turun untuk makan malam. " Bik Ida , ini makananya banyak sekali, apa mau ada tamu ?". tanya Sila pada Bik Ida.
" Iya Non , Nyonya mau ngundang orang buat makan malam di sini katanya ".
" Siapa Bik....apa teman kantor Mami lagi ?".
" Sepertinya bukan Non ".
" Maminya mana Bik ?".
" Anu Non , tadi bibik lihat Nyonya berjalan ke depan , mau jemput tamunya ".
Otak Sila sedang berfikir , sebegitu spesialnya tamu ini sampai sang Mami rela untuk menjemputnya .
" Tunggu , tadi bibik bilang Mami berjalan ke depan ". gumam Sila.
" Bik...Mami ke rumah tetangga kita yang di depan ya ?".
" Kayaknya iya Non ".
Sila membuang nafas kesal , ia pun akan bermaksud menyusul Maminya , tapi....
" Assalamu'alaikum, Sila kamu mau kemana ?". tanya Mami Rena.
" Wa'alaikumussalam, enggak kemana - mana Mi , cuma mau cari angin saja sebentar ". mata Sila melirik laki - laki yang berfiri di sebelah Mami Rena.
" Oh ya sudah , ini...Mami mengundang Mas Shaka buat makan malam di rumah kita sebagai tanda perkenalan ".
Sudah manggil Mas aja , apa Mami enggak malu deketin laki - laki yang umurnya jauh lebih muda darinya....
" Terserah Mami saja ". Sila melangkah keluar , ia mengabaikan kehadiran Arshaka.
" Jangan lama - lama ya Sila.....mari Mas Shaka kita masuk ". ajak Mami Rena dengan suara mendayu , Sila sampai bergidik bulu romanya. ia memilih berlalu dari sana
" Sebentar Mbak Rena , saya mau mengambil sesuatu dulu ke rumah , ada yang ketinggalan ".
" Baiklah , saya tunggu di dalam ya , nanti langsung masuk saja Mas , anggap seperti rumah sendiri ".
" Baik Mbak ".
Melihat Mami Rena masuk , Shaka berbalik badan berjalan dengan cepat menuju Sila yang berdiri membelakanginya.
" Ikut saya !". Shaka meraih tangan Sila dan membawa gadis itu ke rumahnya.
" Eh Pak.....apa - apaan ini , tunggu Pak Shaka ". Sila meronta , ia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Arshaka tapi sia - sia.
" Diam Ay , kamu mau semua tetangga di komplek ini keluar semua ".
Akhirnya Sila memilih diam , ia ingin tau apa sebenarnya mau tetangga barunya itu yang sekaligus juga Dosen di kampusnya .
" Duduk Ay !". Shaka membawa Sila ke rumahnya.
" Ay...Ay...panggilnya yang benar apa Pak , panggil Sila aja , agak aneh kalau manggilnya gitu "
" Terserah saya mau manggil kamu apa , lagi pula nama kamu kan Aysila , jadi saya tidak salah bukan , kecuali saya panggil kamu Agus , baru kamu boleh protes "
Sila kini sadar , laki - laki di depannya ini ternyata sangat menyebalkan.
" Langsung saja , Pak Shaka mau apa sampai bawa saya kemari ?"..
" Ohhh , kamu maunya langsung ya....oke enggak masalah , lebih cepat lebih baik , kalau perlu malam ini kita langsung menikah ". Shaka sengaja membuat Sila makin kesal.
" Bapak suka bercanda rupanya , kalau tidak ada yang penting lebih baik saya pulang ".
" Tunggu Ay , gitu aja ngambek...saya cuma mau bilang kamu jangan salah paham, saya datang ke rumah kamu karena tidak enak menolak undangan Mbak Rena , itu saja ".
Sila kembali mendesah kasar , " Kalau cuma mau ngomong itu , enggak perlu kali sampai mengajak saya ke rumah Bapak ".
" Ah iya ". Shaka terkekeh, Sila berdecak.
" Ya sudah , ayo kita kembali , saya ambil sesuatu dulu ". Shaka mengambil cake yang sempat ia beli tadi untuk ia berikan pada Mami Rena, ia tidak enak sejak ia pindah, Mami Rena sudah menawarinya untuk makan di rumahnya.
" Pak Shaka ". panggil Sila sebelum masuk ke rumahnya.
" Iya , ada apa ?".
" Pak Shaka enggak lagi naksir sama Tante - tante kan ?".
Shaka tergelak , " Maksud kamu Mama kamu ya Ay??.....tentu tidak lah , selera saya itu daun muda ".
" Yang masih perawan ting - ting ". bisik Shaka, membuat Sila merinding di buatnya , setelah mengatakan itu , Shaka berjalan melewati Sila dan masuk terlebih dahulu dengan senyum miringnya.
" Awas aja kalau sampai suka - sukaan sama Mami , gue orang pertama yang akan menentangnya....". gerutu Sila.
Makam malam kali ini berjalan lancar, meski hanya terdengar suara Mami Rena yang terus saja bertanya pada Shaka. Tentu saja Shaka menjawab sekedarnya , demi menghormati sang tuan rumah.
Sila dan Arka hanya menjadi pendengar setia. Tanpa mereka sadari , Shaka sesekali mencuri pandang ke arah Sila
" Saya pamit ya Mbak, dan terima kasih atas makan malamnya ". ucap Shaka tulus.
" Sama - sama Mas Shaka , apa Mas Shaka tidak duduk buat ngobrol dulu sebentar ".
" Maaf Mbak Rena , sepertinya saya tidak bisa , saya masih banyak pekerjaan ".
" Baiklah , tapi lain kali mau ya makan di sini lagi ".
" Dengan senang hati ".
Mami Rena sangat senang , ia merasa Shaka ada rasa padanya . Jadi cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
Sila berdiri sambil bersedekap , ia menanti Maminya masuk ke dalam rumah.
" Apa maksud Mama mengundang Pàk Shaka makan di sini ?".
" Tidak ada salahnya dong , dia kan orang baru di lingkungan kita , jadi Mami hanya berusaha menjadi tetangga yang baik saja , eh kamu kok manggilnya Pak sih ...enggak sopan tau , Mas Shaka masih muda umurnya ".
" Tuh Mami tau kalau Pak Shaka masih muda , dia pantesnya jadi anak Mami ".
" Pak lagi ".
" Pak Shaka , Dosen aku di kampus Ma , masa iya aku panggil Mas....geli tau ".
" Oh ya.....wah hebat , benar - benar laki - laki sempurna ". Mami Rena makin menyukai Shaka.
" Mas Shaka pasti terlihat keren kalau lagi ngajar....Mami jadi kepengen lihat ".
" Percuma ngomong sama Mami ". Sila malas untuk bertanya lagi , Mami Ren masih mode
" Sil....". Panggil Mami Rena ,mendengar Shaka Dosen putrinya, ia ingin memanfaatkan keadaan itu ...padahal terlihat jelas kalau Sila tidak menyukai kelakuan Mami Rena saat ini.
Udah kayak ABG saja....
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!