NovelToon NovelToon

Survival On The Last Earth

1

Bab 1: Kembalinya Pahlawan

Saya membuka mata saya dan menemukan diri saya berada di tempat yang asing. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa sampai di sini atau apa yang terjadi pada saya. Tiba-tiba, saya ingat semuanya. Saya adalah Kaito, pahlawan yang dipanggil ke dunia lain untuk mengalahkan raja iblis.

Saya berhasil mengalahkan raja iblis dan menyelamatkan dunia lain. Setelah itu, saya kembali ke Bumi dengan harapan dapat menjalani kehidupan normal. Namun, apa yang saya temukan bukanlah kehidupan normal.

Saya melihat kehancuran di mana-mana. Bangunan-bangunan runtuh, mobil-mobil terbakar, dan mayat-mayat berserakan di jalan. Saya tidak percaya apa yang saya lihat. Apa yang terjadi di Bumi?

Tiba-tiba, saya mendengar suara geraman dan langkah kaki yang berat. Saya melihat zombie-zombie berjalan menuju saya. Saya tidak punya waktu untuk berpikir, saya harus bertindak cepat.

Saya mengeluarkan pedang saya dan mulai melawan zombie-zombie itu. Saya menggunakan kemampuan saya sebagai pahlawan dunia lain untuk mengalahkan mereka. Saya bisa merasakan kekuatan saya meningkat setelah mengalahkan raja iblis.

Setelah beberapa jam melawan, saya berhasil membersihkan area sekitar dari zombie-zombie. Saya merasa lelah, tapi saya tidak bisa berhenti sekarang. Saya harus menemukan tempat yang aman untuk berlindung.

Saya melihat sebuah bangunan yang masih berdiri kokoh di tengah kehancuran. Saya berlari menuju bangunan itu dan menemukan bahwa itu adalah sebuah sekolah. Saya masuk ke dalam dan menemukan beberapa wanita cantik yang bersembunyi di sana.

Mereka adalah Akane, seorang siswi SMA yang cantik dan cerdas; Yuna, seorang guru yang cantik dan baik hati; dan Erika, seorang polisi yang cantik dan tangguh. Mereka semua terlihat takut dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Saya memperkenalkan diri saya dan memberitahu mereka bahwa saya adalah seorang pahlawan yang kembali dari dunia lain. Mereka terlihat skeptis, tapi mereka juga terlihat berharap.

"Bisakah kamu melindungi kami?" tanya Akane.

"Ya, saya bisa melindungi kalian," jawab saya.

Mereka semua tersenyum dan saya bisa merasakan bahwa mereka percaya pada saya. Saya merasa bahwa saya memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka dan membantu mereka bertahan hidup di dunia yang rusak ini.

Saya memperkenalkan diri saya kepada Akane, Yuna, dan Erika. Mereka semua terlihat takut dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Saya bisa merasakan bahwa mereka percaya pada saya dan berharap bahwa saya bisa melindungi mereka.

"Akane, apa yang terjadi di sini?" tanya saya kepada Akane, yang terlihat paling takut di antara mereka bertiga.

"Z-zombie," jawab Akane dengan suara gemetar. "Mereka muncul secara tiba-tiba dan menyerang orang-orang. Kami tidak tahu apa yang menyebabkan mereka menjadi seperti itu."

Saya mengangguk dan memikirkan tentang situasi ini. Saya memiliki pengalaman melawan monster di dunia lain, tapi zombie adalah sesuatu yang baru bagi saya.

"Jangan khawatir, saya akan melindungi kalian," kata saya kepada mereka. "Tapi kita harus berhati-hati dan tidak boleh lengah. Zombie bisa sangat berbahaya."

Mereka semua mengangguk dan saya bisa merasakan bahwa mereka percaya pada saya. Saya merasa bahwa saya memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka dan membantu mereka bertahan hidup di dunia yang rusak ini.

Tiba-tiba, saya mendengar suara geraman dari luar. Saya melihat ke luar jendela dan melihat zombie-zombie berjalan menuju sekolah.

"Siap-siap," kata saya kepada mereka. "Zombie-zombie itu datang."

Mereka semua mengangguk dan mempersiapkan diri untuk melawan zombie-zombie itu. Saya mengeluarkan pedang saya dan siap untuk melawan.

Saya melawan zombie-zombie itu dengan pedang saya. Mereka semua terlihat lemah dan tidak bisa melawan saya dengan baik. Tapi, jumlah mereka sangat banyak dan saya harus berhati-hati agar tidak terjebak. Selain itu, saya telah kehilangan sebagian besar kekuatan saya sebagai Pahlawan.

Akane, Yuna, dan Erika membantu saya melawan zombie-zombie itu dengan senjata mereka. Mereka semua terlihat takut, tapi mereka juga terlihat berani dan tidak mau menyerah.

"Tenang saja! Pergerakan mereka cukup lambat dan kalian hanya perlu menghindari gigitannya!" ucap saya memberi arahan.

Satu tebasan saya cukup mampu mengalahkan 5 sampai 6 zombie sekaligus. Tapi, seharusnya saya bisa lebih cepat membereskan mereka jika dapat memakai kekuatan saya.

Setelah beberapa jam melawan, kami berhasil membersihkan sekolah dari zombie-zombie. Kami semua terlihat lelah dan tidak bisa bergerak lagi.

"Entah bagaimana nasib kami jika kamu tidak ada di sini," ucap Akane dan lainnya.

"Kita tidak bisa berhenti di sini," kata saya kepada mereka. "Kita harus terus bergerak dan mencari tempat yang lebih aman."

Saya sadar bahwa pertarungan kami mungkin telah mengundang lebih banyak zombie.

Mereka semua mengangguk dan kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Saya tidak tahu apa yang sudah terjadi selama saya pergi. Namun, ini bukan Bumi yang saya ketahui. Situasi menjadi cukup sulit karena sebagian kekuatan saya tersegel.

2

Kami melanjutkan perjalanan kami dengan hati-hati. Kami berjalan melalui jalan-jalan yang rusak dan menghindari zombie-zombie yang berkeliaran.

Setelah beberapa jam berjalan, kami melihat sebuah bangunan yang terlihat kokoh dan aman. Kami memutuskan untuk memasuki bangunan itu dan mencari tempat yang aman untuk beristirahat.

Bangunan itu ternyata adalah sebuah supermarket yang telah ditinggalkan. Kami mencari-cari di dalam bangunan itu dan menemukan beberapa barang yang berguna, seperti makanan dan air minum.

"Akhirnya kita menemukan makanan!" kata Yuna terlihat senang.

Akane dan Erika juga tampak senang dan mereka segera membuka kemasan makanan dan mulai makan dengan lahap. "Aku sangat lapar," kata Akane sambil mengunyah makanan.

"Aku juga," kata Erika, "aku tidak tahu bagaimana kita bisa bertahan hidup tanpa makanan ini."

Yuna tersenyum, "Kita harus berterima kasih kepada Tuhan bahwa kita menemukan tempat ini."

Setelah makan, kami mulai merasa lebih baik dan memutuskan untuk beristirahat sejenak. Kami mencari tempat yang aman dan nyaman untuk tidur, dan akhirnya menemukan sebuah ruangan yang cukup aman.

"Aku akan berjaga," kata Kaito, "kalian bisa tidur dulu." Akane, Yuna, dan Erika mengangguk, dan segera tertidur.

Kaito berjaga-jaga, memantau sekitar dan memastikan bahwa tidak ada bahaya yang mendekat.

Setelah beberapa jam, Kaito membangunkan Akane ,Yuna dan Erika. "Giliran kalian berjaga," katanya. Akane ,Yuna, dan Erika bangun, dan Kaito segera tidur.

Mereka bergantian berjaga-jaga, memastikan bahwa mereka tetap aman. Setelah beberapa hari berlalu, kami memutuskan untuk meninggalkan supermarket dan melanjutkan perjalanan kami, mencari tempat yang lebih aman dan nyaman untuk hidup.

"Apa yang akan kita temukan di depan?" kata Akane, sambil memandang ke depan.

"Aku tidak tahu," kata Kaito, "Tapi kita tidak bisa terus berada di satu tempat."

Tiba-tiba, kami mendengar suara mendekat saat melanjutkan perjalanan. Suara itu terdengar seperti suara mesin yang sedang berjalan. Kami tidak tahu apa yang menyebabkan suara itu, tapi itu pastinya adalah sebuah kendaraan. Itu menandakan masih banyak orang yang selamat selain kami.

Kemudian, sebuah kendaraan besar muncul dari belakang bangunan. Kendaraan itu adalah sebuah truk yang telah dimodifikasi untuk menghadapi zombie-zombie.

Seorang pria yang terlihat tangguh dan berpengalaman keluar dari truk itu. Ia memperkenalkan dirinya sebagai Taro, seorang survivor yang telah berkelana di dunia ini selama beberapa bulan sejak kiamat zombie.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Taro penasaran.

Kami pun menjelaskan situasi kami dan Taro mengangguk. "Saya bisa membantu kalian," kata Taro. "Saya memiliki truk yang bisa membawa kalian ke tempat yang aman."

Taro menjelaskan bahwa truknya dilengkapi dengan peralatan yang bisa melindungi kami dari zombie-zombie. Ia juga memiliki pengetahuan tentang tempat-tempat yang aman di sekitar kota.

Kami semua merasa lega dan bersyukur atas tawaran Taro. Namun, saya juga merasa sedikit waspada. Saya tidak tahu apa motif Taro sebenarnya, dan saya tidak ingin kami terjebak dalam situasi yang berbahaya.

"Terima kasih atas tawaranmu, Taro," kata saya. "Tapi saya ingin tahu lebih banyak tentang tempat tujuan kita. Apa masih ada banyak orang lain di sana?"

Taro tersenyum dan menjelaskan bahwa tempat yang aman itu adalah sebuah komunitas yang telah dibangun oleh beberapa survivor. Mereka memiliki sistem keamanan yang baik dan sumber daya yang cukup untuk bertahan hidup. Jadi, banyak para penyintas yang telah bergabung dan bekerja sama untuk bertahan hidup.

Saya memikirkan tentang tawaran Taro dan memutuskan bahwa itu adalah kesempatan yang baik untuk kami. Kami tidak bisa terus berjalan tanpa tujuan dan berharap untuk bertahan hidup dengan situasi dunia saat ini.

"Baiklah, kita akan pergi denganmu," kata saya kepada Taro.

Akane, Yuna, dan Erika mengangguk setuju. Kami semua merasa bahwa ini adalah keputusan yang tepat.

"Baiklah, perjalanan ini tidak akan lama!" Taro tersenyum dan mengajak kami naik ke truknya.

Saat kami berjalan menuju komunitas, saya tidak bisa tidak memikirkan tentang apa yang akan terjadi di sana. Apakah kami akan diterima dengan baik? Apakah kami akan memiliki kesempatan untuk memulai kehidupan baru?

3

Setelah beberapa jam perjalanan, kami akhirnya tiba di komunitas yang aman. Taro membawa kami ke sebuah bangunan yang besar dan kokoh, yang dikelilingi oleh tembok tinggi dan sistem keamanan yang canggih.

Kami disambut oleh beberapa orang yang terlihat ramah dan bersahabat. Mereka memperkenalkan diri sebagai anggota komunitas dan menjelaskan bahwa mereka telah membangun tempat ini untuk melindungi diri dari zombie-zombie.

Kemudian, kami diberikan tempat tinggal yang nyaman dan makanan yang cukup. Kami juga diperkenalkan dengan beberapa anggota komunitas lainnya, yang semuanya terlihat ramah dan bersahabat.

Saya merasa bahwa komunitas ini adalah tempat yang aman dan nyaman untuk kami. Saya juga merasa bahwa saya memiliki kesempatan untuk memulai kehidupan baru di sini, bersama dengan Akane, Yuna, dan Erika.

Akane, Yuna, dan Erika juga terlihat bahagia dan lega. Mereka semua merasa bahwa komunitas ini adalah tempat yang aman dan nyaman untuk mereka.

"Terima kasih, Taro," kata Akane. "Kami sangat berterima kasih atas kesempatan ini."

Taro tersenyum dan mengangguk. "Saya senang bisa membantu kalian," kata Taro. "Kami semua harus saling membantu di saat-saat seperti ini."

Saya merasa bahwa Taro adalah orang yang baik dan ramah. Saya juga merasa bahwa komunitas ini adalah tempat yang baik untuk kami.

Tapi, saya juga tidak bisa tidak memikirkan tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Apakah kami akan berhasil memulai kehidupan baru di sini? Apakah kami akan memiliki kesempatan untuk membangun masa depan yang cerah? Saya masih harus berjaga-jaga dengan apa yang mungkin terjadi.

Hari-hari berlalu dan kami semua mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan baru di komunitas. Kami semua bekerja sama untuk membangun dan memelihara komunitas, dan kami semua merasa bahwa kami memiliki tujuan yang sama.

Saya bekerja sebagai salah satu anggota tim keamanan, sementara Akane, Yuna, dan Erika bekerja di bagian lain komunitas. Kami semua merasa bahwa kami memiliki peran yang penting dalam komunitas ini.

Saya juga mulai merasa lebih dekat dengan Akane, Yuna, dan Erika. Kami semua memiliki hubungan yang baik dan kami semua merasa bahwa kami dapat mempercayai satu sama lain.

Suatu hari, saya sedang berjaga di pos keamanan ketika saya melihat Akane berjalan sendirian di luar tembok komunitas. Saya merasa khawatir dan saya memutuskan untuk mengikutinya.

Saya melihat bahwa Akane sedang berjalan menuju sebuah tempat yang sepi, dan saya merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Saya memutuskan untuk mengikutinya dan melihat apa yang terjadi.

Ketika saya tiba di tempat itu, saya melihat bahwa Akane sedang berbicara dengan seseorang yang tidak saya kenal. Orang itu terlihat seperti seorang pria yang misterius, dan saya merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Saya merasa khawatir dan saya memutuskan untuk mendekati Akane dan pria misterius itu. Ketika saya tiba di dekat mereka, saya mendengar bahwa mereka sedang berbicara tentang sesuatu yang serius.

"Apa yang kamu maksud?" tanya Akane dengan suara yang khawatir.

"Saya maksud bahwa komunitas ini tidak seaman yang kamu pikir," jawab pria misterius itu. "Ada sesuatu yang tidak beres di sini, dan saya pikir kamu harus tahu tentang itu."

Saya merasa bahwa pria misterius itu sedang mencoba untuk memberitahu Akane tentang sesuatu yang penting. Saya juga merasa bahwa Akane sedang mempercayai pria itu.

Tiba-tiba, pria misterius itu melihat saya dan langsung diam. Akane juga melihat saya dan terlihat terkejut.

"Kaito, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Akane dengan suara yang khawatir.

Saya menjelaskan bahwa saya sedang berjaga dan melihat Akane berjalan sendirian. Pria misterius itu langsung menghilang tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Akane terlihat khawatir dan saya merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres. "Apa yang terjadi?" tanya saya.

Akane ragu-ragu sebelum menjawab. "Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan," kata Akane. "Tapi saya pikir kita harus berhati-hati."

Saya merasa bahwa Akane sedang menyembunyikan sesuatu dari saya. Saya juga merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres di komunitas ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!