NovelToon NovelToon

Aku Menikahi Anak Angkat Ku

Hari Pernikahan

Hari ini Alika akan menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Sejak masih SMA Alika memang sudah dijodohkan dengan pria bernama Johan yang merupakan atasan dari ayahnya, Johan memang sudah duda dan memiliki seorang anak tetapi dia juga masih muda dan tampan.

Johan berusia 40 tahun dan Alika berusia 25 tahun. Perbedaan usia diantara keduanya tidak membuat hati orang tua Alika tergerak untuk membatalkan perjanjian pernikahan itu, Alika pun tidak merasa keberatan dengan semua itu karena baginya yang terpenting adalah kebahagiaan orang tuanya.

Meskipun sebenarnya hati kecil Alika masih belum siap untuk menikah tetapi dia tetap menerima keputusan itu dengan senyuman kebahagiaan. Alika pun tidak merasa kehilangan karena dia sendiri juga belum memiliki kekasih yang harus dia tinggalkan untuk menerima pernikahan ini.

Alika dalam balutan gaun pengantin berwarna putih dn riasan indah sudah siap untuk menemui suaminya yang sudah menyelesaikan ijab kabul untuknya. Senyuman dan air mata kebahagiaan mengiringi langkah demi langkah Alika menuju pelaminan.

Setelah sampai dipelaminan Alika mencium tangan Suaminya dan keduanya pun duduk bersandingan. Anak tiri Alika yang bernama Dean (21 tahun) memberikan seikat bunga kepada Alika dan kemudian mencium tangannya selayaknya seorang anak kepada ibunya.

Alika hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Disaat Alika menatap wajah anak tirinya dia bisa merasakan ada ketidak bahagiaan dihati Dean ketika melihat pernikahannya dengan Johan.

Saat acara resepsi sedang berlangsung dan semua orang sedang sibuk dengan urusanya masing-masing Alika dan Johan masuk ke dalam kamar. Alika dan Johan duduk diatas tempat tidur dan keduanya mulai berbicara.

"Apakah tuan memang menginginkan saya?" Tanya Alika dengan suaranya yang halus.

"Aku menikahi mu hanya untuk membalas budi baik ayah mu yang sudah menyelamatkan nyawa Dean" Sahut Johan sembari beranjak dari tempat tidurnya.

"Apakah ayah saya yang meminta anda menikahi saya?"

"Benar. Dia ingin aku menikahi mu dan menjaga mu, karena dia tidak ingin kau selalu disakiti oleh ibu tiri mu" Sahut Johan dengan suaranya yang khas.

"Sudah ku duga itu alasan ayah memaksa saya untuk menikahi tuan" Ucap Alika sembari berpindah duduk di kursi meja rias.

"Jangan salahkan dia, dia hanya ingin melindungi diri mu"

"Saya tidak akan menyalahkannya ataupun tuan, karena saya sadar pernikahan ini memang terjadi hanya untuk menyelamatkan saya dari kekejaman ibu tiri saya"

"Kau tidak perlu khawatir karena akupun tidak akan menyentuh mu, aku tidak akan menyentuh mu sampai kita benar-benar saling mencintai"

"Tuan..."

"Sampai saat itu tiba aku akan tetap menunggu dan belajar untuk mencintai diri mu, aku tidak memaksa mu untuk juga belajar mencintai ku dan kau bebas untuk mencintai siapapun diluar sana... kau memang istri ku tapi hanya sekedar diatas kertas" Ucap Johan sembari menuang teh ke dalam cangkirnya.

"Saya akan belajar untuk mencintai tuan, karena saya yakin jika kita memang berjodoh... yang kuasa sudah menjadikan kita pasangan dan saya akan menerima takdir saya dengan ikhlas"

"Kenapa kau ingin setia? Padahal kau tidak mencintai ku?" Tanya Johan heran.

"Karena saya telah disumpah dihadapan Allah untuk menjadi seorang istri yang setia dan saya akan berusaha melakukan semua kewajiban saya dengan harapan nantinya saya bisa mencintai tuan" Sahut Alika yang kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Johan tersenyum setelah mendengar semua ucapan Alika. Johan merasa jika Alika adalah wanita yang tepat untuk menjadi istrinya dn juga wanita yang tepat untuk bisa menjadi ibu sambung bagi Dean. Sikap Alika yang dewasa dan bisa mengerti tentang kewajibannya membuat Johan merasa kagum kepadanya.

Tetapi Johan akan tetap berada pada prinsipnya yaitu tetap pisah ranjang dengan Alika sampai waktu yang dia sendiri tidak tahu akan berapa lama. Namun Johan akan terus menunggu sampai dirinya dan Alika bisa saling mencintai dan menerima satu sama lain.

Johan akan tetap menafkahi Alika dan Alika akan tetap menjadi ibu rumah tangga yang baik. Keduanya akan tinggal disatu atap yang sama namun tidur dikamar yang berbeda, hal itu dilakukan Johan selain karena ingin mempertahankan prinsipnya dia juga tidak ingin membuat Alika merasa ternodai hanya karena ikatan pernikahan yang terjadi bukan karena rasa cinta.

Johan menikahi Alika karena dia tidak bisa menolak permintaan ayah Alika yang pernah menyelamatkan nyawa anaknya dan terus memohon kepadanya agar dia bersedia menikahi putrinya, dan Alika juga tidak bisa menolak permintaan dari ayahnya untuk menikah dengan Johan karena dia juga ingin segera terbebas dari tekanan ibu tirinya.

Makan Malam Pertama

Setelah semua acara selesai pasangan baru itupun pulang ke rumah mereka. Johan sudah menyiapkan kamar bagi Alika yang letaknya berada tepat didepan kamarnya, sedangkan disamping kamar Johan adalah kamar Dean putra tunggal Johan dari pernikahan pertamanya yang kini juga sudah menjadi putra Alika.

Alika tahu benar jika Dean tidak begitu menyukainya. Sejak hari pernikahan hingga mereka pulang ke rumah Alika dan Dean belum pernah saling berbicara satu sama lain, Dean memang tidak menunjukan jika dirinya membenci Alika tetapi dia selalu menunjukan jika dirinya kecewa kepada ayahnya.

Alika bisa mengerti hal itu, karena menerima ibu tiri berada ditengah-tengah kehidupan mereka memang tidaklah mudah. Alika tahu benar seperti apa rasanya memiliki ibu tiri yang kejam dan sering menyiksa secara fisik bahkan juga menatal, karena itulah Alika bertekad untuk menjadi ibu yang baik bagi Dean meskipun dia tahu jika itu tidak akan mudah tetapi dia akan terus berusaha.

Alika mulai menyiapkan makan malam dan menata meja tanpa bantuan Asisten rumah tangga. Alika dengan cekatan menyiapkan berbagai jenis makanan kemudian memotong buah-buahan dengan sangat rapi dan menyusun semuanya diatas meja dengan indahnya.

Setelah menyelsaikanya Alika kembali naik ke lantai dua untuk memanggil Johan dan Dean untuk makan malam bersama.

'Tok.Tok.Tok'

"Masuklah"

"Tuan saya sudah menyiapkan makan malam, mari kita makan bersama" Ucap Alika dengan sangat lemah lembut.

"Aku akan turun setelah memanggil Dean" Sahut Johan sembari meletakan buku yang dia pegang.

"Tidak perlu tuan, saya saja yang memanggilnya" Sahut Alika sembari berlalu pergi dan menutup pintu dengan sangat perlahan.

Alika pun kemudian mengetuk pintu kamar Dean. Namun tidak ada jawaban dari dalam kamarnya, Alika pun mencoba untuk membuka pintu kamarnya dan benar saja itu tidak terkunci.

Dengan hati yang ragu-ragu Alika masuk ke dalam kamar Dean. Saat memeriksa kamar itu Alika tidak menemukan Dean didalam kamarnya kemudian Alika membuka pintu ruang belajar Dean, dan dia menemukan Dean yang sedang tertidur sembari memeluk foto ibunya.

Alika merasa bersalah kepada Dean karena secara tidak langsung dirinya sudah merebut posisi ibu Dean dirumah itu. Alika pun mengambilkan selimut untuk dean dan kemudian menyelimuti tubuhnya, setelah itu Alika turun untuk mengambilkan makanan untuk Dean dan meletakanya dimeja tepat hadapan Dean.

Setelah itu Alika kembali turun dan menyajikan makanan untuk Johan.

"Apa Dean tertidur dimeja belajar lagi?" Tanya Johan sekedar memastikan.

"Sepertinya dia kelelahan, saya meletakan makanan dimejanya" Sahut Alika sembari menuangkan sayur dimangkuk untuk Johan.

Mendengar jawaban dari Alika Johan hanya tersenyum lembut dan mulai menyantap makanannya. Disaat Johan mencicipi makanan itu dia teringat akan makanan buatan Alm. Istrinya dulu, karena makanan itu rasanya sangat mirip dengan masakan Lesa ibu kandungnya Dean yang sudah lama sekali meninggal.

seketika Johan berhenti mengunyah makanan itu dan mulai memperhatikan Alika yang sedang menyajikan makanan untuk dirinya sendiri.

"Apa kau yang memasak semua ini?" Tanya Johan penasaran.

"Benar tuan... apa ada yang salah dengan itu?" Sahut Alika balik bertanya.

"Tidak. hanya saja rasa makanan ini mirip sekali dengan makanan buatan mendiang ibunya Dean" Sahut Johan yang kemudia kembali menikmati makananya.

Alika kemudian memberanikan diri untuk bertanya sesuatu yang agak sukar untuk dibahas kepada Johan.

"Maaf tuan tapi apakah saya boleh menanyakan sesuatu?" Ucap Alika memberanikan diri.

"Tentu"

"Tuan kenapa ibu Dean meninggal?" Tanya Alikan dengan ragu.

Seketika raut wajah Johan berubah dan kemudian dia meletakan kembali sendoknya.

"Maaf jika pertanyaan saya ini mengganggu tuan, tuan tidak perlu menjawabnya jika tuan tidak ingin" Sambung Alika berucap saat melihat raut wajah Johan yang berubah.

"Tidak Alika. sekarang kau adalah ibunya Dean dan kau berhak tau tentang masalah ini, ibu Dean meninggal setelah melahirkan Dean karena dia mengalami pendarahan hebat kala itu... sebelum meninggal dia berpesan agar aku menjadi ayah yang baik bagi Dean tapi aku tidak bisa melakukan hal itu"

"Tuan...."

"Selama ini aku memang memenuhi semua kebutuhan putra ku, kecuali satu yaitu kasih sayang. Aku tidak pernah memberikanya kasih sayang seorang ayah atau pun ibu bahkan tidak keduanya karena setiap kali aku melihat wajahnya maka aku akan langsung teringat kepada Lesa dan itu sangat menyakiti ku"

"Tapi dia tidak bersalah tuan. Meninggalnya nyonya Lesa adalah demi untuk melahirkan seorang anak untuk tuan, dan setelah anak itu lahir tuan tidak memberikan dia kasih sayang... saya rasa nyonya Lesa pasti sangat sedih jika mengetahui hal itu tuan"

"Tidak mudah untukku menerima kenyataan jika istri yang sangat aku cintai meninggalkan aku secepat itu"

"Tuan. Ibu kandung saya juga meninggal ketika melahirkan saya kemudian demi untuk memberikan saya cinta seorang ibu ayah saya menikah dengan sahabatnya, tetapi semua harapan ayah saya tentangbkasih sayang yang akan saya dapatkan hanya berakhir sebagai harapan... karena ternyata ibu tiri saya sangat membenci saya, dia sering menyakiti saya baik secara fisik ataupun mental"

"Lalu kau tetap diam?"

"Saya memang menderita karena disiksa, tetapi saya akan lebih menderita saat melihat ayah saya terpisah dari wanita yang dia cintai"

"Ayah mu beruntung sekali memilikimu, dan dia juga sangat menyanyangi dirimu,"

"Tuan juga harus bisa menyayangi Dean, karena dia sangat membutuhkan Tuan disisinya"

"Alika bisakah kau melakukan sesuatu untukku?"

"Apa itu tuan?"

"Tolong kau sayangi Dean dan berikan dia cinta seorang ibu, aku tau itu sulit bagi mu tapi aku mohon padamu lakukan itu jika bukan untukku maka lakukanlah itu untuk Dean"

Sejenak Alika terdiam dan kemudian dia tersenyum kecil "Tuan saya sudah merasakan penderitaan karena kehilangan sosok seorang ibu, dan tidak ingin Dean menderita seperti saya"

"Terimakasih Alika"

"Terimakasih " Ucap Dean dalam hati yang ternyata sejak tadi menguping pembicaraan orang tuanya.

~~•Cinta?•~~

Usai makan malam Alika membersikan meja dan mencuci piring. Alika menghela nafas panjang dan memejamkan matanya sejenak, Alika kemudian tersenyum. Alika merasa jika apa yang terjadi hari ini memang bukanlah seperti yang dia inginkan tetapi ini jauh lebih baik dari pada kehidupanya yang dulu.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya Alika berjalan menuju kamarnya. Saat dia hendak masuk ke dalam kamar dia teringat pada Dean dan ingin tahu apakah Dean sudah bangun dan memakan makananya atau belum.

Alika pun pergi ke kamar Dean untuk memeriksanya. Dan ketika Alika masuk ke ruang belajar Dean, dia melihat Dean sedang memakan makanan yang dia masak untuknya melihat itu Alika tersenyum didalam hatinya dia berharap bisa menyatukan Johan dan Dean menjadi keluarga yang bahagia dan saat semua itu tiba dia berharap hubungan mereka bertiga menjadi dekat selayaknya keluarga kecil yang bahagia.

Alika pun keluar dari kamar Dean dan kembali ke dalam kamarnya. Saat Alika sudah terlelap didalam tidurnya Johan justru masih terjaga, Johan masih memikirkan tentang pembicaraanya dengan Alika tadi.

Johan berpikir bisakah dia mencintai Alika dan apakah Alika juga akan bisa mencintainya. Akahkah pernikahan ini menjadi pernikahan yang bahagia, atau hanya akan menjadi panggung sandiwara.

Johan berusaha untuk jujur kepada dirinya sendiri jika dia masih mencintai Lesa dan belum bisa untuk membuka hatinya untuk wanita lain. Tetapi dia juga tidak bisa terus menutup hatinya ketika melihat ketulusan dan kepolosan Alika.

Membiarkan Alika berjuang sendirian untuk membangun keluarganya jelas bukanlah hal yang baik. Karena sebagai seorang kepala keluarga dialah yang sebenarnya bertanggung jawab untuk menyatukan keluarganya tapi Johan sendiri juga tidak tahu tentang apa yang harus dialakukan saat ini.

Alika yang sedang tertidur dikamarnya kemudian terbangun dan duduk dikursi meja riasnya. Alika menatap wajahnya dicermin, dia tidak tahu apa yang sebenarnya dia rasakan karena dia tidak merasa sedih juga tidak bahagia. Dia pun mencoba untuk bertanya kepada hati kecilnya tentang bagaimana cara untuk bisa belajar mencintai pria yang bahkan tidak ia kenal sifat ataupun tabiatnya sebelumnya.

Sebelumnya mereka hanya saling mengenal namun tidak saling ingin menjalin hubungan. Pernikahan ini pun terjadi bukan atas dasar rasa cinta, Alika juga hanya manusia biasa yang hanya bisa berdoa dan berusaha.

Alika pun berjanji kepada dirinya sendiri untuk terus berusaha agar bisa mencintai Johan dan berdoa semoga yang kuasa maridhoi keinginanya itu.

Cinta memang tidak bisa dipaksakan karena hati itu sangatlah rapuh. Tetapi belajar untuk mencintai itu tidaklah salah karena setiap hubungan membutuhkan perjuangan dan untuk mencapai kebahagiaan itu memerlukan proses yang sangat panjang dengan alur kehidupan yang pastinya akan penuh dengan ujian.

Pada dasarnya semua itu terserah kepada kita. Semua pilihan sepenuhnya ada digenggaman kita masing-masing, apakah kita ingin memulai lembaran baru dengan senyuman? Atau air mata? Semua itu adalah pilihan kita sendiri. Dan Alika memilih untuk memulai kehidupan barunya dengan senyuman meskipun dia sendiri juga tidak tahu akan sampai kapan dia dan Johan mampu bertahan didalam pernikahan itu tapi setidaknya mereka berdua sudah berusaha untuk bisa memulai kehidupan layaknya sebagai suami dan istri.

Belajar mencintai itu memang sulit. Karena mencintai itu bukan hanya tentang mengucapkan "Aku cinta kamu" Tetapi juga tentang bagaimana seseorang bisa membina rasa dihatinya dan memberikan setengah dari hatinya itu kepada orang yang dia cintai.

Mencintai artinya dia juga harus siap menerima segala kekurangan dan kelebihan kekasihnya. Bahkan juga harus siap menerima masa lalu dari pasangannya, sekalipun masa lalu itu bahkan penuh kebahagiaan atau bahkan kesedihan maka kita sebagai masa kini dan masa depan kekasih kita harus bisa membuatnya jauh lebih bahagia dari pada dia di masa lalunya, karena itulah cinta memang sangat sulit dibuktikan dan tak mudah untuk diperjuangkan. Alika dan Johan pun mengerti dengan baik tentang itu, karenanya mereka tidak ingin memaksakan hati mereka. Mereka hanya menunggu sampai cinta itu datang bersamaan dengan ketulusan dan keikhlasan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!