"BOOM.........." sebuah ledakan terjadi kuat segera terdengar dari sebuah rumah yang mengalami kebakaran, bukan hanya itu disertai oleh angin kencang yang membuat api semakin besar dan terus melalap rumah tersebut.
Lalu secara tiba-tiba terdengar suara teriakan histeris dari seorang wanita tua "Tidak!!! aku ingin menolong mereka berdua."
Wanita kelihatannya berusia sekita 40 tahun-an yang juga merupakan pemilik rumah besar yang sedang terbakar tersebut, dia berteriak nyaring serta berusaha untuk masuk kedalam rumah yang sedang terbakar tersebut namun dia ditahan oleh beberapa orang.
"Ana jangan paksakan dirimu!" ucap salah satu wanita yang berusaha menenangkan Ana.
"Lepaskan!!!! kedua anak aku masih ada di dalam...lepaskan aku!!!!!!" Ana dengan marah terus berusaha melepaskan dari pegangan orang-orang tersebut.
Sementara itu didalam rumah yang sedang terbakar, terdapat seorang pria yang sedang berlarian dengan asap yang memenuhi ruangan, pria itu tidak lain adalah Shin salah satu anak dari Ana, namun dia saat ini sedang berusaha untuk mencari adiknya yang masih terjebak.
"Lin apa kau mendengarkan ku dimana kau berada...!, jika kau mendengarkan aku cobalah untuk berteriak...!" Shin berteriak keras sambil memeriksa setiap ruangan.
Beberapa saat kemudian suara kecil yang agak serak terdengar dari sebuah ruangan
"Aku disini siapun tolong aku!!!!"
Shin yg mendengar suara itu pun mendatangi asal suara tersebut dan dia berteriak "Lin kau di dalam!?apa kau baik baik saja!?"
"Uhuk! uhuk!, iya aku di dalam kak" Lin berkata dengan suara serak.
"Tunggu sebentar aku akan menolong mu!!!" shin pun bergegas membuka pintu ia pun terkejut melihat Lin sedang terbaring lemas.
"Hey...! kau tidak apa apa Lin? sadar lah...!" shin berteriak dan berusaha membangunkan lin yg sedang lemas.
"Uhuk...uhuk...uhuk! aku tidak apa apa kak." Lin dengan suara lemasnya berusaha untuk bangun.
"Bodoh jangan memaksakan diri biar aku yg mengendongmu." Shin langsung menggendongnya tanpa ragu dan lari untuk keluar dari rumah yg sedang terbakar.
Shin pun lari menuju pintu keluar namun ia terkejut mendapatkan bahwa pintu keluar sudah tertutup oleh api dan dia berkata dengan marah "sial...!", dia pun melirik jendela yang sedang terbuka namun ia sedang ada di lantai dua, dia pun dengan panik mencari ide dan segera menarik sebuah kasur dari salah satu kamar.
Lalu ia meletakan lin yang hampir kehilangan kesadaran, kemudian ia menarik kasur tersebut dan melemparkannya keluar untuk di jadikan pijakan ketika ia dan adiknya melompat dari lantai dua.
lalu dia mengangkat lin dan berkata "Lin kau akan aku lempar terlebih dahulu!"
"Tapi bagaimana dengan dengan mu kak?" tanya Lin dengan suara lemas, karena terlalu banyak menghirup asap.
"Tidak apa apa aku akan menyusul." Jawab Shin dengan senyum tipis diwajahnya.
"Whusss" ia melempar Lin dari jendela, lalu dia melihat bahwa lin mendarat dengan aman di atas kasur ia pun merasa lega namun ketika shin ingin melompat, BOOM......!! ledakan besar terjadi di lantai dasar dan ia terlempar jauh shin pun berusaha bangkit.
"Uhuk...! Uhuk...! sial...!" Shin segera marah dan berusaha untuk bangkit namun ia segera mencium bau gas yang tajam, lalu Shin segera panik dan berusaha untuk bangun.
Namun setelah berhasil duduk ia pun hanya bisa tersenyum pasrah dan Shin pun segera menghela nafas berat.
"Hah..., sia sia saja, apakah ini akhirnya? setelah sekian lama aku berharap aku segera mati...., hah setidaknya aku telah melakukan hal yang benar dengan membuat adik ku selamat." Ucap Shin dengan senyum di bibirnya, namun air mata mengalir dengan jelas dimatanya.
Ditengah api yang semakin besar shin hanya tersenyum dengan air mata mengalir seakan dia berusaha mengingat masa lalunya.
Shin merupakan anak yang bisa dibilang anti sosial dia hanya suka membaca novel, komik, menonton film, bermain VR dan bermalas-malasan, hanya hal tersebut yang ia lakukan selain sekolah dan belajar dari umur 14 sampai sekarang ia berusia 23 tahun, shin bisa di bilang pintar secara akademik namun dia gagal dalam kehidupan sosialnya dia biasanya diam dan sering diacuhkan karena sikap pendiamnya.
Namun hal yang paling menyakitkan bagi Shin adalah membuat kedua orang tuanya menangis karena perbuatannya, ketika shin mendengarkan tangisan kedua orang tuanya ia sering merasa sesak di dadanya dan ia selalu merasa bersalah karena menjadi manusia gagal, Shin pun sering berkali kali berusaha mengakhiri hidupnya karena tidak tahan dengan kehidupannya.
Namun sering kali ia berpikir jika ia bunuh diri maka kedua orang tua akan merasa bersalah, karena hal tersebut lah ia berhenti melanjutkan tindakan bunuh dirinya dan tetap melanjutkan hidupnya.
Walaupun Shin sering tersenyum ia sering menangis setiap malam sebelum tidur dan terus berdoa agar ia bisa segera meninggalkan dunia ini, mungkin terdengar seperti doa bodoh namun karena penyesalan dan rasa sakit di hatinya serta rasa bersalahnya ia terus berdoa agar segera mati.
Sering kali ia berusaha bangkit namun gagal ia pun kesal dengan hidupnya sendiri dan sering kali dibenaknya terucapkan "kenapa aku harus berusaha, kenapa aku harus berjuang, aku lelah! aku aku ingin berhenti berusaha, aku ingin berhenti berjuang, tapi kenapa aku tidak di izinkan untuk berhenti kenapa?!" walaupun Shin sering bersedih ia tetap menyimpan rasa sakitnya sendiri tanpa memberi tahu siapa pun.
"Rasa sakit dan kehidupanku yang hancur akan segera berakhir setidaknya adik ku selamat, mungkin kematian ku akan membuat ibu dan ayah menjadi lebih baik tanpa adanya beban hidup, lalu dengan adanya adikku yang jauh lebih baik dari padaku mereka pasti akan lebih baik." Ucap Shin dengan wajah yang berusaha menahan air mata.
Lalu bau gas pun semakin pekat dan api yang semakin mendekat kedalam sumber gas, menandakan bahwa sumber gas akan segera meledak.
"Hah....sudah dekat ya, ayah dan ibu jika saja kalian bisa mendengar ini aku minta maaf karena menjadi beban hidup kalian dan membuat kalian menangis, aku merasa sangat sakit ketika kehidupan kalian kacau karena aku namun aku juga berterimakasih karena kalian tetap mendukungku, menyemangati, dan menghibur diriku yg tidak berguna ini.........ayah, ibu, dan Lin aku pergi duluan ya, sekali terimakasih dan selamat tinggal." Shin berkata dengan senyum di wajahnya serta air mata yg mengalir deras dari matanya.
"BOOM.........!!!!" suara ledakan nyaring terdengar dari luar dan membuat api terus membesar.
"TIDAKKKKK!!!!!!!!" ibu shin dan Lin berteriak nyaring dengan air mata mengalir sementara ayahnya yang berusaha memadamkan api berlutut serta air mata mengalir dari matanya dan wajah menunjukan ekspresi penyesalan.
"Jika memang ada kehidupan setelah kematian aku berharap di kehidupan berikutnya aku bisa menebus semua penyesalanku dikehidupan yang sekarang" Shin berkata dengan ringan.
......
Lalu Shin segera membuka matanya namun ia segera terkejut ketika mengangkat tangannya dan melihatnya bahwa bentuknya kecil dan ia merasa bahwa ia kesulitan bergerak "apa yang terjadi padaku? tunggu aku menjadi bayi? apa aku terlahir kembali? dimana ini? apa yang terjadi?" Shin terus bertanya dalam kebingungan, lalu ia terkejut mendengar sebuah suara pembicaraan.
"Hey liat dia membuka matanya, lucunya..." suara perempuan yang terdengar manis dan bahagia segera terdengar.
"Benar sekali ketika dia dewasa nanti dia pasti akan setampan diri ku hahaha." tawa bahagia dari seorang laki laki yang penuh dengan semangat juga iku terdengar.
"Benar juga namun dia belum di beri nama, menurut mu nama apa yang bagus untuk putra kita ini." perempuan cantik tersebut berkata dengan penuh semangat
"Hem...bagaiman dengan Hao chen? sepertinya bagus." jawab pria tampan tersebut
"Hao chen ya.... hem sepertinya bagus, oke mulai sekarang namamu hao chen, kami ayah dan ibu mu akan memastikan akan kamu hidup sehat dan aman." Dengan senyuman manis diwajahnya perempuan cantik tersebut segera mengendong anaknya dengan penuh kasih sayang.
Di bagian utara kerajaan Saint light, provinsi Wu, benua holy peak, desa pohon mapel.
Terdapat sebuah desa yang bernama pohon mapel, Jika mendengar namanya mungkin akan kebingungan. Karena di desa ini jumlah pohon mapel didesa ini sangat banyak hampir 70% pohon di desa ini didominasi oleh pohon mapel, maka dari itu desa ini diberikan nama dengan desa pohon mapel.
Walupun hanya sebuah desa tempat ini bisa di katakan maju walupun jauh dari kota, hal ini mungkin disebabkan oleh teknologi di dunia ini sangatlah maju. Lalu dengan 350 keluarga yang tinggal didesa ini, walaupun hanya bertani saja desa ini bisa di katakan sejahtera karena desa ini merupakan tempat pemasokan sayuran, gandum dan buah-buahan ke kota Douding.
Ketika matahari terik muncul di tengah langit. Di sebuah lapangan yang luas yang dekat dengan desa pohon mapel, sekumpulan anak-anak sedang mengakhiri kegiatan mereka, lalu terdapat seorang anak yang mengambil arah pulang berbeda dengan anak-anak yang lain.
Anak kecil itu ialah anak yang berusia Enam tahun dengan kulit yang berwarna putih sehat, rambut putih kebiruan pendek dan mata biru jernih walupun tidak terlalu tampan dia terlihat baik dengan baju sederhana.
Ketika anak tersebut hendak pergi seorang anak laki-laki dari kerumunan anak-anak itu berteriak "Hao chen jangan lupa besok kita akan berkumpul besok di aula jiwa ya!?"
"Ya aku ingat dan pasti akan datang!" balas anak itu yang bernama Hao chen, lalu dia segera pergi dengan cepat.
Berbicara tentang anak kecil tadi dimana dia dapat berlari dan melompati pohon dengan gesit seolah-olah dia terbiasa dengan hal itu.
Lalu setelah itu Hao Chen pun berhenti di sebuah gua dan masuk kedalam gua tersebut, Namun anehnya dia seperti diam-diam dan mengawasi sekitar gua.
Setelah memasuki gua dan masuk lebih dalam, segera nampak keindah yang luar biasa didalam gua tersebut. Dimana terdapat batu berkilau dan kristal indah yang membuat gua tersebut menjadi sangat indah.
Lalu Hao Chen segera menatap sebuah kolam kecil berwarna biru jernih digua tersebut, kemudian dengan perasaan senang dia pun membuka bajunya dan segera meyeburkan diri kedalam kolam tersebut.
Dengan perasaan yang nyaman Hao Chen segera menghela nafas lega "Fuih...hari yang sangat melelahkan sebaiknya tetap latihan walaupun besok adalah acara kebangkitan, tapi tidak boleh menundah latihan."
Kemudian Hao Chen segera duduk disebuah batu yang agak tengelam kedalam air "Hah... perasaan yang luar biasa aku merasa hidup kembali."
Setelah itu dia mulai duduk bersilangan dan mulai menutup matanya, setelah itu cahaya putih lembut mendekati tubuh Hao chen dan masuk kedalam tubuhnya.
Cahaya tersebut sebenarnya terdiri dari berbagai energi yang ada disekitar, dimana energi-energi itu seperti membersihkan tubuh dan merinda Hao Chen.
Setelah lama bermeditasi Hao Chen segera membuka matanya, kemudian dia pun segera menghembuskan nafas kotor tebal dari mulutnya bukan hanya itu tubuhnya juga ikut kotor.
Karena merasa tidak nyaman Hao Chen pun segera m membersihkan dirinya didanau kecil tersebut, setelah mandi dan mengenakan bajunya Hao Chen segera keluar dari gua tersebut.
Ketika Hao Chen melihat sudah sore hari, dia pun segera pergi, lalu ketika ada sebuah pohon besar dia pun memutuskan untuk duduk didahannya sebentar dan Hao Chen pun menujukan ekspresi senang.
"Hah luar biasa! metode energi surga ini meskipun hanya pada tingkat empat saja tapi hasil dari kemampuannya sangat bagus. Walaupun metode ini sebenarnya merupakan hasil ciptaan aku sendiri." Ucap Hao Chen yang menggenggam tangannya.
"Tapi aku butuh waktu satu tahun untuk mencapai tingkat empat, walaupun pun aku tidak pernah merasakan hal seperti ini dulu, mungkin karena aku melakukannya langsung di dunia nyata dan juga dunia lain?" tanya Hao Chen dengan bingung.
Dari perkataan Hao Chen tadi dapat disimpulkan bahwa dia terlahir kembali dengan ingatan utuh, karena dikehidupan sebelumya ia bernama Shin namun ketika kebakaran terjadi dia meninggal.
Kematian yang diharapkan oleh Shin waktu itu berubah, ketika dia dilahirkan kembali didunia ini dengan ingatan yang utuh dari kehidupan sebelumnya.
Hao Chen butuh kurang lebih satu tahun lebih untuk beradaptasi dengan dunia barunya. Lalu dia masih ingat pada saat ia di lahirkan kembali, dia tidak dapat membuka matanya dan hanya dapat mendengar suara bahagia dari seorang pria dan wanita.
Disaat Hao Chen sedang beradaptasi dengan dunia barunya, sering kali dia mendengar tawa dan kebahagian dari kedua orang tuanya yaitu ayahnya yang bernama Hao tian dan ibunya yang bernama Li qingchan.
Walaupun sulit tapi Hao Chen tetap menerima nama yang diberikan oleh kedua orangtuanya, dikehidupan yang baru.
Ketika Hao Chen merasa bingung, aneh dan takut. Ada perasaan senang dihatinya dan Hao Chen pun menerima semua ini dengan rasa syukur karena diberi kesempatan kedua oleh tuhan, dikehidupan yang baru Hao Chen bertekad bahwa ia tidak akan mengulangi kesalahan masa lalunya.
Meskipun dia datang dengan perasaan aneh dia membawa kekayaan yang luar biasa yaitu ingatan masa lalunya. Sebagai seorang kutu buku dia tergolong sangat pintar secara akademik baik dalam pelajaran dan pemahamannya.
Serta kebiasan dimana Hao Chen yang suka membaca novel fantasi dan kultivasi ia dapat langsung tahu bahwa dunia ini merupakan dunia kultivasi, karena keahlian dia dalam bermain VR terutama game Action ia memiliki pengalaman yang kaya dalam bertarung.
Namun ketika Hao chen mempraktekan semuanya yang pernah ia lakukan ketika bermain VR didunia yang baru ini ternyata benar-benar berfungsi dan terasa sama, walaupun didunia ini lebih nyata dari pada dunia game VR.
Tapi hal-hal tersebut tidak masalah karena pengalaman, pengetahuan dan keahlian dimasa lalunya bisa Hao Chen gunakan di dunia yang sekarang.
"Waktunya pulang" Ucap Hao chen dengan santai dan dia langsung pergi dari pohon tersebut.
Namun ada yang aneh dengan pergerakan darinya, dimana Hao Chen seperti kesulitan untuk beradaptasi dengan tubuh kecil dari anak berusia 6 tahun. Walaupun begitu dia dapat mengimbanginya, tentu saja dia juga sedikit kerepotan.
Kenapa Hao Chen bisa kesulitan melakukan gerakan, tentu saja karena dulunya dia adalah pria berusia 23 tahun dan memiliki pengalaman bergerak dikehidupan sebelumnya. Namun berkat 'metode energi surga' membuat fisiknya lebih kuat.
Karena semua jenis energi akan ia serap dengan cepat, lalu membersihkan serta memperkuat dirinya bahkan semakin tinggi tingkatnya semakin bagus hasilnya.
Awal dari terciptanya teknik ini adalah ketika Hao chen pernah mengingat bahwa dia pernah bermain game bertema kultivasi dan menciptakan teknik aneh yang bernama 'metode energi surga'.
Dimana dengan teknik ini dia bisa menampung energi dengan jumlah besar, bahkan jika jenis energi yang berbeda teknik ini dapat memisahkan energi yang diserap dengan membentuk sebuah inti didalam tubuhnya.
Awalnya Hao Chen hanya mencoba-coba saja, namun ternyata bisa digunakan didunia ini, walaupun saat di melakukannya dia menunjukan aneh, namun dia tetap senang karena berhasil.
Bukan hanya satu teknik saja masih banyak yang ada diotak Hao chen yang belum ia lakukan yang dapat dipasti akan berhasil, baik itu teknik, kemampuan dan skill bertarung dari berbagai game dan novel semuanya dapat dilakukan.
Walaupun yang Hao Chen lakukan dikehidupan sebelumnya dianggap sampah, tapi dia senang bahwa hal tersebut ternyata berguna dikehidupannya yang baru.
Hao chen bertekad agar menjadi kuat untuk melindungi orang yang ia sayangi terutama kedua orangtuannya yang membuat ia merasakan kasih sayang yang sama dengan kehidupan sebelumnya.
Ada sebuah pepatah dikehidupan sebelumnya dimana selaku menjadi panutan Hao Chen yaitu "Masa lalu hanya masa lalu, masa lalu bukan untuk di ingat namun di jadikan sebagai panutan untuk masa depan."
.....
lalu setelah beberapa saat Hao chen berlari dia segera berhenti disebuah rumah yang sederhana dan dengan wajah senang dia pin langsung membuka pintu lalu masuk.
"Ayah! ibu! aku pulang!" ucap Hao Chen dengan senyum bahagia.
Ketika matahari baru terbit disebuah rumah sederhana yang di kelilingi pohon-pohon hijau dan embun pagi yang menyatu dengan sinar matahari pagi.
Disebuah kamar yang berada didalam rumah tersebut Hao chen saat ini sedang malas untuk bangun, lalu dia segera menutup dirinya dengan selimut untuk menghalangi sinar matahari.
Hao chen nampak seperti anak biasa namun dia tetap memiliki pemikiran orang yang berusia 23 tahun, maka dari dia tidak terlalu senang karena harus bertindak seperti anak berusia 6 tahun.
Karena sebenarnya Hao Chen lebih suka meditasi dan berlatih untuk memperkuat diri serta mengembangkan 'teknik energi surga'.
Lalu untuk teknik energi surga memiliki alasan mengapa teknik yang digunakan oleh Hao Chen hanya sampai tingkat empat dalam tiga tahun.
Karena teknik ini memerlukan kondisi khusus, dimana seseorang harus meditasi dan merilekskan pikirannya serta memahami serta merasakan berbagai jenis energi diseluruh Jagat raya.
Namun harus Hao Chen bisa mencapai tingkat tertinggi dari teknik ini dengan mudah, karena dia sendirilah pencipta teknik ini.
Tapi ada tiga alasan sederhana yang pertama, dunia ini berbeda dengan dunia virtual atau bumi.
Kedua, ada semacam pembatas yang menghalangi Hao Chen untuk naik tingkat lima, dimana dia masih belum memiliki yang namanya Jiwa atau bisa disebut juga Martial Soul.
Dimana Martial Soul merupakan suatu bentuk dari kekuatan yang ada didalam tubuh seseorang, dimana hal ini merupakan pondasi awal untuk berkultivasi ditambah Martial Soul ini memiliki berbagai jenis dan bentuk.
Lalu alasan yang ketiga adalah karena keberadaan orangtuanya, dimana hal ini merupakan penyebab utama dia kesulitan untuk menaikkan tekniknya.
Mau bagaimana lagi, karena Hao Chen juga belum membangkitkan Marital Soulnya juga, oleh sebab itu karena khawatir kedua orangtuanya berfikir aneh-aneh, dia hanya bisa meningkatkan teknik energi surga ketika dia selesai bermain dengan anak-anak desa layaknya anak normal biasa.
Lalu gua yang Hao Chen datangi tersebut lah tempat dia biasanya meningkatkan tekniknya, itu lah sebabnya hao chen tetap melakukan hal normal seperti anak-anak bahkan pemikiran dewasanya hilang.
Ketika matahari semakin cerah Hao chen pun bangun dan segera beranjak dari tempat tidurnya, dengan kondisi seperti zombie yang malas bergerak.
Setelah otak Hao Chen berhasil sinkron, dia pun segera pergi kedapur untuk membersihkan wajahnya dan meminum segelas air segar.
Kemudian Hao Chen segera melirik kearah ibunya yang akan segera memasak sarapan pagi, tapi seperti biasa dia sering kagum dengan penampilan ibunya.
Karena ibunya merupakan wanita cantik dengan rambut putih terikat di belakang disertai mata ungu cerahnya, ditambah bentuk tubuh yang membuat para pria menjadi gila melihatnya.
seperti seorang putri negri dongeng, dari kelihatan dia berusia sekitar 20an namun umur aslinya adalah 34 tahun.
Bahkan Hao Chen sempat mencoba membandingkan dirinya dengan ibunya, dimana mereka malah mirip seperti kakak dan adik.
Bahkan jika Hao Chen mengatakan jika sosok cantik ini adalah ibunya mungkin banyak orang yang tidak percaya sama sekali, apalagi kalau mengatakan jika ibunya telah berusia 34 tahun maka akan semakin sulit dipercayai, karena dari kelihatannya saja ibunya Hao Chen nampak berusia 20 tahunan.
Lalu secara diam-diam Hao Chen segera memeluknya dari belakang "Selamat pagi Bu!"
Sontak Li Qingchan menjadi kaget ketika pelukan hangat datang mendadak, namun setelah mendengar suara lucu dari anaknya dia pun segera tersenyum " Ya... selamat pagi juga!"
"Apakah ibu akan memasak?" tanya Hao Chen yang melirik bahan makanan dan peralatan untuk memasak.
"Tentu saja ibu akan memasak." Jawab Li Qingchan dengan suara lembut.
"Aku akan membantumu Bu!" ucap Hao chen pun dengan penuh semangat.
"Hem....baiklah! kemari dan tolong ibu." Balas Li Qingchan dengan senyum di wajahnya yang cantik.
Awal mula Li Qingchan mengizinkan Hao Chen untuk ikut memasak Karena skill yang dimiliki oleh anaknya sangat hebat, bahkan Li Qingchan sendiri kalah oleh Hao Chen.
Bagaimana tidak kalah? dengan pengetahuan yang luas dari kehidupan sebelumnya Hao Chen jelas unggul dalam banyak hal, walaupun hobinya hanya membaca dan malas-malasan tapi secara alami dia pintar secara akademi.
Bahkan jika Hao Chen berurusan dengan memasak dia sangat ahli, bukan hanya itu dia sendiri juga sering membuat masakan dari kehidupan sebelumnya yang bahkan membuat kedua orangtuanya bingung, namun kagum dengan cita rasa yang luar biasa dari masakan Hao Chen.
Disaat yang sama Li Qingchan yang sedang menyiapkan sesuatu dengan serius, tiba-tiba berkata "Nak kau boleh istirahat saja, biar ibu saja yang melanjutkan semuanya!"
"Hah...?" Hao Chen bingung dengan permintaan mendadak dari ibunya, lalu ketika Hao Chen melihat ekspresi ibunya sedang memasak dengan serius.
Hao Chen hanya bisa menghela nafas lembut dan segera berkata "Baiklah Bu, aku akan pergi keruang tamu saja."
Lalu Hao Chen pun segera pergi keruang keluarga dan melihat pria berambut emas panjang dan mata biru cerah, penampilan yang sangat tampan membuat dia sangat sempurna walaupun sudah berusia 35 tahun.
Kemudian Hao Chen segera melirik ayahnya yang saat ini sedang menatap sesuatu dari layar hologram yang ada didepannya.
"Ayah apa yang sedang ayah lihat sampai seperti itu?" tanya Hao chen pada ayahnya.
"Oh? ini ada kabar yang mengatakan bahwa tahun ini banyak anak-anak yang akan melakukan kebangkitan jiwa mereka, bahkan anggota kerajaan juga ikut serta." Jawab Hao tian yang masih menatap tayang dari layar hologram tersebut.
Kemudian Hao Chen segera duduk disamping Hao Tian, walaupun Hao Chen sering melihatnya dia tetap saja kagum dengan teknologi yang ada didepannya.
Bagaimana tidak? dengan perkembangan teknologi yang bahkan jauh melampaui teknologi dikehidupan sebelumnya, Hao Chen hanya bisa kagum dengan kemampuan berpikir manusia yang ada didunia ini.
Tapi Hao Chen segera bersyukur karena teknologi tidak dapat menyaingi seorang kultivator, karena teknologi tidak dapat melawan hukum alam sementara itu seorang kultivator bisa bahkan mengendalikannya.
Lalu ada suara keras yang memanggil mereka berdua "Hey kalian berdua...! cepat kemari sarapan sudah siap!"
"Ya! kami datang." Jawab keduanya dengan penuh semangat.
Lalu ketika Hao Chen melihat banyaknya makanan dihadapan, dia pun segera bertanya "Ada apa ini bu? apakah ada sesuatu yang spesial?"
Melihat ekspresi putranya Li Qingchan tidak bisa menahan senyum dan tertawa pelan "Tentu saja bukan kah? kau akan membaktikan Martial Soulmu hari ini?"
"Ugh...bu aku masih belum tau seperti apa Martial Soulku nanti, siapa tau malah aneh atau tidak berguna." Hao chen pun segera memasang wajah murung setelah mendengar ucapan ibunya.
"Kau salah nak tidak ada yang namanya Martial Soul yang tidak berguna namun hanya manusia lemah yang menganggap dirinya tidak berguna, kau harus yakin dan percaya diri bahwa kamu akan menjadi orang yang kuat!" Ucap Hao tian dengan suara tegas.
"Itu benar,asalkan kamu memiliki pendirian yang kuat kamu pasti akan bisa melewati setiap tantangan oke" sambung Li qingchan
"Ibu...Ayah...hemm aku mengerti aku akan tetap semangat apa pun yang terjadi" Ucap Hao chen dengan penuh semangat.
Lalu Hao Tian segera meminta agar anaknya segera makan"Baiklah cepat habiskan dan segera berangkat...oke!"
Setelah selesai makan Hao chen, dia pun segera bersiap-siap untuk pergi.
"Baiklah saatnya pergi untuk pergi, ibu..ayah...aku pergi dulu!" ucap Hao chen dengan penuh semangat.
"Baiklah, namun pulang lah dengan selamat oke!" Li qingchan dan Hao tian secara bersamaan melambaikan tangannya pada Hao chen.
Namun setelah Hao chen pergi ekspresi suram segera terlihat diwajah Li Qingchan, seakan melihat sebuah adegan perpisahan.
Lalu Li Qingchan segera berpaling segera memeluk Hao Tian, dengan air mata yang perlahan menetes dari matanya "Aku harap Martial Soul milik anak kita tidak sama dengan yang kita miliki atau terjadi mutasi pada Martial Soulnya, karena aku tidak ingin dia menderita karena identitasnya sebagai anak kita dan membuat dia dalam bahaya."
"Aku juga sama berharap hal yang sama, terlalu dini baginya mengikuti kita bahkan aku sendiri ingin dia menjalani hidup normal." Ucap Hao Tian sambil membelai kepala istrinya untuk menenangkan perasaan Li Qingchan.
*Note: Bagi pembaca baru mohon untuk dimaklumi jika mulai Chapter berikutnya banyak terjadi kesalahan pada setiap Chapter, karena kalian harus tau jika saya lagi dalam proses untuk diperbaiki.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!