NovelToon NovelToon

Pernikahan Di Atas Kertas

Prolog

Kafe besar di Jakarta.

Sore itu.

Seorang wanita dan pria sedang duduk mengobrol di salah satu meja yang berjajar di kafe itu dengan ditemani 2 gelas teh dan 2 cup cake berukuran kecil.

Wanita itu ialah Fira, gadis cantik, anggun, yang berhijab. Memiliki tinggi 160cm dan usianya kini sudah 20 tahun.

Dan pria yang duduk bersama Fira ialah Adit, lelaki tampan, yang dulu adalah kakak kelasnya Fira, usia mereka terpaut 2 tahun. Meski Adit hanya teman biasa tapi diantara mereka masing-masing memendam rasa suka, tapi mereka tidak pacaran, karena ayah Fira melarang keras anaknya itu untuk berpacaran.

“Fir... please maafin aku, kalau kamu mau berjuang denganku, ayo kita kawin lari aja Fir," ucap Adit meyakinkan Fira.

“Udahlah Kak, terima aja perjodohan itu, lagi pula aku gak mau kawin lari, terus selama ini ibumu juga memang tidak suka denganku," ujar Fira dengan mata yang berkaca-kaca.

“Tapi Fir, aku ga mau nikah sama Messy, aku cuma sayang sama kamu. Ayolah kita berjuang bersama.” Adit terus memohon kepada Fira.

Karena bagaimanapun Adit memang menyukai Fira sedari mereka satu SMA, tapi ibunya Adit sudah menjodohkannya dengan Messy, wanita cantik, yang sombong dan lahir dari kalangan keluarga kaya dan terhormat. Sedangkan Fira, dia hanyalah anak dari pengusaha biasa dan kini di usia mudanya pun Fira harus sudah merintis usaha kecil-kecilan yaitu mendirikan toko kue.

“Sudahlah Kak Adit, aku mau pulang, sudah mau magrib," ucap Fira, sambil bergegas meninggalkan Adit sendirian di meja itu.

***

“Ayo cepat habiskan makanannya!” ucap Bara kepada Lisa.

“Iya, iya... ini sudah mau abis kok kak, sabar dikit dong,” gerutu Lisa dengan kesal, yang sedang melahap potongan terkahir pizza nya itu.

“Kakak duluan keparkiran ya, nanti kamu nyusul aja.” Bara segera berdiri dari duduknya, dan berlalu menuju pintu keluar kafe itu. Karena Bara tak mau berlama-lama berada di kafe itu.

Ya, Bara Sebastian, lelaki tampan dengan tinggi 175cm dan badan yang atletis, sehingga jika wanita memandang, pasti wanita itu akan kagum dengan ketampanan dan postur tubuhnya.

Hanya saja Bara itu orangnya cuek dan dingin kepada wanita, kecuali kepada mama dan adiknya Lisa. Dan Lisa adalah adik satu-satunya yang sangat disayangi Bara, Lisa orangnya cantik, periang tapi cuek juga sama kayak Bara.

Fira berjalan menuju pintu keluar, tapi tiba-tiba

Brukkk ....

“Aw... sakit,” pekik Fira, karena pinggangnya menyenggol sisi meja dan badannya terjatuh sehingga ia merasa kesakitan.

“Kamu gak apa-apa?” tanya Bara, karena dia terlalu fokus membaca email di ponselnya sambil berjalan, sehingga ia tak sengaja menabrak tubuh Fira.

“Gak apa-apa apanya! Orang jelas-jelas sakit!” gerutu Fira dengan mata terpejam dan tangan yang memegang pinggannya yang sakit.

“Maaf, lagian kamu juga jalan ko ga liat-liat!” timpal Bara yang malah ikut menyalahkan Fira.

“Eh kamu ya! Malah nyalahin aku segala lagi!" seru Fira dengan kesal dan mata yang sedikit melotot kepada Bara. Dan ia berusaha berdiri dengan memegang kursi di sebelahnya.

Bara pun hendak membantu mengangkat tubuh Fira, tapi tiba-tiba.

“Eh... jauhkan tanganmu! Jangan sentuh aku!” seru Fira dengan tegas karna tiba-tiba Bara memegang pundaknya.

“Gadis aneh,” gumam Bara, sambil mengeriyitkan dahi.

“Sudah pergilah! Aku tidak apa-apa. Aku bisa berdiri sendiri.” Fira pun berdiri dan Bara berlalu menuju parkiran tanpa menoleh ke arah Fira.

“Huh dasar! Lelaki gak tau malu ... dia yang nubruk malah aku yang di salahin," gerutu Fira, sambil berjalan menuju jalan raya.

***

Tokoh Pemain :

Bara Sebastian, lelaki Tampan, Bertubuh Atletis, Dingin, dan takut kegelapan.

Fira Alexander, wanita berhijab yang cantik, anggun, polos, dan pemberani.

Lisa Sebastian, adik dari Bara, wanita cantik, periang dan cuek.

Aditya Wijaya, lelaki tampan dan baik hati teman Fira yang menjadikan Fira wanita satu-satunya yang ia cintai.

***

Hallo Readers... 😊

Ini adalah karya pertamaku, mohon maaf jika kata-katanya kurang enak dibaca. Dan penulisan atau sudut pandangnya masih acak-acakan.

Mohon dukungannya ya, biar Author makin semangat melanjutkan novel ini.

Jangan lupa untuk Like, Comment dan Votenya juga

Penekanan

Setibanya di rumah.

“Assalamu’alaikum Ayah.” Fira berteriak, sambil menutup pintu rumah, dan melihat ke sekeliling rumahnya tidak ada siapa-siapa. Karena ia pulangnya ke-magrib-an, dan kemungkinan ayahnya sudah pergi ke masjid.

Lalu ibu nya Fira?.

Ibu nya Fira sudah meninggal sejak 5 tahun yang lalu, saat Fira masih duduk di bangku SMP kelas 8. Fira juga mempunyai adik laki-laki bernama Bima. Tapi Bima sedang melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta, karna dia mendapat beasiswa untuk pendidikan SMA. Di salah satu SMA terkenal di Yogyakarta,

Lalu Fira pun naik ke kamarnya, mandi, wudhu dan melaksanakan solat magrib. Dan seusai solat magrib ia mengaji, karna mengaji di waktu magrib adalah suatu kebiasaan Fira dari kecil. Jadi tak heran jika dari waktu magrib sampai isya dia selalu ada di kamarnya untuk mengaji.

***

Di Masjid Raya

“Aduh... Kak Bara lama banget sih solatnya, malu nih dilihatin banyak orang di sini,” gerutu Lisa yang sedari tadi menunggu di pinggir jalan, karna Kakak nya sedang solat di mesjid sebrang. Sedangkan Lisa tidak solat karna sedang datang bulan.

Dan tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampiri Lisa.

“Dek lagi apa magrib-magrib di pinggir jalan sendirian?” tanya Adit.

“Siapa sih, ga kenal juga,” gumam Lisa dalam hati. Dan hanya melirik ke arah Adit sesaat.

“Ga baik loh sendirian magrib-magrib di jalanan, apalagi cewek.”

“Lagi nunggu Kakakku solat, kenapa?” jawab Lisa cueak.

“Oh begitu, kenapa ga ikut ke mesjid saja?”

“Apa sih,” decak Lisa pelan, dengan kesal.

Kemudian sebuah mobil menghampiri mereka, mobil itu tak lain ialah mobil Bara.

Karna Bara membawa mobil nya ke tempat parkir masjid. Sedangkan Lisa, ia tadi meminta diturunkan di sebrang jalan raya, karna ia tak mau ikut ke mesjid.

Pintu kaca mobil terbuka, dan nampak lah Bara. “Dek, ayo masuk!” ajak Bara yang masih duduk di dalam mobil sambil melihat ke arah luar di mana adik nya berdiri.

Lisa hanya mengangguk, sambil berjalan dan membuka pintu mobil, kemudian duduk di samping Bara.

Bara pun langsung memajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Dan Adit yang melihat hanya mematung kemudian pergi berjalan ke mesjid.

Dan di dalam mobil Bara bertanya kepada Lisa. “Laki-laki tadi siapa?”

“Gak tahu orang aku gak kenal” Jawab Lisa.

“Oh.” Bara hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan fokus menyetir.

Dan sesampainya di rumah Bara dan Lisa melihat Papa dan Mama nya sedang menyiapkan makan malam.

“Eh ratu dan raja mama sudah pulang," sambut Wina (Mamanya) sambil tersenyum melihat kedatangan anak-anaknya.

“Ayo sini kita makan malam dulu,” ajak Hito (Papanya).

Bara dan Lisa berjalan beriringan menghampiri meja makan.

“Lisa tadi sudah makan Pa, ditraktir sama kakak ku tercinta hehe," ucap Lisa cengengesan sambil menggelayut di lengan Bara.

“Kamu gak makan lagi De?” tanya Bara sambil melirik ke arah adiknya yang ada di sampingnya itu.

“Enggak ah Kak, masih kenyang.”

“Oh ya Ma, Pa, Lisa ke kamar ya mau istirahat cape, Mama dan Papa selamat makan," ujar Lisa seraya berjalan menaiki anak tangga.

“Ya sudah ayo kita makan," Ajak Wina kepada Bara dan suaminya.

Kemudian mereka bertiga makan dalam keheningan hanya suara sendok garpulah yang terdengar.

Selesai menghabiskan makan malam, mereka bertiga mengobrol sambil menikmati potongan buah apel yang sudah disiapkan oleh Wina

“Oh ya Bar, bagaimana dengan proyekmu yang baru-baru ini?” tanya Hito sambil menyuap potongan apel ke dalam mulutnya.

“Berjalan lancar Pa, besok aku juga ada meeting penting dengan klien baru ku.”

“Bar, Papa mau tanya sesuatu sama kamu”

“Tanya apa Pa?”

“Umur kamu ini kan sudah 28 tahun, apa kamu tidak ingin segera memberikan Papa dan Mama cucu?”

“Maksud Papa apa? Pengen cucu gimana pa?” tanya Bara yang kurang paham dengan pernyataan papanya.

“Ya bikinin Papa cucu lah.”

“Ya bikin cucu gimana pa, emang nya bikin cucu gampang, kayak bikin gorengan," jawab Bara sambil terkekeh.

“Maksud Papa kamu itu, kamu harus cepat nikah terus kasih kita cucu!” jelas Wina.

“Ma... aku belum mau menikah,” protes Bara.

"Lagi pula kalau aku kenalkan Dia, Mama dan Papa pasti akan menolak." gumam Bara dalam hati

“Kamu harus secepatnya nikah Bar!” timpal Papa Hito.

“Ya nanti juga Bara nikah Pa, tapi tidak dengan waktu sekarang ini.”

“Papa sudah jodohin kamu sama anak sahabat Papa, gadis itu baik, anggun, solihah dan pastinya bisa jadi istri yang baik buat kamu," ucap Hito.

“Tapi Pa kenapa harus dijodohin? Emangnya ini zaman Siti Nurbayah, ada acara jodoh-jodohan segala,” gerutu Bara.

“Pokonya kamu harus mau dijodohin sama anak nya Tn. Alex! Titik! ... Ingat Bar, Papa sama Mama sudah tua, kita juga gak tahu usia kita mau sampai umur berapa, jadi Papa ingin segera lihat kamu hidup berkeluarga!” jelas Hito penuh penekanan.

“Pa... aku kan sekarang lagi fokus sama bisnis aku,” kilah Bara, dengan wajah memelas

“Sudah! Pokonya minggu depan kita bakalan berkunjung ke rumah Tn. Alex, sekalian ngenalin kamu sama anaknya," jelas Hito dengan penuh penekanan.

“Apa! minggu depan?” teriak Bara, kaget.

“Iya, jadi kosongkan jadwalmu minggu depan, dan kau harus ikut ke sana!”

“Iya Bar, minggu depan kamu harus ikut ke sana, lagi pula apa salahnya kalian bertemu terlebih dahulu, siapa tahu kalau sudah bertemu, kalian jadi saling suka,” ucap Wina dengan senyum yang lebar.

“Baiklah Bara ikutin maunya Papa sama Mama.”

Karna waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 malam. Mereka bertiga pun bergegas masuk ke kamar mereka, untuk beristirahat.

“Huh kenapa harus ada perjodohan segala sih.” gumam Bara dalam hati, sambil duduk selonjoran di atas ranjang.

Bara terlihat Frustrasi dan dia mengacak-acak rambutnya karna kesal.

.

.

.

.

.

Jangan lupa juga untuk Klik Favorit, biar kalian ga ketinggalan episode-episode terbaru nanti ya. :)

Salam hangat untuk readers ku tercinta. ❤️

Follow IG ku : @dela.delia25

Subscribe juga Youtubeku : Delia Septiani

Sahabat Baru

Pagi hari nya, di rumah Tn. Alex.

Kring, kring, kring, suara telpon rumah berbunyi.

Tn. Alex yang berada di dapur segera berjalan ke ruang tengah, menghampiri tempat telpon itu dan mengangkat panggilannya.

“Assalamu’alaykum,” suara seseorang di sebrang sana.

“Wa’alaykumussalam, maaf dengan siapa ya?” jawab Alex.

“Al, ini aku Hito.”

“Oh Hito, kukira siapa pagi-pagi begini sudah menelponku, ada apa To?” tanya Alex.

“Minggu depan aku akan berkunjung kerumahmu dan aku akan bawa anak sulungku untuk bertemu dengan anak gadismu.”

“Oke siap To, berkunjunglah kemari dan kita bahas rencana kita waktu itu," uap Alex sambil tersenyum.

“Baik Al, titipkan salamku untuk anak gadismu itu, bilang padanya kalau calon mertuanya minggu depan akan menemuinya," ucap Hito di sebrang sana dengan sedikit tawa.

“Baiklah nanti akan ku sampaikan.”

“Ya sudah terimakasih Al, Assalamu’alaikum.”

“Sama-sama To, Wa’alaikumussalam.”

Tak lama kemudian Fira turun meniti tangga, menghampiri Ayahnya yang sekarang sedang duduk di meja makan.

“Pagi Ayah,” sapa Fira dengan senyuman, dan menghampiri Ayahnya lalu ikut sarapan bersama.

“Fir, minggu depan keluarga Tuan Hito mau berkunjung ke sini, kamu ga ada acara kan?” tanya Alex, sambil menyeruput segelas susu.

“Oh Paman Hito sahabat Ayah itu ya, emh... minggu depan Fira gak ada acara apa-apa ko Yah, ya paling pagi harinya Fira mau ngecek toko dulu," jawab Fira, sambil mengoleskan selai cokelat di atas roti yang ia pegang.

“Baiklah kalau begitu nanti kamu harus dandan yang cantik, kalau perlu pergi ke salon untuk di makeup!”

“Kenapa harus berdandan seperti itu yah?” tanya Fira dengan heran.

“Nanti Tuan Hito kemari sekeluarga dan anak sulungnya bakalan papa jodohin sama kamu," ucap Alex dengan santai.

“Uhuk uhuk.” Fira yg sedang melahap roti nya tersedak karena mendengar ucapan Ayahnya, dan dengan sigap Ayahnya mengambilkan air putih untuk Fira. Fira pun segera meminumnya.

“Pelan-pelan makannya," ucap Alex.

“Tunggu, tunggu ... Ayah bilang mau jodohin anaknya paman Hito sama aku?” tanya Fira dengan kaget.

“Iya, jadi Minggu depan kamu akan bertemu dengan calon mertua sekaligus calon suamimu. Makanya nanti kamu harus dandan yang cantik ya sayang.”

“Astagfirullah Ayah... kenapa mendadak seperti ini? bahkan Fira ga tau kalau Ayah mau menjodohkan Fira," ujar Fira tidak menyangka.

“Sudahlah, nanti kamu juga pasti suka sama anaknya Tuan Hito dia baik dan tampan loh,” goda Alex kepada anak nya.

“Tapi Yah... Fira kan masih kuliah, lagi pula Fira tidak mau dijodoh-jodohin Yah!” gerutu Fira dengan wajah memelas dan mata yang berkaca-kaca.

“Kalaupun kamu masih kuliah, kan tidak apa-apa. Malahan banyak juga kan orang-orang yang sudah menikah tapi tetap bisa melanjutkan kuliahnya, lagi pula kamu kuliah kelas karyawan, tidak setiap hari pergi ke kampus.”

Fira memang mengambil kuliah kelas karyawan karena ia juga harus mengatur waktu untuk mengurus tokonya, jadi dalam seminggu hanya 2 kali ia pergi kuliah. Dan selebihnya ia gunakan waktunya untuk mengurus toko kue milik nya.

“Tapi Yah... Fira belum siap buat nikah."

“Makanya siap-siap dari sekarang! Biar minggu depan kamu udah siap,” ucap Alex dengan santai

“Argh! Ayah," rengek Fira.

“Sudah sana berangkat kuliah, nanti kesiangan lagi!” ucap Alex sambil menyodorkan tangannya agar Fira menyalaminya.

Kemudian Alex pun pergi ke kantornya, dan Fira berangkat kuliah dengan wajah yang ditekuk dan bibir manyun bagai tutut India.

***

Sesampainya di kampus, Fira duduk di kursi depan kelasnya itu, kemudian Selly dan Merry menghampirinya.

“Hey, kenapa pagi-pagi wajahmu sudah masam begitu? kayak abis direndam jeruk, asem," ucap Selly seraya mendudukan tubuhnya di samping Fira.

“Iya bener, kemana mentari pagi ceria, yang biasa kau pasang di wajahmu itu?” timpal Merry yang berdiri di depan Fira.

Karena tak biasanya Fira datang ke kampus dengan wajah cemberut, bahkan sahabatnya itu lebih sering melihat wajah ceria Fira. Dan mungkin baru kali ini mereka melihat wajah Fira semendung itu.

“Sudahlah kita masuk kelas saja, bentar lagi dosennya masuk," ucap Fira tak bersemangat.

“Baiklah, kamu berhutang penjelasan sama kita," jawab Sely dan Merry berbarengan.

“Iya nanti pulang aku jelasin semuanya, udah yuk masuk kelas.” Fira dan kedua temannya itu pun segera masuk ke dalam kelas.

***

Sementara itu di gedung Cleon Company, di ruang kantor tertinggi, terkhususkan hanya untuk presdir pemilik perusahaan. Ya, siapa lagi kalau bukan Bara Sebastian pemilik perusahaan Cleon Company.

Di ruang kerjanya Bara sedang menunggu kliennya datang, dia ditemani oleh Dion, sekretaris sekaligus sahabatnya.

Tak lama kemudian terdengar dering telpon di ruangan itu.

“Iya suruh masuk saja!” ucap Bara, yang memegang telpon, dan menaruhnya kembali.

Tok tok tok, suara ketukan pintu terdengar.

“Masuk!” teriak Bara.

Pintu pun terbuka, dan terlihatlah seorang wanita, yaitu asistennya Bara, dan di belakangnya ada dua orang lelaki.

Bara berdiri menatap dan tersenyum kepada dua lelaki itu.

“Silakan Pak masuk," ucap asisten itu mempersilakan.

Dua orang lelaki itu masuk kedalam ruangan Bara, dan Bara mempersilakan mereka untuk duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut, sementara asisten tadi pergi ke ruangannya kembali.

Disapanya kedua lelaki itu, dan sepertinya Bara mengenal salah satu dari lelaki itu.

“Sepertinya aku pernah melihat dia, tapi dimana ya. Oh iya dia lelaki yang kemarin berbincang dengan adikku,” gumam bara dalam hati.

Dua lelaki itu ialah Adit dan Tuan Hendra (Ayah Adit). Mereka adalah kliennya Bara, Kemudian mereka pun melanjutkan pembicaraan bisnis mereka. Dan setelah kurang lebih 1 jam mereka berbincang, Adit dan Tuan Hendra pun berpamitan kepada Bara, dan tentu saja hasil dari perbincangan itu ialah terjadinya ikatan bisnis yang akan mereka jalin bersama.

***

Dosen mengakhiri pelajarannya, dan pergi meninggalkan kelas. Semua Mahasiswa yang ada di dalam kelas ikut keluar, karena memang sudah waktunya jam pulang.

Dan tinggalah 3 orang di dalam kelas itu, siapa lagi kalau bukan Fira, Selly dan Merry.

“Fir ayo cerita, kamu kenapa tadi pagi?” tanya Selly.

“Tapi janji ya kalian jangan bilang sama siapa-siapa cukup kita bertiga yang tahu," ujar Fira.

“Iya, ayo cerita!” ucap Sely, dan Merry berbarengan.

“Ayahku mau ngejodohin aku,” jawabnya dengan memasang wajah sendu.

"Apa!" Selly.

“Serius lo fir, trus lo terima gitu perjodohannya?” tanya Merry begutu kaget.

“Ya mau gimana lagi, sekalinya aku nolak pun Ayah akan tetap maksa aku buat nikah sama anak sahabatnya itu.”

“Kenapa Ayahmu mau ngejodohin kamu Fir?” tanya Selly penasaran.

“Gak tahu, ayah cuma bilang kalau lelaki yang mau di jodohin sama aku itu lelaki baik.”

“Ya pasti baik lah, masa Ayah kamu mau jodohin kamu sama orang jahat. Tuh tukang siomay di kantin aja baik. Baik itu kan mengandung arti luas,” ucap Merry.

“Hem... sudahlah, aku mau pulang dulu sekalian mau ke toko dulu, ingat ya kalian jangan bilang siapa-siapa!” tegas Fira sambil berdiri.

“Iya iya tenang saja, kita bakal jaga rahasia kamu kok,” ucap Merry.

Dan mereka bertigapun bergegas untuk pulang. Sedangkan Fira ia mampir dulu ke toko kue nya untuk sekedar mengecek keadaan di sana..

Setibanya di Zupa Cake (Toko kue milik Fira, dinamai Zupa Cake karena, ia mengambil nama Zupa dari nama Ibu nya). Fira masuk ke dapur, tempat dimana kue nya diolah, oleh beberapa karyawannya.

“Assalamu’alaikum semuanya,” ucap Fira, sambil nyender di pintu dapur.

Beberapa karyawannya menoleh dan menjawab salam Fira.

“Oh iya, Mba Siti kesini dulu,” panggil Fira pada salah satu karyawannya.

“Ada apa Non Fira?” jawab Siti, seraya menghampiri Fira.

“Oh iya saya mau minta rekapan penjualan kue minggu kemarin ya, nanti nota penjualannya taruh di meja ruang kerja saya aja ya."

“Baik Non, nanti saya antarkan ke ruangan non Fira," jawab Siti.

Kemudian Fira berjalan kedepan etalase, dan dia melihat seorang gadis seumuran Bima datang menghampirinya.

Dengan memasang wajah manis dan senyuman lebar Fira menyapa gadis itu.

“Selamat sore Nona, mau mencari kue apa?” tanya Fira kepada gadis itu.

“Sore Kak, saya mau beli cup cake dua sama kue kelapanya lima,” balas Lisa sambil tersenyum kepada Fira.

Ya gadis yang membeli kue itu adalah Lisa, sebenarnya Lisa sudah sering membeli kue di Zupa Cake, hanya saja ini pertemuan pertama antara Lisa dan Fira. Karena biasanya pegawainya lah yang melayani Lisa. Tapi karena sore ini pegawai yang biasa berjaga di depan sedang solat ashar, maka Fira lah yang melayani Lisa.

“Kak pegawai baru ya?” tanya Lisa, kepada Fira. Karena ia baru melihatnya.

“Eh dek Lisa, Non Fira ini pemilik toko kue ini dek,” seloroh Siti, yang berjalan dari dapur menuju etalase, sambil membawa beberapa kue yang masih hangat di atas nampan.

Sedangkan Fira ia hanya tersenyum sambil sibuk mengantongi kue pesanan Lisa.

“Oh maaf, saya enggak tahu, soalnya saya baru lihat, ternyata pemilik toko kue ini masih muda ya dan cantik pula,” ucap Lisa tersenyum seraya melihat ke arah Fira.

“Kamu ini bisa aja Dek, baru pulang sekolah ya Dek?” tanya Fira.

“Iya Kak baru pulang, oh ya Kak Fira, aku sering loh mampir kesini buat beli kue Kakak, soal nya kue Kakak enak-enak dan keluarga aku juga suka, apalagi Kakakku dia paling suka sama kue kelapa yang kakak jual,” tutur Lisa dengan polos nya.

“Alhamdulillah kalau kamu dan keluargamu suka kue buatan saya,” jawab Fira sambil tersenyum, dan menyodorkan bingkisan kue pesanan Lisa tadi.

“Berapa total nya kak?”

“55 ribu Dek.”

Kemudian Lisa pun menyodorkan uang lembar 100 ribu. Dan Fira pun memberikan kembaliannya.

Lisa hendak keluar dari toko kue itu, tapi tiba-tiba turun hujan begtu lebat, yang membuat Lisa mengurungkan niat nya untuk pulang.

“Yah.. hujan,” keluh Lisa sambil menatap butiran air hujan yang turun membasahi bumi.

“Hujan dek, ayo sini masuk, berteduh aja dulu di sini!” ajak Fira.

“Iya Kak, aku numpang berteduh dulu ya di sini.” Lisa mendudukkan tubuhnya di atas bangku yang berjajar di toko itu.

“Jangan di situ, nanti kena angin dari luar, mending ikut ke ruang kerja saya aja yuk, di situ," ajak Fira, sambil menunjuk ke arah ruang kerjanya.

Lisa pun mengiyakan dan ikut masuk ke ruang itu membuntuti Fira, dan merekapun duduk mengobrol sambil di selingi candaan yang membuat satu sama lain tertawa.

Tiba – tiba obrolan mereka terhenti karena mendengar dering handphone milik Lisa. Lisa pun izin mengangkat panggilan masuk dari kakaknya itu.

Selesai berbicara dengan kakaknya via handphone Lisa melanjutkan kembali obrolannya dengan Fira.

“Kak Fira, aku sangat senang bisa bertemu Kakak, ternyata Kakak orang nya asyik. Aku bahkan tidak mempunyai teman yang senyaman ini, tapi bersama Kak Fira aku merasa nyaman dan Kakak orangnya humble,” ucap Lisa dengan jujur.

Karena memang Lisa ini tidak mempunyai teman dekat, bahkan di sekolahpun teman yang mau bergaul dengannya bisa dihitung jari, terlebih karena Lisa orangnya cuek dan jika mengobrol dengan teman sekolahnya hanya sebatas obrolan tugas sekolah dan selebihnya Lisa tidak peduli. Tapi ketika ia berbincang bersama Fira ia merasakan ada kenyamanan tersendiri.

“Kak Fira, aku boleh nanya sesuatu sama Kakak enggak?” ucap Lisa dengan ragu.

“Iya boleh, asal jangan nanya yang susah, soalnya semalem enggak belajar haha,” jawab Fira dengan sedikit gurauan diiringi tawa kecil.

“Kak Fira, mau gak jadi teman aku?” tanya Lisa.

“Gak mau,” balas Fira dengan wajah datar.

Lisa yang mendengarnya merasa kecewa, sehingga membuat wajah cerianya sedikit layu. Dan Fira yang melihat ekspresi dari Lisa ia hanya tertawa kecil.

“Aku hanya bercanda Dek. Ayo kita berteman kalau perlu jadi sahabat,” ucap Fira tersenyum ceria sambil mengangkat tangan dan menyembulkan kelingkingnya.

“Benarkah, kita bersahabat?” tanya Lisa yang terlihat bahagia mendengar kata-kata Fira. Ia pun ikut mengaitkan jari kelingkingnya di kelingking Fira.

“Sahabat," ucap Fira dan Lisa berbarengan dengan ukiran senyum yang menghias wajah ceria mereka.

Mereka pun saling bertukar nomor handphone. Dan tak lama kemudian sebuah klakson mobil terdengar berulang kali.

“Ah, sepertinya Kakak ku sudah sampai, Kak Fira aku pulang dulu ya, aku dijemput sama Kakakku” ucap Lisa.

“Ya sudah ayo aku antar ke depan,” tawar Fira.

Merekapun berjalan ke depan dan ternyata benar sebuah mobil mercy hitam sudah terparkir di halaman toko milik Fira.

Fira berdiri di dekat etalase kue dan Lisa pun segera menghampiri mobil itu kemudian masuk ke dalam mobil. Kemudian kaca mobilpun terbuka, dan dari kejauhan Lisa melambaikan tangan kepada Fira dengan senyuman hangat. Fira pun membalas lambaian Lisa dan tersenyum padanya. Dan tak lama mobil itu pergi menjauh, menghilang dari pandangan Fira.

***

Sesampainya di rumah keluarga Hito. Lisa dan Bara masuk kedalam. Kemudian mereka merebahkan tubuh di atas sofa yang berada di ruang Tv.

“Mana Dek, kue kelapanya?” tanya Bara.

“Oh iya, ini.” Lisa mengeluarkan bingkisan kue dari ranselnya.

Bara pun mengambil bingkisan itu, kemudian mengeluarkan kue kelapa yang ia inginkan dari tadi. Dan melahapnya dengan rakus.

Sementara Lisa ia menikmati cup cake kesukaannya dengan lahap.

“Kak Bara tahu gak?”

“Enggak,” timpal Bara pada Lisa yang belum selesai berbicara.

“Yeh....” sewot Lisa.

"Aku punya teman baru loh, dia orang nya baik, ramah, terus asyik. Dan apa Kakak tahu? Temanku ini sudah memiliki toko kue, dia juga masih muda tapi benar-benar berbakat bikin kue,” tutur Lisa dengan wajah ceria bahagia.

“Siapa? Temen sekolahmu?” tanya Bara penasaran, karena tak biasanya ia melihat adiknya itu bercerita mengenai teman-temannya dengan wajah sumringah seperti itu.

“Bukan, aku dan dia baru kenal tadi sore di toko, dia juga masih kuliah, tapi sambil berbisnis juga, dia namanya Fira, pemilik toko Zupa Cake.”

“Oh ya apa Kakak tahu? resep-resep kue nya itu ia dapat dari Ibunya, tapi sayang Ibunya Kak Fira sudah meninggal. Tapi aku kagum dengan Kak Fira, di usianya yang masih muda, ia bisa mengatur waktu antara kuliah dan berbisnis," sambungnya.

Sedangkan Bara hanya mengangguk dan terus menikmati kue kelapanya, tanpa menghiraukan perkataan adik nya yang sedari tadi tak henti-hentinya membicarakan Fira.

.

.

.

.

.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!