Aku adalah perempuan cantik bertubuh tinggi seperti model, kulitku bersih mulus berwarna sawo matang. hidung mancung dan berambut pirang panjang hingga dada umurku 23 tahun dulu aku kerja di sebuah perusahaan swasta sebagai sekretaris sekarang aku diam diri dirumah belanja sesuka hati karena aku telah menikah dengan bos ku sendiri.
Aku kini menjadi seorang istri dengan pernikahan yang baru terjadi kemarin, hari ini hari pertama aku tinggal di rumah mewah yang berlantai dua ini. karena kemarin aku tinggal di sebuah apartemen dekat gedung pernikahan ku, pagi tadi aku kesini diantar suami ku. namun dia tak mengambil cuti karena ada meeting yang mendesak, yang mengharuskan ia meninggalkan aku. tapi tak apa, aku tau jadwal kerja nya memang padat. sekarang jam 15.40 dia belum pulang , suami ku pulang pukul 16.00.
Dia tampan sekali, kulit nya sungguh putih bersih seperti kopi dengan susu jika dibandingkan dengan ku. hidung yang mancung dan mata ya sipit membuat wanita terpikat, fisik nya begitu hampir sempurna. dia selalu berpakaian rapih jas dan dasi tak pernah luput dipakainya jika keluar menjumpai rekan kerjanya.
Dia bukan hanya menang dalam soal fisik, karirnya pun tak usah diragukan lagi, di usia nya yang menginjak 24 tahun berbeda satu tahun denganku. dia sudah memiliki perusahaan besar sendiri yang sudah berdiri selama 3 tahun sejak ia berusia 21 tahun, bukan hanya itu ia banyak memiliki investasi dari mulai tanah serta banyak menanam saham pada beberapa perusahaan.
Aku lahir di Jakarta , ibu ku asli bandung dan ayahku asli surabaya namun kedua nya meninggal karena kecelakaan 2 tahun lalu saat usia ku 21 tahun. aku kadang merindukan mereka namun doa lah yang pantas aku panjatkan dari pada tangis, aku hanya anak tunggal mereka, dan tak punya siapa-siapa lagi.
Suamiku lahir di Jakarta, kedua orangtuanya memang asli dari jakarta. rumah ibu dan papah mertuaku sangat dekat dengan rumah ku, hanya diselangi oleh satu rumah.
Perkenalkan namaku Adila putri dan suamiku bernama Zaffran aliyad.
Aku sengaja menulis deary ini, aku senang sekali menulis untuk mencurahkan kehidupan ku karena tak ada seorang pun yang dapat menyimpan bangkai serapih apapun termasuk rahasia kehidupan ku. apalagi ada beberapa hal yang tak bisa ku ceritakan pada seseorang karena tak baik membicarakan aib keluarga atau pun suami jadi lebih baik aku mencurahkan asam manis pahit nya kehidupan disini.
AWAL MULA!
Adila pun menutup buku deary nya dan ia pergi menaruh nya kedalam laci disamping tempat tidur.
Tak lama suami nya pulang menggunakan mobil pribadi dengan seorang supir.
"Sayang...." teriak zaffran sambil membuka pintu
Adila menuruni anak tangga dan segera menghampiri suaminya
"Eh mas udah pulang" sapa lembut adila langsung mencium punggung tangan zaffran
"Sini aku bukain" seketika adila membuka jas suaminya dan mengambil tas kantor yang di pegang nya
"Duduk mas, makan dulu" suruh adila sambil menggandeng lengan zaffran
"Aku mandi dulu, kamu temanin aku ya" goda zaffran, adila langsung mencubit kecil perut suaminya "ihh" zaffran terkekeh kecil sambil mengusap perutnya
Mereka berdua berjalan menuju kamar, zafran langsung masuk ke kamar mandi untuk segera membersihkan badannya.
Sedangkan adila menyiapkan pakaian yang akan dikenakan suaminya itu.
"Mas aku tunggu dimeja makan, atau disini aja?" tanya adila sedikit berteriak
"Dimeja makan aja" jawab suaminya dalam kamar mandi
Adila turun kebawah sambil senyum-senyum sendiri bagaimana tidak, sekarang ia memiliki seorang suami yang baik serta bergelimang harta. ia pun mempunyai mertua yang sangat baik sekali padanya.
"Nyonya ada lagi yang perlu dimasak?" tanya pembantu dirumahnya
"Gak usah bi, ini juga cukup. makasih ya" jawab adila lembut
Tak..tak...tak
Suara sandal bersama langkah kaki suaminya menuruni anak tangga, ia datang menghampiri istrinya lalu duduk untuk makan bersama.
"Makanan favorit kamu apa sih mas?" tanya adila penasaran
"Apapun yang disediakan kamu dimeja makan" jawab zaffran yang langsung membuat adila tersenyum
Wah betapa beruntungnya seorang gadis yang sudah 2 tahun ini hidup sebatang kara, kini kehidupannya sangat diidam idamkan.
"Ahh mas.. ini juga masakan bibi bukan aku yang masak" jawabnya sambil tersenyum malu
"Boleh dong kapan-kapan aku nyicipin masakan kamu" goda zaffran sambil tersenyum kearah adila
"Aku belajar dulu mas" jawab adila yang berarti menyanggupi
Setelah hidangan makan malam habis adila ke kamar mandi bawah menyuci kaki dan tangannya lalu suaminya duduk di sofa di depan televisi dengan kaset film romantis china yang diputarnya
"Sini temenin aku nonton" panggil zaffran menepuk sofa di sampingnya, adila pun menghampiri lalu duduk disampingnya.
"Ternyata bos ku yang dikantor tegas ini pecinta film romantis" goda adila sambil terkekeh
"Nakal kamu ya?" jawab zaffran sambil mencubit kecil hidung adilla
Mereka sangat terlihat bahagia, rumah tangga baru sehari namanya juga.
Setelah sekitar satu jam lebih film itu pun berakhir, ia membangunkan adila dari tidurnya "sayang?" zaffran menggoyang kan bahu adila
"Biarin ah" pikir adila dalam hatinya
Adila memang benar tertidur tadi, tapi saat dibangunkan adila terbangun namun tetap memejamkan matanya.
Zaffran langsung mematikan televisi, lalu ia menggendong istri kesayangannya itu menaiki anak tangga. lalu menjatuhkan tubuhnya dengan perlahan ke atas tempat tidur.
Adila tiba-tiba tersenyum tak bisa menahan tawanya "wah aku diboongin" ucap zaffran sambil menepuk pelan paha adila
Adila kemudian menatap wajah zaffran dengan intens "aku beruntung punya kamu"
Zaffran tersenyum penuh arti dan langsung mencium lembut kening istrinya "udah lah tidur, aku besok ngantor" jawab zaffran sambil pindah ke sisi kiri adila
Zaffran menarik selimut menyelimuti istinya itu lalu ia memejamkan kan mata dan tertidur pulas bersama adila
tak..tak..tak..
Jam berdetak dengan pelan namun suara detiknya sangat terdengar jelas di tengah malam begini, adila terbangun dan lari masuk ke dalam kamar mandi. kebelet!
"Huh, untung sekarang toilet ada dikamar nggak kaya dulu" ujarnya membandingkan
Adila duduk disamping ranjang tidurnya ia kembali membuka lemari deary nya ia mengeluarkan buku itu
Hai istri-istri diluar sana, yang akan iri dengan pernikahan ku. mas zaffran tadi mengajak ku menonton film romantis aku senang beribu senang. tadi aku berpura-pura tertidur dan mas zaffran menggendong ku menaiki tangga. aku mengatakan bahwa aku adalah perempuan beruntung lalu dia mencium keningku dengan penuh kasih sayang. aku selalu menunggu kejutan yang akan aku temui di pernikahan ku. benar-benar akan mengejutkan!
Adila menutup buku deary nya dan kembali tertidur pulas disamping lelaki yang sangat ia cintai.
•
•
**Baca novel ku yang lain
• Terpaksa Menikahi Bos Muda Manja
• Pernikahan Beda Usia
• Menaklukkan Hati Suamiku**
Pagi ini adila bangun tepat pukul 05.00 ia langsung buru-buru sholat subuh dan mencoba membangun kan suaminya untuk sholat berjamaah. namun ia tidak bergerak sedikitpun, seperti orang mati saja.
Mungkin saja kalau dirinya kecapean, sekarang sudah pukul enam. adila kembali membangunkan suaminya agar segera bersiap. "mas bangun mas"
"hmmmm" zaffran bergerak sedikit namun tetap memejamkan kedua bola matanya
"Bangun dulu, mandi terus sarapan" adila mengusap lembut kepala suaminya
Zaffran membuka matanya perlahan ia tersenyum manis kepada sang istri yang ada dihadapannya
"Bangun mandi" suruh adila lembut
"Emang udah jam berapa?" tanya balik zaffran pada istrinya
"jam enam"
"Masih pagi sayang" eluh zaffran yang memeluk guling nya kembali
"Mas gak solat? solat dulu masih ada waktu" tanya adila penasaran
"Tarrr" jawabnya malas
"Kamu ini ya!" omel adila sambil menggoyangkan kedua bahu suaminya
"Aku mandi " zaffran langsung bangun lalu mencium kening istrinya dan segera pergi ke kamar mandi, adila menyiapkan pakaian untuk suaminya yang ia letakkan di atas tempat tidur.
"Mas..aku tunggu dibawah ya" adila mengetuk pintu kamar mandi
"Iya sayang" jawab suaminya
Adila bergegas keluar kamar dengan mengenakan dress mini berwarna hitam, ia berjalan menuju dapur menghampiri pembantu nya itu. "bi, lagi masak apa?" tanya adila kepada pembantu nya, yang telah bekerja cukup lama dirumah zaffran.
"Masak kentang goreng saja nyonya" jawab bibi yang tengah menyisihkan kentang goreng yang diambil dari kulkas
"Mau adila bantu bi?" tanya adila
"Gak usah nyonya cuma sedikit, biasanya tuan kalo pagi ingin dibuat kan kentang goreng" tolak bibi
"Yaudah kalo gitu aku mau siapin roti dulu" ucap adila sambil menepuk pelan pundak pembantu nya itu
Adila mengambil beberapa selai dilemari makan nya
ada selai kacang, nanas, strawberry, coklat, durian , anggur dan juga susu kental manis putih dan coklat yang ia letakkan rapih dimeja makan nya.
Adila kembali membuka lemari makan nya dan mengambil roti tawar dan roti gandum lalu meletakkan keduanya didekat selai yang tadi ia susun
"Bi, air putih kok kosong?" tanya adila yang melihat gelas kaca besar itu sudah tidak ada isinya
"Maaf nyonya bibi lupa mengisi air, bibi isi dulu ya kebelakang" jawabnya segera mendekat
"Gak papa bi, yaudah minta tolong yah diisi. aku mau nyapu dulu" saut adila dengan ramah
"Gak usah nyonya nanti tuan marah" larang bibi yang takut jika zaffran akan marah kalau melihat istrinya melakukan pekerjaan yang harus nya ia lakukan.
"Loh marah kenapa? aku kan mau bukan disuruh" tanya adila heran
Ia pergi meninggalkan pembantu nya itu dan langsung mengambil sapu, bibi pun tak dapat melarang nya ia hanya menggelengkan kepalanya.
Adila mulai menyapu lantai bawah itu perlahan, padahal debu nya saja tak terlihat oleh kasat mata. masih bersih!
"Tok...tok...tok..."
Bibi berlari kecil menuju pintu
"Bi, lanjutkan menggoreng saja biar adila yang buka pintu. takut gosong kentang nya" cegah Adila
"Baik nya" santun bibi
Adila berjalan pelan menuju pintu yang terus diketuk sambil memegang sapu ditangan kirinya
"Krekkkk..." Pintu terbuka
"Ehh mamah" sapa adila yang langsung mencium punggung tangan mertua nya itu
"Kamu nyapu? kan ada bibi" tanya mamah
"Gapapa lah mah olahraga" jawab adila sambil tersenyum
"Bagus lah mamah dapat menantu yang rajin" puji mamah sambil mengusap rambut adila
"ahh mamah berlebihan, sama siapa kesini mah?" tanya adila basa basi
"Sendiri" jawabnya
"Gak dianterin?" tanya adila mengerutkan keningnya
"Mamah jalan, olahraga" jawab lagi mamah sambil tersenyum lebar
"Bukannya whatsApp adila mah minta jemput, biar olahraga bareng" lucon adila sambil tersenyum lebar
"Hahaha" kelakar nya "jadi mamahnya gak disuruh masuk, pegel ini disini" sambungnya sambil melirik pintu
"Yaampun lupa mah" kata adila menepuk keningnya, ia pun mengajak mamah mertuanya itu untuk duduk dimeja makan
"Mamah udah sarapan?" tanya adila mengajak mamah menuju meja makan
"Belum, sengaja mau sarapan disini" jawabnya sambil mengangkat kedua alisnya
"Mau adila buatin roti sekarang??"
"Gak usah, mamah nunggu zaffran aja. masih tidur dia sudah jam 6 begini?" tanya mamah menyelidik
"Udah adila bangunin kok mah, tadi lagi mandi. mungkin sekarang lagi pake baju" jawab adila masuk akal
"Yasudah mamah mau sarapan bareng saja"
"Kalo gitu adila tinggal nyapu dulu ya sebentar, gak apa-apa kan mah?" izin adila sambil mengangkat gagang sapu yang dipegangnya sedikit
"Nggak sayang, silahkan lanjut" jawabnya tersenyum mamah
Adila kembali menyapu rumah yang besar itu
"Tak..tak..tak..."
"Mamah?" zaffran yang baru turun mengerutkan keningnya, dengan kemeja putih dan celana hitam ia nampak sangat berwibawa.
"Sayang, mamah mau ikut sarapan boleh?" tanyanya saat melihat putranya satu satunya turun dari lantai atas
"Yaampun mamah ini, ya tentu jawabannya boleh"
Adila menaruh sapu dan menghampiri suami dan mertuanya yang bercengkrama di meja makan, bibi menaruh kentang goreng yang sudah matang.
"Sini duduk dekat mamah " suruh mamah pada adila
"Iya mah, mau langsung sarapan mas?" tanya adila menatap zaffran, zaffran menganggukkan kepalanya.
"Rotinya apa?" tanya adila bingung
"Nih mamah kasih tau, zaffran itu tiap pagi gak pernah bosen makan roti gandum dengan selai coklat dengan selai kacang lalu diberi susu coklat " ucap mamah menepuk pundak adila
Zaffran tersenyum lebar menandakan itu sarapan kesukaannya.
"Kalo untuk kentang, dia selalu makan juga walau hanya satu potong. gatau kenapa, minumnya itu susu putih hangat" sambung mamah memperjelas
"Ohh begitu ya mah , makasih udah ngasih tau dila " peluk adila sambil tersenyum lebar
"Maaf ya mas aku gak tau" ia menatap suaminya yang tengah tersenyum
"Gapapa kan belajar, pelan pelan aja " jawab zaffran santai, adila menganggukkan kepalanya "karena kalo cepet-cepet entar sakit doang enak nya gak ada" sambung zaffran
Adila melotot kearah zaffran karena malu, sedangkan mamah tertawa sambil menepuk paha anaknya itu.
"aku buatin rotinya dulu" ucap adila melerai tawa yang keluar dari bibir zaffran
Adila mengambil roti gandum mengolesi selai coklat dan kacang lalu menaruh susu coklat diatas nya dan diratakan, sesuai dengan perkataan mamahnya.
"Makan mas" adila meletakkan roti itu disebuah piring dihadapan zaffran
"Mamah mau apa?" tanya adila yang sudah bersiap akan membuatkan sarapan untuk mertuanya.
"Roti tawar dengan selai kacang saja" jawab mamah
"Kamu bikin dong, sarapan bareng" suruh zaffran pada adila yang malah terlihat sibuk melayani keduanya
"Gak apa-apa duluan aja, aku mau buatin susu dulu" jawabnya
"Bi, buat susu putih 3" teriak zaffran pada bibi yang tengah membenahi dapur
"Baik tuan" sedikit teriak bibi
"Duduk, buat roti" suruh zaffran pad adila, ia pun mengangguk lalu membuat roti untuknya dengan susu coklat saja
"Gak pake selai?" tanya mamah
"Gak usah mah, adila sudah biasa kalo makan roti cuma pake susu coklat saja" tolak adila apa adanya
Zaffran dan mamah tersenyum, mereka bertiga mulai memakan roti itu lagi.
"Ini tuan, nyonya, ibu" ucap bibi sambil memberikan nya kepada satu persatu
"Bibi sini sarapan bareng" ajak adila
"Gak usah nya, bibi sudah sarapan sebelum kesini" tolak bibi "bibi permisi" sambungnya dengan sopan
Setelah selesai sarapan adila berjalan ke kamar mengambil tas dan jas suaminya , ia memakaikan nya pada zaffran.
"Aku berangkat ya" zaffran mencium kening adila dengan lembut
"Hati-hati mas" ia mencium punggung tangan zaffran
"Mah zaffran pergi" salam zaffran pada ibunya
"Hati-hati" saut mamah sambil menganggukkan kepalanya
Kini zaffran telah pergi meninggalkan rumah, hingga tak terlihat lagi dari pelupuk mata adila.
"Mamah ada arisan, pergi dulu ya" kata mamah pamit
"Mau supir anter mah?" tanya adila
"Mamah mau jalan aja orang deket" jawabnya
"Hati-hati mah" teriak adila menatap punggung mertuanya yang telah lenyap dari balik pintu
Mamah mertua nya pun pergi dari rumah, bibi yang tengah membawa keranjang belanja keluar melewati adila "mau kemana bi? belanja?"
"Iya nyonya" jawab bibi menghentikan langkahnya
"Belanja nya dimana? aku ikut" adila langsung beranjak menghampiri pembantu nya itu
"Jangan, nyonya sebaiknya istirahat" tolak bibi sambil tersenyum kecil
"Ah bibi adila bosan sendirian" eluh adila sambil mengerucutkan bibirnya
"Yasudah jika nyonya memang ingin pergi , ayo" ajak bibi karena tak tega pada nyonya baru rumah ini
"Tunggu ya bi, aku ganti baju dulu. sebentar" ujarnya segera berlari menaiki anak tangga dengan langkah kaki yang cepat
Tak lama adila turun mengenakan baju dress selutut berwarna peach dengan tas yang menyelempang dibahu kirinya "ayo bi" ajaknya sambil memegang tangan kanan bibi
Adila sangat menghargai orang walaupun itu pembantu nya, dia tau susah nya hidup. cape nya selalu dizona bawah, dahulu ia hidup seorang diri. kini ia merasa beruntung di kehidupannya yang sekarang. mereka pergi diantar supir memakai mobil yang ada di rumah.
Sekitar tiga belas menit mereka sampai disebuah supermarket "nyonya mau ikut kedalam?" tanya bibi ketika keduanya sampai di depan pintu
"Iya lah bi" jawab adila sambil tersenyum, kini keduanya pun masuk ke dalam supermarket yang cukup besar itu.
"Beli apa kita bi?" tanya adila bingung
"Beli buah dulu nya" jawab bibi
Bibi dan adila mengambil buah anggur, apel, jeruk serta alpukat "udah nya, ini aja yang kosong dirumah" kata bibi setelah semua buah masuk kedalam keranjang belanjaan
"Sekarang beli sayur ya bi?" tanya adila antusias yang dijawab anggukan oleh pembantunya
Mereka berdua kini berjalan ke arah sayuran yang segar dan banyak itu "nyonya mau sayuran apa?" tanya bibi
"Aku? terserah bibi aja" jawab adila setelah berpikir sejenak
"Biasanya tuan cuma makan sayur brokoli saja, tuan jarang makan sayur nya" ujarnya memberitahu sang istri
"Kalo gitu beli bayam dan kangkung" suruh adila karena akan memasak untuk suaminya
Bibi langsung mengambil dua ikat bayam dan dua ikat kangkung sesuai perintah majikannya. setelah berbelanja sayur mereka pun pergi membeli ayam, setelah selesai belanja mereka segera keluar dari supermarket itu.
"Sudah nyonya?" tanya supir ramah sambil membukakan pintu mobil
"Udah pak" jawab adila sambil tersenyum
Perjalanan baru berlangsung sekitar lima menit sampai akhirnya mobil mengerem mendadak
bruk...bruk...
"Astaghfirullah, kenapa ini?" tanya adila panik
"Gak tau nyonya, saya cek dulu" jawab supir tak kalah panik
Supir itu turun dari mobil dan melihat ban nya , rupanya ban depan dua-duanya kempes. "yaampun" kata supir sambil menepuk keningnya
Adila turun dari mobil yang berhenti tepat di depan sebuah restoran "kenapa pak? bi?" tanya adila heran menatap dua pekerja nya
"Aduh, maaf nyonya ban nya kempes. memang bulan ini saya belum servis karna tuan mungkin lupa memberi uang servis-nya" ujar supir sambil membungkuk kan badannya
"Biasanya habis berapa pak?" tanya adila penasaran, kenapa bisa bisanya suaminya itu melupakan hal seperti ini.
"Setiap servis beda beda kadang habis 400 kadang 700, kadang sampe berjuta juta kalau banyak yang diganti. tapi tuan biasanya kasih 1 juta nyonya" jawab supir itu apa adanya
"Yasudah ini. bawa ke bengkel pak" ia memberi uang cash pada supir nya
"Lantas nyonya bagaimana, mau saya carikan taksi dulu?" tanya supir itu
"Gak usah , kamu segera telepon bengkel saja" kata adila
"Ayo bi, jalan dulu ke depan" adila memutar bola matanya menatap sang pembantu, bibi pun mengikuti langkah kaki adila yang berjalan didepan.
Mereka berjalan pelan, beberapa lelaki menatap adila dengan terkesima. perempuan yang sangat cantik berjalan dengan anggun, wahhh cuci mata!
Beberapa menggoda nya, namun adila tetap tenang santai berjalan seolah tak ada orang. tak lama sebuah mobil berhenti didepan mereka, turunlah seseorang dari kursi belakang.
"Papah?" panggil adila saat melihat papah mertuanya
Papah mertua nya pun menghampiri ia usia papah sekitar 48 tahun , mamah dan papah memang masih muda karena zaffran adalah anak tunggal.
"Kamu ngapain jalan disini?" tanya papah bingung
"Habis belanja pah, eh mobil nya kempes jadi adila mau ke depan nyari taksi" jawabnya
"Yaampun, yasudah naik mobil papah biar papah antar" kata papah menyuruh menantunya itu
"Gak usah pah adila bisa sendiri" tolak adila karena tidak mau merepotkan
"Tunggu sebentar" pinta papahnya, ia mengeluarkan ponsel dari kantong kirinya menelepon seseorang lalu mematikan nya.
"Kamu sudah sarapan? atau mau sarapan dulu disini?" tanya papah sambil menunjuk sebuah restoran yang ada
"Sudah pah, bareng sama mamah juga tadi pagi" jawab adila
"Baguslah"
"Papah sedang apa disini?" selidik adila
"Menemui rekan kerja"
"Yasudah papah tinggalkan adila saja, nanti keburu datang rekan kerjanya. adila baik-baik aja kok, ada bibi juga" ujarnya
"Masih 10 menit" ucapnya sambil melihat jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangannya.
Tak lama sebuah mobil berhenti di depan mereka, turunlah seorang supir "maaf pak jika lama menunggu" ucapnya menghadap pak ari aliyad sambil membungkukkan badan
"Antar menantu saya pulang ke rumah nya" titahnya
"Ahh papah, makasih ya repot-repot" kata adila menyela saat mendengar kalau papah mertuanya menyuruh supir agar mengantar nya pulang
Adila dan bibi masuk ke mobil lalu melambaikan tangan pada papah yang masih berdiri ditempat tadi
"Ke rumah tuan muda zaffran kan nyonya?" tanya lembut supir itu yang di jawab anggukan oleh adila
Setelah beberapa menit mereka akhirnya sampai di rumah milik zafran, adila dan bibi segera masuk kedalam rumah. "biar aku cuci belanjaan nya, bibi bisa mengerjakan yang lain" kata adila mengambil keranjang belanjaan yang sedari tadi ada di tangan bibi
"Udah nyonya tidak usah" tolaknya lagi
"Bibi melarang aku?" tanya adila dengan wajah merajuknya
"Yasudah ini nyonya ini" kata bibi menyerahkan belanjaan nya, ia takut jika nyonya nya ini malah marah padanya.
"Hahaha bercanda bibi, aku mengancam agar dituruti" kata adila pada bibi sambil terkekeh
"Ahh nyonya membuat bibi takut saja"
"Adila enggak doyan daging manusia kok bi" lucon nya
bibi tertawa, waktu demi waktu mereka mulai semakin akrab.
Adila dengan santai mencuci buah nya lalu memasukan nya ke keranjang, begitu pun sayuran dan daging yang dibelinya.
Disela sela kesempatan ia menelepon zaffran untuk menanyakan sesuatu, tak butuh waktu lama agar si suami mengangkat teleponnya
"Mas, aku ganggu gak?" tanya adila diujung telepon
"Enggak lah, ada apa?" tanya zaffran sambil mengembangkan senyumnya
"Nanti siang boleh aku ke kantor membawakan makanan?" tanya adila
"Siapa emang yang melarang istri tuan mudanya datang ke kantor?" godanya sambil terkekeh
"Hehehe , mas tunggu aku ya nanti. jangan makan diluar, aku mau masak sendiri buat kamu" ujarnya
"Iya istriku" jawab zaffran, adila lalu mematikan teleponnya. ia berjalan pelan ke kamar mengambil buku deary miliknya
Ia banyak mencurahkan perasaan senang nya hari, karena seperti mendapatkan kebahagiaan yang dulu sempat hilang karena kedua orangtuanya meninggal.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!