Hari sabtu adalah Hari yang paling melelahkan bagi seseorang gadis berusia 22 thn. Dimana ia harus bekerja di Cafe "Lily" yang seriap Hari sabtu selalu ramai pengunjung. Terutama anak muda-mudi yang sedang berpacaran mestinya.
"Ellfan-tin..."kata Seorang lelaki yang memandang name tag wanita tersebut.
"iya..Ada yang bisa saya Bantu..?"tanyanya sopan.
"tidak Ada..
hanyaa... ingin meminta nomer handphonemu"katanya sambil mengedipkan mata.
"maaf..kami tidak menyediakan pesanan yang anda maksud"wanita itu sedikit membungkuk dengan sopan.
"aduhh sayang sekali yaaa..." lelaki itu terlihat memasang tampang kesal.
Namun tetap saja menjengkelkan menurut wanita itu.
"Antinn...."panggil Seina teman kerja Antin.
Ia segera menghampiri Seina.
"ada apaa?"
"antar kemeja nomer 13"kata Seina dengan sinis.
Antin mengehela nafasnya Dan segera mengangkat nampan berisi makanan dan mengantar ke meja nomer 13.
"permisii"Antin meletakkan perlahan makananya dimeja nomer 13.
"silahkan menikmati"katanya sambil sedikit membungkuk.
Selang berapa detik ia melihat pengunjung lagi dengan sigap ia mempersilahkan masuk dan memberikan buku menunya.
"mau pesan apa?"tanyanya dengan sopan.
Sepasang kekasih yang tengah berkencan itu terlihat sangat serasi memakai baju couple.
"kapan.. ak merasakan menjadi mereke"Batin Antin.
"saya mau pesen steik dong mbak"kata perempuannya.
Dengan sigap Antin menuliskan pesanannya.
"apalagi"Tanya Antin dengan ramah.
"kamu mau pesan apa sayang"Tanya perempuan itu kepada kekasihnya.
Tapi entah apa yang barusan pria ini lakukan, ia bahkan terlihat terkejut mendengar pertanyaan dari kekasihnya.
"eh..e samain aja."katanya sedikit terbata dan terkesan salah tingkah dan kembali membaca buku menunya.
Perempuan itu mengangguk dan kembali membaca buku menunya.
Saat Antin melihat pria tersebutia sedikit terkejut mendapati tatapan dari pria ini.
Ia Sudah menaruh buku menunya dan menopang dagunya memandang binar Antin yang terkesan takjub.
Antin kembali menunduk,
"semua pria sama saja."Batin Antin.
"steiknya dua ya mbak sama..."Saat wanita itu meletakkan buku menunya ia Tak meneruskan kalimatnya, padhal Antin ingin segera menulisnya.
Saat Antin melihat kearah wanita itu ternyata ia tengah melolot kearah kekasihnya.
Siapa yang tidak kesal sih..
melihat kekasih kita yang bahkan memandang wanita lain dengan tatapan begituu..
"emmm minumnyaa?" tanya Antin hati-hati.
"jus sirsak 2 ya mbak"kata perempuan itu yang masih memandang dengan kesal pada kekasihnya.
Dan bodohnya pria itu belum menyadarinya.
"jangan lupaa ya mbak jus SIRSAKnya 2" katanya menekan pada kalimat sirsak.
Antin hanya mengedikkan bahunya dan menulis pesanannya.
"baikk steiknya 2 dan jus sirsaknya 2"kata Antin.
"lohhh.."pria itu tiba-tiba tersadar dan menatap kekasihnya yang Sudah sangat jengkel.
"kok sirsak"kata pria itu bingung.
"kenapa"kata perempuan itu dengan santai tpi tidak dengan raut mukanya yang terlihat begitu kesal.
"kau kan Tau ak tidak suka sirsakk"jelasnya.
"ohh ya..."kata wanita itu tersenyum sinis.
"tolong cepetan ya mbak keburu laper"katanya kepada Antin.
"baikk"Antin segera mengundurkan diri.
"lohhh koo"pria itu kebingungan ia fikir kekasihnya akan mengganti pesenan minum mereka.
"siapa suruhh ngeliatin cewek lain sampai segitunya"katanya sambil kesall.
Obrolan mereka masih terdengar oleh Antin, bukan-bukan lebih tepatnya pertengkaran.
Sudah hampir 1 bulan Antin bekerja di Cafe "Lily".
Dan Tak jarang pula ia mendapati tatapan kagum atau bahkan jelalatan dari pria.
mempunyai wajah cantik Nan anggun memang terkadang menjengkelkan.
apalagi waktu bertemu dengan lelaki mata keranjang yang selalu memandang rendah.
Waktu sudah menunjukkan pukul 21.30. Itu artinya sift malamnya akan segera berakhir.
Pengunjung sudah tertinggal hanya beberapa, bisa bernafas lega dan sedikit bersantai.
sejak tadi Tak henti-hentinya harus mondar-mondir melayani pesanan pengunjung yang ramai.
meskipun Ada 3 pelayan cafe,, namun tetap saja selalu kualahan.
Antin terduduk lesu didepan cafe "Lily".
sift malamnya baru saja usai,ia menunggu ojek online yang Sudah ia pesan waktu selesai membersihkan cafe tadi.
ia ingin segera istirahat dirumahnya.
Sungguhh letih dirasanyaa.
"Antinn.."Sapa Liza rekan kerja Antin.
"yaa."Antin memandang liza yang baru saja keluar dari cafe dan disusul oleh Seina yang akan mengunci pintu cafe.
"belum mau pulang?"tanya liza.
"masih nunggu ojek"
"ohh..kita pulang duluan yaa"
"ok"
Liza berlalu dan Seina hanya melirik tajam kearah Antin dan berlalu begitu saja.
Entahh kenapa dengan anak satu itu, sejak pertama Antin bekerja disini ia sama sekali tidak menyukai Antin.
Antin mendengus kesal, Sudah 5 menit lebih ia menunggu tapi ojek Online nya belum sampai juga.
Hembusan angin malam menerpa Antin, membuat ia sedikit berjingkat karna kedinginan.
Hari ini ia tidak membawa jaket.
Karna beberapa ia belum mencuci baju selama beberapa Hari..
Dan sialnya seragamnya hanya berlengan pendek.
"kenapa lama sekalii.."kesal Antin.
Segera ia merogoh tasnya untuk mengambil handphonenya,dan memeriksa kembali.
Ia bertambah kesal saat mengetahui jika drivernya membatalkan pesanannya.
sekarang ia harus bagaimanaa..
"Tau begini aku akan membawa motor sendirii"
Ia semakin kesall saat Tak kunjung mendapatkan driver pengganti.
ia berjalan menuju jalan Raya yang Tak jauh dari tempat kerjanyaa.
ia berharap mendapat bus atau angkotan umum yang searah rumahnya.
namun nihil ia tidak dapat mendapatkan angkot ataupun bus apapun.
waktu sudah semakin malam tapi ia masih belum mendapatkan transportasi umum.
Antin semakin cemas.
kalau saja rumahnya Tak jauh dari tempat kerjanyaa ia akan berjalan kaki.
Tiba-tiba handphone Antin berdering segera ia mengambilnya dari dalam tasnya dan mendapati ayahnya memanggil.
ia mengehela nafasnya.
ayahnya pasti sedang khawatir menunggunya pulang.
"iya yah.."jawab Antin.
"ko belum pulangg"tanya kusuma Ayah Antin.
"emhh..lagi nyari angkutan umum buat pulang..tadi udah mesen ojek tapi dibatalin"jelas Antin.
"masih dimana?".
"depan tempat kerjaa"
"tunggu situ ayah jemput."
"ehh.. gak perlu yahh bentar lagi pasti dapet angkutan ko"
"udah malemm gak bakal Ada angkutan lagii"kata kusuma.
"ehh engg"Antin gendak menolak tapi ayahnya mematikan teleponnya terlebih dahulu.
"besok-besokk kalo dapet sift malam bawa motor sendirii aja"Batin Antin.
Sebelumnyaa ia takut kalau waktu pulang malem takut dibegal atau kenapa-napa dijalan.
Tapi ternyata kejadian Hari ini lebih menakutkan saat Tak mendapatkan angkutan untuk pulang.
kalau bukan ayahnya mungkin ia benar-benar jalan kaki untuk pulang.
ia kembali mendengus teringat akan ayahnya.
pahlawan dalam hidupnya selama ini.
ayahh sekaligus ibu bagi Antin.
Elsafa ibu Antin berpulang lebih dulu waktu melahirkan Antin.
Ia sama sekali tidak Tau apa-apa tentang ibunya..
hanya namanya Elsafa yang mirip dengan namanya Elfantin Serena.
Ayahnya begitu menutup rapat semua yang bertentangan tentang ibu.
Dulu-duluuu sekali Antin sering sekali menanyakan bagaimanaa sifat ibunya dan seperti apa Rupa beliau.
tapi ayahnya hanya diam dan selalu mengalihkan topik pembicaraan.
Tetapi rasa penasaran Antin begitu dalam. ia begitu keras kepala terus menanyakan perihal ibu kepada ayahnya.
sampai ayahnya pun meledakk dan membanting vas bunga yang Ada didepannya waktu itu.
ia sangat emosi sampai berteriak untuk berhenti membicarakan soal ibu.
dan itu adalah amarah ayahnya yang pertama kali Antin lihat.
ia tidak ingin membuat ayahnya marah lagi dan kecewa.
cukup sekali saja dan itu sudahh sangatlah cukup bagi Antin.
Tak dirasa Kristal bening itu meluncur dikedua pipi Antin dan membasahinya.
ia tidak pernah bisa menahan air matanya jika mengingat soal ayahnya.
seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya selama ini.
seseorang yang telah membesarkannya Seorang diri sejak kecil.
pahlawan dikehidupannya.
yang selalu menyayanginya dengan sepenuh hatinya.
Antin mengusap air matanya, ia tidak boleh sedih.. jika ayahnya melihat ia akan lebih bersedih dari dia.
Kembali ia memasang lagi wajah semangat dengan senyum manisnya.
Harus tetap semangat, perjalanan masih panjang..
harus bisa membanggakan ayahnya.
selang berapa menit Antin melihat ayahnya tak jauh dari tempat ia berdiri.
Senyum Antin mengembang ketika ayahnya tepat berhenti didepannya dengan motor matic pemberian ayahnya waktu ia berulang tahun umur 20th.
Saat Antin hendak naik,ayahnya melarang.
Antin mengernyit bingung saat ayahnya malah turun dari motor dan membuka jok motor.
Ternyata ayahnya membawan jaket untuknya,tapi tunggu..
"inikan belum Antin cuci. "Antin menerima jaket dari ayahnya.
"udahh ko"jawab santai ayahnya dan menutup kembali jok motornya.
"Ayah nyuci baju Antin lagi.?"selidik Antin.
"gak sengaja"kusuma naik kemotor dan menghidupkan mesin motornya.
"Mana Ada orang Antin masih taruh di kamar kok"
"mau pulang apa enggak?"
"pokoknya Antin gak mau ya Ayah nyuciin baju Antin lagi"Antin Naik me motor.
"gak janji ya"kusuma menjalankan motornya.
"ayah ihhh"Kesal Antin.
"kamu udah makan?"tanya kusuma saat memasuki rumah.
"lohh...Ayah masak lagi kan-"
"bukan"potong ayahnya.
"suudzon mulu ihh"sambungnya.
"terus gimana?"tanya Antin.
mereka berjalan menuju ruang makan.
"tantemu tadi nganterin makanan..tuh dimeja liat aja.."kata Kusuma yang berjalan menuju kamar Mandi yang Tak jauh dari ruang makan.
Segera Antin membuka tudung saji dan sedikit terkejut dengan lauknya.Saat dilihat ayahnya ternyata Sudah masuk kedalam kamar mandi.
Ia hendak memanasi lauknya dan membawa kedapur. menaruh diatas kompor dan menyalakannya.
Antin membuka kulkas mengambil air dan meminumnya,Kusuma keluar dari kamar mandi.Antin mengembalikan air kedalam kulkas.
"tumben tante masak rendang,ada acara apa?"tanya Antin.
"katanya kue nya laku banyak"kata kusuma
"ayah belum makan?"
"udahh kok"
"berarti tante Kila ngasih banyak dong"
"besok kamu disuruh dateng buat bantu-bantu".Antin mengangguk.
"ayah istirahat gihh"
"kamu jugaa"
"masih nunggun ini"
Kusuma berjalan menuju kamarnya.
Antin berjalan ke halaman belakang untuk mengambil handuk.
dan kembali kedapur menunggu lauknya sampai mendidih.
Selesai memanasi ia langsung menuju kamar mandi dan membersihkan diri.
selesai menyelesaikan ritual mandinya ia segera kekamarnya dan ganti baju.
sebenarnya dikamarnya ada kamar Mandi tapi beberapa hari ini airnya tak mengalir dan ia belum sempat memanggil tukang ledeng.
"ahhh nyamannya.."Antin menjatuhkan badannya diranjang saat selesai memakai baju.
ia menatap langit-langit kamarnya dengan tangan terbentang.
seharusnya ia segera tidur hari ini karna Sudah sangatlah malam.
Namun ia masih berfikir akan sesuatu hal, apa yang bisa membuat ayahnya bangga padanya.
Bahkan sampai diumur sekarang ia masih belum bisa membanggakan ayahnya fikir Antin.
Terlalu lama ia berfikir dan akhirnya ia terlelap dalam tidurnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!