NovelToon NovelToon

Die Or Be Mine

episode 1

Seoul, korea selatan.

Di sebuah ruangan VVIP bar bernama Black Light, ada seorang pria berusia 28 tahun. Berkulit putih, hidung mancung, memiliki rahang yang tegas, serta tubuh yang atletis adalah sebongkah anugerah yang diberikan oleh Sang Pencipta untuknya.

Dalam ruangan tersebut tidak ada orang lain selain ia dan kedua sahabatnya. As lou dan Bob kim adalah nama dua orang sahabatnya.

Ketiganya merupakan sahabat sejak berada di bangku kuliah dulu, hingga sekarang mereka masih sering membahas kisah mereka saat itu.

Ketika ada waktu luang, mereka bertiga akan selalu berkumpul di Bar ataupun Kaffe, tentu saja mereka akan memesan ruangan VVIP. Tujuan mereka memesan ruangan VVIP hanya satu yaitu tidak ingin diganggu oleh orang lain.

Aron Jacob adalah seorang bos mafia berhati iblis, ia akan melakukan segala cara agar bisa menang tentu saja jika harus membunuh maka itu pun akan ia lakukan.

Identitas mafianya tidak banyak yang tau, karena saat berada di dunia mafia namanya bukan lagi Aron Jacob melainkan Blood, dan penampilannya akan benar benar berubah. Maka dari itu ia bisa dengan santai menunjukan wajahnya pada publik.

Berbeda halnya dengan kedua sahabatnya mereka adalah orang biasa dan bukan dari kalangan mafia namun jangan salah mereka juga dikenal sangat kejam dalam membunuh.

As Lou adalah seorang dokter bedah terkenal di seoul dan bukan hanya itu, ia adalah seorang Direktur dari Rumah Sakit milik ayahnya yaitu Rs. Internasional Seoul.

Sedangkan Bob kim adalah seorang Perwira TNI AD dengan pangkat Jendral Besar. Ia memutuskan menjadi TNI karena kakeknya dulu juga seorang perwira.

Di manapun mereka berada disitu ada segerombolan pengawal yang sudah di tugaskan di setiap sudut ruangan. Mereka tidak akan main main jika menyangkut nyawa mereka bertiga. Ditambah lagi musuh mereka ada di mana mana.

Musuh dari seorang Aron jacob maka itu juga akan menjadi musuh As lou dan Bob kim, begitu juga sebaliknya.

Mereka tampak berbincang bincang soal bisnis dan lainnya, hingga mereka dikagetkan oleh suara tembakan di luar ruangan.

"Duarrr...Duarrr...Duarrr... begitulah kira-kira suara tembakannya.

Semua orang yang berada di dalam bar menjadi panik dan tak karuan, semuanya berlari sana sini tidak peduli ada yang jatuh terinjak dan lainnya.

Pengawal dari masing masing mereka sudah berlari untuk mencari tau siapa dalang dari semua ini. Hingga akhirnya mereka menemukan seorang pria yang tampak mencurigakan.

Para mengawal langsung membawa pria itu ke dalam ruang VVIP Bar, tempat dimana tiga orang pria tampan berhati iblis itu berada.

" Plakkk. " Suara tamparan keras mendarat di pipi pria itu, tendangan bertubi - tubi dilayangkan pada tubuh pria itu hingga darah di mana - mana.

"Apa kau yang melakukannya ?" Tanya As Lou pada pria yang tidak di ketahui namanya itu.

"Jawab sialan, aku akan membunuhmu jika kau tidak mengatakannya sekarang."

Pria tadi hanya tersenyum, lalu meludahi As Lou dengan ludahnya yang bercampur darah.

"Aku tidak akan memberi tau kalian, bunuh saja aku jika kalian mau." Kata pria itu.

As Lou hanya tersenyum miring, sama halnya dengan Aron Jacob dan Bob Kim.

"Oh kau menantangku rupanya, baiklah akan aku wujudkan keinginanmu." Ia langsung mengambil pistol miliknya lalu menembak di area dahi pria itu. Tanpa menunggu lama pria tadi langsung kehilangan nyawanya.

"Bereskan dia." Perintah As Lou pada anak buahnya.

Setelah semuanya sudah beres, ia membuka jasnya lalu duduk kembali bersama dua sahabatnya.

"Aku yakin Red Bat dalah dalang dari semua ini." Kata Bob kim.

Red Bat atau kelelawar merah adalah musuh bubuyutan Aron di duni mafia yang dipimpin oleh Matthew. Ia sangat terobsesi ingin membunuh Aron karena, jika Aron tiada maka posisi Aron yang seorang bos mafia sekarang akan diambil alih olehnya.

"Aku juga sangat yakin, namun sayang pria brengsek itu tidak ingin mengatakannya, padahal aku sangat ingin mendengarnya mengatakan jika Matthew yang menyuruhnya." Kata As Lou.

Mendengar percakapan antara kedua sahabatnya membuat Aron tersenyum kecut.

"Aku sangat menantikan permainan yang membosankan itu." Kata Aron.

Ketiga sahabat itu berbincang hingga tidak sadar jika waktu sudah sangat larut, pukul dua dini hari.

Pukul tiga dini hari mereka baru keluar dari Bar itu dan pulang ke rumah mereka masing-masing.

🌹

Esok paginya Aron terbangun jam setengah enam, waktu biasanya ia bangun untuk aktifitas seperti pergi membicarakan bisnis atau berkunjung ke markasnya untuk menyamarkan aktivitas kelompok mafianya.

Ia sudah mulai dengan ritual paginya yaitu, berolahraga, mandi lalu bersiap siap ke kantornya.

Ia menuruni tangga dan berjalan ke meja makan, lalu memakan hidangan yang di siapkan oleh chef pribadinya.

Jarak antara mansion dan perusahaannya sekitar satu setengah jam. Aron adalah sosok yang tidak pernah terlambat saat masuk kerja.

Sehingga bawahannya pun tidak ada yang akan terlambat. jika ia mengetahui bawahannya terlambat maka selamat tinggal, orang itu akan di keluarkan dari perusahaannya, MJ D'Company. Itulah nama perusahaannya yang sangat sukses dan memiliki banyak anak cabang.

Setibanya di kantor, seperti biasa karyawan wanitanya selalu tergila-gila padanya, tidak sedikit orang yang berusaha merebut hatinya, namun sayang tidak ada yang berhasil.

"Tuan, menurut informasi yang saya dapat tuan Matthew akan hadir di acara kasino sebentar malam." Kata orang kepercayaannya yang bernama Oskar itu.

" Baiklah, kau siapkan semuanya aku akan menghadiri acara itu."

"Baik tuan, saya akan menyiapkan semuanya."

"Hmm." Jawab Aron singkat.

Aron mulai dengan aktivitasnya yaitu, memeriksa semua data keuangan, dan menandatangani perjanjian - perjanjian kerja sama antara perusahaannya dengan perusahaan lain.

Hingga ia dikagetkan kembali oleh Oskar.

Tok..tok..tok terdengar bunyi ketukan pintu dari luar.

"Permisi tuan, sekarang sudah waktunya berangkat." Kata Oskar dengan sopan.

Aron langsung melihat arloji mewah dipergelangan tangannya ternyata sudah pukul delapan malam.

"Oh, Baiklah." Jawab Aron yang langsung meletakan semua kegiatannya.

Ia berjalan keluar mengikuti Oskar saat sampai di mobil ia langsung mengganti pakaiannya kembali dengan yang lebih rapi.

Pesta kasino di laksanakan di sebuah kapal mewah milik bos kasino bernama Mr. X.

Setiap tahun ia akan mengadakan pesta besar- besaran dan mengundang semua orang penting di negara korea selatan. Tak terkecuali Aron, dan kedua sahabatnya. Namun kali ini kedua sahabatnya tidak bisa menemaninya karena harus mengurusi masalah pekerjaan mereka.

Aron sudah tampak rapi, dan terlihat sangat tampan dengan stelan jas hitam miliknya. Siapa sangkah di balik jas mahalnya terdapat dua senjata dan alat tajam lainnya.

Ia masuk ke dalam kapal itu bersama ke tiga anak buahnya termasuk oskar.

Tujuan mereka sebenarnya bukan untuk mengikuti acara namun untuk membunuh Matthew.

Tbc ... 🌵

Jangan lupa, komen, like dan vote yah 🤗

episode 2

Tujuan mereka sebenarnya bukan untuk mengikuti acara namun untuk membunuh Matthew yang sudah berani mengusiknya.

Aron di sambut baik oleh Mr. X dan ini merupakan suatu kehormatan baginya karena di hadiri oleh pengusaha muda dan sukses tersebut.

Setelah selesai berbincang bincang dengan Mr.X , Aron memilih untuk berdiri di salah satu pojok ruangan itu, tujuannya agar ia dapat mengamati dengan jelas gerak gerik semua orang yang berada di atas kapal itu.

Tentu saja karena ia takut mereka akan menghancurkan rencananya untuk membunuh Matthew.

Yang benar saja apa yang ia takutkan pun terjadi, karena Matthew ternyata sudah lebih dulu meninggalkan acara sejak tau dirinya akan datang.

"Sial, percuma saja aku ke sini." Pekiknya yang sudah mengepalkan kedua tangannya.

Tiba - tiba seorang wanita menabraknya dari belakang.

"Ahw, Maaf tuan." Kata wanita itu sambil menunduk dan langsung pergi begitu saja tanpa meliriknya sama sekali.

Ah wanita itu bernama Sheva Anastasya ia menggantikan sahabatnya untuk bekerja di acara kasino karena sahabatnya yang di ketahui bernama Anna Alendra sedang sakit.

Sebenarnya gadis itu memiliki pekerjaan paruh waktu, namun ia meminta ijin karena harus menggantikan sahabatnya itu.

"Siapa dia ? " Tanya Aron pada Oskar.

"Dia adalah pelayan pengganti tuan." Jawabnya.

"Awasi dia dan bawakan dia besok pagi padaku." Kata Aron yang langsung mengajak anak buahnya untuk pulang.

"Baik tuan."

Mereka meninggalkan acara kasino pada pukul sebelas malam dan kebetulan acaranya hanya sampai pukul satu dini hari jadi Aron memutuskan untuk pulang terlebih dahulu bersama anak buahnya.

🌹

Ding...Dong...Ding...Dong... begitulah bunyi bel rumahnya.

Sheva berdecak malas, siapa yang pagi - pagi buta begini datang bertamu ke rumahnya.

Dengan langkah berat gadis itu berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya sebelum ia keluar untuk melihat siapa yang bertamu.

Sheva berdecak kesal karena bel yang terus berbunyi tiada henti "Astaga benar - benar tidak bisa sabar. " Pikirnya sambil menggelengkan kepala.

Ia berjalan terus hingga sudah berada di depan pintu rumahnya namun bel masih tetap berbunyi.

"Astaga aku sudah mendengarnya kau... " Kata - katanya terhenti saat melihat pria asing dengan empat orang di belakangnya.

Ia terkejut kenapa mereka bisa berada di depan rumahnya. Dan kenapa penampilan mereka sangat rapi.

Para pengawal itu juga kaget dengan gadis cantik di hadapan mereka, benar - benar cantik pikir mereka.

"Nona Sheva Anastasya ?" Tanya salah satu dari mereka memastikan.

"Eh.. yah benar itu saya sendiri, anda siapa ?" Tanya Sheva bingung.

"Bisakah anda ikut dengan kami sebentar ?" Tanya pengawal itu lagi.

"Saya ?" Jawabnya terkejut, lalu berjalan mundur saat pengawal - pengawal itu berjalan mendekat ke arahnya.

"Ma..Maaf tapi saya hari ini harus pergi ke suatu tempat." Ucap Sheva yang mulai takut. Jantungnya berdetak tidak karuan, matanya mencoba untuk melihat keberadaan orang - orang di sekitar agar ia dapat memintai pertolongan, tapi sialnya tidak ada siapa - siapa di luar sana.

Pengawal itu berhenti mendekatinya, lalu tersenyum manis pada Sheva dan berkata -

"Jika nona tidak bisa maka kami akan membawa anda dengan cara kasar." Kata salah satu pengawal yang juga kalimat terakhir menutup pembicaraannya dengan Sheva bersamaan dengan pandangan Sheva yang mulai kabur dan gelap.

🌹

Sheva mulai membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah sebuah kamar dengan dekorasi yang benar - benar berbeda dari kamar miliknya, ini benar - benar asing. Pikirnya.

Dengan wajah bingung serta takut ia memberanikan dirinya untuk turun dari atas tempat tidur king size itu.

Ia memeriksa pakaiannya ternyata masih sama dengan yang ia pakai tadi pagi. Sebelum lima orang pengawal itu membawa dan menculiknya.

Seketika Sheva menjadi gelisah, pikirannya sudah kemana - mana, astaga apa dia akan di jual ? atau dirinya akan menjadi salah satu wanita prostitusi untuk melayani para pejabat berhidung belang di luar sana ? ia menjadi sangat takut mengingat hal itu.

Sheva mencoba membuka pintu yang berada di depannya, tapi sayang pintu itu di kunci dari luar.

" Sial mereka benar - benar menculikku." Ucap Sheva dalam hati.

Bersamaan dengan itu, terdengar suara bunyi langkah sepatu dari luar sana yang menggema hingga ke dalam kamar tempat ia berada.

Sheva berjalan mundur dari pintu itu, ia merasa takut juga terintimidasi mendengar bunyi suara itu. Seolah - olah ia tau akan ada orang jahat yang datang kepadanya.

" Buka pintunya." Suara tegas dan dingin itu terdengar hingga ke telinga Sheva.

Yah, mungkin saja karena suasana di situ benar- benar hening, sehingga suara pria itu terdengar hingga ke indra pendengarannya.

Setelah itu terdengar suara kunci yang di putar, dan disusul oleh suara pintu yang terbuka membuat jantung Sheva berdetak tak karuan, entahlah mungkin karena merasa takut dan terancam.

Sheva menelan ludahnya takut saat melihat sepatu hitam pantofel yang elegan dan mewah itu masuk ke dalam kamarnya.

Saat mendengar suara pintu kembali tertutup, ia memberanikan diri untuk melihat seseorang yang sudah dengan gagah berdiri di hadapannya.

Untuk sesaat perasaan takutnya hilang, saat melihat pria tampan di depannya yang memiliki mata coklat yang sangat indah.

Ia tersadar dari lamuannya saat pria itu berjalan ke arahnya dan mengeluarkan suara intimidasi itu.

Sheva menghela napas lega karena ternyata pria itu tidak menghampirinya melainkan duduk di salah satu sofa di kamar itu.

lelaki tersebut menatap Sheva dengan tatapan tajamnya yang membuat Sheva merasa terintimidasi.

Lelaki yang belum di ketahui namanya oleh Sheva itu memiliki aura yang benar - benar berbeda dan kuat, sehingga membuat gadis itu merasa sesak jika berada satu ruangan dengannya.

Lelaki itu terus menatap Sheva dengan tatapan tajamnya yang membuat Sheva berdiri tidak jauh darinya merasa gelisah, takut dan tak karuan.

" Apa kau tidak ingin duduk." Suara datar dan dingin itu mampu membuat Sheva bergidik ngeri.

Sheva memperhatikan lelaki yang duduk di hadapannya itu, lelaki tersebut menggerakan wajahnya menyuruh Sheva untuk duduk.

Dengan perasaan yang sedikit gugup dan ragu, ia berjalan mendekati sofa, yang berhadapan dengan sofa yang di duduki oleh lelaki tersebut.

Untuk sesaat tidak ada pembicaraan sama sekali antara mereka. Lelaki itu masih betah memandang wajah Sheva. Hingga akhirnya Sheva memberanikan dirinya untuk melihat mata lelaki itu yang juga sedang menatap lekat bola matanya yang seakan membuatnya ingin mati saat itu juga.

"Sa..saya..

"Aku akan berbicara langsung pada intinya." Potong lelaki tersebut dengan suara dinginnya.

"Mulai hari ini tempat ini adalah rumahmu, kau boleh melakukan apa pun sesukamu, tapi kau tidak boleh pergi dari sini. Hanya satu hal yang tidak dapat kau lakukan disini yaitu kau tidak dapat melanggar apa yang aku katakan."

Tbc ... 🌵

Jangan lupa beri semangatnya untuk author yah 🙏✌🏿🤗

episode 3

"Mulai hari ini tempat ini adalah rumahmu, kau boleh melakukan apa pun sesukamu, tapi kau tidak boleh pergi dari sini. Hanya satu hal yang tidak dapat kau lakukan disini yaitu kau tidak dapat melanggar apa yang aku katakan."

Lelaki itu terus menatap tepat di bola mata Sheva seakan mengunci pergerakan mata hitam kalam milik gadis tersebut. Lebih tepatnya mengintimidasi gadis yang di ambil alih olehnya.

"Singkat kata aku adalah tuanmu dan kau milikku." Tegasnya.

Kalimat tersebut mampu membuat Sheva terkejut.

"Apa ? Bagaimana bisa anda mengatakan bahwa anda adalah pemilik dari saya, saya bahkan tidak meng .... "

"Kau tidak perlu tau siapa aku, dan aku pun tidak peduli apa yang kau katakan, karena aku akan melakukan apa yang aku inginkan, termasuk dirimu."

Setelah berkata seperti itu lelaki tampan tersebut keluar dari dalam kamar itu meninggalkan Sheva sendirian. Dengan wajah bingung dan pikiran yang penuh dengan banyak pertanyaan di dalam benaknya.

Ia menatap ke arah luar jendela yang terdapat halaman luas nan indah. Terlihat sangat sunyi dan tenang yang hanya di terangi lampu taman.

Yah, mungkin ini adalah salah satu cara agar ia bisa tenangkan pikirannya, yang sedari tadi terus bergulat didalam sana mengingat perkataan lelaki tampan tadi.

Tok..tok..tok... suara ketukan pintu membuat Sheva tersadar dari lamuannya. Saat pintu terbuka muncullah seorang perempuan yang menatapnya takut - takut.

"No..nona ingin makan apa ? sudah waktunya untuk makan malam."

Sheva tidak menjawab, ia terus menatap perempuan itu yang tampak takut padanya.

"Siapa namamu ?" Tanya Sheva.

"Yu..yuji nona , maafkan saya jika saya melakukan kesalahan nona tolong jangan laporkan saya pada tuan." Perempuan yang bernama Yuji itu menatap Sheva dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"Tuan? siapa yang dia maksud tuan, apa pria bermata tampan itu ?" Katanya dalam hati.

"Aku tidak akan melaporkanmu Yuji, kau tidak perlu khawatir."

Yuji gadis itu bernapas lega setelah mendengar penuturan Sheva.

"Dan aku juga tidak ingin makan, aku ingin menemui tuanmu."

Saat Sheva ingin membuka pintu di depannya, Yuji si pelayan muda itu menahan tangannya sambil menggelengkan kepala.

" Ja..jangan nona, tu...tuan ti..tidak suka di ganggu saat bekerja, tuan akan marah." Katanya dengan wajah ketakutan.

"Tidak apa Yuji aku hanya ingin berbicara dengannya, kau kembalilah bekerja."

Dan Sheva membuka pintu itu meninggalkan Yuji sendirian di luar sana yang menatapnya khawatir sebelum berbalik pergi.

"Aku tidak peduli apa masalahmu sekarang, dan aku tidak mau tau barang itu harus antarkan padaku secepatnya."

Hal pertama yang ia lihat adalah lelaki bermata indah itu membelakanginya dan terus berbicara melalui ponselnya.

"Sebaiknya kau segera selesaikan masalahmu dan dapatkan segera barang itu, atau aku akan kehilangan kepalamu."

Dan sepertinya ucapan itu adalah akhir dari perbincangan mereka melalui telefon itu. Lelaki tampan itu berbalik dan menemukan Sheva yang sudah berdiri menatapnya.

"Sejak kapan kau di sana." Suara dingin dan datar itu membuat Sheva kaget.

"Sheva menatap lelaki itu, lelaki yang belum di ketahui namanya sama sekali "A.. Aku ingin berbicara denganmu."

"Dan aku tidak punya waktu untuk itu." Kata lelaki itu membuka berkas yang berada di meja kerjanya.

"Apa alasan kau menahanku di sini."

Lelaki tampan itu tersenyum meremehkan mendengar pertanyaan yang di berikan Sheva untuknya, dengan mata yang masih menatap berkas yang berada di meja kerjanya.

"Apa aku harus menjawab pertanyaan itu."

"Tentu saja kau harus, kau sudah menculikku dari rumahku, lalu kau menahanku dan mengatakan aturan aturan konyol itu."

Lelaki tampan itu mengalihkan pandanganya dari berkas yang sejak tadi di bacanya, beralih menatap Sheva dengan alis yang terangkat sebelah.

" Apa kau sangat ingin mendengar alasannya ?"

Lelaki tampan itu bersandar sebentar di kursinya, menatap Sheva dengan tatapan yang sulit di artikan, sebelum berdiri dari kursinya berjalan mendekati Sheva yang kini menatapnya dengan wajah takut.

Tepat di depan Sheva lelaki tampan itu menutup jaraknya dengan Sheva, membuat jarak yang tersisa antara mereka hanya dua jengkal saja.

Saat lelaki tampan itu mengangkat tangannya dengan wajah yang sama datar. Sheva tanpa sadar menutup matanya.

Tetapi itu tidak berlangsung lama, saat ia merasa ada sentuhan halus di pipinya. Saat membuka matanya ia melihat lelaki tampan itu tersenyum mengejek padanya. Dengan ujung jari yang mengelus pipinya yang membuat Sheva merasa geli.

Hingga akhirnya lelaki tampan itu mengunci kembali jarak antara mereka tetapi mengalihkan wajahnya ke sisi kiri wajah Sheva lebih tepatnya ke arah telinga Sheva.

Dengan bibir lembabnya menempel di telinga Sheva "Kau tau aku suka sesuatu sepertimu, kau menantang dan kau menggairahkan, dan pada saat aku sudah mulai menyukaimu aku tidak akan melepaskannya, aku sedikit sensitif dengan apa yang aku miliki." Kata lelaki itu.

Dengan gugup Sheva mendorong lelaki tampan itu berusaha untuk menjauh.

"Ka..kau menjauh dariku. Kau seperti mengatakan bahwa kau adalah tuan dan aku adalah hewan peliharaanmu, yang harus mengikuti segala perintah yang kau berikan kepada hewan peliharaanmu tersebut."

Sebuah senyum miring tersungging di bibir lelaki tampan itu. Sheva dapat merasakannya.

"Benarkah aku berkata seperti itu ? apa kau lebih suka di sebut hewan peliharaanku di banding milikku ? "

Bersamaan dengan itu sebuah kecupan di rasakan sheva di sekitar telinganya yang membuatnya merasakan sensasi aneh yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Aku tidak mengatakan bahwa kau adalah hewan peliharaanku, tapi aku tidak dapat menyangkal bahwa orang yang berada di sini memang mirip dengan yang aku katakan. Aku tuannya dan mereka hewannya. Kau lebih suka seperti itu di bandingkan pemilihan kataku yang sebelumnya bukan ?"

Kini lelaki tampan itu mendekatkan wajahnya ke wajah Sheva, tetapi tersenyum di depan bibir Sheva yang sangat dekat dengannya.

"Tenang. Kau berbeda dengan mereka kau spesial bagiku." Tepat dengan itu sebuah kecupan terasa di bibir Sheva.

Sheva terkejut dan langsung mendorong lelaki tampan itu. Berlari keluar dari ruangan tersebut.

Lelaki tampan itu hanya tersenyum melihat Sheva lari seperti di kejar hantu.

Di dalam kamar itu, Sheva terus mondar mandir memikirkan cara untuk keluar dari sana.

"Kenapa ini terjadi padaku, aku tidak mengharapkan sesuatu seperti ini sebelumnya. Tidak ini benar benar gila, dan...dan apa yang akan terjadi selanjutnya apa dia akan membunuhku dengan sangat mengenaskan atau .. atau dia akan menjualku." Pikiran buruk itu terus menghantui dirinya, hingga tanpa sadar air mata mulai menetes dipipi mulus miliknya.

Tbc ... 🌵

Terimakasih sudah membaca, jangan lupa untuk komen, like dan juga vote yah biar Author semangat nulisnya. terimakasih ✌🏿🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!