...Selamat Membaca!!...
...----------------...
Asa seolah berhenti dan terputus, ia tak lagi memiliki harapan. Kini yang ia inginkan hanyalah keselamatan keluarga serta rakyatnya. Miris hati ketika netra melihat segalanya.
Bunyi dentingan pedang terdengar memekakkan telinga, teriakan terdengar dimana-mana. Darah berceceran dengan setiap tubuh yang tak lagi memiliki jiwa tergeletak di segala arah.
Suara tubuh yang mulai berjatuhan seolah tengah bersahut-sahutan dengan rintihan jiwa yang putus asa, peluh mengucur deras seolah menggambarkan betapa rumitnya situasi yang tengah melanda, "Yang Mulia hamba mohon, tidak ada waktu lagi." prajurit tadi kembali mendesak, tugasnya adalah mengamankan sang Permaisuri bahkan jika nyawa bayarannya.
Tak lagi dapat membuat pilihan, tak ada pilihan lain selain melarikan diri dari sini. Situasi benar-benar tidak memungkinkan untuknya tetap bertahan disini, justru membuat semaki rumit
Kemudian ia menarik anaknya dengan keras, berlari sekuat tenaga menjauhi pergerakan iblis kecil itu.
Keputusasaan mendorongnya untuk melakukan ini, derap langkahnya menggema bagaikan tempo sebuah musik, dengan tangisan serta teriakan menjadi pengiringnya.
"Ayo pergi dari sini untuk sementara! "
***
Tubuh itu mulai kaku dan dingin, detaknya tak lagi berbunyi, nafasnya terhenti tanpa mendapat sesuatu yang pasti. Pria berpakaian tabib itu menghela nafasnya penuh ketakutan saat menyadari tubuh itu sudah tidak bernyawa.
Ia menutupkan kain sutra putih pada tubuh tersebut, kemudia mengusap tangannya. Perlahan langkah kaki menuntunnya keluar dan berhadapan langsung dengan ketakutannya.
"Bagaimana keadaan putri bungsu?" tanya seorang laki-laki paruh baya yang menggunakan jubah bersulamkan emas begitu sang tabib keluar.
"Ampuni hamba Yang Mulia, hamba sudab berusaha namun Dewa berkata lain. Putri Bungsu sudah-"
"YANG MULIA!? " ucapan sang tabib terpotong karena teriakan para pelayan yang menunggu tubuh tadi di dalam.
Segera mereka yang berada di sana masuk ke dalam ruangan, melihat tubuh yang tadinya kaku mulai bergerak perlahan. Jemari lentiknya yang dingin terangkat, menyentuh kepalanya dengan ringisan yang keluardari bibir tipisnya, "tabib apa yang terjadi?" pria berjubah tadi kembali meminta sang tabib untuk memeriksa.
"Ahh sakit sekali, apa yang terjadi? " belum sempat sang tabib melakukan pemeriksaan, sosok yang tadinya terbaring lemah itu berucap seraya berusaha bangkit secara perlahan.
"Yang Mulia, biarkan hamba memeriksa anda." Tabib tersebut membungkuk hormat dan kembali memeriksa, namun ditepis oleh sosok tadi.
"Jangan menyentuhku, apa yang ingin kau lakukan?" tanya sosok itu dengan suara lemahnya, namun tatapannya menghunus tajam pada sang tabib membuat tabib tadi kebingungan karena tidak bisa melakukan titah.
"Putri shuwan, diam dan biarkan tabib memeriksamu." Pria berjubah kembali angkat bicara, sang tabib dengan segera melakukan tugasnya. Kali ini sosok tadi, Shuwan tidak menolak dan membiarkan.
Dalam diam ia bertanya tanya, darimana pria asing itu mengetahui namanya. Tatapannya menyelidik ke seluruh penjuru ruangan yang terasa sangat asing baginya. Interior ruangan itu sangat kuno, benar-benar berbeda jauh dengan yang ada di ingatannya.
"Ampun Yang Mulia, ini sebuah keajaiban, Putri Bungsu telah hidup kembali. Saat ini keadaan Putri Bungsu perlu perawatan dan istirahat yang cukup, beberapa minggu akan pulih seperti sebelumnya. Dan benturan keras dikepala Putri mungkin akan membuatnya kebingungan dengan ingatannya." Tabib itu menghentikan ucapannya dan membungkuk hormat kembali pada sang junjungan.
"Baik, kau boleh pergi." Kemudian sang Tabib dengan cepat meninggalkan ruangan, tersisalah Shuwan yang dikerumuni oleh pri berjubah dan beberapa wanita di belakangnya, "untuk saat ini istirahatlah, jangan memaksakan dirimu dan jangan mengulangi kejadian ini lagi."
Kemudian setelahnya pria itu pergi diikuti para wanita di belakangnya yang sempat melayangkan tatapan jijik kepada Shuwan, namun Shuwan tak acuh padanya.
Begitu pintu tertutup kembali, seorang pelayan muda bergerak tergesa-gesa mendekatinya dan membungkukkan tubuhnya berkali-kali.
"Putri ampuni Nubi Putri, karena Nubi Putri harus mengalami semua ini. Putri akhirnya sadar, Nubi sangat khawatir. Hukunlah Nubi yang lalai dalam menjaga Putri hingga Putri harus jatuh dari tangga." Pelayan muda itu terus membungkuk, namun tak kunjung mendapat tanggapan dari Shuwan sehingga ia mulai bersujud penuh pengampunan.
Shuwan tidak mengerti semua yang telah terjadi, dia benar-benar bingung dengan situasi yang menimpanya ini. Ia mulai memegang kepalanya, mengerang ketika rasa sakit mulai menyerang kepalanya, "akhh"
......................
"Jalang kecil... kau berani bermain-main denganku? "
......................
"Hentikan tangisanmu itu!! Terdengar memuakkan! "
......................
"Menjauh dariku! Kau sangat menjijikkan tahu tidak? "
......................
"Hahaha lihat sampah ini! Dia bahkan berlutut meminta makanan kepadaku yang hanya seorang pelayanan, padahal dia adalah seorang putri! "
......................
"Jangan menyentuh pakaianku! Kau membuatnya kotor dasar sampah!! Tidak berguna, seharusnya kau mati saja! "
......................
"Jangan memanggilku Kakak! Kau tidak layak, pembunuh!! "
Brukk
......................
Shuwan terus memegang kepalanya yang berdenyut. Perkataan dan ingatan asing memasuki kepalanya begitu saja. Tanpa sempat memahami, namun perlahan semuanya mereda. Saat membuka mata, ia melihat pelayan tadi menatapnya penuh rasa cemas.
"Putri ada apa putri? Putri?! Apa perlu nubi panggil tabib? " tanya pelayan itu dengan panik sambil berusaha memegang tangan Shuwan yang dingin.
"Tidak perlu."
"Baiklah putri, apakah putri lapar? Hamba akan mengambilkan makanan untuk anda."
Shuwan mengangguk, kemudian ia merebahkan kembali tubuhnya dengan perlahan dan dibantu pelayan tadi. Ia masih memerlukan waktu untuk memahami semua yang terjadi.
...***...
Tatapannya terarah pada langit-langit kamar, pikirannya melayang mencoba memahami segala yang menimpanya. Mulai dari ia membuka mata, ia masih terusa berusaha mencerna dan mengingat-ingat.
"Putri, makanan siap." Suara pelayan tadi, Xiaomi terdengar memasuki kamar. Shuwan meliriknya sekilas kemudian bangkit duduk dari posisi merebahnya. Namun tiba-tiba ia teringat sesuatu.
"Bisakah kamu ambilkan aku cermin?" tatapannya menghunus dingin membuat Xiaomi gemetar dan kebingungan, "ba-baik yang mulia."
Xiaomi dengan bergegas mengambilkan cermin untuk Shuwan, dan segera memberikannya pada junjungannya itu.
Begitu menerima cermin yang disodorkan Xiaomi, Shuwan menatap pantulannya di depan cermin. Wajah elok itu terpampang jelas, tak ada yang aneh karena itu masihlah wajahnya. Hanya saja terlihat jauh lebih muda?
"Ini benar-benar tidak masuk akal." Gumam Shuwan dengan kening mengernyit, kepalanya pening memikirkan segala yang menimpanya ini.
Braaaakk
Suara pintu didobrak secara paksa sukses membuat Shuwan mengernyit heran. Sementara Xiaomi berjengit penuh keterkejutan dan ketakutan, diringa berusaha melindungi junjungannya itu.
"Dasar j*l*ng si*l*n! Kenapa kau tidak mati saja hah? " Seorang anak perempuan yang usianya seperti tidak berbeda jauh darinya masuk dan berteriak lantang di hadapannya.
Takk
"Apa yang kau lakukan?" Shuwan menatap tajam anak perempuan itu seraya turun dari peraduannya, meski lemas ia tidak membiarkan dirinya tak berdaya.
"Apa kata mu barusan hah?? Siapa yang tidak tahu sopan santun hah?? Besar sekali nyalimu J*l*ng!!" Ucap anak perempuan itu dengan marah dan menarik kerah pakaian Shuwan.
"Diam kau!! " Shuwan menyentak bahkan mendorong anak perempuan yang menurutnya sangat mengganggu itu, entah tenaga dari mana yang ia dapatkan.
"Kau?! Kau berani kepadaku hah!? J*lang si*lan!! Bosan hidup kau hah!? " Teriak anak itu keras kemudian mengangkat tangannya.
Plakk
Bukan Shuwan yang tertampar, melainkan anak itu di tampar oleh Shuwan. Tenaga yang Shuwan gunakan tidak lah besar karena tubuhnya masih sangat lemah, sehingga tamparan itu sebenarnya tidak menimbulkan rasa sakit sedikitpun mungkin.
"Kau!!" Anak itu menatap Shuwan dengan tajam, lalu dia mencengkram leher Shuwan membuat Xiaomi panik.
"Pu-putri! Mohon ampuni Putri Shuwan! Dia masih anak-anak" Ucap Xiaomi seraya bersujud di kaki anak itu. Sementara Shuwan hanya mengernyitkan dahinya samar dengan tidak suka.
"Yang mulia! Kaisar meminta anda untuk menghadap" Namun belum sempat shuwan mengambil tindakan, seorang pelayan tiba-tiba masuk dan memanggil anak perempuan yang mengganggu Shuwan itu.
Anak perempuan itu menoleh ke arah pintu, dia mendengus keras menatap Shuwan dengan tatapan nyalang.
Dia melepaskan cengkramannya pada Shuwan dan langsung berlari keluar dari kediaman Shuwan yang cukup kecil itu.
ckckck
Shuwan hanya bisa berdecak malas, bagaimana pun juga saat ini Shuwan belum cukup kuat untuk melawannya.
'Ini sangat merepotkan, jadi aku dilahirkan kembali? Eh? Atau ini tranmigrasi?'
"Yang Mulia, apakah anda baik-baik saja? " Tanya Xiaomi seraya bangkit berdiri dan menampilkan raut penuh cemasnya.
"Kau keluarlah dulu."
Setelah mengusir Xiaomi, Shuwan mulai duduk dan memijat pangkal hidungnya. Saat ini kepalanya masih berdenyut, dan ia pun memutuskan untuk membaca untuk memahami dunia yang membuatnya bingung ini.
Dari Siang hingga malam Shuwan hanya membaca karena baginya informasi sangat dibutuhkan untuk bisa memecahkan misteri mengapa ia berada di situasi seperti ini. Dia menyadari kalau dirinya berada di dunia yang berbeda dengan dunianya dulu.
...TBC...
Tokoh utama----
-Shuwan (Dunia modern)-
Umur: 23 tahun
Pekerjaan: Seorang Agent rahasia.
Sifat: Cenderung Introvert dan tertutup, tidak dapat di baca serta licik.
-Qin Shuwan(Jaman Old)-
Umur: 11 tahun
Sifat: (Berjalan)
Status: Belum bertunangan dan belum menikah (Anak Selir Wen)
Kaisar Qin Zaoqi
Umur: 40 tahun
Sifat: (Berjalan)
Permaisuri Qin juan
umur: 36 tahun
Sifat: (Berjalan)
Selir Qin
Umur: 35 Tahun
Sifat: Seperti para selir pada umumnya
Putra Mahkota Qin Ruan
Umur: 17 Tahun
Status: Belum Menikah dan belum bertunangan. (Anak Permaisuri Juan)
Pangeran ke 2 Qin Zain
Umur: 17 tahun(foto nya mengikuti umur)
Status: Belum menikah dan belum bertunangan (Anak selir Qin)
Putri Mahkota Qin Lizan
Umur: 16 tahun (foto nya mengikuti umur)
Status: Bertunangan ( Anak Permaisuri Juan)
putri ke 2 Qin Bailin
Umur: 14 tahun (foto nya mengikuti umur)
Status: Belum menikah dan belum bertunangan (Anak Selir Qin)
Putri ke 3 Qin Shuwan (kelak)
Umur: 16 tahun
Status: Belum menikah dan belum bertunangan (Anak Selir Wen)
Pangeran ke 3 Qin Xuan
Umur: 14 tahun
Status: Belum menikah dan belum bertunangan ( Anak Selir Wen)
Pangeran ke 4 Qin Luan (Kembaran Shuwan)
Umur: 11 tahun
Status: Belum menikah dan belum bertunangan (Anak Selir Wen)
Qin Luan
Umur: 16 tahun (Kelak)
Status: Belum menikah dan belum bertunangan (Anak Selir Wen)
Xiaomi (pelayan pribadi Shuwan)
umur : 15 tahun(umur mengikuti)
Status: Belum bertunangan dan belum menikah
Umur mereka secara berurutan.
Qin Shuwan : 11 thn
Qin Luan : 11 thn
Qin Bailin : 14 thn
Qin Xuan : 14 thn
Qin Lizan : 16 thn
Qin Zain : 17 thn
Qin Ruan : 17 thn
Qin Guifei : 35 thn
Qin Juan : 36 thn
Qin Zhaoqi : 40 thn
......................
Tahapan Qi
-Dou Zhi Qi Tahap 1-9
-Dou Practioner Tahap 1-9
-Dou Shi Tahap 1-9
-Da Dou Shi Tahap 1-9
-Dou Ling Tahap 1-9
-Dou Zhe Tahap 1-9
-Dou Wang Tahap 1-9
-Dou Huang Tahap 1-9
-Dou Emperor Tahap 1-9
-Dou Ancestor Tahap 1-9
-Dou Zun Tahap 1-9
-Dou Sheng Tahap 1-9
-Dou Di Tahap 1-5
-Dou Saint Tahap 1-3
'Kebanyakan gak sih Readers? Komen di bawah yaa!! '
Tahapan Alchemist
-Pemula Tahap 1-5
-Menengah Tahap 1-5
-Junior Tahap 1-5
-Senior Tahap 1-5
-Master Tahap 1-5
-Grand Master Tahap 1-3
Tahapan Spirit Beast
-Kelahiran Tahap 1-9
-Pertama Tahap 1-9
-Kematian Tahap 1-9
-King Tahap 1-9
-Legenda Tahap 1-9
-Suci Tahap 1-9
-Ilahi Tahap 1-9
Notes: Tahapan yang berada dalam urutan teratas adalah tahapan terendah.
Dunia dibagi menjadi 3 yaitu
-Dunia Atas
-Dunia Tengah
-Dunia Bawah
Dunia Atas Dipimpin oleh Kekaisaran langit.
Dunia Tengah Dipimpin oleh Kekaisaran Bumi.
Dunia Bawah Dipimpin oleh Kekaisaran Alam Baka.
Dunia Bawah adalah tempat dimana banyak sekali kultivator hebat berada.
Dunia Tengah adalah tempat dimana kebanyakan terdapat ras manusia.
Dunia Atas adalah tempat dimana seluruh kultivator yang sudah sampai pada tahap Dou Wang.
Seluruh Ras Yang Ada Di dunia (ceritanya)
-Ras Dewa/Dewi
-Ras Iblis
-Ras Vampire
-Ras Serigala
-Ras Peri
-Ras Penyihir
-Ras Mermaid
-Ras Manusia
Notes: Ras Yang berada dalam urutan teratas adalah Ras yang paling kuat.
Kekaisaran dibawah kepemimpinan kaisar langit.
-Kekaisaran Fu
-Kekaisaran Han
-Kekaisaran Feng
Kekaisaran dibawah kepemimpinan kaisar Bumi.
-Kekaisaran Qin
-Kekaisaran Du
-Kekaisaran Jing
-Kekaisaran Gui
Kekaisaran dibawah kepemimpinan kaisar Alam Baka.
-Kekaisaran Zhou
-Kekaisaran Xia
-Kekaisaran Liu
Notes: Kekaisaran Yang berada dalam urutan teratas adalah Kekaisaran paling kuat.
Kekaisaran Langit: Kekaisaran Tian
Kekaisaran Bumi: Kekaisaran Fei
Kekaisaran Alam Baka: Kekaisaran Zhao
Silsilah Keluarga Kekaisaran Qin.
Kaisar: Qin Zaoqi
Permaisuri: Qin Juan
Selir: Wen (Permaisuri Fu Wen)
Putra Mahkota: Qin Ruan
Pangeran ke 2: Qin Zain
Pangeran ke 3: Qin Xuan(Fu Xuan)
Pangeran ke 4: Qin Luan(Fu Luan)
Putri Mahkota: Qin Lizan
Putri Ke 2 : Qin Bailin
Putri ke 3: Qin Shuwan (Fu Shuwan)
Silsilah keluarga Hua.
Kepala keluarga: Hua Zeying
Kakak pertama: Hua Junsi
Kakak Kedua : Hua Jinsu
Adik Bungsu: Hua Mu Lin (Qin Shuwan/Fu Shuwan)
Spirit Beast didunia Terdapat berbagai Macam Contohnya.
-Spirit Beast
-Spirit Beast Kuno
-War Craft Beast
-War Craft Beast Kuno
-War Craft Beast Spirit
-War Craft Beast Spirit Kuno
Silsilah Keluarga Hua (Keluarga ini akan muncul di beberapa episode ke depan)
Hua Junsi
Usia 18 tahun
Hua Jinsu
Usia 16 tahun
Hua Mu Lin
Usia 14 tahun
...----------------...
Segitu dulu, maaf kalo Karakter nya ga sesuai visualnya yaa😁😁
Tinggalkan jejak jempol, Like dan taruh di favoritnya yaaa.....
I Love you all
Attention!
Sudah di perbaiki.
Apa bila masih terdapat kesalahan, harap berkomentar di bawah.
Terimakasih.
...****************...
Setelah mengusir Xiaomi, Shuwan mulai duduk dan memijat pangkal hidungnya. Saat ini kepalanya masih berdenyut, dan ia pun memutuskan untuk membaca untuk memahami dunia yang membuatnya bingung ini.
Dari Siang hingga malam Shuwan hanya membaca karena baginya informasi sangat dibutuhkan untuk bisa memecahkan misteri mengapa ia berada di situasi seperti ini. Dia menyadari kalau dirinya berada di dunia yang berbeda dengan dunianya dulu.
......................
Pagi yang cerah ditemani kicauan burung kecil. Embun di dedaunan menetes tanda udara yang sejuk nan asri. Namun, suara ricuh para pelayan sukses membangunkan gadis kecil yang masih larut dalam mimpinya.
'Sebenarnya ada acara apa? Sangat mengganggu!' Shuwan bangun dari peraduannya sambil menggerutu dalam hati karena kesibukan para pelayan menyiapkan hari besar yang sudah tiba. Sudah sekian minggu ia terjebak di dunia aneh ini tanpa mendapat jawaban cara untuk kembali ke dunianya.
Yang ia lakukan dakam sekian minggu ini hanyalah mempelajari segala yang ada di dunia ini, mulai dari silsilah kekaisaran tempatnya ini hingga sebuah kekuatan Qi yang masih menimbulkan banyak tanda tanya di kepalanya.
Saat hendak menuju pemandian, pintu kamar terbuka lebar dan menampilkan Xiaomi yang masuk bersama tiga pelayan lainnya.
"Eh? Putri sudah bangun? Ampuni Yang Rendah ini karena lalai menjalankan tugasnya" ucap Xiaomi sambil berlutut di ikuti ke tiga orang di belakangnya.
"ck, sudah lah! " ucap Shuwan seraya melambaikan tangan, ini lah yang paling tidak dia suka, setiap melakukan kesalahan pasti harus bersujud/berlutut, tidak bisa kah minta maaf dengan sewajarnya?
"Yang mulia putri ke tiga sungguh murah hati" Ucap mereka ber empat secara bersama-sama.
"Ada acara apa? " tanya Shuwan mengabaikan ucapan mereka.
"Apa putri lupa bahwa hari ini akan memperingati hari ulang tahun pangeran mahkota? "
Shuwan yang mendengar ucapan Xiaomi hanya diam karena bingung harus apa jadi ia pun memutuskan untuk bertanya.
"Lalu? "
Para pelayan saling berpandangan lantaran tidak mengerti ucapan Shuwan. Dan Shuwan mengerti arti kebingungan para pelayan termasuk Xiaomi.
"Oh baiklah" Shuwan hanya berdecak sebal.
Shuwan beranjak ke pemandian di ikuti Xiaomi dan pelayan lain. Lalu dua diantara mereka masuk lagi membawa air hangat.
"Ingin pakai wewangian apa putri? "
"Anggrek."
"Laksanakan putri!"
Setelah beberapa lama berendam, Shuwan pun beranjak dengan hanfu tipis sehabis mandi. Setelah itu Shuwan memakai hanfu sederhana berwarna putih gading ber gradasi biru muda yang khusus disiapkan oleh permaisuri katanya.
Setelah siap ternyata hari sudah beranjak siang, matahari pun mulai naik secara perlahan.
Shuwan melamun memikirkan hadiah apa yang pantas untuk di berikan kepada putra mahkota yang baginya sangat merepotkan. Hingga sang kasim datang dan teriakan penjaga membuyarkan lamunan Shuwan.
"Yang mulia putri bungsu di undang untuk sarapan pagi! " ucapannya sopan tapi tetap ada nada keangkuhan di sana.
'Ada apa dengan kaisar itu? Mendadak begitu perhatian' Gumam Shuwan dalam hati.
Di istana, hanya beberapa pelayan dan penjaga saja yang begitu hormat kepada Shuwan. Hal ini karena status putri buangan yang di milikinya. Hingga kini Shuwan masih belum mengerti mengapa dirinya seolah tidak dihargai ditempat ini.
"Baiklah" ucap Shuwan sambil beranjak turun dari kursi lalu melangkah kan kakinya.
Di perjalanan menuju aula makan Shuwan terus melamun memikirkan hadiah hingga tak terasa sudah sampai.
"Yang mulia putri bungsu memasuki ruangan!! " ujar kasim penjaga pintu itu sambil berteriak dan membuka pintu dengan lebar untuk Shuwan lewati.
Shuwan berjalan, namun sebelum itu dia memandang kasim yang berteriak tadi dengan ekspresi aneh. Dia berpikir apakah kasim tadi tidak kehabisan suara karena terus berteriak?
Mereka semua yang berada di aula makan hanya menatap Shuwan dengan ekspresi datar seolah tidak menyukai kehadirannya.
Shuwan tidak mengerti, bukan sekali dua kali ia di undang dalam acara makan bersama. Namun ia masih belum menemukan alasan mengapa ia seolah dibenci. Bahkan seseorang yang Shuwan ketahui adalah kembarannya terlihat begitu enggan mengakuinya sebagai saudara.
Shuwan berjalan anggun namun tetap tegas, ia terlihat penuh hati-hati dalam melangkah. Hingga ia berhenti untuk menunduk dan memberi salam hormat.
"Salam kepada yang mulia kaisar, permaisuri, ibu suri, pangeran dan putri." Setidaknya itulah yang telah shuwan pelajari beberapa minggu inim
"Bangunlah cucuku, duduklah." ucap ibu suri karena tak ada yang menjawab salam dari Shuwan dan ia pun menatap Shuwan dengan iba.
Shuwan pun akhirnya mendongakkan kepalanya dan berjalan menuju kursi kosong. Shuwan duduk berhadapan dengan Kakaknya yang bernama Qin Xuan.
Suasana di situ begitu hening hingga ibu suri membuka obrolan dengan berdehem.
"Ekhem"
"Ada apa? " tanya kaisar dengan datarnya. Bahkan dengan ibunya sendiri pun dia seperti itu.
"Jadi, apa kalian semua sudah menyiapkan hadiah untuk Pangeran Mahkota? "
'Apa peduli ku? 'Shuwan berfikir dengan keras harus bilang apa tapi pada akhirnya memutuskan untuk diam.
'hehe kesempatan mempermalukan Si J*l*ng itu' Putri kedua tersenyum dalam diam sambil melirik Shuwan.
"Tentu saja sudah! Bagaimana mungkin kita melupakan hadiah untuk kakak pertama, betul kan adik? " Ucap putri kedua sambil melirik Shuwan dan tersenyum membuat Shuwan diam karena bingung.
Hening
"Putri Shuwan! kau ditanya oleh kakakmu, kenapa tidak menjawab? apa kau tidak dengar? atau kau lupa? " ucap permaisuri sambil tersenyum remeh melihat Shuwan yang terdiam.
"Tentu sudah." jawab Shuwan seraya tersenyum penuh arti.
"Kenapa kau bicara seperti itu? Dimana sopan santun mu? " Ucap permaisuri dengan tatapan bertanya-tanya, 'ada apa dengan bocah ini? darimana keberaniannya muncul? ' batinnya bingung.
"Cukup, makan dan jangan berbicara." Kaisar pun angkat bicara dan akhirnya mereka semua makan dengan tenang.
***
Selesai melakukan makan, Shuwan bergegas kembali ke kediamannya. Ia dengan cepat menutup pintu rapat-rapat dan menghampiri Xiaomi yang sedari tadi menunggunya dengan cemas.
"Dengar, aku akan keluar sebentar. Jangan biarkan siapapun masuk ke kamarku, katakan aku sedang istirahat dan tidak ingin diganggu! "
"Tapi Putri, Putri ingin kemana? Berbahaya keluar sendirian tanpa pengawal." Memang bukan yang pertama kali Shuwan pergi diam-diam seperti ini, namun kekhawatiran dalam hati Xiaomi tidak bisa dibohongi.
"Hanya ke pasar." Shuwan langsung mengambil jubah dan pergi lewat jendela saat melihat Xiaomi mengangguk pasrah.
***
Sampai di pasar Shuwan bingung ingin membeli apa, lagi pula ia tak banyak membawa koin. Tetapi pandangannya jatuh pada seruling sederhana berwarna putih yang terbuat dari bambu dan terukir sebuah tulisan china kuno.
"Berapa ini? " tanya Shuwan pada sang penjual seraya menunjuk seruling itu.
"Nak! Ini barang terakhir paman, karena paman sedang butuh uang jadi paman berikan harga murah saja, bagimana kalau 5 tael perak? " ucap tukang jualan itu dengan wajah sendu.
"Baiklah! ini" Shuwan menaruh satu keping emas dan mengambil seruling itu lalu,
"Terima kasih! " ucap Shuwan langsung pergi agar tidak terjadi acara tolak menolak koin.
Penjual yang melihat satu keping emas pun mencari keberadaan Shuwan untuk berterima kasih, namun nihil.
Saat sedang berjalan tanpa memedulikan sekitar Shuwan hanya melihat seruling itu dan tiba-tiba Shuwan menabrak sesuatu yang begitu keras seperti dinding.
Brukkk
Karena terkejut, Shuwan pun jatuh dan tersungkur namun yang ditabrak justru tak bergeming. Shuwan mendongak untuk melihat siapa yang telah ia tabrak, sosok itu tersenyum.
"Maaf aku tidak melihat mu tadi." Ucapnya sambil tersenyum.
"Seharus nya aku yang minta maaf" Shuwan melihat laki-laki yang sepertinya berusia 17 tahun itu.
"Emm, Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya, Apa kau berasal dari Kekaisaran lain? " Tanya nya sambil menaruh jari di dagu.
"Tidak! Aku hanya orang biasa yang kebetulan lewat." Shuwan menggeleng lalu menunduk, ia takut pemuda itu mengenalinya.
"Oh? begitukah? kalau gitu kenalkan, namaku Li Zhuang, apa kamu tidak mengenalku? "
"Emm entahlah, memang? "
"Tidak! Ooh iya? namamu siapa? " tanyanya lagi.
"Panggil aku Shuwan" Balas Shuwan dengan datar.
"Hemm aku seperti pernah mendengar nama mu" Ucap Li Zhuang dengan bingung.
"Lupa kan, aku harus pergi" Ujar Shuwan karena takut identitas nya di ketahui. Lalu dia segera pergi tanpa berkata apa pun lagi.
***
Sesampainya di kamar, langsung di suguh lkan pemandangan Xiaomi yang mondar mandir.
"Putri cepat sebentar lagi kasim menjemput."
"Hmm Baiklah"
Shuwan di ikuti Xiaomi berjalan ke kamar mandi dan mulai berendam selama 20 menit. Saat sudah selesai ia duduk menunggu kasim menjemput.
"Salam yang mulia putri bungsu" ucap sang kasim berlutut.
"Ah sudahlah, ayo jangan biarkan mereka menunggu" ucap Shuwan sambil memegang bungkusan kecil berisi seruling bambu itu.
...----------------...
Jangan lupa dukung author melalui...
Like
Vote
Rate
Favorit
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!