NovelToon NovelToon

Dominasi Langit

Chapter 1: Kebangkitan

Provinsi Huo, Kota Mohe

Di hamparan hutan yang luas, terlihat gunung-gunung yang berjejer dengan indahnya, lalu di antara gunung itu terdapat sebuah gua, yang dimana bila kamu masuk kedalamnya, kamu akan melihat seorang bocah berusia sekitar 10 tahun yang sedang duduk bersila didalamnya.

Jika seseorang melihat bocah lelaki ini,mereka pasti akan tercengang dengan memikirkan betapa tampannya dia, dengan wajahnya yang halus dan indah, disertai dengan rambut hitam yang terurai sampai pundaknya, membuat bocah itu terlihat seperti seorang sarjana suci kecil.

Namun meski begitu tubuhnya terus memancarkan aura dominasi yang kuat,seakan bisa mendominasi langit dan bumi kapan saja.

"Akhirnya selesai, aku Jiang Chen sang penguasa langit dan bumi telah kembali dari masa-masa kritisnya" Jiang chen membuka matanya dan tersenyum dengan sangat indah

"Seminggu yang lalu aku pergi kesini untuk melakukan pelatihan dan tanpa disangka aku malah menemukan rumput kondensasi yang bisa membantuku menerobos ke tahap empat Kondensasi Qi.

Namun siapa yang sangka ternyata aku sudah diikuti dan saat aku akan mengambil rumput kondensasi, orang itu pun muncul dan langsung menyerangku dari belakang, bahkan merebut rumput kondensasiku.

Sialnya.. selain itu aku masih harus menggunakan teknik terlarang untuk melarikan diri, dan itu mengharuskan untuk menghapus semua kultivasiku sebelumnya. Sayangnya aku juga tidak bisa melihat wajah orang yang menyerangku dan hanya bisa mengunci auranya saja" Jiang Chen sekali lagi tersenyum, tapi senyumnya kali ini membawa rasa yang sangat dingin dan menakutkan.

"Namun siapa sangka saat hidupku berada diujung pedang dan bisa mati kapan saja, aku malah mendapatkan ingatan tentang Dewa Pill yang mendominasi puncak alkimia dan Dewa Pengrajin yang mendominasi puncak penempaan, tapi selain itu aku tidak mendapatkan informasi apapun tentang dari mana datangnya ingatan ini.

Selain itu entah mengapa aku merasakan bahwa ini adalah sebuah takdir untukku dan bahkan aku tidak marasakan hal buruk apapun dengan datangnya ingatan ini.

Namun meski ini mungkin adalah hal yang baik, tapi aku masih harus berhati-hati dan masalahnya sekarang aku Juga tidak bisa berkultivasi sama sekali, karena merdian dan semua organ dalamku sudah rusak parah" Gumam Jiang Chen dengan pahit dan mengepalkan kedua tangannya. Lalu setelah berdiam selama beberapa saat akhirnya Jiang Chen pun mulai memeriksa ingatan yang sudah dia dapat.

Setelah membulak balik ingatannya Jiang Chen masih belum menemukan satupun cara yang bisa digunakan untuk menyembuhkan merdiannya dan kenyataan ini membuat Jiang Chen menjadi sangat kecewa dan tertekan, karena untuk apa semua ingatan ini bila tidak bisa digunakan sama sekali.

Namun meski begitu Jiang Chen tidak menyerah dan ditengah kebingungannya, tiba-tiba dia pun menemukan sebuah ingatan individu yang terpisah dari ingatan lainnya dan didalamnya hanya ada satu teknik kultivasi, yaitu Seni Tubuh Sembilan Jiwa Penghancur.

"Seni Tubuh Sembilan Jiwa Penghancur, teknik apa ini? Setelah aku memeriksanya beberapa kali, jelas bahwa ini adalah teknik kultivasi tingkat tinggi dan bahkan aku sendiri tidak yakin dengan tingkatannya" Gumam Jiang Chen pada dirinya sendiri dengan sangat terkejut.

Seni Tubuh Sembilan Jiwa adalah sebuah teknik rahasia yang akan mengabaikan bakat bawaan dan membuat bakatnya sendiri, dan selain itu teknik ini juga memungkinkan sang kultivator untuk memiliki kekuatan yang menentang langit dan menekan bumi. Namun yang paling luar biasa dari teknik ini adalah bagian dimana teknik ini bisa membantu sang kultivator untuk terlahir kembali, sehingga semua merdian dan organ tubuhnya akan diperbarui lagi.

Selain itu teknik ini memiliki sembilan lapisan dan disetiap lapisanya memungkinkan sang kultivator untuk membuat sebuah jiwa baru, sehingga kekuatan tubuh dan spiritualnya akan langsung digandakan sekali lagi.

Setelah hampir membaca semua informasi tentang teknik Tubuh Sembilan Jiwa Penghancur, tiba-tiba senyum Jiang Chen pun langsung membeku dan terdiam kaku, karena ternyata untuk mengelola teknik ini dia akan memerlukan sumber daya yang sangat besar dan mengerikan, sehingga membuat Jiang Chen pusing dengan memikirkannya saja.

Syarat untuk mengelola Seni Tubuh Sembilan Jiwa Penghancur sebenarnya sangatlah cocok dengan kondisi Jiang Chen saat ini, karena syaratnya sendiri ternyata sangat mudah. yaitu:

Hati yang bersih

Memiliki tekad yang kuat

Terakhir dan yang terpenting harus memulai semua dari awal atau keadaan fana

"Sial... Persetan dengan samua ini, karena aku sekarang sudah mempunyai ingatan dari Dewa Pill dan Dewa Pengrajin, aku bisa membuat banyak uang nanti dengan cara menjual pill dan senjata." Gumam Jiang Chen dengan sangat kesal dan segera kembali duduk di tanah

"Tunggu saja, aku pasti akan membalas semua hutangku ini" Ujar Jiang Chen sambil tersenyum jahat dan perlahan mengalirkan energi untuk berlatih Seni Tubuh Sembilan Jiwa Penghancur.

KRAK, KRAK, KRAK ......

Sebuah suara retakan tulang terdengar dari tubuh Jiang Chen, dan darah dalam tubuhnya beredar dengan gila dan cepat, membuat seakan bisa meletus kapan saja, ini membuat Jiang Chen mengerutkan alisnya dan mengigit bibirnya sendiri.

Saat Jiang Chen masih bisa berkultivasi dia hanya harus menggunakan Qi Dantianya untuk secara bertahap membuka merdianya dan itu tidak menimbulkan sakit, tapi karena merdiannya telah di hancurkan dia hanya bisa membangunnya kembali.

"Rasa sakit ini..... Aku pasti akan mengingatnya" Jiang Chen meraung dengan marah, lalu mengigit lidahnya sendiri untuk membuatnya tetap terjaga.

BOOMMM!!!

Tubuh Jiang Chen tiba-tiba mengembung lalu meledak dan hancur berantakan, yang bahkan tidak menyisakan setetes darah pun, ini membuat gua yang tadinya berisik dengan ruangan sekarang menjadi sunyi kembali.

Namun tiba-tiba setitik cahaya kecil pun muncul di tengah gua dimana tempat Jiang Chen duduk sebelumnya dan perlahan cahaya itu tiba-tiba bertambah terang hingga berhasil menerangi seluruh sudut gua, lalu yang tidak disangka-sangka adalah cahaya tersebut mulai membentuk sebuah tulang, darah, daging, organ dalam, dan bahkan kulit.

Jelas bahwa cahaya tersebut sedang membentuk sebuah tubuh baru dan jika dilihat dengan teliti setiap bagiannya sangatlah sempurna.

Setelah beberapa saat, tubuh baru pun akhirnya muncul dengan sempurna dan seperti yang kamu pikirkan itu adalah tubuh Jiang Chen yang sudah di bentuk kembali. Rambut Jiang Chen yang terurai berantakan di tiup angin memberikannya kesan bahwa dia sangatlah tampan dan mendominasi.

"Sial, ini sangat menyakitkan" Jiang Chen pun membuka matanya dan mengutuk dengan kesal. namun dia segera menghentikan kutukannya dan melihat tubuhnya dengan semangat

"Sungguh luar biasa, tidak sia-sia rasa sakit itu. Hahahaha.... " Jiang Chen yang bersemangat pun tertawa gila karena senang, dia menemukan bahwa ada sebuah merdian di tubuhnya bahkan itu lebih besar dan kuat dari sebelumnya.

Mungkin itu terlihat sebentar, tapi bagi

Jiang Chen itu terasa seperti mengalami sepuluh tahun keadaan hidup dan mati, seakan dihancurkan lalu dibuat lagi dan itu terus terulang sampai tubuh Jiang Chen cukup kuat untuk berkultivasi Teknik Tubuh Sembilan Jiwa Penghancur dan itu membuat Jiang Chen sedikit mati rasa.

Jika itu orang lain mungkin dia sudah meninggal atau menyerah karena rasa sakit yang Jiang Chen terima bukanlah sesuatu yang bisa di tanggung orang biasa dan jika bukan karena tekad Jiang Chen yang sudah bulat dan kuat mungkin dia juga akan mati saat ini.

"Jika kamu ingin jalan singkat, kamu harus siap menanggung rasa sakit yang ditumpuk sekaligus. Ini bisa dibandingkan dengan diriku sebelumnya, karena dulu aku memerlukan kerja keras selama 6 bulan untuk bisa menerobos tahap ini dan sekarang aku hannya memerlukan satu hari saja, sehingga ini tidak mengherankan bahwa rasa sakit yang diterima sama dengan gabungan dari enam bulan kerja kerasku sebelumnya" Gumam Jiang Chen yang sedang bangkit dari posisinya dan mulai berjalan ke sudut gua, lalu dia pun memukul sebuah batu besar yang berada di depannya, sehingga batu tersebut langsung meledak dan hancur berkeping-keping.

"Sungguh kekuatan yang mengerikan, aku harus menyesuaikan kendali atas energiku terlebih dahulu sebelum menaikkan tingkat kultivasiku"

Melihat kekuatan yang dia miliki saat ini, membuat Jiang Chen menjadi sangat senang dan terkejut secara bersamaan.

Setelah itu Jiang Chen pun kembali ke posisi awalnya untuk duduk dan berkultivasi, tapi ditengah-tengah kultivasinya Jiang Chen tiba-tiba terkejut, karena menyadari bahwa kecepatan kultivasinya sudah seratus kali lebih cepat dari sebelumnya, tapi setelah itu Jiang Chen segera menenangkan pikiran kembali dan langsung melanjutkan kultivasinya.

BOM!

Setelah satu hari berkultivasi terdengar sebuah suara ledakan lainnya dari tubuh Jiang Chen. Namun itu bukan lagi karena tubuhnya meledak, melainkan karena dia sudah melakukan terobosan ke tingkat satu Kondensasi Qi.

Tiga Ranah Dasar Kultivasi

1. Kondensasi Qi

2. Kondensasi darah

3. Transformasi Tendon

Tiga Ranah Dasar Hewan

1. Wild beast

2. Spirit beast

3. Spiritual beast

Chapter 2: Buah Kondensasi Langit

Setelah satu hari berkultivasi terdengarlah suara ledakan dari tubuh Jiang Chen, tapi itu bukan karena tubuhnya meledak, melainkan karena dia melakukan terobosan ke tingkat 1 Kondensasi Qi.

"Sial, ini sangat cepat" Ujar Jiang Chen dengan semangat.

Dengan dirinya yang dulu dia membutuhkan waktu 6 bulan untuk menerobos ketahap ini, tapi sekarang dia hanyalah perlu satu hari.

Jujur saja bakat Jiang Chen sangatlah buruk, bahkan saat dibandingkan dengan orang paling bodoh sekalipun, dia masih terlihat sangatlah buruk, karena orang yang paling tidak berbakat sekalipun hanya akan membutuhkan 3 bulan untuk menerobos tingkat 1 Kondensasi Qi dan itu adalah setengah dari waktu yang di butuhkannya saat itu.

Maka tidak aneh jika orang-orang mengintimidasinya dan menyebutnya seorang sampah, pencundang, dan orang yang sia-sia. Selain itu, Jika bukan karna fakta ayahnya adalah seorang Kepala Klan, mungkin dia juga sudah diusir dari dulu.

"Tapi sekarang berbeda, aku Jiang Chen sudah bisa berkultivasi, cepat atau lambat aku akan berada di puncak dunia dan siapapun yang menghalangiku MATI" Ujar Jiang Chen sambil mengepalkan tangannya, lalu dia pun perlahan kembali tenang dan terus berkultivasi

BOOM!!!

Pada hari ketiga Jiang Chen menembus lagi Ke tingkat 2 Kondensasi Qi, tapi sekarang Jiang Chen tidak berhenti dan terus fokus pada kultivasinya

BOOM..!!!

Pada hari ketujuh Jiang Chen sekali lagi menerobos ke tingkat 3 Kondensasi Qi, tapi setelah melakukan terobosan kali ini, dia pun tidak kembali berkultivasi dan hanya fokus dalam menstabilkan fondasinya.

Setelah melakukan terobosan tiga kali berturut-turut itu pasti akan mempengaruhi fondasinya dan jika tidak diperbaiki dengan segera, mungkin itu akan menjadi hambatan untuknya di masa depan.

Belajar dari sejarah Jiang Chen pun sudah memutuskan untuk melakukan terobosan dengan hati-hati dimasa depan, karena dia tahu banyak genius yang jadi sia-sia karena dia terburu-buru meningkatkan kultivasi dan mengabaikan fondasinya, sehingga mereka tidak bisa melakukan terobosan lagi, tapi dilain sisi ada juga orang yang berdiri di puncak kehidupannya, karena dia membuat fondasi yang kuat pada setiap terobosanya.

Keesokan harinya Jiang Chen pun membuka mata dengan senyuman yang indah, tapi saat melihat tubuhnya senyum itu pun seketika menghilang, Karena tubuhnya saat ini sudah dipenuhi oleh lendir hitam yang mengeluarkan bau tidak sedap.

"Aku tidak menyangkan, bahwa aku masih memiliki banyak kotoran dalam tubuhku" ujar Jiang Chen yang tahu bahwa lendir itu adalah kotoran yang dihasilkan dari konsumsi obat-obatannya dulu.

"Kali ini aku akan pastikan, bahwa aku Jiang Chen akan berdiri di puncak dunia ini, tapi sekarang aku perlu mandi, Hahaha....." Ujar Jiang Chen sambil tertawa terbahak-bahak, Lalu berbalik dan pergi dari gua tersebut.

Disebuah sungai yang dikeliling oleh pepohonan dan bunga-bunga yang indah, ada seorang pria yang sedang asik mandi sambil menunggu ikan bakarnya matang, Tanpa di sadari ini adalah lanskap yang memiliki keindahaan lengkap, dimana pria tersebut menjadi pusat dan alam melengkapinya, terlihat seperti sarjana yang menyatu dengan alam.

Pria itu pun bangkit dari mandinya untuk menggunakan pakaian dan memakan ikannya, jelas pria itu adalah Jiang Chen yang sudah membersihkan lendir di tubuhnya. Lalu sekarang wajahnya yang tampan pun terlihat jelas, serta tubuhnya yang maskulin pun terungkap, maka jika ada wanita yang melihat ini dia pasti akan langsung jatuh hati.

"Masih ada dua minggu dari janjiku dengan ibuku, mungkin aku harus mencari beberapa tumbuhan untuk membantuku meracik pill" gumam Jiang Chen sambil mengerahkan tangannya untuk mengambil ikan bakarnya.

"Huh, meskipun aku tau kekuatan spiritualku akan meningkat, aku tidak menyangka akan sehebat ini, aku bisa merasakan apapun dalam jarak sembilan puluh meter dengan jelas, ini akan sangat membantuku dalam mencari herbal" Ujar Jiang Chen dengan kaget dan sedikit bersemangat, lalu dia pun mengedarkan energi spiritualnya untuk memeriksa ke adaan sekitar.

Ditengah pemeriksaannya Jiang Chen pun menemukan sebuah tempat yang memiliki banyak energi spiritual didalamnya, sehingga Jiang Chen segera bangun dan bergegas kesana.

"Dugaanku benar, indra spiritual bisa di gunakan seperti ini. Maka ini akan mudah"

Di tempat itu Jiang Chen menemukan sebuah Rumput kondensasi tingkat menengah, kalau dulu itu mungkin bisa membantu Jiang Chen menerobos satu tingkat dari tahap Tiga ke tahap Empat. namun sekarang bahkan tidak bisa mengisi setengah merdianya. Jiang Chen pun tersenyum pait.

Telah lewat enam hari Jiang Chen berburu tanaman herbal, sejauh ini dia telah menemukan 2 tingkat tinggi, 6 tingkat menengah, dan 10 rumput kondensasi tingkat rendah. Jiang Chen bersemangat karena dia merasa ini akan cukup untuk membantunya menerobos ke tingkat 6 Kondensasi Qi.

Ini adalah hari terakhir Jiang Chen berburu dan besok dia akan kembali ke Klan, jadi dia berharap bisa memiliki beberapa panen lain.

BANG!!

Tiba-tiba terdengar suara pertempuran dari jauh, ini membuat Jiang Chen bingung karena dia ingin melihat, tapi ragu dan takut tertarik ke dalamnya. Bukan berarti dia pengecut, tapi saat ini dia hanyalah pembudidaya kecil dari tahap Tiga Kondensasi Qi, yang bahkan belum belajar keahlian beladiri.

Namun setelah ragu-ragu cukup lama, Jiang Chen pun akhirnya mumutuskan untuk melihat pertarungan tersebut.

"Roarrrr!!!"

Saat Jiang Chen sampai disana, dia melihat seekor Singa dan seekor Ular raksasa sedang bertarung, dan dibelakang mereka terdapat sebuah Pohon yang penuh dengan energi spiritual, dan ada dua buah di salah satu dahannya

"Buah Kondensasi langit"

Saat Jiang Chen melihatnya, dia menjadi bersemangat. Buah kondensasi langit dapat membantu seseorang menerobos dari ranah Kondensasi Qi tahap sembilan puncak ke Ranah Kondensasi Darah. Ini adalah harta bagi mereka yang berada di puncak terobosan ke kondensasi darah.

Jelas kedua binatang itu adalah Raja Singa dan Ular Putih yang berada pada tingkat sembilan Wild beast, dan akan melakukan terobosan ke tingkat Beast Spirit jika memakan buah itu.

Kemudian ketika mereka melakukan terobosan, mereka pun akan membangunkan kemampuan bawaan mereka, sehingga membuat mereka akan lebih kuat lagi.

"Pantas saja mereka rela bertarung dengan mempertaruhkan nyawa, harta ini memang sangat menggoda" Gumam Jiang Chen sambil mengangguk, lalu dia pun terseyum seperti sedang memikirkan sesuatu.

Sudah satu jam pertarungan ini berlangsung dan mereka sudah saling melukai. Saat ini kondisi Raja singa atau Ular putih sudah bersimbah darah, tubuh meraka sudah penuh luka dan bisa tumbang kapan saja namun masih belum ada yang menyerah.

"AUMMM"

Terdengar raungan Raja singa yang sedang meloncat dan akan menerkam Ular putih, namun tepat saat Raja singa akan menerkamnya, Ular putih sudah menghilang dari pandangannya yang membuat Raja singa bingung.

Kraaak...! Kraaak...!! Krakk...!!!

Tepat saat itu juga Ular putih muncul kembali dari bawah tanah dan melilit Raja singa dengan kecang sehingga terdengar suara retakan tulang dari dalam tubuhnya, dan ketika raja singa sudah tidak sanggup melawan lagi Ular putih melacar gigitan ke kepalanya yang membuat Raja singa mati

Setelah Ular putih melepaskan lilitannya dia bergegas mendekati pohon kondensasi, namun sebelum dia bisa mencapainya tiba-tiba muncul batu besar yang menghatam kepalanya. Ini membuat Ular putih sangat marah dan akan berbalik untuk menyerang

Namun sebelum dia bisa berbalik, sebuah tangan kecil yang halus memukul kepalanya tepat di otaknya, meskipun tangan itu kecil dan halus, tapi tangan itu sangatlah tajam,sehingga berhasil untuk langsung menembus ke otaknya.

Hasil ini sudah dalam perhitungan Jiang Chen, bukan karna dia sangat kuat. namun melainkan karena faktor-faktor lain, seperti keadaan target, kelemah target, dan pengendalian diri.

Saat Ular putih selesai bertarung dan hendak mendekati pohon, Jiang Chen sengaja melemparkan batu terlebih dahulu dengan tujuan membuatnya marah, sehingga dia pun kehilangan kendali dan mengabaikan indra pendeteksinya, dan tepat saat itulah Jiang Chen bisa mendekat tanpa diketahui.

Namun yang di luar dugaan Jiang Chen adalah bahwa Ular Putih itu sudah sangatlah lemah, sehingga dia bahkan tidak bisa mengeluarkan lima persen dari kekuatan aslinya, yang membuat Jiang Chen pun berhasil mendaratkan pukulannya tepat di otak ular tersebut, dan jika bukan karena itu semua Jiang Chen tidak akan mungkin bisa membunuh Ular putih dengan mudah.

Harus diketahui bahwa Ular putih berada pada tahap Wild Beast tingkat sembilan yang setara dengan pembudidaya manusia tingkat sembilna Kondensasi Qi, bahkan katanya hewan buas selalu lebih kuat dari manusia pada tingkat yang sama.

Belum lagi pada tingkat yang sama, Tingkat kultivasi Jiang Chen sekarang hanya berada pada tahap tiga kondensasi Qi, bahkan Jika Ular putih hanya memiliki lima persen dari kekuatan aslinya itu akan cukup untuk membunuh Jiang Chen. Dan jika kalian ingin tahu, Jiang Chen sudah meletakan semua kekuatannya pada pukulan pertamanya, sehingga jika dia gagal untuk membunuhnya dalam sekali serangan, dia hanya bisa kabur dengan tergesa-gesa.

"Huhh... aku sungguh beruntung, tapi tadi itu sangat berbahaya" Jiang Chen menghela nafas lalu berkata dengan nada yang sedikit tergesa-gesa.

"Ini sungguh panen yang bagus" gumam Jiang Chen sambil tersenyum memandangi Pohon yang ada di depannya, lalu dia pun berjalan mendekat ke arah pohon kondensasi tersebut dan dengan santai memetik buahnya.

"Sebaiknya aku pergi sekarang juga, karna mungkin sebentar lagi akan ada binatang lain yang datang" Ujar Jiang Chen dengan hati-hati, lalu dia pun berbalik dan pergi.

Tidak lama setelah Jiang Chen pergi, datanglah segerombolan Wild Beast tingkat 9. Namun Jiang Chen tidak tahu apa yang terjadi di lokasi itu karna dia sudah kembali ke gua tempat tinggalnya.

"Besok aku akan kembali ke desa, sebaiknya sekarang aku beristirahat terlebih dahulu" gumam Jiang Chen sambil perlahan duduk bersila.

Chapter 3: Kembali Ke Kota

Keesokan harinya, di pagi hari saat matahari mulai menyinari gua, terlihat seorang pria sedang bersila di atas batu, pria itu terlihat sangatlah tenang dan seakan menyatu dengan alam. Pria itu tidak lain dan tidak bukan adalah Jiang Chen yang sedang berkultivasi.

"Sudah waktunya aku kembali atau mereka akan khawatir. Hmm... aku pikir ini adalah perjalanan yang sangat menguntungkan" Jiang Chen membuka matanya dan langsung bergegas pergi meninggalkan gua.

Jarak dari tempat Jiang Chen berada ke Kota Mohe memang cukup jauh, sehingga memerlukan satu hari perjalanan dan dengan tingkat kultivasi Jiang Chen saat ini dia masih harus berhenti, dan beristirahat selama beberapa waktu.

Setelah melakukan perjalanan selama satu hari penuh, akhirnya Jiang Chen dapat melihat sebuah tembok besar di depannya dan terdapat tulisan Mohe yang sangat besar disana.

Jika dilihat dari dekat tembok itu sebenarnya memiliki tinggi 8m dengan tebal 2m dan di tengah terdapat gerbang terdapat cetakan MOHE berwarna emas yang sangat besar dan mewah. Namun, yang membuat Jiang Chen terkejut adalah saat dia melihat tembok itu dia dapat langsung mengetahui bahwa tembok kota terbuat dari batu spirit yang bernama batu bumi dan walaupun itu bukan batu yang langka tapi itu masih cukup sulit untuk dicari.

Sampai di depan gerbang Jiang Chen bisa melihat ada sekitar 30 prajurit yang menjaga gerbang dan masing-masing dari mereka berada di tingkat 7 Kondensasi,tapi Jiang Chen tidak menghiraukan mereka dan langsung berjalan masuk tanpa memperdulikannya, tapi para prajurit yang melihat Jiang Chen terlihat sangat terkejut dan kebingungan.

Salah satu prajurit berkata dengan ekspresi bingung dan tidak percaya "Bukankah dia Jiang Chen sampah Klan Jiang? Bukankah ada berita yang mengatakan bahwa dia telah meninggal di hutan, mungkinkah dia sudah menjadi hantu dan kembali untuk membalas dendam."

Prajurit lainnya berkata dengan marah dan tergesa-gesa "Jaga bicaramu, walaupun dia sampah, dia masih tuan muda Klan Jiang, lalu siapa dirimu? Apakah kau akan sanggup menanggung amarahnya jika dia mendengarnya"

Setelah mendengar itu, para prajurit itu pun terdiam karena apa yang dikatakannya benar, mereka hanya prajurit kecil biasa dan dia berasal dari Klan besar, sehingga tentu saja mereka tidak bisa menerima murka dari Klan besar.

Namun yang mereka tidak sadari adalah Jiang Chen sudah mendengar semua percakapan mereka tapi memilih untuk menghiraukannya.

Setelah memasuki kota, mata Jiang Chen menjadi bersemangat dengan melihat jalanan yang luas disertai dengan banyak Toko dan Penginapan berserakan di kedua sisi jalan yang membuat itu terlihat sangatlah hidup.

Dapat dilihat juga banyak pejalan kaki di setiap sudut kota! dan ada juga beberapa kerata yang di tarik dengan wild beast yang membuat itu terlihat sangat eksostis.

Setelah terdiam cukup lama Jiang Chen pun mulai menentukan arahnya dan akan segera bergegas. Namun sebelum dia bisa pergi terdengar sebuah suara memanggilnya.

"Heyy... bukan kah itu tuan muda Klan Jiang yang luar biasa, Jiang Chen"

Suara itu sangat keras sehingga orang-orang bisa mendengarnya, orang-orang pun mulai mengalihkan perhatiannya pada tempat dimana Jiang Chen berada.

"Hey, bukankah itu si sampah Jiang Chen, kenapa dia masih hidup? bukankah ada kabar bahwa dia sudah mati" seseorang berkata dengan pelan, tapi keadaan yang hening membuat suara itu bisa terdengar dengan jelas oleh semua orang.

"Apa bedanya antara dia hidup dan mati, dia masih sampah yang hanya memiliki kultivasi tingkat 3 Kondensasi Qi"

"Itu sudah keberuntungan bahwa dia bisa selamat"

"Apakah berita sebelumnya palsu"

"Bukankah.... "

"Sampah.."

Saat merema melihat Jiang Chen, mereka tidak bisa tidak terkejut karna berberapa hari yang lalu di kota beredar berita bahwa dia telah minggal, sedangkan untuk keterangan meninggalnya mempunya banyak cerita yang berbeda-beda.

Namun, Jiang Chen tidak menghiraukannya, melainkan fokus pada tempat munculnya suara tersebut, disana dapat dilihat terdapat dua orang pria sedang berdiri, salah satu dari mereka terlihat cukup muda dengan wajahnya yang lumayan jelek, lalu yang lainnya terlihat sedikit tampan, tapi terlihat sangat feminin yang membuat Jiang Chen merinding dan jijik.

Mereka berdua adalah tuan muda pertama dan kedua dari Klan Nangong, yaitu Nangong Yan dan Nangong Yun.

Melihat ekspresi Jiang Chen yang jijik, Nangong Yun menjadi marah dan bergegas mendekatinya, sedangakan Nangong Yan mengikuti dari belakang dengan dingin.

Nangong Yun berkata dengan nada tinggi "Aku tidak menyangka pecundang Jiang Chen masih hidup, ini sungguh berita yang luar biasa, tapi sampah tetaplah sampah, setelah pergi selama 1 bulan tingkat kultivasimu masih belum meningkat" .

Mendengar cacian itu, Jiang Chen masih terlihat acuh tak acuh "apakah ada yang salah dengan otakmu? Kenapa kamu tiba-tiba berteriak di depan gerbang kota? apakah kau tidak lagi menghormati Tuan Mohe sebagai pemilik kota? Ataukah kamu merasa sudah lebih hebat darinya. Dan terus apa hubungannya tingkat kultivasiku denganmu? Apakah mungkin kamu ingin mengakuiku sebagai tuan mu"

"Kamu...... " mendengar kutukan halus Jiang Chen membuat Alis Nangong Yun berkedut dengan kesal. Namun, sebelum dia bisa membalas ada sebuah kipas menutupi mulutnya jelas itu Nangong Yan.

"Tenanglah"

Nangong Yan berkata dengan nada yang dingin dan dapat dilihat bahwa dia sedikit kesal dengan adiknya yang bodoh. Nangong Yun yang kesal memilih untuk diam karna dia takut dengan amarah kakaknya.

melihat itu Jiang Chen Tidak bisa tidak mengangguk dan tertawa dengan keras lalu berkata "Hahahaha.. Kalian benar-benar adik dan kakak, yang satu berperan menjadi anjing gila dan yang lain berperan sebagai badut pengendali"

Melihat tindakan Jiang Chen, orang-orang tidak bisa tidak tertawa, namun mereka dengan cepat mengendalikan dirinya lagi, karna tidak ada yang berani menyinggung Klan besar.

"Kamu bajingan...."

mendengar itu Nangong Yun yang sudah tenang, kembali meraung dan mengabaikan peringatan kakaknya. Langsung menyerang ke arah Jiang Chen

Melihat Nangong Yun menyerang, Jiang Chen tidak mundur ataupun bersiap, dia malah tertawa terbahak-bahak "Hahaha.... emang seperti itulah seharusnya sifat anjing gila"

"Hm... Terimalah pukulanku sialan"

Nangong Yun mendengus lalu mengedarkan auranya yang berada di tingkat 5 Kondensasi Qi dan langsung melemparkan sebuah pukulan ke arah Jiang Chen.

Namun, meski sudah mengetahui tingkat kultivasi Nangong Yun, Jiang Chen masih terlihat cukup santai dan tidak menghindarinya, sehingga membuat semua orang kebingungan.

"Mungkinkah dia langsung menyerah" salah satu penonton berkata

"Mungkinkah dia sudah menyadari kekalahannya, sehingga dia diam saja"

"Cuih.!! dasar pengecutt"

"Larilah setidaknya kau masih bisa hidup dengan layak"

"Jangan buang hidupmu dengan sia-sia"

Banyak orang yang berteriak, di antara mereka ada yang jijik, tapi ada juga yang merasa iba dan rata-rata yang iba pada Jiang Chen adalah wanita yang menyukai wajahnya.

Walaupun Jiang Chen sudah dicap sebagai sampah, itu masih belum cukup untuk menutupi semua ketampanannya dan dia juga masih bisa hidup dengan bebas dengan latar belakangnya, selama dia tidak keluar dari kota mohe maka keselamatannya terjamin, sehingga masih ada beberapa wanita yang mendekatinya untuk memperbaiki garis keturunan dan juga menjalin hubungan dengan Klan Jiang.

Dan yang berteriak jijik adalah para pria muda yang iri dengan wajahn dan latar belakangnya, sehingga ketika mereka melihat para wanita yang iba padanya, mereka hanya menyiram minyak ke api.

BANG!!

Suara pukulan pun terdengar dengan sangat keras, tapi sayangnya kabut asap sudah menghalangi pandangan para penonton, sehingga mereka semua tidak bisa melihat apa yang sudah terjadi dan ini membuat imajinasi para penonton berjalan liar.

"Begitu cepat, mungkinkah dia mati dengan sekali serang saja"

Namun tepat ketika orang itu bicara, kabut asap pun menghilang dan menunjukan sebuah gambar yang luar biasa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!