Keyla seorang wanita cantik yang kaya raya, bahkan terkenal digilai banyak pria, akan tetapi sosok Keyla sangat dingin. Dia mempunyai sebuah perusahaan yang berpengaruh didunia yang bernama Wijaya Group.
Beberapa clientnya hampir kebanyakan CEO tampan hidung belang, karena kecantikan yang di miliki oleh Keyla.
Walaupun dia mempunyai sebuah perusahaan yang berpengaruh didunia bahkan digilai banyak pria, akan tetapi kehidupan Keyla selalu kesepian semenjak di tinggal oleh kedua orang tuanya, disaat mobil yang mereka tumpangi masuk kedalam jurang.
Semenjak bertemu dengan Marcel kehidupan Keyla berubah menjadi lebih berwarna, karena sosok pria kecil yang sangat tampan itu selalu membuat Keyla tertawa. Seakan lupa atas kecelakaan yang menimpa kedua orangtuanya beberapa tahun yang lalu.
Padahal semenjak kejadian itu Keyla selalu terpuruk dan menjadi sosok yang dingin terhadap siapapun kecuali dengan sekertaris atau sahabatnya.
Pagi hari yang cerah seperti biasa Keyla selalu berangkat ke kantor dengan menggunakan mobil keluaran terbaru mercedes benz dengan kecepatan tinggi dan jalanan tidak terlalu macet. Mobil mercedes benz yang dikendarai oleh Keyla tiba dalam waktu 30 menit.
Sesampainya dikantor Keyla turun dari mobil seperti biasa selalu menggunakan kacamata hitam, sosok Keyla sangat cantik dan berwibawa disemua mata karyawannya. Walaupun dingin terhadap siapapun tapi tidak mengurangi kecantikannya.
DIANA:"Selamat pagi nona cantik yang super dingin." Tersenyum menggoda.
Keyla hanya menjawab "Baik", memutar kedua bola matanya malas.
Diana adalah sekertaris serta sahabat Keyla saat kuliah. Beberapa tahun yang lalu disaat kecelakaan kedua orangtua Keyla, Diana menjadi sosok sahabat yang selalu menghiburnya walaupun tidak pernah berhasil.
DIANA:"Pertemuan pertama dengan pemilik perusahaan Pratama.Corp pukul 10 pagi." Menyerahkan berkas-berkas ke atas meja Keyla.
KEYLA:"OK, untuk jadwal selanjutnya kosongkan ya soalnya gue harus pulang lebih awal ke apartemen.
"Baiklah nona."
Ah yang bener saja si Key perasaan baru datang udah mau pulang lagi dasar otak nya sudah di racuni si Marcel semua, gini nih jadi nya kan urusan kantor siapa yang urus aarh gue. Batin Diana kesal.
Pukul 10 pagi pemilik perusahaan Pratama.Corp telah sampai di perusahaan Wijaya Group.
Ziko berjalan menghampiri meja resepsionis sambil tersenyum ramah.
"Selamat pagi ruangan presiden direktur lantai berapa." Ucap Ziko ramah.
"Maaf apa sudah ada janji dengan ibu Keyla." Ucap resepsionis tidak mengetahui pemilik Pratama.Corp.
Ah tampan sekali pria ini seperti opa- opa Korea saja. Batin resepsionis sambil tersenyum tanpa sadar air liurnya sedikit keluar.
"Astaga.. Baru apa lihat pria tampan seperti ku, menjijikan sekali bahkan air liurnya sampai keluar." Gumam pelan Ziko sambil tersenyum tipis kearah resepsionis.
"Hallo mba maaf jadi lantai berapa?"
"Ah maaf pak untuk ruangan presiden direktur ada di lantai 20." Tanpa sadar sambil mengusap air liurnya yang sedikit keluar.
"Jorok sekali mba ." Ucap Ziko meninggalkan meja resepsionis.
"Ahh aku malu sekali." Ucap resepsionis duduk diatas lantai.
Sesampainya di lantai 20 Ziko tidak melihat sekertarisnya, ia segera menuju pintu presiden direktur yang terletak di depan meja sekertarisnya.
Tok tok tok
"Masuk." Ucap Keyla dari dalam.
Jari jemari Keyla sangat lihai menggunakan keyboard komputer, tanpa sadar ada seorang pria tampan yang memperhatikannya ketika Keyla meregangkan otot-ototnya ia beradu pandang dengan manik mata coklat milik pria itu.
"Siapa kau." Ucap Keyla tanpa ekspresi.
"Oh maaf nona cantik saya mengejutkan Anda." Ucap Ziko tersenyum ramah.
cih.
Tanpa dipersilahkan duduk Ziko berjalan kearah sofa, duduk sambil menyilangkan kakinya.
"Hai cantik perkenalkan saya Ziko pemilik perusahaan Pratama.Corp." Sambil tersenyum ramah.
Keyla hanya menjawab "Oh." Baru teringat bahwa ia ada janji dengan pemilik perusahaan pratama.Corp.
Ah bener kata orang lain wanita ini memang dingin sekali, kalau bukan perusahaannya dan cantik tidak sudi aku berada diruangan ini. Batin Ziko kesal.
Keyla berjalan ke arah sofa dan duduk di sebelah Ziko.
"Apa sudah dijelaskan sama sekertaris saya sebelumnya, mengenai kerja sama dengan perusahaan saya." Selidik Keyla tersenyum licik.
"Tentu sudah nona cantik jika ada orang yang berkhianat itu tandanya perusahaanya akan hancur, ah betul tidak?" Tanpa sadar tangan Ziko menyentuh tangan Keyla yang berada diatas paha.
Keyla langsung menepis tangan Ziko dengan kasar, ia segera berdiri menelpon sekertaris Diana. Dan tidak berapa lama Diana masuk keruangan tanpa permisi.
"Maaf ibu panggil saya." Tanya Diana melihat ke arah Ziko seperti teringat sesuatu.
"Iya, Diana urus semuanya." Ucap Keyla sambil meninggalkan ruangan.
Sepertinya pria ini membangunkan singa yang sedang tertidur. Ah aku baru ingat dia pemilik perusahaan Pratama.Corp. Batin Diana sedikit terkekeh.
"Maaf bapak Ziko yang terhormat, jika sudah selesai dan tidak ada urusan lagi silahkan tinggalkan ruangan ini, saya akan mengabari Anda untuk kerjasama selanjutnya dengan perusahaan kami." Ucap Diana panjang lebar tersenyum ramah.
"Tentu terimakasih cantik." Ucap Ziko mengedipkan sebelah matanya.
Cih.
"Dasar genit."
Di Apartemen
"Hi Boy lagi ngapain sayang." Ucap Keyla sambil mencium rambut Marcel.
"Ah Mom i'm hungry." Ucap Marcel memeluk Keyla erat.
"Ok Boy mau makan apa?'
"Nasi goreng buatan Mommy." Ucap Marcel antusias.
Tanpa sadar Marcel berjalan kearah Keyla yang sedang memasak, sambil memeluk paha Keyla karena Keyla terlalu tinggi buat anak seusia Marcel yang masih 8 tahun.
"Sayang... tunggu di ruang makan ya nanti kalau sudah siap Mommy kesana ya Boy." Ucap Keyla mencium bibir Marcel yang sedang cemberut.
"Ok Mom."
Terimakasih yang sudah mampir, jangan lupa tinggalkan Like, coment dan vote.
Keyla memperhatikan Marcel yang begitu antusias makan nasi goreng buatannya. Dan sekilas membuat seulas senyuman terbit di bibir Keyla.
"Kasihan sekali pria kecilku ini." Batin Keyla, mengelus rambut coklat milik Marcel.
Sebenarnya kenapa Marcel harus dibuang oleh kedua orangtuanya. Padahal Marcel masih kecil dan harus kehilangan kasih sayang diusianya sekarang.
"Ah kenyang sekali, thanks Mom." Ucap Marcel sambil tersenyum, Keyla hanya mengangguk dan tersenyum lembut.
_____________
Tak terasa sudah pukul 08.00 Malam.
Keyla menuntun Marcel untuk duduk diruang keluarga, menonton kartun spongebob kesukaannya.
"Ah Patrick kamu bodoh sekali jadi kartun." Ucap Marcel sambil tertawa terbahak - bahak melihat tingkah konyol Patrick didalam televisi.
Keyla hanya fokus melihat tingkah Marcel yang sedang menonton televisi.
Tampan sekali pria kecilku, seandainya jika aku tidak menemukan dia. Apa jadinya kehidupan dia sekarang, membayangkannya saja aku geram,!! Berani sekali orang tuanya membuang Marcel begitu saja. Padahal kalau dilihat Marcel anak yang baik dan menggemaskan. Batin Keyla.
"Terimakasih takdir telah mempertemukan kami." Gumam Keyla membawa Marcel kedalam pelukannya dibalas pelukan erat oleh Marcel.
Kehangatan yang selama ini dicari oleh Keyla ada pada sosok diri Marcel, dan semenjak kedua orang tuanya meninggal Keyla tidak pernah mendapatkan kehangatan lagi.
"Sayang tidurlah,, sudah larut malam!! Tidak baik seusia kamu belum tidur jam segini." Ucap Keyla tegas.
"Baiklah, Good night Mom." Berjalan menuju kamar.
Cup
"Good night too sayang." Ucap Keyla lirih setelah menutup pintu.
Keesokan paginya.
Suasana apartemen Keyla menjadi ramai semenjak ada sosok Marcel yang menggemaskan. Dan pagi - pagi Diana dimintai tolong oleh Keyla untuk segera datang ke apartemennya mengurus surat - surat sekolah milik Marcel.
"Jadi gimana keputusan lo udah yakin..?! " Tanya Diana kepada sahabatnya itu.
"Gue yakin mau merawat Marcel dan menyekolahkannya, lo secepatnya harus urus surat - surat itu"!! Ucap Keyla tegas.
"Ok baiklah." Jawab Diana memutar kedua bola matanya malas.
Sementara Marcel sedang mengejar pesawat kecil yang berputar - putar diudara sambil teriak - teriak.
"Awas Mom, Aunty menghindar ada pesawat lewat nanti kalau tidak menghindar muka Mom sama Aunty seperti zombie buruk rupa." Ucap marcel sambil tertawa terbahak - bahak.
haha...haha
"cih dasar bocah tengil ." Batin Diana.
Tiba - tiba kakinya tersandung sofa dan marah - marah.
"Sejak kapan sofa ada disini Mom?! Bikin kesel saja jadikan Marcel jatuh." Gerutu Marcel kesal.
haha ... hahaha
"Heh bocah tengil malah marah - marah nanti cepet tua tau." Ucap Diana sambil tertawa.
"Yeh.. Aunty yang cepet tua tuh liat sendiri aja di kaca seperti nenek lampir, huft!! Batinnya kesal.
"Emang kenapa kalau cepet tua, justru Marcel pengen nikahi Mom supaya ada yang jagain Mommy cantik ." Jawab Marcel tanpa sadar.
Sementara Keyla hanya tersenyum melihat tingkah Marcel bersama Diana, padahal usia Diana jauh lebih tua seharusnya bisa memaklumi perkataan Marcel yang masih berusia 8 tahun.
"Heii..Heii sudah - sudah kenapa jadi bertengkar pusing kepala Mom. Buruan lo berangkat Diana ah mau gue pecat." Ucap Keyla kesal karena tingkahnya, sambil berjalan menghampiri Marcel.
Ah masa gue di pecat gara - gara bertengkar sama bocah tengil itu, kebangetan si Key lupain gue sahabatnya. Batin Diana.
"Sayang.. Mom berangkat kerja dulu ya jangan nakal sebentar lagi ada bi Inah yang akan temenin kamu di sini." Ucap Keyla mengelus rambut coklat milik Marcel.
"Baiklah Mom, hati - hati di jalan dan jangan deket - deket sama Aunty ya Mom nanti ketularan cepet tua seperti nenek lampir." Ucap Marcel terkekeh geli melirik ke arah Diana.
Cih dasar bocah tengil. Batin Diana kesal.
Sementara Marcel yang sedang menunggu kedatangan bi Inah mulai bosan, ia diam-diam keluar dari apartemen menuju taman yang berada dilantai bawah. Mungkin karena Marcel sudah terbiasa bermain sendiri jika Keyla sedang tidak ada di apartemen, dia tidak begitu takut kalau keluar sendiri. Sedangkan bi Inah selalu datang terlambat datang ke apartemen karena menaiki angkutan umum membuat ia terjebak macet.
"Udara di pagi hari memang menyegarkan tubuh." Ucap Marcel sambil memejamkan kedua matanya dan menikmati terpaan angin kewajahnya.
"Hey kamu sedang apa disini?!" Tanya salah seorang anak laki-laki menghampiri Marcel.
"Tidak lihat aku sedang apa disini." Jawab Marcel datar.
"Nama kamu siapa?! Hampir seminggu ini aku melihat kamu disini."
"Aku Marcel." Jawab Marcel sambil membuka kedua matanya dan menatap kearah anak laki-laki yang berada disampingnya.
"Aku Andrew, oh iya kamu tinggal di apartemen ini juga sebelah mana? Siapa tau setelah pertemuan ini kita menjadi semakin lebih dekat." Ucap Andrew antusias.
"Aku berada dilantai 3 kalau gak salah." Jawab Marcel santai sambil melangkahkan kakinya meninggalkan taman tanpa mengajak Andrew.
"Hey kamu mau kemana?!" Teriak Andrew dari taman.
Sedangkan Marcel tidak menjawab ucapan Andrew, lebih baik dia berjalan dengan cepat supaya segera masuk ke apartemennya sebelum ia ketahuan oleh bi Inah karena keluar sendiri dari Apartemen.
Huh semoga bi Inah belum sampai di apartemen, bisa gawat ini kalau ketahuan dan melaporkan ke Mommy. Batin Marcel khawatir.
Marcel berjalan mendekati lift sambil menekan tombol naik, tidak berapa lama pintu lift terbuka ia segera masuk kedalam. Akan tetapi dari arah belakang Andrew berlari memasuki lift dengan tergesa-gesa.
"Huh akhirnya aku tidak terlambat masuk." Gumam Andrew pelan sambil mengatur nafas.
"Kamu mau kelantai berapa?!" Tanya Marcel kepada Andrew.
"Eh kamu disini lantai 3 sama sepertimu." Jawab Andrew menghampiri Marcel dan berdiri di sebelahnya.
"Oh."
Susah sekali sih ngajak dia berteman denganku. Batin Andrew kesal sambil menatap kearah Marcel yang berada disampingnya.
"Sedang apa kamu menatapku." Tanya Marcel datar tanpa melihat kearah Andrew.
"Tidak, aku hanya penasaran saja sama kamu. Kenapa kamu tidak mau berteman denganku saja padahal kita juga satu lantai di apartemen ini." Ucap Andrew panjang lebar.
Sekilas Marcel melirik kearah Andrew dan seketika dia tersenyum.
"Baiklah ayo kita berteman." Ucap Marcel sambil mengulurkan tangannya.
"Ok." Jawab Andrew dengan Antusias dan membalas uluran tangan Marcel sambil tersenyum.
Ting.
Tiba-tiba pintu lift terbuka, Marcel berjalan terlebih dahulu melangkahkan kakinya keluar dari dalam lift dan diikuti Andrew dari arah belakang, dan Marcel berhenti didepan pintu apartemen 06A sedangkan Andrew sedari tadi memperhatikan Marcel dari arah belakang.
Oh dia tinggal di situ. Batin Andrew sambil memasuki apartemennya.
"Syukurlah bi Inah belum sampai ke Apartemen." Gumam Marcel pelan.
Terimakasih yang sudah membaca novel yang amatir ini 😀😀 jangan lupa Like, Coment dan vote supaya tambah semangat Author update nya 🙏
Di dalam perjalanan Diana sekilas melirik kearah Keyla, karena sedari tadi dia hanya melihat ke arah luar jendela mobil.
"Key, lo baik-baik saja kan kenapa? Gue liat lo lagi mikirin sesuatu." Tanya Diana sambil melihat ke arah Keyla.
"Gue gpp ko Di, cuma gue lagi kepikiran sama si Marcel saja".
"Ah lo.. Marcel baik-baik aja kali lo tadi liat sendiri kan dia begitu bahagia tinggal sama lo." Ucap Diana, sementara Keyla hanya tersenyum.
Sebenarnya gue takut Di, kehilangan pria kecilku. Entahlah orangtuanya dimana, tapi gue takut dia datang bawa Marcel dari gue. Batin Keyla khawatir.
__________________
Tidak berapa lama Keyla bersama Diana sudah sampai di perusahaan, dari arah belakang ada seseorang yang menghampiri mereka.
"Haii nona cantik".
Keyla hanya melirik dan berjalan tanpa memperdulikan kedatangan Ziko.
Ziko tampak kesal karena baru kali ini dia di tolak oleh seorang Wanita, tapi bukan Ziko namanya kalau tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.
Akhirnya dia berteriak ..
"Sayang.. Bagaimana kemarin malam apa kamu senang?!"
Keyla yang mendengar ucapan Ziko ia berhenti dan berbalik menatap tajam ke arah Ziko yang sedang berjalan kearahnya.
Apa maksudnya dia berkata seperti itu. batin Diana sambil melirik kearah Keyla.
"Apa perlu gue usir dia Key dari sini." Tanya Diana pelan.
Keyla tidak menjawab ucapan sahabatnya itu, ia hanya menatap ke arah Ziko.
"Apa maksud Anda mengatakan hal itu!!". Bentak Keyla kesal.
Ziko hanya tersenyum melihat wanita cantik yang berada di hadapannya marah, semua orang di loby memperhatikan mereka dan ada beberapa juga yang berbisik- bisik.
Sebelum Ziko menjelaskan Keyla sudah memberikan isyarat untuk mengikuti langkahnya masuk keruangannya. Semua orang memperhatikan tapi mereka tidak berani banyak komentar secara takut dipecat oleh Keyla.
Akhirnya sudah sampai didepan ruangan presiden direktur. Didalam ruangan Keyla hanya menatap tajam dan dingin ke arah Ziko, walaupun seperti itu tapi tetep tidak mengurangi kecantikannya.
Ziko hanya terpesona melihat kecantikan Keyla begitu sangat cantik dan anggun. Tatapannya berhenti sampai Keyla membentak Ziko.
"Sekarang saya tanya mengapa Anda berbicara seperti itu." Bentaknya.
Lagi-lagi Ziko hanya tersenyum dihadapan Keyla.
"Cepet jawab.!! Bentak Keyla kesal karena sedari tadi Ziko hanya tersenyum seperti orang gila." Pikirnya.
"Yang mana sayang." Jawab Ziko dengan nada gombalnya.
Cih
"Kamu ingat tidak? Apa perlu saya keluarkan isi otakmu hah!!"
Tanpa sadar Ziko mendekat secara perlahan, sambil menatap tajam. Keyla sampai susah menelan salivanya dan perlahan badannya sudah berada didekat tembok. Sehingga mereka beradu pandang sangat dekat sekali, nafas Ziko sampai tercium bau mint oleh Keyla.
"Kemana wanita cantik yang pemberani itu, ko diem!!" Ucap Ziko sambil tersenyum menyeringai.
Maaf bapak Ziko yang terhormat, saya ingin memberikan ponsel kepada ibu Keyla, sedari tadi terus berbunyi." Tiba-tiba Diana menghentikan aksi Ziko.
"Huh !! Keyla menghela nafasnya panjang, sambil mengambil ponsel yang berada di tangan Diana.
" Hallo Boy. "
(___________)
" Kan ada bi Inah yang temenin kamu Boy ".
(__________)
"Ok .. Ok .. Baiklah Mom mengalah nanti kamu tunggu dulu di apartemen, supir Mom kesana".
Tut .. tut .. tut ..
"Siapa sayang." Tanya Ziko penasaran.
"Itu bukan urusan Anda". Decak Keyla kesal.
"Diana ".
"Iya bu, kenapa ?" Jawab Diana.
"Usir dia dari ruangan saya karena saya muak melihat wajahnya, dan satu lagi jangan biarkan dia masuk ke perusahaan ini lagi." Ucap Keyla tegas.
"Ba--.. Baiklah bu!" Ucap Diana gugup karena Ziko menatap tajam ke arahnya.
"Tunggu .." Ucap Ziko masih menatap tajam ke arah Diana.
"Saya tidak akan mengganggu lagi bos kamu, asalkan dia mau berkencan dengan saya malam ini." Ucap Ziko sambil tersenyum menyeringai.
"Ok, nanti Anda kirim alamatnya." Jawab Keyla kesal.
"Terimakasih sayang." Ucap Ziko pergi meninggalkan ruangan dengan senyum penuh kemenangan di wajahnya.
Terimakasih waktunya yang sudah mau membaca karya ku❤️
jangan lupa ya **Like , Coment dan Vote **🙏😍 Supaya Author semangat buat update nya lagi 😋
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!