Hai, nama ku Briana Thea Elora aku anak bungsu dari tiga bersaudara.Pagi ini aku bangun lebih awal karena hari pertama aku masuk sekolah di SMA Pertiwi sekolah yang lumayan elit dan mahal. Aku pun segera turun ke lantai bawah untuk sarapan.
"Tumben bangun pagi, " ucap seorang perempuan yang tak kalah cantik dari aku.
Ya dia Kakak pertama ku bernama Kanaya Thea Elora nama belakangnya sama sepertiku dia baru saja menikah dengan pria pilihannya sendiri bernama Indra Bara Saputra bos sebuah restoran yang cukup besar di kota kami.
"Eh anak papa udah sarapan aja, " ucap papa ku yang baru turun dan langsung duduk setelah mengusap kepalaku.
Papa ku bernama Arman Baskara Elora , dia bekerja di sebuah perusahaan swasta sebagai manajer keuangan.
"Ya kan pertama masuk sekolah jadi harus pagi dong pa, " balas mama yang baru keluar dari dapur.
Mama ku bernama Sukma Ayu dia memiliki sebuah toko bunga jadi dia tidak hanya ibu rumah tangga tapi memiliki kesibukannya sendiri.
"Abang gak sarapan ma, " ucap abang ku yang baru turun lalu pergi.
"Tunggu aku bang, " panggil ku lalu mengejar bang Rian kakak kedua ku. Aku pun langsung berlari setelah menyalami kedua orang tua ku.
"Hati-hati sayang, " teriak mama.
"Iya ma, " jawab ku dengan berteriak juga.
Aku pun berangkat bareng abang ku yang akan pergi kuliah karena saat ini bang Rian masih kuliah semester terakhir. Namanya Brian Ibrahim Elora.
Semua nama kami belakangnya ada Elora karena mengikuti nama papa. Aku pun tiba di sekolah dan aku langsung turun.
"Ni helmnya, " aku menyerahkan helm pada bang Brian.
"Jangan nakal, jangan mikirin cowok tapi belajar, " ucapnya menasehati ku.
"Dih, perasaan situ deh yang tiap hari pacaran, " balas ku.
"Gue udah gede lo masih kecil, " balasnya lalu pergi begitu saja.
Aku pun masuk dan hampir semua sudah datang. Kami di kumpulkan di sebuah lapangan dan upacara pembukaan pun di mulai. Kami di bagi kelas lalu di bingbing oleh anggota OSIS untuk pengenalan sekolah. Acara itu berlanjut selama empat hari dan hari terakhir adalah acara pengenalan ekstrakulikuler sekolah. Semua siswa baru di kumpulkan di sebuah lapangan dan satu persatu ekstrakulikuler tampil . Aku yang dari awal memang tidak terlalu minat untuk mengikuti salah satunya. Aku pun cuek dan tidak terlalu memperhatikan. Karena bosan aku pun mencari tempat yang menurutku tenang. Namun di koridor tiba-tiba seseorang menabrak ku membuat aku terjatuh.
"Aduh, " ucap ku lalu membersihkan tanganku dan hendak bangun. Namun tiba-tiba sebuah tangan hendak membantu ku membuat aku mengangkat wajah ku melihat siapa orang itu.
Aku yang di buat terdiam oleh ketampanan seorang pria dengan senyuman manisnya.
"Kamu gak apa-apa kan? " tanya nya membuat aku tersadar dari lamunan.
"Aku gak apa-apa kok, " jawab ku lalu bangun.
"Maaf aku lagi buru-buru, kalau ada apa-apa cari aja aku di anggota team basket, " ucapnya lalu pergi dan aku hanya diam saja kaya orang bego yang baru melihat cowok ganteng.
Aku pun melanjutkan jalan ku namun malah ketemu anggota OSIS.
"Kamu mau kemana?, orang lain di lapangan, " tanya nya dengan ketus.
"Mau ke toilet kakak mau ikut? " jawab ku berbohong.
"Ya udah kalau selesai cepat kembali ke lapangan, " ucapnya lalu pergi.
Aku pun akhirnya kembali ke lapangan mau gak mau aku harus ikut kumpul juga.
"Sekarang giliran team basket, " pengumuman di depan.
Entah kenapa tiba-tiba aku penasaran sama penampilan mereka. Setelah selesai mereka berbaris dan mulai mengenalkan nama-nama mereka.
"Itukan cowok yang tadi, " gumam ku saat melihat sosok pria di depan.
"Haidar, Haidar, " teriak cewek-cewek entah manggil yang mana karena menurut ku cowok di team basket pada oke.
"Nama saya Haidar saya ketua team basket SMA Pertiwi, " ucap cowok yang tadi bertabrakan dengan ku.
"Oh jadi namanya Haidar pantes banyak fansnya ganteng gitu, " ucap seorang cewek di sampingku entah siapa.
Penampilan ekstrakulikuler basket adalah yang terakhir dan setelah itu semua murid di perbolehkan untuk istirahat. Namun entah kenapa tiba-tiba kakiku terasa sakit bahkan untuk jalan pun sakit. Aku pun memutuskan untuk diam saja tidak pergi kemana-mana karena kaki ku sakit.
"Cowok tadi ganteng juga, " gumam ku sambil terus melihat ke arahnya karena saat ini dia sedang membereskan bola bekas penampilan tadi.
Tiba-tiba sebuah bola menggelinding ke arah ku.
"Hey tolong lempar kesini, " pinta salah satu dari mereka namun aku hanya diam saja toh jaraknya masih lumayan jauh dan kaki ku gak mungkin untuk di pakai jalan.
"Dih tuh cewek gak dengar apa pura-pura gak dengar, " ucap salah satu dari mereka.
Aku pun yang gak mau cari masalah akhirnya mencoba bangun dan berjalan ke arah bola dengan kaki pincang karena sakit. Aku pun melemparkan bola itu lalu duduk kembali sambil memijit kaki yang sakit.
Sebuah botol minum di sodorkan di depan wajah ku membuat aku melirik siapa orang yang ada di hadapan ku.
"Buat kamu, " ucapnya dan aku pun mengambilnya.
Cowok itu langsung jongkok dan hendak memegang kaki ku namun aku langsung menariknya.
"Kaki kamu sakit kan?, apa karena tabrakan tadi? " tanya nya.
Aku hanya diam tidak menjawab pertanyaan karena bingung juga.
"Sudah kamu buka aja sepatunya biar aku lihat, " ucapnya dan aku pun mengikuti perintahnya.
Dia pun mulai memeriksa kaki ku lalu di pijitnya membuat aku menahan sakit.
"Kaki mu hanya kekilir, nanti juga sembuh, " ucapnya dan aku hanya mengangguk lalu dia pergi.
Setelah di pergi aku mencoba bangun dan ternyata lumayan gak terlalu sakit bisa lah buat jalan dari lapangan ke depan karena nanti pulang aku minta di jemput sama abang. Penutupan acara pun di mulai dan semua siswa di bagi kelas agar hari senin tinggal masuk kelas. Semua siswa sudah bubar dan aku duduk di halte bus menunggu bang Rian jemput. Satu persatu semua orang sudah pergi dan tinggal aku yang masih duduk santai. Tiba-tiba sebuah motor berhenti di depan ku dan aku tau siapa.
"Lama amat sih? " tanya ku kesal sambil memukul bang Rian.
"Lah gak lihat tuh jalanan macet, " balasnya sambil nunjuk ke jalan.
"Bukannya lo pembalap, " ucap ku.
Bang Rian memakai helm padaku setelah selesai aku pun hendak naik namun tiba-tiba sebuah motor melaju di depan ku dengan kecepatan lumayan tinggi.
"Siapa? " tanya bang Rian.
"Mana aku tau, " jawab ku lalu memeluknya.
Tibanya di rumah setelah mengucapkan salam aku hendak naik ke kamar ku namun tiba-tiba mama muncul.
"Eh anak mama udah pulang lagi, gimana sekolahnya? " tanya mama saat melihatku.
"Gak ada yang menarik, " jawab ku lalu naik ke atas ke kamar ku walau dengan kaki sedikit pincang karena masih sakit.
Tibanya di kamar aku langsung merebahkan tubuhku lalu membuka ponselku. Aku masuk sekolah itu hanya sendiri karena semua teman-teman ku masuk sekolah SMA Negeri. Aku masuk sekolah itu karena pemilik sekolah kakak dari kakak ipar ku. Saking capeknya aku pun memutuskan untuk tidur lumayan masih ada waktu dua jam sebelum magrib.
"Tok... tok.... tok..., " suar pintu di ketuk.
"Siapa? " tarian ku karena ganggu aku tidur saja.
Aku pun bangun lalu membuka pintu dengan wajah bangun tidur ku.
"Kamu baru bangun? " tanya mama, ternyata mama yang mengetuk pintu ku.
"Bangun, baru juga mau tidur, " ucap ku.
"Ini jam berapa, kamu baru mau tidur, " omel mama.
"Baru jam empat ma, " balas ku.
"Bukan tuh mata, sekarang udah hampir setengah tujuh semua orang udah siap buat makan malam, " beritahu mama membuat ku kaget.
aku melirik jam di ding ding dan ternyata benar sudah setengah tujuh malam.
"Udah sana mandi, udah mandi langsung turun makan, " ucap mama lalu pergi dan aku pun masuk ke dalam lalu mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
Setelah selesai aku turun dan semua orang hampir selesai makannya. Aku pun duduk lalu mengambil makanan dan langsung memasukannya kedalam mulut tanpa banyak bicara.
"Kamu pasti cepek ya!, sampai-sampai ketiduran gitu, " ucap kak Indra suami kakak ku.
Aku hanya tersenyum tidak membalas ucapannya.
"Ya maklum lah biasa sekolah biasa sekarang masuk ke sekolah yang super sibuk ya k. o dia, " ejek bang Rian.
"Serah abang deh," ucap ku males berdebat dengan bang Rian.
"Gak seru lo, " ledeknya.
"Abang, " tegur mama dan aku hanya menjulurkan lidah ke bang Rian.
"Udah kamu makan saja, Rian papa tunggu di ruang kerja, " ucap papa membuat bang Rian menghela nafas.
"Kasian deh lo, " ledek ku dan bang Rian langsung pergi nyusul papa.
Aku pun selesai makan lalu hendak kembali ke kamar namun di cegah mama.
"Sini biar mama obati kakinya, " ucap mama.
"Gak usah ma udah sembuh ko tadi di sekolah udah di pijit juga, " tolak ku karena memang sudah lumayan membaik.
"Udah sini mama olesi obst takut jadi bengkak nantinya, " ucap mama lalu aku pun nurut saja dan duduk lalu mama mulai mengoleskan obat di pergelangan kaki ku.
"Kenapa bisa cidera? " tanya mama.
"Ketabrak orang ma gak sengaja, " jawab ku.
"Kamu jalannya melamun kali, " balas sang mama.
"Itu mama tau, " ujar ku.
"Mama tau kamu gak senang sekolah di sana, tapi mama gak bisa nolak tawaran kakak ipar mu. Lagian itu sekolah mahal dan yang sekolah di sana anak-anak orang kaya semua, " ucap mama.
"Ya justru itu buat aku susah cari teman ma karena aku gak biasa dengan gaya anak orang kaya, " balas ku karena setelah satu minggu sekolah aku belum bisa dapat teman.
"Kamu tunggu disini, " titah mama lalu mama pergi dan masuk ke kamarnya. Tak lama mama keluar dengan membawa beberapa tas belanja entah apa isinya.
"Ni, buat kamu tadi kakak kamu yang belikan, " mama memberikan nya padaku dan saat di buka ternyata isinya tas bermerek dan sepatu bermerek saat di lihat harganya bikin aku geleng kepala.
"Ma apa gak terlalu mahal? " tanya ku sambil mencoba sepatunya.
"Kakak mu yang belikan mama aja udah protes tapi dia malah bilang gak apa-apa, " jawab mama.
"Ya udah deh bilangin makasih aja deh, " ucap ku.
"Aku ke kamar ma, " pamit ku lalu naik ke lantai atas sambil membawa tas dan sepatunya aku pakai.
Namun di tangga aku malah bertemu bang Rian.
"Dih tas baru, " ucapnya sambil menarik tasnya.
"Gila bermerek, mama punya duit dari mana? " tanya Bang Rian.
"Bukan mama yang beliin tapi kakak Kanaya, "beritahu ku.
" Oh, kirain mama, "balas nya lalu turun.
Aku pun melanjutkan naik ke atas dan masuk kamar. Sebelum tidur aku sempatkan untuk buka-buka internet aku cari tentang sekolah ku lalu tentang ekstrakulikuler basket dan aku langsung dapat foto dan info tentang Haidar. Cowok yang tadi siang menabrak ku, setelah puas aku pun memutuskan untuk tidur.
Hari senin pun tiba dan aku sudah rapi dengan seragam. baru ku. Aku turun untuk sarapan dan hari ini aku minta di antar papa karena bang Rian kuliah siang.
"Pa sarapannya cepat dong, aku gak mau kesiangan ni, " ucap ku pada papa yang masih santai membaca koran.
"Iya, iya ini udah ko, kamu tunggu di mobil saja, " balasnya dan aku pun langsung pergi menuju mobil dan menunggu papa di dalam mobil. Papa pun datang lalu masuk dan menjalankan mobilnya. Karena hari senin jalanan cukup ramai namun beruntung belum macet.
Tak butuh waktu lama aku pun sampai dan langsung turun lalu berlari masuk untuk mencari kelas ku. Setelah berputar akhirnya aku menemukan kelasnya dan saat masuk aku bingung harus duduk dimana. Aku pun berjalan ke sebelah jendela di sana masih kosong dan aku duduk. Namun tidak lama datang seorang cewek menghampiri ku.
"Masih kosong kan? " tanya nya.
"Masih" jawab ku.
Cewek itu pun duduk lalu mengajak ku kenalan.
"Gue Zahara, lo? " tanya nya.
"Gue Briana, panggil aja Ana, " jawab ku.
"Oke, " ucapnya.
Kami pun mulai mengobrol sampai guru masuk, pelajaran di mulai dan aku mengikuti dengan serius. Bel istirahat pun berbunyi dan semua murid langsung berhamburan ke luar.
"Ke kantin yu! " ajak Zahara pada ku.
"Boleh, " jawab ku.
Kami pun ke kantin dan ternyata sudah ramai. Setelah mendapat apa yang kita mau, kita langsung duduk. Namun tiba-tiba suasana kantin langsung ramai saat seorang cewek masuk. Aku hanya melirik sekilas lalu lanjut makan.
"Dia tuh cewek paling cantik di sekolah, " ucap Zahara membuat aku melihat kearahnya.
"Gue dengar jangan pernah singgung dia kalau gak mau punya masalah, " lanjut Zahara.
"Oh, " balas ku cuek.
Setelah habis aku pun langsung mengajak Zahara untuk ke kelas kembali namun saat melewati lapang basket aku melihat Haidar sedang bermain dengan teman-temanya. Pandangan ku terus tertuju padanya.
"Kak Haidar ganteng ya, tapi sayang udah punya cewek, " ucap Zahara membuat aku kaget dan menatapnya.
"Lo kenapa kaya kaget gitu? " tanya Zahara.
"Enggak, ya wajar orang ganteng udah punya cewek, " jawab ku.
Hari berlalu begitu saja dan tak terasa aku sudah hampir satu bulan sekolah di SMA itu dan aku pun mulai kenal dengan teman-teman satu kelas, walau kebanyakan aku lebih dekat dengan cowok. Hari ini kelas ku kosong karena guru yang harusnya kebagian ngajar tidak masuk karena ada urusan. Aku hanya duduk di bangku sambil bermain ponsel namun tiba-tiba aku di kaget kan dengan keusilan Rio yang tiba-tiba menarik rambutku yang di ikat kuncir kuda.
"Rio, sakit, " teriak ku lalu mengejarnya.
Namun karena aku kurang hati-hati aku malah menabrak seseorang dan membuat aku terjatuh.
"Lo gak apa-apa? " tanya Rio langsung membantu ku bangun.
"Gara-gara lo ni, " kesal ku belum menyadari ada seseorang di depan ku.
"Lo gak apa-apa? " tanya orang di depan ku dan aku pun langsung melirik orang itu.
"Gak apa-apa, " jawab ku.
"Sorry ya, kita lagi bercanda dan malah nabrak lo, " ucap Rio pada cowok itu.
"Gak apa-apa, " jawab nya lalu pergi.
Aku pun memukul pundak Rio karena kesal.
"Sakit Na, " ucapnya.
"Ya lagian lo pikir kepala gue gak sakit apa main jambak aja, " omel ku lalu masuk kelas kembali.
Aku pun duduk kembali dan Zahara langsung tersenyum penuh arti.
"Ngapain lo lihatin gue kaya gitu? " tanya ku bingung.
"Gue heran deh sama lo, kenapa ya anak cowok pada senang ngerjain lo tapi kadang mereka juga baik, " jawab nya.
"Mungkin karena gue gak pernah anggap serius mereka kali jadi mereka senang sama gue, " balas ku langsung mendapat pukulan dari Zahara.
"Dih di kasih tau gak percaya, coba aja lo tanya sama mereka, " ucapku.
Jam istirahat pun tiba dan semua orang langsung berlari buat ke kantin. Aku pun berjalan menuju kantin bersama Zahara lagi dan kami melewati lapang basket dan di sana aku bisa melihat Haidar sedang duduk santai bareng teman-temannya.
Setiap melihat Haidar aku hanya bisa memandangnya dari jauh karena gak ada keberanian buat mendekatinya. Aku dan Zahara tiba di kantin dan langsung memesan makanan.
"Eh lo pernah naksir cowok ga? " tanya Zahara pada ku.
"Em pernah memang kenapa? " jawab ku.
"Siapa? " tanya nya penasaran.
"Ada deh gak akan gue kasih tau, " jawab ku.
Tiba-tiba minum ku di ambil dan langsung di minum begitu saja' pelakunya Rio dan Yudistira.
"Itu kan minuman gue, " ujar ku.
"Minta, haus ni, " ucapnya lalu duduk.
"Ya kalau haus beli ngapain ambil punya gue? " tanya ku.
"Duit kita habis, di pakai taruhan, " jawab Yudistira.
"Taruhan apa? " tanya Zahara.
"Itu si Dimas menyatakan cinta sama Ayu, " jawab Rio.
Yudistira pun akhirnya duduk di samping ku dan aku meneruskan makan. Namun aku merasa ada orang yang sedang lihatin aku, saat di lirik benar aja Yudistira sedang menatap ku.
"Ngapain lo lihatin gue segitunya? " tanya ku.
"Lapar gue, minta boleh? " jawab nya.
Aku pun mengeluarkan duit lalu menyerahkannya pada Yudistira dan berkata "beli sana, ".
Yudistira tersenyum lalu pergi memesan makanan dan dikejar oleh Rio.
" Heran gue ngapain taruhan segala coba, "ucap Zahara.
" Biasa pada gak ada kerjaan, "balas ku.
Setelah makan aku dan Zahara langsung kembali ke kelas dan saat tiba di kelas terlihar di kelas ramai banget.
" Ada apa sih? "tanya ku pada Zahara.
" Mana gue tau, gua aja baru kembali bareng lo, "jawab Zahara.
" Itu lagi mengelilingi pasangan bucin baru, "ucap Rio tiba-tiba datang.
" Lo bisa gak jangan suka ngagetin terus, "kesal ku lalu mencubit perutnya.
" Sakit-sakit Ana, "rintihannya dan aku pun langsung berjalan ke arah tempat duduk ku tidak menghiraukannya.
Bel masuk pun berbunyi semua murid segera masuk dan tak lama guru masuk pelajaran pun di mulai. Selama pelajaran semua murid mengikuti dengan fokus. Tak teras bel pulang pun berbunyi dan pelajaran pun di akhiri dan semua murid sudah mulai bubar.
"Lo balik bareng siapa? " tanya Zahara pada ku.
"Bareng gue lah, " saut Yudistira.
"Lo siapanya gue? " tanya ku dengan nada jutek.
"Ya lelah jutek amat, " ucapnya.
"Makanya jangan ganggu singa yang lagi tidur, " ujar Rio.
"Enak aja lo bilang gue singa, " marah ku.
Rio dia malah terbahak dan langsung pergi bersama Yudistira.
"Ayo, " ajak Zahara dan aku pun keluar kelas bareng Zahara sampai gerbang karena hari ini aku di jemput bang Rian.
"Aku duluan ya, " ucap ku pada Zahara.
Aku pun menghampiri bang Rian dan entah kenapa tiba-tiba bang Rian bersikap baik pada ku dengan memakaikan helm, padahal biasanya dia cuek aja.
"Ayo naik, " titahnya dan aku pun langsung naik lalu bang Rian langsung menjalankan motornya.
Tak butuh waktu lama aku sudah sampai di rumah dan langsung masuk.
"Udah pulang sayang, " ucap mama dan aku pun menyalaminya.
"Di jemput abang? " tanya sang mama.
"Iya ma, " jawab ku, "aku ke kamar ya capek ni, " ucapku lalu naik ke atas ke kamar ku.
Namun saat di tangga aku mendengar mama memarahi bang Rian.
"Mama kan udah bilang jangan buat papa kamu marah, " omel mama.
"Papanya aja yang suka besar-besaran masalah, " jawab bang Rian.
"Papa lakukan itu buat kebaikan kamu,papa gak mau kamu terseret, " lanjut mama dan aku gak tau apa yang sedang menimpa abang.
Aku pun masuk kamar lalu merebahkan tubuhnya. Namun aku gak tidur hanya rebahan saja. Besoknya aku berangkat sekolah seperti biasa, namun hari ini aku kesiangan karena gara-gara motor bang Rian bannya kempes. Aku pun berlari menuju gerbang namun gerbang sudah di tutup dan pak Toni Sudah berdiri di depan gerbang.
"Kalian terlambat, lapor pak satpam lalu ikut saya, " ucap pak Toni dan aku pun menyebutkan namaku pada pak satpam lalu mengikuti pak Toni, tapi beruntungnya gak aku sendiri yang kesiangan ada yang lain juga.
"Kalian baris dan berdiri di sini selama satu jam, " ucap pak Toni.
Semua yang kesiangan berdiri namun tiba-tiba seseorang cowok berjalan dengan santai mendekati barisan kami.
"Kamu, cepat masuk barisan, " teriak pak Toni namun dia malah santai lalu masuk barisan.
Dia berdiri di samping ku dengan angkuh namun wajahnya ganteng juga.
"Ngapain lo lihatin gue? " tanya nya tanpa melihat ke arah ku.
"Gak, " jawab ku lalu menghadap ke depan lagi.
"Ganteng sih tapi galak, " ucap ku dalam hati.
Satu jam sudah aku berdiri dan hukuman pun selesai dan semua siswa yang kesiangan di perbolehkan masuk.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!