NovelToon NovelToon

Putri Yang Dirahasiakan

Episode 1

Awal kisah ini menceritakan kehidupan Odele Naida. Gadis misterius, aneh, dan juga unik yang tinggal disebuah rumah di tengah hutan. Rumah itu terletak di Hutan Terlarang. Hutan yang dipenuhi oleh para monster dan siluman yang sangat berbahaya.

Tidak hanya itu, Odele adalah satu-satunya manusia yang tinggal dan hidup di Hutan Terlarang itu. Walaupun tidak hidup sendirian, tetapi dia ditemani oleh 4 pelayan. Pelayan Hana, Pelayan Cia, Pelayan Eri dan Kepala Pelayan Hebi.

Odele sudah lama tinggal disana. Dia juga tidak merasa aneh tinggal ditengah-tengah Hutan Terlarang. Bisa dibilang Odele adalah gadis polos yang tidak mengenal dunia luar. Tapi bagaimana bisa Odele bertahan hidup di Hutan Terlarang yang dipenuhi oleh para monster. Dan juga dia tidak pernah sekalipun bertemu dengan manusia lain di Hutan itu, lalu dia juga tidak mengalami kesulitan hidup.

Kisah ini dimulai saat siang hari disebuah rumah. Odele dan ketiga pelayannya sedang melakukan kegiatan di halaman depan rumah. Sepanjang hari mereka berada diluar rumah.

Odele  : Panas sekali hari ini.

Pelayan Hana : Mau saya buatkan minuman segar, Nona?

Odele : Tidak perlu. Sebentar lagi akan selesai.

Pelayan Cia : Nona Nonaaaaa!! Biar kami saja yang melakukannya.

Pelayan Eri : Benar Nona. Tenaga kami lebih kuat.

Odele : Tidak. Biarkan aku melakukannya

Mereka yang begitu sibuk berada diluar, tidak terasa hari sudah mulai sore. Sinar matahari tenggelam mulai meredup dan berganti malam.

Pelayan Cia : Nona... [ dengan nada lelah agar Odele berhenti bekerja ]

Odele : Aarrrgh!! Baiklah. Kalian saja yang menyelesaikannya.

Pelayan Hana : Tenang saja, Nona. Serahkan pada kami. Kami lebih hebat daripada para petani.

Odele yang mulai kesal dengan para pelayan yang terus menerus menyuruhnya untuk berhenti, akhirnya berhenti juga dan menyerahkan pekerjaan itu kepada para pelayan.Ketika mereka sedang mengobrol, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari arah belakang mereka.

Kepala Pelayan Hebi : KALIAN!!

Odele dan Para Pelayan : Aaaaaaaahhhh!!!!  [ Suara teriakan dari Odele dan Para Pelayan ]

Kepala Pelayan Hebi:  Apa yang sedang kalian lakukan sampai malam begini?! Dan apa yang kalian lakukan pada Nona Odele !!!

Odele dan Para Pelayan : [ Terdiam ]

Kepala Pelayan Hebi : Kenapa diam saja ? Hana, jawab.

Pelayan Hana : Itu...

Kepala Pelayan Hebi : Bicaralah yang jelas.

Odele : Jangan memarahi mereka, Hebi. Ini semua ulahku. Aku hanya ingin bertani. Jadi jangan marahi mereka.

Kepala Pelayan Hebi : Anda ingin apa ? Bertani ?

Odele : Iya, benar. Aku .. ingin.. bertani.. [ Menjawab dengan ketakutan]

Kepala Pelayan Hebi : Untuk apa anda melakukan itu Nona? Sekarang semuanya masuk, termasuk anda,Nona. Hari sudah mulai gelap. Angin malam cukup dingin dan anda harus menjaga kesehatan anda.

Odele : Baiklah.

Kepala Pelayan Hebi : Tunggu, Kalian bertiga mau kemana ? Bereskan tempat ini dulu, setelah itu masuklah. Aku tunggu.

Para Pelayan : Baik, Nyonya Hebi.

 

Hebi, memiliki jabatan sebagai Kepala Pelayan untuk melayani Odele. Dia juga biasa dipanggil dengan panggilan Nyonya Hebi. Hebi memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam merawat dan melindungi Odele. Segala kebutuhan hidup Odele, dialah yang memantau semuanya. Hebi memiliki anak buah, yaitu Hana, Cia, dan Eri. Ketiga pelayan itu juga ikut membantu merawat Odele.

Mereka dikumpulkan di ruang tamu.

Kepala Pelayan Hebi : Semuanya duduk.

Para Pelayan : Baik.

Odele : Iya.

Kepala Pelayan Hebi : Minumlah coklat panas ini, Nona. Selagi hangat cocok untuk menghangatkan tubuh anda

Odele : Terima kasih, Hebi.

Kepala Pelayan Hebi : Sekarang jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi ?

Pelayan Cia : Itu.. Nyonya.

Kepala Pelayan Hebi : Baru sehari saja aku tinggal keluar untuk melengkapi kebutuhan Nona Odele. Bisa-bisanya kalian membiarkan majikan melakukan itu dengan tangan sucinya?!

Para Pelayan : MAAFKAN KAMI, NYONYA!!! KAMI PANTAS UNTUK DIHUKUM!!

Odele : Hentikan. Hebi, mereka tidak bersalah. Aku yang bersalah. Kau salahkan aku saja.

Kepala Pelayan Hebi : Bagiamna bisa saya menyalahkan anda, Nona?

Odele : Kau tidak berhak memarahi mereka. Maafkan aku, Hebi. Aku tidak akan mengulanginya lagi.

Kepala Pelayan Hebi : Nona, Saya mohon jangan minta maaf kepada pelayan seperti saya!!

Odele : Aku.. Aku hanya ingin berkebun saja. Aku hanya penasaran bagaimana rasanya jika biji dan benih yang kita miliki lalu kita tanam di halaman depan rumah kita. Bukankah kita akan merasa puas dan senang jika mereka tumbuh dengan baik dan subur?

Kepala Pelayan Hebi : Saya dan mereka telah ditugaskan untuk membantu dan melindungi Nona dari hal apapun itu. Jika Nona membutuhkan sesuatu, atau dalam bahaya sekalipun. Katakan pada kami. Dengan nyawa kami, kami akan melindungi Nona.

Odele: Aku bukan tidak mau menerima bantuan. Tapi aku ingin melakukannya dengan tenagaku sendiri. Aku tidak mau melihat mereka kelelahan. Mereka sudah mengurus rumah sebesar ini sendiri, juga membantu kegiatanku sehari-hari.

Kepala Pelayan Hebi : Jika Nona ingin berkebun, harusnya biarkan mereka bertiga yang bekerja. Mereka adalah pelayan anda. Pekerjaan mereka adalah mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan oleh majikannya. Jadi-..

Odele : AKU TIDAK MAU!! Dan berhentilah mengatakan itu. Aku tahu jika kalian semua adalah pelayan. Tapi... Tapi aku sudah menganggap kalian sebagai keluarga dan temanku. Bagaimana bisa aku melakukan hal itu... Hiks ... [ Odele mulai menangis ]

Pelayan Eri : Nona, jangan menangis. Hiks.

Pelayan Hana : Jika anda menangis. Hiks.

Pelayan Cia : Maka kami bertiga juga ikut menangis. Huaaaa. Nona.

Odele : Huaaaa. Kalian jangan menangis juga. Aku jadi tambah nangis nih.

Kepala Pelayan Hebi : Astaga, kalian semua!! Berhenti. Hari sudah gelap. Sudah saatnya anda tidur, Nona. Tapi sebelum itu...

Odele : [ Menahan tangisan ]

Kepala Pelayan Hebi : Anda harus mandi terlebih dahulu. Lihat badan anda. Begitu kotor dengan tanah.

Odele : Ah, kau benar. Aku tidak sangka akan sekotor ini.

Kepala Pelayan Hebi : Kalian bertiga berhenti menangis. Dan persiapkan mandi Nona Odele.

Para Pelayan : Baik, Nyonya.

Kepala Pelayan Hebi : Nona, masih ada yang ingin saya bicarakan dengan anda.

Odele : Ada apa, Hebi ? Apa aku akan dihukum?

Kepala Pelayan Hebi : Tentu saja tidak. Saya tidak akan sanggup menghukum anda, Nona.

Odele : Lalu ada apa ?

Kepala Pelayan Hebi : Jika anda ingin melakukan sesuatu, tulis itu dikertas lalu beritahu kami semua bahwa anda ingin melakukan itu.

Odele : Apa? Jadi..

Kepala Pelayan Hebi : Tentu saja. Anda boleh melakukan apa saja yang anda inginkan. Tidak ada yang melarang anda.

Odele : Kalau begitu, Apa kau besok bisa membantuku untuk berkebun dan bertani, Hebi

Kepala Pelayan Hebi : Tentu saja, Nona. Dengan senang hati. Kami akan mempersiapkan segala kebutuhan anda untuk berkebun dan bertani. Mari, saya antarkan anda ke kamar.

Setelah membicarakan pokok permasalahan dan apa yang diinginkan oleh Odele. Kepala Pelayan Hebi mengantarkan Odele kembali ke kamar. Sembar berjalan mereka masih mengobrol. Hari ini, Kepala Pelayan Hebi pergi keluar untuk berbelanja keperluan Odele selama dirumah, dan juga memberi laporan kepada keluarga Odele yang ada di Kota yaitu kepada Kakaknya.

Odele : Terima kasih, Hebi. Oh ya, bagaimana perjalananmu tadi?

Kepala Pelayan Hebi : Ah, semuanya aman. Tidak ada yang mengganggu saya.

Odele : Baguslah. lalu apa kau bertemu dengan Kakakku?

Kepala Pelayan Hebi : Tuan Muda begitu sibuk jadi saya hanya bertemu dengannya sebentar.

Odele : Hmm sepertinya pekerjaan Kakak semaki banyak.

Kepala Pelayan Hebi : Walaupun Tuan Muda sibuk, tetapi beliau sangat menantikan kabar anda dari saya, Nona.

Odele : Apa? Benarkah? Wah aku jadi semakin ingin bertemu dengan Kakak. [ Senang mendengar Kakaknya merindukan Odele ]

Kepala Pelayan Hebi : Dalam waktu dekat Tuan Muda akan menemui anda setelah pekerjaannya selesai. Tapi anda jangan khawatir, dibanding pekerjaannya, anda adalah sesuatu dan seseorang yang sangat penting dalam hidupnya.

Odele : Tidak. Kau tidak boleh mengatakan hal itu. Pekerjaan juga penting. Jika Kakak tidak bekerja, dia tidak akan dapat uang.

Kepala Pelayan Hebi : Pfft.

Odele : Kau tertawa?

Kepala Pelayan Hebi : Maafkan saya, Nona. Tapi saya sangat senang, anda tumbuh dengan kepribadian yang sangat baik.

Odele : Heheheh~ terima kasih juga atas semua kerja kerasmu yang sudah merawatku sejak kecil, Hebi.

Kepala Pelayan Hebi : Saya tidak akan pernah meninggalkan anda, Nona.

Odele : Tapi... ada yang aneh.

Kepala Pelayan Hebi : Aneh?

Odele : Kenapa kau tidak menua ya ?

Kepala Pelayan Hebi : Ah...

Odele : Cia, Eri, dan Hana juga tidak menua. Apa karena itu?

Kepala Pelayan Hebi : Benar, Nona. Karena itu.

Pelayan Cia : Nona, air hangatnya telah siap.

Pelayan Hana : Kami akan membantu anda melepas pakaiannya.

Pelayan Eri : Jika suhu airnya masih terasa panas, katakan saja pada kami, Nona.

Odele : Terima kasih banyak semuanya. Hebi, aku mandi dulu ya.

Kepela Pelayan Hebi : Selamat menikmati air hangat yang disiapkan oleh mereka, Nona.

Kepala Pelayan Hebi keluar dan menutup pintu kamar mandi. Dari luar terdengar suara Odele menyentuh air hangat itu.

Pelayan Cia : Bagaimana airnya, Nona?

Pelayan Hana : Apa cocok dengan anda ?

Pelayan Eri : Atau kepanasan? Jika masih panas, akan kami masukan air dingin sedikit lagi.

Odele : Tidak perlu. Ini sudah sangat pas untuk kulitku. Ah~~ Enaknya. terima kasih semuanya.

Para Pelayan : Sama-sama, Nona. Kalau begitu kita akan membuat anda jadi lebih nyaman lagi.

Odele : Tidak, tunggu. Kyaaaaa...!!

Kepala Pelayan Hebi : Bagaimana mandi anda, Nona?

Odele : PERFECT!~

Kepala Pelayan Hebi : Hahaha~ Syukurlah jika anda menikmatinya.

Odele : Terima kasih sudah bekerja keras hari ini, Hebi. Dan maaf sudah membuat kau khawatir atas ulahku hari ini.

Kepala Pelayan Hebi : Majikan kami satu ini sangat menyukai "Terima kasih" dan "Maaf" , ya. Tapi terima kasih sudah mengatakan itu, Nona.

Odele : Hebi, apa kau tidak tidur? Ini kan sudah malam.

Kepala Pelayan Hebi : Saya akan tidur setelah semua kondisi rumah aman, Nona.

Odele : Kau tidak perlu melakukan itu juga tidak apa. Lagi pula selama puluhan tahun, rumah ini tidak pernah ada pencuri atau orang luar masuk.

Kepala Pelayan Hebi : Itu karena kami berempat berusaha menjaga keamanan rumah ini, Nona. Agar anda juga terasa nyaman dan aman jika berada di dalam rumah.

Odele : Heheh~ Aku sangat menyukaimu, Hebi. [ Mulai mengantuk ]

Kepala Pelayan Hebi : Saya juga menyukai, Nona Odele.

Odele : Hm... Selamat... Tidur.. Heb..  zzzzz [ sudah tertidur ]

Kepala Pelayan Hebi : Selama malam dan selamat tidur, Nona. [ Sambil menyelimuti Odele ]

Kepala Pelayan Hebi menata rapi selimut Odele, mematikan lampu dan menggantinya dengan lampu tidur. Menata tirai kamar yang tertutup. Lalu pergi keluar dan menutup pintunya.

Kepala Pelayan Hebi : Kenapa kalian ada di depan kamar Nona Odele?

Pelayan Hana : Kami hanya ingin bertemu Nona Odele

Pelayan Eri : Sebelum tidur, kami juga ingin mengucapkan itu.

Pelayan Cia : "Selamat malam dan selamat tidur, Nona Odele". Kami juga ingin melakukannya!

Kepala Pelayan Hebi : Kalian bisa melakukannya besok malam. Ayo pergi dari sini. Jangan mengganggu Nona Odele yang sudah tidur.

Para Pelayan : Baik, Nyonya.

Kepala Pelayan Hebi : Kalian sudah memeriksa kondisi rumah ?

Para Pelayan : Sudah, Nyonya.

Kepala Pelayan Hebi : Dapur?

Pelayan Hana : Dapur sudah aman.

Kepala Pelayan Hebi : Ruang tamu, halaman depan, dan sekitar luar rumah ?

Pelayan Eri : Aman terkendali.

Kepala Pelayan Hebi : Halaman belakang, loteng, dan persediaan makanan?

Pelayan Cia : Semuanya aman. Kami sudah memeriksanya dua kali, Nyonya.

Kepala Pelayan Hebi : Jendela dan pintu sudah terkunci ?

Para Pelayan : Sudah, Nyonya.

Kepala Pelayan Hebi : Bagus. Karena semua sudah dilakukan sekarang kita keruang bawah tanah.

Ada sebuah rumah di dalam Hutan Terlarang pasti akan membuat semua orang terkejut dan itu akan menjadi suatu hal yang sulit dipercaya. Lalu bagaimana jika penghuni rumah itu bukanlah manusia biasa? Ya, benar. Penghuni dari rumah itu bukanlah manusia biasa. Dimulai dari Kepala Pelayan hingga ketiga pelayan. Mereka bukanlah manusia biasa. Tidak, justru bukan manusia. Melainkan seorang elf.

Elf adalah makhluk hidup yang punya telinga runcing dan suka tinggal di tempat tersembunyi.Mereka memiliki kekuatan hebat seperti sihir. Mereka menggunakan sihirnya untuk mengubuh wujudnya menjadi manusia pada umumnya. Lalu apakah Odele tahu bahwa dia hidup bukan dengan manusia? Tentu saja. Dia sangat mengetahui hal itu. Odele juga tidak merasa aneh dan takut dengan mereka berempat.

Cia, Hana, dan juga Eri merupakan satu bagian. Mereka bertiga adalah potongan tubuh dari Kepala Pelayan Hebi. Hebi memotong dirinya sendiri menjadi tiga bagian. Mereka bertiga juga merupakan Elf, dan memiliki kekuatan.

Setelah Odele tidur dan memastiak semua kondisi rumah aman tanpa adanya gangguan. Mereka berempat pergi keruang bawah tanah yang berada tepat di bawah rumah. Lalu apakah Odele mengetahui hal ini ? Tentu saja tidak. Odele tidak mengetahui hal ini. Odele juga tidak tahu bahwa ada ruang bawah tanah di dalam rumahnya. Mereka melakukan ini hanya setelah Odele telah tertidur pulas.

Lalu apa yang mereka berempat lakukan di ruang bawah tanah ? Hal pertama adalah mereka mengubah wujud mereka ke wujud asli. Di dalam ruangan itu terdapat meja besar dan tempat duduk. Sama seperti dengan ruangan rapat. Lalu mereka duduk di tempat duduk sesuai dengan nama mereka. Kemudian dimulailah "Operasi Laporan Kegiatan Odele"

Kepala Pelayan Hebi : Kita akan mulai pertemuan ini. Selama aku pergi, bagaimana kondisi rumah ?

Pelayan Hana : Selama anda berada diluar rumah, kondisi rumah sangat aman dan terkendali. Cuaca pada saat itu juga sangat mendukung. Walaupun terik matahari sedikit panas jika terkena kulit, tapi dengan sihir saya "Pengatur Cuaca" semuanya aman untuk kulit Nona Odele.

Kepala Pelayan Hebi : Bagus. Lanjutkan pekerjaanmu. Lalu bagaimana dengan makanan dan persediaan makanan?

Pelayan Cia : Mulai dari sarapan, makan siang, camilan pagi dan camilan siang.Nona Odele memaksan semua makanan bahkan Nona Odele dua porsi sekaligus. Pencernaan makanan Nona Odele juga baik,tidak ada keanehan pada tubuhnya. Persediaan makanan masih cukup untuk 5 bulan kedepan. Hanya saja...

Kepala Pelayan Hebi : Hanya saja?

Pelayan Cia : Hanya saja bahan untuk membuat camilan mulai menipis. Saya rasa anda harus pergi keluar untuk membelinya lagi.

Kepala Pelayan Hebi : Hmm. Baiklah. Kau tulis semua bahan yang habis setelah itu berikan kepadaku.

Pelayan Cia : Baik, Nyonya.

Kepala Pelayan Hebi : Selanjutnya, apa yang sebenarnya terjadi hari ini? Kenapa dan bagaimana bisa Nona Odele berkebun dan bertani? Apalagi seluruh badannya sangat kotor dipenuhi tanah seperti itu?

Pelayan Eri : Sebenarnya kami sudah melakukan sebisa kami. Kami sudah melarang dan membantu Nona Odele. Hanya saja Nona Odele tidak ingin menerima bantuan dari kami. Karena perbuatan kami itu juga Nona Odele menjadi kesal kepada kami bertiga.

Pelayan Hana : Itu benar. Kami jadi sedih karena Nona Odele menjadi marah dan kesal kepada kami.

Pelayan Cia : Kami juga tidak suka melihat badan Nona menjadi kotor. Tangan putihnya berubah menjadi hitam karena tanah. KAMI JUGA INGIN MEMBANTU!

Pelayan Eri : Itu benar. Kami juga ingin membantu Nona Odele!!

Kepala Pelayan Hebi : Sudah hentikan. Karena ini permintaan dari Nona Odele, kita akan ikut membantunya dan mempersiapkan semua keperluannya dalam berkebun.

Para Pelayan : Baik, Nyonya. Akan kami siapkan semuanya. [ Suara senang ]

Kepala Pelayan Hebi : Sepertinya sudah tiba saatnya bagi Nona Odele untuk keluar dari rumah ini.

Para Pelayan : APA MAKSUD ANDA NYONYA ? NONA ODELE TIDAK PERLU PERGI KELUAR!!

Kepala Pelayan Hebi : Usia Nona Odele saat ini adalah usia remaja. Dan di dunia manusia, usia remaja merupakan usia bermain, bergaul, berteman, dan..

Para Pelayan : Dan?

Kepala Pelayan Hebi : Aku tidak sanggup mengatakannya!!

Pelayan Cia : Dan berpacaran? Apa itu maksud anda?

Kepala Pelayan Hebi dan Pelayan lainnya : HEI!! JAGA UCAPANMU ITU!! NONA ODELE TIDAK BOLEH BERPACARAN! BAHKAN TIDAK BOLEH DIMILIKI PRIA MANA PUN!!

Pelayan Hana : Tapi kira-kira usia Nona Odele saat ini berapa ya ?

Pelayan Eri : Kau benar. Kira-kira berapa ya ?

Pelayan Cia : Menurut peraturan usia di dunia manusia.. usia remaja itu usia berapa ya?

Kepala Pelayan Hebi : Dasar kalian ini! Usia majikan kalian saja tidak tahu!!

Pelayan Hana : Apa anda sendiri tahu usia Nona Odele, Nyonya?

Kepala Pelayan Hebi : Tentu saja... Itu sekitar.. Uhm.. Sebentar...

Salah satu kelemahan para elf adalah mereka tidak mengenal angka usia. Mereka memiliki usia lebih lama daripada manusia. 100, 200, 300, bahkan ada juga yang mencapai ribuan tahun. Karena hidup mereka yang bisa bertahun-tahun lamanya membuat mereka melupakan usia itu. Dan itu juga yang membuat mereka lupa dengan usia Odele saat ini.

Kepala Pelayan Hebi : Setidaknya Nona Odele harus memiliki interaksi dengan manusia seperti dirinya. Dia harus berteman, mengenal manusia lain selain keluarganya. Bertemu dan bertegur sapa dengan manusia lain.

Pelayan Hana : Tega sekali anda.

Pelayan Cia : Membiarkan Nona Odele

Pelayan Eri : Bertemu dan memiliki hubungan dengan manusia selain keluarganya.

Para Pelayan : KAMI TIDAK RELA!!

Kepala Pelayan Hebi : Lalu kalian pikir aku juga rela ?

Para Pelayan :KAMI ADALAH PENGGEMAR SEJATI NONA ODELE. MENCINTAINYA DENGAN TULUS.

Kepala Pelayan Hebi : Iya, aku juga tahu. Kita kembali ke topik utama. Jadi hanya ini saja kegiatan Nona Odele hari ini?

Pelayan Hana : Benar, Nyonya. Untuk hari ini temanya hanya berkebun saja.         

Kepala Pelayan Hebi : Lalu kebun Nona Odele sudah berapa persen ?

Pelayan Cia : Nona Odele baru mau membuat lahan kebunnya dulu, Nyonya ?

Kepala Pelayan Hebi : Maksudnya bagaimana?

Pelayan Hana : Nona Odele baru mulai mencangkul tanah

Kepala Pelayan Hebi : Tunggu, maksud kalian. Nona Odele baru memulai berkebun ?

Pelayan Eri : Benar, Nyonya. Dan untuk benihnya. Kami sudah ada beberapa benih buah, sayuran, dan bunga.

Kepala Pelayan Hebi : Tapi darimana Nona Odele bisa mempunyai ide untuk berkebun? Apa kalian yang mengajari dan memberitahunya?

Pelayan Eri : Tidak. Bukan kami. Sepertinya Tuan Muda yang memberitahu.

Pelayan Hana : Benar. Tuan Muda yang memberitahu cara berkebun. Saat itu saya ada disitu.

Pelayan Cia : Bukankah bagus jika Nona Odele belajar berkebun? Setidaknya dia juga butuh pelajaran bertahan hidup.

Kepala Pelayan Hebi : Kau benar. Walaupun itu tidak berguna selama ada kita disampingnya. Kita biarkan saja Nona Odele berkebun.

Para Pelayan : Baik, Nyonya. [ Teriakan senang ]

Kepala Pelayan Hebi : Aku akan menyiapkan benih-benih lainnya. Setelah Nona Odele selesai berkebun, beri sihir pada kebun itu agar mereka bisa tumbuh lebih cepat dan Nona Odele jadi lebih senang.

Para Pelayan : Siap laksanakan!

Kepala Pelayan Hebi : Lalu, Bagaimana dengan para monster? Apa mereka membuat ulah lagi? apa para monster itu berusaha masuk kerumah?

Pelayan Eri : Tidak, Nyonya. Mereka berada diluar halaman.

Pelayan Hana : Walaupun begitu, saya merasakan rasa keinginan mereka untuk bisa masuk ke dalam rumah.

Pelayan Cia : Tapi tenang saja, Nyonya. Kami akan menghalangi para monster untuk masuk dan merusak kebun Nona Odele.

Kepala Pelayan Hebi : Baguslah. Sekarang aku hanya perlu melaporkannya kepada Tuan Muda, Tuan Besar, dan Nyonya Besar.

Pelayan Cia : Kapan anda akan pergi ?

Kepala Pelayan Hebi : Aku akan pergi setelah kalian menyiapkan kebutuhan yang harus dibeli.

Para Pelayan : Baik, Nyonya. Akan kami selesaikan.

Sejak kecil Odele hanya berteman dengan Kepala Pelayan dan ketiga pelayan itu. Hubungan diantara mereka menjadi sangat kuat hingga membuat adanya perasaan memiliki diluar nalar. Selain diberi tugas untuk melindungi dan merawat Odele. Dan hanya sebagai Kepala Pelayan dan Pelayan, tetapi Odele sudah menganggap mereka sebagai keluarganya.

Kepala Pelayan Hebi bertugas untuk memberi laporan setiap hari kepada Tuan Muda yaitu Kakak Odele. Semua keluarga bahkan pelayan menyayangi Odele. Rasa sayang itu menjadi kuat dan menakutkan hingga muncul rasa keserakahan untuk memiliki Odele.

Mereka tidak rela jika Odele keluar dari Hutan Terlarang dan berbaur dengan manusia lainnya. Akan tiba saatnya Odele pergi dari rumah itu dan bertemu dengan manusia lainnya. Lalu bagaimana dengan keluarga Odele? Mereka kemana? Dan kenapa menyuruh Kepala Pelayan dan pelayan untuk merawat Odele? Apakah Odele seorang anak haram? Atau anak yang tidak diinginkan? Semua masih menjadi teka-teki. Semua masih menjadi misteri.

 

Episode 2

Keesokan paginya. Odele, Hana, Cia, dan juga Eri mengawali hari mereka dengan berkebun. Karena Kepala Pelayan Hebi telah memberi mereka izin untuk berkebun, dengan suasana ceria dan penuh semangat mereka berkebun tanpa ada rasa takut. Dan tentu saja Kepala Pelayan Hebi memantau dan mengawasi pekerjaan mereka. Dia juga ikut membantu dalam berkebun.

Kepala Pelayan Hebi : Nona, saya sudah menyiapkan kursi dan payung teduh disebelah sana.

Odele : Terima kasih, Hebi. Kau sangat membantu.

Kepala Pelayan Hebi : Saya juga sudah menyiapkan makanan, camilan, dan minuman segar diatas meja.

Odele : Iya, Terima kasih, Hebi. Kau sudah bekerja keras.

Kepala Pelayan Hebi : Saya membuat minuman favorit Nona. Ada-..

Odele : Hebi.

Kepala Pelayan Hebi : Ya, Nona?

Odele : Apa kau masih tidak suka melihatku berkebun ?

Kepala Pelayan Hebi : Mana mungkin saya tidak suka melihat Nona berkebun.

Odele : Lalu?

Kepala Pelayan Hebi : Saya hanya takut anda kepanasan, kehausan, dan kelaparan. Maka dari itu saya sudah menyiapkan semua keperluan Nona.

Odele : Kalau begitu ikutlah membantu seperti yang lainnya. Kau tidak keberatan, kan?

Kepala Pelayan Hebi : Dengan senang hati saya akan membantu, Nona.

Pelayan Cia : Nona, Nona. Saya sudah mengambil benih bunga mataharinya.

Pelayan Hana : Saya juga sudah mengambil benih bunga mawarnya.

Pelayan Eri : Saya juga sudah mengambil benih yang Nona minta.

Odele : Kalau kata Kakak. Kita harus memisahkan benih bunga dan benih yang lain. Hebi, apa kau tahu itu?

Kepala Pelayan Hebi : Percayakan pada saya, Nona. Cia, Hana kalian tanam benih itu di sebelah sana. Lalu Eri dan Nona Odele disebelah sana. Kita akan memberi tanda nama pada tiap tanah yang kita beri benih.

Odele dan Para Pelayan : Baik, Kami mengerti.

Kegiatan berkebun Odele selesai lebih cepat. Apalagi jika yang membantu bukanlah manusia biasa ditambah lagi mereka juga menggunakan sihir mereka untuk menyelesaikannya lebih cepat.

Odele : Akhirnya, semua sudah selesai~

Pelayan Hana : Yey~ Nona hebat.

Pelayan Eri : Iya, Nona Odele memang hebat.

Pelayan Cia : Nona kami memang hebat dalam hal apa pun.

Odele : Hahaha~ Semua ini berkat Kakak. Jika nanti Kakak datang lagi, aku akan memintanya untuk menceritakan hal menarik lagi.

Kepala Pelayan Hebi : Ayo semuanya berkumpul. Sekarang waktunya untuk istirahat.

Odele : Woaaaah~ Hebi. Kau memang hebat dalam urusan perutku. 

Kepala Pelayan Hebi : Terima kasih, Nona. Perut kenyang anda adalah kepuasan saya.

Odele : Coba lihat minuman ini, begitu menyegarkan dan-... [ Langsung minum]

Kepala Pelayan Hebi : Bagaimana, Nona ?

Odele : Bhuaaa... Enak sekali. Ini benar-benar segar, Hebi. Kalian semua cobalah juga.

Para Pelayan : Baik, Nona.

Kepala Pelayan Hebi : Makanan dan minumannya masih banyak di dapur.

Odele : Baik, Hebi. Nyam~ Enak.. sekali~~

Kepala Pelayan Hebi : Pelan-pelan saja makannya, Nona.

Setelah selesai berkebun, badan penuh dengan keringat. Lalu selanjutnya mata, lidah, dan perut mereka dimanjakan oleh makanan dan minuman buatan Kepala Pelayan Hebi.

Jika urusan makanan dan minuman. Orang yang bertanggungjawab dalam hal itu adalah Kepala Pelayan Hebi. Dia yang bertugas didapur. Karena makanan dan minuman adalah hal yang paling penting untuk menjaga kesehatan Odele. Hebi harus memastikan bahwa bahan pangan tetap sehat dan aman untuk pencernaan Odele.

Hari sudah mulai gelap. Cia, Eri, dan Hana membereskan peralatan dan perlengkapan kebun serta merapikan kursi dan meja yang tadi digunakan untuk makan siang. Lalu Hebi dan Odele berada di dalam rumah. Hebi menyiapkan air hangat untuk Odele mandi.

Kepala Pelayan Hebi : Temperatur airnya sudah pas. Semuanya sudah siap, Nona.

Odele : Terima kasih, Hebi.

Kepala Pelayan Hebi : Saya akan bantu melepas pakaiannya.

Odele : Uhm.

Kepala Pelayan Hebi : Anda pasti sangat lelah. Saya akan menambahkan parfurm terapi untuk anda.

Odele : Hebi, kapan kau akan pergi keluar ?

Kepala Pelayan Hebi : Mungkin nanti malam saya akan pergi. [ Sambil menggosok tangan Odele ]

Odele : Kenapa malam sekali ? Terlalu berbahaya kalau kau pergi malam-malam sendirian.

Kepala Pelayan Hebi : Tidak apa, Nona. Tidak akan ada yang mengganggu saya.

Odele : Apa kau akan menemui Kakakku lagi atau hanya belanja saja ?

Kepala Pelayan Hebi : Jika ada yang ingin Nona berikan untuk Tuan Muda, maka saya akan menemui Tuan Muda.

Odele : Tentu saja. Ada banyak surat yang sudah aku tulis untuk Kakak. Sebelum pergi, kau harus makan malam dulu.

Kepala Pelayan Hebi : Tidak perlu, Nona.

Odele : Walaupun kau adalah Elf yang tidak pernah merasa lapar. Setidaknya kau harus makan layaknya manusia sepertiku.

Kepala Pelayan Hebi : Baiklah. Nona. Kita akan makan malam bersama. 

Odele : Hehehe~ Oh iya, jangan lupa kau juga harus bawa senjata untuk berjaga-jaga.

Selama berada di kamar mandi, Kepala Pelayan Hebi dan Odele saling berbagi cerita yang menarik. Sebenarnya Odele bisa mandi sendiri tanpa bantuan para pelayannya. Namun para pelayan melarang keras Odele untuk mandi sendiri. Karena tugas seorang pelayan salah satunya juga membantu majikan dalam urusan mandi.

Para Pelayan : Selamat datang kembali, Nona Odele.

Odele : Apa kalian juga sudah selesai mandi ?

Pelayan Hana : Setelah membereskan peralatan dan perlengkapan kebun.

Pelayan Cia : Kami langsung pergi mandi.

Pelayan Eri : Agar bisa makan malam bersama dengan Nona Odele.

Kepala Pelayan Hebi : Semuanya duduk di tempatnya masing-masing. Ini makanan untuk Nona.

Odele : Hmmm harum sekali supnya.

Kepala Pelayan Hebi : Makanlah yang banyak, Nona.

Odele : Tenang saja, aku pasti akan dengan sangat kenyang.

Kepala Pelayan Hebi : Cia, Hana, Eri. Selama aku pergi, kalian jaga baik-baik Nona Odele. Dan kalian harus mengawasi kondisi luar rumah.

Para Pelayan : Baik, Nyonya.

Odele : Kau akan langsung pulang, kan?

Kepala Pelayan Hebi : Tentu saja, Nona. Saya pastikan akan secepatnya pulang.

Odele : Walaupun selama ini kau selalu pulang tepat waktu. Tapi aku sangat khawatir takut jika kau tidak bisa pulang tepat waktu. 2 hari. Kau hanya boleh keluar selama 2 hari saja.

Kepala Pelayan Hebi : Baik, Nona. Saya juga akan membawakan oleh-oleh kesukaan Nona.

Odele : Terima kasih, Hebi.Apa kau akan pergi setelah aku tidur?

Kepala Pelayan Hebi : Ya, saya berniat untuk pergi setelah Nona tidur. Saya harus memastikan kembali persedian makanan yang sudah habis.

Odele : Baiklah. Katakan pada Kakakku kalau dia tidak perlu khawatir. Karena aku disini sangat baik-baik saja. Tapi aku juga merindukan Kakak.

Kepala Pelayan Hebi : Saya akan menyampaikannya dengan baik, Nona.

Setelah selesai makan, Odele mulai mengantuk dan Kepala Pelayan Hebi mengantarnya menuju kamar.

Odele : Hebi, ini.

Kepala Pelayan Hebi : Ini?

Odele : Iya, ini adalah semua surat yang harus Hebi berikan pada Kakak. Pastikan agar Kakak membacanya ya.

Kepala Pelayan Hebi : Baik, Nona

Odele : Dan ini hadiah untuk Kakak, ini dan ini juga.

Kepala Pelayan Hebi : ... [ Tangannya penuh dengan barang-barang dari Odele ]

Odele : Astag! Hebi, maafkan aku. Tanganmu sampai penuh karena barang-barang ini. Aku akan menguranginya.

Kepala Pelayan Hebi : Tidak perlu, Nona.[ Menghentikan tangan Odele mengambil lagi barangnya ]

Odele : Lalu ? Bagaimana caranya kau membawa barang-barang ini?

Kepala Pelayan Hebi : Tenang saja, Nona. [ Tangan kanannya mengeluarkan sihir ]

Odele : Ah, kau benar. Tas Ajaib. Aku hampir lupa kalau kau punya tas ajaib ini. Baiklah mari kita masukan semua barang-barangnya.

Kepala Pelayan Hebi : Jika anda masih punya barang lagi ? Masukan saja ke dalam sini. Tas ini bisa menampung banyak barang.

Odele : Baiklah, tunggu sebentar, akan aku ambil dulu.

Kepala Pelayan Hebi : [ tersenyum melihat semangat Odele ]

Karena Kepala Pelayan Hebi akan pergi setelah Odele tidur. Mereka berdua sibuk untuk memasukkan barang-barang ke dalam tas ajaib Hebi.

Odele : Beres! Semuanya sudah masuk.

Setelah semua barangnya masuk, tas itu menghilang.

Kepala Pelayan Hebi : Karena semuanya sudah selesa. Sekarang Nona Odele tidur.

Odele : Baiklah. Aku akan tidur. Hebi, Terima kasih untuk hari ini, kau sudah bekerja keras.

Kepala Pelayan Hebi : Semua kerja keras saya hanya untuk Nona.

Odele : Jangan lupa membawa senjata untuk berjaga-jaga.

Kepala Pelayan Hebi : Saya akan membawa senjata seperti yang anda perintahkan.

Odele : Ini bukan perintah. Tapi untuk keselamatanmu.Selamat malam dan selamat tidur, Hebi. Hati-hati dijalan. [ Odele mulai tertidur ]

Kepala Pelayan Hebi : Selamat malam dan selamat tidur, Nona Odele.

Kepala Pelayan Hebi keluar dari kamar Odele, dan menutup pintunya dengan sangat pelan.

Pelayan Cia : Nyonya, apa Nona Odele sudah tidur ?

Kepala Pelayan Hebi : Nona sudah tidur. Ayo semuanya kita ke dapur.

Para Pelayan : Baik, Nyonya.

Lalu keesokan paginya, di dapur.

Kepala Pelayan Hebi : Ini untuk Cia, ini untuk Hana, dan ini untuk Eri. Semua yang ada disitu akan menjadi tanggung jawab kalian selama aku tidak ada dirumah.

Para Pelayan : Baik, Nyonya.

Kepala Pelayan Hebi : Berusaha dan bekerja keraslah. Jangan sampai ada satu pun kesalahan. Lindungi rumah ini, lindungi Nona Odele.

Para Pelayan : Baik, Nyonya

Kepala Pelayan Hebi : Aku akan secepatnya kembali. Dan satu hal yang paling penting. Jangan biarkan Nona Odele keluar dari rumah ini, apalagi keluar dari Hutan Terlarang ini. Terlalu berbahaya baginya untuk pergi keluar. Dan belum saatnya dia keluar.

Pelayan Hana : Kami akan berusaha dengan nyawa kami.

Pelayan Cia : Untuk menjaga dan melindungi Nona Odele.

Pelayan Eri : Dari ancaman atau bahaya apapun itu.

Kepala Pelayan Hebi : Baguslah. Apakah hanya ini saja kebutuhan yang kosong?

Pelayan Hana : Benar, Nyonya. Dan jika bisa, tolong tambahkan lagi benihnya.

Pelayan Cie : Benar, Benih bunga saja.

Pelayan Eri : Agar rumah Nona Odele jadi semakin cantik dan harum.

Kepala Pelayan Hebi : Baiklah, aku pergi. Jaga diri kalian.

Ditengahnya malam, Kepala Pelayan Hebi pergi keluar dan harus melewati Hutan Terlarang untuk bisa ke kota. Dengan senjata berupa pisau belati kecil, dia menaruhnya di pinggang untuk berjaga-jaga. Ya walaupun itu tidak akan berguna. Karena dia seorang Elf, Hebi bisa membunuh tanpa menggunakan senjata yaitu dengan sihirnya.

Sudah hari kedua dan Hebi belum juga pulang. Hingga hari berganti menjadi malam dan hujan semakin deras. Tidak ada tanda-tandanya kepulangan Hebi. Hal ini membuat Odele khawatir dan takut.

Odele : Ini sudah larut malam, Kenapa Hebi belum pulang juga ? Apa dia tersesat ?

Pelayan Hana : Nyonya Hebi tidak akan mungkin tersesat, Nona.

Pelayan Cia : Nona tidak perlu khawatir.

Pelayan Eri : Mungkin saja Nyonya Hebi sedang berteduh atau disana sedang hujan lebih deras dari sini.

Odele : Begitu, ya. Atau aku jemput saja dia ?

Para Pelayan : JANGAN NONA!! [ Suara teriak ]

Odele : Astaga, kaget aku.

Pelayan Hana : Anda tidak boleh keluar rumah.

Pelayan Eri : Apalagi untuk menjemput Nyonya Hebi.

Pelayan Cia : Nyonya Hebi adalah elf terkuat dari yang terkuat. Jadi anda tidak perlu khawatir.

Odele : Tidak. Aku tidak bisa duduk diam saja. Aku akan menjemput Hebi. Berikan aku payungnya.

Para Pelayan : TIDAK, NONA. KAMI MOHON!! [ menghalangi Odele untuk keluar ]

Odele : Kalau begitu kalian ikutlah denganku. Kita mencari Hebi bersama-sama.

Pelayan Hana : Kami tidak bisa membiarkan anda pergi keluar.

Pelayan Eri : Anda harus tetap berada dirumah apapun itu situasinya.

Pelayan Cia : Jika anda bersikeras untuk keluar. Maka izinkan saya yang menjemput Nyonya Hebi.

Pelayan Hana dan Eri : CIAAAA!! Apa yang kau katakan?

Odele : Ide bagus. Kalau seperti itu aku akan setuju. Bawalah dua payung ini. Satu untukmu dan satunya untuk Hebi. Dan bawalah senjata ini juga.

Pelayan Cia : Hana dan Eri, tetaplah disini menjaga Nona Odele.

Pelayan Eri : Cia, Apa kau tidak apa-apa pergi sendiri ?

Pelayan Hana : Benar. Diluar sangat menakutkan. Aku akan menemanimu.

Pelayan Eri : Hei! Apa kau bilang?

Odele : Ide yang sangat bagus. Kalian berdua pergilah bersama. Jika kalian pergi berdua, kalian tidak akan merasa takut. Ayo cepat pergilah. Aku khawatir jika Hebi membutuhkan bantuan.

Pelayan Cia : Eri, jaga baik-baik Nona Odele. Jangan sampai dia terluka.

Pelayan Eri : Tenang saja, aku akan menjaga. 

Odele : Hati-hati dijalan. Gunakan lampu penerang ini untuk melihat jalan.

Pelayan Hana dan Pelayan Cia pergi dan meninggalkan Pelayan Eri dan Odele didalam rumah. Sebenarnya hal seperti ini tidak perlu dilakukan. Karena apapun yang terjadi Hebi akan segera kembali. Selain dia bukanlah manusia, dan memiliki sihir. Dia juga makhluk yang sulit untuk mati. kecuali jika terjadi sesuatu yang besar terjadi di kota.

Satu hari, tiga hari, 7 hari. Hampir dua minggu mereka bertiga tak kunjung kembali. Rasa khawatir dan keinginan tahuan Odele semakin besar. Dua minggu adalah waktu yang begitu lama untuk kepergiaan Hebi.

Keesokan paginya yang cerah setelah kemarin malam hujan deras.

Pelayan Eri : Tenanglah, Nona. Anda akan pusing jika kesana kemari.

Odele : Aku khawatir. Sudah hampir dua minggu mereka bertiga tidak ada kabar. Sebenarnya apa yang terjadi?

Pelayan Eri : Mereka pasti akan baik-baik saja. Mereka itu kuat.

Odele : Walaupun mereka bukan manusia dan juga kuat. Tapi aku tetap khwatir. Selama ini mereka tidak pernah pergi keluar rumah dan meninggalkan lebih dari dua hari. Tiga hari saja waktu terlambat mereka untuk pulang.

Pelayan Eri : Lebih baik, Nona duduk dulu. Nona juga harus makan. Nanti makannnya keburu dingin.

Odele : Jika disini aku bisa makan enak. Bagaimana dengan mereka? Bagaimana jika mereka tidak bisa makan? Bisa jadi mereka terluka...

Pelayan Eri : Saya pastikan mereka berdua tidak akan terluka dan juga kepalaran.

Odele : Bagaimana kau bisa tahu ? Apa kalian saling menghubungi ?

Pelayan Eri : Untuk saat ini saya tidak bisa menghubungi mereka. Tetapi saya yakin, mereka semua baik-baik saja.

Odele : Eri..

Pelayan Eri : Iya, Nona.

Odele : Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?

Pelayan Eri : Tidak, Nona. [ Sambil keringat dingin ]

Odele : Apa kau berkata jujur?

Pelayan Eri : Saya benar-benar tidak menyembunyikan sesuatu dari anda, Nona.

Odele : Bukankah kalian bisa saling menghubungi dengan sihir ? Kenapa kau tidak menghubunginya ?

Pelayan Eri : Saya sudah menghubungi mereka terus-menerus tetapi koneksi sihir di mereka terputus.

Odele : Aneh. Kenapa bisa terputus? Pasti terjadi sesuatu disana. Apa tidak ada cara lain untuk bisa menghubungi mereka ?

Pelayan Eri : Saya rasa mereka sedang sibuk melakukan sesuatu.

Odele : Sibuk ? Sibuk melakukan sesuatu hingga dua minggu tidak pulang kesini? Jangan bicara omong kosong, Eri! Katakan dengan jujur. Pasti terjadi sesuatu disana, kan.

Pelayan Eri : [ Diam dan menunduk ]

Odele : Jawab Eri. Aku tidak sedang bermain-main. [ Odele mulai terlihat kesal ]

Odele sudah kehilangan kesabaran. Tidak ada kabar, tidak ada kepastian, tidak ada tanda-tanda kepulangan mereka. Odele juga mulai kesal dengan Eri. Eri menyembunyikan sesuatu darinya. Dia seperti mengetahui situasi disana. Berusaha untuk menenangkan Odele, berusaha untuk mengalihkan perhatian Odele, dan berusaha sangat keras untuk membuat Odele tetap berada di dalam rumah.

Odele : Kalau kau memang tidak mau membantuku. Maka aku akan menjemput mereka!!

Pelayan Eri : Tidak. Jangan, Nona!

Odele : Kau melarangku? Apa kau ingin aku hanya duduk diam saja, begitu? Mereka temanku, keluargaku. Aku khawatir Eri.

Pelayan Eri : Saya tidak bisa membiarkan anda pergi keluar.

Odele : Kalau begitu lakukanlah sesuatu agar aku bisa tenang! Aku mohon Eri. Dan kenapa semua orang melarangku pergi ke luar?! Selama ini aku diam saja, karena kupikir pergi keluar adalah pilihan yang berbahaya. Tapi jika seperti ini situasinya. Aku mulai menaruh curiga pada semua orang termasuk Kakak.

Pelayan Eri : [ Terdiam ]

Odele : Kenapa diam saja Eri? Jawablah!

Pelayan Eri : Apa anda ingin pergi ke luar, Nona?

Odele : Kalau aku bilang "iya". Apa kau akan melarangku ?.

Pelayan Eri : Saya yang akan pergi menjemput mereka.

Odele : Lalu aku ? Aku juga ikut.

Pelayan Eri : Tidak, Nona. Ini adalah aturan yang dibuat Tuan Muda. Saya yang seorang pelayan tidak berani menentangnya.

Odele : Tenang saja, Kakak tidak akan memarahimu. Kau hanya perlu berlindung padaku saja.

Pelayan Eri : Begini saja. Kita buat perjanjian.

Odele : Perjanjian ? Untuk apa? Kau seakan tidak mempercayaiku.

Pelayan Eri langsung mengambil kertas dan pena untuk menulis perjanjian selama Odele berada dirumah. Semua perjanjian itu berisi larangan-larangan yang sangat tidak boleh dilakukan oleh Odele.

Odele : Errrriiiiii!!!

Pelayan Eri : Iya, Nona?

Odele : Kenapa banyak sekali? Tega sekali kau kepadaku huhu [ sedih melihat isi perjanjian ]

Pelayan Eri : Jika anda tidak setujui dengan perjanjian ini. Maka saya tidak akan menjemput mereka. Dan saya akan tetap tinggal disini.

Odele : Kau benar-benar kejam kepadaku.

Pelayan Eri : Bukan kejam. Saya sangat menyayangi anda, Nona.

Odele : Baiklah. Kalau begitu aku hanya perlu menulis namaku disini, kan?

Dengan terpaksa, Odele pun harus menyetujui perjanjian itu. Dia langsung menandatangani kertas tersebut. Perjanjian selesai. Sekarang Pelayan Eri memberitahu dan mengajarkan hal-hal yang harus dilakukan saat berada dirumah apalagi saat Odele berada dirumah sendirian.

Odele : Huhuh banyak sekali!! Kalian memang pekerja keras. Aku harus bilang pada Kakak agar memberi kalian bonus.

Pelayan Eri : Tidak perlu melakukan hal itu, Nona. Kami sangat senang mengerjakan pekerjaan ini. Apalagi kami sangat senang bisa memiliki majikan seperti anda~ [ Memegang tangan Odele ]

Odele : Lalu kapan kau akan berangkat ?

Pelayan Eri : Besok saya akan berangkat pagi. Sebelum berangkat saya harus melihat persedian pangan dan memberi sihir pelindung terlebih dahulu agar rumah ini aman dan tetap dalam jangkauan saya.

Odele : Kau tidak perlu melakukan itu. Lagipula selama ini tidak ada orang jahat disekitar sini.

Pelayan Eri : Anda tidak boleh meremehkan orang jahat. Bisa saja ada orang jahat yang tiba-tiba bersembunyi di dalam kamar mandi.

Odele : ERIIIII!

Pelayan Eri : Hehehe, saya hanya bercanda, Nona.  Sudah cukup siang, lebih baik kita menyiram kebun. Jika anda pergi, lalu siapa yang akan menyirami kebun ini? Bukankah mereka akan mati?

Odele : Kau benar. Selain itu mereka tumbuh subur dan sehat diluar dugaanku.

Siang hari terakhir Eri, dia membantu Odele mengurus perkebunannya. Hingga malam tiba.

Pelayan Eri : Nona, pelan-pelan saja makannya.

Odele : Tidak mau! Ini adalah makan malam terakhir buatanmu.

Pelayan Eri : Dan juga jangan makan sambil menangis seperti itu, Nona.

Odele : Hiks... Aku yang menyuruhmu.. untuk pergi.. tapi aku juga.. yang sedih.. karena kehilanganmu..

Pelayan Eri : Saya akan segera kembali, Nona.

Odele : Kali ini kau harus benar-benar berjanji padaku untuk segera kembali!!

Pelayan Eri : Saya janji, Nona. Hapus dulu air matanya.

Odele : Huaaaaaaaa. [ Tangisan semakin keras ]

Setelah nangis yang begitu keras dan kencang. Odele pun tertidur dengan lelapnya. Sementara itu Pelayan Eri melakukan sesuatu diluar rumah. Dia berdiam diri dan tiba-tiba dibawah kakinya muncul cahaya lingkaran sihir. Lingkaran itu semakin lebar hingga selebar rumah Odele. Dengan membaca mantra, tampak ada sebuah pelindung transparan yang menutupi rumah Odele.

Pelayan Eri : Baiklah, segini saja sudah cukup. Lagi pula orang gila mana yang bisa berhasil selamat dari kejaran para monster. Urusan rumah dan kebutuhan sudah aku penuhi. Sekarang urusan luar rumah adalah tugas kalian. Apa kalian mengerti?

Para Monster : [ Mengangguk ]

Disaat Eri merapalkan mantra sihir pelindung pada rumah Odele. Cahaya sihir itu mengundang para monster dari dalam hutan untuk mendekati rumah itu. Monster yang begitu banyak, mata mereka yang bercahaya disaat malam hari bagaikan lampu penerang. Dan para monster itu mengerti perkataan Eri untuk melindungi Hutan Terlarang. Mungkin para monster ini juga ikut melindungi Odele dari orang luar?

Pelayan Eri : Dan jangan pernah kalian berani berniat untuk masuk ke dalam rumah. Jika Tuan Muda dan Nyonya Hebi mengetahui hal itu. Kalian akan punah. Aku bisa memastikan hal itu.

Lalu tibalah hari kepergian Eri.

Odele : Semuanya sudah dibawa? Jangan sampai ada yang tertinggal.

Pelayan Eri : Tenang saja, Nona. Saya tidak perlu membawa barang banyak.

Odele : Tapi.. Apa kau yakin hanya membawa tas kecil itu?

Pelayan Eri : Tentu saja. Saya ini kuat walaupun tidak sekuat Nyonya Hebi.

Odele : Eri. Kau juga belum pernah keluar Hutan, kan ? Kau juga sama sepertiku. Jadi jangan mengatakan hal itu.

Pelayan Eri : Eh.. Baiklah.

Odele : Pergilah. Lebih baik berangkat lebih awal.

Pelayan Eri : Anda tidak lupa tentang perjanjian kita, kan Nona ?

Odele : Astaga! tentu saja tidak. Aku sudah menempelkannya di meja makan.

Pelayan Eri : Baiklah, saya berangkat. Berhati-hatilah, Nona.

Odele : Harusnya aku yang mengatakan itu. Hati-hati. Aku harap semuanya baik-baik saja. Jangan lupa air minumnya.

Pelayan Eri pun pergi. Dan Odele mengantar Pelayan Eri hanya sampai di dalam pagar rumah. Odele melihat punggung Pelayan Eri hingga dia tidak terlihat lagi.

Odele menutup pintu rumah dan kembali masuk. Baru beberapa menit Pelayan Eri pergi tetapi Odele sudah merasakan kesepian berada dirumah sebesar ini.

Odele : Kenapa rumah ini jadi terlihat besar bagiku?

Siang berubah menjadi malam. Membuat Odele untuk pertama kalinya menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri.

Odele : Baiklah, kau tidak boleh manja. Kau sudah sering melihat Hebi masak makanan enak untukmu. Dan Eri sudah mengajarkan cara membuat makanan dengan mudah.

Dengan keberanian dan daya ingat yang dimiliknya. Odele perlahan-lahan mulai memasak dan menyiapkan bahan makanan. Dengan ilmu memasak paling dasar dan makanan yang paling mudah dibuat.

Odele :  Yak, tidak buruk juga. Rasanya juga tidak buruk. Selamat makan.

Makan malam telah selesai. Odele bergegas memeriksa seluruh pintu dan jendela dalam rumah. Memastikannya dengan teliti agar tidak ada yang terlewat.

Odele : Pintu, jendela sudah terkunci. Suhu ruangan juga sudah hangat. Sekarang waktunya tidur. Selamat tidur kalian...

Tanpa sadar Odele mengucapkan selamat tidur yang seakan ditujukan untuk mereka, para pelayan.

Odele : Kenapa aku bisa lupa. Mereka kan tidak ada disini.

Odele pun bergegas menuju kamar dan bersiap untuk tidur. Saat tengah malam tiba-tiba terdengar suara benturan yang sangat keras. Ini adalah pertama kalinya hal ini terjadi selama Odele tinggal dirumah itu. Terdengar suara mengerang dari luar rumah. Padahal belum ada satu hari Pelayan Eri pergi.  Kenapa ada hal aneh terjadi ketika mereka tidak ada dirumah.

Episode 3

Hari pertama Odele untuk hidup sendiri telah dimulai.

Odele : Hmm Baunya harum sekali. Ini adalah masakan pertamaku dipagi hari. Jika Hebi mencicipi makanan ini, aku jamin dia akan ketagihan. Heheh~

Bangun pagi, mandi, mengenakan pakaian lalu setelah itu pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Itulah awal kegiatan Odele setelah bangun tidur. Selama ada Hebi yang bertugas di dapur, terkadang Odele juga ikut membantu Hebi.

Odele : Sup hangatnya sudah siap. Aku harap dia menyukainya. Sekarang tinggal mengambil mang..kuk.. Eh Loh-..

Bangun pagi, berada di dapur dan bukan membuat sarapan untuk dirinya sendiri? Lalu untuk siapa Odele membuat sup hangat? Apakah para pelayannya sudah pulang? Jika itu benar, harusnya para pelayan tidak akan mengizinkan Odele untuk berada di dapur.

Odele : Oh, Kau sudah bangun? Syukurlah. Aku khawatir setengah mati. Sebentar, aku bantu kau berdiri.

xx : ...

Odele : Jangan banyak bergerak dulu. Kau terluka parah.

Terluka? Siapa? Bukankah ini aneh jika Odele menanyakan hal itu? Atau jangan-jangan ini ada hubungannya dengan kejadian kemarin? Suara benturan yang cukup keras dari luar rumah ditengah malam.

Odele : Hei, apa kau bisa melihatku dengan jelas?

xx : ....

Odele : Tidak ada respon. Apa kau bisa mengerti bahasaku? Jika kau mengerti apa kau bisa menggerakan jarimu ?

xx : [ Menggerakkan jari ]

 

Odele : Ah, Syukurlah. Aku hampir saja kebingungan bagaimana caranya berkomunikasi denganmu. Aku akan kesulitan jika kau tidak bisa mengerti bahasaku. Sebentar aku rapikan dulu.

xx : ...

Sebenarnya ada apa dengan kejadian kemarin malam? Apakah ada pencuri yang masuk? Tapi itu tidak masuk akal jika ada pencuri yang menerobos masuk? Lalu kenapa Odele memperlakukannya seperti seorang pasien yang terluka parah?

Kejadian tengah malam. Ketika Odele tertidur lelap setalah makan malam. Beberapa jam setelah itu terdengar suara benturan dan aungan hewan buas. Seperti suara hentakan kaki manusia yang berlari menghindari sesuatu. Seakan ada yang mengejarnya dengan cepat

Tidak hanya itu terdengar juga suara hewan berkerumun yang sedang mengejar mangsanya. Mereka saling mengejar. Menghindar dan menangkap. Lalu tiba-tiba. BRAAAAAAAK. Benturan suara bagaikan melempar sesuatu dengan keras. Odele yang tertidur pulas pun ikut terbangun dan terkejut.

Odele : Apa itu ? Suara apa itu?

Odele yang terkejut dan gemetar. Memanggil para pelayan dan Kepala Pelayan. Odele berpikir bahwa suara itu berasal dari salah satu dari mereka.

Odele : Eri, Cia, Hana. Ada apa? Kenapa ribut sekali?

Tidak ada respon sama sekali.

Odele : Mungkin itu Hebi. Hebi, ini sudah malam apa yang kau lakukan di dapur?

Tetap tidak ada respon.

Odele : Aneh. Kenapa tidak ada jawaban? Lebih baik aku turun dan periksa.

Karena tidak ada jawaban dari Eri, Cia, Hana, dan Hebi. Maka dengan terpaksa Odele pun turun dari tempat tidur dan menuju asal suara itu. Namun setelah dia keluar kamar dan melihat situasi rumah masih gelap dan lampu kuning malam masih menyala.

 

Odele : Loh? Kenapa masih gelap? Apa mereka semua ada di lantai bawah ?

Kamar Odele berada di lantai 2. Sedangkan kamar para pelayan dan Kepala Pelayan berada di lantai 1. Langkah Odele sudah berada di dapur, dan dia mendapati lantai bawah masih gelap dan hanya disinari lampu malam.

Odele : Sebenarnya mereka kemana sih? Kenapa rumah ini masih gelap. Hei, keluarlah. Apa yang kalian lakukan sebenarnya ? Dan suara berisik apa tadi itu?

Odele pun mulai berjalan menuju dapur. Karena biasanya mereka selalu berkumpul di dapur.

Odele : Hei, kenapa tidak... ada.. yang menjawabku... Ha ha ha. Aku lupa. Kalau mereka belum kembali.

Setelah sampainya di dapur. Dia pun kembali bahwa para pelayannya belum kembali. Tidak ada satu pun pelayannya yang kembali.

Odele : Dasar Odele bodoh!! Kenapa kau bisa lupa dengan hal ini.

Ketika Odele berada di dapur, suara itu terdengar lagi. Tetapi lebih keras dan membuat Odele terkejut.

Odele : AAAAAAH!!! Benar-benar deh. Aku terkejut tahu!!! Aku akan memeriksanya.

Odele pun langsung sigap mencari senjata. Dia menemukan tongkat kayu di pojok dapur.

Odele : Ukh, beratnya. Tapi tongkat ini untuk apa disitu ya ? Hebi, Aku pinjam dulu ya. Aku harus menyelamatkan rumah kita.

Suara itu terdengar sangat keras bahkan tidak berhenti sama sekali. Semakin Odele mendekat ke pintu, semakin besar rasa takutnya.

Odele : Hebi, Aku takut. Bagaimana ini. Kalau aku diam saja, rumah ini bisa hancur.

Sambil merengek memanggil nama-nama pelayannya. Malam pertama Odele yang begitu menegangkan. Siapa pun yang berada dalam posisi Odele, pasti akan ketakutan. Apalagi jika dia hidup sendiri seperti Odele.

Odele : Eri, Aku hanya melihat kondisi rumah kita saja kok. Aku tidak kabur atau meninggalkan rumah. Tenang saja, aku masih ingat dengan janji kita.

Dengan meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Kunci pintu pun terbuka. Perlahan Odele membuka pintu. Angin dingin malam mulai memasuki rumah Odele. Seketika Odele merasakan kedinginan yang tidak pernah dia rasakan.

Odele  : Brrrrrr. Astaga. Dingin sekali udara malam ini. Ini pertama kalinya aku merasakan udara malam. Biasanya mereka yang mengatur suhu ruangan.

Udara malam yang dingin seakan memberi ucapan salam perkenalan kepada Odele. Badannya mulai menggigil. Rasa ingin tahunya pun semakin hilang. Karna dia yakin, jika dia membuka pintu ini lebar-lebar dan melangkahkan kakinya keluar. Maka dia akan membeku dan tidak akan ada yang menolongnya.

Odele : Tidak, tidak. Aku tidak berani. Ini terlalu dingin bagiku. Bisa-bisa aku mati membeku sebelum mereka kembali.

Odele pun memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah. Ketika Odele sudah masuk dan ingin menutup pintu. Tiba-tiba terdengar suara.

Odele : Ini tidak bisa dibiarkan. Aku akan ambil jaket dan lampu penerang.

Hanya dibantu lampu penerang yang dia pegang dan lampu taman. Odele berusaha sangat kuat mencari sumber suara tersebut. Matanya yang terbuka lebar, telinganya berusaha menyaring suara-suara malam.

Di taman depan halaman rumah Odele terdapat sebuah gudang. Gudang itu tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan perkebunan Odele. Dan pintu gudang itu terbuka setengah.

Odele : Kenapa pintu gudang terbuka ? Bukankah tadi siang aku dan Eri sudah menutup dan menguncinya. Aneh.

Odele pun masuk dan memeriksa barang-barang di dalam gudang. Terlihat ada bercak darah di pintu gudang. Tidak hanya di pintu gudang saja. Tetapi seluruh barang-barang di gudang sangat berantakan. Semuanya tergeletak di tanah.

Odele : Apa-apaan ini semua!! Kenapa berantakan sekali?! Aku yakin, aku dan Eri sudah merapikan tempat ini sebelum Eri pergi. Ukh. Bau sekali. Merah. Apa ini? Kenapa banyak sekali cairan merah? Darimana asalnya?

Tanpa ada rasa takut, Odele menyentuh darah itu lalu menciumnya. Tidak ada respon terkejut darinya. Jika orang biasa akan langsung terkejut dan berteriak atau bahkan sampai pingsan jika melihat darah. Tapi dia tetap tenang seakan selalu melihat darah itu setiap hari.

Odele : Kebun? Kebunku. Kalau gudang saja berantakan. Bagaimana dengan kebunku?! Aku harus kesana.

Tanpa pikir panjang Odele pun langsung bergegas menuju kebunnya. Dan tiba-tiba kaki Odele menyentuh sesuatu dan membuatnya terjatuh ke tanah.

Odele : Aduh! Sakit. Apa itu tadi? Sepertinya aku menginjak sesuatu... Tidak.. Itu seseorang.

 

Dikegelapan malam. Odele melihat ada tubuh seorang manusia yang tergeletak tak berdaya dan terluka sangat parah di atas kebun miliknya. Tubuh manusia laki-laki dengan darah yang terus keluar dari tubuhnya tanpa berhenti.

Odele : Hei. Hei. Apa kau masih hidup? Hei. Apa kau dengar suaraku? Bagaimana ini, sepertinya dia tidak sadarkan diri.

Hanya membangungkan dengan suara keras tanpa menyentuh manusia itu. Odele berusaha untuk menyadarkan dan membangunkan orang asing itu. Karena dia tidak terima bahwa kebun yang selama ini dia bikin berasa para pelayannya telah dirusaki oleh orang asing.

Odele : Hei, ayolah bangun. Jangan tidur diatas kebunku. Ini kebunku. Dan jangan merusak kebunku. Hei. Astaga, Tuan, kalau anda tidak bangun, maka saya yang akan membawa anda.

Yang paling penting bagi Odele bukanlah asal usul datangnya orang asing itu melainkan kebunnya yang rusak. Apalagi kebunnya sudah siap panen. Dengan kekuatannya yang seadaanya, Odele mulai mengangkat tubuh itu. Dengan cara apa? Tentu saja dengan berbagai cara. Mulai dari diseret, ditarik, digendong, dan sebagainya.

Odele : Ukh.. Berat sekali orang ini. Ayo Odele, kau harus menyelamatkan kebunmu. Mereka sudah siap panen dan kau harus menjadi orang pertama yang mencoba hasil panennya. Semangat Odele.

Odele Akhirnya sampai juga. Aduh punggungku. Seluruh badanku sakit semua.

Odele pun berhasil membawa orang asing itu masuk ke dalam rumahnya. Langsung saja dia meletakkan tubuh orang asing itu di sofa ruang tamu. Ini pertama kalinya Odele membawa orang asing masuk kedalam rumah. Seluruh tubuh Odele penuh dengan darah.

Odele : Aduh, badanku jadi berwarna merah. Aku harus mandi. Hei, Tuan, Aku tinggal dulu, ya. Aku akan segera kembali. Jadi bertahanlah. Aku juga akan membawakan obat-obatan untukmu. Oh Iya, pintunya masih terbuka.

Setelah memasukan orang asing itu kedalam rumah. Bau darah dari orang itu menghiasi seluruh sudut rumah. Sebelum merawat orang asing itu, Odele terlebih dahulu untuk membersihkan badannya. Kemudian tidak lupa juga menyiapkan obat-obatan dan pakaian bersih untuknya.

Odele : Wah dia benar-benar tidak sadarkan diri. Hei, Tuan. Aku akan membersihkan lukamu. Ini adalah pertama kalinya aku merawat pasien selalu Eri, Cia, Hana, dan Hebi. Ingat, ya. Kau tidak boleh memarahiku jika hasilnya tidak rapi dan profesional. Aku sudah berusaha semampuku.

Klinik dadakan Dokter Odele akan segera dimulai. Odele mulai merobek pakaian dari orang asing itu. Terlihat badannya penuh luka goresan yang begitu dalam.

Odele : Ini pasti sakit sekali. Tapi... Tunggu... sepertinya aku tahu ini luka goresan apa. Tuan memang orang yang kuat sampai bisa bertahan seperti ini.

Odele telah menyiapkan satu air hangat dalam wadah besar beserta handuk kecil untuk membersihkan darahnya. Sudah tidak terhitung berapa kali dia pergi ke kamar mandi untuk membuang air berwarna merah dan menggantinya dengan air bersih.

Odele : Ini sudah yang keberapa ya. Kenapa darahnya masih saja keluar. Badannya juga mulai panas. Aku harus segera menyelesaikan ini agar tubuhnya tidak kedinginan dan tetap hangat.

Jarum jam dinding rumah terus berputar. 1 jam, 2 jam, 3 jam, Dan akhirnya Klinik Dadakan Dokter Odele tengah malam telah berakhir dan dia berhasil menyelesaikannya dalam waktu 5 jam.

Odele : Aduh, punggungku sakit. Luar biasa kau Odele. Kau bisa membersihkan luka orang asing ini tanpa bantuan sedikitpun. Jika mereka mengetahui hal ini, aku yakin mereka pasti akan bangga.

Pria asing itu sudah terlihat lebih manusiawi. Bercak darahnya sudah hilang. Pakaiannya juga sudah diganti dengan pakaian bersih oleh Odele. Wajahnya juga mulai terlihat seperti manusia, tidak seperti sebelumnya. Wajahnya tertutupi tanah dan darah merah.

Odele : Hmm, orang ini masih muda. Sepertinya dia seumuran dengan Kakak. Apa dia teman Kakak? Tapi kenapa aku tidak diberitahu? Ah. Aku tahu. Apa mungkin orang ini adalah pengantar kabar dari Hebi?  Tapi itu terlihat jadi semakin aneh. Lebih baik sekarang aku tidur. Aku ngantuk.. hoam.. sekali.

Odele : Ukkkh. Badanku. Semuanya sakit sekali. Aku harus sering olahraga. Malam ini begitu melelahkan. Aku harap malam ini orang itu bisa tidur dengan nyenyak. Selama malam dan selamat tidur, Orang Asing.

Odele yang begitu kelelahan langsung tertidur pulas di kamarnya. Sama halnya dengan kondisi orang asing itu. Nafasnya sudah kembali normal, detak jantungnya juga kembali normal tidak seperti sebelumnya. Detak jantung yang sangat lemah seakan kematian telah ada di depan matanya.

Pria itu tidur di sofa dengan api unggun yang menyala, menghangatkan seluruh ruangan itu. Tidak lupa juga Odele memberinya selimut dan juga bantal agar dia bisa tidur lebih nyenyak lagi.

Odele : Uhm.. Sudah pagi rupanya. Tapi aku masih ngantuk dan badanku masih sakit. Biarkan aku tidur 2 jam lagi.

15 menit

30 menit

1 jam kemudian

Odele : Aaaaaahhhhh!! Aku lupaaaaa. Gawat. Dasar bodoh, Bagaimana bisa kau seceroboh ini?

Karena terlalu lelah mulai dari badan hingga jiwanya atas kejadian kemarin malam. Odele benar-benar bangun sangat kesiangan. Dia bangun 1 jam lebih lama dari biasanya. Dengan cepat dia merapikan tempat tidurnya, lalu pergi mandi, berpakaian dan kemudian pergi ke lantai bawah untuk melihat Sang Pasien.

Odele : Eh...? Dia masih belum bangun? Sudah jam segini dan dia belum bangun? Dia masih hidup,kan? Mari kita lihat nafasnya.

Orang Asing itu masih tertidur nyenyak diatas sofa. Walaupun sinar matahari sudah masuk ke dalam rumah dan menyinari seluruh hutan. Pria itu masih tidur dengan nyenyaknya.

Odele : Syukurlah dia masih bernafas. Apa ini efek dari obat yang kuberikan semalam? Lebih baik aku membuatkan makanan untuknya. Siapa tahu dia bangun dan lapar.

Odele : Enaknya masak apa ya ? Bahan makanan masih lengkap dan aku jadi bingung mau masak apa... Ah... Aku akan masak itu saja. Makanan itu sangat cocok untuk orang sakit. Semoga dia suka.

Makanan apa yang akan dibuat Odele untuk Sang Pasien? Sebelum Eri pergi, dia sudah meyiapkan kumpulan buku-buku resep untuk Odele yang mudah untuk diolah menjadi makanan. Eri tidak ingin Nona majikannya kelaparan selama dia pergi.

Odele : Hmm Baunya harum sekali. Ini adalah masakan pertamaku dipagi hari. Jika Hebi mencicipi makanan ini, aku jamin dia akan ketagihan. Heheh~

Bangun pagi, mandi, mengenakan pakaian lalu setelah itu pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Itulah awal kegiatan Odele setelah bangun tidur. Selama ada Hebi yang bertugas di dapur, terkadang Odele juga ikut membantu Hebi.

Odele : Sup hangatnya sudah siap. Aku harap dia menyukainya. Sekarang tinggal mengambil mang..kuk.. Eh Loh-..

Makanan telah siap, tinggal menyiapkan peralatan makannya saja. Namun tiba-tiba Odele terkejut melihat orang asing itu sadar.

Odele : Oh, Kau sudah bangun? Syukurlah. Aku khawatir setengah mati. Sebentar, aku bantu kau berdiri.

xx : ..

Odele : Jangan banyak bergerak dulu. Kau terluka parah.

xx : ..

Odele : Hei, apa kau bisa melihatku dengan jelas?

xx : ....

Odele : Tidak ada respon. Apa kau bisa mengerti bahasaku? Jika kau mengerti apa kau bisa menggerakan jarimu ?

xx : [ Menggerakkan jari ]

Odele : Ah, Syukurlah. Aku hampir saja kebingungan bagaimana caranya berkomunikasi denganmu. Aku akan kesulitan jika kau tidak bisa mengerti bahasaku. Sebentar aku rapikan dulu.

xx : ...

Odele : Jangan takut, aku buka orang jahat. Bisa dibilang aku adalah orang yang menyelamatkanmu dari kematian. Kau terluka sangat parah, aku juga mengobati dan merawat lukamu. 

xx : [ Menggerakkan jari ]

Odele : Dan saat ini kau berada dirumahku. Ini rumahku. Ada apa ? Kenapa kau menatapku seperti itu? Sudah kubilang aku bukan orang jahat. Kau tidak perlu takut atau khawatir. Apa kau mengerti ?

xx : [ Menggerakkan jari ]

Odele : Anak pintar. Oh ya, Apa kau lapar? Aku baru selesai masak. Aku membuatkanmu makanan. Mudah-mudahan makanan ini sesuai dengan seleramu. Sebentar aku siapkan dulu.

Mata pria asing itu terus tertuju pada Odele. Saat berada di dapur, Odele tetap berbicara seakan mengajak ngobrol pria asing itu.

Odele : Nah, ini dia. Kalau aku sakit, Hebi selalu membuatkanku sup ini. Rasanya enak dan juga gurih. Kau pasti akan menyukainya.

xx : ...

Odele : Aku akan menyuapimu. Jangan takut, makanan ini aman,kok. Tidak ada racun dan untuk apa juga aku meracuni pasien. Kalau kau tidak percaya, aku juga akan memakannya. Lihat,kan? Tidak ada racun.

Pria asing itu mulai membuka mulutnya perlahan. Walaupun terlihat kesulitan membuka mulut, tetapi aroma harum dari sup buatan Odele membuatnya semakin kelaparan dan ingin segera mencicipinya.

Odele : Jangan memaksakan diri. Kalau kau kesulitan membuka mulut, lakukanlah secara perlahan. Kau tidak harus menghabiskan semua supnya.

xx : [ Menggerakan jari ]

Odele : Astaga, Aku hampir lupa. Kita belum memperkenalkan diri. Namaku Odele Naida. Kau bisa memanggilku Odele. Karena aku tidak tahu namamu dan saat ini kau belum bisa berbicara. Kau tidak masalah kan jika aku panggil "Tuan Asing".

Tuan Asing : [ Menggerakan jari ]

Odele : Wah, Tuan sangat penurut sekali, ya. Baiklah suapan terakhir.

Setelah selesai menyuapi Tuan Asing. Odele membereskan peralatan makan dan bersiap untuk pergi ke kebun.

Odele : Tuan, aku pergi ke kebun dulu, ya. Aku punya kebun di depan rumah. Dan kebunku rusak karena anda. Tapi tidak apa, aku akan merapikannya lagi.

Tuan Asing : ...

Odele : Karena Tuan sudah minum obat, sepertinya Tuan akan segera tidur. Karena obat tadi akan membuat Tuan mengantuk. Tidurlah, anggap saja rumah sendiri. Kalau begitu aku pergi ke kebun dulu ya, Tuan.

Tuan Asing : [ Menggerakan jari ]

Dengan tubuh kakunya bagaikan sebuah batu, tangan dan kaki yang belum bisa digerakan, lalu mulut yang sulit sekali untuk berbicara. Hanya mata dan jari tangannya saja yang bisa dia gerakan. Karena tidak banyak yang bisa dia lakukan, dia hanya melihat Odele kesana kemari melakukn aktivitas hariannya.

Hari sudah gelap. Dan waktunya makan malam. Kira - kira kali ini makanan apa yang akan dibuat oleh Odele. Apakah dia masih akan membuat sup seperti biasanya? Atau makanan yang lain?

Odele : Hmm, kali ini aku masak apa, ya ? Banyak sekali makanan yang mudah untuk dibikin. Buku resep ini benar-benar berguna untukku. Eri adalah pelayan yang sangat profesional. Aku sangat menyukainya.

Tuan Asing : ...

Odele : Tuan, apa ada yang ingin anda makan untuk makan malam kali ini ?

Tuan Asing : ... ?

Odele : Oh, benar. Tuan belum bisa berbicara.  Begini saja, aku akan menunjukkan buku resep ini untukmu dan jika Tuan menyukainya, Tuan harus menggerakan jari Tuan seperti biasanya. Bagaimana ?

Tuan Asing : [ Menggerakan jari ]

Odele : Baiklah, Sebelum kita mulai Tuan harus memberitahuku terlebih dulu makanan yang bisa dan yang tidak bisa Tuan makan. Bagaimana ?

Tuan Asing : [ Menggerakan jari ]

Odele : Jika Tuan menyukai dan bisa memakan itu maka Tuan harus menggerakan jempol Tuan. Dan jika Tuan tidak suka dan tidak bisa memakan makanan itu maka Tuan harus menggerekan telunjuk Tuan.

Tuan Asing : [ Jempol ]

Odele : Wah pintarnyaaa~. Baiklah mari kita mulai.

Odele menunjukkan tiap gambar makanan dan menyebutkan bahan-bahan makanan di dalam resep itu kepada Tuan Asing. Dimulai dari makanan pedas, makanan asam, makanan manis. Makanan berkuah dan juga makan kering, Odele juga memberi tanda di tiap resep, makanan yang bisa dimakan Tuan Asing dan yang tidak bisa dimakan oleh Tuan Asing.

Odele : Wah, Tuan bukan orang yang pemilih ya. Makanan yang bisa Tuan makan justru itu makanan yang tidak bisa aku makan. Kita berkebalikan sekali. Hehehe~

Tuan Asing : [ Tersenyum ]

Odele : Eh..? Tuan bisa tersenyum?

Tuan Asing : [ Malu - malu ]

Odele : Dan sekarang Tuan jadi malu - malu~ Tuan adalah orang yang menyenangkan. Cepatlah sembuh Tuan, agar kita bisa saling berkomunikasi dengan baik. [ Mengelus kepalanya ]

Tuan Asing : [ Malu - malu ]

Odele : Apa Tuan tidak menyukai aku melakukan itu ? Maaf. Aku tidak akan melakukannya lagi.

Tuan Asing : [ Jempol ]

Odele : Hahaha~ Baiklah, aku akan mengelus kepala Tuan. Kalau begitu aku pergi ke dapur dulu, ya. Dengan begitu kita makan malam bersama.

Tuan Asing : [ Jempol ]

Odele pun mulai melakukan aksinya di dalam dapur. Menyiapkan bahan masakan, menyalakan kompor, menyiapkan peralatan makan. Walaupun semuanya dilakukan oleh Odele sendiri. Tidak terlihat ada rasa lelah dan letih menyiapkan makanan untuk orang asing. Odele mengamati buku resep itu dengan penuh hati-hati agar rasa dan penampilannya sama persis dengan buku resep.

Odele : Sekarang tinggal menyiapkan piring dan mangkuknya saja. Kalau tidak salah tadi Tuan Asing sudah bisa membuka mulutnya dengan lebar. Aku rasa sepertinya dia sudah bisa untuk makan nasi. Aku akan menyiapkan semangkuk kecil nasi untuknya. Dia harus mulai belajar makanan yang bertekstur.

Odele : Tuan, Tuan. Makanan sudah siap. Eh,,, Loh...

Tuan Asing : [ Berusaha untuk bisa duduk ]

Odele : Tuan... Tuan sudah bisa duduk ?

Tuan Asing : [ Jempol ]

Odele : Tuan hebat. Wah, aku sangat kaget. Sejak kapan Tuan belajar duduk ? Apa waktu aku berkebun tadi siang?

Tuan Asing : [ Jempol ]

Odele : Wah, Tuan benar-benar hebat. Aku kagum. [ Tiba-tiba memegang tangan Tuan Asing ]

Tuan Asing : [ Wajah memerah ]

Odele : Tuan sudah bekerja keras hari ini. Tapi ingat, jangan terlalu memaksa tubuh Tuan untuk segera sembuh. Semua butuh proses. [ Masih memegang tangan ]

Tuan Asing : [ Wajah makin memerah ]

Odele : Loh, Tuan sakit? Apa Tuan demam? Kenapa wajah Tuan sangat merah? Aduh, Tuan harus minum obat demam. Tapi sebelum itu Tuan harus makan terlebih dulu. Kita langsung makan saja ya, Tuan. [ Langsung melepas tangannya ]

Tuan Asing : [ Wajah kembali normal ]

Odele : Sekarang Tuan belajar makan nasi dulu ya. Kita lakukan pelan - pelan saja. Ah, tenang saja. Aku akan menyuapi Tuan sedikit demi sedikit kok.

Tuan Asing : [ Jempol ]

Odele : Baiklah, Ayo buka mulutnya. Pelan - pelan saja, Tuan. [ Sambil melihat mulut Tuan Asing ]

Ketiak Tuan Asing berusaha membuka mulutnya secara perlahan. Mata Odele menatap mulut Tuan Asing dan membuat wajah Tuan Asing menjadi merah padam. Tuan Asing terlihat sekali perasaan tidak nyamannya ketika ditatap oleh Odele. Dia merasa malu, dan mulai muncul perasaan berdebar dalam jantungnya.

Odele : Aaa~~

Tuan Asing : [ Membuka mulut ]

Odele : Pintarnya~. Dikunyah pelan-pelan saja, Tuan. Jangan buru-buru menelannya. Odele juga akan makan dengan pelan agar kita selesai makannya juga sama-sama

Mereka berdua bagaikan seorang Ibu dan Anak, seorang Guru dan Murid, seorang Kakak dan juga adik, seorang senior dan junior. Harusnya Odele memiliki perasaan takut dan juga khawatir dengan datangnya orang asing dirumahnya.

Odele : Yeay~ Selamat, Tuan berhasil menyelesaikan misi makan malamnya dengan baik dan benar. Nah, sekarang waktunya minum obat.

Tangan Tuan Asing mulai bisa digerakan. Tangan itu mencoba meraih obat yang ada di tangan Odele. Tentu saja, reaksi Odele sangat terkejut dengan kesembuhan Tuan Asing yang begitu cepat.

Odele : Eh eh... Tangan Tuan... Wah, Tuan benar-benar bikin saya terkejut. Dengan begini kesembuhan Tuan bisa dihitung dengan jari. Mungkin 2 atau 3 hari lagi Tuan akan sembuh total. Aku kagum dan bangga.

Tuan Asing : [ Tersenyum mendengar pujian dari Odele ]

Odele : Makan malam sudah selesai. Minum obat juga sudah selesai. Apa kaki Tuan sudah bisa digerakan?

Tuan Asing : [ Telunjuk ]

Odele : Belum, ya. Kalau kaki Tuan sudah bisa digerakan. Ada kamar kosong disebelah sana. Tuan bisa memakai kamar itu untuk beristirahat.

Tuan Asing : [ Jempol ]

Odele : Kalau begitu selamat malam, Tuan Asing.

Tuan Asing : [ jempol ]

Odele : Selamat tidur, Tuan. Oh ya, semua pintu dan jendela dirumah ini sudah aku kunci. Jadi Tuan tidak perlu takut jika ada pencuri atau orang jata.

Tuan Asing : [ Jempol ]

Kesembuhan Tuan Asing yang begitu cepat membuat Odele terkejut. Dan mungkin saja Tuan Asing juga terkejut dengan kesembuhannya yang begitu cepat. Mungkin saja salah satu faktor kesembuhan itu adalah obat yang digunakan Odele untuk Tuan Asing. Obat itu mengandung sihir penyembuh luka yang dibuat oleh Hana. Obat itu akan memberikan efek kesembuhan lebih cepat daripada obat-obat biasa pada umumnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!