Kenalan Singkat Para Karakter :
-Luna Ortygs : •SMA : White Blood
•Putri kerajaan Ortygs
•Menikah dengan pangeran
Zeir Cavapria (Zerus)
•Kekuatan : Pedang Emas
Sakti
-Ravn Ortygs : •Anak pertama , (pangeran
Mahkota)
•Kekuatan : Angsa Hitam
-Ravn Ortygs : •Anak pertama , (pangeran
Mahkota)
•Kekuatan : Angsa Hitam
-Zeir Cavapria :•Suami Yuna Ortygs
•Ahli Pedang dan panahan
•Anak dari ratu Zera
Cavapria dan raja Zergo
Zergo Cavapria .
Raja Vero Ortygs
Ratu Vinny Ortygs
Madam D'lourne
Ratu Zera Cavapria
Sekian , silahkan menikmati cerita
Seorang gadis sedang merebahkan kepalanya ke meja kelas . Gadis tersebut memakai baju kemeja putih disertai rompi abu2 dan rok yang agak pendek dan berbis hijau dan biru tua .
Gadis itu tampak lesu sembari menatap malas ke arah pintu masuk .
baru saja ia ingin memalingkan wajah , gadis itu mendengar suara pintu terbuka menandakan seseorang telah masuk .
Gadis itu menegakkan kepalanya dengan malas dan melihat seorang guru olahraga masuk dengan seorang laki-laki yang sepertinya murid baru di kelasnya .
Laki-laki itu bertubuh tinggi dan tegap . Laki-laki itu memiliki bentuk muka yang sedikit tirus dan berkulit putih , hidung yang mancung , mata yang tajam dan bibir tipis berwarna pink .
Tapi yang membuat perhatian gadis itu teralihkan ialah buku tua berwarna coklat yang tampak sangat lusuh .
Laki-laki itu tampak menggenggam erat buku tersebut seperti takut buku itu akan terbang dengan sendirinya .
Saat itu juga siswi di kelas itu heboh tak karuan , tapi sepertinya suasana tersebut sudah menjadi makanan sehari-hari bagi gadis itu . Gadis itu tetap menatap laki-laki itu dengan tatapan yang sulit dijelaskan .
Dan tentu saja gadis itu sangat berbeda dengan murid perempuan yang ada dikelasnya .
Gadis itu tidak tertarik akan ketampanan murid baru tersebut . Tapi ia tertarik karena aura yang dibawa murid baru tersebut sangatlah aneh .
Beralih kepada guru olahraga yang sibuk mendiamkan kelas tersebut dengan menghantam meja guru agak keras . Hantaman itu membuat seisi kelas terdiam .
Guru itu pun membuka suara
"perkenalkan dia murid baru di sekolah ini , bapak harap kalian berteman baik dengannya dan membantunya untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah kita . Sekian dari bapak , silahkan perkenalkan dirimu . Setelah itu kau bisa duduk disamping Luna".
Gadis tersebut sedikit terkejut dengan keputusan guru olahraga itu , pasalnya sejak ia duduk dibangku SMA White Blood ini , ia belum pernah mempunyai teman sebangku , dan dia sudah nyaman duduk sendiri .
Walaupun begitu Luna mempunyai sahabat bernama Kelyn . Hanya saja watak mereka berdua sangat berbeda . Seperti langit dan Bumi dan anggap saja Kelyn adalah buminya .
Luna adalah murid yang pendiam , cuek dan sangat pintar . Luna juga mempunyai wajah yang amat cantik serta kulit yang juga sangat putih . Badan Luna terbilang Body Goals oleh kebanyakan murid laki-laki disana , dan juga Luna mempunyai rambut sebahu dan selalu dikuncir.
Berbeda dengan Kelyn . Ia adalah murid yang sangat sering masuk ruang BK . Ia juga selalu memakai riasan yang menor dan norak . Ia juga sengaja mengecilkan baju dan roknya agak terlihat ketat , padahal badan yang ia miliki sangat berisi dan ia selalu memakai hiasan rambut dan sepatu berwarna warni .
Sampai sekarang seisi sekolah masih heran kenapa mereka berdua bisa bersahabat baik .
Kembali kepada murid baru tersebut , ia masih diam tanpa suara . Seisi kelas pun juga hening menunggu ia berbicara. Dan entah kenapa Luna merasa tertarik akan laki-laki tersebut .
Tentu saja bukan karena ketampanannya , tapi karena buku tua lusuh berwarna coklat yang selalu ia genggam ditangannya .
Murid baru itu mulai berbicara dan meperkenalkan dirinya
"Namaku Riomman Ortygs panggil saja Rio . Aku tinggal di Ortygs City" .
Tentu saja Luna sangat heran dengan nama tempat tinggal yang sangat aneh dan asing ditelinga Luna .
Tanpa ia sadari , murid baru itu telah duduk di samping Luna dengan aura yang semakin terasa dingin oleh Luna . Murid baru itu membuka suara
"panggil saja Rio"
Dan tak lama sesudah itu , mata Rio berwarna kuning keemasan sekejap dan kembali seperti semula .
Tentu saja Luna kaget bukan main melihatnya . Luna terdiam dengan wajah yang shock .
Sahabat Luna yang bernama Kelyn menggoda nya
"Hei , kau seperti tak pernah melihat pria tampan saja".
Tapi Luna tetap terdiam dengan bola matanya yang bulat . Karena merasa tak dihiraukan , Kelyn menggoyangkan badan Luna dan Luna pun sadar dari keterkejutannya .
Kelyn bertanya pada Luna dengan wajah heran
" kau kenapa?"
Dan Luna menjawab dengan tergagap
"ti..tidak apa-apa,hehe".
Kelyn pun mengangguk dan kembali ke aktifitas nya .
Sedangkan Luna masih shock dengan apa yang dilihatnya barusan . Tanpa basa-basi , Luna berlari keluar kelas menuju kamar mandi . Dan kebetulan saat itu jamkos , jadi murid-murid bebas keluar masuk kelas .
Saat sampai di kamar mandi , Luna segera membuka kran air di wastafel dan langsung membasuh wajahnya dengan air . Sesudah itu Luna mengambil nafas dalam-dalam untuk menstabilkan jantungnya yang dari tadi berdetak sangat kencang .
Ia pun melihat wajahnya dicermin dan betapa terkejutnya ia ketika melihat matanya berwarna kuning keemasan seperti mata murid baru tersebut alias Rio .
Luna mendekatkan wajahnya ke cermin dan melihat dengan seksama serta memastikan bahwa yang ia lihat adalah nyata .
Luna juga mencoba menggosok-gosok kedua matanya dengan jari tangannya . Ia juga mencoba menyentuh bola matanya yang berwarna kuning keemasan itu dan alhasil ia kesakitan karena ulahnya sendiri .
Ia terdiam sejenak berusaha menerima keadaannya sekarang .
Ia keluar dari kamar mandi dan berharap ada yang menanyakan kenapa warna matanya sangat aneh . Tapi nihil , murid-murid hanya berlalu di sampingnya dan beberapa tersenyum karena mengenal Luna .
Luna heran mengapa teman-temannya tidak menggubris keanehan di warna bola matanya .
Tapi Luna berpikir jika ia mengabaikan keadaannya yang sekarang , ia bisa menjalani hidupnya seperti biasa .
Dan sepertinya harapan Luna langsung kandas karena dia sekarang sedang berhadapan dengan Rio yang mengeluarkan warna kuning keemasan di matanya dan menatap Luna .
Luna sedikit terkejut, dan ia memberanikan diri untuk bertanya pada Rio .
"kenapa menatap ku seperti itu , kau tau? itu menakutkan" .
Rio masih menunjukkan wajah datarnya pada Luna dan langsung menarik Luna menuju belakang sekolah yang dimana disana ada hutan terlarang yang jika ketahuan oleh guru-guru disana , ia akan dikeluarkan dari sekolah itu .
"Hei!! kenapa menarikku ke sini?!! jika ketahuan kita akan dikeluarkan"
Luna berteriak dengan histeris pada Rio karena Luna tidak ingin dikeluarkan dari sekolah dan mengecewakan orang tuanya .
Tapi sepertinya teriakkan Luna hanyalah angin lewat bagi Rio .
Ia terus menggenggam tangan Luna dan sedikit berlari . Lalu , sampailah mereka di belakang sekolah .
Seketika mata Luna terbelalak melihat hutan yang digadang-gadangkan sangat menyeramkan berubah menjadi hutan yang mengeluarkan sinar kuning keemasan bak matanya dan juga Rio .
Sinar itu sangat menyilaukan mata Luna sampai-sampai Luna menutup mata dengan kedua tangannya .
Saat Luna rasa sinar itu sudah hilang , ia membuka kedua tangannya dan menampakkan hutan yang awalnya berkabut , kini berwarna hijau tua terang layaknya hutan di dunia fantasi .
Luna menoleh ke arah Rio dan bertanya
"apa itu tadi?"
dan Rio pun menjawab
"Tempat asalmu".
Seketika Luna tak sadarkan diri dan langsung ditangkap oleh Rio .
Sesaat kemudian , seorang pria dan wanita paruh baya berjubah hitam mendekati Rio yang sedang memangku Luna yang tak sadarkan diri .
Rio pun tersenyum pada orang tua tersebut dan berkata
" aku sudah menemukan adikku ".
Rio pun tersenyum pada orang tua tersebut dan berkata
" aku sudah menemukan adikku ".
" Sebaiknya kau jaga dia dari incaran Pangeran Zeir "
Ucap wanita paruh baya yang memakai jubah berwarna hitam itu .
" Ayah juga sempat memerintahkan pengawal istana beserta beberapa prajurit untuk melacak keberadaan pangeran Zeir . Mereka bilang bahwa Pangeran Zeir sangat dekat dengan kalian . Jadi , berhati - hatilah " .
Tambah pria paruh baya disampingnya .
Setelah menyelesaikan kalimatnya , kedua paruh baya tersebut berjalan menuju hutan terlarang itu dan hilang dalam pepohonan .
Luna yang sekarang dalam pangkuan Rio masih belum membuka matanya . Sampai Rio mengangkat tangan kanannya dan mengacungkan telunjuk .
Ia tempelkan jarinya di kening Luna . Seketika telunjuk Rio mengeluarkan cahaya kuning dan perlahan menghilang seperti masuk ke dalam kening Luna .
Sesaat kemudian , Luna tersadar dari pingsannya . Luna mendapati Rio yang sedang menatapnya dalam keadaannya yang masih di pangkuan Rio .
Luna langsung menjauhkan diri nya dari Rio dan segera berdiri . Rio yang seakan tahu akan suasana canggung ini , langsung membuka suara dan membuat Luna terkejut .
" Di dalam hutan itu , ada istana kita . Saat kau tak sadarkan diri , ayah dan ibu datang dan menyuruh kita agar berhati - hati dengan Pangeran Zeir . "
" Apa?! maksudmu rumah ku dan....mu..mungkin juga rumahmu di..di dalam sana?! "
Teriak Luna tak karuan .
" Kau hanya perlu menerima kenyataan bahwa kau adalah anak dari Raja Vero Ortygs dan Ratu Vinny Ortygs . Aku adalah kakakmu Rio Ortygs , dan kamu adalah adik perempuan ku Luna Ortygs . Cukup jelas kan? "
Rio tersenyum melihat mata Luna yang membulat dan mulut yang sedikit menganga karena tak percaya dengan apa yang di dengarnya .
Rio pun mengelus kepala Luna dan berkata
" Walaupun aku kakakmu , kau bisa memanggil namaku . Aku tidak ingin semua orang tahu kalau kita adalah Pangeran dan Putri dari sebuah istana di dalam hutan terlarang ".
Luna pun masih diam kebingungan dengan ucapan Rio . Rio pun segera membawa Luna menjauh dari sana supaya tidak terkena masalah .
Merasa sudah dekat dengan keramaian , Rio melepaskan tangan Luna dan berkata
" Tolong jaga rahasia ini ya , aku akan masuk kelas dulu " .
Luna mengangguk pelan dan membiarkan Rio berlalu sampai punggungnya tidak terlihat lagi .
Luna segera berjalan menepi dengan pikiran yang sudah sangat penuh dengan pertanyaan .
Luna sempat berfikir jika ia hanya terlalu menyukai cerita fantasi lalu berhalusinasi . Tapi yang ia lihat tadi sangat nyata dan tidak mungkin itu bisa disebut halusinasi biasa .
Luna berjalan pelan menuju kelasnya di jam istirahat tersebut . Ia tak nafsu makan karena peristiwa aneh yang di alaminya . Ia pun berjalan sempoyongan mendekati tempat duduknya dan merebahkan kepalanya .
Ia menghembuskan nafasnya kasar dan mulai memejamkan matanya .
" Anak - anak mohon perhatiannya , tidak lama lagi kalian akan menghadapi ujian semester akhir , ibuk harap kalian bisa mengadapinya dengan lancar " .
Suara lantang dari seorang guru muda bernama Bu Melly itu membangunkan Luna dari tidur nya .
Setelah itu guru tersebut pamit dan pergi dari kelas .
Luna masih memikirkan ucapan Rio yang kenyataannya adalah kakak dari Luna . Luna juga memikirkan siapa sebenarnya orang tua kandungnya .
Raja dan Ratu yang diceritakan Rio tadi atau orang tua yang selama ini merawatnya .
Saat pulang nanti , Luna berniat menanyakan masa kecil pada kedua orang tuanya untuk memastikan .
Tak terasa bel pulang telah berbunyi . Para murid langsung berhamburan keluar kelas . Ada yang langsung pulang dan ada juga yang bermain dulu bersama teman - temannya .
Luna memilih langsung pulang dan menanyakan hal tersebut pada orang tuanya .
Luna membereskan barang - barangnya dan memasukkannya ke dalam tasnya .
Setelah itu ia pun segera berjalan keluar kelas dan berjalan pulang .
Rumah Luna lumayan dekat dengan sekolah , jadi Luna memilih jalan untuk pergi maupun pulang sekolah .
" Aku pulaaang.. "
Luna membuka pintu rumahnya . Ia pun melepaskan sepatu dan kaus kakinya . Lalu memakai sendal rumahnya yang berwarna kuning dengan gambar daun keemasan di atas sendalnya .
" Apa kau lapar , makanan sudah ibu siapkan di atas meja . Tapi mandi dan ganti bajumu dulu ya . " Ucap ibu Luna .
Luna mengiyakan perkataan ibunya itu dan segera menuju kamarnya yang ada di lantai atas lalu mandi .
Luna pun turun dengan memakai piyama berwarna kuning polka dots .
Luna pun menduduki salah satu kursi di meja makan dan segera menyantap makanan yang disiapkan ibunya . Tak lama seorang pria yang sudah sedikit tua memasuki rumah dan itu adalah ayahnya Luna .
Ayah Luna bekerja di perusahaan tersohor di kota itu . Sedangkan ibu Luna hanya ibu rumah tangga yang selalu merawat Luna .
Ayah Luna menghampirinya dan menanyakan sesuatu pada Luna
" Apakah belajarmu di sekolah lancar? "
Luna hanya menganggukan kepala karena mulutnya penuh dengan makanan .
Sesudah makan , Luna memberanikan diri untuk menanyakan suatu hal yang sudah direncanakannya di sekolah tadi .
" Ayah , bolehkah aku menanyakan sesuatu ? "
Ayah Luna mengangguk sembari menoleh pada Luna . Luna pun mulai membuka suara
" Apakah aku adalah putri dari Raja Vero dan Vinny Ortygs ? "
Mendengar perkataan Luna , kedua orang tua Luna sangat kaget dan memandang satu sama lain . Mereka berdua berpandangan dalam diam sambil memasang wajah takut bercampur khawatir .
Luna hanya menatap orang tua nya yang sekarang menatapnya .
" Apakah itu benar ? "
Ucap Luna meyakinkan
Tak lama sesudah itu kedua orang tua Luna tertawa terbahak - bahak . Luna pun bingung dengan orang tua nya .
" Hahahahaha.. sepertinya ayah harus membatasimu sekarang untuk membeli buku - buku fantasi Luna . " Ucap ayah Luna sambil berusaha meredakan tawanya .
" Memang kenapa dengan buku - buku itu ? "
Tanya Luna keheranan .
" Sepertinya fantasimu terlalu tinggi Luna , apakah kau mendapati namamu ada dalam buku itu ? "
Tambah ibu Luna sambil meredakan tawanya dan melanjutkan memasak makanan .
" Sekarang tidur lah , sepertinya kau sangat butuh istirahat Luna "
" Tapi..tapi aku bertemu kakakku di sekolah , dan aku juga melihat hutan terlarang itu bersinar ayahh!! "
Ucap Luna sedikit keras .
" Lihat ? kau benar - benar aneh . Sekarang naiklah ke kamarmu dan tidur lah . Kau harus menenangkan pikiranmu ".
Merasa perkataan ayahnya ada benarnya , Luna menaiki tangga menuju kamarnya dan langsung merebahkan badannya di atas tempat tidurnya .
" Apakah aku benar - benar berhalusinasi ? . Aaarghhh itu tidak mungkin!! itu terasa sangat nyata... "
Luna mendudukkan badannya lalu bersandar di kepala kasurnya . Ia memikirkan kembali perkataan ibunya yang sepertinya benar . Dia terlalu berfantasi sampai - sampai terbawa ke dunia nyata .
Luna meyakinkan dirinya bahwa ia berhalusinasi.
Tapi itu belum cukup karena dia harus meminta Rio yang mengaku kakaknya itu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan apa tujuannya mengatakan itu pada Luna "
Luna pun kembali merebahkan badannya dan ia pun tertidur .
Sementara itu di bawah , ayah dan ibu Luna membicarkan sesuatu dengan suara yang agak pelan
" Belum saatnya di mengetahui jati dirinya "
Ucap ayah Luna dan di jawab oleh anggukan ibu Luna .
" Belum saatnya di mengetahui jati dirinya "
Ucap ayah Luna dan di jawab oleh anggukan ibu Luna .
Pagi pun tiba , Luna pun bangun dan berjalan lunglai menuju kamar mandi . Setelah mandi , Luna segera bersiap dan turun ke bawah . Di bawah , ayah dan ibu Luna telah menunggunya .
" makanlah sarapanmu " .
Ucap ibu Luna sembari meletakkan segelas susu di depan Luna .
Luna mengangguk dan segera memakan roti tawar dengan selai coklat dan meminum susu .
Luna memasang sepatunya dan berpamitan pada ayah dan ibunya .
" Aku pergi dulu yaa ayahh..ibuu "
" Hati - hati di jalan "
Ucap ayah dan ibu Luna bersamaan .
Luna segera melangkahkan kakinya menuju sekolah . Dalam perjalanan , ia bertemu dengan Rio yang baru saja menyebrang . Langsung saja Luna memanggilnya Rio .
" Kak Rio!! , barengan yuk..! "
Teriak Luna yang sedikit membuat orang - orang meliriknya .
Luna tak menggubrisnya dan langsung berlari ke arah Rio . Rio yang mendengar teriakkan Luna langsung menoleh dan mendapati Luna sedang berlari ke arahnya .
" Sudah kubilang , jangan panggil aku kakak , kau ingin dapat masalah ? "
Ucap Rio dengan wajah sedikit khawatir sembari melirik sekitar .
Luna yang sadar akan kesalahannya menunjukkan raut wajah terkejut dan langsung membekap mulutnya .
Rio yang melihat itu tertawa kecil dan kembali menghadap ke depan .
" Seharusnya kau melakukan itu dari tadi "
Luna hanya menatap Rio dan melepaskan tangannya dari mulutnya . Mereka berdua pun pergi bersamaan menuju sekolah .
Saat mereka sudah jauh , seorang pria dengan pakaian serba hitam telah mengawasi mereka dari tadi .
" Aku akan merebutmu dan menguasai istana "
Ucap pria itu dengan smirk dan segera pergi dari sana .
Rio dan Luna pun sampai di gerbang sekolah . Mereka segera masuk ke dalam gedung sekolah . Siswi - siswi yang melihat Luna bersama Rio merasa iri dan menatap sinis ke arah Luna .
Rio dengan sengaja merangkul Luna dan menunjukkan senyum manisnya . Siswi - siswi yang melihat itu histeris dan langsung mengatakan bahwa Rio tampan .
Luna terkesiap dan melihat Rio dengan wajah penuh tanda tanya . Rio hanya mengedipkan sebelah matanya dan melanjutkan perjalanan .
Tiba lah mereka di depan pintu kelas . Luna langsung melepaskan rangkulan Rio dan segera duduk di kursi dengan perasaan campur aduk . Antara takut dan deg - deg an .
Ia takut karena dia pasti akan jadi incaran murid perempuan di sekolah . Tapi masalah deg - deg an , dia sendiri tak tahu kenapa .
Benar saja , murid perempuan di kelasnya menghampiri Luna .
" Hey , kau ini menggoda Rio ya ? "
" Kenapa Rio merangkulmu ? "
" Memangnya kau siapanya Rio hah?! "
Ribuan pertanyaan di ajukan oleh mereka .
Luna kebingungan dan tepat saat itu juga Rio datang .
" Jangan ganggu pacarku " .
Ucap Rio santai dan langsung duduk disamping Luna dan mengedipkan sebelah matanya lagi .
Luna yang mendengar itu terkejut dan tambah terkejut lagi karena Rio langsung merangkulnya .
Murid perempuan yang sedari tadi berdiri di samping Luna langsung pergi dengan wajah malu dan kecewa .
Sedangkan Luna langsung melepaskan rangkulan Rio dan bertanya
" Apa yang kakak...eh , Rio . Apa yang kau lakukan ? "
" Aku hanya berusaha melindungi mu "
Jawab Rio .
" Tapi itu berlebihan "
Ucap Luna dengan sedikit kesal .
'' Yang penting kau selamat dari semua pertanyaan itu kan ? "
Jawab Rio lagi pantang kalah .
Luna hanya memutar bola matanya dan merebahkan kepalanya di atas meja . 5 menit kemudian , sebuah pengumuman terdengar
" Kepada semua murid mohon tidak keluar dari sekolah selama jam kosong . Sesudah bel istirahat berbunyi , kalian boleh pulang " .
Sorak sorai murid terdengar dari seluruh penjuru sekolah . Seisi kelas langsung berhamburan . Ada yang ke kantin , ke perpustakaan dan ada juga yang tetap di kelas .
Rio mengajak Luna ke kantin untuk mengisi perut . Tapi Luna menolaknya karena masing kenyang .
Rio pun pergi sendirian ke kantin . Luna masih merebahkan kepalanya di atas meja . Sesaat kemudian seorang murid laki - laki menghampiri Luna dan duduk di sampingnya . Luna yang merasa ada orang di sampingnya menoleh dan menegakkan kepalanya .
" Hai , kau Luna kan ? "
Ucap laki - laki itu dan mengulurkan tangannya pada Luna .
" Kau siapa ? . Dan darimana kau tau namaku ? "
Tanya Luna dengan tatapan heran .
" Apa kau tidak lapar , aku temani ke kantin ya "
Ucap laki - laki itu sembari menarik Luna .
Rio yang sedang menyantap makanannya merasa sesuatu terjadi pada Luna . Ia menyudahi makanannya dan segera ke kelas .
Luna yang melihat gerak - gerik aneh dari laki - laki itu berusaha melepaskan tangannya . Tapi ia tak bisa karena genggaman laki - laki itu terlalu kuat .
Luna tetap berusaha melepaskan tangannya . Tapi nihil , iya hanya mendapatkan sakit di tangannya karena laki - laki itu menguatkan genggamannya .
Luna mencari cara lain agar laki - laki itu melepaskan tangannya . Luna hanya mempunyai ide gila dengan menggigit tangan laki - laki itu .
Laki - laki itu mengerang kesakitan dan segera melepaskan tangan Luna . Sedangkan Luna langsung melarikan diri dari sana . Luna langsung menuju kantin mencari Rio .
Ia pun melihat Rio dari kejauhan dan langsung berlari ke arahnya . Di sisi lain , Rio juga melihat Luna berlari ke arahnya . Luna pun sampai di hadapan Rio dengan ngos - ngosan .
Rio pun menyuruh Luna menjelaskan apa yang terjadi . Setelah Luna mengkondisikan nafasnya , ia menceritakan apa yang terjadi kepada Rio .
Rio yang mendengar itu langsung menanyakan orang tersebut .
Luna langsung menyeret Rio ke kelas . Saat mereka sudah tiba , laki - laki itu sudah menghilang .
" Tadi dia masih di sini.. "
Ucap Luna kebingungan . Rio pun berkata
" Bagaimana ciri - ciri laki - laki itu ? "
Rio bertanya seperti itu karena ia takut kalau laki - laki itu adalah Pangeran Zeir .
" Aku tidak memperhatikannya karena sibuk melepaskan tanganku " .
Luna menunjukkan tangannya yang merah pada Rio karena genggaman laki - laki itu .
Rio langsung menarik Luna menuju UKS .
" Hei..jangan menarikku teruss.. "
Tapi Rio hanya mengabaikan Luna dan terus berjalan .
Luna hanya dapat mengikuti kemauan Rio .
Setelah mereka sampai di UKS , Rio langsung mendudukkan Luna di atas ranjang dan segera mengambil obat .
Luna yang dirinya diangkat begitu saja hanya bisa diam dengan pipinya yang sekarang memerah .
Luna terus menatap Rio yang sedang mencari obat dan perban .
Setelah ketemu , Obat itu langsung di oleskan Rio ke tangan Luna lalu melilitkan perban . Saat sudah selesai , Rio mendapati Luna yang sedang menatapnya .Rio pun tersenyum pada Luna dan menyadarkan lamunannya .
" Lukamu sudah ku obati . Lain kali berhati - hatilah jika ada orang aneh itu lagi " .
" Oh..ya , makasihh "
Ucap Luna pada Rio yang sedang membereskan obat yang sudah di pakai tadi . Rio yang sudah berjalan menuju pintu luar menghentikan langkahnya karena Luna tidak ada di sampingnya .
" Kau ingin istirahat di sini ? "
" Ah , tidak . Aku ikut denganmu . "
Mereka berdua pun keluar UKS dan kembali ke kelas . Sedangkan laki - laki yang berurusan dengan Luna tadi memperhatikan mereka dari balik dinding UKS .
" Sekeras apa pun usahamu untuk menjauhiku , aku akan tetap merebut hak ku ".
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!