NovelToon NovelToon

Ras

1.Pembukaan Ras

...Apa yang perlu kalian banggakan dari silaunya dunia...

...Semua itu hanya bersifat sementara...

...Bagiku yang abadi lebih menjanjikan daripada manisnya dunia....

Cuacanya panas sekali,harus pakai jaket agar tidak terpapar sinar UV sunblock ini harganya sangat mahal,tetapi biarlah aku membutuhkannya,beberapa kali aku mengambil dan menaruhnya kembali.Habis deh uang lomba kemarin kalau aku beli ini.

“Usaha sekeras apapun tetap aja gagak adalah gagak ,mau jadi angsa ya”

“Aiko tutup mulutmu”ujar wanita yang lebih tua

“Kenapa,memang dasar kamu “tak sempat menyelesaikan ucapannya aku memilih pergi dari minimarket itu.

Aku tidak jadi belanja karna Aiko,perih mataku mendengar ucapan Aiko.Sesampainya di rumah

“Ma….bisakah aku”

“Aduuhhh Mey…jangan aneh-aneh kenapa sih”

“Mereka bilang yang bagus dariku hanya namaku”

“Cukup Mey ,setiap perubahan ada konsekuensinya apa kamu siap,Mama menyayangimu apa adanya berhenti membuat Mama terluka.

Ucapan Mama terngiang ditelingaku.Aku menatap cermin besar dikamar,terpantul wajah mungil berwarna coklat ,diatas lemari sangat beragam jenis skincare dan kawan-kawannya.Berbagai skincare yang tak mengubah apapun.

“Aku juga ingin kulit putih”Yumei…mungkin bisa diganti menjadi Jenny atau Siti ya, yang lebih Indo namun semuanya tinggal angan saat melihat mata melotot padaku,aku tertidur dalam lelah yang berkepanjangan karna setiap hari memikirkan menjadi putih,ada alasan dibalik itu,nanti akan kujelaskan mengapa aku menginginkan kulit putih.

Aku berangkat sekolah dengan setengah hati,kulitku tidak termasuk jelek-jelek amat hanya saja ada ketidaknyamanan dibalik itu semua nanti kalian bisa simak ceritanya karna aku tidak akan menggaris bawahinya.

“Mei”

“OOOOooo”

“Jawaban apa sih itu bikin badmood”

“Huhhhnyehhhh”

“Verrel liat sini terus”Aku menunjuk Aiko yang berada tak jauh dari tempat dudukku bersaaama geng kumuhnya yang membuat mual sambil tetap memandangi ponsel aku terus fokus membaca berita hari ini.

“Hahhhh seharusnya aku diam dikelas aja,buang-buang waktu aja”ucapku sambil nyelosor, Naina merebut ponselku.

“Apaan sih Naina !!!balikin nggak”ucapku tanpa sengaja sekilas kulihat Verrel mengarah ketempat kami tanpa ragu aku bangun tak peduli,daripada melihat pemandangan yang akan membuat perut lumutan.

Seperti disambar kijang aku kaget saat Verrel memegang tanganku saking kagetnya aku sampai terjatuh membuat semua yang ada dilapangan basket melihat,merah padam wajahku,Naina teman sejatiku pura2 tak lihat,teman macam apa itu malah asyik liatin cowok ganteng yang bikin diabetes,kelewatan kamu Naaina.

Verrel melongo melihatku”Apaan belum apa2 dah bikin sial”umpatku kasar sembari mengatur nafas aku duduk guna menstabilkan system pernapasanku yang kembang kempis.

“Ada apa Verrel”

“Aku mau tanya sesuatu”

“Tentang club”

“Bukan”

“Terus apa”sambil memandangi Aiko yang cemberut karna kepedean yang gagal.

“Minta No w.a”ucapnya sambil menyodorkan ponselnya yang bagus,tiba2 tenggorokanku tercekat suara pun tak keluar,mungkinkah aku bisu.Test test…do re mi pa sol la si,sulit kulukis kata yang tersirat dalam benakku,karna sejatinya kata untuk diucap bukan dilukis hehehehe….

“Aku nunggu lo”Verrel mulai gelisah

“Oh iya …sudah kok”

“Kamu kenapa”Verrel menatapku dan mengambil hapenya.

“Aku balik dulu ia”ujarnya lalu meninggalkan sebuah pertanyaan yang sangat besar dalam hatiku.

“Girang ya”

“Biasa”

“Lieee”

“Sok English kamu”

“Aku yakin ujung2nya bakal beda”

“Tuh kan pikiranmu yang jelek dari awal”Naina menatapku kesal

Aku berjalan menuju ruang kelas 11 yang tak jauh dari lapangan basket diiringi celotehan Naina yang terus menyemangatiku.Namun bagiku terlalu dini untuk berharap menurutku melihat saja sudah cukup.

Tiba-tiba aku tersungkur ke tanah,Aiko dengan sengaja melakukannya,aku berusaha bangkit dengan wajah yang sangat kesal.

“Aiko maksud kamu apa”Naina mendorongnya dengan kasar.

“Sudahlah Naina,jangan menanggapi hal yang tak penting”ucapku sambil membersihkan bahuku yang kotor.

“Tunggu aja kamu Mei”gumam Aiko

Aiko Petra

Sangat memusuhiku,aku tak tahu alasannya,seingatku aku sama sekali tak pernah membuatnya rugi,seperti halnya tadi entah apa yang merasukinya hingga berbuat seperti itu.

Waktu berlalu diiringi bel pulang dari sekolah,perutku sudah berbunyi dari tadi,dengan cepat aku mengayuh sepedaku,sesampainya dirumah langsung nyelosor ke dapur tanpa lupa mengucap salam pada big mama.

“Setannya ikut masuk lo Mei”ucap Mama sambil terus menatap layar kaca,pasti nonton drakor dah tu.

“Setannya Mei suruh diem diluar Mah”ucapku sambil mencicip tempe goreng.

“Kamu nggak cuci tangan,satu keluarga bisa sakit perut karna ulah kriminalmu”Mama memulai dramanya

“Oke Ma”dengan malas aku berjalan menuju wastafel

Menu hari ini ayam goreng,tempe goreng,sayur bayam dan tak lupa sambal koreknya benar-benar menggugah selera.Bisa-bisa habis 2 piring ini aku bergumam sendirian merem melek.

Senja semakin memerah setelah membantu menyapu dan bersih-bersih kamar aku menikmati sore dengan segelas teh lemon dan sekantong biscuit coklat tak lupa masker kulit wajah agar wajah makin glowing ditambah lagi handphone dengan kuota yang melimpah ahhhh….nikmat Tuhan mana yang kau dustakan bueheheheheheeee,aku memeriksa chat dihape dan melihat nomor baru.

087****

Mei ini aku Verrel

Balas

Verrel ya

Ada apa

send

087****

Kamu lagi apa

Balas

Sedang santuy

087****

Asyik dong

balas

Oiya

Kalo kamu lagi apa

087***

Aku sedang latihan disekolah

balas

Verrel aku permisi dulu

Aku akan bersiap untuk lomba besok

send

087***

Semangat Mei

Tidak ada rasa special sedikitpun dihatiku karna aku takut jika aku merasa percaya diri ujung-ujungnya akan menanyakan Aiko,yahhh pengalamanku 2kali ada cowok yang lumayan keren mendekatiku dan ujung-ujungnya malah menanyakan Aiko bikin kesel aja.

Aku dan Aiko memang tidak akrab namun dihadapan public kami terlihat baik-baik saja dan biasa tampil bersama sebagai Ketua kelas dan wakil dan posisiku saat ini wakil lebih terkenal dari Ketua,aku tak apa karna bagiku tiada penting ketenaran itu,Aiko adalah cewek yang pandai berklamufase,bunglon dong!!!bukan bisa dibilang dia lebih mirip serigala gunung tanpa bulu tak ada yang menarik dari Aiko,hanya modal cantik dan kulit putih yang memberinya nilai plus otaknya tak lebih dari seperempat isinya mungkin tidak ada.Seketika kepalaku dipenuhi dengan Aiko yang menanam kebencian padaku.Biarlah lepas ini lagi sebentar aku tamat dan tak akan berurusan lagi dengannya.

Keesokan harinya

Lomba menulis antar kelas dimulai pada jam ke empat setelah lomba membaca aku sedikit terkejut saat Verrel datang,Aiko yang juga berpartisipasi langsung menghampiri Verrel nampak dari kejauhan mereka berbicara cukup lama.Aku tersenyum kecut menahan ludah melihat tingkahnya.

“Sudah kuduga”Aku bergumam dalam hati,aku kemudian berlalu dan akan memulai lomba namun Verrel sudah ada didepanku dengan wajah yang sangat dekat.

“Semangat ya”

“Trims”ujarku datar kemudian berlalu aku memegangi dadaku yang bedegup sangat kencang.

Aku Kyumei Aurora nama jejepangan yang tidak sesuai dengan kulitku,meskiupun begitu aku melupakan sejenak masalah itu, aku rajin mengukir prestasi yang menyejukkan untuk diriku sendiri.

Lomba kali ini berlangsung selama 60 menit dan aku sudah selesai dari beberapa menit yang lalu dan ada sisa waktu untuk menghayal.Andai saja kulitku sedikit putih dan wajah yang lebih oriental pasti memberiku semangat ekstra,lamunanku buyar saat wajah Verrel melintasi ruang lomba,bel tanda lomba usai berdentang,aku merapikan alat tulis dan segera keluar,Verrel ternyata masih diluar.

“Aku menunggumu”

“Kok nunggu aku”

“Aku membawakan minum untukmu”

“Repot amat”ujarku sambil menerimanya

“Ngga apa…minuman 5000 an doing”

“Kirain 1500”aku tertawa kecil melihat Verrel memicingkan matanya.

Perhatian kecil dari Verrel membuat hariku sedikit berwarna tapi aku tetap berusaha untuk tidak baper karna belum jelas maksud kedekatan Verrel padaku.

Aku akan bertanya langsung saja gumamku sendiri,daripada nantinya malah dia nanya duluan ya mengurangi rasa sakit hati sekitar 20% lah.

“Kamu komat kamit sendiri Mey,kamu dukunin aku ya ?”Verrel menatapku

“Enggaklah aku Cuma berfikir saja”aku malu ternyata dia memperhatikan mulutku,mulut nakal.

“Biasanya kalo aku yang berfikir otak,mulut kagak,tapi kayaknmya itu berlaku untuk orang cerdas deh”gumam Verrel.

“Gini Vey,kamu jujur aja sama aku,kamu maunya apa”aku mulai berbicara.

“Kenapa bilang gitu Mey,apa aku mengganggu kamu”Verrel menatapku.

“Tidak sih hanya saja ada pertanyaan yang mengelilingi kepalaku”

“Keliling apa nggak capek ya”Verrel kembali membuatku tertawa,”Gini banget bicara sama ank sastra skill bicaranya udah beda”

“Enggak maksud aku apa kamu dekat sama kau hanya untuk minta nomer Aiko”aku akhirnya angkat bicara.

“Apa !!!Aiko …buat apa aku Aiko kalau aku mau Aiko kenapa mesti deket kamu Mey,kan aneh” ucap Verrel.

“Pengalamanku pernah begitu Verrel aku hanya takut itu terjadi lagi”

“Pikiran jelek apa itu Mey”

“Pikiranku lah”

“Pagi-pagi dah ngaco,Aiko apa dia cantik banget kali ya,aku nggak murahan kayak cowok lain yang ngejer-ngejer Aiko”Verrel tertawa kecil

“Terus”

“Aku hanya ingin dekat denganmu Mey”

Sejenak aku terdiam,apa Verrel serius,”Sebaiknya apa yang kamu katakana itu benar adanya.

“Tentu”

“Ayolah aku akan melihat pengumumannya”aku berlari kecil dan mendapati aku ada diposisi 1,berarti aku akan berlomba lagi di tingkat SMA.Asssiiiapppp!!!!.

“Congrats ya Mey”

“Makasi Verrel”

“Jangan panggil Verrel kepanjangan”

“Terus panggil apa”

“Panggil Vey aja”

“Iya baguslah jadi lidahku nggak perlu keseleo”

“Seribet itukah namaku bagimu”Verrel bertanya ,aku hanya membalasnya dengan senyum kecil,kami melintasi koridor sekolah bersiap menuju kelas dan akan pulang karna kegiatan diskolah hari ini hanya lomba-lomba setelah semesteran.Aku melihat Verrel menunggu diluar kelas.

“Mey nanti aku traktir kamu ya’’

“Pakai uang ortu,kagak ahhh”

“Aku nabung kok”

“Tetep aja uang ortu”

“Serius mey kamu mau nggak”

“Kamu kan kalag turnamen antar sekolah”

“Jujur banget sih kamu Mey,kamu menusuk hatiku yang paling dalemmmm”ucapnya sok sedih.

“Fixxx nanti aku yang traktir deh”

“Kok malah cewek yang traktir,turun derajat aku”

“Banyak curcol”

Aku mendorong sepedaku diikuti Verrel yang sengaja hari ini minta tidak dijemput,aku dan Verrel bercerita sepanjang jalan sembari menikmati semilir angin yang mengelus rambut dengan gemulai. Sesekali aku melihat Verrel begitu akrab,bercerita penuh semangat dan terkadang membuat sedikit lelucon,Vey seandainya kamu hanya ingin dekat maka aku akan sedikit membuka hatiku ,namun aku tak berharap terlalu banyak padanya nantinya jika Verrel pergi aku tak perlu bersedih hingga 7 hari 7 malam yeeeaaa kan.

Aku melambaikan tangan saat aku dan Verrel berpisah dipersimpangan jalan aku yakin Verrel pasti bakal nelpon jemputannya rumahnya kan lumayan jauh,aku terkikik sendirian.

Setelah berdiskusi tadi dijalan,aku dan Verrel memilih sebuah tempat makan yang tidak terlalu jauh dari rumah aku bahkan sudah fitting baju semenjak pulang sekolah,sumpah aku merasa usahaku sia-sia saja,pakai yang manapun penampilanku tak berubah sama sekali.

Aku berfikir apa yang akan terjadi besok,aku sampai tidak bisa tidur memikirkannya,sembari tersenyum kembali melihat isi chatku aku tenggelam dalam lamunan tingkat dewa dan bergumul dialam mimpi.

“Maaaa!!!!mamaaaa”

“Apa sih kamu Mey pagi-pagi dah bikin gempar”

“Mama kok nggak bangunin Mey sih”

“Emang apa urusannya sama Mama”

“Mama kok gitu sih,mana aku ada janji”

“Alahh kamu lebay banget,emang sama siapa kamu kan jomblo”Mama terkekeh kemudian pergi kedapur.

Aku melirik jam dinding masih ada waktu 30 menit sebelum kesana,segera aku mandi dan sedikit berdandan buehehheehe.

“Mah aku pergi”

“Jonesss pergi aja luu,Mama seumuran kamu sudah laris”teriaknya dari dalam dapur. Aku heran dengan Mamaku kasar sekali ucapannya,dukung keek gitu,muji kagak ngejek ia,aku hanya tertawa kecil dan bergegas menuju tempat janjian kami disebuah café yang tidak terlalu terkenal dan ada rencana ngemall juga.

Aku terpukau saat melihat Verrel bak pangeran dari negri dongeng , aku melihatnya sampai tak bisa mengatupkan mulut,kulihat beberapa cewek meliriknya yaaa…aku tak meyalahkan memang dia keren sih,Cuma kalo ganteng yahhh ada kasi nilai 6 aja dulu.Aku masih memperhatikannya dari ujung ramkbut hingga bulu kaki.Tanpa ragu Verrel menggandenng kulitku bukan maksudnya tanganku,saat melihat kedatanganku,kencan nih kayaknya.Aiya iyaaaa….

Jadi dengan bangga aku membuat perbandingan antara kue salju dan kue coklat dan kalian bisa menebak aku diposisi yang mana.Aku hanya menunduk saat berjalan dengan Verrel ,rasa tidak percaya diri muncul tapi hari ini adalah hariku aku akan membuang beberapa memori tentang masa masa yang kurang baik,saat lomba suasana lebih tegang tapi hari ini adalah tegangan tinggi 500volt duuuarrrr.

“Tinggikan kepalamu ,buat apa menunduk kayak aku maksa orang”Verrel bergumam didalam hati.

Verrel hanya diam tidak ada kata sambutan,masak iya aku yang ngomong duluan biar item aku kan gengsi.Halah apa sih yang aku harapin,dipuji seorang Verrel,kayaknya aku bisa pergi ke kaca terdekat.

Sementara itu isi hari Verrel

Aku harus berbicara hati-hati agar tidak merusak suasana dia diem terus sihhh,mau ngomongin apa ya,hahhh aku nawarin makan aja dulu.

“Kamu mau makan apa”

“Aku suka kwetiew dan jus melon aja”

“Baik aku juga sama aja”ucap Verrel lalu memesan makanan.

“By the way kamu bilang suka kwetiew berarti tipemu makanan ya”

“Suka kan aduhhh salah deh”Verrel tertawa melihat tingkahku yang kikuk.

“Mey habis ini kita ngemall yuk kita ke time zone”

“boleh kebetulan aku bawa uang banyak”

“Banyak tuh berapa sejuta”ujarnya sambil menunjukkan isi dompetnya yang tebal

Aku diam sambil menyeruput the botol,holang kayah mah bebas sungutku dalam hati,tak lama pesanan kita datang,aku yang nggak sarapan makan dengan cepat tanpa ingat urat malu bahwa saat ini jalan dengan cowok keren disekolah.Aku nggak sarapan.

“Kalo kurang nambah aja Mey”

“Nggak kok Vey…”aku baru memungut kembali urat malu ku yang tertinggal dijalan tadi.

“Kamu suka nonton nggak”tanya Verrel

“Ya suka…Cuma aku sih nggak pernah nonton bioskop gitu”

“Nggak pernah,emang nggak pernah keluar gitu”(yang ngajak nggak ada jomblo menahun)

“Iya …begitulah Vey”

“Tapi bagus kok,jadi kamu nggak liar”

“Kamu kirain aku binatang,kamu tuh buaya lumutan”

“Dari mananya aku buaya,memang dasar cewek-cewek yang suka kumpul kalo lagi latihan”ucapnya membela diri.

“Iyaa dehh…serah kamu aja”aku malas memperpanjang

“Oiya aku sering perhatiin kamu sering ditindes ya sama Aiko”

“Kok kamu tau Vey”

“Teman-temanku yang bilang”ucap Verrel sambil melahap kwetiewnya

“Biar sajalah Vey,aku malas ribut”aku mengaduk-aduk jusku dan menelannya dengan susah payah mendengar Verrel menyebut Aiko ditengah kencan kami.

“Lain kali pertahankan dirimu”

“Andai bisa Vey,sumpah aku nggak bisa kasar apalagi membalas orang”

“Iya lain kali coba”

“Iya”aku menyahut dengan ragu ajaran macam apa itu

“Yuk dihabisin makanannya and kita segera ketime zone”

“Oke …kamu pakai motor”

“Kenapa …maunya pakai mobil ya ?”Verrel niatnya bercanda namun Mey malah tersinggung

“Enggak sih…memang aku siapa,aku bukan siapa-siapa dan akan be3gitu seterusnya?”.

Melihat wajah murung Mey,Verrel segera bertindak”Maaf Mey aku hanya bercanda”Verrel mengelus bahu Mey.

“Lupakan saja aku hilang mood”Mey berlalu dengan hati yang dongkol tanpa menyusul Verrel menstater motornya dan berlalu.

“Gitu aja hilang mood kan aku hanya bercanda”Verrel masih terdiam dikursinya membiarkan Mey yang terus mengambil langkah keluar café.

“Apa aku egois ,aku memberi kesan buruk saat date pertamaku Mey mulai menyadari sikapnya yang kurang baik,Mey namun sebuah tangan menggamitnya,tangan pangeran dari surgakah aku siap jika kau yang jemput,ohh ternyata si dingin.

“Tolong maafkan aku Mey” VERREL KEMBALI

“Aku yang egois”

“Jadi jalan”

Mey mengangguk pelan,entah mengapa semenjak setahun terakhir ini Mey menjadi sedikit sensitive dengan perkataan laki-laki.Sakit hatinya saat dekat dengan tiap laki-laki yang hanya memandang Aiko membuat dirinya sulit percaya pada cowok lagi,Verrel juga belum dipercaya 100%,butuh pembuktian yang cukup lama.

“Mey aku ingin mengatakan sesuatu”

“Iya bicaralah”

“Aku tahu kalau kamu tidak percaya padaku”

Deggg jantungku terasa berdenyut dengan kencang”Iya memang”ucapku pelan

“Aku belum mengerti apa aku kurang baik atau emmang wajahku yang membuatmu tidak percaya”

“aku hanya khawatir segalanya nanti sia-sia”

“Mey dengar ya,aku ya aku …orang lain ya tetap orang lain tidak bisa disamakan”

“ Aku hanya takut”

“Aku paham”Verrel menggemgam erat tanganku menerpa panasnya siang itu,aku merasa nyaman namun tetap berusaha tidak terbuai dalam alur Verrel.

Sesampainya di time zone aku dan Verrel bermain sepuasnya melupakan konflik kecil kami tadi saat dicafe.Verrel memahami Mey yang masih diselimuti bayang bayang masa silamnya yang mungkin memiliki kesan kurang menyenangkan. Dia akan belajar dan mungkin sedikit menggali informasi mengapa Mey sering berprasangka buruk padanya padahal bicara aja belum.Sementara senja mulai menunjukkan kuasanya Mey memilih pamit pada Verrel dan mengatakan tak perlu diantar namun Verrel bersikeras mengantar Mey.

“Seharusnya kamu tidak perlu serepot ini Vey”Mey berdiri didepan gerbang rumahnya tanpa sepengetahuan Mey Mamanya tengah mengintai.

“Repot apanya,kalo aku gotong motornya dan gendong kamu baru repot”Verrel tersipu melihat perubahan sikap Mey.Verrel berlalu dengan perasaan yang lebih baik.

Hembusan angin senja itu membuat Mey melonggarkan amunisinya dan berlalu menuju pintu rumahnya dan ia dikagetkan oleh Mamanya yang tiba-tiba nongol dipintu masuk.

“Lumayan untuk permulaan”

“Mama nguntit ya dari tadi,apa jangan2 Mama ngikutin aku dari tadi”

“Kurang kerjaan Mama ngikutin kamu,mending Mama ngitungin biji kopi”

“Serah Mama aja deh.

“Kamu nggak makan”mama masih mengikutiku

“Masih kenyang Ma”

“Ya gitu deh kalo makan cinta bawaannya kenyang melulu”

Aku berjalan menuju kamar dan membiarkan aku mengurus beberapa privasiku aku tenggelam kedalam bayang Verrel,akankah ia serius dalam menjalani ini.Tuhan aku rasa aku akan memberikan sedikit ruang gerak bagi Verrel membuka hati dan belajar bersikap.

Aku melihat layar ponselku dan memeluknya,aku harap kali ini akan berakhir dengan sedikit manis setidaknya aku pernah pacaran dengan cowok yang lumayanlah walau tidak terlalu tampan.

Sambil sesekali aku memandangi kulit coklatku,aku ingin sedikit kulit Mama bukan kulit Papa.

Kringggggggggggg…..kringggggg…….

“Hadehhh…apa nggak bisa liat orang menghayal dikit aja ni hape”

Verrel:Sudah makan Mey

Mey:(Aku kenyang makan kamu)aku belum lapar

Verrel:Jangan lupa makan Mey

Mey:Kalo makan kamu nggak perlu ngingetin,,,mana mungkin aku lupa

Verrel:Bagus

Mey:Jadi..kamu sendiri gimana

Verrel:Aku sudah makan,Mamaku masak kesukaanku,nanti akan diganti kamu yang masakin

Mey:Ihhh aku mah malas masak…beli aja di online

Verrel: Kamu ini belum apa-apa dah males

Mey:Kamu juga belum ada status udah mau dimasakin

Verrel:Memang kalau ada status kamu mau masakin

Mey:Mungkin

Dia nggak bisa masak,goreng tempe aja item sayup-sayup suara yang sangat menjengkelkan terdengar dari luar kamar.

“Mahhh jangan ganggu”Dari seberang suara Verrel terkekeh.

Mey:Vey aku tutup ya…mau perssiapan buat besok

Verrel:Baik bye ya kyucuteee

Aku menutup ponsel sambil tersenyum namun aku mulai kesal lagi saat ingat kejadian dua bualn lalu saat pelajaran Ipa dan membahas masalah kulit.Kalian mungkin bisa menebak apa yang terjadi.

Warna kulit(Pigmen)

Mengapa warna kulit manusia berbeda ?kira-kira ada yang tahu

“Karna adanya genetic atau keturunan”sahutku

“Ada lagi”tanya Bu Yuni

Hening

“Jadi yang mempengaruhi warna kulit adalah lingkungan tempat tinggalnya.Orang-orang yang tinggaldi Negara empat musim umumnya memiliki kulit lebih cerah,sebab durasi terpapar sinar mataharinya tidak sebanyak orangyang tinggal di Negara 2 musim seperti Indonesia.

“Kalo Mey termasuk mana ya Bu,soalnya kulitnya beda gitu sendiri”Tanya Aiko mmebuat telingaku panas.

“Aiko inilah kulit Indonesia asli”Diiringi gelak tawa yang lainnya riuh rame kalo hina fisik orang memang temen -temenku jagonya.

“Looh kenapa pada tertawa,justru kulit seperti Mey ini bagus loo”,kalian tahu pigmen,pigmen adalah zat warna dalam tubuh makhluk hidup yang berfungsi melindungi dari paparan sinar matahari terutama sinar ultraviolet.Apa kalian tahu orang albino itu adalah kekurangan zat pigmen jadi kulitnya sangat sensitive bila terkena sinar matahari bahkan cahaya lampu yang terlalu terang pun tidak baik bagi penderita albino,paham ya…”

“Pahammm Bu”

“Jadi tugas hari ini kumpulkan gambar hewan dan manusia yang albino ya serta keterangannya nanti berkelompok aja menurut absen aja”Ujar Bu Yuni sembari merapikan bukunya

Naina memandangku sambil berkata”Biarin aja Mey,jangan dimasukin hati,kan masih ada aku yang setia sama kamu”Naina memegang tanganku, memang dikelasku akulah yang memiliki kulit paling coklat,namun aku nggk pernah meributkannya sampai Aiko mulai membully warna kulitku,aku tahu aku tak secantik dia tapi kenapa dia selalu begitu,kalau memang ingin bersaing yang sehatlah tak perlu menghina fisikku.Kadang kalau kelewatan barulah aku unjuk bicara.Terkadang aku lelah menanggapinya dan hanya diam bosan mendengar tong kosong macam Aiko sebab aku adalah orang yang benar-benar sibuk.

2.Study Tour

Hari ini memasuki semester kedua jadi kegiatan belajarpun hanya sekedar saja khusus untuk remedial dan beberapa lomba kesenian antar kelas.Biasanya saat kenaikan seperti ini sekolah kami mengadakan studi tour.

Rencananaya tahun ini akan pergi ke Sembalun salah satu pusat agrowisata yang terkenal di pulau Lombok.

Aku juga belum pernah kesana,ya…semenjak Ayah tiada aku dan Mama jarang keluar untuk jalan-jalan,Mama menikmati waktunya sebagai wanita karier sekaligus Irt untuk aku dan aku adalah anak semata wayang.Aku sangat menyanyangi Mamaku dia adalah wonder women versiku sendiri.

Aku mematung memandang surat pemberitahuan sambil melihat keluar jendela sekolah,agak bosan rasanya menikmati hari tanpa kegiatan, Lomba tingkat NTB juga masih lama.Aku melihat Verrel dari kejauhan,ehhh tunggu Verrel kesini.

“Permisi teman-teman hari ini adalah Lomba basket antar sekolah yang akan dilaksanakan pada jam 15.00,diharapkan kehadirannya ya untuk mendukung team basket sekolah kita.Terutama ketua klub ujar Verrel sambil menatapku,ya sedikit info aku adalah Ketua tim basket sekolah kami,dipilihnya pun asal karna pakai jalur prestasi aja jadi bisa ditebak berapa lama aku sering memperhatikan Verrel.

“Okkk”riuh kelas kami terutama para ciwi-ciwi terlebih si Aiko

“Helehhh”Aku mendengus kesal,mereka ribut amat seperti predator memperebutkan mangsa, saat melihat team basket terutama Verrel,kalau aku mah biasa aja karena sudah tahu kalau Verrel dan aku memiliki suatu hubungan walau baru akarnya saja,aku hanya melempar senyum saat dia memandangku.Naina yang memperhatikanku menatap heran.

“Kenapa lu Mey”

“Ngga ada”

“Liat Verrel”

“Semua juga ngeliat dia”aku berkilah

Wali kelas kami memasuki ruangan setelah Verrel and the gengnya keluar kelas kami,Wali kami menuliskan jadwal study tour dan kami akan dipasangkan dengan jurusan lain,mungkin ini mimpi di siang hari,kelasku dipasangkan dengan kelas Verrel yaitu 11c IPA,rasa senang di lubuk hatiku apa benar aku mulai merasakan cinta pada Verrel,ataukah sekedar rasa kagum pada wibawanya yang jelas aku tidak akan mengubur rasa ini terlalu cepat.Mungkin sebelum tamat aku bisa merasakan cinta anak SMA apa itulah,hehe.

Aku membaca selebaran destinasi wisata yang akan kita kunjungi yaitu Bukit selong sembalun,Desa beleq dan Air terjun mangku sakti.Study tour akan dimulai menjelang awal bulan Agustus.Surat pemberitahuan pun sudah dibagikan agar sesegera mungkin memberitahu orangtua. Aku dan Naina saling berpandangan tersenyum,membayangkan akan asyiknya study tour kali ini.Saat jam istirahat aku menuju lapangan basket karna klub basket akan berlomba aku membawa beberapa minuman dan kue dari kejauhan aku melihat Verrel sedang berlatih karna Lomba sebelumnya tim kami kalah telak,karna saat itu aku juga sibuk ikut Lomba sastra.

Aku memanggil mereka dan menyuruh untuk istirahat sejenak,”Mey kamu udah tau kan kalo kelas kita barengan study tour nya”tanya Verrel smabil minum.

“Ah masak”aku pura-pura bego dalam hati loncat loncat

“Masak kamu ngga tau”ucap Verrel sambil menyuap kue lapis

“Taukk”aku tertawa kecil,agak sepi hari ini karna Naina sibuk mengurus team tari yang juga akan lomba antar sekolah,jadi bisa dipastikan setelah semua Lomba selesai,barulah Study Tour akan berjalan.

“Mey…kapan-kapan kita mau dong dimasakin biar sehat”celetuk Satya

“Nahh setuju”sambung yang lain

“Aku nggak bisa masak lohh”ujarku bohong,padahal setiap libur aku yang masak,sarapanpun aku juga yang bikin setiap pagi.

“Ngga apa,apa aja yang kamu bisa deh”

“Mie instan aku bisa”ucapku diiringi gelak tawa mereka,teduh rasanya mereka sama sekali tidak membuatku murung aku bersyukur karna masih ada yang menghargai aku.

Verrel

Hai aku Verrel,aku adalah ketua tim basket SMA 4 Mataram,aku adalah fave ciwi-ciwi ,sombongggg….(Mey),Mey aku lagi synopsis ni”opppss sorry pake embel-embel fave ciwi-ciwi keberatan akunya.

Aku termasuk cowok yang lumayan popular looo,buktinya semenjak aku masuk di SMA ini,kakak kelas banyak yang nembak loo,aku mau…???nggaklah karna hatiku sudah dikunci untuk seseorang yang rahasia n Mey pun nggak boleh tau,”nanti aku kasi tau(author),jahat banget ni author.

Aku ikut club basket karna ada seseorang juga yang gimana ya bilangnya ,aku juga suka sih liatnya.

Aku adalah dua bersaudara kakakku sekarang sudah lulus kuliah dan membantu usaha keluarga kami,kecil-kecilan kok,aku berdarah Cina namun aku cinta Indonesia juga kok.

Sinopsis macam apa itu,kok rasanya sanjung diri sendiri(Mey)

Iyalah nggk boleh buang diri sendiri lohhh.

“Mey…kamu sudah pelajari belum team lawan”

“Sudah kok…lebih kuat kalian dari segi prestasi”

“Jangan sibuk dulu ya Mey”Verrel menatapku

“nanti kita kalah lagi”(hilih sok_author)

“Ok”ucapku menunduk malu diiringi bell masuk ,namun kali ini kami masig bebas diluar kan tahun ajaran baru.Ngopi-ngopi dulu.Walaupun tahun ajaran baru n nggak ngapa-nagpain kita nggak dikasi pulang.

Aku masih dilapangan basket sampai akhir jam pelajaran dan rencananya nggk pulang karna tim basket akan bertanding jam 3 disekolah kita.Aku duduk sambil mengantuk mempersiapkan segalanya tentunya guru-guru masih aktif.

“Mey makan dulu”ucap Pak Ali sambil nyodorin nasi bungkus

“Waduh repot amat Pak,nanti Mey ambil sendiri”

“Nggak apa kok”

Selesai makan bersama tim basket ,aku menuju kamar mandi untuk berganti pakaian dan melihat Aiko bersama Satya dari kejauhan mereka ada disekitar koridor kelas.Aku mempercepat langkahku karna sekolah sudah mulai sepi.Setelah selesai aku terkejut dengan Satya yang sudah ada didepan kamar mandi.

“Mey”

“Ehh bukannya latihan malah disini”ucapku menahan kaget

“Lagi ngomong tadi sama Aiko”

“Ohh begitu”aku sebenarnya bertanya-tanya apa yang mereka bicarakan ,tapi ya sudahlah Aiko kan banyak fansnya.

“Mey…aku boleh nggak minta nomor kamu”

“Boleh”

“Thanks”Aku dan Satya menuju lapangan basket dari jauh Verrel sudah menyorot aku dan Satya.

“Kemana sih”Verrel memegang tanganku dengan kuat

“Aku ganti baju”

“Kenapa bareng Satya”

“Aku ketemu tadi”

“Ketemu apa janjian”

“Ketemu”

“Okk”raut wajah Verrel nampak kesal

Waktu hampir menunjukkan pukul 15.00 dan murid dari SMA lain sudah datang and gilak…supoter mereka banyak banget,tapi aku tetap optimis.Aku harus membuat team basket menang.

“Wahh Kak Dinar datang juga ya”

“Iya Nih mau nonton juga”

“Iya Kak,,,semoga menang kali ini,karna Lomba kemarin gatot”

“Nggak apa Mey,kamu sudah hebat kok,aku sengaja milih kamu jadi pengganti aku karna aku yakin orang yang punya hati bersih lebih baik dari orang yang sekedar berprestasi.Dalam olahraga sportif dan kejujuran yang penting.Aku percaya kamu punya itu semua.

Aku tersenyum mendengar ucapan kak Dinar,senang rasanya diberi sebuah kepercayaan oleh orang lain.

Lomba akan dimulai sebentar lagi ,durasi waktunya adalah 4x10 menit,singkat kan.Aku memperhatikan wajah dari pemain sekolah lain,ada satu yang menarik perhatianku anak itu bertubuh lebih mungil dari teman lainnya namun dia sangat manis,aduhh apaan sih diamlah otak.

Pertandingan berlangsung singkat seperti yang aku katakan tadia antara terpukau dan fokus aku pikir semua berjalan cepat, team kami mencetak angka dengan mudah dan memberi kemenangan pada sekolah kami,aku tersenyum puas saat aku memberi pencapaian yang begitu memuaskan.

“Mana ucapan selamatnya”

“Gitu aja bangga”ujarku sambil merapikan tas

“Pelit amat”Verrel cemberut padaku

“Mey…pulang bareng yuk”Satya datang dari belakang

“Nggak usah…rumah aku deket kok”aku menolak tawaran Satya

“Kenapa sih,,,yuk”Satya menggaet tanganku

“Aku jalan aja bareng Verrel”ucapku sekali lagi

“Oke deh…aku duluan ya”ucap Satya dan kemudian berlalu

“Apaan sih si Satya…aneh”Verrel memperlihatkan wajah tidak suka

“Dia kan hanya nawarin aja,emang ada masalah apa sama kamu,aku mencoba memancing.

“Iya nggak apa sih,masak dia nggk ngerti aku lagi sama kamu.

“Aku sih malah curiga”

“Kok kamu curiga”

“Aku tadi kan pas sebelum lomba sempat ke kamar mandi dan dikoridor aku lihat dia bareng Aiko,nah karna Aiko suka sama kamu maka…

“Aiko suka sama aku,jangan nambahin cerita nggak jelas deh Mey”

“Aku bicara kamu potong”

‘Terus kenapa”

“Aku curiga mereka ada rencana,habisnya Satya kan jarang bicara terus tiba-tiba sama Aiko”

“Jangan diurusin kalo memang itu buat kamu nggak nyaman kalo diantara mereka ada yang macam-macam.biar aku yang urus”

“Ok”aku tersenyum mendengar pembicaraan Verrel

Seperti biasa aku dan Verrel berpisah dipersimpangan jalan.Sampai dirumah aku merebahkan badanku hapeku berdering dan sebuah nomor baru masuk

“Hallo Mey Ini aku Satya”

“Iya Satya… ada apa”

Satya:“Aku…emmm kamu sibuk nggak”

Mey:“Nggak sih”

Satya:“Aku gini”

Mey:”Iya…ngomong aja gpp

Satya:”Aku tadi itu sebenarnya mau ngomong sama kamu,Cuma ada Verrel”

Mey:”Kok kayaknya ribet amat sih Satya”

Satya:”Jadi gini…kamu pacaran nggak sama Verrel”

Mey:”Nggak…Cuma saat ini aku lagi deket aja”

Satya:”Ohhh tapi aku nggak masalah kan,nelpon kamu kayak gini”

Mey:”Nggak apa kok”

Satya:”Ok…makasi ya kalo gitu,aku tutup dulu.

Mey:”Iya”Aku menutup telepon dari Satya,dari nada bicaranya sepertinya ia ingin berbicara lebih,kenapa Satya tiba-tiba bertanya tentang aku dan Verrel hhhmmm ya sudahlah.Saat aku akan beranjak ke kamar mandi ada lagi panggilan dari nomor baru.

Halo

“Iya siapa ya”

“Aku Angga”

“Angga siapa ya”

“Dari SMA sebelah yang tadi lomba disekolah kamu”

“Ohh ya,,,ada perlu apa ya”

Angga:”Nggak aku mau ngobrol aja sama kamu”

Mey:”Ok jadi mau bicarain apa n kamu dimana dapet nomer aku”

Angga:”Kan ada di famlet lomba basket itu”

Mey:”Ohhh iya..(malu)aku nggak sampe kesana mikirnya

Angga:”Iya …aku coba hubungi dan nyambung jadi kamu lagi apa ?

Mey:”Aku baru aja istirahat,kamu sendiri?”

Angga:”Aku sama juga istirahat,btw kamu udah punya cowok nggak ?”

Mey:”Belum sih memang kenapa”

Angga:”Jadi nggak masalah aku deket sama kamu dong”

Mey:”Aku sih nggak masalah dekat sama siapa aja,tapi untuk saat ini aku lagi

Dekat sama teman sekolah aku,team basket juga”

Angga:”Yang penting kamu belum punya cowok”

Mey:”Iya betul sih,aku membenarkan ucapan Angga”

Angga:”Bagiku itu poin plus buat aku”

Mey:”Iya…mmm Ngga,aku pamit dulu ya,mau mandi”

Angga:”Ok”

Aku menutup panggilan Angga dan kemudian menscrool galeri hapeku,melihat profil team dari SMA sebelah dan mencari nama Angga,ehh dia cowok imut yang aku perhatikan tadi kok kayak kebetulan ya,aduhh aku bicara apa sih aku merasa menghianati perasaanku pada Verrel sepertinya aku mulai membuka hatiku pada Verrel,apa salahnya aku mencoba kali ini dan itupun kalau dia juga benar suka padaku intinya,aku nggak mau kepedean dulu.

Verrel

Menyukai seseorang itu memang mudah,sekarangpun bisa suka tapi yang terpenting dari semua itu adalah rasa itu bisa bertahan saat kita melihat sesuatu yang lebih dari orang lain yang mungkin hanya sekedar penghias hidup saja tak untuk menetap,disini aku akan jujur pada author bahwa aku menyukai Mey sejak aku ikut ekskul basket dan itupun sudah lama sekali,aku sempat dekat dengan beberapa cewek sebelum akhirnya menetapkan hati pada Mey,Mey cewek biasa yang unik dan cerdas sering tampil dalam lomba cerdas cermat,aku berfikir apa aku bisa mendekati gadis yang begitu aktif dalam berbagai bidang dan bingo akhirnya seperti dihubungkan saat menginjak kelas 11,Mey menjadi Ketua Club basket,lama bagiku untuk bisa berbicara dengannya akhirnya aku berusaha untuk berani padanya,tapi aku heran sikapnya agak dingin padaku,aku begitu lama berusaha meyakinkan Mey bahwa aku tulus padanya,sampai akhirnya aku mulai resmi mengejarnya.

Kulihat Mey sering tidak pede karna warna kulitnya,tapi bagiku apasih yang terpenting kan hati yang cocok,semoga Mey bisa percaya padaku.

Tgl 12 bulan July kami bersiap study tour,semua bebas duduk dimana saja sesuka hatinya,aku memilih untuk duduk di paling depan,namun aku tidak melihat Naina.Aku menoleh kekanan dan kiri melihat Naina duduk bersama Verrel,diiringi wajah Aiko yang dongkol,entah kenapa Aiko itu apa isi hatinya hanya untuk marah aja ,aku diam saja dan duduk ditempat semula sampai akhirnya aku melihat handphone dan sebuah whatsaap masuk.

Naina:“Kamu sini sama Verrel”

Me:“Aku ,,,malulah

Naina:”Aku sudah bilang cepet”

Aku tetap bergeming dan akhirnya Verrel tiba-tiba ada disampingku,aku benar-benar kaget aku menoleh pada Naina yang pura-pura tidur,aku meleleh kutu Naina,apa yang kamu perbuat.

“Lihat rutenya Mey”

“Ini”

“Grogi amat sih,kayak nggak pernah pergi berdua aja”

“Diem nanti semua denger”

Perjalanan di mulai dan aku mengantuk menikmati semilir angin Kota Mataram menuju ke Lombok Tengah.Suasana yang berbeda saat kita di Kota menuju Desa.

Angin dingin mulai menyelimuti tubuh,aku tak henti curi pandang pada Verrel aku sepertinya mulai menyukai dia.Aku berpura-pura menunduk saat dia menoleh,Buehehehehe….

Tujuan pertama adalah Bukit Selong Sembalun,kedua Desa beleq dan terakhir Air Terjun Mangku Sakti.

Nah untuk yang belum tahu daerah diatas aku akan menjelaskan satu persaatu sembari memakan kwaci.

Bukit Selong Sembalun tepatnya berada dikaki gunung Rinjani,Bukit ini memiliki daya tarik yang sayang untuk dilewatkan karena wisatawan dapat melihat pemandangan luar biasa saat berada disini. Aku terengah saat menapaki anak tangga,namun terbayarkan dengan hamparan sawah yang hijau deretan perbukitan disini kita bisa melakukan trekking dan juga ada tempat ngopi dan fasilitasyang sudah modern.Teman-temanku tak henti-hentinya berswafoto.Kunjungan kami singkat karna akan ada dua tempat lagi yg akan kami kunjungi.

Aku rada-rada kesal saat teman-teman geng Aiko menggoda Verrel mereka merebut Verrel seperti makhluk kanibal.Aku bergidik sendiri,ingat tidak cemburu ya,karna aku dan Vey sama sekali belum pacaran,kenapa jadi pede begini ya,Tuhannnn……….

“Sorry ya,aku ngga bisa nolak”

“Gpp”

“Kok sinis gitu”

“Biasa aja kok…bikin kesel aja”

“Cemburu ya”

Aku mengabaikan Verrel dan menuju kembali kedalam BUS

“Mey….”Aku terus jalan cepat agar tak tersusul Verrel ,jalanku jadi mirip curut.

“Segitunya Mey”Verrel kembali tersenyum,sambil merebut headset di telingaku.

Sembari menikmati aroma dinginnya Sembalun aku terdiam dan pura-pura tiduran yang nyatanya tempatnya nggak jauh dari Bukit Selong Sembalun.

Welcome to Desa Beleq

Nah disini aku ngeguide lagi ya mantemanku Desa Beleq merupakan cikal bakal masyarakat Sembalun,Kabupaten Lombok Timur dari desa itu awal masyarakat Sembalun disini terdapat tujuh rumah adat tradisional dan 2 gelang atau tempat penyimpanan harta benda dan satu Bale yang digunakan untuk beribadah yang disebut dengan pasak gumi,rumah adat itu terbuat dari jerami atau daun ilalang yang berdindingkan anyaman bamboo.Lantainya dari tanah yang ditinggikan dari tanah setelah dilapisi kotoran sapi.Untuk masuk dan keluar rumah,harus menunduk setelah menaiki tujuh tangga.

“Ihh apaan nih…jijik banget”Aiko memandang kearah kotoran sapi

“ Makan tuh Ai”ucap Satya sambil tertawa

“Luu aja yang makan supaya pinter”

“Luu yang bego”

“Enak aja kalo ngomong”Aiko berlalu diiringi tawa teman-teman Satya.

Setelah puas memotret dan membuat coretan untuk bahan kliping aku istirahat didalam Bus.

“Meyyy…Verrel nggak bareng kamu”

“Dia masih diluar…direbutin sama kanibal dari kelas kita.

“Idihhh kamu kebangetan deh Mey”

“Oiya weekend ini kapan-kapan jalan yuk”tawar Satya padaku

“Aku ikut”ucap Verrel dari arah pintu Bus

“Aku hanya mau sama Mey…masalah buat kamu”

“Masalah..kamu mau nikung”

“Ehhh jelas-jelas aku yang ajak duluan…nikung dari mana,kamu emang siapanya Mey ada hak larang aku”

“Aku memang bukan siapa-siapa,tapi nanti akan jadi siapa-siapa”ucap Vey tegas dan membara wajahnya memerah karna kesal.

“Belum juga kan,sekarang tanya Mey aja”

“Aku sibuk Satya,,,lain kali aja

“Ok aku tunggu kabarnya ya Satya berlalu dan kembali ketempatnya di kursi paling belakang.

Aku berpura-pura memainkan ponsel dan direbut Verrel,”Kamu mau pergi sama Satya”

“Enggak…nggak tau juga”

“Aku ikut pokoknya”ucapnya sambil memasang wajah sendu

“Okkk…”ucapku pelan,aku yang bahkan ngga ada rencana untuk keluar sama Satya mengiyalkan saja pada Verrel agar dia diam.

“Mey foto yuk” Verrel mendekatkan kepalanya padaku aku benar-benar grogi dan kaget tapi tetap tersenyum.

Saat menuju tempat terakhir yaitu Air terjun mangku sakti kami disuguhkan dengan pemandangan hamparan kebun stroberi dikiri dan kanan jalan karna pas bulan Juli yaitu bertepatan dengan masaknya buah stroberi,kami diizinkan sebentar untuk kesana dan panen stroberi,biaya masuknya juga murah dan bisa petik sendiri.Kalo bawa pulang hitungnya perkilo ya,Verrel membuntutiku kesana kemari dan tanpa ragu dia mengajakku berfoto.Di tempat lain aku melihat Naina yang memberiku jempol.Aku dan Vey tertawa bersama melihat pose yang lucu-lucu.

Nah sekarang kita sudah di Air Terjun Mangku sakti disini airnya tidak berwarna jernih melainkan hijau toska hal tersebut karna campuran belerang. Airnya dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit namun tidak disarankan mengambilmengambil lumpur belerang yang ada didalam air terjun aliranya dari kokoq putra yang airnya berasal dari danau segara anak sekian dulu ya tour nya hihihi

Kami akhirnya beristirahat di sebuah rumah makan yang sekaligus memiliki tempat edukasi.

Aku bersama Verrel menikmati makanan yang fresh banget ya karna sayuran nya pun dipetik langsung dan diolah menjadi santapan kami. Dari kejauhan tampak Satya mendatangiku

“Mey nanti aku antar pulang”ucap Satya menghampiriku

“Ehhh nggak usah repot-repot ada aku”Verrel memotongnya

“Rese banget sih lu dari tadi,aku ngomong sama Mey,kamu terus yang jawab”

“Suka aku punya bacotlah”

“Gimana Mey”

“Aku sama Verrel aja Satya,mungkin lain kali ya”aku menjawab sesopan mungkin

“Ok ..thanks”

“Sialan banget sih Satya”

“Vey…kamu kok ngomong gitu”

“Biarin…masak dia nggak ngerti aku lagi sama kamu,ngejer kamu…..Verrel terdiam sambil merenungkan sesuatu.

Aku hanya terdiam…”Iyesss dia ngaku juga”

“Makan lagi Mey”ucapnya tersipu

Setelah makan kami kembali menikmati indahnya panorama Sembalun dan aku ke wc sebentar,letaknya agak jauh dari tempat makan aku sengaja milih yang agak jauh karna ramai didepan tadi,memang wc umumnya juga lumayan berjarak,mungkin agar nyaman ya kita makannya, dapurnya pun jauh dari restonya pokoknya top banget dah.

“Anak-anak sudah waktunya kita pulang ya,pastikan tak ada yang tertinggal”

“Baik Pak”

Sambil berdendang aku keluar wc namun,beberapa kali ku buka handle pintunya tak bisa,”Bercanda keles…ayo dong kebuka”aku terus menggoyangkannya sambil menggedor pintu wc berharap ada yang mendengar.aku melirik ponselku”Bagus pas sekali sinyal ngga ada”persis film horror.

Sementara itu semua anak mulai memasuki Bus mereka masing-masing,nampak Verrel yang celingak celinguk mencari sesuatu.Semua duduk di kursi masing-masing.

“Verrel ada apa”

“Maaf Pak,saya belum lihat Mey”

“Mungkin lagi sebentar dia datang,kamu masuk aja dulu”Verrel menurut dan menunggu sambil memencet hapenya.

“Pak…kok lama banget sih Mey itu …kemana aja…apa nggk tau jadwal pulang”!!!omel Aiko

“Tadi ada yang lihat terakhir dimana”tanya Pak Guru

“Tadi sih setengah jam lalu sama saya Pak,setelah istirahat saya nggak lihat lagi”ujar Verrel

“Ayo kalo gitu kita cek dulu”

“Mending kita tunggu aja Pak”ujar Aiko

“Tunggu gimana ?kalao ada apa-apa kan kasian Aiko”

“Kalian aja yang cari aku malas”ujarnya seenaknya

Mereka semua kembali turun ketempat tadi namun tidak melihat Mey,nampak Naina menelpon nomor Mey,namun nihil nggak nyambung.

Mereka menyisir tempat namun melewatkan wc yang jauh dibelakang,.

“Nggak ada Pak”

“gimana nih”

Kami semua putus asa mencari Mey, aneh banget... Mana mungkin Mey seperti ini tiba-tiba menghilang.

Sebagian dari kami masih beristirahat dan tanpa dikomando aku menyuruh sebagian teman-teman menunggu di Bus hanya beberapa yang aku suruh untuk membantu, terutama Naina.

Aku benar-benar bingung dan merenung tumpah ruah isi hatiku dengan kejadian ini, sementara itu disisi lain Mey mulai merasa lelah dan sesak. Kalau mati disini benar-benar deh seperti rasanya memang ia tak memiliki teman yang menyadari bahwa ia tidak ada.

“Tok tok tok”

“Tolong !!! Siapa diluar” teriak Mey

Pintu terbuka seorang pria yang kira-kita berumur 30 an berwajah lumayan tampan melihat Mey yang kakinya gemetaran, meskipun hanya setengah jam., karna ruangan yang sempit membuat Mey banyak kehabisan tenaga.

“Makasih banyak Pak”

“Syukur aku ada niat kebelakang kasi makan ikan dek”

“Saya nggak tau Pak, pintunya nggk bisa terbuka”

“ Itu dikunci dek, ada yg sengaja kunci”

“Saya sama sekali nggak tau siapa yang berbuat begitu Pak”

“nggak apa kok, ayo kita cari rombongan kamu”

Saat akan bangun Mey terjatuh kakinya terlalu lemah dengan izin Mey si Bapak yang wajahnya lumayan itu menggendong Mey dan saat nampak kerumunan anak yang pertama Mey lihat adalah wajah Naina dan Verrel.

“Mey apa yang terjadi”tanya Naina

“Ada yang sengaja kunci teman kamu”

“yang bener Pak”tanya Pak guru

“Iya Pak, untung saya ada niat kasih makan ikan jadi saya ke belakang dan lihat ada pintu yang terkunci dari luar karna biasanya ngga ada yang kunci pintu di kamar mandi belakang jadinya saya coba gedor dan ada orang”

“Terimakasih Pak “

“Sama-sama “ujar si Bapak yang ternyata anak pemilik restoran tempat kami makan.

“Mey kamu kok ke kamar mandi sampe di ujung kulon”

“ Di tempat biasa rame banget jadi aku kesana”

“ Kita semua nggak nyari sampe sana tadi”ujar Naina

“Maafin saya Pak “ujarku pelan

“Bukan salahmu Mey”

Verrel menggendong ku hingga Bus, aku mirip artis jumpa fans saat teman-teman ku memandangiku dari kejauhan.

“Ini ni yang kita tunggu dari tadi”ujar Aiko tiba-tiba

“Aku yang tak kuat hanya diam dalam gendongan Verrel

“Bisa diam nggak sih!!! Elu nggak liat Mey kondisinya kayak begini , lagi pula apa lucu ngunci teman dikamar mandi, kalo mati gimana. ?

“ Lebay banget sih kamu Verrel”

“Eh Aiko lebay gimana maksud kamu, kamu nggk liat kondisi Mey” ujar Satya menimpali

“ Tenang anak-anak dengar ya, besok Bapak akan cari tahu siapa yang mengunci Mey , jika ada diantara kalian maka sangsinya akan berat”ucap Pak Guru lalu duduk di Bus sambil kembali mengecek semua murid.

Verrel terus memegangi Mey tanpa peduli beberapa orang berbisik tentangnya.

“Apa mereka pacaran ya”

“Sssttt diamlah”

Aku hanya terdiam sambil menutup mata erat-erat, badanku sangat lelah dan lemah. Terlebih aku sedih karna ada yang tega melakukan itu padaku. Tak terasa air mata membasahi pipiku.

Verrel menoleh dan mendehem perlahan.

3.Sang Pemberi semangat

Aku masih meringkuk diatas kursi bus sambil terus membayangkan apa yang terjadi hari ini.

Aku membuka mata perlahan menatap Vey yang tampaknya khawatir dengan keadaan ku. Sungguh aku ingin berbicara namun aku tak kuat lagi.

Waktu yang lumayan lama dari tempat wisata menuju sekolah membuatku semakin merasa sakit di dadaku. Air mataku terus meleleh dan dengan lembut Verrel menghapusnya dengan tisu.

"Sabar ya Mey... lagi sebentar sampai kok"

Semilir angin tak mampu ku nikmati sepanjang perjalanan, malah angin membuatku tambah lemah.

Sesampainya disekolah Verrel dan Satya membopongku ke ruang UKS.

Setelah memberiku beberapa vitamin dan istirahat sekitar 1 jam, kondisiku mulai lebih baik lagi.

"Kamu sudah mendingan Mey" Verrel datang dari ambang pintu.

"Iya ... lumayan Vey"

Verrel duduk di sisi kasur UKS dan menatapku lekat.

"Awas aja kalo aku tau siapa yang lakuin ini ke kamu.

" Nanti aja bahas itu Vey, mending kita pulang yuk"

"Oiya sih... udah sore banget ini, aku lapor dulu ke Pak Guru ya"

"Ok"

Setelah mengecek kondisi ku, aku diizinkan pulang oleh petugas UKS.

"Vey... nanti jangan cerita apa-apa ya sama Mama"

"Iya"

"Besok aku kayaknya belum bisa masuk deh"

"Iya... cepat sehat ya"

Di rumah Mama tidak nampak, sepertinya dia jalan-jalan.

"Vey... Mama nggak ada"

"Bagus dong... ayo kita masuk"

"Aneh-aneh... mending kamu pulang gih"

"Bercanda kok Mey"

Verrel berlalu dan akupun masuk dengan mengambil kunci cadangan di bawah pot bunga.

"Serius aku nggk boleh masuk Mey"

Aku melambaikan tanganku dan masuk ke dalam rumah.

Aku tidak melihat tanda Verrel meninggalkan rumah dan malah melihat seseorang berbicara padanya.

"Mama"

Lama aku melihat Verrel dan Mama berbincang. Aku menatap dari jendela kamar tamu dengan resah gelisah,semoga saja Verrel tidak bercerita apapun.

"Mama kemana aja"aku bertanya padanya bahkan saat Mama belum duduk.

" Belanja sebentar"

"Kenapa Verrel kamu nggk kasih masuk"

"Nggak enak lah Ma"

"Iya juga sih"

"Itu Mama sudah tau"

Mama tersenyum dan berlalu sambil menenteng belanjaannya.

Aku rebahan sambil memikirkan Verrel, begitu baik padaku,perhatian, apa benar dia serius padaku, gimana menurut author.

Aku telah meminta izin pada guru agar tidak masuk dulu kesekolah

Mama yang bingung karna biasanya aku jarang sakit.

Namun setelah bertanya beberapa kata, dia berlalu dan bersiap untuk kerja.

Benar-benar bosan dirumah aku menyalakan TV dan mematikannya lagi.

Kembali aku mengingat siapa yang ada disekitarku saat aku terkunci di wc umum itu., namun sama sekali pandangan itu kabur dan aku menghela nafas, selesai itukah orang itu hingga melakukan itu padaku, apakah dia tidak berfikir bahwa akibatnya bisa fatal.

Apalagi mengingat kondisi kamar mandi yang sempit dan pengap itu. Ku lirik jam masih pukul 09.00

Kenapa di rumah waktu sangat lambat, sedangkan disekolah begitu singkat.

Aku telah meminta izin pada guru agar tidak masuk dulu kesekolah

Mama yang bingung karna biasanya aku jarang sakit.

Namun setelah bertanya beberapa kata, dia berlalu dan bersiap untuk kerja.

Benar-benar bosan dirumah aku menyalakan TV dan mematikannya lagi.

Kembali aku mengingat siapa yang ada disekitarku saat aku terkunci di wc umum itu., namun sama sekali pandangan itu kabur dan aku menghela nafas, sekesal itukah orang itu hingga melakukan itu padaku, apakah dia tidak berfikir bahwa akibatnya bisa fatal.

Apalagi mengingat kondisi kamar mandi yang sempit dan pengap itu. Ku lirik jam masih pukul 09.00

Kenapa di rumah waktu sangat lambat, sedangkan disekolah begitu singkat.

Tak lama kemudian pintu terdengar di ketuk, aku bergegas mengintip dari balik gorden perlahan ku sibak dan ehhh... Kak Dinar mantan ketua tim basket serta anak-anak basket juga.

“Kak Dinar apa kabar”

“Baik.... Katanya kamu yg sakit ya”

“Sudah mendingan kak, walaupun masih agak pusing sih”

“Iya Kakak sudah dengar ceritanya kok dari Verrel sama anak yang lain juga”Kak Dinar duduk di kursi tamu.

“Hah aku juga heran Kak, semua di luar dugaan kalau saja ngga ada tuh pegawai resto disana, sampai kapan lah aku diam disana, anehnya sinyal lagi ngga ada,,, horror kan”

“Wajarlah Mey, itu kan pegunungan”sahut Pandu

“Iya sih tapi kan di luar masih ada satu atau dua butir sinyal” timpalku pada Pandu

“Telur kali butir”Verrel terkikik

“Kalian sudah pada izin”

“Sudah... Mana berani pada nggk kasih izin kita”ujar Satya

“Kau ini,,, kan kk Dinar yg minta izin buat kita”sahut Pandu lagi

Kak Dinar memang the best deh ,,, perhatian banget, terharu aku sama dia. Mereka semua sahabatku seperti keluarga kedua yang kumiliki team basket ku yg kelihatannya cuek tapi perhatian padaku. Aku merasa bersyukur memiliki mereka.

Setelah dua jam disini mereka akhirnya kembali lagi ke sekolah, “yah tunggu bentar aja napa, biar pas sampe sekolah sudah jam pulang”sahut Pandu.

“Segitu aja Pandu”Verrel menimpali , sambil berlalu Verrel memberi pesan padaku”ingat ya istirahat yang cukup, nanti malam aku berkunjung lagi”.

Aku tersipu pada Verrel, aku menyukai Verrel. Ini benar-benar membahayakan.

“Mey cepat sembuh dan bisa kumpul lagi sama kita ya”kata semua team basket

Aku mengangguk dan tersenyum.

Senja segera tenggelam dan meruntuhkan segala kenangan pagi , kemudian sembari menonton televisi aku mendengar suara pintu ruang tamu dibuka.

“Mah sudah pulang”

“iya Mey, Mama mau masak dulu ya”

“Jangan Ma, tadi teman-teman Mey kesini mereka bawa banyak makanan”, aku menunjuk meja makan yg sekaligus tempat nonton TV.

“Ihhh baik sekali kawan-kawan kamu Mey,, Mama kira kamu nolep”

“Mama ini... Yuk Ma... mending kita makan aja dulu”

“Ok”

Aku lupa dengan ucapan Verrel yang akan berkunjung kerumah, aku segera istirahat sambil melihat layar ponsel, ada pesan dari Verrel.

Vey :

Mey,,, sorry aku nggk bisa datang ya

Ada acara ultah kk aku ni

Me :

Baik Vey,,, have fun ya

Vey :

Nggak marah kan

Me :

Nggk lah...

Vey :

Jaga diri ya,, jangan lupa makan yg teratur

Istirahat yg cukup

Saat ingin membalas pesan Verrel, tiba_tiba ponselku berdering.

“Halo mey “(vey)

“Iya”

“Kamu baik kan” (Vey)

“Iya kok”

“Aku khawatir lo ama kamu, n ngerasa bersalah nggk jadi jenguk kamu”(Vey)

“Nggak apa kok”

“Besok masuk nggk”(Vey)

“Belum deh Vey”

“ Y udah kalo gitu... Pulang sekolah aku kesana lagi ya”(vey)

“Baik”

Aku menutup panggilan sambil tersenyum,,, happy deh ada semangat yang membara dalam hatiku yang telah lama membeku.

Thankyou.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!