BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM...
#DENDAM MEMBAWA CINTA#
Hari makin sore dan awan mulai mendung, tetapi wanita cantik yang memakai hijab itu tetap menjalankan motor metiknya untuk menyusuri jalanan.
Della Razeta Tsabina adalah mahasiswi Kedokteran semester 3 yang mendapatkan beasiswa karena kepintarannya. Ia wanita berhijab cantik, putih, dan senyumannya yang sangat manis. Membuat banyak mahasiswa di universitasnya mengidolakannya.
Della mempunyai Ibu yang sangat baik dan penyabar yang bernama buk Tiwi. Dan mempunyai kakak laki-laki yang bernama Andri.
Sedangkan Ayahnya sudah meninggal dunia pada usia Della belum genap 15 tahun. Beliau mengidap penyakit kanker stadium akhir dan tak bisa diselamatkan lagi.
Dari hari itulah hidup Della berubah. Ibunya yang banting tulang mencari uang untuk menghidupi kebutuhan keluarganya. Apalagi kakaknya alias Andri kuliah Kedokteran.
Walaupun Andri mendapatkan beasiswa, tapi tidak semua biaya di tanggung oleh pihak kampus. Membuat Andri Pernah berniat untuk menghentikan kuliahnya, tetapi buk Tiwi tidak setuju dengan hal itu.
Sampai akhirnya Andri menjadi dokter dan bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Dengan Andri yang sudah bekerja membuat ia mengambil alih buk Tiwi sebagai kepala rumah tangga.
Walaupun begitu Della tak pernah mau membebankan Abangnya itu, karena ia tau bahwa Abangnya juga punya tanggung jawab di keluarga barunya.
Dengan sebab itu, della mencari uang sendiri dengan cara bekerja menjadi guru les di setiap rumah yang membutuhkan jasanya.
***
"Aduh... dingin banget padahal masih jam setengah enam, apa gara-gara mau turun hujan ya," gumam Della yang sedang mengendarai motornya sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.
Sesampainya di rumah Della bergegas memarkirkan motornya dan segera masuk ke dalam.
"Assalamu'alaikum..." salam Della ke penghuni rumah sambil mengedarkan pandangannya yang tak tampak siapapun di dalam rumah tersebut.
"Waalaikumussalam..." jawab Shinta(istri Andri) yang baru keluar dari kamarnya sambil menutup lagi pintu kamarnya.
"Ke mana semua orang ?" tanya Della.
"Ibu lagi masak di dapur, mungkin ibu nggak dengar kalau kamu sudah pulang," ucap Shinta.
"Ya udah Mbak, Della mau masuk kamar dulu," pamit Della seraya masuk ke dalam kamarnya. Membuat Shinta mengangguk dan masuk kembali ke kamarnya.
Setelah membersihkan diri, Della keluar dari kamar, dan melangkahkan kakinya menuju dapur untuk membantu Ibunya memasak.
Sampai di dapur Della langsung menghampiri ibunya yang terlihat sedang memasak sesuatu. "Bu, Della bantu masak ya.. ?" tawar Della membuat buk Tiwi menoleh ke arah Della.
"Nggak usah..." tolak buk Tiwi. " Mending kamu cuci piring yang kotor itu!" ucap buk Tiwi sambil menunjukkan piring-piring kotor yang ada di tempat cucian.
"Waduh harumnya masakannya..." ucap Andri yang tiba-tiba muncul di dapur sambil mengendus masakan ibunya dari belakang.
"Andri kapan kamu pulang ?" tanya buk Tiwi yang melihat Andri yang masih mengendus aroma masakannya.
"Baru aja Bu," jawab Andri.
"Kok langsung ke sini ?, nggak langsung mandi ?" tanya buk Tiwi. "Lebih baik kamu bersihkan badanmu terlebih dahulu baru ke sini !." perintah buk Tiwi membuat Andri memelas.
"Sebentar aja Bu, Andri mau mencicipi masakan Ibuku tercinta," timbal Andri sambil mencium pipi kiri buk Tiwi.
"Alasan saja kamu nih, cepat mandi sana !!" suruh buk Tiwi sambil mencubit lengan anaknya. Membuat Andri menjerit kesakitan sambil memegang lengannya yang sudah di cubit oleh ibunya.
"Ada apa ?" tanya Sinta sambil berjalan ke arah dapur.
"Tuh suami Mbak goda Ibu terus lagi masak," ujar Della sambil menunjuk kakaknya yang masih lagi kesakitan.
"Ada-ada aja mas ini," ucap Sinta sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ya udah sana mandi trus pergi ke Masjid shalat !! Sebentar lagi udah mau masuk waktu Magrib," ucap ibu Tiwi lagi menyuruh anaknya.
"Ya udah Andri mandi dulu," ucap Andri langsung pergi menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.
"Sinta, Della, kalian siapin makanannya ke meja makan ya !! Setelah itu kita shalat Magrib sama-sama !!" pinta buk Tiwi seraya melangkahkan kakinya pergi dari dapur.
"Baik Bu.." ucap serempak keduanya.
Selepas sholat.
Setelah semuanya selesai shalat Magrib, mereka semua berkumpul di ruang makan untuk makan malam bersama.
"Mbak Shinta di mana Putri(anak Andri dan Shinta) ?" tanya Della.
Dia lagi di rumah eyangnya(ibu Shinta)," jawab Shinta yang melanjutkan makannya.
"Pantesan Della nggak lihat dia dari tadi selepas pulang ngampus. " ucap Della lagi.
"Iya, katanya dia kangen eyangnya," jawab lagi Shinta.
"Mari kita makan !!" ucap buk Tiwi.
Selang berapa menit...
"Semuanya ada yang Andri mau bicarakan !!" ucap Andri menghentikan makannya membuat semua orang juga berhenti memakan makanannya.
"Apa yang mau kamu bicarakan ?" tanya buk Tiwi.
"Besok lusa Andri mau pergi ke Bogor disuruh sama kepala rumah sakit untuk mengurus masalah di sana.." jelas Andri.
"Trus mbak Shinta ikut ?" tanya Della.
"Iya, sekalian bawa mereka liburan, kan Abang nggak pernah bawa Mbakmu liburan," jelas lagi Andri.
"Yahh, jadinya sepi dong di rumah," dengus Della sambil memanyunkan bibirnya.
"Makanya nikah biar ada yang nemenin nggak kesepian mulu," ejek Andri yang membuat Della tambah memanyunkan bibirnya.
"Abang nih... sebut nikah aja, Della kan masih mau sekolah, dan umur Della juga masih muda untuk masalah seperti itu," ucap Della sambil cemberut.
"Udah jangan berantem mulu, cepat habiskan makannya !!" lerai buk Tiwi.
Setelah semua selesai makan malam Shinta dan Della mencuci piring-piring yang kotor dan membereskan sisa makanannya. Sedangkan Andri dan buk Tiwi pergi ke ruang keluarga untuk sekedar mengobrol.
***
Semua pekerjaan sudah beres. Akhirnya Della masuk ke kamar dan merebahkan badannya ke kasur, meregangkan otot-ototnya yang kaku karena seharian ini dia full di kampus untuk mengurus tugasnya yang numpuk dari dosen killer.
"Aduhh ngantuk banget," gumam Della membaringkan tubuhnya di kasur sambil memejamkan matanya.
Tak lama kemudian Della akhirnya terlelap tanpa membaca doa sebelum tidur.
***
"Saya bukan pembunuh !! Saya bukan pembunuh !!" teriak Della dengan terbata-bata karena sudah dicekik oleh seseorang.
"Kamu adalah seorang pembunuh Della. Aku benci kamu, aku jijik melihat wajahmu yang sok polos tanpa dosa," ucap seseorang yang mencekik leher Della.
Hiks...hiks...hiks...
tangisan Della yang sudah tersedu-sedu karena cekikannya sangatlah kuat.
"Tolong lepaskan saya !! Saya bukan pembunuhnya !!."
"BOHONG !!" ucap seorang tersebut yang ingin menampar Della.
____
"Tidak..." teriak Della yang bangun dari mimpi buruknya.
Buk Tiwi yang mendengar suara anaknya teriak-teriak dari dalam kamar langsung menghampiri Della.
"Ada apa sayang ?" tanya buk Tiwi sambil memberikan air putih kepada anaknya. Della yang diberikan air putih langsung meminumnya setelah mengucapkan bismillah.
"Della mimpi buruk Bu..."
"Lagian kamu tidur sebelum sholat Isya. Orang itu tidur selepas sudah sholat Isya."
"Maaf Buk Della tadi kecapean, jadinya nggak sadar kalau udah tidur pulas. Tapikan Bu... Della merasa bahwa mimpi yang tadi kayak nyata."
"Mimpi itu sekedar bunga tidur saja, sekarang kamu ambil air wudhu dan pergi sholat !!" suruh buk Tiwi yang dijawab anggukan oleh Della.
BERSAMBUNG...
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM...
#DENDAM MEMBAWA CINTA#
Della Bagun dengan melirik jam yang ada di kamarnya, dilihatnya jam sudah menunjukkan jam 04:15.
Della langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak lupa Della melakukan tugasnya sebagai seorang muslim yaitu menunaikan ibadah sholat Subuh setelah mandi. Setelah itu Della membereskan kasurnya yang agak sedikit berantakan. Dan keluar menuju dapur untuk membantu ibunya untuk membuat sarapan.
Della yang sudah berada di dapur langsung terjun untuk membantu ibunya memasak.
***
Sedangkan Andri dan Shinta sedang membereskan pakaiannya untuk dimasukkan ke koper. Tak lupa Shinta juga memasukkan beberapa pakaian anaknya ke dalam koper.
Selang beberapa lama, akhirnya sarapannya sudah jadi. Buk Tiwi memangil Andri dan Shinta untuk sarapan bersama.
Sedangkan Della lagi sedang menaruh hasil masakannya di atas meja makan. Tak lama terlihat Shinta yang sudah datang dan langsung duduk.
"Loh di mana Andri ? Kenapa belum ke sini ?" tanya buk Tiwi yang melihat Shinta datang hanya sendirian.
"Mas Andri masih ada di kamar," jawab Shinta. "Tuh kan mas Andri udah datang," lanjut Shinta bicara yang melihat Andri baru datang.
"Ada apa ?" tanya Andri keheranan, karena ia baru datang sudah diomongin.
"Nggak ada, mending kalian pada duduk trus sarapan !!" perintah buk Tiwi seraya duduk di meja makan.
Semua yang ada di meja makan khusuk untuk sarapan, tapi.. tiba-tiba della mengejutkan semua orang karena ucapannya.
"Astaghfirullah'halazim, Della udah telat ke kampusnya," ujar Della menepuk jidatnya. Sambil melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan bahwa Della terlambat ke kampusnya.
"Emangnya kamu kuliah jam berapa sekarang ?" tanya Andri yang melihat adiknya.
"Jam 7 pagi," jawab Della.
"Yaudah Della berangkat ke kampus dulu ya Bu, Bang, Mbak, assalamu'alaikum..." pamit Della sambil mencium tangan mereka semua.
"Wa'alaikumussalam..." ucap serempak ketiganya.
Della yang sudah bangkit dari duduknya langsung keluar bergegas mengambil motornya, dan melajukanya menuju ke kampus.
kenapa aku harus telat sih, mana dosen killer yang ngajar lagi. Gerutu Della yang lagi mengemudi motornya dengan cepat tapi tidak terlalu ngebut.
Tiba-tiba dari arah yang berlawanan ada sebuah mobil sport melaju dengan kecepatan tinggi dan akhirnya...
Duakkk...
"Argghhh.. aduhh," pekik Della terjatuh dari motornya yang kesakitan.
Seorang yang menabrak Della menggunakan mobil itu, akhirnya keluar melihat keadaan Della yang sudah terjatuh.
"Anda tidak papa ?" tanya orang tersebut mengulur tangganya, tetapi Della langsung berdiri tanpa menerima uluran tangan pria tersebut.
"Ahh nggak kok Tuan," kata Della.
Terlihat di dalam mobil tersebut, ada seorang juga yang masih ada di mobil tersebut dengan gaya angkuhnya, tapi dia terlihat sangat tampan mengunakan jas rapi dan memakai kacamata hitamnya.
"Brayen cepat !! Saya sudah terlambat meeting," ucap lelaki itu memerintah laki-laki yang ada di luar tadi.
"Baik Tuan," ucap Brayen dengan nada tegasnya.
"Maaf nona saya harus pergi dulu, ini kartu nama saya. Hubungi nomor yang tertera di kartu ini bila ada kerusakan di motor Anda," seraya memberikan kartu namanya.
"Ah.. iya Tuan," jawab Della.
Setelah itu, mobil sport itu melaju dengan kecepatan sedang melewati Della yang masih ada di tempat tadi.
"Alhamdulillah untung nggak kenapa- kenapa motor kesayanganku," gumam Della yang menepuk-nepuk jok motornya.
***
Di kampus.
Sesampainya di kampus, Della langsung memarkirkan motornya dan berlari ke arah kelasnya.
Hoshoshos...
Suara nafas Della yang tidak beraturan karena kelelahan sedari tadi lari menuju kelasnya.
"Permisi Mister, maaf saya terlambat," ucap Della seraya mengetok pintu kelasnya. Membuat dosen yang ada di dalam tersebut melihat Della dengan tatapan dingin.
"Keluar !!." tegas dosen killer tersebut menyuruh della untuk keluar.
"Tapi Mister saya..." belum sempat Della melanjutkan kata-katanya sudah dipotong oleh dosen tersebut.
"Saya bilang keluar !!." perintah lagi dosen itu sambil mengangkat tangannya menyuruh Della pergi dari kelas.
"Baik Mister..." ujar Della lemas dan meninggalkan kelasnya.
Della yang tak tau harus ngapain akhirnya berjalan ke arah kantin untuk membeli minuman, karena ia sudah sangat haus sedari tadi.
Ya Allah baru kali ini aku terlambat ke kampus dan nggak ikut pelajaran. Lemah Della sambil duduk di kursi kantin.
ini gara-gara mobil barusan. Gumam Della.
"Astaghfirullah'halazim kok aku jadi ngezolimin orang sih maaf ya Allah." sesal Della.
"Mbak ini minumannya," ucap pelayanan kantin yang datang membawakan minuman.
"Oh ya makasih ya Mbak," ucap Della tersenyum ke arah pelayan itu.
"Sama-sama Mbak, kalau gitu saya permisi dulu," pamit pelayan tadi meninggalkan Della yang sendirian dari tadi.
Tak butuh waktu lama Della langsung meminum es yang sudah di pesannya tadi. Di arah kejauhan tampak lelaki menghampiri Della dan menyapanya.
"Hai boleh saya duduk di sini ?" tanya lelaki tadi yang menghampiri Della.
"Ah iya silahkan kak," sambil mempersilahkan lelaki itu duduk.
"Makasih."
"Iya"
Pria itu Langsung duduk berhadapan dengan Della. "Kok kamu di sini ? Nggak masuk kelas ?" tanya lelaki tersebut agak sok akrab.
"Saya terlambat tadi, jadi nggak di kasih masuk, kalau kakak kenapa nggak masuk juga ?" tanya Della balik nanya.
"Baru selesai tadi."
"Ohhh"
"Ngomong-ngomong kamu anak kedokteran ya ? Kalau nggak salah semester 3 ?" tanya lelaki tersebut tambah sok akrab.
"Ohh iya kak, tapi kok kakak tau ?"
"Saya sering lihat kamu di fakultas Kedokteran, trus sering juga lihat kamu di sini jadinya saya tau, tapi kita nggak pernah ketemu," jelas lelaki itu.
"Ohh ya, kalau kakak sendiri jurusan apa ?"
"Saya di fakultas Hukum semester 5, sebelum itu perkenalkan nama saya Riko," ucap Riko sambil mengulurkan tangannya untuk memperkenankan diri.
"Oh maaf, saya Della..."ucap Della sambil mengatupkan tangannya. Bukanya Della nggak mau menjabat tangan Riko, tapi di dalam agamanya dilarang yang bukan mahramnya untuk saling berkontak fisik dengan lawan jenisnya.
"Oh nggak papa," ucap Riko sambil menarik kembali tangannya yang sempat mengulurkan tangannya.
"Kalau gitu saya permisi dulu kak," pamit Della meninggalkan Riko di kantin.
"Iya," jawab Riko sambil melihat punggung Della yang sudah menjauh dari pandangan.
Dia sangat berbeda dengan gadis yang lain, dia istimewa, aku harus mendapatkannya. Ucap Riko dalam hati.
Della berjalan menelusuri lorong-lorong kampusnya untuk pergi ke kelas kembali, karena pasti sudah habis jam pelajaran dosen killer tersebut. Dia mau menghampiri sahabatnya, yaitu Gea dan Dina. Mereka bertiga berteman dari awal masuk kuliah hingga kini.
"Della..." sapa Gea dengan suaranya yang cempreng membuat kuping siapa saja tuli mendengarkannya.
"Della kenapa kamu tadi telat ?" tanya Dina karena penasaran tumben temennya yang satu ini telat ngampus. Apalagi di pelajaran dosen killer.
"Tadi itu aku di tabrak," ucap Della menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu.
"WHAT ?" tekejut Gea dengan khas alaynya setiap hari.
"Aduh bisa diam nggak ? Suara kamu tuh nyaring di telingaku. Bisa-bisa nanti aku tuli denger suara kamu setiap hari yang selalu teriak gitu," oceh Dina sambil menutup kedua kupingnya dengan menggunakan tangannya.
"Kan gue itu terkejut denger sahabat gue yang paling baik ini ditabrak," timbal Gea yang sudah merangkul Della
"Kamu nggak pa-pa ?" tanya Dina terlihat khawatir melihat sahabatnya berkata seperti itu.
"Enggak, cuma memar dikit aja, nanti juga diolesi sama minyak udah sembuh," jelas Della.
"Syukur lah," lega Dina.
"Trus siapa yang nabrak lo ?" tanya Gea penasaran.
"Nggak tau, tapi dia kasih aku kartu namanya kalau biar ada apa-apa dia bisa tanggung jawab," jelas Della.
"Trus kamu nggak minta pertanggung jawaban gitu ?" tanya Gea yang mulai kepo.
"Enggak !!." sambil menggelengkan kepalanya "Nggak ada harus di pertanggung jawabkan," ucap Della.
"Tapi..." ucapan Gea terpotong oleh Dina.
"Udah ayo kita ke kantin aja, aku udah lapar," ajak Dina sambil memegang perutnya yang udah demo karena mau diisi.
"Kalian aja, aku udah ke kantin tadi," tolak Della.
"Ya udah kita ke kantin duluan ya," ujar Dina seraya menarik tangan Gea.
"Aduh sakit tau," dengus Gea yang terus di tarik Dina.
"Hehehe sorry," Dina cengengesan sambil melepas tangan Gea.
BERSAMBUNG...
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM...
#DENDAM MEMBAWA CINTA#
Di tempat lain di sebuah gedung yang menjulang tinggi dan megah, yang di perkirakan memiliki 30 lantai. Pemilik perusahaan MBR GROUP tak lain tak bukan Bara Johnson yang sudah digantikan oleh anaknya yang bernama Rayhan Johnson.
Rayhan adalah anak tunggal dari pasangan Bara Jhonson dengan Youyi Jhonson yang menetap di Thailand karena banyak perusahaan besar juga di sana.
Rayhan mempunyai paras hampir sempurna. Wajah Rayhan blasteran Thailand-Indonesia dengan perawakan tinggi, putih,hidung mancung, dan tubuh yang hampir sempurna.
Tak kecuali dengan wanita-wanita yang banyak mengidolakan seorang Rayhan dari kalangan biasa sampai kalangan artis dan model. Tetapi Rayhan tidak pernah menanggapi semua itu karena menurutnya semua wanita itu sama saja.
Di salah satu ruangan yang berukuran sangat besar itu yang bertuliskan Presdir.
Rayhan: Datang ke ruangan saya sekarang !!
Brayen: Baik Tuan.
Tok...tok...
"Masuk !!."
"Ada apa Tuan memanggil saya ?"
"Apakah kamu sudah mencari tau informasi tentangnya ?"
"Sudah Tuan."
"Di mana datanya ?"
"Sudah saya kirim kan lewat Email anda."
"Bagus, sekarang kamu boleh keluar !!."
"Baik Tuan, " ucap Brayen seraya pergi dari ruangan tersebut.
Rayhan masih setia dengan posisinya sedari tadi, sambil memegang dagunya dengan menggunakan tangannya. Terlihat ia sedang berpikir sesekali Rayhan tersenyum devil.
***
Di sisi lain seorang wanita berhijab yang sedari tadi melihat motornya yang tak bisa menyala membuat pemiliknya mendengus.
"Ya ampun kok bisa gini sih, padahal kemarin aku udah servis motonya Trus aku mau minta bantuan ke siapa lagi?, sedangkan Gea sama Dina udah pasti pulang, nggak mungkin kan aku suruh dia kemari." gumam Della ke dirinya sendiri.
Tiba-tiba suara klakson mobil berhenti di depan Della, membuat Della terperanjak dan menoleh melihat siapa itu.
"Kenapa kamu belum pulang ?" tanya Riko yang menghampiri Della dengan menggunakan mobilnya.
"Motor saya nggak bisa nyala."
"Kalau gitu saya antar kamu pulang !!"
"Nggak usah saya naik angkot saja."
"Tapi ini udah mau mendung nanti kalau hujan gimana ?, lagipula jarang di sekitaran sini ada angkot atau ojek."
"Tapi..."
"Udah saya antar saja !!."
"Tapi motor saya gimana ?"
"Nanti biar suruhan saya yang bawa ke bengkel, ayo sekarang masuk!"
"Maaf ngerepotin, tapi boleh saya duduk di belakang ?"
"Emangnya kenapa ?" tanya Riko yang heran melihat Della meminta duduk di belakang.
"Saya nggak enak nanti timbul fitnah di antara kita, karena kita bukan mahram."
"Iya sudah masuk !!" Riko membukakan pintu mobil belakang untuk Della, setelah itu Riko langsung masuk ke dalam mobil menjalankan mobilnya.
Di perjalanan tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut mereka berdua. Cuma ada keheningan yang terdengar. Sesekali Riko mencuri-curi pandangan ke arah Della melalui kaca mobilnya, tetapi yang di lihat trus saja mengahadap jendela mobil.
***
"Kak tolong berhenti di rumah situ !!" pinta Della yang menunjukkan rumah di seberang jalan itu.
"Oke"
"Makasih ya kak udah mau mengantar Della."
"Iya sama-sama, lagipula saya juga senang mengantarmu, ngomong-ngomong ini rumah kamu ?"
"Enggak, ini rumah tempat saya ngajar les."
"Trus siapa yang mengantar kamu pulang nantinya ?"
"Nanti saya pesen ojek saja."
"Atau saya tunggu kamu aja biar saya yang mengantar kamu pulang."
"Nggak usah kak, biar saya pulangnya pakai ojek aja, kakak lebih baik pulang! Ini udah jam 5 sore."
"Ya udah kalau begitu saya pulang dulu, as'salamualaikum..."
"Wa'alaikumussalam, hati-hati kak!"
Setelah Riko pergi Della langsung masuk ke dalam rumah tersebut.
***
"Mulai besok kalian harus mengawasinya!
perintah Rayhan dengan nada dinginnya bergema di ruang kerjanya.
"Baik tuan!" ucap orang- orang tersebut sambil menundukkan kepalanya kehadapan Rayhan.
"Sekarang kalian boleh pergi!"
"Baik Tuan." orang-orang itu langsung pergi dari ruangan Rayhan. Setelah itu terdengar suara telpon Rayhan yang berada di saku celananya.
Rayhan yang mendengarnya langsung mengambil handphonenya dan mengangkat panggilannya.
Dert...dert...dert
Rayhan: Ada apa ?
Jhonatan: Wahhh judes amat, mentang-mentang udah jadi Presdir terkenal.
Rayhan: Ayo katakan ada apa ?
Jhonatan: Nanti malam datang kafe xx ?
Rayhan: oke
Tut...tut...tut...
Sialan Rayhan, belum aja gue selesai ngomong udah di matiin aja telponnya.
Umpat Jhonatan
***
"Brayen berhenti di kafe xx situ!" perintah Rayhan sambil menunjuk kafe yang ia maksud.
"Baik Tuan," sambil menghentikan mobilnya di depan kafe yang Rayhan maksud.
Rayhan yang sudah turun dari mobil langsung masuk menuju kafe itu, sedangkan Brayen menunggu di dalam mobil.
"Lama banget datangnya Rayhan," oceh Jhonatan kesal melihat Rayhan sampai sekarang belum datang.
"Emangnya udah pasti nggak kalau Rayhan mau ke sini ? Secarakan dia orang paling sibuk ?" tanya Lisa istri Alex sekaligus sahabat Rayhan.
"Iya, dia udah janji untuk datang ke sini," jawab Jhonatan.
"Bukanya itu Rayhan," tunjuk Alex yang melihat Rayhan baru tiba memasuki kafe.
"O iya itu kan Rayhan," ujar Lisa.
"Rayhan sini!" panggil Jhonatan sambil melambaikan tangannya. Membuat Rayhan menghampiri mereka dan langsung duduk di antara mereka.
"Woyy lo lama amat ke sini ?" tanya Jhonatan kesal melihat sahabatnya yang terlambat datang.
"Biasa pak Presdir selalu sibuk, secarakan dia orang paling berkuasa di dunia bisnis," ledek Lisa sambil tertawa membuat semua orang juga menjadi tertawa, tapi tidak dengan Rayhan yang menunjukkan wajah datarnya.
"Udah-udah jangan ketawa mulu," lerai lagi Lisa yang melihat Rayhan tak suka dengan tertawaan para sahabatnya.
"Apa kabar lo nggak pernah nogkrong ?" tanya Alex.
"Gue lagi sibuk," ucap Rayhan datar.
"Lo masih melanjutkan rencana lo itu ?" tanya Alex lagi membuat Rayhan menjadi tambah serius dan menyeringai.
"Masih," jawab Rayhan kembali datang.
"Gue saranin lo hentiin ini semua!" pinta Alex membuat wajah Rayhan menjadi tak suka.
"Gue nggak akan hentiin ini sebelum rencana gue berhasil."
"Terserah lo gue udah bilang ke lo kalau nanti lo kejebak ke permainan lo sendiri gue nggak bakal ikut campur," tegas Alex agak sinis memandang Rayhan.
Lisa hanya diam mencerna perkataan mereka, karena Lisa tidak tau apa yang sahabatnya dan suaminya omongin.
"Udah gue mau ke toilet dulu," pamit Rayhan lagsung pergi ke toilet.
Di tengah perjalanan menuju toilet Rayhan tidak sengaja di tabrak seseorang wanita yang hendak keluar juga dari toilet.
Brukkk...
"Maaf," kata wanita yang menabrak Rayhan tadi.
"Ahh tidak papa," ujar Rayhan sambil membersihkan pakaiannya yang kotor dan memandang wanita yang menabraknya tadi.
"Cantik!" satu kata yang terucap dari mulut Rayhan melihat wanita itu.
"Maaf Tuan saya permisi dulu," ujar Della sambil pergi menjauh dari Rayhan.
"Tunggu..." tahan Rayhan tapi tidak di dengan oleh Della yang sudah agak jauh dari Rayhan.
flashback on.
Setelah selesai mengajar les, Della langsung keluar dari rumah tersebut dan berencana ingin pulang, tetapi bunyi hp Della mengurangi niatnya untuk pergi.
Dina: Hallo... As'salamualaikum...
Della: Wa'alaikumussalam... Ada apa Din ?
Dina: Kamu di mana ?
Della: Baru mau pulang ke rumah.
Dina: Ya udah aku jemput kamu ya, soalnya aku mau ajak kamu sama Gea makan malam.
Della: Ya udah aku tungguin kamu di jalan xx.
Dina: Kalau gitu aku berangkat kesana sama .
Gea, bay.. As'salamualaikum...
Della: Wa'alaikumussalam...
flashback off.
"Lo lama amat ke toiletnya," ngomel Gea yang lelah dari tadi menunggu Della pergi ke toilet.
"Maaf, kalau gitu kita pulang aja!" ajak Della.
"Ya udah Ayuk !!" Dina.
BERSAMBUNG...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!