Aku hidup di desa yang terpencil,aku hidup bersama paman dan bibik ku, yang mana sikap mereka sangatlah berbeda terhadapku,bibik sangatlah menyayangiku, lain dengan paman, aku bagaikan sampah bagi pamanku, yang mana setiap harinya, hanya bisa membuatnya marah, orang tuaku, meninggal saat aq berusia 12 tahun dan semenjak itulah sedihku, tangis ku dan penderitaan ku di mulai,
"nanda..."(begitulah teriakan paman)
aku yg mendengar teriakan itu langsung menutup buku dayre ku,dan segera mendatangi paman,
"ada apa paman..????"
"apa kamu buta "(bentak pamannya)
Nanda melihat ke arah sekitar dengan wajah yg kebingungan,
"Nanda tidak mengerti maksud paman," ucap Nanda bingung
"kamu tidak lihat, di mejaku tidak ada kopi,"ucap paman seraya menendang meja di depannya,
"maaf... maaf paman, Nanda akan segera membuatkannya,"ucap Nanda dengan ketakutan,Nandapun langsung berlari ke dapurnya dan membuatkannya kopi, tak berapa lama kemudian, Nanda pun keluar dengan membawa kopi di tangannya, dan menyerahkan ke pamannya namun, saat pamannya minum kopi itu, pamannya langsung menyemburkan kopinya ke wajah Nanda
"apa kamu ingin membunuhku, kopi ini sangat pahit dan panas,"Teriak paman Nanda
"maaf .. maaf paman, gula di dapur sudah habis, itu gula terakhir paman,"ucap Nanda dengan nada bergetar,
Dengan kejam pamannya langsung menyiramkan kopi itu ke kepala Nanda ,
pamannya langsung melemparkan gelas itu hingga pecah, dan langsung meninggalkan rumah itu, bibiknya yang mendengar teriak-teriakan itu hanya bisa menangis karena kini dia terbaring sakit,
setiap hari begitulah sikap pamannya, selalu ada kesalahan yang membuat pamannya marah, setiap hari nanda hanya bisa menulis kisahnya di buku hariannya
...* hari ini aku akan mulai bekerja semoga dengan Nanda bekerja dan mendapatkan uang banyak, paman bisa menyayangi Nanda, dan semoga uang yang Nanda dapatkan bisa membelikan bibik obat agar bibik bisa sehat seperti dulu lagi,*...
...*Tuhan aku tau aku sering mengeluh terhadapmu, tapi aku percaya suatu saat kau akan mengabulkan segala doaku, karna ku tau kau maha pengasih dan lagi maha penyayang,*...
Hari-hari pun telah Nanda lalui dengan tangisan, tapi itu tidak membuat dia menyerah, namun penderitaan yg ia alami ia jadikan sebagai kekuatan, sebagai pengalaman untuk hidupnya nanti,
Mama dan papa jangan sedih dengan apa yg terjadi pada Nanda, kalian pasti tau rencana Tuhan pasti indah buat Nanda, Nanda ingat pesan papa, tak selamanya langit akan gelap pasti suatu saat akan terang, dan Nanda percaya akan hal itu, mama papa doa kan Nanda dari sana ya, agar Nanda ttp kuat dan tabah serta ikhlas menjalani semuanya, Nanda sudah mau dewasa ma pa, Nanda harap takdir Nanda akan berubah dengan berjalannya waktu, sekarang bibik sudah sakit-sakitan harapan Nanda hanya ingin menyembuhkan bibik, agar dia kembali sehat seperti dulu lagi, hanya bibik yg menyayangi Nanda, selain bibik, Nanda sudah tidak punya siapa-siapa lagi,
begitulah doa Nanda setiap harinya, setiap hari Nanda bekerja di perkebunan teh demi mencari uang untuk paman dan bibinya,
Nanda tidak pernah lepas dari siksaan pamannya setiap harinya, entah karena pamannya dalam keadaan mabuk ataupun tidak,
"Nanda..."
suara bibiknya Nanda memanggilnya
"iy bik...."
"Nanda.... apakah kamu tidak mau pergi dari rumah ini, dengan apa yang di lakukan pamanmu, bibik merasa bibik manusia yg tidak adil buatmu, perlakuan paman mu sudah melebihi batas,
" bibik ...??!! dengarkan Nanda...,
Nanda tidak akan pernah pergi dari rumah ini apapun yang terjadi, jika hanya karena paman sering menyiksa Nanda, Nanda ikhlas, Nanda masih punya bibik yang harus Nanda jaga, dan nanda rawat, Nanda sudah tidak bisa mengabdi untuk ibu Nanda setidaknya Nanda masih bisa berbakti dan merawat bibik, apalagi bibik sakit-sakitan seperti ini, apakah kalau Nanda pergi paman akan merawat bibik....???? tidak kan bik....?? jadi bibik jangan berfikiran Nanda akan meninggalkan bibik"ucap Nanda dengan lembut
"Nanda bibik mengerti nak... tapi...."
Nanda menutup mulut bibiknya dgn jari telunjuknya
"sssttt... bibik jangan bicara macam-macam Lagi ya....,Nanda sungguh tidak apa-apa, Jika dengan menyiksa Nanda, paman bisa jadi senang atau bahagia, Maka Nanda akan menerima dengan ikhlas, Nanda sayang paman, begitupun ke bibik, kalian adalah orang tua Nanda saat ini,ya sudah bibik minum obat terus istirahat ya..."ucap Nanda
Nanda membaringkan bibiknya dan menyelimuti bibiknya agar bisa beristirahat seraya berkta:
"bibik istirahat lah, jangan berfikir apapun, biar bibik cepat sehat dan pulih, Nanda ke kamar Nanda ya bik.."Ucap Nanda menatap lekat bibiknya
Nanda pun meninggalkan kamar bibiknya,
Nanda tumbuh dengan sifat yang terpuji, hatinya selalu ikhlas dan menerima saat di siksa oleh pamannya,
setiap hari Nanda bekerja di perkebunan teh milik juragan besar di desa itu,
bahkan Nanda harus menahan lapar saat bekerja demi mendapatkan uang banyak, pagi pun tiba Nanda bangun seperti biasa, saat Dia keluar dari kamarnya ia melihat pamannya tidur di kursi depan kamarnya,
dalam hati Nanda berkata:
"paman... Nanda berharap, paman bisa menyayangi Nanda suatu hari nanti, Nanda rindu sosok ayah, Nanda rindu ayah paman, Nanda ingin melihat ayah Nanda di diri paman, Nanda ikhlas dengan perlakuan paman Nanda ikhlas paman..."
air mata Nanda terjatuh, ia pun tersadar kalau iya harus cepat-cepat masak dan Nanda melihat ke dapur tidak ada apapun yg bisa di masak kecuali beras, ia pun menuju ke kamar bibiknya untuk berpamitan
"bibi Nanda pergi ke sawah dulu ya buat ambil sayuran untuk di masak"Ucap Nanda pada bibiknya
namun kejadian kemaren terulang lagi,
lagi-lagi bibiknya menangis, menyesali perbuatan suaminya
"nak... maafkn bibik ya nak....
bibik tidak bisa berbuat apa-apa untuk mu...
bibi hanya memberimu kesedihan setiap harinya"
bibinya menangis sambil memegang pipi keponaanya
"bibi jangan bilang begitu, bibi sudah saya anggap seperti ibu saya, Nanda tidak apa-apa bi.... Nanda ikhlas"
(dengan senyuman kecil di bibirnya)
Tak lama kemudian, Nanda pun pergi ke sawah di perjalanan ada yang menyapa Nanda
"Hai Nan.... "ucap orang itu seraya tersenyum
Nanda kaget
"hai juga ...."ucap Nanda
" mau ke sawah ...???."ucap orang itu
" iya mas yudha..."jawab Nanda yang ternyata orang itu adalah Yudha
Nanda memang sengaja menjawab singkat Karena Nanda tau kalau Yudha menyukainya, sedangkan pamannya melarang dia dekat dengan siapapun
bahkan teman perempuan dia tidak punya
ternyata pamannya Nanda bangun dan bertanya ke istrinya,
"mau kemana anak itu se pagi ini "ucap pamannya Nanda dengan nada keras,
"Dia mau ke sawah untuk mencari sayuran buat di masak, tolonglah suamiku, jangan lagi menyiksa Nanda, tanpa Nanda kita tidak bisa apa-apa"Ucap bibiknya Nanda
"banyak ngomong kamu,"
hendak menampar istrinya, namun pamannya langsung pergi, saat melihat air mata istrinya lagi,
Nanda sudah sampai di sawah, ternyata Yudha terus mengikutinya, dan tanpa sepengetahuan Nanda pamannya melihatnya dr kejauhan, membuat pamannya menjadi sangat murka
"dasar anak gak tau diri, bisa-bisanya dia membantah ku, awas kamu ..."Ucap sang paman
seraya meninggalkan tempat itu, amarah pamannya memuncak, (seperti anjing yang sedang marah )😡😡😡
BERSAMBUNG
Nanda adalah gadis yang terlahir memang cantik namun, Karen hidup di desa penampilannya pun biasa-biasa saja namun kecantikan nya masih terpapar, banyak pria yang menyukainya, namun mereka takut melamarnya, karena pamannya yg kejam ,
"Mas Yudha mengapa kamu masih mengikutiku...tolong pergilah... aku takut paman melihat kita"Ucap Nanda seraya melihat arah sekitar,
"Apa sebegitu takutnya kamu ke pamanmu Nan...???"tanya Yudha
"Kamum tidak tau pamanku.... kamu tidak tau apa yang bisa dia lakukan, baik ke aku ataupun ke kamu,tolonglah mengerti keadaan ku..."Ucap Nanda dengan nada memohon,
Dengan sedihnya Nanda mengatakan hal itu,
Yudha pergi melangkah menjauhi gadis yg ia cintai, dalam hati Yudha berkata "andai aku bisa menolongmu Nan...,andai aku bisa...."Ucap Yudha dalam hati
dengan langkah semakin jauh...
akhirnya Nanda kembali kerumah dengan membawa beberapa sayuran untuk di masak, namun sebelum Nanda masuk, pamannya sudah menunggunya di depan pintu, hati Nanda takut melihat raut wajah paman nya,
Tanpa basa-basi pamannya langsung melempar sayuran itu dan langsung memukul Nanda, Nanda bersimpuh memohon ampunan, namun pamannya semakin menggila memukulnya hingga kaki dan wajahnya memar,
"Kamu berani-beraninya berduaan dengan pria itu, apakah kamu punya nyali melanggar aturan ku hah"Teriak paman Nanda,
"maafkan Nanda paman, kami tidak sengaja bertemu.."ucap Nanda dengan tangisnya semakin menjadi,
Bibiknya keluar dan memeluk Nanda seraya berkata
" belum puaskah kamu selalu menyiksa anak tak berdosa ini... belum puaskah kamu... dengan perbuatan mu ini...."Ucap bibiknya Nanda dengan nada keras,
plak......
Laki-laki yang tak berhati itu langsung menampar istrinya, sampai bibirnya terluka, dengan kagetnya Nanda berteriak
"bibik,,, bibik tidak apa-apa..cukup paman,,,cukup,,cukup Nanda yang melakukan ini, ini bukan salah bibik, jangan bibi yang paman pukul"ucap nanda (seraya memegang kaki pamannya memohon)
pamannya meninggalkan mereka sambil berkata
"dasar wanita wanita tak berguna...."umpat paman nanda
Sedangkan Nanda dan bibinya masih menangis ,bibinya mengelus Nanda merasa bersalah dengan apa yang terjadi padanya,
sedangkan di pusat kota, sudah banyak orang-orang yang memulai aktifitasnya, mulai dari yang sekolah, dan yg bekerja.
"bik....bibik..." (suara teriakan)
"i..iya tuan ...."
"siapkan air mandiku dan baju kantor ku, cepat!!!" teriak Sang majikan,
bibiknya langsung bergegas, melakukan perintahya
selang tak berapa lama pria itu sudah turun dari kamar nya dan memanggil kakek kesayangannya,
" kakek...issss kakek mau kemana ... rapi gini"ucap pria itu
" kakek mau melihat-lihat kebun teh kita, sudah lama kakek tak berkunjung ke pedesaan
" OOO...
pria itu hanya menjawab dengan ketus,, sambil menuju ke meja makannya, tak lama kemudian mereka pun selesai makan, sebelum beranjak pergi, kakeknya berkata,
"tidak kah kau memikirkan apa yang kakek pertanyakan waktu itu, kenalkan calon istrimu, bawa dia kemari, setelah itu kakek akan menemui keluarganya,"ucap sang kakek
"tidak kah kakek tidak memikirkan hal itu dulu kek, Masih banyak hal yang harus aku urusi sebelum melangkah ke hal yang itu"ucap pria itu
"hal apa yg kamu maksud, tidakkah kamu sudah memiliki semua, semua ketenaran, kekayaan, semua sudah kamu miliki, kakek cuma butuh cicit,yang bisa kakek ajak bermain, umur kakek sudah menua, kakakmu ikut kerumh suami, tidakkah kamu berfkir rumah ini sepi,"ucap sang kakek
"kakek, mengertilah keadaan ku kali ini ya kek... "(seraya mau beranjak pergi) tiba-tiba
"apakah pacarmu yang tidak siap untuk menikah?"ucap sang kakek
pertanyaan itu membuat nya bingung harus menjawab apa,
"Jika dalam waktu dekat tidak ada jawaban, jangan salahkan kakek kalau kakek akan mengambil keputusan sendiri, jadi fikirkanlah hal ini dengan sungguh-sungguh, kakek tidak bercanda dengan omongan kakek,"ucap tegas sang kakek
Tanpa berbicara pria itu langsung melangkahkn kakinya keluar meninggalkan kakeknya sendiri....
BERSAMBUNG
Pembicaraan mengenai kakek itu meminta sang cucu menikah pun selalu menjadi topik saat sarapan pagi, karena sekarang kakek dan cucu itu jaranga sekali bisa bersama, kecuali di pagi hari,
Suatu saat, saraoan.pagi itu juga tidak bisa lagi di hindari,
Akhirnya mereka sama-sama duduk di meja makan tanpa mengeluarkan kata sepatah pun,
Karena memang peraturan keluarga dulu kalau makan tanpa harus ada yang bicara akhirnya mereka selesai makan, saat sang cucu ingin melangkah kan kakinya, kakek itu menghetikannya kembali,
"tunggu"ucap sang kakek
"ada apa kek"ucap malas sang kakek,
"kapan kamu akan menyusul kakakmu menikah?"pertanyaan yang sudah sering kakek nya lontarkan,
"belum saatnya kek,"jawab pria itu dengan enggan,
"rumah ini sudah terlalu sepi saat kakakmu ikut kerumah suaminya kakek juga butuh teman dirumah yang bisa merawat kakek,"ucap kakek
"secepatnya saya akan mempertimbangkan keinginan kakek"ucap pasrah sang cucu,
Selalu itu yang menjadi pembahasan antara kakek dan cucu itu,
Tanpa basa-basi laki-laki itu melangkahkan kakinya yang jenjang, ya dia laki-laki terkaya, di negara itu, namanya terkenal bahkan sampai keluar negri, parasnya yang tampan, membuat semua wanita ingin memilikinya,
sayangnya dia sudah memiliki kekasih yang begitu ia cintai
Sampailah dia di depan gedung besar internasional,
dgn sigap semua pengawal berjajar pria itu langsung masuk dengan pengawal pribadi bisa di sebut asisten
"Lex.. kirim pengawal untuk mengawasi kakek,
dia pergi ke pedesaan tanpa membawa pengawal satu pun, aku khawatir,"ucap pria itu dengan sikap pongahnya,
tanpa membantah Alex melaksanakan tugas dari tuannya hanya anggukan kepala yang di tunjukkan
sampailah tuan muda itu di ruangannya,
dia bersandar sebentar di kursi kerjanya sambil memikirkan perkataan kakeknya dan berfikir dalam-dalam,
ia langsung mengambil handphone dan menelfon seseorang.
"hallo sayang"ucap seseorang di balik ponsel,
"ke kantorku sekarang"ucap pria itu,
hanya memberi perintah dan langsung mematikan ponsel nya, ya begitulah sifat tuan Adnan Khiar Kusuma,
orang yang bicara tanpa basa-basi meski kepada kekasihnya sekalipun
tak lama kemudian kekasih nya sudah tiba di kantor, orang-orang kantor tidak ada yang suka dengan sifat sombong dan angkuhnya kekasih boss nya itu,
gadis itu langsung membuka pintu tanpa mengetok pintu
"Sayang ada apa kamu menyuruhku kesini kangen ya...."ucap gadis itu,
(seraya merangkul Adnan dari belakang )
Adnan langsung melepaskan rangkulan itu dan memegang ke 2 tangan wanita itu.
"kamu benar-benar mencintaiku kan....."ucap Adnan
"ya tentulah sayang,"ucap wanita itu,
"kalau begitu kita menikah bulan ini"ucap Adnan tiba-tiba,
dengan kagetnya wanita itu melepaskan tangannya.
"apa!!! menikah...., kamu tidak serius kan sayang..."ucap wanita itu
"loh aku serius, kita sudah pacaran lebih dari satu tahun,terus apa salahnya kita menikah,"ucap Adnan, yamg merasa aneh dengan kekasihnya itu,
"aku belum siap sayang.... beri aku waktu untuk berfikir ya sayang.."ucap wanita itu,
merayu Adnan agar mau mengabulkan permintaanya
dengan penuh kasih sayang Adnan meng iyakan kemauan pacarnya itu, tiba-tiba suara pintu di ketok
"tok..tok...tok,..."
"masuk"
Alex masuk
"salam tuan, saatnya anda meeting tuan (seraya menganggukkan kepalanya,/hormat)
"baiklah antarkan nyonya Erika keluar dan pastikan dia selamat sampai kerumahnya,(seraya mencium kening kekasihnya)
" hati-hati di jalan"ucap Adnan,
"baik sayang"ucap wanita itu,
Erika pun berlalu dari ruangan Adnan, Adnan selalu menuruti kemauan Erika dalam segi apapun, tanpa terkecuali,membuat semua wanita iri padanya.
Sedangkan kakeknya sudah berada di pedesaan itu, beliau mengecek para pekerjanya dan menyapa mereka.
"bagaimana pekerjaan kalian tidak ada yang terganggu..??
"tidak ada pak malah kami senang,"ucap salah satu dari pekerja,
"pak Harun (seraya memanggil seseorang yang tidak begtu jauh )
"iya pak"ucap Harun,
"bagaimana para pekerja.....?"ucap sang kakek
"Alhamdulillah sudah bertambah banyak pak malah banyak yang masih gadis-gadis yang semangat bekerja,"ucap pak Harun, selaku pekerja di kebun teh itu,
"terutama yang di sebelah sana pak,"imbuh pak Harun,
"semangatnya luar biasa dan hasil kerjanya juga tidak mengecewakan,"lanjut Harun menilai Tania,
"Syukurlah kalo begitu pak Harun, beri mereka bonus buat yang giat bekerja agar tidak sia-sia semangat mereka,"ucap sang kakek,
"baik pak"ucap serius Pak Harun
tiba waktu istirahat
gadis yang tadi di tunjuk pak Harun ternyata adalah Nanda, yang lain istirahat, cuma Nanda yang masih bekerja pikirnya agar hasilnya banyak,
" Hai nak, tida istirahat dulu"ucap kakek itu, (sapa pak Khiar)
"ti..tidakk tuan... tidak apa-apa.."
"tapi tubuhmu butuh istirahat nak..".
"tidak apa-apa tuan sudah terbiasa saya begini,"
Nanda tidak tau kalau orang tua itu adalah pemilik perkebunan itu, dengan kaget nya Nanda melihat arah bapak itu
bapak itu memegang pipi Nanda seraya berkata
"ini kenapa kok lebam semua nak,??"
Nanda kaget dan bingung
"tidak apa-apa pak ini saya jatuh (berbohong )
"baiklah lebih hati-hati lagi ya...."
"baik pak terimakasih perhatiannya pak"
BERSAMBUNG
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!