NovelToon NovelToon

Perjuangan Anak Presdir

Bahagia

Evan Marsena orang terkaya di pulau A, sangat bahagia ketika istrinya Lina melahirkan seorang putera.

Semua keluarga besar mereka sangat bahagia karena Evan sudah memiliki tiga orang anak perempuan dan akhirnya penerus keluarga marsena sudah lahir.

"Nak selamat ya, akhirnya keluarga kita punya penerus," ucap ibu Arta kepada anaknya Evan.

"Ia mi, seandainya aj papi masih ad pasti dia seneng banget," ucap Evan lirih.

"Ia nak papi kmu pasti bangga."

Ya semua keluarga mereka satu persatu datang melihat anak Evan yang masih kecil.

"pa anak kita kok mirip banget sama kamu gk ad miripnya sama aku," ucap lina kepada Evan

"Kaka ipar mungkin waktu buat Dede bayi kak Evan menguasai jalannya pertandingan," ucap Dewi adik bungsu Evan, yang langsung dijitak oleh Deva adik kedua Evan dalam keluarga marsena.

"Tapi kak Deva emang bener kok," iyakan kak evan.

serentak mereka tertawa.

Ya siapa yang tidak mengenal keluarga marsena, keluarga terkaya dan paling hebat dalam negeri bahkan keluarga mereka sering disebut raja bisnis, terlebih lebih waktu Evan yang mengelola perusahaan sehingga perusahaan marsena semakin menjadi keluarga raksasa di pulau A. Pulau terbesar di negara Indonesia.

"Pi, nanti nama anak kita apa ya aku maunya nama yang bagus ya Pi," ucap lina

"Iya sayang, aku udah punya nama yang cocok buat anak kita Namanya Asran Marsena, baguskan kan sayang," ucap Evan senang.

"Nama yang bagus Evan," ucap Arta kepada Evan. "Iya kak bagus," ucap Dewi dan mereka semua setuju nama yang diberi ayahnya tersebut.

.................

"Aku mau liat dedek", serentak ketiga putrinya berbicara sambil berlari".

"Non hati hati nanti bisa jatuh Lo," ucap Bi asri kepada anak tuannya itu. "Iya bi, gk akan jatuh kok," ucap mereka kompak.

...............................

"Wah dede mirip banget sama papa ya Nian," ucap Mesti pada adik bungsunya. "Iya kak mirip banget," Tapi kok gk mirip bunda sih," ucap Sinta yang masih polos itu anak kedua Evan

"sayang mirip bunda atau papa gk penting, yang penting adek Asran sehat sehat aj."

" Udah bier adek kalian bobo sambil memberikan bayi mungil itu kepada suaminya."

Dengan sigap evan memangku Asran dengan hati hati. Ayah berempat anak tersebut menaruh Asran yang sedang tidur ditempat yang telah disediakan para suster di samping istrinya.

Melihat itu Lina jadi semakin bersyukur memiliki suami yang sangat pengertian

yang tidak pernah mengeluh menjaga dan mendidik putri putri mereka.

Ketika hari sudah mulai malam, mereka semua kembali ke rumah seperti istana itu, walau anak anaknya gk mau pulang,

apalagi nian yang merengek minta nemenin Asran, Tapi setelah dibujuk dan dijanjikan dibeliin boneka Barbie akhirnya iya mau pulang.

Mesti dan Sinta sudah terbiasa dengan sikap adik bungsu mereka, tidak ia bukan bungsu lagi.

Evan dan Lina tentunya sangat bahagia kepada Putri Putri mereka itu yang tidak bersifat manja layaknya anak orang kaya.

Sifat belajar yang dimiliki ayahnya sudah mendarah daging di darah mereka sehingga apapun lomba di sekolah pasti selalu mendapatkan juara 1.Sikap sopan dan berpenampilan biasa lina juga diikuti oleh putri putri mereka terbukti disekolah mereka berpakaian biasa sebagaimana teman teman mereka yang membuat anak anak imut ini banyak teman di sekolah dasar.

Rombongan keluarga marsena itu sampai dirumah dengan perasaan bahagia.

seorang Maid yang telah menunggu mereka tersenyum dan menyapa mereka

"Selamat datang kembali nyonya tuan nona dan nona nona kecil."

Ya Bu Saras adalah kepala maid dirumah besar keluarga marsena ia sudah bekerja selama sepuluh tahun sehingga ia sangat dipercayai di keluarga pembisnis besar tersebut.

"Saras aku ingin kamu menyiapkan kejutan untuk kepulangan Evan empat hari lagi siapkan sebaik mungkin dan jika perlu panggil dekorasi terbaik yang ada di kota ini, aku ingin kepulangan anakku spesial dan juga panggil semua kerabat di kompleks ini soalnya aku juga mau syukuran kelahiran Asran,"ucap Arta.

"Iya nyonya akan segera saya persiapkan."

..............

Dirumah sakit terbesar di kota A, khususnya didalam ruangan VVIP, Evan memandangi wajah istrinya membuat Lina jadi salah tingkah. "Mas kok liatin aku terus sih," ucap Lina.

"Makasih ya sayang udah melahirkan Asran buat aku," ucap Evan sambil menghadiahkan satu kecupan di kening Lina. "Nanti kita buat satu lagi ya."

saat mengatakan itu Lina langsung menangis.

"Maaf mas kata dokter aku udah GK bisa hamil lagi dalam waktu dekat soalnya kan mas tau sendiri aku udah dua kali operasi," ucap Lina.

Menyadari kata katanya menyinggung hati istrinya, ia langsung memeluk istrinya.

"Sayang aku bercanda, aku gk mau kmu kesakitan lagi sambil mengecup bibir istrinya".

Seketika tangis Lina berhenti dan karena kelelahan ia langsung tertidur di dekapan evan.

"Huh untung aku punya cara jitu menjinakan istriku."

Kelahiran kali ini adalah kelahiran terberat bagi Lina karena ia harus mengandung Candra selama sepuluh bulan yang membuat evan menyuruh seorang pelayan yang selalu menemaninya. Bahkan ia harus duduk di kursi roda. Ditambah melahirkan Candra dengan operasi membuat tubuh Lina sangat lemah. Karna bosan duduk di kursi roda ia terpeleset yang mengakibatkan pendarahan hebat sehingga ia harus di operasi.

"Makasih ya sayang udah bertahan dan mampu berjuang dari semua ini."

Tanpa disadarinya ada bulir air mata yang jatuh kepipi putihnya dan ikut terlelap bersama Lina.

...............................

Keeseokan Harinya

Deva dan Dewi kembali menjenguk Kaka iparnya sambil membawa buah buahan segar.

"kakak ipar aku bawa buah," ucap Dewi.

"taruh Aj disitu dewi, jawab Lina pelan.

"Kaka ipar baik baik aj kan," ucap Lina lagi

"iya ko wi Kaka baik baik aj."

"Kaka ipar, kak Evan kemana," ucap Deva.

"Oh tadi ia pergi beli makanan ke depan."

Tiba tiba pintu terbuka dan muncullah Evan.

"Eh pas lagi dibicarakan langsung nongol," ucap dewi. Evan tak menjawab dan melihat kedua adiknya, namun pandangannya lurus kearah istrinya yang terbaring tersebut.

Kedua adiknya sudah terbiasa dengan sikap dingin Kakak mereka itu. Hanya kepada Lina lah Evan terbuka, klau sudah menjahili istri yang dicintai nya itu dia akan berubah seratus delapan puluh derajat kayak pemuda kasmaran yang sedang di mabuk cinta.

................

Tempat Gelap

Seorang pemuda tampan sedang menghirup rokoknya ditemani beberapa botol alkohol.

"Jadi anak si brengsek itu udah lahir," ucap pemuda tersebut.

"Ia tuan," jawab anak buahnya gugup.

"Baiklah kau boleh pergi".

Sebuah senyum tipis keluar dari sudut bibirnya,

"Tunggu pembalasanku,"

Jean alvaro

Seorang pengusaha muda yang baru pulang dari kantor merasa sangat kesal karena banyak proyek proyek yang tertunda akibat kelalaian para anggotanya membuat ia sangat kesal.

Seorang pelayan membuka pintu rumah.

" Selamat malam tuan,"ucapnya.

Tiada sahutan dari jean. Ia melangkah masuk masuk kedalam kamarnya.

" Kamu sudah pulang mas," ucap Glori istrinya.

sama seperti pelayan tadi, tiada sahutan dari bibir tipis Jean Alvaro. Seorang pengusaha sukses satu tingkat di bawah keberhasilan Evan.

" Aku sudah siapkan air hangat di kamar mandi," ucap Glori. Namun tetap tidak ad sahutan di wajah dingin Jean.

Jean masuk ke kamar mandi tanpa melihat istrinya itu.

Betapa pilu dan sedih hati Glori dengan sikap dingin jean kepadanya.Ia tahu hati Jean hanya untuk seorang wanita yang telah memiliki tiga orang putri dan satu orang putra yang baru lahir, wanita itu adalah Lina.

Jean keluar dari kamar mandi dan mengganti pakaiannya.

Ia lalu duduk di sofa sambil memainkan iPadnya menikmati kopi yang telah di siapkan Glori.

" Mas gimana kerja di kantor, semua baik baik saja?"

"Berisik," ucap Jean.

Namun Glori tidak mempedulikannya.

"Mas gimana kerja..."

Belum selesai Glori bicara langsung di potong oleh jean. "kamu bisa diam gk sih," geram jean kepada istrinya.

"Aku istri kamu mas," Ucap Glori mulai menangis. tidak peduli dengan ucapan istrinya itu.

"Mas kenapa sih gk pernah dengerin aku, aku istri kamu mas. Kamu tau tiap hari Risman bertanya sama aku, ma kapan sih kita liburan bareng papa, Mama tau gk tiap pekan teman teman aku berlibur sama papa dan mamanya. Kamu gk kasian ap sama anak kamu yang selalu ngadu sama aku, Risman butuh kasih sayang pa."

"Diam", ucap Jean dengan kasar.

Glori tidak memperdulikan sikap suami yang sangat di sayanginya itu.

"mas walau kamu gk cinta sama aku, setidaknya kasih waktumu untuk Risman dia butuh kasih sayang seorang ayah." dengan buliran air mata.

" Aku gk tau apa keistimewaan Lina daripada aku, padahal dia i hanya perempuan biasa mas".

"plakkk"

" Jangan pernah menghina Lina atau aku akan mematahkan jarimu," ucap Jean dengan suara keras.

"kalau saja papa aku gk maksa aku dan mengancam aku keluar dari rumah, aku pasti gk akan nikahin kamu," ucap Jean sambil keluar dengan membanting pintu dengan keras.

Risman yang mendengar suara gaduh dikamar maminya langsung bangun dan keluar dari kamarnya, namun saat ia melihat ayahnya keluar dengan membanting pintu dengan keras ia langsung ketakutan dan menangis.

Jean yang melihat anaknya ketakutan hanya menoleh dan turun dari lantai dua, dan masuk ke ruang kerjanya.

Risman langsung masuk kedalam kamar orang tuanya, Ia melihat ibunya sedang menangis.

" Mami kenapa nangis, mami udah janji gk akan nangis lagi," ucap Risman polos. Glori memeluk putranya itu dengan erat. "Ia sayang mami gk akan nangis lagi." Tersenyum paksa kepada anaknya.

Jean membuka laci mejanya, mengambil sebuah foto dengan bingkai berbentuk persegi.Ia berjalan dan menjatuhkan dirinya di sofa.

Jean menatap foto itu dengan sendu.

Seorang wanita dengan rambut lurus hidung mancung bulu mata yang lentik dan mata coklatnya serta lesu pipi manis itu, terlihat sedang tertawa sambil mencubit pipi seorang pemuda tampan yang mukanya ditekuk karena cemberut.Ya foto itu adalah foto Jean dan Lina waktu pesta perayaan kelulusan mahasiswa.

flashback off

Waktu itu Lina memakai dress lengan pendek berwarna hijau muda dengan polesan make up, Ia terlihat sangat cantik dan menghampiri kekasihnya Jean. Jean menghampiri kekasihnya.Namun siapa sangka, teman Jean yang sedang duduk meluruskan kakinya sehingga Jean kehilangan keseimbangan dan jatuh.

"Brukkkkk"

Terdengar tawa dari semua teman seangkatan Jean dan Lina.

Jean berdiri meluncurkan pukulan pada temannya itu.

"Jean Alvaro sayang," memegang bahunya.

Mendengar itu Jean langsung menurunkan kepalanya tangannya.

" Untung saja dia menahanku,"

" Huh selamat," ucap pemuda tersebut.

Lina menarik tangan Jean menuju meja. Dengan muka ditekuk karena cemberut ia duduk disamping Lina yang duduk duluan.Lina langsung mencubit kedua pipi Jean dengan tertawa. Teman Jean yang duduk berhadapan dengan pasangan tersebut langsung mengambil sebuah gambar dengan hpnya.

"cekrekkkk".

flashback on

Ya foto itulah yang sedang dilihat Jean Sekarang, Yang diminta kepada temannya. Tanpa sadar Jean tertidur di sofa memeluk foto itu.

Keesokan harinya.

Jean bangun dari sofa dan melihat jam menunjukkan jam 06.00 pagi. Ia melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerjanya sekaligus merenungkan wanita yang dicintainya.

Ia membuka pintu kamar mereka dan melihat Glori Masih terlelap didalam selimutnya. Jean menghampiri istrinya menatap wajahnya. Ia melihat mata Glori bengkak karena menangis semalam.

"Maafkan aku," ucap jean lirih.

flashback off

"Plakkk"

Darma Alvaro sangat marah melihat anak semata wayangnya tidak mau menikah karena Masih mencintai Lina yang sudah menjadi istri Evan Marsena.

"Sudah lupakan gadis itu nak, dia sudah menikah," ucap Anika menatap putranya sendu.

Siapa ibu yang tega melihat anaknya sedih dan kecewa, itulah yang dirasakan Anika ibu Jean. Namun apalah daya Darma dan Anika, perusahaan mereka Jeans group, Masih sangat jauh dari perusahaan keluarga marsena yang terkenal ke pelosok negeri, sehingga mereka tidak bisa melawan keluarga marsena.

"Jika kau tidak mau menikah, Ayah akan mengusirmu dari keluarga kita, untuk apa kau memikirkan wanita milik orang lain, Ayah punya seorang teman bisnis, ia ingin kita menjalin hubungan keluarga dan kami sepakat akan menikahkan kamu dengan Glori anaknya," ucap ayah Jean dengan tegas.

"Tapi Pa"

"Tidak ad tapi Tapi tapian, mengingat kamu seperti orang gila, pernikahan mu dengan Glori akan papa percepat Minggu depan," ucap Darma.

"Iya nak, benar kata papa, lagian Glori anak yang baik. Ia gadis yang sering main kerumah kita itu nak," ucap Anika.

"Aku gk kenal ma dan untuk papa jangan salahkan aku jika tidak mencintainya," ucap Jean marah dan kesal kepada ayahnya.

Jean lalu pergi dari ruang keluarga dan masuk kedalam kamarnya, Ia membanting pintu dengan keras sampai kedengaran oleh orang tuanya.

"semoga dengan ini ma, Jean kembali seperti Jean kita yang dulu," ucap Darma penuh harap sambil memeluk istrinya.

flashback on

Jean pergi ke kamar mandi, saat ia keluar ia melihat istrinya sudah tidak ada lagi.

Jean memakai pakaian yang di siapkan istrinya. Ia menyisir rambutnya, setelah dilihatnya pas ia keluar dengan membawa tas ditangan kanan dan turun ke ruang makan.

Di ruang makan terlihat istri dan anaknya Risman sedang makan sambil disuapi ibunya Glori.Tiada pembicaraan di antara mereka hanya sendok dan garpu yang menyaksikan dinginnya Jean Alvaro.

Setelah selesai sarapan ia pergi tanpa pamit dan mobilnya Lamborghininya memecah kesunyian jalan raya.

kesal

Setibanya di kantor Jean langsung mengerjakan pekerjaannya.Ya Jean adalah orang yang gigih dan memiliki tekad keras serta kemauan yang besar. Dia tidak pernah puas sehingga sekarang perusahaan Jeans group hampir menyaingi marsena group, perusahaan Marsena yang dipimpin oleh Evan.

"Plakkk"

Terdengar tamparan keras Jean kepada anak buahnya itu.

"Kamu udah saya kasih kesempatan untuk memperbaiki kesalahan tapi Masih saja bekerja tidak becus," kesal Jean kepada bawahannya. Jean sudah memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengerjakan proyek, namun hasil masih nihil.

"Ampuni saya tuan mohon berikan saya kesempatan lagi, saya janji akan memperbaikinya," ucapnya memohon.

"Cihhh"

"Saya sudah berikan kamu kesempatan tapi kamu sia siakan, dasar bodoh, sekarang kamu saya pecat," ucap Jean tegas.

"Tuan saya mohon," ucapnya.

Jean tidak peduli kepada bawahannya yang tidak becus itu.

"Oktav urus si brengsek ini," ucap Jean dengan intonasi tinggi kepada asistennya.

"Iya Tuan."

Setelah kepergian bawahannya, Jean tidak fokus bekerja karena kesal, akhirnya ia memilih untuk pergi dan mengunjungi rumah sakit miliknya, rumah sakit terbesar di kota A.

sesampainya di Rumah sakit.

"Selamat pagi tuan," ucap Dokter ramah itu, pemimpin RS kepada Jean. Saat turun dari mobil, asisten Dokter Hendra yang kesiangan panik melihat pemilik RS.

Ia berlari masuk tanpa ketukan diruangan atasannya. Dengan nafas ngos ngosan, Ia memberi tahukan kepada Dokter Hendra. Tanpa bicara lagi Kepala RS langsung berlari menyambut Tuannya itu.

Anggukan kepala dari Jean menjadi tanda bahwa ia menerima sambutan itu.

...................

" Sayang," ucap Evan lembut. " Ia pa," ucap Lina yang sedang memainkan hpnya tanpa melirik suaminya.

"Aku keluar sebentar ya," ucap Evan lagi.

"Iya pa jangan lupa Bubur ayam mama ya," ucap Lina .

"Ok sayang," ucap Evan pergi.

Selesai membeli bubur ayam dan keperluan lainnya, Evan kembali kerumah sakit.

Saat mendekati tempat rawat istrinya, Dibelokan jalan tanpa sengaja ia menubruk seorang laki laki sehingga belanjaannya jatuh.Tanpa melihat siapa yang ditabraknya, ia mengambil belanjaannya sambil minta maaf kepada orang tersebut. Ketika ia berdiri dan melihat yang bertabrakan dengan dia, ia terkejut.

"Kamu," ucap mereka serentak.

Di rumah sakit lantai lima.

Dokter Hendra yang dari tadi berbicara mengenai kedokteran kepada Jean, membuatnya kesal karena dari tadi Hendra berbicara tanpa henti hentinya kepada atasannya.

"udah basa basinya dokter," ucap Jean datar. Hendra yang mendengar kalimat itu langsung diam sekaligus merasa takut karena telah membuat bosnya itu kesal.

"kamu terlalu banyak bicara, saya jadi kurang yakin dengan anda dokter," ucap Jean menakuti Dokter Hendra. Mendengar itu, wajah Dokter Hendra langsung pucat pasi seperti kehabisan darah. Jean yang melihat wajah pemimpin RS miliknya langsung tersenyum menyeringai.

"Tenang saja Dokter, RS ini bisa berkembang pesat karena dokter, saya tidak mungkin melupakan jasa anda," ucap Jean.

"Terima kasih Tuan," ucap Hendra lega. "Syukurlah."

"Saya kesini ingin menenangkan pikiran, daripada anda berbicara terus lebih baik antarkan saya ke ruang VVIP, saya ingin melihat lihat," ucap Jean dengan senyum tipis. Dokter Hendra yang melihat senyum itu langsung deg deg kan.

"Mari saya antarkan Tuan," dengan senyum palsunya.

Tanpa sadar bulu kuduknya berdiri tegak takut ada kesalahan yang dilakukan oleh para dokter lainnya.

Saat memasuki ruangan VVIP di lantai paling atas, tanpa sengaja Jean menabrak seseorang karena sedang berbicara dengan sekretarisnya Oktav di Hp.Belanjaan orang itu jatuh, ia mengambil barang yang jatuh dan minta maaf. Jean yang tidak asing kepada orang tersebut diam tanpa menjawab kata maaf dari orang tersebut. Ketika orang yang ditabrak Jean mendongak ke atas karna selesai mengambil belanjaannya yang jatuh, Jean yang mengenali orang tersebut langsung kaget.

"Kamu" ucap mereka serentak.

" Ngapain kamu disini ha," ucap Evan dengan keras dengan mata menusuk.

"Seharusnya saya yang tanya ngapain kamu disini," ucap Jean tidak kalah keras matanya seperti mata elang yang sedang mencari mangsa.

Jean mulai menebak apakah mungkin Lina ada disini.

"Ini Rumah sakitku," ucap Jean tersenyum bangga.

" Cihhh, kalau aku tau ini rumah sakitmu aku tidak akan membawa Lina kemari," ucap Evan dengan nada merendahkan.

"Cihhh bilang saja jika rumah sakitku ini lebih lengkap dari pada milikmu Evan," ucap Jean tidak kalah.

Mereka akhirnya berdebat cukup lama.Dokter Hendra yang melihat mereka berdebat akhirnya mencoba melerai.

"Tuan Jean apakah anda masih ingin berjalan jalan," tanya Hendra kepada jean.

"Diam," ucap Jean dengan suara keras.

Hendra yang mendengar atasannya itu marah mukanya langsung pias.

" Tidak ada gunanya berbicara denganmu lebih aku pergi," ucap Evan dengan nada merendahkan.

Evan langsung pergi tanpa melirik ke arah Jean dan Dokter Hendra.

" Tunggu," ucap Jean kepada Evan.

" Cepatlah aku tidak punya waktu melayani orang sepertimu," jawab Evan acuh.

"Apakah Lina baik baik saja," ucap Jean dengan wajah serius. Jean memang sangat khawatir dengan Lina semenjak ia menikah dengan Evan. Orang yang telah merebut Lina darinya, walau mereka sekarang hidup bahagia namun Jean tetaplah Jean orang yang selalu menyayangi lina.

Menyadari Jean mengkhawatirkan istrinya itu, Evan merasa cemburu.

"Apakah seorang Jean Alvaro tidak memiliki pekerjaan lain hingga menanyakan kabar istri orang."

Mendengar itu, Jean tersulut emosi.Ia memegang kerah baju Evan dan satu pukulan keras langsung menghantam pelipis Evan, Evan langsung tersungkur ke lantai.

Evan yang memang tidak mau berkelahi dengan Jean mantan kekasih isterinya langsung berdiri dengan senyum percaya dirinya.

"Tuan Jean Alvaro apakah anda ingin kehilangan citra anda di depan banyak orang," ucap Evan dengan senyum khasnya.

Mengetahui posisinya kurang menguntungkan Jean langsung berbalik, senyum tipis terlihat di sudut bibirnya. Hendra yang melihat atasannya itu kalah debat dengan Evan langsung berbalik mengikuti atasannya.

Sementara itu, Evan yang melihat kepergian Jean langsung menuju Ruangan VVIP istrinya berada.

"Mengapa hatiku tidak enak ya, mungkin perasaanku saja,"

...................

" papa lama banget sih aku laper tau," ucap Lina manja. Melihat istrinya manja. kegundahan hati Evan langsung buyar, ia tersenyum tulus pada istrinya.

"Mau aku suapin," ucap Evan dengan nada menggoda. Lina langsung tersipu malu mendengar perkataan suaminya.

"Mau sayang," ucap Lina malu malu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!