NovelToon NovelToon

Dad, Please Hug Me

Kelahiran Gadis Kecil

Cerita ini di angkat dari kisah nyata seorang gadis yang selalu mendapatkan kekerasan. Bukan karena jahat, melainkan kasih sayang seorang Ayah yang teramat besar hingga terobsesi untuk menjadikan sang anak seperti yang ia inginkan.

Cerita ini memperlihatkan sisi lain dari arti sayangnya seorang Ayah pada anaknya.

_______________________________

Di sebuah rumah yang tidak begitu terlihat layak di tempati telah berkumpul keluarga yang tengah siap mengantar wanita yang saat ini sedang kesakitan karena merasa akan melahirkan.

Semua keluarga tampak panik dan dengan cepat mereka mengantarkannya ke sebuah rumah sakit yang terbilang tidak begitu besar sesuai dengan kehidupan mereka karena mempertimbangkan biaya.

Setelah sampai di rumah sakit wanita yang sedang berusaha keras menahan rasa sakit itu segera di larikan ke ruang bersalin.

Yah Brian Syein adalah suami dari Adena Sasikirana Arundati mereka menikah dengan jarak usia yang begitu jauh selisisih dua puluh tahun. Saat Brian Syein berumur empat puluh tahun, Kirana baru menginjak usia dua puluh tahunnya. Mereka menikah tanpa rencana tiba-tiba Brian Syein datang ke rumah wanita itu dan menemui Ayah dari Kirana yang bernama Samuel Arunda.

Ketika Ayah Samuel Arunda melihat keseriusan Brian dengan tanpa pertimbangan ia menerima lamaran itu dan Kirana yang begitu menurut dengan Ayah Samuel akhirnya menurut untuk di persunting dengan Brian.

Brian Syein dulunya pengusaha kaya namun saat menjelang hari pernikahan ia mengalami kebangkrutan sampai akhirnya ia tidak memiliki sepeser pun untuk biaya menikah.

Ayah Samuel yang merasa sudah terlanjur menerimanya akhirnya dengan berat hati tetap melanjutkan pernikahan anaknya itu.

Akhirnya hingga kini Brian dan Kirana hidup serba kekurangan dengan susah payah Kirana berusaha membantu suaminya untuk mencukupi kebutuhan mereka dan hingga setahun lamanya pernikahan mereka akhirnya lahirnya seorang bayi wanita yang di beri nama Kaila Sifabella Syein.

"Dia perempuan," ucap Brian dengan senangnya ketika bayi pertamanya lahir berjenis kelamin perempuan.

Matanya terus menatap bayi itu dan meneteskan air mata tanpa sadar sudah lama waktu yang di nanti akhirnya lahir juga.

Selama beberapa waktu mereka terus hidup dengan keadaan susah perekonomian namun Kirana yang tidak mempermasalahkan hal itu tidak keberatan jika terus membantu suaminya untuk mencari biaya hidup.

Sampai akhirnya tumbuhlah gadis kecil di usianya enam tahun selama itu juga ia tidak pernah merasakan Brian mendekatinya sekalipun untuk menjaganya ketika tidur.

Brian sangat jauh dari putri kecilnya sampai akhirnya di usianya yang enam tahun ayahnya baru mulai memberinya waktu itupun bukan waktu yang di maksud sebagai ayah dan anak.

Saat malam tiba Brian duduk di meja menunggu putri kecilnya datang dari kamar.

"Bella." panggil Brian sedikit berteriak.

"Iya Ayah," jawab Bella dengan berlari cepat menghadap Brian.

Dengan cepat Brian membuka sebuah buku kosong Bella yang melihat itu tampak bingung dengan ekspresi Ayahnya yang begitu terlihat tegang.

Putri kecil itu belum terbiasa dengan Brian jika harus berdekatan karena memang mereka jarang bersama sehari-hari Bella selalu bersama Kirana. Sedangkan Brian selalu menghabiskan waktunya di luar pulang saat malam sudah sangat larut.

"Kemari." perintah Brian pada Bella.

"Iya Ayah," putri kecil itu menurut dengan ragu.

Ternyata malam itu Brian mengajari putrinya namun setelah beberapa lama Bella merasa tidak bisa menguasai pelajaran yang Brian berikan tiba-tiba.

"Braaak." Suara pukulan meja terdengar di hadapan Bella.

Mendengar hal yang mengejutkan gadis kecil itu menangis dengan suara keras tanpa berlari, Kirana yang terkejut mendengar hal itu segera berlari dari dapur mengambil anaknya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Kirana dengan suara tingginya.

"Bod*h sekali anak ini," ucap Brian dengan wajah penuh amarahnya.

Kirana yang melihat lembaran tulisan di hadapannya merasa kesal bagaimana bisa pria itu mengajari anaknya dengan keinginannya yang sesingkat itu harus bisa menulis huruf.

Akhirnya Kirana mengajak putrinya ke kamar untuk tidur di saat suasana Bella sudah sedikit membaik ia memeluk Kirana.

"Ibu, Bella takut sama Ayah," ucap Bella yang menunjukkan wajah traumanya.

"Tidak apa-apa sayang, Ayah hanya kelelahan bekerja maafkan Ayah yah." jelas Kirana yang berusaha menghilangkan rasa takut anaknya.

"Tapi Ayah begitu marah pada Bella, Bu." bantah Bella lagi dengan suara yang menggemaskannya itu.

"Iya besok-besok Ayah pasti sudah tidak marah lagi, sekarang kau tidurlah." Kirana dengan lembut terus mengelus rambut putri kecilnya.

Hai readers maaf yah cerita ini sedikit keras karena author membuat karya ini bertujuan memberikan pandangan dengan beberapa orang di luar sana untuk bisa lebih memiliki hati dengan anak kecil. Mungkin cerita ini sangat menyedihkan jika kalian mengikutinya sampai akhir dan semoga nasib gadis kecil ini bisa mendapatkan balasan di kemudian hari yah. Terimakasih sudah membaca jangan lupa like komen, dan votenya yah.

Terungkap

Setelah Bella tidur lelap di pelukan Kirana akhirnya wanita itu melepaskan dengan pelan lalu mengecup kening anaknya dan bergegas pergi dari kamar.

"Apa yang kau lakukan dengannya?" tanya Kirana tegas pada Brian yang masih duduk di kursi tadi.

"Aku ingin memberinya pelajara." ucap Brian tanpa rasa bersalahnya sedikitpun.

"Bella masih terlalu kecil untuk menerima pelajaran itu." bantah Kirana pada suaminya.

Wajah Brian kembali merah padam pria itu memang tidak suka jika perintahnya di bantah oleh siapapun termasuk Kirana istrinya.

"Aku akan lebih sering mengajarinya jika menjadi anak pintar," ucap Brian dengan berdiri keluar rumah entah pergi kemana pria itu.

Kirana yang melihat sikap istrinya hanya berdiri mematung mengapa ia memiliki suami yang begitu keras sampai tidak ada sedikitpun rasa simpati pada anaknya.

Keesokan harinya Brian mengajak Bella untuk berjalan sesuai perintah Kirana untuk bisa mendekatkan diri dengan anak ia harus memiliki waktu berdua lebih lama.

Akhirnya Brian setuju dengan saran Kirana ia membawa Bella bermain ke luar rumah yang tidak begitu jauh untuk di jangkau. Sesampainya di taman yang hari itu tampak sepi karena bukan hari libur Brian yang sedang mendengar dering ponselnya segera menghampiri Bella yang bermain di ayunan itu.

"Bella jangan kemana-mana dan jangan berlari-lari Ayah akan mengangkat telefon sebentar." ucap Brian segera bergegas menjauh dari anaknya.

Bella yang tidak mengingat pesan ayahnya berlari di taman karena mengejar kupu-kupu yang terbag menggoda mata anak kecil itu dengan polosnya Bella berlari sambil meloncat sesekali.

"Aduhhhh sakitttt," teriak Bella menangis karena jatuh kedua lututnya berdarah.

Brian yang terkejut mendengar itu dengan segera menghampiri anaknya ia membentak Bella merasa tidak puas beberapa kali Brian memukul tubuh mungil Bella.

"Ampun Ayah," teriak Bella terus menangis melingungi tubuhnya dengan tangan kecilnya.

Brian yang merasa seperti terasuk hawa kesalnya tidak bisa mendengar lagi aduan Bella yang begitu terdengar kesakitan. Badan gadis itu sudah memar di beberapa bagian terkena pukulan Brian yang tidak bisa mengedalikan dirinya lagi.

Seorang Nenek Tuan yang mendengar suara itu segera berlari dan betapa terkejutnya ketika melihat anak kecil dengan tubuh yang sudah biru dan seorang pria yang tanpa henti terus memukul anak itu.

"Hey apa yang kau lakukan." teriak Nenek Tuan itu dengan memeluk tubuh kecil yang sedang menangis.

Brian segera berhenti memukul dan kembali mengambil Bella ke dalam gendongannya wajahnya tampak dingin tidak ada suara yang keluar dari mulunya.

Kini ia menuju ke rumah selama perjalanan Bella begitu bergetar tidak bisa menahan rasa takutnya dan tubuhnya yang terasa begitu sakit di beberapa bagian.

"Ada apa ini?" tanya Kirana yang begitu terkejut melihat seluruh tubuh Bella yang terlihat biru.

Mendengar Kirana bertanya Brian segera menurunkan Bella dari gendongan dan langsung pergi ke luar rumah entah ia pergi ke mana yang jelas tidak ada ucapan yang keluar satu pun dari mulutnya.

"Sayang, apa yang terjadi?" tanya Kirana dengan Bella yang tampak gemetar tubuhnya menahan ketakutan.

Bella sama sekali tidak menjawab pertanyaan Kiran ia hanya menangis terus dalam pelukan wanita itu matanya begitu bengkak karena menangis.

Melihat itu Kirana merasa tidak tega lagi untuk menanyakan pada Bella akhirnya ia mengobati bagian yang terlihat biru itu dengan minyak yang bisa menghilangkan bekas itu.

Lama Kirana bersama Bella namun tidak ada satu kata pun ia dengar dari mulut kecil itu wajahnya terus menunduk seperti terus ketakutan.

Begitu cepatnya siang berlalu dan kini tiba malam untuk Bella menyerahkan diri lagi pada Brian melanjutkan pelajaran yang kemarin malam tertunda.

Kini Brian sudah berhadapan dengan Bella yang terus menunduk jantung anak kecil itu terus berdetak kencang badannya seperti akan berlari namun kakinya tidak bisa melangkah.

"Cepat ikutin tangan Ayah." ucap Brian menuntun tangan anaknya untuk menulis huruf.

Bella sama sekali tidak berani menatap wajah Brian matanya sudah berkaca-kaca rasa ketakutannya belum bisa hilang mengingat kejadian siang tadi.

Dengan rasa takutnya akhirnya Bella mulai bisa menulis meskipun belum begitu sempurna mungkin rasa takut anak itu kali ini bisa menyelamatkannya dari serangan Brian lagi.

Setelah waktu menunjukkan semakin malam Brian menyuruh anaknya tidur sedangkan dia pergi ke rumah temannya itulah setiap malam yang ia lakukakn sampai Kirana tertidur lelap tidak pernah memiliki waktu dengannya.

Keesokan harinya saat Kirana membeli sayur tidak sengaja bertemu seorang Nenek Tuan yang memang tidak jauh tinggalnya dari rumah Kirana.

"Kirana," panggil Nenek Tua itu.

"Iya Nek, ada apa?" tanya Kirana tersenyum.

Melihat ekspresi Kirana tersenyum sepertinya Nenek tua itu bisa menebak jika ia tidak tahu apa yang Brian lakukan pada Bella kemarin siang.

"Mengapa suamimu begitu jahat pada Bella?" tanya Nenek itu.

"Maksud Nenek?" tanya Kirana terkejut karena wanita itu mengetahui keadaan anaknya.

Akhirnya Nenek itu menceritakan kejadian yang ia lihat saat Brian memukuli anaknya dengan brutalnya sampai Bella tidak berani melarikan diri dan Nenek itu segera menolong Bella. Nenek itu menceritakan dengan mata yang berkaca-kaca membayangkan kejadian kemarin hatinya begitu sakit bagaimana bisa seorang ayah tega menyakiti gadis sekecil itu.

Tidak bisa di bayangkan jika Nenek itu tidak datang tepat waktu entah apa yang terjadi dengan Bella ia tidak bisa membayangkan lagi.

Kirana yang mendengar seketika hatinya begitu sakit menetes lah air matanya tanpa bisa ia tahan lagi mengetahui suaminya begitu keras pada anaknya.

Halo readers semoga kalian suka dengan cerita gadis kecil ini yah jangan lupa favoritkan novel ini jika kalian menyukainya. Terimakasih

Sekolah Dasar

Brian yang sudah bergegas pergi keluar meninggalkan Bella yang sedang tertidur sementara Kirana yang baru saja tiba di rumah terkejut melihat anaknya yang sendirian tanpa di temani Ayahnya.

Menyadari kehadiran ibunya dengan cepat Bella bangun dari tidurnya.

“Ibu...” ucap Bella dengan suara menggemaskannya itu.

Mendengar suara anaknya Kirana yang tadinya ingin bergegas ke dapur seketika terhenti langkahnya.

“Kau sudah bangun, Nak?” tanya Kirana dengan melangkah mendekati anaknya yang masih berada di kasur.

Melihat tubuh anaknya yang masih terlihat bekas pukulan dengan cepat ia mengolesi kembali obat di kulitnya.

“Aw...” Suara Bella terdengar lirih.

Kirana yang masih memandangi tubuh anaknya menangis tanpa sadar.

“Maafkan Ibu yah, Nak.” Dengan tatapan rasa bersalahnya Kirana terus memandangi wajah anaknya sampai akhirnya ia memeluk erat tubuh anaknya.

Gadis kecil itu yang belum begitu mengerti hanya menatap dalam wajah Ibunya.

“Ayo temani Ibu memasak,” ajak Kirana meraih tangan mungil milik Bella.

Mendengar hal itu Bella hanya terdiam dan mengikuti langkah Ibunya.

Dengan asyik mereka memasak di dapur tiba-tiba terdengar suara motor Brian.

Bella yang mendengar suara motor itu mendadak melotot dengan segera memeluk tubuh Kirana.

Kirana melihat tingkah anaknya merasa kasihan kin tangannya bergetar menahan rasa takutnya.

“Jangan takut, Nak.” ucap Kirana berusaha menenangkan anaknya.

”Bella takut,” jawab anak kecil itu pelan.

Brian yang baru saja sampai di rumah dengan cepat ia melangkah masuk menghampiri kedua wanitanya yang ada di dapur.

“Apa yang kalian lakukan?” tanya Brian dengan datarnya.

Kirana yang merasa kesal dengan suaminya tidak menjawab pertanyaan Brian.

Melihat sikap istrinya yang tidak patuh padanya tanpa berfikir panjang terdengar suara piring yang sudah terpecah berhamburan di lantai.

“Apa yang kau lakukan?” Kirana berteriak begitu terkejutnya ia mendengar suara pecahan itu.

Brian yang mendengar tidak menjawab lalu pergi ke luar rumah lagi.

Bella yang terus memeluk tubuh Ibunya semakin bergetar air matanya tidak tertahankan lagi akhirnya menetes membanjiri pipi tembemnya.

Dengan cepat Kirana membawa Bella ke dalam kamar. Mencoba menenangkan anaknya sambil mengelus rambut panjang Bella.

Begitu terus yang mereka jalani setiap harinya sampai akhirnya kini usia Bella sudah sampai tujuh tahun.

Sudah tiba waktunya Bella masuk sekolah dasar. Semua pelajaran yang Bella terima dari sang Ayah mampu ia kuasai.

Di kelas Bella termasuk anak yang aktif selalu mengerjakan tugas dengan baik dan cepat.

Melihat nilai anaknya setiap hari Brian merasa puas kini ia semakin bersemangat memberi pelajaran setiap malamnya pada Bella.

Setiap malam Bella selalu merasa kesakitan selalu ada yang membuat Brian kesal.

Ketika ia mengajari Bella dan tidak bisa di terima Bella dengan cepat tangan pria itu tanpa berfikir langsung mendarat di kepala anak kecilnya itu.

Setelah mendapat puk*lan di kepala dengan penuh rasa takut Bella mengerjakan semua soal yang Brian berikan dengan cepat selesai.

Setiap malam juga Kirana sering mendapat puk*lan dari suaminya karena melindung Bella saat terkena serangan oleh Brian.

Tidak jarang mereka berkelahi karena Bella, namun rasa kesal Brian tidak juga berakhir dengan penyesalan.

Entah kehidupan Kirana bagaimana sampai ia bisa tetap bertahan dengan pria yang keras dan ringan tangan seperti Brian itu.

Perasaan menyesal terkadang timbul di dalam fikiran Kirana namun nasi sudah menjadi bubur.

Hai lovers cerita Bella sampai di sini duluyah semoga kalian suka. Terimakasih Assalamualaikum Wr. Wb.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!