Hari ini, Keluarga Reyhan sedang menunggu kedatangan seorang yang akan tinggal di rumahnya selama satu bulan.
Namun sangat jelas, Reyhan Abrisam tampak acuh terhadap Seorang yang akan datang. Dia malah duduk santai di sofa sambil memainkan game di handphonenya.
Sedangkan Aris Abrisam dan Danita Ayudya—Orang tua Rayhan. mereka tampak ceria menyambut kedatangan Anak dari sahabatnya.
TOKKK TOKKK TOKKK
Ketika terdengar suara ketukan pintu, Nita dan Aris langsung menuju pintu utama rumahnya.
"Ya ampun cantik sekali anak kamu Fris" Ujar Nita, saat melihat Cewek cantik di depannya.
Freya Natasya, yang mendapat pujian. Langsung tersenyum senang kepada Nita.
"Iya dong" Balas Friska.
Reyhan Abrisam dan Freya Natasya, itu sama-sama anak tunggal dari keluarga kaya raya.
Freya Natasya, selaku anak tunggal Wisnu Adirajada dan Friska Natasya. Memiliki sifat Manja yang kerap sekali menjadi perbincangan orang.
Sedangkan Reyhan Abrisam, meskipun anak tunggal dari Aris Abrisam dan Danita Ayudya. Dia tidak memiliki sifat manja, seperti Freya.
"Ayok masuk" Ajak Aris.
"Nggak usah, kami mau langsung berangkat ke Singapur aja, soalnya ada masalah yang harus di selesaikan" Ujar Friska.
"Iya, kami titip Freya ya, selama satu bulan. Ris, Anak kamu laki-laki kan?" Tanya Wisnu.
"Iya, Reyhan namanya" Balas Aris.
"Aku sudah pindahin Freya ke sekolah milik kamu Ris, biar Reyhan bisa ngejaga" Ujar Wisnu.
"Hah?Freya pindah sekolah Dad?" Tanya Freya.
"Iya sayang, baik-baik di sekolah baru ya" Balas Friska, sambil mengusap rambut Freya.
"Pasti Kita jaga Freya dengan baik kok" Ujar Aris.
"Iya" Sambung Nita.
"Makasih ya" Ujar Wisnu dan Friska, bersamaan.
"Iya sama-sama" Balas Aris dan Nita.
"Yasudah kalau bigitu, kami berangkat dulu ya" Pamit Wisnu.
"Hati-hati Nu" Ujar Aris.
"Pastinya" Balas Wisnu.
"Sayang Daddy sama Mami berangkat dulu ya, kamu jangan nakal oke" Ujar Friska, kepada Freya.
"Iya siap Mi" Balas Freya.
"Oh iya Ris, Nit anak aku ini manja" Ujar Friska, kepada Aris dan Nita.
"Tenang aja kita bisa ngadepin kok" Ujar Aris, sambil terkekeh.
***
"Freya ini anak Tante" Ujar Nita, sambil menepuk bahu Reyhan.
"Ganteng Tan" Ujar Freya.
"Iya dong, kan mirip saya" Ujar Aris.
"Pede banget sih kamu Pah" Ujar Nita.
"Reyhan kenalan!" Perintah Aris.
"Reyhan" Ujar Reyhan.
"Gue Freya Natasya" Balas Freya.
"Freya, nanti kamar kamu di atas ya. Di sebelahnya kamar Reyhan" Ujar Nita.
"Iya Tan" Balas Freya.
"Apa?!" Ujar Reyhan.
"Iya, soalnya kamar tamu belum di beresin" Ujar Nita.
"Kamu nggak keberatan kan Rey?" Tanya Aris.
"Hmm" Balas Reyhan.
"Kamu udah makan belum Sayang?" Tanya Nita.
"Udah Tan, tapi laper lagi" Ujar Freya, sambil tersenyum melihatkan gigi putihnya.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Aris.
"Mie instan aja Om, boleh gak?" Tanya Freya.
"Boleh dong" Balas Aris.
"Yaudah Ayok Tante temenin buat mie nya" Ujar Nita.
"Freya mau di buatin" Ujar Freya.
"Benaran manja ternyata" Batin Aris, sambil tersenyum tipis.
"Yaudah Tante buatin ya" Ujar Nita.
"Nggak usah Mah" Ujar Reyhan.
"Loh kenapa?" Tanya Nita.
"Dia Udah besar" Balas Reyhan.
"Emangnya nggak boleh, kalau minta di buatin?"
Tanya Freya.
"Gak lah, manja banget Lo" Ujar Reyhan.
"Ehh kok tiba-tiba aku pengen Reyhan ganteng yang masak ya Tan" Ujar Freya, kepada Nita.
"Ogah" Balas Reyhan.
"Ihh aku kan laper" Ujar Freya.
"Masak sendiri lah" Protes Reyhan.
"Nggak mau, maunya di buatin Lo" Balas Freya.
"Lo tuh manja banget sih" Ujar Reyhan.
"Yaudah kalau nggak mau, Freya mau ngambek aja" Ujar Freya, sambil melangkah ke lantai atas dan masuk ke salah satu kamar di sana.
"Dia kok seenaknya sih?" Ujar Reyhan.
"Pah, Freya ngambek" Ujar Nita.
"Reyhan kamu turutin aja kemauan Freya" Ujar Aris.
"Kok Reyhan?" Tanya Reyhan.
"Dia mintanya kamu yang masakin Reyhan" Balas
Nita.
"Reyhan nggak mau" Ujar Reyhan.
"Uang jajan kamu papa potong!" Ancam Aris.
"Reyhan nggak peduli" Balas Reyhan.
"Masak mie instan apa susahnya sih?" Tanya Nita.
"Buat si cewek manja itu, susah banget" Balas Reyhan.
Setelah itu Reyhan melangkah menuju kamarnya, yang ada di lantai dua. Tanpa memedulikan tatapan horor dari kedua Orang tuanya.
Saat memasuki kamarnya, Reyhan melihat Freya diatas kasurnya. Dia pun langsung menarik paksa Freya untuk turun dari kasurnya.
"Ngapain Lo di sini?" Tanya Reyhan.
"Belanja, ya Tidur lah pintar. Emangnya kegunaan kamar buat apa?" Balas Freya.
"Lo salah masuk" Ujar Reyhan.
"Nggak kok, ini bener di kamar bukan di toilet" Balas Freya, yang membuat Reyhan semakin kesal.
"Kamar Lo di sebelah" Ujar Reyhan.
"Yaudah Lo aja yang tidur di kamar sebelah" Balas Freya.
"Gak" Ujar Reyhan.
"Lo nggak masakin gue mie instan?" Tanya Freya.
"Gak" Balas Reyhan.
"Kok Lo gitu sih?gue kan laper" Ujar Freya.
"Buat sendiri!" Ujar Reyhan.
"Nggak mau, gue biasanya juga di buatin" Balas Freya.
"Gak usah manja" Ujar Reyhan.
"Gue nggak manja ya, gue tuh males aja" Balas Freya.
"Lo tuh calon ibu rumah tangga" Ujar Reyhan.
"Rumah tangga kita ya?" Tanya Freya.
"Ngimpi" Balas Reyhan.
"Aaa gue jadi bayangin, kalau Lo sama gue udah bangun rumah tangga. Nanti kita uwu-uwuan, terus Lo yang masakin gue terus" Ujar Freya, sambil cengengesan.
"Gila Lo" Ujar Reyhan.
"Iya, gara-gara lihat kegantengan Lo sih" Balas Freya.
"Keluar sekarang juga!" Ujar Reyhan.
"Lo yang keluar" Balas Freya.
"Ini rumah gue" Ujar Reyhan.
"Gue udah tau dari tadi, nggak usah ngasih tau" Balas Freya.
"Lo nyebelin banget sih, keluar nggak!" Ujar Reyhan.
"Gue mau keluar, tapi ada syaratnya" Ujar Freya.
"Apa?" Tanya Reyhan.
"Lo masakin gue" Balas Freya.
"Oke" Balas Reyhan, sambil tersenyum miring.
***
Selesai memasak mie instan, Reyhan langsung menaruh dua mangkuk mie di meja makan, yang sudah ada Freya sedari tadi menunggu.
"Kok dua?" Tanya Freya.
"Gue satu" Balas Reyhan.
"Ohhh, pasti Lo mau nemenin gue makan ya?" Tanya Freya, dengan kepedeannya.
"PD Lo" Ujar Reyhan.
Reyhan pun memandang Freya yang akan menyuapkan suapan pertama ke mulutnya, sambil tersenyum miring.
"AWW AWW PEDES BANGETTT" Ujar Freya, setelah menyuapkan satu sendok mie.
Reyhan yang melihat hal itu pun, langsung tertawa bahagia."Hahahha."
Sebenarnya Reyhan bukan tipe orang yang suka menjaili, namun melihat tingkah Freya yang membuatnya kesal, dia pun mempunyai ide untuk menjaili.
Tadi saat menyajikan mie instan tersebut, Reyhan memasukan enam cabe yang sudah di ambil bijinya saja.
"Air air air" Ujar Freya yang masih kepedesan.
"Ambil sendiri" Balas Reyhan.
Freya yang masih kepedesan dengan cepat, menuangkan air mineral ke gelas. Setelahnya menengguknya sampai tandas.
"Lo jahat banget sih" Ujar Freya, sambil menangis.
"CK, cengeng" Ujar Reyhan.
"Huaa Mami... Freya hiks di jahatin hiks" Ujar Freya.
"Lo lebay banget sih, gitu aja nangis" Ujar Reyhan.
"Reyhan jahat hiks..." Ujar Freya.
"Udah nggak usah nangis" Ujar Reyhan, sambil mengusap air mata Freya menggunakan jempolnya.
"Mami... Reyhan jahat" Ujar Freya, sambil memeluk Reyhan yang ada di sebelahnya.
"Lo modus ya?" Tanya Reyhan.
"Ihh kok Lo nuduh si" Ujar Freya.
"Ya ampun kalian lagi ngapain?" Tanya Nita, yang tiba-tiba datang dari kamarnya.
Kedatangan Nita tadi, tidak membuat Freya menguraikan pelukannya. Dia malah mengeratkan pelukannya di pinggang Reyhan.
"Freya Sialan" Umpat Reyhan, dengan suara pelan.
"Kamu kok meluk Reyhan sih Fre?" Tanya Nita.
"Freya habis nangis Tante" Balas Freya, sambil melepaskan pelukannya.
"Loh?nangis kenapa?" Tanya Nita.
"Itu tadi—" Belum sempat melanjutkan ucapannya, Reyhan sudah terlebih dahulu memotongnya.
"Kecipratan kuah Mah" Potong Reyhan.
"Kok sampe meluk kamu Rey?" Tanya Nita.
"Tadi itu refleks Mah" Balas Reyhan.
"Bener Fre?" Tanya Nita.
"Hmm iya Tan" Balas Freya.
"Mamah mau ngapain?" Tanya Reyhan.
"Mamah mau ngambil buah di kulkas" Balas Nita.
"Tan, boleh tanya?" Tanya Freya.
"Boleh dong" Balas Nita.
"Tante ngerestuin nggak, kalau aku sama Reyhan?" Tanya Freya.
"Hah?hmm ngerestuin aja sih kalau Tante, kan kalian yang ngejalanin bukan Tante" Balas Nita.
"Makasih Tante Cantik" Ujar Freya.
"Sama-sama" Balas Nita.
"Lo bukan tipe gue" Ujar Reyhan, sambil menatap tajam Freya.
"Tapi Lo tipe gue" Balas Freya.
"Gue nggak peduli" Ujar Reyhan.
"Sudahlah lebih baik Mamah balik ke kamar aja, dari pada Dengerin kalian ribut" Ujar Nita, setelahnya meninggalkan Reyhan dan Freya.
"Rey" Panggil Freya.
"Jangan manggil gue Rey!" Ujar Reyhan.
"Kenapa? Tante Nita manggil Lo Rey juga kan?" Tanya Freya.
"Itu panggilan terdekat" Balas Reyhan.
"Emangnya gue nggak boleh manggil Rey?" Tanya Freya.
"Gak" Balas Reyhan.
"Yaudah gue manggil Lo, Ganteng" Ujar Freya.
"Apa-apaan sih Lo" Ujar Reyhan.
"Ganteng, masakin gue lagi ya" Ujar Freya.
"Gak" Balas Reyhan.
"Pokoknya Lo harus masakin lagi!" Ujar Freya.
"Nggak usah manja deh, masak sendiri!" Balas Reyhan
"Manja" Ujar Reyhan.
"Biar—" Ucapan Freya terpotong, oleh deringan handphone Reyhan.
Drttt Drttt Drttt
Reyhan pun langsung mengangkat, setelah melihat ke layar handphonenya.
"Gue kesana" Ujar Reyhan, setelahnya dia langsung mematikan sambungan telfon tersebut.
"Telfon dari siapa, Ganteng?" Tanya Freya, namun tak di respon oleh Reyhan.
Bukannya merespon ucapan Freya, Reyhan lebih memilih ke kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci motornya.
Tentu saja, Freya yang melihat hal itu sangat penasaran, siapa penelfon Reyhan tadi.
Tidak lama kemudian, Freya melihat Reyhan menuruni tangga dengan sedikit berlari. Sangat jelas sekali Reyhan sedang buru-buru.
"Lo mau kemana?" Tanya Freya, yang hanya di anggap angin lalu oleh Reyhan.
"Ngeselin banget" Batin Freya.
***
Sedangkan Reyhan, dia sangat buru-buru sekali untuk menjemput Indyana lesta. Cewek yang akhir-akhir ini mengisi hatinya.
Tadi dia mendapat telfon dari Adinada, teman dekat Indy. Mengabarkan bahwa Indy sedang sendirian menunggu jemputan di rumah Andi–Teman sekelasnya Indy.
Sesampainya di rumah Andi, Reyhan melihat Indy sedang di temani oleh Andy di depan pagar berwarna abu-abu.
"Reyhan" Ujar Indy, saat melihat Reyhan berhenti di depannya.
"Naik" Ujar Reyhan.
"Lo tau dari mana?" Tanya Indy.
"Adin" Balas Reyhan.
"Andy, gue balik ya" Ujar Indy.
"Iya" Balas Andy.
"Gue balik" Ujar Reyhan.
Setelah itu, Reyhan langsung melajukan motornya dengan kecepatan normal.
"Ohhhiya Rey, makasih ya udah mau nganterin pulang" Ujar Indy.
"Iya, Lo kenapa nggak ngabarin gue?" Tanya Reyhan.
"Lo kan bukan siapa-siapa gue" Balas Indy.
"Lo jadi pacar gue sekarang!" Ujar Reyhan.
"Lo nembak gue?" Tanya Indy.
"Iya, Lo mau kan?" Tanya Reyhan.
"Mau lah pastinya" Balas Indy.
"Gue udah nunggu waktu ini dari lama Rey" Batin Indy.
"Kita mau langsung pulang?" Tanya Reyhan.
"Hmm emangnya mau kemana lagi?" Tanya Indy.
"Udah makan?" Tanya Reyhan.
"Hm udah tadi" Balas Indy.
"Yaudah kita langsung pulang" Ujar Reyhan.
Pagi ini, Freya sudah rapih dengan seragam sekolah barunya. Saat menuruni tangga, dia melihat semuanya sudah berada di meja makan.
"Pagi semuanya" Sapa Freya.
"Pagi" Balas Mereka, terkecuali Reyhan tentunya.
"Hmm Om, Freya berangkat sekolah naik apa?" Tanya Freya, kepada Aris.
"Sama Reyhan aja, kan satu sekolah" Balas Aris.
"Gak bisa Pah" Balas Reyhan.
"Kenapa?" Tanya Freya.
"Aku mau jemput seseorang" Balas Reyhan.
"Siapa?" Tanya Nita.
"Pacar Reyhan" Balas Reyhan.
"Hah?pacar?" Tanya Freya, dengan nada terkejut.
"Bukannya Freya tadi malam minta restu buat pacaran sama kamu?" Tanya Nita.
"Iya Pacar, tadi malem Reyhan nembak dia" Balas Reyhan.
"Ihh kok Lo udah punya pacar sih, gue nya gimana?" Tanya Freya.
"Gue nggak peduli" Balas Reyhan.
"Lo pokoknya harus putusin cewek itu" Ujar Freya, yang membuat Mereka terkejut.
"Apaan sih" Ujar Reyhan.
"Gue kan suka sama Lo" Balas Freya.
"Gila" Ujar Reyhan.
"Reyhan, kamu bawa mobil aja ya" Ujar Aris.
"Motor aja Pah" Balas Reyhan.
"Biar kamu bisa nganterin Freya sama Pacar kamu itu sekalian" Ujar Aris.
"Nggak, dia berangkat sendiri" Balas Reyhan, sambil menunjuk Freya.
"Gue maunya dianterin lo, ganteng" Ujar Freya.
"Jangan manggil gue ganteng!" Peringatan Reyhan.
"Pokoknya Freya maunya di anterin Reyhan, titik" Ujar Freya.
"Gue nggak mau, titik" Balas Reyhan.
"Freya, kamu naik ojek ya" Ujar Nita.
"Gak, Freya nggak mau Tan" Balas Freya.
"Gimana kalau di anterin Om?" Tanya Aris.
"Gak, Freya juga nggak mau" Balas Freya.
"Reyhan, turutin aja" Ujar Nita.
"Dalam mimpi Dia" Balas Reyhan, sambil menunjuk Freya.
"Nganterin Freya, apa susahnya sih?" Tanya Nita.
"Banyak" Balas Reyhan.
"Emangnya apa aja?coba sebutin" Ujar Freya.
"Udah, sini Lo" Ujar Reyhan, sambil menarik paksa Freya.
"Lo mau nganterin gue?" Tanya Freya, sambil tersenyum gembira.
Ternyata tidak seperti dugaan Freya, Reyhan tidak mengantarnya, melainkan dia menitipkan Freya kepada ojek yang kebetulan sekali lewat di depan rumahnya.
Dengan terpaksa, Freya naik ojek tersebut. Karena kasihan dengan Abang ojeknya, yang sudah di berhentikan oleh Reyhan.
"Bang SMA Bangsa" Ujar Reyhan.
"Siap Mas" Balas Abang ojek.
"Babay ganteng, sampai bertemu di sekolah" Ujar Freya, sambil melambaikan tangan, namun beberapa menit setelahnya, Freya merubah Ekspreksinya menjadi cemberut.
***
Setelah memasuki gerbang, Banyak pasang mata yang memperhatikan Freya yang sedang berjalan menuju ruang kepala sekolah. Bahkan tidak sedikit pula yang menertawakannya.
Bagaimana tida menertawakan?Freya dengan santainya memegang sepuluh tali balon berbentuk bebek.
Tadi saat di perjalanan ke sekolah, Freya melihat seorang anak kecil berjualan balon. Dia pun berinisiatif untuk membeli semua balon itu agar si anak kecil tersebut bisa senang, karena balonnya terjual semua.
"Seriusan Dia gila?"
"Cantik-cantik kok gila?"
"Ketawa dosa nggak sih?"
"Sumpah ya gue kasian banget sama dia, cantik-cantik nggak waras"
"CK, caper"
Tunggu-tunggu, dari sekian banyaknya cibiran, Freya sangat mengenali suara cibiran terpendek di belakangnya itu.
Saat Freya berbalik, dia mendapati Reyhan sedang mengendeng tangan cewek cantik di sebelahnya.
"Gantengku" Ujar Freya.
"Hah?maksudnya apa?" Tanya Indy.
"Gila Lo" Ujar Reyhan.
"Lo jualan balon?" Tanya Indy.
"Hmm nggak sih, tapi kalo Lo mau beli juga nggak papa kok" Balas Freya.
"Lo salah tempat kali, ini Sma ya bukan taman kanak-kanak" Ujar Indy.
"Gue nggak peduli, hmm anterin aku ke ruang kepsek yuk" Ujar Freya, sambil menarik lengan Reyhan.
"Gak bisa" Balas Reyhan, sambil menyentak tangan Freya di lengannya.
"Kok gitu sih?" Ujar Freya.
"Hmm Rey, Ayok kita anterin" Ujar Indy.
"Hah?Rey?dia manggil Rey?Reyhan nggak marah?" Batin Freya.
"Rey?" Tanya Freya.
"Iya, Reyhan. Dia pacar gue" Balas Indy.
"Hah?Indy sama Reyhan jadian?"
"Ya ampun cocok banget"
"Gue udah nungguin momen ini dari lama"
"Akhirnya"
Sontak ucapan Indy Tadi, membuat siswa-siswi di sekitarnya terkejut.
"Neng cantik, balonnya satu dong" Ujar Seseorang, dari belakang Freya.
"Eh?" Ujar Freya, terkejut.
"Kenalin gue Rizal Firmansyah, temennya Reyhan" Ujar Rizal.
"Freya Natasya, murid baru" Balas Freya.
"Kok Lo bawa balon sih?jualan?" Tanya Rizal.
"Nggak, ini tadi beli waktu mau ke sini" Balas Freya.
"Buat siapa?" Tanya Rizal.
"Hmm buat Lo aja kali ya?" Tanya Freya, sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Aduh maaf-maaf nih ya, bukannya gue nggak mau. Tapi nanti jiwa cool ku hilang dong" Balas Rizal, dengan cengirannya.
"Buat gue aja Sayang" Ujar Seseorang, yang tiba-tiba saja di samping Freya.
"Hah?sayang?" Tanya Freya.
"Kenalin gue Dito Saputra, Lo inget gue kan?" Tanya Dito.
Flash Back
Saat di perjalanan menuju sekolah baru, Freya melihat ada anak kecil yang menjual balon berbentuk Bebek. Dia pun berinisiatif untuk membeli semua balon yang di jual Anak kecil tadi, biar Anak kecil tersebut tidak capek-capek mencari pembeli lagi untuk hari ini.
Saat dia sudah memegang tali balon yang di jual Anak kecil tadi, tiba-tiba saja ada tangan yang memegang tali balon tersebut juga.
"Eh?Lo mau beli?" Tanya Seorang cowok tersebut.
"Iya" Balas Freya.
"Buat apa?" Tanya Si Cowok tadi.
"Gue mau bantu Anak kecil ini doang" Balas Freya.
"Yaudah, beli Lo aja" Balas Si Cowok, sambil berlalu meninggalkan Freya.
Flash back off
"Emm Lo orang yang tadi mau beli balon juga kan?" Tanya Freya.
"Iya, itu gue" Balas Dito.
"Ohh iya" Ujar Freya.
"Btw Lo baik ya, nggak malu beli balon sebanyak itu buat bantuin anak kecil tadi" Ujar Dito.
"Nggak malu lah, oh iya Lo juga baik loh, tadi Lo juga mau bantuin anak itu kan?" Tanya Freya.
"Iya, gue biasa beli tapi nggak ngambil balonnya"
Balas Dito.
"Kenapa Lo tadi malah pergi?" Tanya Freya.
"Gue malu aja tadi sama Lo, soalnya pake seragam kaya gue" Balas Dito.
"Ohh gitu, besok-besok kita bisa bantuin anak itu bareng, Lo mau kan?" Tanya Freya.
"Pastinya, rumah lo di mana?" Tanya Dito.
"Awas aja kalau bilang satu rumah sama gue" Batin Reyhan.
"Gue tinggal sama—"
"FREYA" Panggil seseorang, yang memotong pembicaraan Freya.
"Sintia" Panggil Freya.
"Ya ampun gue seneng bangat satu sekolah sama si manjaku ini lagi" Ujar Sintia.
"Gue juga seneng satu sekolah sama Sintia Adenia
Yang paling rempong ini" Balas Freya.
"Gue waktu di kabarin sama Putri seneng banget" Ujar Sintia.
"Putri Aurelia?temen kita dulu kan?" Tanya Freya.
"Iyalah siapa lagi, btw Lo katanya satu kelas sama kita Fre, gue sih kata Putri. Soalnya tadi malem Mami Lo nelfon putri" Ujar Sintia.
"Ya ampun gue seneng banget" Balas Freya.
"Lo tinggal di mana?katanya tinggal di rumahnya cogan ya?" Tanya Sintia.
"Lo tau siapa cogan itu?" Tanya Freya.
"Nggak lah" Balas Sintia.
"Nggak usah tau lah, lagian si cogan itu nyebelin banget" Ujar Freya.
"Lo nggak bakal suka sama si cogan itu kan?" Tanya Sintia.
"Mungkin" Balas Freya.
"Serius Lo, emang gampang ya buat Lo ngelupain Kevin?" Tanya Sintia.
"Susah banget" Balas Freya.
"Ehem" Degheman Rizal.
"Kalian keasikan banget sih ngobrolnya" Ujar Dito.
"Hehehe iya maafin kita ya" Ujar Sintia.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!