Eldoria tahun 1600..
Alaric 28 tahun adalah seorang raja tunggal yang memimpin kerajaan eldoria sejak 5 tahun yang lalu setelah kematian sang ayah.
Menikah dengan seorang wanita bangsawan bernama Anya, wanita berusia 22 tahun yang terkenal lembut dan bijaksana.
Walaupun hubungan keduanya adalah hasil perjodohan namun awalnya anya meyakini bahwa ia bisa membuat Alaric mencintainya nanti, namun sayangnya hubungannya dengan alaric semakin memburuk karena Anya tak kunjung mendapatkan momongan, Seluruh keluarga kerajaan terus menuntut kehadiran putra mahkota membuat Anya selalu di salahkan termasuk dengan suaminya sendiri , Alaric.
Rakyat mendesak raja segera memiliki selir baru dan menikah lagi namun Anya bersikukuh agar rajanya tidak mengkhianati cinta mereka.
"Anda tidak bisa menikah lagi yang mulia, aku ingin menjadi ratu tunggal" Ucap Anya penuh kesedihan.
"Lalu kau akan membiarkan rakyatku terus mendesakku? kau bahkan tak bisa memberiku keturunan Anya, apa yang kau harapkan?!" Alaric menatap Anya sengit , yang ditatap hanya diam berlinang Air mata.
"Aku adalah satu satunya ratu dinasti, tolong jangan gantikan posisiku dengan orang lain, anda harus mencintaiku yang mulia, anda hanya boleh mencintaiku, aku sudah mengorbankan segalanya, menjadi ratu di usia muda dan menggagalkan cita citaku menjadi seorang pelukis hanya untuk menikah denganmu yang mulia, tolong cintai aku" Ucapnya dengan tangisan.
"Mencintai seseorang yang tak bisa memberi keturunan, itu konyol, hanya orang gila yang melakukannya , kalau kau ingin menjadi ratu tunggal maka berikan aku keturunan Anya!" tegas Alaric , pria itu pergi meninggalkan Anya yang terperosok jatuh pada lantai dengan tangisan yang berderai
Sejak saat percakapan keduanya hari itu tak berselang lama Alaric benar benar menikahi seorang wanita untuk menjadi selir, Viviene namanya.
Wanita berusia 21 tahun itu kini digadang gadang akan menjadi seorang ibu dari putra mahkota menggantikan anya, Anya yang mengetahui hal itu tentu merasa iri dan tidak terima.
Sejak saat itu Anya berubah menjadi seorang wanita yang mudah marah dan sering kali memaki pelayannya karena masalah kecil , ia juga di kabarkan sering kali mengganggu viviene karena rasa irinya yang menjadi jadi.
...****************...
Tahun 2024...
"Hiaakkkhh!" Mika, gadis 17 tahun berteriak kuat saat tengah membaca novel milik temannya.
"Kenapa ratu ini bodoh sekali sialan!" Umpatnya.
Ia menggerutu kesal karena novel yang di pinjamkan temannya memiliki alur cerita yang sangat menyebalkan baginya.
"Kalau aku jadi ratu bodoh itu akan ku tampar satu persatu orangnya, termasuk raja gila itu! Awas saja!" Ujarnya kesal.
"Bam bam bam!" Mika berjalan memuku mukul angin karena rasa kesalnya dengan membawa novel tebal yang berisi 130 halaman tersebut.
Mika tak menyadari saat dirinya berjalan kakinya tak sengaja menyandung sesuatu di lantai, kabel yang terbentang itu membuatnya terjungkal ke depan dan...
bugh
"Awh!" Pekik mika.
Kepalanya terbentur lantai hingga ia merasa sangat pusing dan berkunang kunang, setelah itu mika sudah tak ingat lagi apa yang terjadi , pandangannya mengabur dan suasana menjadi gelap gulita.
"Dasar ratu bodoh" Gumamnya.
...****************...
Eldoria tahun 1600...
Alaric berjalan tergesa setelah mendapat kabar bahwa Anya melakukan percobaan bunuh diri dengan menyeburkan dirinya ke kolam ikan sedalam 3 meter.
"Apa yang terjadi?!" Alaric berteriak hebat pada seluruh penghuni kamar Anya.
"Ampuni hamba yang mulia, r-ratu mencoba melakukan percobaan bunuh diri, dia menceburkan dirinya pada kolam ikan" Kata salah satu pelayan Anya ketakutan.
Alaric tampak mengepalkan tangannya kuat mendengar ungkapan dari salah seorang wanita tersebut , ia kemudian menatap Anya yang masih belum sadarkan diri.
"Alaric! Apa yang istrimu lakukan?!" Dua orang wanita lain datang dari arah pintu masuk, itu adalah ibunya dan juga selir sang ayah , Amber dan Sofya.
"Dia melakukan percobaan bunuh diri" Ungkap Alaric.
Sofya tampak menggeram marah, sebagai seorang ratu itu adalah perbuatan yang sangat tidak terpuji.
"Dia tidak berguna! Tidak bisa memberiku cucu dan putra mahkota sekarang dia ingin mencoret nama baik kerajaan, menjijikkan!" Katanya.
"Yang mulia ratu, kita belum mendengar dari Anya, bisa saja Anya terpelset jatuh secara tak sengaja" Ujar ibu suri amber
"Aku tidak peduli bagaimana kebenarannya, yang jelas bagiku dia sama sekali tak berguna!" sofya memutar tubuhnya dan pergi begitu saja meninggalkan Alaric dan amber
"Alaric , ibu selalu mendukungmu nak, kau harus selalu bahagia" Kata sang ibu suri.
"Terimakasih ibu suri"
"Baiklah jaga dirimu aku akan pergi.
Sepeninggalan kedua ibunya Alaric mendekatkan dirinya pada Anya yang masih tertidur pulas, "Apa yang sedang coba kau lakukan Anya?! Kau membuatku sangat marah" Gumam alaric.
"Hoaaammm!" Mika menguap hebat dan meregangkan tubuhnya yang terasa kaku, entah berapa lama ia sudah tertidur.
Matanya melirik kesana kemari mengedarkan pandangannya, ini bukanlah kamar miliknya , sangat berbeda tapi sungguh mewah
"Dimana aku?" Gumamnya Kebingungan.
"Ya ampun tempat apa ini?" Mika mulai berjalan menyusuri kamar mewah ini, ia juga baru menyadari penampilannya, mika segera berlari ke Arah cermin.
"D-dimana aku? Siapa kau?" Tunjuknya pada cermin.
Seharunya cermin didepannya merefleksikan bayangan miliknya, namun mika tak secantik itu, wanita ini sangat cantik dan juga berpakaian seperti seorang putri kerajaan.
"Waahh apa ini? aku sangat cantik?" Gumamnya tak percaya.
Ia tak henti hentinya mengagumi penampilan indahnya.
"Ratu Anya? Apa ini ratu Anya?" tanyanya tak percaya.
Mika tampak menutup mulutnya kaget , apakah ia benar benar ada dongeng sekarang?
"Yang mulia ratu?!" Teriak seorang wanita dari arah pintu.
"Apa? Aku ratu?!" tanyanya tak percaya.
"Yang mulia apa anda baik baik saja?"
"Ya aku baik, dimana ini?" Tanya mika kebingungan.
"Anda berada di kamar, aku akan segera memanggil tabib istana" Ujar wanita itu tergesa, ia segera berbalik badan namun mika memanggilnya kembali.
"Tunggu!" Katanya.
"Ada apa yang mulia?"
"Aku ini ... Anya?" tanyanya ragu.
"Benar, yang mulia ratu Anya" Ungkapnya.
"Ya tuhan, aku benar benar berada dalam tubuh wanita ini?" Tanya mika dalam hati.
"Tunggu sebentar yang mulia" Wanita itu berlari keluar meninggalkan mika sendirian.
"Apa yang harus aku lakukan? Hidup sebagai ratu mandul, musuh semua orang di istana dan memiliki suami seperti raja Alaric, ini mimpi Buruk!"
Mika termenung memikirkan apa yang sebenarnya terjadi setelah ia pingsan semalam sebelum suara pintu dibuka dengan sangat kasar...
Brakk
Dirinya terhentak kaget saat melihat kedatangan seorang pria yang memakai jubah kebangsaan dan juga mahkota yang bertengger rapi di kepalanya.
"Apa yang kau lakukan?!" Bentaknya sembari menarik lengan Mika hingga wanita itu mendogak menatap sang raja dari jarak dekat.
"Ini adalah Alaric, tidak salah lagi" Gumam mika dalam hati.
"Memangnya apa yang aku lakukan? Kenapa kau sangat kasar yang mulia?" Mika menekankan kata yang mulia untuk Alaric.
"Kau mencoba melakukan percobaan bunuh diri Anya, ingin mempermalukanku dan keluargaku?! Hah?!" Bentaknya lagi dan lagi.
"Aku bukan Anya, aku bukan ratu bodohmu itu, lepaskan tanganku" Pintanya.
Alaric tampak menautkan alisnya heran dengan ucapan sang ratu , apa yang sebenarnya terjadi dengan wanita ini, dulu Anya hanya akan selalu tundik dan takut padanya.
"Memangnya kenapa aku harus bunuh diri, aku adalah seorang ratu disini, semua orang menghormatiku, lalu apa yang membuatku putus asa hingga harus mengakhiri hidupku? Ohhh atau jangan jangan kalian semua berfikir aku sudah gila karena kau menikah lagi? begitu?" Tanya mika remeh.
"Jaga batasanmu Anya!" Bentak Alaric.
"Tolong turunkan nada bicaramu, aku tidak tuli" Balas mika.
Alaric mengangkat tangannya sudah akan memukul Anya namun gerakan itu terhenti saat wanita itu justru semakin mendongak dan menantangnya.
"Aku tidak menentang pernikahanmu, aku menghormati istri barumu dan tolong jangan pernah sakiti aku, semoga tuhan lekas memberimu keturunan, selamat atas pernikahanmu, yang mulia" Ucap mika.
Alaric menurunkan tangannya yang mengambang diudara dengan cepat, berbalik dengan kasar dan meninggalkan istrinya begitu saja.
"Aku bukan anya, aku bukan ratu bodoh itu!"
TBC
"Mulai sekarang aku adalah Anya, aku adalah ratu diistana, ini terdengar menyenangkan" Mika terkikik geli, dirinya terus berpose dengan gaun mewah didepan cermin untuk membenahi penampilannya.
"Bagaimana penampilanku?" Tanya Anya pada kedua pelayannya.
"Anda terlihat cantik seperti biasa yang mulia" Cicit salah satunya dengan perasaan takut.
Setelah pernikahan yang dilakukan raja Alaric dan juga viviene Anya dikenal sangat berubah dari sikap lamanya, wanita itu sangat sensitif dan mudah marah, namun setelah pingsan karena tenggelam kemarin sifat Anya juga tampak berubah , wanita itu menjadi lebih ceria dari biasanya.
"Anya tidak boleh di tindas lagi, aku akan menjadi wanita kuat kali ini" Katanya.
Anya menoleh pada dua pelayan pribadinya yang tampak menunduk ketakutan setelah menatapnya , dua wanita itu Mia dan Levi tampak terduduk di lantai dengan kedua kaki yang tertekuk rapi.
"Kenapa duduk seperti itu? Apa tidak sakit? Duduklah yang normal saja" Kata Anya.
"Tapi beginilah cara kami duduk, melipat kaki dengan sopan untuk menghadap anda" Ungkap Mia.
"Tidak perlu terlalu formal berdirilah!" Pinta Anya.
Kedua wanita itu tampak menimang permintaan sang ratu, mereka menoleh satu sama lain seolah bertanya apakah yang akan mereka lakukan ini benar atau salah.
"Berdirilah kalian apa yang kalian tunggu?"
Mia dan Levi mulai berdiri dan mendapat senyuman bangga dari Anya.
"Ngomong ngomong apa aku boleh makan? Aku lapar" Keluh Anya.
"Tentu yang mulia, aku akan mengambilkannya untukmu" Ujar Mia.
"Eumm terimakasih, siapa namamu?"
"Aku Mia dan ini Levi" Mia menunjuk Levi yang berdiri disebelahnya.
"Baiklah terimakasih Mia dan Levi" Ucap Anya dengan senyum lebarnya.
...****************...
Alaric menatap dirinya didepan cermin, ia masih bingung dengan perubahan sikap Anya yang sangat mendadak, apa yang salah dari wanita itu? Kenapa Anya seperti tak memiliki rasa takut padanya.
"Yang mulia" Seorang wanita dengan suara yang amat lembut menginterupsi lamunannya.
Alaric menoleh kebelakang dan mendapati sang selir membungkuk hormat untuk menyapanya, Viviene begitulah semua orang menyebutnya.
Alaric resmi menikahi wanita ini sejak 1 bulan yang lalu dengan harapan akan mendapatkan momongan yang akan menjadi penerusnya nanti.
"Kau datang? Apa kau perlu sesuatu?" Tanya Alaric.
"Aku hanya ingin memastikan keadaanmu, bukankah itu yang seharusnya seorang istri lakukan?" Ucapnya lembut.
Cara berbicara viviene yang lembut dan pribadinya yang ramah kerap membuat penghuni istana selalu membandingkannya dengan Anya, menurut mereka Viviene lah yang patut menjadi ratu utama dan menggantikan anya.
"Aku baik baik saja, terimakasih" Ucap Alaric.
"Aku juga ingin memberitahumu sesuatu, ini tentang kehamilanku" Ungkapnya.
"Apa kau bilang?" kaget Alaric, ia yakin tak salah mendengar bahwa wanita didepannya ini ingin membicarakan tentang kehamilannya, jadi Viviene hamil?
"Kau hamil?" Tanyanya lagi.
Wanita cantik itu mengulas senyum manisnya dan mengangguk singkat kemudian.
"S-sejak kapan?"
"Aku baru memeriksanya kemarin, jadi aku mendatangimu hari ini, bukankah kau senang?"
Memang seharusnya Alaric merasa senang, ia akan memiliki seorang anak secepatnya, namun pikirannya terus tertuju pada perubahan sikap Anya yang membuatnya marah.
"Terimakasih Viviene" Katanya.
Viviene menunduk dengan senyum malunya, sudah bisa ia pastikan tahta milik Alaric pasti akan jatuh ke anaknya, dia akan menjadi ibu dari raja selanjutnya jika Anya tak kunjung diberi momongan.
"Aku merasa sangat terhormat bisa mengandung anakmu, aku bahagia yang mulia"
"Ya aku juga, mari kita sampaikan ini pada ibu" Alaric berjalan mendekati Viviene dan memeluknya.
"Terimakasih banyak"
...****************...
"Banyak sekali makanannya" Ucap Anya antusias melihat berbagai jenis hidangan di meja yang berada didepannya.
"Ini semua adalah milikmu, selamat makan yang mulia" Ucap Mia , wanita itu memundurkan dirinya bermaksud mempersilahkan ratunya untuk makan.
"Aku jarang sekali makan daging dirumah, ini pasti lezat" Anya tampak mengambil satu potong paha ayam dan memakannya dengan lahap.
Hal itu tak luput dari pandangan kedua pelayannya, Mia dan Levi menatap Anya aneh, bagaimana Anya terlihat tak memiliki sebuah tata Krama ketika makan, jujur saja ratu mereka tampak seperti orang rakus, Anya seperti tak mencerminkan kebiasaan atau sikap seorang ratu, padahal sebelum tenggelam Anya dikenal sebagai wanita anggun dan penuh kelembutan.
"Apa yang kalian lakukan? Ayo duduklah makan bersamaku!" Ajaknya.
"Seorang pelayan tidak makan dengan tuannya, kami tidak boleh melakukannya yang mulia"
Anya tampak memutar bola matanya jengah, peraturan kerajaan memang sangat merepotkan baginya.
"Mia Levi duduklah, ini perintah!" Ucapnya lagi.
Mia dan Levi tampak berpandangan sebentar sebelum mengikuti apa kata ratu mereka.
"Ambil mangkuk kalian dan makanlah, ini lezat dan banyak auummm" Anya melahap daging ayam goreng dengan lahap.
"Apa tidak masalah jika kamu makan?" Cicit Levi.
"Ya makanlah, ambilah" Katanya mempersilahkan.
"Terimakasih yang mulia" Levi dan Mia kini sama sama menikmati makanan sang ratu bersama sama.
"Yang mulia!" Seorang wanita lain datang dan langsung berteriak memanggil Anya.
Anya masih terus mengunyah saat wanita tua itu bersujud di hadapannya.
"Ada apa ini?" Tanyanya bingung.
"Ampuni aku yang mulia, tolong jangan penggal kepalaku" Ucapnya ketakutan.
"Aku tidak sejahat itu, tolong katakan sesuatu apa yang terjadi?" pinta Anya.
Wanita tua itu bersimpuh lutut dihadapan Anya dan menangkup kedua tangannya meminta pengampunan.
"Aku membawa berita buruk untukmu yang mulia" Katanya.
"Berita apa?"
"Nona Viviene mengandung"
krik krik krik....
Anya mengerjapkan matanya beberapa kali mendengar ungkapan wanita tua itu, ia tahu siapa Viviene, itu adalah selir raja, dan wanita itu bilang Viviene sudah mengandung.
Mia dan Levi juga tampak menunduk takut siap menghadapi kemarahan sang ratu.
"Baiklah apa kabar buruknya?" Tanya Anya.
Wanita tua itu tampak menautkan alisnya tak mengerti, itu adalah kabar buruk bagi Anya seharusnya, kenapa ratunya itu bersikap biasa saja?
"Bukankah itu kabar buruk untukmu yang mulia?"
"Viviene hamil itu kabar buruk? Apanya yang buruk? Itu bagus, kerjaan akan segera mempunyai keturunan baru, apa yang salah?" Tanya Anya heran, wanita itu kembali menyuap makanannya ke dalam mulut dan membuat ketiga wanita lainnya kebingungan.
"Kalian lanjutkan makan saja, tak perlu memikirkan hal yang tidak penting" Ucap Anya pada Mia dan Levi.
Ketiga wanita lain tampak kebingungan dengan sikap yang di ambil Anya, mereka tak menyangka ratunya ini akan bersikap biasa saja dan cenderung tak peduli.
...****************...
Anya ditemani Mia dan Levi bermaksud mengelilingi istana pagi ini, dengan cara berjalan Anya yang sedikit kesulitan karena memakai gaun yang begitu berat, mika yang berada di dalam tubuh Anya tak pernah memakai gaun seberat ini.
Dari arah berlawanan Alaric juga tampak berjalan bersama Viviene untuk pergi entah kemana.
"Yang mulia ratu, itu adalah yang mulia raja dan nona Viviene" Ungkap Mia.
Anya memicingkan matanya guna memperjelas pandangan seperti apa rupa selir raja itu, apakah sama cantiknya seperti yang mereka ceritakan pada novel.
"Tidak lebih cantik dari Anya" Gumamnya.
Saat sampai pada hadapan Anya Alaric tak melepas sedikit pun pandangannya pada istri pertamanya itu.
"Yang mulia ratu" Sapa Viviene ramah.
"Hai!" sapa Anya balik.
Hai? Itu terdengar aneh di telinga Alaric dan Viviene, seorang bangsawan tidak menyapa orang dengan sapaan seperti itu.
"Viviene sudah hamil" Ungkap Alaric bangga, pria 28 tahun itu menatap istrinya angkuh untuk menunggu reaksi yang akan diberikan Anya, begitupun Viviene yang tersenyum lembut ketika Alaric mengatakannya.
"Aku tau! Selamat nona Viviene" Anya mengusap perut Viviene lembut dengan senyuman tulusnya.
Alaric melunturkan senyumnya seketika, kenapa Anya terlihat biasa saja dan tidak marah?
"Kerajaan akan kedatangan putra mahkota, selamat untukmu nona Viviene" Katanya lagi.
"T-terimakasih" Ucap Viviene gugup.
"Aku akan berjalan melihat lihat istana, kalian mau kemana?" tanyanya ramah.
"Kamar ibu ratu" Ungkap Viviene.
Alaric hanya termenung mendengarkan ocehan wanita yang berstatus istrinya itu, kenapa Anya sangat berbeda, dulunya wanita itu mungkin akan marah dan tidak akan menerimanya, memohon pada Alaric untuk terus mengutamakannya, tapii sekarang wanita ini tampak tak peduli sama sekali.
"Yasudah aku pergi dulu, sampai jumpa!" Ujarnya lalu pergi begitu saja.
Viviene menoleh pada Alaric yang tampak diam membeku.
"Yang mulia raja apa kau baik baik saja?" Tanyanya.
"Anya? Dia mengabaikanku?" Tanya Alaric dalam hati.
Anya berhenti disebuah kolam ikan yang terletak di tengah tengah istana, menatap ikan berwarna warni penuh minat.
"Ini adalah peliharaan yang mulia raja, bukankah mereka cantik yang mulia , gemuk dan berwarna warni" Ungkap Mia.
"Hmm kau benar, aku akan menggorengnya satu" Kata Anya sembari menjinjing gaunnya dan hendak akan masuk kedalam kolam.
"Yang mulia jangan!" teriak Mia dan Levi bersamaan.
"Apa?! kenapa kalian berteriak" Kesal Anya.
"Maafkan kami yang mulia, tapi kolam ikan itu memiliki kedalaman 3 meter, anda akan tenggelam" Ujar Levi ketakutan.
Anya mendengus malas dan mulai berdiri kembali, padahal ia ingin sekali mengambil ikan yang tampak sangat menarik di matanya itu.
"Baiklah, lalu apa saja yang ada disini?" Gumam Anya, wanita itu mulai berjalan kembali diikuti oleh kedua pelayan pribadinya.
Matanya menangkap sebuah pohon yang tak asing, itu adalah pohon mangga , buah favoritnya.
"Apa itu pohon mangga? Hmm sepertinya enak" Ujar anya, Anya menjinjing gaunnya tinggi dan berlari mendekati pohon itu.
"Yang mulia!" teriak levi dan Mia , kedua wanita itu juga berlari mengikuti langkah kaki sang ratu.
"Uwaah banyak sekali mangganya!" Seru Anya kegirangan.
"Yang mulia ada buah mangga juga di dapur, kalau kau mau aku bisa mengambilkannya untukmu" Kata Mia.
" aku bisa mengambilnya sendiri , Tenang saja aku sudah terbiasa" Kata Anya sembari menjinjing gaun miliknya, hal itu membuat Mia dan Levi melotot kaget, apakah ratunya ini akan memanjat pohon?
"Yang mulia jangan!" Peringat keduanya panik.
Anya terus menjunjung tinggi gaun miliknya sembari mencoba menapakkan kakinya pada batang pohon.
"Akh susah sekali! Aku tidak suka memakai gaun" Gerutu Anya kesal.
Mia dan Levi tak bisa melakukan apapun karena takut anya akan marah nantinya, Jadi mereka hanya bisa menggigit jarinya kuat-kuat karena khawatir ,sementara anya terus berupaya memanjat pohon mangga yang ada di depannya.
"Auh Kenapa susah sekali" Gerutu Anya.
"Apa yang kau lakukan yang mulia?" Seorang pria datang menyapa Anya yang sedang berusaha naik ke atas pohon.
"Huh?" Anya menoleh dan mendapati seorang pria tampan yang masih muda, siapa pria ini?
"Ya ampun siapa ini, kenapa semua laki laki disini sangat tampan" Ucap Anya dalam hati.
"Siapa dia?" Bisik Anya pada Mia.
"Pangeran Eric" Ungkap Mia berbisik.
"ahhh ini ternyata pangeran Eric, bukankah dalam novel itu dia menyukai Anya? itu berarti dia menyukaiku? beruntung sekali wanita ini di kelilingi pria tampan" Ucapnya dalam hati.
"Yang mulia?" Panggil Eric.
"Hai, kau Eric ya? Putra ibu suri Amber?" Tanyanya.
"Ya ini aku, kau ingat kan?"
"Tentu saja pangeran" Anya tersenyum ramah dan juga lebar.
Hal itu membuat Eric tertegun, entah kapan terakhir kali ia melihat senyum Anya yang seperti ini, setelah pernikahan Anya dan Alaric saudara tirinya itu Anya cenderung bersikap dingin dulunya.
"Aku tidak menyangka kau mau melempar senyum manismu untukku, ini sudah sangat lama, kukira kita tidak bisa berbicara lagi setelah kau menikah dengan alaric , aku bersyukur kau mau berbicara padaku yang mulia" Kata Eric.
"Ya tentu, kau tenang saja ini bukanlah hal yang buruk kan? Bagaimanapun kau adalah adik iparku" Jawab Anya.
"Tapi aku mencintaimu Anya, sangat mencintaimu" Ucap Eric dalam hati.
Eric menelisik wajah sang ratu penuh dengan rasa rindu, ia merasa sangat khawatir ketika mendengar Anya tenggelam, namun sayangnya ia juga harus menjaga batasan agar ibunya tidak marah nantinya, ibunya itu selalu mengingatkan dirinya untuk terus melupakan cintanya pada Anya karena Anya adalah milik alaric , begitulah katanya.
"Pangeran?" Anya memanggil.
"Oh maaf, apa aku melamun?" Kekehnya.
"Ya begitulah, apa kau terpesona akan kecantikanku?" Godanya.
Eric tertegun mendengarnya, mendengar bagaimana Anya menggodanya, terdengar seperti candaan tapi Anya tak pernah melakukan ini sebelumnya, ia merasa sangat senang.
"Kau cantik sama seperti saat aku melihatmu datang kesini 3 tahun yang lalu" Kata Eric.
3 tahun yang lalu.....
*Anya berusia 19 tahun saat sampai pada istana, sementara Eric dan Alaric berusia 25 tahun, saat pertama melihat Anya Eric langsung jatuh cinta pada panda*ngan yang pertama, menurutnya Anya sangat cantik dan juga baik, ia juga terlihat bijak dan lembut, selain itu kemampuannya dalam melukis sangatlah baik dan membuatnya semakin jatuh pada pesona gadis 19 tahun itu, namun sayangnya ia tak bisa berbuat apapun karena ternyata kedatangan Anya diistana adalah untuk Alaric raja sekaligus saudara tirinya.
"Aku menyukai Anya" Ungkap Eric pada sang ibu, amber.
"Lalu ibumu ini harus apa? Apa kau sadar kau ini siapa pangeran?" Tanyanya.
"Seharusnya Anya berhak menentukan untuk siapa ia memberikan hatinya, tidak harus kepada seorang raja, bisa saja Alaric memperlakukannya dengan tidak baik" Kata Eric.
"Alaric juga bilang dia menginginkan perjodohan ini, itu berarti dia juga menyukai Anya, singkatnya adalah ... raja memiliki semua yang ingin mereka miliki, kau bukan raja dan tidak akan pernah jadi raja, kau hanyalah pangeran biasa , kau anakku dan aku adalah seorang selir" Ucap amber menekan.
"Tapi aku adalah putra ibu, setidaknya berkatalah yang baik untuk sedikit menenangkan hatiku, kenapa kau selalu berada di pihak Alaric?" Eric bertanya dengan sendu, karena inilah faktanya, ibunya amber selalu bersikap baik pada Alaric namun kurang baik jika dengannya.
"Karena ibu tidak ingin memberi harapan padamu Eric, terimalah semua takdirmu dan jangan mengacau!" Tegasnya.
"Pangeran?" Panggil Anya.
Seolah tersadar dari lamunannya Eric mengerjapkan matanya beberapa kali. "Uhh ya?"
"Memikirkan apa?" Tanya Anya dengan senyuman lebarnya.
"Tidak ada , aku senang kau baik baik saja yang mulia, jika memerlukan sesuatu aku siap membantumu, aku senang kau mau berbicara lagi denganku setelah sekian lama" Ungkap Eric.
"Jadi wanita ini tak berbicara pada pangeran Eric? kenapa?" Tanya Anya dalam hati , sial baginya karena mika tak sempat membaca novelnya hingga habis, jadi ia tak tahu apa yang terjadi pada Anya dan yang akan terjadi selanjutnya.
"Apa kau mau mangga?" Tawar Eric.
"Kau mau mengambilkannya untukku pangeran?"
"Tentu"
"Hmm kalau aku jadi Anya aku akan menikah saja dengan pangeran Eric , dia tak kalah tampan dan lebih baik dari Alaric"
"Terimakasih pangeran!"
di sisi lain ...
"Sedang apa wanita itu di sana?" gumam Alaric saat melihat Anya tengah bersama Eric di bawah pohon mangga.
"Siapa yang mulia?" Tanya Viviene.
Viviene mengikuti arah pandang suaminya dan melihat Anya tengah bersama pangeran Eric disana, ia kembali menoleh pada Alaric dan menyadari kemarahannya, pria 28 tahun itu tampak menggertakkan giginya kuat kuat dengan alis yang menukik sempurna , apa Alaric sedang merasa cemburu?
Alaric pergi berbalik dengan kasar dan meninggalkan Viviene begitu saja.
"Hanya karena Anya?" Gumam Viviene lirih.
...****************...
Slurrrpp
"Yang mulia? kenapa anda meminum susu ini?" Tanya Mia.
"Huh? Ini kan minuman?"
Kedua pelayan pribadi Anya tertawa kecil, apakah ratunya ini melupakan rutinitas mingguannya.
"Susunya banyak sekali, siapa yang akan meminumnya?" Tanya Anya kebingungan.
"Ini semua untukmu, digunakan untuk mandi" Ungkap Mia.
Anya tertegun mendengar ucapan kedua pelayannya, mandi susu? Itu terdengar sangat mewah.
"Kami akan menuangnya ke bak mandi dan anda boleh berendam didalamnya" Kata Levi.
"Terimakasih, itu terdengar menyenangkan" Anya mulai melepas gaun miliknya hingga telanjang dan menunggu kedua pelayannya menyiapkan susu yang di maksud.
"Sudah selesai, silahkan yang mulia" Ucap Mia.
"Terimakasih" Anya menatap bak bulat besar yang sudah penuh Air dengan campuran susu , mereka juga menabur mawar di sana.
"Aku benar benar hidup di negeri dongeng, aku harus memanfaatkannya dengan baik" Katanya dalam hati.
"Yuhu!!" Teriak Anya heboh.
Byurrrr
Mia dan Levi terhentak kaget melihat kelakuan ratunya yang menurutnya sangat aneh, tapi jujur saja sikapnya yang begini lebih baik daripada Anya yang pemarah seperti hari hari sebelumnya.
"Wahhh segar!!" Serunya.
"Perhatian yang mulia raja datang-" Seseorang tampak memberi peringatan dari luar bahwa raja datang.
"Raja datang?" gumam Anya.
"Yang mulia raja mengunjungi anda" Kata Mia.
"Hei aku sedang mandi!!" teriak Anya saat melihat kedatangan Alaric di ambang pintu, wanita itu reflek memeluk dadanya yang terendam air putih.
Mia dan Levi membungkuk ramah menyapa Alaric.
"Kalian keluarlah!" perintah Alaric.
"Mia Levi! bajuku!" Teriak Anya.
"Maafkan kami yang mulia" Kedua wanita itu membungkuk meminta maaf sebelum akhirnya pergi.
"Sedang apa kau disini?! Aku sedang mandi!" marah Anya.
"Apa ini Anya yang kukenal? Apa ini istriku?" Alaric bertanya dalam hati penuh Heran.
"Keluarlah!" Perintah Anya.
"Jadi kau menolakku?"
"Ya aku menolakmu! Keluarlah!" Katanya lagi.
Alaric merasa sangat Kebingungan dengan Anya, kenapa wanita ini tak menyambutnya seperti saat ia datang dulu.
"Aku ingin mandi denganmu" Kata Alaric sambil melepas jubahnya.
"Kau gila?! Aku 17 tahun!" Sungutnya penuh emosi.
"Aku ingin menyusu" Kata Alaric enteng.
"Menyusu?" mata Anya membola hebat, ia reflek melihat dadanya dan menutupnya rapat rapat.
"Dasar mesum!"
"Jangan lupa aku adalah suamimu Anya, kau harus tetap melayaniku!" Tegas Alaric.
"Aku bukan Anya, ibu tolong aku!!!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!