" Takdir selalu datang tanpa kita sadari,bahkan bisa saja orang yang saat ini ada didepan mu adalah takdir yang telah lama kau cari" Buku yang telah dibaca Miranda pun ditutup nya. Entah kenapa pilihan hari ini adalah buku berjudul "Takdir". Miranda juga ingin menemui takdirnya seperti yang ia lihat di drama Korea. Takdirnya berjalan dengan sangat gagah ke arahnya. Namun jangan kan takdir nya, Lelaki saja belum pernah ada yang datang kepadanya meskipun ia sudah berumur 27 tahun ini. Ia tidak tahu apakah ia memang tidak menarik sebagai wanita ataukah ia memang belum menemukan takdir yang ia cari.
Hari ini Ulang Tahun Sahabatnya Violet,ia datang atas undangan Mendadak Violet.
"Miranda!" Violet segera berlari menuruni tangga ketika melihat Miranda datang. "Kenapa lama sekali datang nya? aku udah lama nggak liat kamu,dihubungin juga sibuk Mulu" ucap Violet.
"Aku hampir nggak bisa datang karena undangan Mendadak mu,mana ada orang yang merayakan Ulang Tahunnya satu bulan setelah Ultah dia" jawab Miranda.
"Aku nggak bisa berbuat apa - apa,ini udah diatur oleh mama ku,kamu kan juga tau mama ku tu sangat kuat,aku nggak mampu melawan perintah nya"
"iya,iya sayang selamat ulang tahun deh,ini kado nya ya" peluk Miranda lalu menyerahkan Kado yang sedari tadi ia bawa.
"kamu udah melihatnya?" tanya violet.
"siapa?" ucap Miranda.
" Tunangan ku,Kami akan menikah 3 bulan lagi" ucap violet.
"Tunangan? Kok kamu nggak ada cerita kalau kamu punya tunangan?" ucap Miranda.
" Bukan nggak cerita aku aja baru tau pas pembuatan undangan bahwa aku punya tunangan"
"pasti mama mu?"
"Yap,kalau gitu ku kenalin ya ke tunangan ku,orang nya baik sih maka nya aku juga nggak terlalu nolak waktu dijodohin" Violet pun membawa Miranda ke sebuah ruangan yang megah di lantai atas.
Violet dan Miranda telah berteman sejak SMA,dulu Miranda sering bermain di rumah Violet. Mereka bertiga,saat itu benar- benar sangat dekat. Miranda yang periang dan rajin,Violet yang Cantik namun selalu mendapat peringkat terbawah,dan Dia.....dia adalah yang tak pernah terlupakan di hidup Miranda.
~10 tahun yang lalu~
" ahhhhh.....kenapa aku lagi sih yang rangking bawah?" teriak violet sambil membenturkan kepalanya di meja.
"kamu harusnya bersyukur,kali ini kan peringkatmu naik 2 peringkat" jawab Miranda sambil menghentikan kepala violet yang dibenturkan ke meja.
"Bersyukur? aa aku bersyukur banget naik 2 peringkat tapi masih aja aku berada di peringkat 3 kebawah!" jawab violet.
violet lalu meraih hasil rapot kelas milik Miranda. "aku iri,aku juga mau dapat peringatan 1 dikelas, seperti kamu"
"kalau begitu belajar dong, jangan sibuk bolos !"
" aku ini pingin jadi artis,kenapa harus belajar? Apa gunanya punya rangking? Lagian aku paling malas ngeliat pelajaran nggak masuk di otak" ucap Violet kembali membalikan rapot Miranda.
"Kalau aku sekaya kamu aku juga bakal ngomong hal yang sama ke kamu,satu-satu nya yang ku punya cuma ini aja,untuk tetap menjaga kepercayaan diriku" jawab Miranda tegas.
"Miranda,aku nggak bermaksud menyinggung kamu,cuma aku memang nggak pandai belajar" violet pun berusaha membujuk temannya itu.
" aku tahu! Hanya saja aku terlalu sensitif mendengar kata itu,kalau begitu cobalah lebih rajin lagi, meskipun jadi artis, bukan kah membanggakan bila kamu bisa memiliki karir yang bagus dan pendidikan yang bagus?"
"Benar juga,tolong ajarkan aku ya ibu guru" ucap violet sambil hormat kepada Miranda.
mendengar ucapan violet, Miranda pun tertawa, lalu keduanya pun tertawa.
Perlahan menaiki tangga,ingatan 10 tahun yang lalu tiba-tiba teringat kembali oleh Miranda. Semakin menyusuri tangga,Miranda semakin ingat kenangan nya di rumah Violet. Setiap hari Miranda akan datang ke rumah Violet karena harus mengajar kan pelajaran yang tidak dikuasai violet. Hasil dari pembelajaran tiap hari itu Violet menjadi artis yang banyak membintangi film terkenal dan juga ia berhasil masuk universitas yang bagus. Sedikit demi sedikit kenangan yang ada di rumah itu kembali terlihat oleh Miranda layaknya film yang saat ini ia tonton.
"Miranda! cepat kesini" teriak violet. Miranda menuju ruangan besar di sudut lantai dua itu. sepanjang koridor Miranda melihat banyak hal yang tidak berubah di dinding rumah itu,kali ini pun Miranda berfikir apakah aku sama seperti koridor ini? tidak berubah sama sekali,apakah aku sudah berubah dari aku yang 10 tahun lalu?.
Kali ini Miranda berdiri di depan pintu ruangan besar itu,Ruangan itu adalah ruangan keluarga yang dimiliki keluarga violet. Miranda dapat mengenal semua orang yang ada di dalam ruangan itu. Ibu violet Nyonya Dilla yang memiliki paras cantik dan mata yang mirip dengan Violet. Miranda bisa mengerti kenapa violet bisa sangat cantik pastilah ia sangat mirip dengan ibunya. disana juga ada Ayah Violet Tuan Ragil,yang sangat berkharisma dan sangat tampak aura bahwa dia adalah orang yang sangat penting. Kemudian ada Abang Violet yang bernama Patrick, ketampanan nya sudah sering diomongkan di majalah bahwa ia adalah salah satu pria idaman abad ini bahkan ketampanan nya juga memiliki setengah dari yang dimiliki ayahnya.
Miranda mulai menyapa mereka semua.
"Selamat malam Nyonya,Tuan dan Bang Patrick"
"Kenapa kamu selalu itu,kita kan sudah seperti keluarga" ucap ibu Violet.
"Terimakasih nyonya" jawab violet.
"Kamu sudah besar sekarang ya,aku hampir tidak mengenalimu sekarang" ucap Patrick.
"mungkin karena sudah 10 tahun tidak bertemu jadi sedikit....ya begitu laah" jawab Miranda. Violet segera memotong pembicaraan mereka.
"Bang,jangan ganggu Miranda,dia mau ku kenalkan dulu sama tunangan ku,nanti aja ya ngobrol nya " dengan cepat violet menggandeng Miranda menuju ke seorang lelaki yang mengenakan jas Abu-abu bahkan dilihat dari belakang dapat dilihat orang ini akan sangat cocok dengan sahabatnya.
"James kenalkan ini sahabat ku Miranda" ucap violet kepada James. James pun berbalik dan berkata" Halo Miranda,saya James, Violet selalu cerita mengenai anda,saya harap anda tidak akan segan ke saya,karena anda teman yang penting bagi violet saya akan sangat senang jika anda dapat menerima saya"
"iya salam kenal tuan James,saya sangat senang dapat bertemu anda"
"ah,ada seorang lagi yang belum datang" ucap violet
" siapa sayang? " tanya James kepada violet.
"nanti juga kamu bakal tau" jawab violet.
saat itu pintu ruang keluarga itu pun terbuka,langkah kaki nya. Miranda dapat mengingat cara ia berjalan hanya dengan bunyi nya. ia datang orang yang paling tidak ingin Miranda temui orang itu datang.
"Halo violet lama tidak jumpa,selamat atas pertunangan mu,karena ultah mu sudah lewat aku tidak membawa kado,ku harap kau tidak keberatan" Orang itu pun berjabat tangan dengan James dan kemudian berbalik dan Menatap Miranda. keduanya saling bertatap dan orang itu berbicara kepada Miranda "Miranda..? Sudah lama tidak bertemu,apa kabar?"
~Bersambung~
"Pertemuan itu adalah Rahasia yang sulit untuk dipecahkan"
Dia adalah anak tertua di keluarga Violet. Dia adalah Abang Violet dan juga Abang dari bang Patrick. Kata cinta yang ku ucapkan padanya tak lebih hanya seperti angin untuknya. Dia berumur 6 tahun lebih tua dari padaku. Tahun ini berumur 33 tahun. Semua mengetahui perusahaan miliknya adalah perusahaan tersukses di dunia. Karena Keluarga Violet memiliki darah campuran. Mata yang dimiliki oleh nya berwana biru terang seperti biru laut dan rambutnya yang pirang. Malam ini Dia datang. Pintu terbuka dan dia berjalan memasuki ruangan dan mendekat padaku.
"Selamat malam Miranda" ucapnya lembut.
"Selamat malam" jawab ku dengan nada yang sama.
"lama tidak bertemu kau telah tumbuh dengan sangat menawan" ucapnya.
"begitulah" jawab ku dengan tersenyum.
"Bang ini kan acara pengumuman pertunangan ku! Apa kau tidak punya niat untuk menyapa James dulu?" ucap Violet.
"Maaf violet,baiklah Miranda nanti kita akan berbincang kembali"
Dia pun pergi dan menyapa James di seberang sana. Ini membosankan,pikir Miranda. Berapa kali orang yang menemuinya bertanya apa ia sudah menikah atau belum. Umur 27 tahun dianggap tidak layak jadi wanita jika belum menikah. Sebenarnya itu ide dari siapa. Bukan nya Miranda tidak ingin menikah,ia hanya belum menemukan nya. Akhirnya tiba dimulainya acara kata - kata spesial dan pengumuman pertunangan sampai akhirnya pertunjukan dan Dansa.
"My Lady, bolehkah aku berdansa denganmu malam ini?" seorang pria mengulurkan tangannya untuk meminta ia berdansa.
"Oh kau! Baiklah satu kali saja" Dia,mangajak ku berdansa.
"Miranda kau tau kan cara berdansa?"
"Ya sedikit"
Dia meletakkan tangannya pada pinggangku dan satu tangannya lagi memegang tanganku. Dengan ragu dan perlahan ku letak kan tangan ku di pundak nya.
"Mendekatlah lagi" bisiknya.
Tubuh kami pun berdekatan. Syukurlah malam ini aku menggunakan gaun jika tidak, akan memalukan berdansa menggunakan pakaian dengan celana. Lagu ini berdurasi 4 menit. Belum sampai 4 menit Miranda sudah ingin melepaskan diri dari pria itu. Kenangan yang ingin ia lupakan dan rasa yang ingin ia hilangkan kembali setiap ia merasakan nafas pria itu. Bahkan saat mereka berputar suara nafas pria itu masih tetap terasa di kulitnya.
"Apa kau ingin keluar untuk mencari udara segar,kulihat kau tidak menikmati dansa malam ini" Tanya pria itu.
"Boleh,disini terasa sesak,kalau begitu aku permisi..." Belum sempat Miranda menyelesaikan perkataannya tangan Pria itu sudah menggenggam dan menuntut nya menuju taman belakang milik keluarga nya.
"kita akan pergi bersama" ucapnya.
Sesampai di taman Miranda segera duduk di bangku yang ada di gazebo. Malam ini sangat indah. Bulan bersinar dengan sangat terang dan Aroma bunga mawar yang tertanam sepanjang taman tercium dengan lembut. Angin menerbangkan aroma bunga hingga sampai kepada mereka. Mereka duduk berhadapan tanpa berkata apapun. Tiba - tiba Dia mengeluarkan sebatang Rokok dan mulai menghidupkan api di pemantik,namun Miranda segera memegang pemantik itu.
"Bisakah kau tidak melakukan nya? Aku benci asap rokok" Pria itu terdiam mendengar Miranda berbicara.
"Baiklah,apapun mau mu My Lady" ucapnya
Terdiam kembali. Mereka bisa mendengar suara angin yang berhembus karena kesunyian diantara mereka berdua.
"Bagaimana kabarmu?" tanya pria itu kemudian.
"Baik kurasa."
"Syukurlah" jawab pria itu.
"Bagaimana denganmu?" tanya Miranda kemudian.
"Baik juga kurasa"
Miranda menggigit bibirnya dengan pelan,pria itu bisa tahu bahwa Miranda merasa gelisah. Miranda punya kebiasaan menggigit bibir atau kuku jarinya jika ia merasa gelisah.
"Kau semakin dewasa" ucap pria itu.
"Tentu saja,aku sudah 27 tahun"
"Apa kau sudah menikah?"
"Bagaimana denganmu apa kau sudah menikah?"
"Belum" jawab pria itu.
"Aku juga belum" jawab Miranda
"Apa kau memiliki pacar saat ini?"
"Bagaimana dengan mu?"
"Belum,mungkin" jawab pria itu.
"Aku juga begitu" jawab Miranda.
Keheningan kembali menyelimuti mereka. Pria itu terus menatap Miranda. Cahaya bulan yang menyinari Miranda membuat Pria itu tak mampu menyimpan kecantikannya hanya dengan matanya. Pria itu ingin menyentuh nya. Miranda kemudian berdiri.
"Sebaiknya aku pergi,malam ini terlalu melelahkan" ucapnya dan berjalan melewati sepanjang tanaman mawar. Dan tiba tiba gaun Miranda tersangkut dan upaya untuk melepaskan diri dari mawar tersebut membuat Miranda Teriak dan jatuh dengan semakin tersangkut ke tanaman mawar itu. Pria itu berlari sekuat tenaga ketika mendengar suara Miranda.
"Mira,ada apa?" tanya ia khawatir.
"Tolong aku! gaun ku tersangkut semakin dalam ke semak mawar ini" ucapnya dengan memelas.
"Baiklah,biar ku lihat dulu"
Tanaman mawar ini sudah menempel kuat dengan kain brokat di gaun Miranda. Pria itu terus menarik dan melepaskan duri tersebut namun malah membuat gaun itu tertarik dan sobek sangat panjang hingga akhirnya menampakkan paha Miranda.
"Oh! Mira maaf kan aku,aku berusaha"
"Jangan bicara! cepat keluarkan aku dari sini! Duri ini sangat menyakitkan" ucap Mira.
"Banyak duri yang menempel,aku harus hati -hati supaya semua gaun mu tidak robek"
"Apa!? Tidak boleh! Kau tidak boleh merobeknya!"
Pria itu mengeluarkan duri di gaunnya satu persatu namun setiap ia menarik duri nya,pakaian Miranda semakin terkoyak. Sudah banyak kulit bagian bawah Miranda yang terbuka, tanpa sengaja Pria itu menyentuh kulit halus Miranda dan seketika itu ketenangan diri nya lenyap.
"Mira aku tidak tahan menunggu" Setelah berkata begitu Pria itu menangkup wajah Miranda dan mencium bibirnya. Ciuman itu sangat dalam. Miranda memukul pundak pria itu agar melepaskan diri namun pria itu Tidak berkutik dan terus menciumnya dengan kuat.
"Mira maafkan aku" Pria itu kembali menciumnya dengan kuat,menautkan bibirnya dan merasakan manis bibirnya lalu mencium garis lehernya. Miranda mulai merasakan keanehan pada dirinya namun ia berusaha melepaskan diri dari pria itu. Karena telah lama berciuman Miranda pun terbaring di samping tanaman mawar itu dan sebagian gaun bawahnya yang masih tersangkut.
"Tidak kumohon" ucap Miranda
"Mira aku tidak bisa menahan diriku lagi!"
Tangan pria itu kembali menarik wajah Miranda dan menciumnya dan satu tangannya lagi menyentuh paha Miranda.
"Sekitar sini deh suara nya" ucap seseorang.
Violet beserta James,Ayah dan ibu violet dan bang Patric melihat kami.
"Edward apa yang kau lakukan!!?" Teriak ayahnya.
Miranda melihat semua orang yang melihat mereka berusaha menyadarkan Edward dengan memukul bahunya namun Edward seperti berada di dunianya sendiri. Edward tidak melepaskan diri dari ciumannya.
"Ed..Ed" Miranda berusaha berbicara dalam ciuman Edward. Karena Edward tidak mendengarkan lagi maka Miranda pun mengigit bibir Edward.
"Sakit" ucap Edward sambil melepaskan ciuman itu.
"Edward,kutanya sekali lagi apa yang telah kau lakukan!" teriak ayah nya.
Edward menoleh dan melihat semua anggota keluarga nya berkerumun di dekat mereka.
plakkk......sebuah tamparan mendarat di pipi Edward.
"Kau binatang ! Dasar kau bejat dia sahabat ku!! Bagaimana bisa kau melakukan itu pada Sahabatku!" teriak Violet.
-bersambung-
plakkk.......sebuah tamparan mendarat di pipi Edward.
"Kau Binatang! Dasar Kau bejat! Dia sahabat ku!! Bagaimana bisa kau melakukan itu pada Sahabatku??!!!!!" Teriak Violet.
Kedua orang tua nya syok melihat kelakuan putra tertua nya. Dan Miranda hanya tertunduk malu.
"Kau itu lebih tua dari Miranda!! Tidak seharusnya kau mengambil keuntungan dari Miranda hanya karena dia masih polos" Violet tak bisa berhenti marah.
"Aku tidak..." kata - kata yang ingin Edward ucapkan terputus. Ia sadar tak ada gunanya berdalih.
"Violet berikan bawa pergi Miranda dan berikan ia baju ganti,dan kau Edward ikut ke ruangan ku" ucap Ayah Edward murka.
"Tapi Ayah! Miranda akan ku jodohkan dengan kenalanku Sir Thomas. Ia akan datang malam ini, bagaimana bisa aku mengenal kan mereka setelah semua ini" protes Violet.
"Nanti kita bicarakan kembali" ucap Ayahnya lalu pergi.
"Violet,aku tidak pernah dengar kau akan mengenal kan ku pada seseorang" ucap Miranda pada Violet. Tangan Violet terus memegang pundak Miranda dengan erat sambil memapahnya.
"Maafkan aku,aku berusaha menjodohkan mu diam - diam,tapi ku pikir kalian akan cocok" jawab Violet.
"Yah seperti nya usia ku memang harus ku pertimbangkan" jawab Miranda tertawa.
"Aku sangat malu kepadamu,abang ku melakukan hal itu padamu,dan kami juga keluarga terhormat,mengapa bisa dia menyerang mu? Bahkan di depan semua keluarga ku kalian ketahuan" ucap Violet merasa sangat menyesal.
Miranda hanya diam,ia tidak mampu menjawab nya karena Miranda juga menikmati semua hal tadi.
*************
plaaakkk......
"Apakah pernah aku mengajari mu menjadi binatang hah!!??" Teriak ayahnya sambil menampar Edward.
"Maaf,Ayah aku akan bertanggung jawab terhadap nya!!" jawab Edward segera.
"Tentu saja harus, setelah dilihat oleh semuanya,dan kau! Miranda itu seperti saudara mu sendiri! Adikmu! mengapa kau bisa berlaku tidak pantas kepadanya?!!"
"Ayah kami bukan saudara kandung,jadi otomatis secara hukum kami sah - sah saja jika menikah" jawab Edward.
"Aku tidak Masalah begitu juga ibumu tapi Edward anak malang itu,tidak akan pernah di terima oleh nenek mu kau sendiri tahu akan hal itu kan?"
"Aku tahu ayah,kalau bisa pernikahan sederhana juga tidak apa,dan sebisa mungkin aku ingin segera menikahi nya sebelum rumor dari yang lain semakin menyebar" ucap Edward.
"Baiklah,untuk tepatnya kapan kalian bicarakan saja berdua" ucap Ayahnya.
************
"Mir, Abang ku pasti memaksa mu kan?" tanya Violet sambil menyerahkan gaun lain untuk Miranda pakai.
Miranda hanya diam.
"Bagaimana ini?" tanya Violet.
"Sudah lah" jawab Miranda lirih.
"Apa sesuatu pernah terjadi sama kalian?" tanya Violet tiba - tiba.
"Apa maksud mu?" tanya Miranda.
"Aneh saja,kalian sudah lama tidak bertemu,tidak mungkin dalam beberapa saat kalian melakukan hal itu jika kalian tidak memiliki hubungan yang dekat" ucap Violet.
Seolah ada radar dalam dirinya, Violet berusaha mencari tahu hubungan keduanya.
tok....tok....tok
"Mira,apa kau di dalam?" tanya Edward.
"Ya" jawab Miranda.
"Aku masuk ya?" tanya Edward.
"Tidak! Jangan dulu! Sebentar lagi" jawab Miranda buru - buru.
"Masuklah" ucapnya kemudian. Miranda telah selesai mengenakan gaun nya.
"Ayo kita menikah" ucap Edward tiba - tiba.
"Hah!? Kau gila ya bang?" jawab Violet tak percaya. Miranda masih belum memberikan respon.
"Kau jangan ikut campur!" Edward memperingati adik nya.
"Ta...pi" ucap Violet.
"Diam! atau kau keluar!" ucap Edward marah.
Akhirnya Violet memilih duduk saja mendengar kan keduanya.
"Ayah dan ibu ku telah setuju,ayo kita menikah secepatnya" ucap Edward.
"Kenapa?" tanya Miranda.
"Kenapa? maksudnya?" tanya Edward kembali.
"Aku bertanya kenapa kau ingin menikah dengan ku?" tanya Miranda dengan tatapan dingin nya.
"Tentu saja harus,aku telah menodai mu,kami keluarga terhormat,tentu saja....."
"Tidak perlu!" ucap Miranda.
"Apa!?" tanya Violet yang hampir sama kaget nya dengan Edward.
"Kau tidak perlu menikahi ku" ucap Miranda kembali.
"Apa yang kau fikirkan sih!! Kau bisa saja jadi bahan gunjingan yang lain" ucap Edward kesal.
"Kita juga bukan anak kecil kan?Aku bisa mengurus nya sendiri,Kau tidak perlu menikahi ku karena terpaksa" jawab Miranda.
"Siapa bilang aku terpaksa!?"
"Lalu mengapa kau menikahi ku?"
"Aku hanya ingin bertanggung jawab terhadap mu?" ucapnya kemudian.
"Sudah ku katakan aku tidak perlu!" jawab Miranda.
"Mir, menurut ku sangat bijak jika kau menikah" Violet berusaha memberikan saran.
"Biarkan aku mengurus masalah ini" jawab Miranda.
"Aku akan memberikan semua yang kau perlukan,apa kau masih tidak mau menikah Dengan ku?" tanya Edward kembali.
(Lalu bagaimana dengan Cinta? Apa kau bisa menikahi seseorang tanpa Cinta? Orang yang kau Cintai masih ada dalam hatimu,Aku tidak mau jadi pengganti nya).
"Mira?" Edward memanggil Miranda melihat tidak ada respon darinya.
"Mengapa kau harus perduli? Padahal kita tidak melakukan sesuatu yang bakal membuat ku hamil!" ucap Miranda terus terang.
"Yah mungkin benar tapi Mira,Anggaplah ini sebagai hubungan politik saja dan aku pastikan kau tidak akan memiliki kekurangan dalam hidup mu" jawab Edward.
"Ya Miranda,terima saja, aku tidak sanggup melihat mu jika ada rumor yang beredar, untuk itu kau perlu menikah" ucap Violet.
"Lalu bagaimana dengan Cinta? Bukan kah pernikahan harus di dasar kan oleh cinta?" tanya Miranda.
Rahang Edward menegang mendengar kata cinta. Cinta adalah sesuatu pengecualian. Uang,Rumah bahkan pelayan bisa ia berikan kecuali Cinta. Hal yang tidak mendasar seperti Cinta tak akan pernah bisa ia berikan. Ia tidak ingin mempercayai Cinta.
"Baiklah,kita akan menikah,tapi dengan satu syarat" ucap Miranda.
"Apa itu?"
"Tidak ada wanita lain dan kekerasan dalam rumah tangga" jawab Miranda.
"My lady jangan khawatir" Edward mengecup tangan Miranda.
"Kau akan terkejut bahwa aku bisa jadi suami yang sangat baik" jawab Edward kembali.
Aku selalu tahu bahwa kau akan selalu bisa jadi suami idaman. Sejak pertama kali kita bertemu aku mengetahui nya,bahwa kau selalu bisa menjadi yang terbaik. Tapi apakah bisa aku menyembuhkan hati mu? Apakah bisa kali ini saja kau percaya bahwa cinta itu memang ada? Aku selalu percaya bahwa ini cinta,Ini terakhir kalinya aku bertaruh pada Takdir. Jika memang aku bisa menyembuhkan hatimu,maka kita memang berjodoh.
"Syukurlah semuanya akan beres,tapi aku masih saja kesal,Mira itu terlalu baik buatmu" Violet memukul Edward dengan tinju nya.
"Ya,mungkin begitu" jawab Edward.
"Lalu kapan kita akan menikah?" tanya Miranda.
"Secepatnya" jawab Edward.
"Tunggu dulu,kalian tidak boleh menikah setelah ku,nanti jadwal Honeymoon ku terganggu" Ucap Violet.
Mereka pun tertawa bersama.
-bersambung-
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!