Kanaya melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata,ia memegang setir mobilnya erat padangannya lurus kedepan,sorot matanya tajam,matanya merah padam sebuah amarah seakan ingin meledak sekarang juga.
Semenjak menemukan noda listip dibaju suaminya Dan suaminya selalu pulang dengan aroma parfum wanita membuatnya curiga.
Dengan diam diam ia mulai menata matai suaminya dan mengikutinya.
Dan ia semakin yakin bahwa suaminya benar benar telah berselingkuh, ketika beberapa saat lalu ia melihat suaminya naik kesebuah mobil dengan seorang perempuan yang meski ia tidak melihat dengan jelas wajah perempuan itu.
Pandangan Kanaya tidak lolos dari mobil yang kini tengah berada didepannya.
Ia sudah menyetir cukup jauh dari pusat kota.
" mau kemana mereka apa mereka mau kepuncak?" Batinya
Dua jam Kanaya menyetir mengikuti mobil suaminya.
Kanaya menghentikan mobilnya ketika melihat mobil suaminya terparkir didepan sebuah villa"
" Ciih katanya kamu ada tugas diluar kota mas,tapi ternyata kamu sedang berlibur dengan perempuan lain"
Kini butiran butiran air terlihat disudut mata Kanaya dengan cepat ia menyekanya karna tidak ingin menangis.
Menangis hanya akan membuatnya lemah dan ia tidak akan menjadi lemah lagi.
Sementara didalam villa, Reihan tengah berdebat dengan seorang wanita paruh baya,yang notabenenya adalah penjaga dari villa tersebut.
" Apa kalian tidak berbohong?".
" Kami tidak berbohong kami ini,memang benar sepasang suami istri"
Jawab Aurel.
" Dia benar kami ini memang sepasang suami istri,biarkan kami bermalam semalam Saja disini,besok pagi pagi sekali kami akan pulang"
" Maaf saya tidak akan membiarkan kalian bermalam disini jika kalian bukanlah sepasang suami istri"
" Mboh kami ini memang sepasang suami istri"ucap Aurel dengan lembutnya agar bisa mengambil hati mboh Nuh.
" Kalau kalian memang sepasang suami istri mana buku nikah kalian,kalau kalian tidak bisa tunjukkan buku nikah kalian tunjukanlah foto pernikahan kalian!"
Reihan dan Aurel saling pandang mereka memang tidak punya bukti apapun untuk menunjukkan kalau mereka sepasang suami istri karena kenyataannya mereka bukanlah sepasang suami istri.
" Kalau kalian tidak bisa menunjukkan bukti apapun sekarang pulanglah jangan harap kalian bisa menginap di villa ini dan berbuat zina disini"
" Mboh tolonglah semalam saja,langit diluar sudah gelap,dan kelihatannya sebentar lagi akan turun hujan"
" Ia mboh tolong kami disini sudah tidak ada villa lagi selain villa ini , kami harus menginap dimana?" Timpal Aurel.
" Saya tidak peduli tolong keluar dari villa saya,jika kalian menginap dan berbuat zina divilla ini entah bencana apa yang akan terjadi"
Brakkkkk.
Mboh Nuh menutup pintunya dengan keras hingga mengagetkan kedua orang itu.
Dari kejauhan Didalam mobil Kanaya masih memperhatikan villa itu,
Netranya kini bisa menangkap sosok perempuan yang tengah berada disamping suaminya.
Terlihat jelas wanita itu merangkul lengan suaminya dengan manja sedangkan hanya tatapan cinta yang diperlihatkan suaminya kepada wanita itu.
Tatapan yang tidak pernah ditujukan Reihan kepadanya walaupun mereka sudah berpacaran selama tiga tahun dan pada akhirnya menikah.
Usia pernikahan mereka Kini sudah menginjak satu tahun,namun walaupun sikap Reihan selalu Baik dan perhatian kepadanya tapi tetap saja Reihan tidak pernah sekalipun menyentuhnya dengan alasan belum siap.
" Sekarang kita harus bagaimana ma,dan sepertinya badai akan datang"
" Kamu sih ngajak aku ketempat seperti ini,apa bagusnya coba villa tua ini"
"Inikan villa lagi viral banget mas makanya aku mau kesini"
"Mana peraturannya aneh banget lagi"
"Mana aku tahu mas kalau ternyata menginap divilla ini harus ada embel embel pernikahan segala"
Sedangkan Kanaya masih memperhatikan mereka dari dalam mobil.
Kanaya membulatkan matanya ketika kini ia bisa melihat dengan jelas siapa selingkuhan suaminya.
"Aurel"
Hiks hiks hiks
Suara tangis Kanaya kini pecah,Aurel yang ia kenal sebagai sahabatnya dan sahabat suaminya, persahabatan mereka sudah terjalin sejak duduk dbangku SMA, begitu tegah bermain api dibelakangnya.
"Tidak tidak aku ngak akan turun sekarang,aku akan lihat seberapa jauh hubungan mereka" ucapnya pada diri sendiri dengan suara yang disertai isakan tangis yang memilukan.
Hujan turun dengan derasnya.disertai kilat dan petir yang hadir silih berganti.
Aurel dan Reihan mulai kedinginan ditrans villa mereka ingin kemobil mereka pun tidak memungkinkan.
" Mas sepertinya kita bisa menginap divilla ini secara diam diam"
" Kalau ketahuan dengan pemilik villa tadi gimana"
" Ya tinggal kita kasih uang sewa mas"
" Terserah kamu,terus gimana caranya kita masuk kevilla ini"
" Lihat disana mas seperti ada ruangan yang terpisah dan aku yakin itu pasti sebuah kamar"
Aurel menarik tangan Reihan untuk mengikuti langkah kakinya.
Mereka menyusuri lorong lorong villa dengan nuasa klasik,banyak patung patung yang berjejer disetiap lorong villa tersebut.
Aurel memegang handle pintu dan membukanya secara perlahan.
Glekkkk
"Mas tidk terkunci,itu artinya kita bisa menginap disini"
"Tapi rasanya aku takut Aurel"
Tidak ada Jawaban dari Aurel,dia langsung menarik tangan Reihan dan menutup pintu kamarnya secara perlahan.
Sebuah kamar dengan nuansa klasik , dengan seprai putih yang rapi diatas ranjang.
Aurel lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk itu.
" Mas sini,suasana villa ini benar benar romantis mas"
Meskipun terlihat ragu perlahan Reihan mendekat kearah Aurel yang sedang berbaring diatas tempat tidur.
Cupp
Aurel melumat bibir Reihan dengan rakusnya meskipun awalnya Reihan tidak membalas tapi kini dia begitu menikmatinya.
" Mas kamu kenapa sih kayak tidak bergairah deh padahal kita sering Lo melakukan ini"
" Entahlah Aurel tapi rasanya perasaan aku tidak enak"
" Ayo cium aku mas"
Reihan pun akhirnya menepis segala perasaan ragunya dan kini mulai mencium pipi,kening hingga terakhir dileher hingga dia meninggalkan tanda disana.
Sementara diluar Aurel tidak tahan lagi, setelah selesai dengan drama air matanya,ia bergegas keluar dari mobilnya dengan sorot mata penuh dengan amarah.
Ia berjalan dibawah hujan lebat,ia tidak peduli lagi dengan dinginnya air hujan yang menguyur tubuhnya,ia terus berjalan masuk kedalam villa.
Dari jendela dapur mbok Nuh yang baru saja menyeruput teh, yang baru saja diseduhnya, mengrenyit kan dahi melihat sosok wanita yang begitu asing dimatanya berjalan masuk kedalam villa melalui lorong belakang.
Ia langsung keluar untuk menghampiri perempuan itu.
Namun langkahnya tidak bisa menyeimbangi langkah dari Kanaya.
Suara desahan kini mulai tertengar ditelinga Kanaya.
Glekkkk
Pintu terbuka terlihat Aurel tengah berada dibawah kungkungnan Reihan.
Meskipun gelap karna mati lampu tapi Kanaya bisa melihat mereka lewat cahaya kilat yang tembus dari kaca jendela.
"Kanaya"
Reihan langsung berdiri dan memunguti semua pakaianya yang berserakan dibawah lantai sedangkan Aurel menutupi tubuh polosnya dengan selimut.
"Kalian berdua sangat menjijikkan"
" Kanaya aku bisa jelaskan,ini semua tidak seperti apa yang kamu lihat"
Reihan berusaha mendekati Kanaya.
"Jangan berani beraninya kamu menyentuhku mas"
" Aku kurang apa padamu mas,aku mengorbankan banyak hal untukkmu bahkan aku menghabiskan masa remaja ku hanya untuk mengurus ibumu yang sedang lumpuh"
Reihan mengusap wajahnya kasar,ia sangat tahu ini semuanya salah,tapi ia begitu mencintai Aurel.
"Dan ini balasan kamu kepadaku ,kamu berselingkuh dengan dia,kamu tahu kan dia itu sahabat aku dan juga sahabat kamu mas kenapa kalian begitu tega"
Jedarrrrrr
Suara petir pun tidak mampu meredahkan teriakan sakit Kanaya.
"Semoga kamu menjadi aku mas,semoga kamu merasakan betapa susahnya menjadi aku"
Jedarrrrr
Petir bergemuruh kembali seaakan mengerti perasaan Kanaya yang begitu hancur.
Sedangkan dibelakang Kanaya mbok Nuh begitu shock dengan apa yang dilihatnya.
" Ini bencana" ucapnya
Tapi dikamar yang berbalut serba putih itu dengan nuansa Eropa klasik.
Netra Kanaya tidak hanya menangkap sosok Aurel dan Reihan,tapi juga melihat sosok perempuan berwajah Eropa yang sedang berdiri disudut ruangan.
Kanaya terdiam melihat sosok perempuan yang berparas cantik itu,tapi ia bisa merasakan energi yang sangat kuat saat kehadiran perempuan itu.
Hingga amarah yang sedari tadi meluap luap untuk Reihan dan Aurel kini meredup berganti dengan rasa ketakutan dan perasaan tidak enak disekujur tubuhnya.
" Kanaya ayo kita bicara"
Diamnya Kanaya dimanfaatkan oleh Reihan,tapi Kanaya segera berlari keluar dari villa itu hingga hampir menabrak mbok Nuh yang sedari tadi berdiri tepat dibelakangnya.
Kanaya masuk kedalam mobilnya dengan perasaan hancur beberapa kali ia memukul stir mobilnya untuk melampiaskan amarahnya.
Didalam villa Aurel segera memakai bajunya.
" Kalian keluar dari villa saya sekarang juga,kalian sudah lancang melakukan zina dikamar ini,bahkan dengan tegahnya kalian menyakiti hati seorang perempuan"
" Kalian semua akan mendapatkan akibatnya"
Jedarrrrrr
Lagi lagi suara petir menyauti sumpah yang keluar dari mulut mbok Nuh.
Degub jantung Reihan kini berpacu lebih kencang seolah dia merasakan ada sesuatu dikamar ini.
" Keluar"
" Maafkan kami mbok karna telah membuat kekacauan divilla ini"
Reihan mengeluarkan segepok uang merah dari dalam dompetnya untuk dia serahkan kepada mbok Nuh sebagai bentuk permintaan maaf dan juga sewa villa ini.
"Ini mbok tolong diterima"
Mbok Nuh segera menepisnya.
"Saya ngak butuh uangmu, pergi dari villa saya sekarang juga"
" Baik kalau begitu saya permisi mbok sekali lagi maafkan saya"
Mbok nuh menatap kepergian mereka dengan tatapan nyalang,tapi saat ia berbalik ingin merapikan seprei yang berantakan karna ulah Reihan dan Aurel.
Netra mbok Nuh menangkap sosok perempuan berwajah Eropa yang tadi sempat dilihat oleh Kanaya.
" Nona angel" ucapnya terbata bata.
Sedangkan Kanaya melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi disertai air mata yang seakan tidak ingin berhenti mengalir dari matanya.
" Kamu tega mas"
" Aurel kamu tega kalian berdua jahat"teriaknya histeris.
Pukul 01 :00 dini hari Kanaya sampai dirumahnya dengan penampilan yang acak acakan dan basah kuyup.
Ia masuk kedalam rumah tanpa mempedulikan air yang menetes dari pakaiannya hingga merebes kelantai.
Sintia yang sedari tadi menunggu kepulangan anaknya dan menantunya.
Mengerenyit kan dahi melihat genangan air dilantai,ia mengikuti rembesan air tersebut sambil memutar menjalankan kursi rodanya.
Hingga rembesan air tersebut berhenti tempat didepan kamar anak dan menantunya.
Tok tok tok
" Kanaya, Reihan apa kalian sudah pulang"
Tidak ada jawaban.
Sintia lalu berinisiatif membuka pintunya.ia mendapati Kanaya dengan keadaan basah duduk diranjangnya.
" Astaga Kanaya dari mana saja kamu,kamu keluar rumah seharian menitipkan mama pada tetangga"
" Awas kamu ya mama akan minta Reihan untuk menceraikan kamu jika kamu berani sekali lagi menitipkan mama pada tetangga"
Tidak ada jawaban dari Kanaya dia masih diliputi perasaan yang hancur.
" Kanaya" bentak Sintia.
Kanaya kini menatap Sintia dengan tatapan tajam.
" Kenapa kamu menatap saya seperti itu ha, sekarang kamu sudah berani sama mama"
"Mama malam ini juga aku akan pergi dari rumah ini aku akan mengemasi barang barang aku"
Mata Sintia terbelalak mendengar penuturan dari Kanaya
Kanaya bangkit dari duduknya ia menarik sebuah koper yang berada dibawah tempat tidur dan memasukan beberapa pakaiannya kedalam koper tersebut.
" Kanaya masukan kembali pakaian kamu kedalam lemari"teriak Sintia tapi Kanaya tidak menghiraukannya.
Keputusannya sudah bulat malam ini juga ia akan pergi dari pernikahan palsu ini.
"Bukanya kamu sangat mencintai putra ku,jangan sampai kamu menangis darah karna telah mengambil keputusan yang gegabah seperti ini"
Kanaya tersenyum getir mendengar kata cinta.
" Itu dulu ma , sekarang aku sudah benar benar muakk dengan kalian semua"
Kanaya beejalan keluar dengan mengeret kopernya.
"Kanaya kalau sampai kamu keluar dari rumah ini jangan harap kamu bisa kembali kerumah ini,itu tidak akan pernah terjadi"
Kanaya tidak bergeming baru saja ia keluar dari kamar penglihatannya samar samar kepalan ya terasa pusing tubuhnya terasa berat.
Beberapa kali ia mengeleng untuk menormalkan perasaan tidak enak yang dialami oleh tubuhnya,namun tetap saja penglihatannya seperti terputar hingga akhirnya ia ambruk dan jatuh pisang.
"Astaga Kanaya kamu tidak usah pura pura"
"Kamu takut kan dengan ancaman mama barusan ,makanya kamu pura pura pingsang"
Hingga beberapa menit Sintia menyadari jika Kanaya benar benar pingsang dan tidak berpura pura.
"Astaga kamu benar benar pingsang Kanaya?"
________
Pagi hari disambut dengan tetesan air yang jatuh dari dedaunan karna sisa hujan semalaman.
Terkadang orang yang paling tulus adakalanya akan dihadapkan dengan sebuah kekecewaan yang mendalam.
Kelopak mata Kanaya perlahan terbuka,ia merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya.
Pupil matanya melebar mendapati Aurel yang tengah tidur disampingnya.
" Aurel kenapa dia ada di sampingku?"
" Bukankah semalam aku pulang kerumah terus kenapa sekarang aku berada dalam mobil bersama dengan Aurel"
Beberapa kali Kanaya menepuk nepuk pipinya hingga Aurel yang sedari tadi tidur disampingnya mengeliat.
" Sekarang sudah pagi ya mas"
Dahi Kanaya mengrenyit.
" Dia panggil apa aku barusan,mas.apa aku tidak salah dengar"
" Mas kenapa ekspresi wajah kamu kayak panik seperti itu sih"
Kanaya meneguk silvanya kasar,ia perlahan memutar cermin kaca spion kearahnya.
" Wajahku"
" Tidakkkkkk"
teriaKnya hingga reflek Aurel yang berada disampingnya menutup kedua telinganya.
" Mas kenapa sih teriak teriak kencang seperti itu,gendang telingaku hampir pecah" ucapnya kesal.
" Tidak tidak aku pasti bermimpi kenapa aku bangun tiba tiba ada didalam tubuh mas Reihan?"
"Ngak ini bukan kenyataan ini hanya mimpi" ujarnya sambil memukul mukul wajahnya
Aurel Memegang kedua tangannya.
" Mas stop kamu menyakiti dirimu sendiri"
" Lepaskan aku pengkhianat,aku bukan pria banjingan itu, aku Kanaya."
Aurel melongo antara shock dan ingin tertawa mendengar lelucon itu.
" Mas jangan bercanda ini masih pagi"
" Aku sedang tidak bercanda,aku Kanaya aku juga tidak tahu kenapa tiba tiba aku bisa berada didalam tubuhnya mas Reihan"
" Mas sekarang kita pulang aku capek"
Kanaya melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
" Mas bisa pelan pelan ngak aku takut"
Kanaya tidk memperdulikan ucapan dari Aurel ia terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
" Mas kenapa kamu berubah jadi seperti ini,apa semua ini karna Kanaya,bukanya bagus ya, jika Kanaya tahu tentang kita tentang hubungan kita,itu artinya sebentar lagi kita akan bersatu mas"
Kuping Kanaya terasa memamanas dia menginjak rem mobil secara mendadak hingga membuat kepala Aurel terbentur dan memar.
"Mas kamu apa apaan sih"
"Saya minta kamu turun sekarang!"
"Apa"
"Kamu tidak dengar apa yang barusan saya katakan,saya minta kamu turun sekarang!"
"Mas ini masih jauh dari kota,jalanan disini masih sepi kamu tega nurunin aku disini ,mas."
Karna Aurel tidak bergerak dari tempat duduknya,Kanaya turun dari mobil dan menarik Aurel dengan paksa keluar dari mobil.
Aurel hanya bisa menangis tiba tiba mendapat perlakuan kasar seperti ini.
Padahal mereka semalam baik baik saja, setelah kepergok oleh Kanaya semalam Reihan masih bisa bersikap mesra dengan Aurel.
Kanaya masuk kembali kedalam mobil dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh, meningalkan Aurel ditempat yang sepi.
Ia masih berharap apa yang dialaminya hanyalah mimpi.
Sementara ditempat lain Reihan yang baru saja bangun dari tidurnya juga merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya.kepalanya terasa berat ia memegang kepalanya yang terasa pusing.
Yang lebih membuatnya bingung kini ia tidur diatas tempat tidurnya.
Padahal seingatnya semalam ia terpaksa harus bermalam didalam mobil dengan Aurel karna kepergok oleh Kanaya,lalu kenapa tiba tiba saat dia membuka mata dia berada didalam kamarnya?.
" akhirnya kamu bangun,untung saja ibu Lola tetangga kita bersedia bangun tengah malam hanya untuk membantu kamu"
Perkataan mama nya membuat Reihan bertambah pusing.
" Mama bicara apa sih"
" Sekarang kamu bangun,masak yang enak mungkin saja suami kamu akan pulang hari ini,mama akan memaafkan apa yang kamu katakan semalam"
" Jadi sekarang kamu bangunlah siapakan sarapan"
Reihan masih terdiam sulit rasanya mencerna apa saja yang sudah terjadi.
" Kanaya" bentak Sintia.
" Ma sepertinya mama salah,aku Reihan ma bukan Kanaya"
"Hum jangan bercanda kamu"
" aku juga sebenarnya bingung ma,kenapa tiba tiba aku ada didalam kamar ini padahal semalam aku ada didalam mobil"
" Tapi lupakanlah karna aku akan segera berangkat kekantor"
Langkah Reihan terhenti mendapati sosok Kanaya dari pantulan cermin.
" Kanaya"
Reihan mengrenyit ketika apa yang dilakukan oleh dirinya dilakukan juga oleh Kanaya dari cermin.
Ia menunjuk,Kanaya juga menunjuk,ia menguap Kanaya juga menguap.
Dia memukul pipinya dengan keras,terlihat Kanaya juga memukul pipinya dengan keras.
" Tidak dia bukan Kanaya tapi aku" teriaknya ketakutan seperti orang gila.
Ia memegang dua gundukan dibagian dadanya.
"Dan ini payudara, tidak bagaimana mungkin aku bisa memilikinya"
Sintia mengusap wajahnya kasar dengan sikap Kanaya yang dirasanya sangat aneh dari semalam.
Dia memutar kursi rodanya menjauh, untuk sekedar merilekskan kepalanya yang sedikit pening dari semalam.
" Tidak tuhan ini pasti hanya mimpi kenapa aku bisa berada didalam tubuh Kanaya apakah ini karma karna aku telah menyakitinya"
Suara deru mobil berhenti didepan rumah,sitia segera mengarahkan kursi rodanya kearah pintu utama.
Benar saja dugaannya dilihatnya Reihan sedang turun dari mobil.dan terlihat tergesa gesa saat memasuki rumah.
" Nak akhirnya kamu pulang,istrimu seperti orang gila didalam kamar"
Dahi Kanaya mengrenyit.kalau mama Sintia mengatakan istrinya berarti itu adalah tubuhnya.
Dengan langkah gotai Kanaya bergegas masuk kedalam kamarnya.
Netra Reihan dan Kanaya saling bertemu satu sama lain dan.
" Ahhhhhhhhhhh"
Teriakan mereka pecah,dan mengelengar disudut sudut rumah dan rumah tetangga.
Sampai sampai ibu ibu komplek yang sedang berbelanja sayur .menoleh kearah rumah Sintia saat mendengar teriakan mereka berdua.
Sintia yang masih pusing segera memutar kursi rodanya dan mendekati kamar anak dan menantunya.
" Kalian berdua itu kenapa sih pagi pagi berteriak seperti itu"
" Mama tidak usah masuk kami punya masalah rumah tangga yang sangat besar dan harus kami selesai kan sekarang juga"
Brakkkkk
Pintu ditutup dengan kerasnya hingga membuat Sintia kaget.
" Hari ini semuanya terasa aneh" ucapnya sambil memijit kepalanya yang terasa makin terasa pening.
" Kenapa kita bertukar jiwa seperti ini mas?"
" Mungkin kita hanya bermimpi"
" Tidak ini nyata, sekarang aku ada didalam tubuh kamu dan kamu ada didalam tubuh aku"
" Oh aku tahu ini karma buat mas Reihan karena sudah menghianati aku"
" Bukan waktunya kita untuk membahas hal itu, sekarang yang harus kita fikirkan bagaimana caranya kita kembali ketubuh kita masing masing"
Keduanya terlihat mondar mandir untuk mencari sebuah solusi.hingga setengah jam.
To tok tok
Suara ketukan pintu terdengar.
" Kanaya mama lapar siapkan sarapanya"
Kanaya pun keluar dengan wujud Reihan.
" Mama memangil Kanaya nak! Bukan kamu"
Kanaya bernafas berat,mungkin ini saatnya ia harus memainkan peran sebagai Reihan.
" Kali ini biar aku aja ya yang buatin sarapan untuk mama"
" Ngak usah nak kamu pasti capek jadi biarkan Kanaya yang mengerjakan semuanya lagi pula kan menyiapkan sarapan tugas seorang istri"
" Kanaya"
Teriak Sintia.
Reihan akhirnya keluar dari kamar dalam wujud Kanaya.
" Buatkan sarapan untuk mama"
Dengan sangat terpaksa Reihan akhirnya mengiyakan perintah sang mama.
Karna semuanya akan percuma jika ia mengatakan bahwa dia bukan Kanaya tapi Reihan.
" Astaga Kanaya kenapa nasi gorengnya gosong"
" Maaf ma,aku tidak terbiasa memasak nasi goreng"
" Apa kamu bilang tidak terbiasa,lalu siapa yang setiap pagi menyiapkan sarapan untuk kita?"
Sedangkan Kanaya yang sedari duduk menikmati sarapannya,merasa puas melihat Reihan yang kerepotan membuat sarapan.
Selesai sarapan Reihan mencuci piringnya lalu menyiapkan air panas untuk Sintia untuk dipakainya mandi.
Pekerjaan yang selalu dikerjakan oleh kanaya kini semua dikerjakan olehnya.
Sedangkan Kanaya duduk santai melihat Reihan yAng melakukan semua pekerjaan meskipun dalam wujud tubuhnya,
Tapi entah kenapa melihat Reihan keropatan seperti itu ,ada rasa kepuasan dari dalam hatinya.
"Akhirnya semua sudah selesai, waktunya aku berangkat kekantor sekarang juga"
"Kamu mau kemana mas?"
"Aku mau kekantor"
"Kekantor?"
"Dengan tubuh aku?"
Reihan terdiam dia lupa kalau sesuatu yang besar baru saja terjdi dengan tubuhnya.
"Mas kan sudah menjalani peran aku,sekarang giliran aku yang menjalani hidup sebagai mas Reihan"
"Aku yang akan pergi kekantor"
"Tapi kamu harus ingat baik baik, dikantor itu semua karyawan segan kepadaku dan aku juga berwibawa jangan sampai kamu menghancurkan citra yang Sudah kubangun selama ini"
"Cii ia mas aku paham kamu memang paling jago kalau soal pencitraan"
"Buktinya bertahun tahun kamu membohongi aku dengan menjadi suami yang sangat baik namun nyatanya kamu berselingkuh dibelakang aku"
"Sudahlah Kanaya kita tidak ada waktu untuk membicarakan hal itu sekarang"
Kanaya memakai jas yang biasa dipakai Reihan kekantor, setelah stelan pakaian kantornya selesai terpasang.
Kanaya berjalan menjauh dari Reihan, setelah beberapa langkah ia menoleh kebelakang.
"Ingat ya ,urus mama!" Ucapnya lalu kembali melanjutkan langkahnya.
Reihan menatap tubuhnya menjauh darinya,sampai sekarang ia masih berharap ini hanya mimpi melihat tubuhnya melakukan aktivitas tapi dalam belenggu jiwa yang berbeda.
Ia menatap tubuhnya tidak ada yang berbeda masih sangat terlihat tampan dan mempesona,tapi melihat langkah kakinya Reihan mengrenyit aneh.langkah kakinya sama seperti langkah perempuan.
" Astaga Kanaya"
" Apa"
" Bisa ngak sih langkah kaki mu diubah,aku tidak bisa menerimanya,kamu bisa mencoreng reportasiku dikantor jika langkah kakimu gemulai seperti itu"
" Aku tidak bisa mengontrolnya langkah kakiku memang seperti ini"
" Sekarang kamu bukan Kanaya tapi Reihan Adiatma"
" Tolong perbaiki cara jalanmu seperti laki laki Maco"
" Hmm kamu fikir aku akan merepotkan diri untuk menjaga repotasimu,itu tidak akan pernah terjadi, reputasi kamu sudah hancur dan itu karena ulah kamu sendiri"
Kanaya melangkah kan kaki menjauh dari Reihan yang tampak begitu kesal.
" Kanaya berhenti kataku"teriaknya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!