NovelToon NovelToon

Tuan Tiada Tanding

Arjuna

Malam ini terasa begitu dingin, maklum saja pada saat ini adalah musim kemarau dengan angin malam yang berhembus menjadikan semua orang malas keluar dari rumah mereka.

Di malam yang begitu sepi ini terlihat seorang pria yang berjalan sempoyongan di pinggiran jalan locari.

Wajah pria itu terlihat putus asa seperti mendekati ajalnya.

Tiba tiba dia melihat sebuah bangunan toko besar bergaya rumah zaman dahulu, tepat di atas pintu utama terdapat sebuah tulisan, "toko barang antik Arjuna!"

"Toko barang antik?" Tanya pira itu dengan heran, dia sama sekali tidak menyangka akan menemukan toko barang antik di pinggiran jalan locari yang sangat sepi ini, bahkan tidak ada bangunan lain atau rumah di sekitar sini.

Pintu dan jendela rumah zaman dahulu itu memang tertutup, namun ada sebuah plang yang bertuliskan "buka". Pria itu menebak bahwa pemilik toko sengaja menutup pintu dan jendela karena memang suasana cukup dingin.

Pria dengan wajah pucat itu kemudian membuka pintu toko barang antik itu dan masuk ke dalam, ketika dia memasuki toko barang antik ini, dia langsung di sambut dengan berbagai macam barang barang aneh yang ada di rak, dinding, dan berbagai macam sudut ruangan ini.

Pria itu menoleh ke arah samping, dari situ dia melihat seorang pria muda yang sedang duduk di konter sambil membaca sebuah buku yang tampak sangat kuno.

Ketika melihat pria yang ada di konter ekspresi pria itu sedikit terkejut, pasalnya pria muda itu terlihat sangat misterius.

"Eh ada pelanggan?" Tanya Arjuna dalam hatinya.

Penjaga konter atau penjaga toko barang antik di jalan locari ini tidak lain tidak bukan adalah seorang pria muda bernama Arjuna.

Arjuna berusia 24 tahun dengan wajah yang lumayan tampan. Namanya memang terdengar cukup kuno, namun dia bukanlah orang yang kuno, justru dia terlihat berpengetahuan luas.

Sementara Arjuna sama sekali tidak menyangka akan kedatangan pelanggan di saat malam hari seperti ini.

Mata Arjuna menyipit memandangi wajah pria pucat itu, "tunggu, sepertinya kamu sedang tidak enak badan!" Ucap Arjuna dengan sangat serius.

Pria dengan wajah pucat itu menjawab, "jangan repot repot aku hanya ingin menumpang masuk saja.."

Arjuna segera menggelengkan kepalanya secara perlahan, dia tidak bisa membiarkan orang lain menderita seperti ini.

Arjuna berdiri dari tempatnya dan segera menyuruh pria pucat itu untuk segera duduk di sofa. Sedangkan Arjuna sendiri langsung menuju ke dapur untuk membuatkan segelas teh hangat untuk pria itu.

Setelah jadi Arjuna langsung memberikan segelas teh hangat itu kepada pria berwajah pucat itu. Tentu saja Arjuna menannyai pertanyaan umum kepada pria ini, siapa dia dan mengapa dia bisa dalam keadaan yang sangat jelek seperti ini?

Pria itu bernama bambang, seorang pria dari surabaya yang saat ini sedang di kejar kenar oleh rentenir, sehingga hidup gelandangan di jalan raya.

bambang memandangi Arjuna, pria yang tampak misterius itu sambil menghela nafas, "meskipun orang ini terkesan misterius namun ternyata orang ini hanyalah orang biasa..." ekspresi di wajahnya makin lesu karena hal ini.

bambang sebenarnya bukanlah orang biasa, dia sebenarnya adalah seorang bos kelompok mafia kecil dunia bawah tanah dia memiliki rumah di Krian. Dia sebenarnya tidak di kejar kejar hutang namun di kejar pembunuh bayaran yang di kirimkan oleh musuh bisnisnya.

Sebagai seorang ketua kelompok mafia yang setiap hari menemui orang, dari perkenalannya dengan Arjuna, bambang mengetahui bahwa Arjuna ini hanyalah pria biasa biasa saja.

Seorang pria biasa yang sama sekali tidak mengetahui betapa brutalnya dunia bawah tanah, oleh karena itu bambang menggunakan alasan di kejar kejar oleh rentenir untuk lebih mudah menjeskan kepada Arjuna.

"Apakah kamu punya anak? Bagaimana keadaan anakmu?" Tanya Arjuna dengan ekspresi penasaran.

"Anak?" Pikiran bambang langsung tertarik ke kediamannya, di mana putrinya yang baru enam tahun sekarang tergeletak tidak berdaya di atas kasur karena sebuah penyakit yang tidak di ketahui. Di dalam dunia bawah tanah memang metode mistis adalah metode yang paling sering di gunakan untuk mengintimidasi seseorang.

Air mata mulai jatuh dari pelupuk mata bambang, dia benar benar khawatir kepada putrinya.

Melihat bambang yang menangis Arjuna hanya menghela nafas panjang saja. Dia sangat tahu sebagai seseorang yang sedang di kejar kejar oleh rentenir, bambang pastinya mengkhawatirkan putrinya, karena terkadang rentenir itu cukup nekad! Terkadang mereka mendatangi rumah dan meneror penghuni rumah, bahkan tetangga rumah.

Apalagi bambang yang mengkhawatirkan anaknya itu sangat wajar, malah tidak wajar apabila bambang tidak mengkhawatirkan anaknya.

"Sepertinya kamu merindukan anakmu, ya?" Tanya Arjuna dengan tenang.

Bambang menganggukan kepalanya tanpa bicara sedikitpun, kalau di tanya dia rindu anaknya? tentu saja dia rindu dengan anaknya!

Tidak hanya rindu dia juga khawatir dengan kondisi anaknya yang saat ini tengah sakit parah akibat guna guna musuhnya, bambang bingung ingin meminta bantuan kepada siapa, sudah sangat banyak orang pintar yang dia datangi, bukannya sembuh malah kebanyakan orang pintar yang datang malah pingsan tidak berdaya, karena terkena serangan balik.

Bambang kembali melirik ke arah Arjuna. Dengan cepat Arjuna menganggukan kepalanya, tidak mungkin dia menceritakan kisah ini kepada seorang manusia biasa seperti Arjuna, "manusia biasa seperti Arjuna ini memangnya bisa apa?" Tanya bambang di dalam hatinya.

Arjuna hanya menganggukan kepalanya secara perlahan, dia memandangi bambang dengan tatapan kasihan, pria ini termasuk pria yang sangat malang sudah di kejar rentenir dan kini tidak bisa bertemu dengan anaknya.

"Aku bisa melihat betapa menderitanya anakmu..." ucap Arjuna kepada bambang.

Bambang kaget ketika mendengar apa yang di ucapkan oleh Arjuna, melihat? Apa yang di maksud Arjuna dengan melihat?

Kemudian Arjuna kembali berucap, "seharusnya anak tidak mewarisi penderitaan dari orang tuannya..."

Bambang kembali termenung dengan apa yang di ucapkan oleh Arjuna, mengapa manusia biasa sepeti Arjuna bisa mengucapkan hal yang bijak seperti ini?

Tiba tiba Arjuna mengeluarkan sebuah liontin kuno yang memiliki mata kristal merah.

Arjuna kemudian meletakan liontin itu ke tangan Bambang, "ambilah berikan kepada anakmu, setelah ini pasti anakmu bisa tersenyum lagi.." ucap Arjuna.

Bambang menatap liontin kristal itu dengan seksama, ketika bambang menatap liontin itu semakin dalam bambang merasakan bahwa liontin ini bukanlah liontin biasa, bambang bisa merasakan bahwa di dalam liontin ini seplah ada nyawa yang hidup.

"Tu..tunggu! Ini bukanlah liontin biasa!" Kaget bambang dalam hatinya.

Entah mengapa pada saat ini bambang merasakan banyak pasang mata yang mengawasinya, bambang menatap ke arah tembok lebih tepatnya ke arah topeng panji asmorobangun.

Bambang bisa melihat mata topeng itu menatap dirinya.

Seketika itu juga bambang berkeringat dingin.

Dia langsung menoleh ke sebuah lukisan manusia namun abstrak, bambang melihat manusia dalam lukisan abstrak itu memperhatikannya.

Bambang makin berkeringat dingin ketika melihat di atas rak berbagai macam wayang yang terdiri dari, yudhistira, bima, arjuna, nakula, sadewa, kresna, gatotkaca, srikandi, semar, gareng, petruk, bagong, dan masih banyak lagi semuanya mengawasi bambang.

Seketika itu juga bambang menatap ngeri pemuda bernama Arjuna di depannya ini, "siapa kamu sebenrnya?" Dia ingin bertanya seperti itu, namun entah mengaoa lehernya terasa terkunci.

Kemudian Bambang teringat tentang ucapan Arjuna yang berbicara tentang anaknya, "jangan-jangan?!"

Bambang menelan ludahnya kembali dengan ngeri, kini dia mengetahui bahwa pemuda di depannya ini bukanlah pemuda biasa ternyata sosok ini adalah sosok tuan sakti dengan kesaktian yang sangat tinggi, bahkan saking tingginya bambang sampai tidak bisa menilai kesaktian milik Arjuna.

Kalau Arjuna bukan orang sakti mustahil bagi Arjuna bisa memiliki berbagai macam benda mengerikan di rukonya ini, dan bahkan bisa mengetahui kondisi anaknya.

Hati bambang kembali bergetar ketika dia menyadari bahwa Arjuna ingin membantu anaknya melalui liontin ini, di bantu oleh seorang sosok sakti semacam ini mustahil apabila anaknya tidak sembuh, bambang merasa terenyuh saat ini.

"Terimakasih tuan... terimakasih..." ucap Bambang yang terus menerus menggenggam liontin yang memancarkan aura kehidupan yang sangat kuat.

***

bagi yang masih nanya kelanjutan novel wisopati, maaf saya ngga bisa lanjutkan. karena novel tersebut di hapus oleh pihak NT tanpa alasan yang jelas, author juga udah tanya sama editor tapi ngga di jawab sama sekali.

tapi ngga masalah author udah iklas, sebagai ganti novel wisopati author rilis novel ini.

siluman babi

Waktu berjalan dengan sangat cepat, tidak terasa berminggu minggu telah terlewati, selama berminggu minggu itu bambang hampir setiap hari mampir ke toko barang antik Arjuna sekedar untuk berbincang bincang. urusan bambang juga telah selesai, putrinya yang berusia 6 tahun juga sudah sembuh berkat liontin pemberian Arjuna.

dari obrolannya dengan arjuna bambang langsung mengetahui sebenarnya Arjuna adalah sosok Tuan sakti yang sedang ingin menjalani kehidupan menjadi manusia biasa.

pagi hari ini bambang tidak mampir ke toko barang antik Arjuna, Alhasil pada saat ini hanya ada Arjuna di dalam tokonya, Arjuna menghela nafas bosan sekarang sambil memandangi barang barang aneh peninggalan kakeknya.

Ya, semua benda benda aneh dan bahkan toko barang antik ini adalah peninggalan kakeknya Arjuna.

Sebagai seorang cucu yang berbakti, dia berkewajiban untuk meneruskan usaha ini, ya meskipun usaha ini adalah usaha yang sangat tidak strategis dan hanya sedikit menghasilkan uang.

Bagaimana tidak? Orang mana yang ingin membeli boneka aneh dengan pisau di tangannya? Atau ingin membeli topeng dengan rupa yang sangat menyeramkan? hanya orang aneh yang mau membeli barang barang ini.

Ya meskipun seperti ini tetapi Arjuna masih mau meneruskan usaha toko barang antik sebagai baktinya meneruskan usaha kakeknya yang sudah tiada.

Untuk kedua orang tua Arjuna? Kedua orang tua arjuna baik ibu maupun ayahnya sudah memiliki keluarga masing-masing, bisa di bilang Arjuna adalah anak broken home, kedua orang tuannya cerai dan sudah memiliki keluarga masing-masing, arjuna sendiri kecewa akan hal itu dan tidak mau tinggal baik bersama keluarga ayahnya maupun ibunya, dia memilih tinggal bersama dengan kakeknya atau ayah dari ibunya.

Setelah kakeknya meninggal, ya begini nasib Arjuna dia yang harus meneruskan usaha toko barang antik ini.

"Aku sangat bosan..." ucap Arjuna sambil menghela nafas panjang, "apakah sebaiknya aku berburu saja?"

Jalan locari terletak di bawah kaki pegunungan putri tidur, lokasinya sangat dekat dengan hutan belantara yang sangat luas.

Keseharian Arjuna memang seperti ini, toko barang antik ini sangat sepi kalau dia merasa bosan terkadang dia bermain di hutan maupun pegunungan ini untuk mengusir rasa bosannya. Entah itu hanya untuk berlibur atau berburu.

Arjuna melirik ke arah sebuah busur kayu yang tergantung di dinding, di sampingnya ada sebuah tabung yang penuh dengan anak panah bambu.

Arjuna tersenyum dengan cepat dia mengambil busur panah dan tabung itu, dengan cepat dia menutup tokonya dan segera berjalan kaki menuju ke hutan yang tidak jauh dari tokonya.

Arjuna ini memiliki sebuah rahasia kecil, di mana dia pernah menemukan air terjun rahasia yang tidak pernah di jamah oleh orang lain, selama ini kalau Arjuna merasa bosan dia akan menuju ke air terjun itu.

***

Sementara itu ada tiga orang yang terdiri dari dua orang dan satu laki laki yang terlihat berpakaian rapih dan berjalan di tengah hutan belantara pegunungan putri tidur ini.

Pria bernama sujono berlutut sambil meraih tanah dan mengenggamnya. Sejono kemudian mengendus tanah itu sambil merapalkan mantra khusus.

"Aku yakin sekali siluman babi itu tidak jauh dari tempat ini, kita bisa memburunya dengan cepat!"

"Benar kita bisa membunuhnya saat ini, dengan begitu siluman babi itu tidak akan menyerang warga biasa!" Ucap Niken satu satunya wanita yang ada di kelompok ini.

Sunarto menambahkan, "mari kita berangkat, jangan sampai kita terlambat dan siluman babi itu berhasil menjadi raja siluman babi!"

Niken dan sujono menganggukan kepalanya dan langsung menghilang secara misterius dari tempat ini seolah di telan oleh udara tipis.

***

Hari telah sore, matahari telah tenggelam, kini Arjuna sudah berada di air terjun kecil yang masih belum terjamah manusia, ini adalah air terjun rahasiannya.

Dalam perjalanannya Arjuna secara tidak sengaja menemukan ayam hutan dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyantapnya.

Ketika Arjuna sedang sibuk menyiapkan makan malamnya, apa yang tidak Arjuna ketahui, seorang pria dengan perut buncit dan tubuh gempal sedang menatapnya dari kejauhan.

Manusia ini bukanlah manusia biasa, sebab kepala manusia ini adalah kepala babi.

Siluman babi ini terlihat meneteskan air liurnya ketika memandangi Arjuna dari kejauhan, "sayang sekali bukan perempuan, kalau perempuan akan aku nikmati dulu sebelum memakannya!"

Kemudian siluman babi itu menambahkan, "tapi tidak apa-apa, aku hanya kurang satu orang lagi untuk menjadi raja siluman babi, setelah aku menjadi raja siluman babi ketiga orang bajingan itu tidak akan bisa mengejarku lagi, bahkan aku bisa memakan mereka bertiga!"

Siluman babi itu dengan wajah rakusnya mulai berjalan menuju ke arah Arjuna, namun setelah beberapa langkah kedepan, tiba tiba sebuah kekuatan tidak terlihat muncul dan langsung merubah siluman babi ini menjadi wujud hewaninya yaitu babi hutan dengan bulu hitam.

"Apa! bagaimana mungkin?" Tanya siluman babi itu dengan kebingungan, mengaap dia bisa kembali berubah ke wujud asalnya.

"Lupakan, sebaiknya aku segera memakan manusia biasa itu!" Siluman babi itu langsung menyeruduk ke depan, melewati semak belukar yang ada di depannya.

Mendengar suara kemrusak dari arah depan Arjuna langsung waspada, tiba tiba seekor babi hutan besar dengan bulu hitam berusaha untuk menyeruduknya.

"Sialan!" Jelas Arjuna langsung melompat dan membuat jarak, Arjuna kemudian mengambil anak panah dan busur panahnya.

Babi itu kembali mengejar dan mencoba menyeruduk Arjuna, Arjuna berlari ke arah pohon.

Arjuna tahu bahwa babi itu tidak bisa memanjat pohon, oleh karena itu Arjun langsung memanjat pohon.

Bang!

Bang!

Pohon itu berguncang keras ketika di seruduk babi itu berulang kali, Arjuna terlihat berkeringat dingin pada saat ini.

Memang jam jam seperti ini babi hutan akan muncul untuk mencari makan, namun Arjuna benar benar tidak menyangka dia yang akan menjadi sasaran babi hutan ini.

Arjuna menelan ludahnya secara ngeri, melihat taring babi hutan yang melengkung itu.

"Babi sialan, lebih baik aku bunuh kamu!" Ucap Arjuna sambil menarik busurnya dari atas pohon.

Melihat Arjuna yang sedang membidiknya sebenarnya babi itu tertawa, "haha, manusia bodoh! Apakah kamu kira senjata itu bisa membunuhku?" Tanya siluman babi itu.

Namun yang di dengar Arjuna hanyalah, ngok! Ngok! Ngok!

Tentu saja siluman babi ini sombong bukan tanpa alasan selama ini dia di buru oleh tiga manusia sakti, dan dia masih bisa lolos dengan mudah.

Tiga manusia sakti saja tidak bisa melukainya, apalagi hanya seorang manusia biasa dengan anak panah bambunya?

Stelah memastikan bidikannya tepat sasaran Arjuna langsung melepaskan anak panahnya.

Siluman babi ini hanya diam di tempat sama sekali tidak menghindar, dia ingin melihat ekspresi putus asa dari manusia biasa ini karena anak panahnya tidak bisa menembus kulitnya.

"Haha, bermimpilah manusia biasa, anak panahmu tidak akan mungkin bisa menembus kuli-- ngooookkk!!!" Siluman babi ini mengeluarkan jeritan yang menyakitikan ketika anak panah Arjuna berhasil menembus kaki depannya.

"Mustahil! Mustahil! Bahkan serangan dari ketiga orang sakti tidak bisa melukaiku, bagaimana mungkin manusia biasa ini bisa melukaiku?" Sebelum siluman babi ini mendapatkan pertanyaan atas jawaban di dalam hatinya, perasaan takut kembali menyelimuti hatinya saat melihat manusia biasa itu kembali membidiknya.

Kali ini siluman babi ini yakin, apabila dia terkena anak panah itu dia akan mati.

Tanpa basa basi lagi siluman babi ini mencoba berlari pincang dan mencoba menyelamatkan diri.

Arjuna yang berada dia atas pohon langsung turun dan mengejarnya, dia tidak akan membiarkan babi buas ini lolos! Mungkin bisa saja babi ini akan membawa kawanannya dan menyerang Arjuna nanti malam, mengingat babi itu hewan yang hidup berkawanan

"Bajingan, aku tidak akan membiarkanmu lolos!"

Slash!

Sebuah anak panah langsung menancap di kepala babi itu, dan langsung mengakhiri hidupnya begitu saja.

Arjuna langsung berdiri di samping babi itu dengan penuh kebanggaan rasanya sangat menyenangkan bisa membunuh babi yang hendak menyerangnya, Arjuna kemudian memandangi sepasang taring babi yang ada di mulut babi itu.

"Tunggu, ini lumayan antik... bagaimana jika aku ambil dan aku pajang di tokoku, barangkali ada orang aneh yang mau membelinya dengan harga mahal!"

Tanpa basa basi lagi Arjuna langsung menendang sepasang taring babi itu untuk mencopotnya dari mulut babi besar ini.

Setelah Arjuna berhasil mengambil sepasang taring babi ini, Arjuna segera menyeret babi ini dan membuangnya di dasar jurang.

***

Waktu berjalan dengan cepat akhirnya matahari muncul di langit, Arjuna terbangun dari tidurnya dengan cepat dia membersihkan tubuhnya di air terjun.

Arjuna menoleh ke arah kejauhan, dia melihat ada dua pria dan satu wanita mengenakan pakaian moderna dan rapi.

Tentu saja ketiga orang ini adalah sujono, niken dan sunarto.

ahli tersembunyi

Loh, ada orang?" Ketiganya juga langsung kaget ketika mendapati ada Arjuna yang sedang duduk santai di pinggiran sungai.

"Siapa anda semua?" Tanya Arjuna dengan sedikit waspada.

Ketiganya saling memandang kemudian menganggukan kepalanya secara bersamaan.

"Saya sujono..."

Saya Niken..."

"Saya sunarto.."

Ketiganya langsung memperkenalkan diri dengan sopan.

Karena ketiganya bersikap sopan tidak ada alasan bagi Arjuna untuk tidak bersikap sopan juga.

"Saya Arjuna..." ucap Arjuna yang langsung memperkenalkan dirinya, akhirnya ketiganya duduk santai sambil memandangi air terjun di depan mereka.

Mereka mengobrol cukup banyak hingga akhirnya sujono jujur kepada Arjuna, "pak Arjuna, sebenarnya kami di sini mengejar siluman babi yang sebentar lagi akan menjadi raja siluman babi..." ucap sujono.

Arjuna langsung terperanjat kaget ketika mendengar apa yang di ucapkan oleh sujono.

"Si... siluman babi? Apakah benar hal hal semacam itu ada?" Tanya Arjuna dengan ekspresi gugup.

Baik sujono, niken maupun sunarto bisa melihat ekspresi ketakutan dari Arjuna ini, mereka sudah melihat banyak sekali orang ketakutan ketika mendengar cerita ini.

"Siapa sebenarnya kalian bertiga?!" Akhirnya mau tidak mau Arjuna bertanya tentang identitas ketiga orang aneh ini.

Niken menghela nafas panjang, kemudian berucap, "siapa kami bertiga sama sekali tidak penting bagi anda, pak Arjuna. Bahkan lebih baik anda tidak perlu mengetahui identitas kami."

Ucapan Niken membuat Arjuna menelan ludahnya secara ngeri, ucapan Niken seolah terdengar sangat misterius dan menyeramkan.

Sunarto kemudian menambahi, "kami pada saat ini sudah melacak bahwa siluman babi itu datang ke tempat ini, namun entah mengapa tiba tiba kami kehilangan jejaknya begitu saja. Apakah anda tadi malam benar benar tidak bertemu dengan siluman itu?"

Arjuna langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, "sumpah, aku tidak bertemu dengan siluman babi itu, kalaupun aku bertemu apa iya aku masih selamat?" Tanya Arjuna kepada ketiganya.

Ketiganya terdiam, apa yang di ucapkan oleh Arjuna juga tidak salah, Arjuna hanyalah orang biasa apa iya apabila arjuna di serang oleh siluman babi arjuna masih bisa bertahan?

"Namun aku harus jujur kepada kalian, kemarin sore menjelang malam aku di serang oleh seekor babi hutan, lihat itu... itu adalah busur panah yang aku gunakan untuk membunuh bahi hutan sialan itu yang mencoba untuk menyerudukku!" Ucap Arjuna.

Baik Niken, Sunarto, dan sujono terlihat tersenyum kecut pada saat ini, babi hutan biasa dengan siluman babi yang hendak menjadi raja siluman babi merupakan kedua entitas yang sangat berbeda.

Kalau babi hutan memang sangat banyak dan sering kali menyerang pendaki, hal itu sudah sangat wajar.

Niken kemudian berucap, "babi hutan dengan siluman babi itu adalah dua hal yang sangat berbeda, lebih baik kamu pulang saja ke rumahmu, bagaimana pun juga kamu hanyalah manusia biasa..."

Tanpa basa basi lagi Arjuna menganggukan kepalanya dengan sangat cepat seperti burung pelatuk, "kalau begitu saya pamit untuk undur diri terlebih dahulu." Ucap Arjun yang kembali mengambil busur dan tabung berisi anak panahnya.

Dengan cepat Arjuna berjalan menuju ke arah pulang.

Sujono, sunarto dan niken menganggukan kepalanya sambil memandangi Arjuna yang pergi dari tempat ini. Bagaimana pun juga Arjuna hanyalah manusia biasa, tidak seharusnya manusia biasa ada di tempat yang sangat berbahaya seperti ini.

"Tunggu, apakah itu taring babi hutan?" Niken langsung mengomentari sepasang taring melengkung yang berada di pinggang Arjuna.

Kedua temannya juga langsung memandangi taring itu.

Sujono berucap, "mungkin itu adalah taring yang dia ambil dari babi hutan yang sebelum ini dia katakan..."

"Benar, itu sepertinya taring milik babi hutan yang di bunuhnya, tidak mungkin bukan itu adalah sepasang taring yang di miliki babi itu?" Sahut sunarto.

***

Waktu kembali berjalan dengan sangat cepat, pada saat ini trio yang terdiri dari niken, sujono, dan sunarto saat ini sedang berdiri di dasar sebuah jurang.

Mereka bertiga memandangi mayat manusia bertubuh gempal dengan kepala babi yang mulai membusuk. Wajah mereka bertiga terlihat begitu tegang pada saat ini.

"Siapa gerangan yang mampu membunuh siluman babi inu dan membuang bangkainya di dasar jurang?" Tanya sujono dengan ekspresi ngeri.

"Yang pasti orang itu bukanlah orang biasa, dan memiliki kesaktian yang sangat tinggi, mengingat sedikit lagi siluman babi ini menjelma menjadi raja siluman babi!" Sahut Niken.

Sunarto kemudian memandangi mukut siluman babi ini dengan tatapan dalam, "namun mengapa taring milik siluman babi ini menghilang, seolah di curi?" Tanya sunarto.

Baik Niken dan sujono menggelengkan kepalanya secara perlahan, merema juga tidak tahu mengapa orang yang menghabisi siluman babi ini mengambil sepasang taringnya.

Tiba tiba baik Niken, sunarto, dan sujono langsung membeku. Wajah mereka telrihat kaku beberapa detik sebelum mereka memandang satu sama lain.

Pada saat ini pelpis mereka mulai meneteskan keringat dingin, "ja-- jangan-jangan?!" Kini mereka bertiga menyadari bahwa mereka sedang memikirkan hal yang sama.

Mereka bertiga saat ini sedang memikirkan cerita Arjuna yang menceritakan bahwa dia berhasil mwmbunuh babi hutan yang berusaha menyeruduknya.

Mereka bertiga terdiam di tempat, mencoba memikirkan siapa identitas pemuda bernama Arjuna tadi.

"Ahli! Dia adalah ahli tersembunyi!"

Hanya ada satu fikiran yang menyelimuti hati mereka.

"Benar, dia adalah ahli yang sedang bersembunyi!"

"Benar! Beliau pastinyabadalah ahli yang sedang bersembunyi, kalau tidak, tidak mungkin beliau repot repot menyamar menjadi manusia biasa di depan kita!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!