Author POV
Ahmad Zayn Fadlur Athalla adalah anak tunggal dari Ahmad Fadlur Athalla dan Dania Rahmawati. Keluarganya terkenal keluarga baik-baik dan lulusan pondok pesantren termasuk Papahnya Zayn,entah kenapa dia beda sendiri dan menjadi 'Brandalan' yang membuat orangtuanya pusing 7 keliling menghadapi kenakalannya yang suka membuat onar di sekolah dan ikut balapan liar setiap malam.
Karena itu keluarganya membuat keputusan untuk membawanya ke pondok pesantren As-Syafir sekaligus ingin menjodohkannya dengan anak pemilik pondok yang bernama 'Amira Zahrattul Syafira'. Dan itu sudah ada perjanjian di surat wasiat Kakek Athalla yang sudah meninggal 2 tahun lalu.
Flashback 2 tahun lalu
Kake Athalla berada di rumah sakit karena menderita penyakit jantung. Tubuhnya yang kurus dan mulai terlihat tulang-tulangnya itu berbaring di ranjang rumah sakit dengan tabung oksigen yang membantunya bernafas. Saat-saat terakhir seblum meninggal Kakek Athalla memberikan sesuatu ke Papahnya Zayn yang ternyata itu adalah sebuah surat.
"Fadlur..."
"Iya yah kenapa?ada yang sakit?" Tanyanya
"Ayah mau memberikan ini kepadamu...huk..huk..huk"
"Ini apa yah?"
"Na..nan..nanti kalau ayah sudah pergi..huk..huk..kamu buka..huk.huk"
"Ayah jangan ngomong gitu ya..nanti kalau ayah udah keluar rumah sakit kita baca bersama ya yah."ucap Dania ibu Zayn sambil menangis.
Kakek Athalla hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Tapi disisi brankar Kakek Athalla hanya ada Fadlur dan Dania selaku anak dari Kakek Athalla dan cucu satu-satunya Zayn tidak ada di sana karena sedang melakukan balap liar dengan musuhnya BrightZone yang di ketuai oleh Seno.
Bruuuum...bruuuum
Suara deru motor memekakkan telinga orang-orang yang ada disana yang justru malah membuat penonton berteriak karena mendengar suara deru motor. Siapa lagi kalau bukan STARDOM & BRIGHTZONE yang sedang menjadi pusat dari balapan liar kali ini.
"Lo gak bakal bisa kalahin gue hari ini Zayn?" Ucap Seno leader BRIGHTZONE
"HAHAHA yakin elo bisa kalahin gue? Biasanya kan elo yang kalah,kalaupun lo menang juga bukan lawan gue tapi orang lain." Jawab Zayn tengil
"Kita lihat aja nanti." Jawab Seno dengan senyum smirk di wajahnya.
Bruuuum...bruuum...
3....2...1...
Bendera warna hitam putih sudah diangkat oleh pemandu wanita di depan mereka dan balapan di mulai...
Penonton banyak yang meneriakkan nama Zayn tapi juga banyak yang meneriakkan nama Seno.
"ZAYN..ZAYN...AYO ZAYN."
"GO SENO...GO SENO ...GO SENO."
Teman teman mereka juga ikut teriak dan setelah melewati banyak tikungan dari garis finish sudah mulai ada yang mendekat dan...
Brruuum...bruuummm.bruuummm
Pemenangnya adalah Zayn.
Fatah,Reza,Vano dan Rafi langsung menghampiri Zayn dan mengangkat badannya karena untuk kesekian kalinya memenangkan balapan ini dari Seno.
Setelah melihat Seno ia minta teman-temannya untuk menurunkan nadannya karena mau menghampiri Seno.
"Gimana Boss? Gue udah buktiin kan? Mana duitnya dan kunci motor yang udah lo buat jaminan."
Ya mereka mebuat kesepakatan kalau balapan kali ini mereka taruhan uang 5M dan motor sportnya. Setelah menerima hadiah itu ia berkumpul lagi dengan teman - temannya.
"Gila boss lo keren banget tadi." Ucap Fatah
"Yeeee siapa dulu dong boss kita? Zayn Fadlur Athalla." Ucap Reza
"Oh ya boss sebenarnya kalau gue lihat tadi BRIGHTZONE sempet mau curang cuman udah di halangin sama Bang Radit yang ngadain acara ini soalnya kalau sampak ada yang main curang bakalan nggak boleh nongkrong di wilayah ini dan sekitarnya." Ucap Vano.
"Iya bos gue tadi juga lihat mereka kayak kumpul dulu terus bawa sesuatu terus gue juga lihat anak buahnya bang Radit langsung manggil mereka." Ucap Rafi
"Hmmm syukur deh kalau gitu. Bang Radit dan anak buahnya emang bisa di percaya." Ucap Zayn.
Author POV end.
Zayn POV
Saat sedang menikmati kemenangan dari balapan bareng anggota STARDOM di markas tiba-tiba ponsel gue bunyi,saat gue lihat ternyata bokap.
"Halo pah ada apa?"
"Kenapa belum pulang Zayn,jam berapa ini?"
"Iya pah ini juga bentar lagi pulang."
"Nggak ada bentar lagi,sekarang juga kamu pulang."
"Belum gue jawab udah di matiin telfonnya."gerutu gue dalam hati.
"Guys gue balik dulu yah udah di telfon bokap".
"Oke bos. Besok kita kumpul lagi kan bos?"tanya Rafi
"Lihat besok deh."
"Oke". Jawab mereka serempak
Di perjalana pulang enteh kenapa gue ngerasa jalanan sepi banget terus perasaan gue juga jadi gak enak banget.
'Kenapa perasaan gue nggak enak sih'.
Gue semakin mempercepar laju motor gue. Dan hanya dalam 10 menit gue udah sampai,tapi ada yang aneh kenapa rumah gue jadi rame dan ada bendera kuning..?
Tanpa pikir panjang gue langsung lari masuk ke rumah dan udah ngelihat bokap meluk nyokap gue dengan tangis pilu.
Kaki gue lemes dan badan gue gemetar,gue memberanikan diri gue untuk mendekat ke tempat orang yang di tutup kain kafan itu. Setelah gue buka..gue bener-bener nggak percaya..
"Ng...ngg.ngggak...ngggak mungkin..kakek...kek..kakek maafin Zayn...ka..kakek..jang..jan..jangan per..pergi dulu..Zayn..masih..masih..banyak s...sa..salah sama ...kakek." ucap gue dengan sesenggukkan dan mencoba menyadarkan kakek.
Zayn POV end.
Author POV
Setelah kakek Athalla di kubur mereka kembali ke rumah dan duduk termenung di sofa ruang tamu.
Setelah itu Fadlur dan Dania memutuskan untuk masuk ke kamar dan membaca surat wasiat dari ayahnya yang ternyata berisi tentang perjodohan antara Zayn dan Amira.
Mereka kaget tapi juga tidak mungkin untuk tidak melaksanakan keinginan terakhirnya.
Dan sejak kakek Athalla meninggalpun kenakalan Zayn semakin menjadi-jadi,mereka sering di panggil ke ruang guru BK karena kenalan anaknya yang suka mengerjai guru,membolos,menjahili teman,bahkan tawuran antar sekolah.
Flashback Off
Dan hari ini setelah 2 tahun kakek Athalla meninggal dan mereka sebagai orangtua memutuskan untuk membawanya ke pondok pesantren As-Syafir tempat pondok punya Kakek Amira yaitu Kakek Syayiddin. Yang sekarang pondoknya di teruskan oleh anaknya yaitu Kyai Ahmad Syafi'i.
Sekarang mereka berkumpul di ruang tamu untuk membahas Zayn yang akan pergi ke pondok pesantren.
"Zayn,Papah sama Mamah mau bicara hal penting ke kamu."
"Mau ngomong apa pah?"
Sebelum memberitahu anaknya ia melihat ke istrinya dan istrinya menganggukkan kepalanya sebagai persetujuan.
"Hmmmm...gini Papah sama Mamah punya rencana mau mondokin kamu ke Pesantren."
"Hmmm pesantren...boleh.."jawabnya sambil main game dan belum sadar,
Fadlur dan Dania senang mendengarnya tapi belum 5 detik mereka senang tiba-tiba..
"APA..?MONDOK..?PESANTREN..?"jawab Zayn sambil membanting ponselnya.
Fadlur dan Dania hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.
To be continued.. 😊
Author POV
Amira Zahrattul Syafira.
Dia adalah anak pemilik Pondok Pesantren As-Syafir, Kyai Ahmad Syafi'i dan Nyai Fira Adinda.
Dia terkenal santun, bertutur kata lembut, tapi juga tegas bila ada santriwati yang melanggar aturan.
Amira pun sudah hafidz Qur'an sejak usia 10 tahun yang membuatnya dijuluki ‘Bunga Pondok’ oleh para santri.
Siang itu, Amira duduk di taman belakang pondok. Tangannya membalik lembar demi lembar mushaf Al-Qur'an kecil yang selalu dibawanya kemana-mana.
Sesekali, angin sepoi menyingkap hijabnya, membuat beberapa santriwati melirik kagum.
“Subhanallah, Amira selalu istiqomah ya…” bisik Syakilla pada Alfiya yang duduk tak jauh.
“Iya. Padahal jadwalnya padat banget. Dulu jadi hafidz, sekarang jadi teladan. Pantas Hamdan… eh…” Alfiya buru-buru menutup mulutnya.
Syakilla nyengir.
“Pantas Hamdan naksir, kan?” bisiknya pelan.
Amira yang mendengar sepatah kata itu hanya menunduk. Pura-pura tak peduli. Meski hatinya kadang terusik juga apalagi Kyai Syafi'i selaku Ayahnya pernah bilang, ‘Jodoh itu rahasia Allah, Mi… InsyaAllah yang terbaik…’
Tapi tanpa sepengetahuan Amira, Ayahnya menyimpan surat wasiat dari Kakek Amira yang berisi tentang perjodohannya dengan Zayn.
---
Author POV
Tiba-tiba, langkah kaki tergesa terdengar dari jalan setapak taman.
Hamdan, santri teladan yang diam-diam lama menyimpan rasa pada Amira, mendekat.
Ia berdiri di depan Amira, sedikit menunduk hormat.
“Assalamualaikum, Amira.”
“Waalaikumsalam, ada apa Hamdan?” jawab Amira lembut.
Hamdan mengusap tengkuknya gugup.
“Ada yang ingin saya bicarakan. Tentang… tamu baru pondok.”
Amira mengatupkan Al-Qur'an di pangkuannya. Matanya menatap Hamdan heran.
“Tamu baru?”
“Iya. Ahmad Zayn Fadlur Athalla. Katanya dia mau mondok di sini mulai hari ini.”
Amira tertegun. Nama itu entah kenapa familiar ditelinganya.
“Oh… Zayn. Emang kenapa ya kalau boleh tau?”
Hamdan menatap Amira lekat. “Iya. Dia… dia seperti anak geng motor, Mira. Kamu nggak khawatir?”
Amira tersenyum kecil.
“Kalau Ayah dan Ibu sudah setuju, aku hanya bisa percaya. Lagipula siapa pun berhak hijrah,Hamdan.”
Kalimat itu bagai duri di dada Hamdan. Ia menunduk, menahan nada cemburu yang sempat memerah di pipinya.
“Baiklah… kalau butuh bantuan, saya ada di sini,” ucap Hamdan pelan.
Amira hanya menunduk sopan.
---
Flashback – Author Pov
"APA..?MONDOK..?PESANTREN..??" Ucap Zayn dengan kaget dan tidak sengaja melempar ponselnya ke lantai.
"Iya..mondok,kenapa kamu tadi setuju kan?". Tanya Fadlur– papah Zayn
"Kapan aku setuju pah mah?"
"Loh tadi kamu manggut-manggut sambil bilang boleh?" Kata Dania– Mamah Zayn
"Nggak." Ucap Zayn
"Loh kenapa nggak?" Tanya Papah Zayn
"Iya Zayn kenapa kamu nggak setuju?"lanjut Mamah Zayn
"Nggak pokoknya aku nggak mau." Kekeh Zayn sambil memainkan ponselnya lagi setelah ia ambil tadi.
"Papah nggak butuh jawaban kamu,lagian kamu akan tetep mondok karena papah sudah daftarin kamu ke Pondok kenalannya Papah."
"Kenapa Papah sama Mamah nggak bilang dulu sih?"
"Lagian juga percuma kalau Papah sama Mamah bilang dulu ke kamu pasti kamu bakalan minta bantuan ke teman-teman kamu buat kabur." Ucap Papah Zayn
"Yaelah Pah seenggaknya kan aku tahu dulu biar nggak kaget kayak tadi."
"Biar kamu nggak ada alasan. Udah sekarang kamu ganti baju dan siap-siap Papah sama Mamah mau antar kamu sekarang."
"Loh Pah kok sekarang sih?"
"Udah buruan,papah tadi udah telfon dan janjinya sekarang ke pemilik pondoknya."
"Jadi Papah mau usir aku?"
"Bukan ngusir sayang,tapi mencoba agar kamu bisa hidup mandiri." Ucap Mamah Zayn sambil mengelus rambut anaknya sedangkan Papahnya sedang mengangkat telfon.
Dengan di temani Mamahnya Zayn merapikan bajunya dan barang-barang lainnya untuk di masukkan ke koper.
"Sayang,nanti kamu di sana jangan bandel ya. Harus nurut sama Pak Kyai,Nyai,dan guru yang mengajar disana." Ucap Mamah Zayn sambil memeluk anaknya.
"Yaelah kayaknya gue beneran 'di buang' dah sama bokap nyokap. Nasib-nasib." Batin Zayn
Setelah siap mereka di dalam mobil dan dalam perjalanan Papahnya Zayn menceritakan siapa-siapa saja yang berada disana termasuk Kakeknya yang mengenal dengan pemilik pondok sebelumnya yang sekarang di teruskan oleh anaknya.
Di perjalanan Zayn hanya melihat pohon-pohon yang berjajar dan seperti berada di dalam hutan. Ia juga belum sempat berpamitan ke teman-temannya karena ponsel dan fasilitas lainnya disita oleh ayahnya.
Setelah sampak pondok ia turun dari mobil dan terlihat pemandang pondok pesantren yang asri dan sejuk,para santri yang berpakaian sederhana dengan hanya memakai sarung dan baju koko berlalu lalang melewatinya dan tak lupa mereka memberi salam kepadanya dan mamah papahnya,selain itu mereka juga berlalu lalang dengan membawa al-qur'an atau kitab. Dan banyak juga mereka hanya duduk dan membacanya.
Sedangkan para santriwati yang berada di sebelah kirinya juga sama tapi bedanya mereka kebanyakan berpakaian syar'i dan bercadar,kenapa Zayn bisa melihat Santri dan Santriwati karena pintu masuk untuk ke rumah keluarga pemilik pondok berada di tengah-tengah antara asrama Santri sebelah kanan dan santriwati sebelah kiri dan dengan penghalang pagar besi.
Zayn Pov
Saat sampai di tempat yang katanya pondok pesantren ini gue di ajak nyokap sama bokap ke rumah yang berada tepat di tengah-tengah asrama untuk menemui pemilik pondok.
"Assalamu'alaikum wr.wb." ucap Papah
"Wa'alaikum salam wr.wb." ucap seorang laki-laki seumuran Papah,kayaknya sih pemilik pondok
"Dengan Pak Fadlur ya?"
"Iya Bah."
"Hehehe salam kenal ya,jadi gimana?"
"Ini Bah saya mau mondokkan anak saya namanya Ahmad Zayn Fadlur Athalla."
Papah dan Mamah nyuruh gue salim,gue pun nurut.
"Saya Zayn B..bah."
"Oh jadi ini Zayn. Baiklah saya menerima anak Pak Fadlur mondok disini,tapi harus mematuhi aturan disini."
"Insyaallah Zayn akan mematuhi semua aturan disini Bah." Ucap Mamah
'Aturan-aturan?aturan apaan sih? Kayaknya hidup gue terkekang banget dah ini. Ckckck.' Ucap gue dalam hati sambil berdecak.
"Pokoknya aturan yang paling penting harus sholat 5 waktu,setelah sholat langsung baca Al-Qur'an,hafalan ayat,dan tidak boleh melewati batas ke tempat santriwati."
"Insyaallah Zayn akan mematuhi semuanya Bah,iya kan Zayn?" Tanya Mamah sambil menyenggol bahu gue karena gue lagi gerutu dalam hati.
'Yaelah banyak amat peraturannya. Fix gue bakalan terkekang hidup disini.'
"Zayn?Zayn?" Mamah nyenggol bahu gue lagi
"Apa mah?" Tanya ke Mamah
"Iya kan?"
"Iya apa Mah?"
"Udah jawab aja iya." Bisik Mamah
"I..iy..iya."
"Bagus kalau gitu."
Setelah itu muncul perempuan bercadar yang membawakan gue dan orangtua gue minuman,untuk beberapa menit gue terpukau lihat mata hazelnya yang indah dan bulu matanya yang lentik. Dia sempet ngelirik gue tapi cuman 1 detik dan kembali menundukkan matanya.
Zayn Pov end
---
Amira Pov
Aku mendengar kalau hari ini ada kenalan dari kakek dan juga ayah yang akan mengantarkan anaknya mondok di sini dan aku disuruh bunda untuk membantu menyiapkan beberapa kue kering,gorengan dan teh sebagai suguhan saat tamunya datang.
"Amira tolong bantuin bunda buat kue yuk?"
"Boleh bun,Amira seneng kalau disuruh bunda bantuin buat kue."
"Hehehe pasti kamu suka nyicipinnya kan?" Ucap bunda sambil bercanda
"Itu bunda tau." Ucapku sambil tersenyum ke bunda
Setelah semua selesai bertepatan dengan tamu Ayah yang juga sudah sampai,aku mendengarkan percakapan mereka dari dalam rumah bersama bunda dan teman-temanku yang juga di suruh bunda untuk membantu buat kue,gorengan dan teh.
"Wah subhanallah ganteng sekali ya dia." Bisik Alfiya ke Syakilla.
"Iya Fi,ganteng banget. Itu orangtuanya aja ganteng dan cantik. Masyaallah." Ucap Syakilla
"Namanya cowok ya ganteng terus cewek ya cantik Alfiya,Syakilla." Ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
"Udah-udah kalian ini selalu aja,itu udah di panggil Abah ayo kita suguhkan ke depan." Ucap bundaku
Saat akan meletakkan kue kering di hadapan laki-laki itu aku sempat ngelirik dia 1 detik dan menundukkan kepala pandanganku sambil berkata dalam hati,
'Astaghfirullah hal adzim,maafkan hamba ya allah karena tidak sengaja menatap yang bukan mahramku.'
Setelah itu aku izin ke Bunda untuk kembali masuk ke kamarku.
Aku terngiang-ngiang namanya dan menulisnya di buku Diary-ku
'Ahmad Zayn Fadlur Athalla'.
Saat sadar aku langsung berucap istighfar sebanyak-banyaknya dan menutup buku Diary-ku dan aku mengganti dengan membuka Al-Qur'an dan membacanya lagi.
Amira Pov end.
---
Author Pov
Setelah ngobrol cukup lama akhirnya Papah Zayn dan Mamah Zayn meninggalkannya di Pondok Pesantren As-Syafir.
“Gila. Tega banget sih Nyokap sama Bokap buang gue ke tempat ginian.”
Zayn Fadlur Athalla mendengus kesal. Langkahnya menendang kerikil di halaman Pondok Pesantren As-Syafir — tempat yang katanya suci, tapi buat Zayn cuma mirip penjara bersarung.
Badboy sepertinya mana betah mondok? Geng motor, malam minggu, adrenalin, rokok semua harus dia kubur hidup-hidup begitu saja.
Zayn memandang gerbang pondok yang perlahan menutup. Sementara orang tuanya sudah tancap gas pulang tanpa pamit.
'Yah, selamat datang di pesantren, Zayn. Neraka versimu sendiri.' gumamnya sinis.
---
Kembali ke sekarang – Author Pov
Beberapa santri lewat, menatap Zayn dengan tatapan heran. Baju kasualnya kontras dengan sarung dan baju koko para santri.
“Assalamualaikum…” sapa salah satu ustadz muda.
Zayn hanya menaikkan alis. Apa pula ini? batinnya.
---
To Be Continued..😊
Author POV
Setelah orangtuanya pulang, Zayn berdiri kaku di depan bangunan asrama putra Pondok Pesantren As-Syafir. Kepalanya menengadah, menatap plang kayu bertuliskan Asrama Al-Furqan. Bau wangi kayu dan karpet masjid menusuk hidungnya sama sekali nggak familiar buat anak geng motor sepertinya.
"Ini beneran gue bakal tinggal di tempat ini?" Ucap Zayn tidak percaya.
'Oh My Gosh.' Gumamnya dalam hati.
Saat ia memandangi sekitarnya para santri yang berlalu lalang melewatinya menatap heran dan sinis ke dirinya,karena ia memakai pakaian berbeda. Zayn memakai kaos hitam polos,jaket kulit hitam,jean hitam robek di bagian paha sebelah kiri dan dengkul bagian kanan,sepatu boot hitam dan ada tato gambar Bintang di sebagian leher sebelah kanan dan tulisan STARDOM di bawah siku.
Setelah merenung dan melihat lama pemandangan 'Baru' yang ada di sekitarnya ia di dekati dengan seorang lelaki agak dewasa dan wajahnya seperti orang arab.
"Assalamualaikum…” sapa salah satu ustadz muda.
Zayn hanya menaikkan alis. Apa pula ini? batinnya.
"Perkenalkan nama saya Muhammad Fauzan Irwansyah,saya guru pembimbing asrama putra." Ucapnya memperkenalkan diri ke Zayn dengan menengadahkan sebelah tangannya untuk bersalaman dan Zayn menerimanya.
"Oh oke. Kenalin gue Zayn." Jawab Zayn singkat
"Oke kalau gitu Zayn,sekarang saya akan mengantarmu ke kamar kamu.
Setelah 5 menit berjalan Zayn sampai di kamarnya yang dalam 1 kamar berisi 4 Santri.
Tok..tok..tok.
"Assalamu'alaikum." Salam ustadz Fauzan
"Waalaikumsalam." Ucap mereka berbarengan dan salah satunya membuka pintu kamar.
"Ini Zayn kamar kamu dan mereka bertiga teman sekamar kamu. Kenalin yang buka pintu namanya Khairi,yang lagi baca kita Yusuf dan yang lagi mencatat hafalan di buku itu Falah."
"Ha..hai..salam kenal ya." Ucap Zayn canggung.
'Ini beneran kamar gue sekarang?'gumam Zayn sambil menarik koper.
Dia menendang pelan sandal jepit di depan pintu, ragu.
---
Zayn POV
‘Astaga… Ini kamar? Satu ruangan segini, kasur tipis berjejer, bantal satu biji. Mana AC? Mana TV? Fix, gue masuk penjara suci.’
Gue menahan gerutu di dada.
Khairi malah nyengir, nutup pintu, terus narik koper gue ke sudut.
“Kenalin nama gue Khairi, ini Falah dan itu Yusuf. Mulai hari ini kita jadi partner tidur, makan, sampai hafalan bareng.”
Gue hanya melirik Falah dan Yusuf, mereka angguk pelan.
“Kalau mau mandi, WC di belakang. Jemuran di atap. Hafalan? Duh, sabar ya Bro…” Khairi cekikikan.
Falah menatap gue lembut, nada suaranya santun banget.
“InsyaAllah kalau butuh apa-apa, bilang aja ya, Zayn. Kita di sini sama-sama belajar.”
Yusuf yang dari tadi diem, tiba-tiba nyeletuk sambil natap gue tajam.
“Kalau mau kabur, coba aja. Tapi di sini pondoknya dikelilingi kebon bambu, hutan kecil, sama jalan satu arah. Bisa nyasar.”
Gue nyengir kecut.
‘Gila, penjara beneran…’
---
Author POV
Khairi tertawa ngakak ngeliat ekspresi Zayn.
“Hahaha, santai. Nggak seburuk itu kok, Bro. Kita di sini buat ‘reset’ diri. Siapa tahu lu bisa taubat!” goda Khairi sambil nyenggol bahu Zayn.
Falah merapikan bantal Zayn. “Udah, istirahat dulu aja. Nanti ba’da Ashar ada perkenalan santri baru sama Abah Kyai. Jangan kabur ya.”
Falah mengatakan itu karena dirinya dulu juga sempat berpikiran kabur saat pertama kali mondok disini itulah kenapa ia mengatakan itu kepada Zayn.
Zayn hanya membalikkan badan ke kasur tipisnya, mendengus kesal.
‘Nikmat banget hidup gue sekarang. Nggak ada rokok, nggak ada motor, nggak ada geng. Yang ada sarung sama Quran. Ckckck…’
Di sudut, Yusuf masih mengamati Zayn dengan sorot tajam tapi ada secuil simpati di matanya.
Dalam hati Yusuf bergumam, ‘Semoga dia kuat. Dan semoga kami bisa bantuin dia hijrah beneran…’
‘Huh temen-temen gue lagi balapan, gue di sini kayak burung dalam sangkar’. Batin Zayn.
---
To Be Continued.. 😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!