NovelToon NovelToon

Bukan Wanita Sempurna

episode 1

Novel pertama ( proses revisi ) maaf jika masih banyak kekurangannya!

*

*

*

*

*

Di sebuah kamar sempit yang jendelanya sedikit terbuka terdengar suara tangisan lirih. Terlihat Ibu Kinan yang terbujur lemah ditemani seorang wanita di sampingnya.

Sebelum hembusan napas terakhir itu, Ibu Kinan berpesan "I-ina adikku A-ku minta tolong untuk yang terakhir kalinya."

"Apa itu Kak? Aku pasti menolongmu," kata wanita itu sambil menangis tersedu-sedu.

"Aku titip Anakku Kinan kepadamu, rawatlah dia!" pesan Ibu Kinan dengan memegangi dadanya yang terasa sesak susah sekali untuk bernapas.

"Iya Kak, aku akan merawatnya dan mengganggapnya sebagai Anakku." jawabnya sambil mengusap air mata yang sudah membanjiri pipinya.

Tak lama kemudian Ibu Kinan meninggal. Kinan yang saat itu masih di sekolah mengambil ijazahnya berlari dengan senang masuk rumah.

"Ibu aku pulang, lihatlah aku membawa kabar baik. Aku mendapat nilai terbaik di sekolah," teriak Kinan dari depan pintu menuju ke kamar Ibunya.

Matanya membulat ketika dia melihat Tantenya menangis tersedu-sedu disamping Ibunya yang sedang memejamkan matanya.

"Tante, mengapa Tante menangis?" tanya Kinan yang keheranan.

"Ibu ... Ibu bangunlah lihat aku membawa kabar baik Bu! Lihat nilaiku.. Lihatlah Bu!" dengan semangat Kinan membangunkan Ibunya.

"Kinan, yang sabar ya Nak! Ibumu sudah meninggal," ucap Tante Ina sambil memeluk Kinan.

Matanya mulai berkaca-kaca, "Tidak Tante bahkan Ibu bahkan belum melihat hasil nilaiku," jawab Kinan sambil menggelengkan kepalanya.

Sambil memeluk Kinan yang sedang menangis Tante Ina berkata, "Ibumu berpesan menitipkanmu kepada Tante. Jadi mulai sekarang Kinan tinggal bersama Tante dirumah Tante ya!"

Dia menyapu air mata yang terus membanjiri pipinya, "Iya Tante terimakasih" jawab Kinan sambil memeluk Tantenya.

...****************...

Kinan dan Tantenya sekarang tinggal bersama di sebuah rumah petak sederhana, karena selama ini Kinan dan Ibunya hanya tinggal dirumah kontrakan. Ayahnya sudah meninggal sejak Kinan berusia 8 tahun karena kecelakaan.

Kinan gadis yang sangat rajin, dia mempunyai semangat juang yang tinggi dalam meraih impian nya dimasa depan. Wajahnya yang cantik dan kepintarannya membuat teman laki-laki sekelas nya banyak menyukainya. Tapi Kinan hanya menaruh hati kepada Rivan.

Menurutnya Rivan adalah laki-laki tampan yang tulus mencintainya. Rivan memang anak orang kaya tapi dia tidak pernah menyombongkan kekayaan orang tuanya. Dia selalu membantu Kinan dalam hal apapun.

Tak lama kemudian Rivan menemui Kinan "Sayang bersabarlah, aku tau ini berat bagimu tapi aku yakin kamu pasti bisa melalui ini semua," ucap Rivan sambil memegang tangan Kinan.

"Terimakasih sayang, kamu selalu ada saat aku membutuhkanmu," jawab Kinan sambil menghapus air matanya.

Rivan dan Kinan sudah berpacaran sejak kelas satu SMA. Mereka sering belajar dan berdiskusi bersama. Mereka bersepakat untuk terus bersemangat dalam meraih impian mereka.

Rivan yang memang dari keluarga kaya memilih untuk meneruskan belajar di bangku kuliah. Sedangkan Kinan karena tidak ingin merepotkan Tantenya, dia mempunyai impian memiliki toko kue sendiri.

Tante Ina adalah satu-satunya keluarga yang dia miliki selama ini. Dia baru setahun ini diceraikan suaminya dengan alasan tidak dapat memberikan keturunan. Tante Ina yang tinggal sebatang kara senang sekali dengan adanya Kinan hidupnya tidak terasa sepi.

Rumah Tante Ina tidak jauh dari kontrakan Kinan. Kinan setiap hari membantu Tante Ina membuat kue dan menitipkannya di warung-warung dan kantin-kantin sekolah. Tante Ina sangat pandai membuat kue, dan Kinan pun tak kalah pandai. Ide kreatif Kinan dalam membuat topping yang cantik juga berpengaruh besar dalam penjualan kue Tante Ina.

Kinan sangat kreatif dia selalu mencari tau kue-kue apa yang sedang diminati konsumen saat ini. Tante Ina sangat senang dengan adanya Kinan dirumahnya mereka mudah untuk berdiskusi kue apa saja yang dibuat besok.

"Tante tau tidak di media sosial sedang ramai Korean garlic chesse bread," ucap Kinan dengan bersemangat.

"Susah sekali namanya, pasti buatnya susah? Tante hanya punya alat kue ini saja," tanya Tante Ina sambil melihat peralatan kuenya.

Sambil memegang tangan Tante Ina, "Tante tenang saja, kita pasti bisa membuatnya. Resepnya mudah kok. Kita cuma membutuhkan mixer dan oven ini saja."

"Wah kalau begitu, besok kita harus coba buat. Pagi-pagi sekali kita harus segera belanja bahan kue Korea itu haa..haa.. Tante susah menyebutkan namanya," ajak Tante Ina sambil bersemangat.

"Baik Tante sekarang kita harus lakukan segera tidur, supaya sebelum matahari muncul kita bisa menyelesaikan donat-donat ini," ucap Kinan.

...****************...

"Kriiingg...kriiingg..."

Alarm Kinan berbunyi tanda pukul tiga pagi. Kinan bangun terlebih dulu. Mereka mulai membuat adonan donat, membiarkan adonan donat itu sampai mengembang dan menggorengnya.

"Akhirnya Kita selesai menggorengnya, saatnya

memberi topping," ucap Kinan sambil bertepuk tangan. Dia terlihat begitu bersemangat sekali. Tak pernah terlihat mengeluh dengan keadaan walaupun tanpa orangtuanya.

"Pastinya ini adalah waktu kesukaanmu, Tante tak sepandai kamu dalam membuat dan menghiasi topping donat ini," ucap Tante Ina sambil mengendus napas.

"Tante ... kalau bukan karena ajaran Tante mungkin Kinan juga tidak bisa membuat kue-kue yang lezat. Dia memegangi pundak Tante Ina dan memeluknya.

Setelah itu mereka segera menyelesaikan tugas masing-masing. Kinan menghias donat dengan glaze-glaze yang berwarna-warni tidak lupa pula diberinya lukisan bunga-bunga cantik diatas glaze itu yang membuat pembeli selalu meminati donat yang mereka buat.

Tante Ina membantu menaruh donat-donat cantik itu dikotak dan mereka siap untuk mengantarkan donat-donat itu di warung-warung dan kantin-kantin sekolah.

"Wah ini donat yang ditunggu-tunggu, donatnya empuk topping nya cantik dan manis mirip seperti yang buat," goda pemilik warung sambil melirik Kinan yang tersipu malu.

"Terimakasih ya Bu sudah membolehkan kita menitipkan donat disini," ucap Tante Ina.

"Sama-sama, aku juga senang banyak pembeli kesini membeli donat kalian," jawab pemilik warung.

Mereka berdua tidak hanya pandai membuat donat tapi kue-kue lainnya juga. Tetapi karena sekarang permintaan donat lagi naik mereka lebih fokus membuat donat.

Ina bersemangat sekali dalam membantu Tante Ina. Dia mempunyai tekad kuat dan yakin bisa membuatkan toko kue untuk Tantenya.

Setelah mengantarkan donat selesai mereka ke toko bahan kue membeli bahan Korean garlic chesse bread .

"Aku tidak sabar untuk segera mencoba membuat nya. Semoga laku keras di pasaran ya Tante," ucap Kinan dengan bersemangat.

"Tante yakin pasti kita bisa dan laris, karena disini belum ada pembuatnya selain kita," jawab Tante Ina.

Diperjalanan pulang tidak sengaja mereka berdua bertemu Rivan. Kebetulan Rivan waktu itu membawa mobil.

Tin tin tin

Rivan membuka pintu mobilnya dan menghampiri Kinan. Kinan terpesona dengan Rivan yang tampan sekali waktu itu.

Dukung terus author dengan like, coment, dan votenya!😘

episode 2

"Eh kenapa kamu melihatku seperti itu? Apa kamu terpesona melihat pacarmu yang tampan ini? goda Rivan sambil mendekati Kinan.

Kinan mengernyitkan mukanya, "Apaan kamu, ada Tante nih. masih saja berani godain," jawab Kinan sambil tersipu malu.

"Halo Tante gimana kabarnya?" tanya Rivan sambil malu-malu.

"Baik Rivan, kenapa sekarang jarang main ke rumah?" tanya Tante sambil melihat Kinan.

"Kebetulan akhir-akhir ini Rivan sibuk kuliah Tante jadi jarang kesana. Kalau begitu ayo Rivan anterin pulang," ajak Rivan.

"Wah kebetulan sekali ayo-ayo!!" jawab Tante sambil membawa belanjaan.

Diperjalanan mereka bersenda gurau bersama. Tak terasa telah sampai di depan rumah. Dengan semangat Rivan membukakan mobil untuk mereka.

"Biar Rivan bantuin bawa Tante!" Diambillah semua belanjaan.

"Terimakasih ya sayang sudah bantuin," ucap Kinan sambil tersenyum memandangi Rivan.

Rivan memicingkan matanya dan berkata, "Tolong jangan pandangani aku seperti itu, nanti kamu bisa diabetes malah aku yang repot nih."

"Kamu dari dulu selalu jago gombal ya?" jawab Kinan sambil memalingkan muka.

Sesampainya di rumah mereka bergegas untuk segera membuat kue. Kinan sangat cekatan menyiapkan semua peralatan. Rivan selalu memandanginya dengan bangga.

"Mau buat apa yang? Semangatmu sampai bisa menghilangkanku dari pandanganmu," goda Rivan.

"Aku mau buat Korean garlic chesse bread kamu tau kan yang lagi viral itu?" jawab Kinan.

Dia tersenyum, "Oh ya aku tau wah aku tidak sabar untuk mencobanya. Nanti aku bantuin promo ke teman-temanku pasti mereka suka," ucap Rivan sambil menyemangati Kinan.

Rivan juga berperan dalam usahanya, banyak dari teman-teman Rivan yang memesan kue buatan Kinan dan Tantenya selama ini. Dia selalu mendukung Kinan bahkan saat kue jualannya sepi diam-diam dia menyuruh teman-temannya membeli dengan uangnya agar Kinan tidak bersedih.

Tepung, gula, telur, ragi, sudah siap masuk mixer ditambah mentega siap dijadikan adonan roti. Kinan dan Tante Ina sangat menjaga kualitas disetiap kue mereka. Sambil menunggu roti mereka matang, mereka membuat cream chesse, aroma keju membuat Rivan tidak sabar untuk mencicipi.

"Sudah matang apa belum yang? sumpah Aku sudah lapar daritadi," ucap Rivan sambil mendekati Kinan.

"Agak lama sedikit ya soalnya setelah keluar dari oven harus nunggu rotinya dingin, baru dibelah-belah dan dimasukkan cream chessenya. Tak sampai disitu aku juga harus mengoles roti ini dengan olesan bawang, parsley dan teman-teman nya. Jadi aku minta kamu sabar sedikit ya!" jawab Kinan.

"Ya sudah akan menunggumu sampai tua, sampai mati," omongan Rivan sambil melamun.

"Hey ngomong apa kamu yang? Kamu tau tidak setiap omongan kita bisa menjadi do'a loh." teriak Kinan dengan nada tinggi.

"Untung saja Tante Ina masih beli susu kental manis di warung jadi tidak mendengar." bisik Kinan dalam hati.

Tok tok tok,

Tante Ina berjalan ke arah mereka berdua, "Ini susu kental manisnya ayo segera kita lanjutkan lagi." ajak Tante Ina kepada Kinan.

"Nah itu yang Aku tunggu Tan, daritadi Kinan tidak buat-buat rotinya karena sibuk ngelihatin aku terus." goda Rivan sambil melirik Kinan.

"Bohong Tan, daritadi Aku sibuk buat cream nya kok." jawab Kinan sambil mengerucutkan mulutnya.

"Ya sudah sudah ayo kita lanjutkan lagi. Kalian ini lucu sekali!" Tante menenangan Kinan dan Rivan sambil memegang pundak mereka.

Bau semerbak keju, bawang putih dan parsley pun tercium tajam. Tanda roti yang mereka buat sudah matang. Kinan mengeluarkan loyang itu dengan sangat hati-hati. Satu persatu dipindahkan roti tersebut.

"Luar biasa ini enak sekali, setelah aku makan roti ini apakah aku akan jadi seperti oppa-oppa Korea?" goda Rivan.

"Haduuh tidak begitu juga. Tapi aku ada ide bagaimana kalau kamu promosikan roti ini seperti itu?"

"Oke siapa takut, Aku akan bilang seperti itu kepada semua teman-temanku." jawab Rivan dengan sangat yakin.

"Kalian ini ada-ada saja. Mana ada setelah makan roti ini orang bisa berubah jadi oppa-oppa dan eonny-eonny Korea. Pokoknya Tante gak tanggung jawab ya kalau mereka marah." ucap Tante sambil mengangkat kedua tangannya.

"Tenang saja Tante ada Rivan. Sudah siap difoto belum ini rotinya? Yakin deh besok bakal penuh dengan orderan. Akan ku manfaatkan jurus s3 marketingku. Ha, ha, ha." goda Rivan.

"Kamu kan baru lulus SMA sama seperti Kinan bagaimana bisa sudah lulus s3 marketing?" tanya Tante Ina sambil memandang keheranan.

"Tante belum tau ya dia juga punya jurus s3 pergombalan juga loh."

"Ha, ha, Tante jadi bingung sendiri dengan kalian. Ya sudah Tante mau istirahat dulu. Kalian lanjutkan mengobrolnya." Tante Ina pergi meninggalkan mereka berdua, berjalan menuju kamarnya.

Setelah selesai membuat roti. Kinan dan Rivan berbincang-bincang di depan rumah.

Sambil memandangi wajah Kinan yang kelelahan Rivan berkata "Semoga kelak impianmu terwujud ya sayang. Menjadi bos dan mempunyai anak buah banyak. Sehingga Kamu gak perlu capek-capek seperti ini. Melihatmu kelelahan seperti ini setiap hari ingin rasanya aku selalu membantumu. Tapi kita sekarang jarang bertemu, aku sibuk dengan kuliahku, kamu sibuk dengan bisnis ini."

"Aamiin terimakasih do'anya sayang. Aku yakin kok suatu saat nanti aku akan memiliki toko kue yang besar." jawab Kinan dengan yakin.

"Lalu bagaimana dengan kuliahmu yang? Teman-teman barumu pasti bertambah banyak?"

"Ya disana aku bertemu dengan teman-teman baru, tapi aku hampa tanpa dirimu. Biasanya di sekolah dulu kita kan bersama-sama." jawab Rivan sambil menatap mata Kinan.

"Gombal lagi. Pasti disana teman-teman wanitamu lebih cantik dari aku. Aku boleh kasih pesan gak sama kamu?" tanya Kinan.

"Pasti pesan itu berisi jangan melirik teman wanitamu! Jangan membuka kesempatan untuk mereka! Iya kan?" jawab Rivan sambil mencubit hidung Kinan.

Kinan menggelengkan kepala " Kalau itu aku percaya kamu pasti akan setia, pesan aku hanya berhati-hatilah dalam memilih teman. Aku gak mau kamu hancur seperti Yuda temen sekelas kita yang pendiam itu, gara-gara berteman dengan Gery jadi ikut-ikutan sering bolos sekolah dan dikeluarkan dari sekolah."

"Ya pastilah apa aku perlu juri untuk menyeleksi siapa saja yang bisa berteman dengan ku. Ha,ha, ha." goda Rivan. "Ya sudah kamu pasti lelah sekali, aku mau pamit pulang ya. Aku akan sering main kesini kok." Dia memegang tangan Kinan.

"Ya hati-hati, kalau sampai rumah jangan lupa telepon aku ya!"

episode 3

Keesokan harinya kegiatan Kinan disibukan selalu membuat kue. Dalam hati kecilnya sebenarnya ingin sekali seperti teman-temannya bisa melanjutkan kuliah. Tapi dia sadar hanya akan menambah beban bagi Tante Ina.

Sedangkan Rivan dia menjadi idola baru di kampus. Rivan sekarang sedikit modis dalam berpenampilan. Orangtuanya pun memfasilitasi mobil untuk kuliah. Banyak teman-teman cewek Rivan di kampus yang berusaha mendekati. Namun sejauh ini didalam hati Rivan hanya ada Kinan.

Clara ya dia wanita cantik, tinggi, berambut lurus, berkulit bersih dan yang pasti anak orang kaya. Dia idaman para lelaki di kampusnya saat ini.

Bruukk

Rivan menabrak Clara, "Maaf Aku tidak sengaja" kata Rivan sambil membantu Clara mengambil buku yang jatuh.

"Aku juga minta maaf, kenalin nama Aku Clara." sambil menatap mata Rivan dan disitu Clara terpesona melihat ketampanan Rivan.

"Oh iya Aku Rivan, kamu tidak apa-apa kan? Aku buru-buru masuk dulu ya karena ada kelas," jawab Rivan dengan senyum manisnya.

"Banyak laki-laki tampan tapi mata itu, senyuman itu. Eh apain Aku ini." ucap Clara dengan lirih.

Setelah kejadian itu Clara menjadi sering tersenyum sendiri. Tak disangka kejadian tadi dilihat oleh Dino. Dino dulu satu sekolah dengan Clara. Dia selalu ditolak cintanya oleh Clara. Dia tidak rela jika ada laki-laki yang mendekati Clara.

Dino, Ale dan Tio mereka satu genk. Clara tidak menyukai Dino karena sifatnya yang sombong selain itu dia juga suka berfoya-foya, keluar malam, berjudi dan mabuk-mabukan.

"Sial. Siapa laki-laki itu?" sambil mengepalkan tangannya dan mendobrak meja.

"Apa perlu kita kerjain juga dia Din?" tanya Ale.

"Belum waktunya, kita lihat dulu kalau sampai dia berani mendekati Clara lagi baru kita beri pelajaran." ucap Dino melotot tajam ke Clara yang sedang tersenyum menatap Rivan yang sedang lari ke kelas.

Saat di tempat parkir Clara tidak sengaja melihat lagi Rivan.

Dengan lantangnya Clara memanggil Rivan, "Hai Rivan, masih ingat aku? Yang tadi pagi."

"Oh iya Clara, mau pulang?" tanya Rivan

"Iya tapi kebetulan mobilku diservis jadi kali ini aku nebeng teman. Katanya suruh tunggu di tempat parkir tapi belum datang juga." jawab Clara dengan mata berkeliling mencari temannya.

"Rumah kamu dimana? Ayo aku anterin pulang saja." ajak Rivan sambil tersenyum membukakan pintu mobilnya.

Seketika Clara tidak bisa menolak ajakannya. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Dia tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. Pipi Clara memerah seperti tomat.

"Hei kamu belum jawab pertanyaanku. Rumah kamu dimana?" tanya Rivan sambil menatap Clara.

"Oh i-ya iya rumah aku di perumahan disitu nanti sambil jalan aku tunjukkan." jawab Clara dengan gugup.

Diperjalanan Clara tersipu malu, sering kali dia menatap Rivan yang sedang mengendalikan mobilnya. Berharap dia mengemudikan dengan pelan agar bisa lebih lama bersamanya.

"Riv Kamu mengantar aku pul ...."

Kring kring.

Ponsel Rivan berbunyi.

"Halo sayang," diangkatnya panggilan telepon itu yang tak lain adalah kekasih hatinya Kinan. Dia menunduk seperti habis tertampar begitu perasaan Clara saat itu.

"Aku lagi diperjalanan nih, nanti Aku akan segera ke rumah setelah ini. I love you." kata Rivan sambil tersenyum.

"Eh maaf Clara. Tadi ada telepon. Tadi kamu mau tanya apa?" tanya Rivan dengan tatapan tajam.

"Oh e-nggak gak jadi." jawab Clara sambil memberikan setengah senyumnya.

Saat itu pula Clara menjadi diam dalam perjalanan. Dia sudah mengetahui jika Rivan sudah mempunyai pacar.

Setelah sampai di rumah Clara, Rivan turun dari mobil. Dia membukakan Clara pintu mobilnya.

"Silahkan. Sudah sampai nona Clara cantik." goda Rivan.

"Apa dia menyebutku cantik?" gumam dalam hati Clara sambil tersenyum melihat keramahan Rivan.

"Rivan terimakasih ya, kamu mau masuk dulu?" tanya Clara dengan harapan Rivan mau mampir rumahnya.

"Kapan-kapan saja ya Ra, aku hari ini ada urusan dulu." jawab Rivan

Clara hanya tersenyum, dia sudah mengira Rivan akan pergi ke rumah pacarnya. Hati Clara bercampur aduk antara senang dan sedih. Senang karena bisa berdekatan dengan Rivan, sedih karena ternyata Rivan sudah mempunyai pacar.

Tin tin

Rivan beberapa kali membunyikan klakson mobilnua, "Halo sayang, maaf ya agak lama nunggunya. Pasti sudah tak sabar ketemu Aku ya?" goda Rivan.

Kinan tak menanggapi godaan Rivan "Sayang sekarang kamu pakai mobil kuliah?" tanya Kinan sambil melihat mobil Rivan.

"Iya. Mama memberikan mobil untukku karena jarak rumah dan kampus agak jauh. Kalau naik motor takut hitam nanti kamu berpaling dariku." goda Rivan lagi.

"Apaan, eh gimana tadi kuliahmu? teman-teman barumu pasti seru ya?" tanya Kinan yang penasaran.

"Biasa saja mungkin kalau kamu disana jadi luar biasa. Ha, ha, ha." tawa lepas Rivan.

"Aku juga ingin kuliah yang, cuma aku kan ...."

"Sudah-sudah tidak usah bahas itu. Eh gimana tadi penjualan kuemu?" tanya Rivan yang mengalihkan pembicaraan karena takut Kinan bersedih.

"Alhamdulillah laris banget. Sampai banyak yang aku tolak, karena stok bahan habis. Mungkin besok aku tambahin. Terimakasih ya sayang ini berkat Kamu juga." jawab Kinan dengan memegang tangan Rivan.

Asyik dengan obrolan tiba-tiba waktu sore tiba. Rivan pamit untuk pulang.

...****************...

Hari terus berganti, Clara tidak bisa menahan rasa kagumnya kepada Rivan. Dia selalu berusaha mendekati Rivan.

"Rivan. Bolehkah aku duduk disini?" tanya Clara. Clara sudah tidak peduli status Rivan yang sudah mempunyai pacar. Dia sudah berusaha menjauhi tetapi yang ada dia malah semakin tidak bisa melupakan Rivan.

Rivan melihat dengan tatapan tajamnya "Tentu saja."

"Aku lihat kamu selalu sendirian, pacar kamu tidak kuliah disini?" Clara memberanikan dirinya untuk mencari tau siapa pacar Rivan.

"Oh tidak dia tidak kuliah disini." kata Rivan.

"Wah aman nih, aku bisa berdekatan dengannya di kampus." ucap dalam hati Clara.

Mereka mengobrol banyak. Pertemanan mereka semakin dekat. Banyak orang-orang mengira jika mereka mempunyai hubungan lebih dari teman.

Tak disangka kedekatan mereka diketahui Dino dan teman-temannya.

"Din mereka semakin dekat saja nih, kamu tidak mau ambil tindakan seperti biasanya?" bujuk Ale.

"Sepertinya kita harus menggunakan cara halus, dengan cara kasar membuat Clara selalu semakin menjauhiku lagi." ucap Dino sambil mengepalkan tangannya.

Ale dan Tio penasangan apa rencana Dino. Sepertinya ini rencana yang seru dan menegangkan. Dino hanya selalu menatapi mereka berdua yang semakin dekat. Rencana buruk di otaknya sudah tidak sabar untuk dia lakukan.

Dia berbisik kepada Ale dan Tio. "Aku akan menjadikan dia teman dita, jadi kalian harus bersikap baik terhadapnya."

"Apa?" tanya Tio dan Ale keheranan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!