***
Hamra adalah seorang pemuda di desanya yang terkenal dengan jaka tuanya sampai sekarang Hamra belum memiliki kekasih hati untuk menjadi pendamping dalam kehidupannya, setiap warga serat tetangga dekat rumahnya selalu mendesaknya untuk segera mencari pendamping hidup, bahkan jiga ada tetangga yang suka membincangkan bahwa dirinya jaka yang gak laku yang tidak. Suka dengannya, Hamra setiap harinya hanya berdiam diri dirumahnya seperti anak yang santai-santai, pada saat sekarang si Hamra berumur kira-kira 30 tahun, Hamra masih sendiri bahkan teman satu kampungnya yang sejawat sudah memiliki buah hati yang sekarang berumur 8 tahun, serasa membuat Hamra semakin kepingin segera mencari jodoh untuk dirinya.
"Mau sampai kapan sayang, bunda menunggu kamu segera mendapatkan Jodoh dan bunda ingin segera menimang seorang cucu sayang" ( sahut bunda kepada nya) .
"Sabar lah bunda, Hamra ini juga cari- cari seorang jodoh, hamra kepingin memiliki istri yang sesuai dengan harapan hamra, tolong bunda untuk bersabar" ( penuh air mata)
" Bunda pingin kamu segera menikah agar bunda dan ayah bisa membuat pesta kamu meriah dan semua warga dan tetangga sekitar kita dapat bersilaturahmi dan datang diacara keluarga kita sayang" ( penuh harapan).
"Stop bunda, jika waktunya tepat pasti rencana itu pasti terkabul, dan jangan pernah bunda mikir hal yang enggak-enggak yang di omongan tetangga kita bunda, tetangga bilang apa bunda jangan dengarkan bunda percaya hamra atau tetangga, tapi bunda harus punya kata-kata dihati bunda serta penilaian yang benar menurut bunda"( tersenyum).
"Iya, bunda akan selalu percaya padamu dan bunda akan selalu mendukung apa rencana kamu" (Mengusap kepala hamra).
"Bunda berjanji apa yang bunda ucapkan tadi, bunda harus tepatin janji bunda agar bunda tidak ikut apa yang dibilang tetangga atau orang lain, bunda harus ikut hati bunda yang begitu jujur untuk mengungkapkan" ( membalas cium di keningnya).
"Iya siap sayang" ( tersenyum dan mengusap air matanya).
Bu Rianty.... Permisi, teman satu arisan ya pun datang kerumah untuk menjemput bu rianty diacara pengajian di masjid al Nur, jawab bunda rianty iya buuu ini sudah siap tinggal nunggu kamu bu. Silakan masuk dulu bu...
"Hey Bunda Rianty" Hey ternyata ada mas Hamra, mas Hamra sudah punya calon belum nie"( ceria).
"Hey Bunda,hem entah itu Bunda, Bunda Rianty juga gak tau sudah punya pa belum, oh iya gimana semua udah pada ngumpul di masjid al Nur" ( sambil menjabat tangannya).
" Untuk itu saya yang tau bunda Hesti, untuk keseriuannya ditunggu aja ya, doakan saya bunda Hesti, hamra dapat jodoh yang hanya inginkan" ( manis dan tertawa).
"Iya deh bunda Hesti doakan untuk mas hamra terbaik" ( tertawa).
Sampai lupa bincang-bincang kita ketinggalan pengajian lho bu ayo segera berangkat.
"Sayang bunda berangkat dulu ya, jaga rumah" ( pamitan).
"Iya bunda hati di jalan," ( sambil cium tangan).
saat itu bunda berangkat dan meninggalkan rumah untuk acara pengajian didesanya, sesampainya di acara pengajian bunda segera mengikuti acaranya yang sudah dimulai sebelumnya.disaat acara selesai bunda makin sedih ternyata ada seorang muslimat yang menghina dan menggibahkan putranya di dalam acara tersebut yang membuat bunda rianty mengeluarkan air mata sampai tangisan yang meraung-raung dimasjid tersebut, bunda hesty saat itu segera mengajar bunda untuk pulang.
####
Sesampai dirumah Bunda Rianty pingsan tak sadarkan diri, dimana bunda Hesti berteriak sekencang mungkin....
"Bunda...Rianty....Tolong Hamra....bunda kamu pingsan cepetan.... " ( panik dan binggung).
"Bundaaaa.. Apa yang terjadi pada bunda," ( membopong dan mengangkat ke kamar).
" Nanti saja, Bunda Hesti ceritakan padamu, cepet bawa ke kamar dulu"(membawa barang yang tertinggal ditempat pingsan ).
"Cepet ambilkan minum dan minyak untuk membangunkan Bunda kamu Hamra, buruan, sahut Bu Hesti.
" Iya Bunda, tunggu Hamra akan ambilkan, tolong jaga Bunda Rianty " Ucap Hamra
"Iya santai saja, Bunda kamu pasti saya jaga, 'cepet gak pakai lama" Sahut Bunda Hesti.
Hamra pun segera menuju ke ruang tempat menyimpan obat,serta ke dapur mengambil air, seketika itu Hamra berfikir di benak nya ( Bunda kenapa bisa pingsan ya.. Bunda tidak punya riwayat sakit sama sekali, apa jangan-jangan Bunda mendengar kan ejekan dan berfikir yang dikatanya para ibu -ibu pengajian tadi ya, bisa jadi iya.. Lupa kan sajakah, nanti kalau ada waktu, Hamra tanya ke Bunda langsung atau entah bilang ke Bunda Hesti) bergegas segera menuju ke kamar Bunda Ranty.
" Hamra cepetan, kok lama ambil obat dan air dingin untuk kompres Bunda... "( teriak)
" Iya Bun ini jalan kesitu " (Tergesa-gesa dari dapur ).
Seketika jalan tergesa-gesa hampir terjatuh bawaannya, sesampai di kamar langsung memberikan kepada Bunda Hesti.
" Ini Bun, segar di kasihkan ke Bunda Rianty, sahut nya.
" Iya tenang Hamra, pasti Bunda Rianty segera sadar, kamu yang sabar ya, ucap Bunda Hesti.
Tak lama kemudian mata Bunda Rianty membuka, Bunda... Sahut Hamra kepada nya sambil memeluknya dengan erat.
"Apa yang terjadi Bunda, sahut Hamra berlinang air mata.
" Tak apa, jangan risaukan Bunda sayang, Bunda tak apa-apa, Apa yang terjadi pada Bunda. "( kebingungan).
" Tadi Bunda pingsan di depan rumah, Bunda Hesti berteriak, apa yang terjadi pada Bunda sampai-sampai Bunda pingsan, sahut Hamra.
" Bunda tak apa-apa paling Bunda capek"
"Bunda tak boleh bohong kepada Hamra,
Hamra tau Bunda pasti diejek dan dengar suara tetangga saat pengajian tadi kan, yang mengakibatkan Bunda banyak pikiran yang sampai Bunda pingsan, ( rasa kasihan dan tak mau terulang lagi).
" Tidak Hamra, Bunda tidak sekali seperti itu, Bunda kan sudah berjanji kepada Hamra tidak akan mendengarkan yang dibilang tetangga, " ( sambil mengelus kepala).
"Benerkah Bunda tidak bohong ya, kalau Hamra tau Bunda bohong, Hamra akan marah ke Bunda, Hamra pergi dari rumah, ( mengancam).
" Iya percayalah pada Bunda, sahut Bunda.
Bunda Hesti pun berpamitan, meninggalkan rumah si Bunda Rianty, saat itu pun Bunda Rianty memanfaatkan waktu untuk beristilahat, Hamra pun meninggalkan kamar Bunda sambil membatin,(menutup pintu kamar).
" Bunda bener jujur atau bohong sama Hamra ya, tetapi ada yang di tutupi oleh Bunda, udah lah percaya pada Bunda saja, Hamra yakin Bunda tak akan mengecewakan Hamra. (Menuju ke kamar nya).
###
****
Saat itu Bunda Rianty berbaring di tempat tidurnya, yang kelihatan lemas tak berdaya serta terbaring sakit, yang membuat Hamra semakin kasihan melihat kesedihannya, yang lama kelamaan bunda berbaring sakit tak bertenaga, Hamra pun berinisiatif untuk pergi berkelana, untuk mencari sosok pendamping hatinya.
Hamra tak tega melihat Ibundanga yang sakit memikirkan dirinya, yang setiap harinya sering di olok-olok oleh tetangga sekitarnya, suasana hening pada malam hari, yang duduk diatas jendela kamarnya Hamra meratapi apa yang terjadi didalam kehidupannya. Yang sontak terbawa arus membatin dalam relung hatinya.
" Aku ingin sekali membahagiakan Bunda ku, jika aku tinggal pergi berkelana, aku harus mencari alasanan apa untuk meninggalkannya, aku sangat sayang padanya, Tuhan tolong bantu Hamra, berikan solusi kepada hamba mu ini, yang selalu memuja dan meminta pertolongan -MU"
Hamra meluangkan waktu untuk bersendiri, meluapkan semua kegundaan di dilubuk hati yang paling dalam, meneteskan air mata yang mampu membuatnya terrenyuh atas cerita di keluarganya, yang sampai sekarang dia belum memiliki calon istri, yang membuat tetangga sekitarnya selalu menghina dan mengejek bundanya yang membuat Bundanya tertekat atas ulang mereka.
" Hamra..., kesini sayang Bunda mau bilang sesuatu kepada mu sayang, sahut Bunda.
" Iya Bunda, Hamra kesitu bentar," ( sambil mengusap air matanya).
" Sini sayang duduk sebelah Bunda, hey... Sayang kamu menangis ya, mata kamu merah seperti baru menangis." Sahut padanya.
" Enggak Bunda, tadi terkena kemonceng ketika bersih - bersih kamar tidur" . Sahut Hamra.
" Sayang, jangan khawatirkan Bunda, Bunda baik- baik saja, yakinlah Bunda sakit bukan karena ejekan atau hinaan tetangga tentangmu. " ( sambil memegang kepala Hamra).
" Bener Bunda, Hamra belum selebihnya percaya yang Bunda ucapakan,. "
" Hamra, yakinlah Bunda akan mengikuti apa yang Hamra inginkan". ( memberikan sebuah kotak kecil untuk hamra).
" Ini apa Bunda, Hamra tidak tau maksudnya, ( bertanya-tanya).
" Hamra kan mau pergi berkelana kan, Bunda memberikan Hamra sebuah kotak disitu terdapat sesuatu yang nanti membantu Hamra, bukalah pada saat Hamra sudah tak tau mau kemana untuk pergi berkelana" Sahut Bunda.
" Bunda tau darimana kalau Hamra mau berkelana, tak usah tanyakan kan lagi pasti kamu nanti akan merasakan apa yang Bunda rasakan" ( berkaca-kaca).
" Terima kasih Bunda, Hamra akan selalu ingat apa yang Bunda pernah bilang kepada Hamra "jawab Hamra.
" Ya sudah waktu sudah semakin larut, Hamra kembali ke kamarnya, segera istilahat", ( mencium kening Hamra).
" ( tersenyum) iya Bunda, selamat malam Bunda "jawab Hamra.
Melangkah meninggalkan kamar Bundanya, Hamra pun sontak penasaran apa isi dari kotak tersebut, Hamra pun tergoda untuk membuka kotak tersebut, akhirnya Hamra teringat kata Bundanya yang akan dibuka saat pergi berkelana nanti dan tak saat tak tau arah jalan mau kemana,Hamra pun mematikan lampu dipan di kamarnya sontak tertidur lelap dalam sebuah mimpi.
###
Cukururuyyyyy... Petok... Bunyi ayam jantan membangunkan si Hamra, makan sudah siap tersaji di meja makannya, penuh dengan hidangan yang enak - enak masakan sang Bundanya. Hamra pun bergegas untuk ke kamar mandi untuk bersih diri sebelum sarapan bersama sang Bunda.
" Bunda, Hamra sudah siap, ayo..! Sarapan bareng sama Hamra" Teriak Hamra.
" Iya sayang... Makanlah dulu, Bunda masih bersih-bersih kamar"sahut Bunda dari kamar atas.
" Ahh... Bunda, Hamra nunggu Bunda kita makan bersama" Jawab Hamra.
" Iya sayang, ini Bunda turun... "Sahut Bunda.
Berdua pun menikmati sarapan paginya dengan penuh kehangatan dan penuh bahagia, hamra yang suka dengan masakan sang Bundanya, yang sangat suka makanan sambal goreng kentang dan ayam suwir balado yang begitu pedas dan nikmat. di selah makan pun Hamra sontak bertanya kepada bundanya.
" Bun..., sosok Ayah seperti apa ya apakah dia masih ada ?" Tanya Hamra.
"( Tersedak ),balas Bundanya.
" Ada apa Bun...!, Bunda kok tersedak makannya" Tanya Hamra.
" Tidak apa-apa, sayang... ( sambil meminum air putih didepannya), Ayah Hamra sudah mati dan Hamra tak boleh tanya soal tentang Ayah Hamra, Bunda gak suka ya, membahasnya" ( marah).
" Kenapa Bun..., apakah Ayah pernah menyakiti Bunda, menduakan Bunda atau tidak suka dengan Bunda" Tanya penuh penasaran.
" Tidak semua, udah Hamra kita lanjutkan makan ya, lain kali aja kita bahas itu ya"jawab Bunda.
" Kenapa tidak sekarang Bunda, Hamra pingin tau sosok Ayah sebenarnya "jawab Bunda.
" Sayang tolong mengertiin perasaan Bunda"( ada maksud yang ditutupi).
" Mau nya Hamra sekarang" ( meninggalkan ruang makan).
"Sayang...! ".
Bunda Rianty yang begitu polos, rendah hati dan kalem hanya bisa menangis dan meratap, Bunda Rianty harus bagaimana cara memberi tahu Hamra tentang ayahnya.
###
Pagi itu Hamra sama sekali tak kelaur dari kamarnya, entah marah dengan Bundanya atau masalah yang lainnya, hampir pagi sampai siang pun tak keluar dari kamarnya, Bunda nya merasa khawatir terhadap Hamra yang tak mau makan, bisa -bisa Hamra nanti bisa sakit, kekhawatiran Bundanya pun membuat penesaran untuk melihat di kamar atasnya, Bundanya pun menghampiri kekamar nya. Sambil mengetuk pintu dan berteriak.
" Tok...! Sayang..., ( resah dan bingung).
Berkali-kali Bundanya mengetuk pintunya tak sama sekali ada jawaban darinya, yang membuat sang Bunda khawatir berlebihan, sampai sang Bundanya meminta bantuan ke tetangga untuk mendobrak pintu kamarnya, Bunda pun bergegas keluar dari rumahnya untuk meminta bantuan, tak disangka Hamra muncul dari arah timur rumahnya sambil berjalan membawa sesuatu, Hamra pun menyebrang jalan menuju depan rumahnya, Bundanya pun Tak jadi ke tetangga untuk meminta bantuannya.
" Mau kemana Bun...! Kok mau keluar rumah, sahut Hamra.
" Sayang..., Jangan Buat Bunda Khawatir, Bunda kira Hamra marah dengan Bunda atas kejadian semalam di tempat makan"sahut Bunda.
" Enggak Bunda kenapa marah, kan Bunda sudah mau menceritakan nanti menunggu waktu yang tepat"( tersenyum pada Bundanya).
" Lupakan sajalah...! ( menutup dengan memalingkan wajah).
Bundanya pun berjalan masuk kedalam rumah dan Hamra pun menyusulnya.
"Sayang...! Apakah kamu jadi berangkat?. Tanya Bunda.
" Iya Bun, tadi Hamra keluar cari barang yang belum ada buat perlengkapan. "Jawab Hamra.
" Ya sudahlah siapkan yang mau di bawa!. Jawab Bundanya.
Hamra pun sudah siap menyiapkan barang bawaan nya, yang begitu sederhana dan sewajarnya, dan tak lupa membawa kotak yang di berikan sang Bunda kepadanya.
Sekitar pukul satu siang Hamra pun bergegas untuk berangkat dan berpamitan kepada sang Bunda, barang bawaannya pun diangkut ke depan teras rumahnya, sambil menunggu taksi pesananya.
" Bunda..., Hamra pamit untuk pergi berkelana, doakan Hamra yang terbaik, pesan Hamra Bunda dirumah jaga kesehatan dan jangan pernah lupakan, apa yang Hamra katakan kepada Bunda. ( mencium tangan dan memeluknya).
" Iya sayang..., Bunda akan selalu ingat apa yang dikatakan putra kesayangan Bunda serta tak akan lupa jaga kesehatan untuk kedatangan Hamra ke rumah ini. ( berlinang air mata dan mencium kening sang Hamra).
" Bunda..., jangan lupa hubungi Hamra jika terjadi pada Bunda, jangan pernah Bunda berdiam diri saat Bunda kesusahan. ( memeluknya erat).
" Iya sayang..., Bunda akan selalu memberi tahu Hamra jika terjadi pada Bunda. ( tidak melepaskan peluknya).
Taksi pun datang dari arah timur rumahnya, suara krakson taksi bersuara keras, yang seperti memanggil para penumpang untuk menumpanginya. Taksi pun berhenti tepat di teras rumah Hamra, pak Amran si pengemudi taksi tersebut turun dari taksinya.
" Permisi ini rumah nya saudara Bu Rianty dan Mas Hamra bukan, ( sambil tersenyum).
" Benar pak, ini saya sendiri. ( sambil melepas pelukan dan mengusap air matanya).
" Ini taksinya sudah siap, Bu...! Mas Hamra silakan. (Memasukan tas dan memasukkan dalam bagasi taksi).
Hamra pun memasuki taksi tersebut, air mata Bunda Rianty tak terbendung terus mengeluarkan air matanya, yang membuat Hamra tak sanggup meninggalkannya.
" Mas Hamra sudah bisa jalan "sahut pak Amran.
" Bisa pak... "Jawab Hamra.
Taksi pun mulai berjalan Hamra pun melambaikan tangan kepada Bundanya, Hamra pun berjalan dan mulai meninggalkan rumah dan Bunda tercintanya membuat Hamra menangis didalam taksi, menangis meninggalkan dirinya pada sang Bunda yang memikirkannya. Pak Amran pun melihat kesedihan Hamra dari balik kaca di atas taksinya, yang membuat pak Amran mulai teringat apa yang di berikan amanat sang Ayah Hamra kepada nya untuk mengikuti dan mengawal Hamra dimana pun berada, sampai meneteskan air matanya.
" Pak antar saya di bandara ya" Ucap Hamra.
" Iya Mas Hamra" ( sambil mengusap air matanya).
" Mas Hamra mau pergi kemana." Ucap pak Amran.
" Entahlah pak Hamra binggung mau pergi mana, Hamra tak punya tujuan, tetapi Hamra mau ke sebuah kota jakarta pak" Sahut nya.
" Iya mas hati-hati disana jaga diri dikota orang Mas Hamra" ( memberikan kontak personnya).
Tak lama kemudian sampai lah di sebuah bandara yang terkenal di kotanya, Hamra pun turun dan langsung memasuki bandara tersebut.
" Terima kasih ya pak amra atas Bantuannya sudah mengantarkan Hamra sampai tujuan jika lewat rumah salam kan kepada Bunda bahwa Hamra baik - baik saja. Hamra masuk dulu ya pak" Ucap Hamra.
" Siap mas Hamra, hati - hati jika ada bantuan bisa hubungi nomer bapak, karena bapak banyak kenalan di mana-mana"( mengharap dan berkaca-kaca).
" Siap.....!
Hamra pun meninggalkan dan memasuki bandara tersebut, pak Amran pun mengatur strategi selanjutnya untuk menjaga dan melakukan amanat sang Ayahnya untuk Hamra. Pak Amran pun meninggalkan bandara.
###
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!