Malam itu di depan ruko yang sudah tutup, terlihat dua orang tengah berteduh dari deras nya hujan.
Jessica claudia gadis cantik berambut panjang berusia 22 tahun tengah gelisah melihat reaksi kekasihnya, Yunan Damian seorang pria yang usianya selisih tiga tahun lebih tua darinya.
Pria berwajah tampan dengan perawakan tinggi dengan aura yang dingin seolah membekukan suasana. Dia sedang duduk sambil menghisap rokoknya dengan tangan gemetar saat mendengar jawaban atas pertanyaan nya selama ini.
" Apa lagi yang mau kamu dengar? " kata Jessy dengan nada sedih
Yunan menghisap rokok nya dengan tergesa-gesa ... entah sudah berapa batang rokok yang dia habiskan.
Sesekali Jessy menatap sendu kekasihnya yang kala itu terlihat sangat kacau dan menyedihkan. Dalam hati nya, dia ingin sekali memeluk nya tapi dia tidak berani saat itu.
" Aku memang pernah ada hubungan dengan nya..." kata Jessy takut-takut
Yunan menutup mata nya mencoba menahan amarahnya saat mendengar kebenaran yang sebenarnya tidak ingin di dengarnya, meluncur bebas dari mulut Jessy. Yunan terlihat seperti berusaha keras meredam emosi nya saat itu.
" Aku minta maaf! jika itu membuatmu marah "
Jessy berusaha tetap tenang dan menahan diri untuk tidak terbawa suasana. Ini memang kesalahan nya karena tidak jujur dari awal.
" aku tak akan menahan mu jika kamu mau kita putus " tambahnya
Yunan mengacak rambutnya, dia merasa kecewa dengan kekasihnya saat itu.
" Apa saja yang pernah kamu lakukan dengan nya " tanya Yunan, dengan suara nya yang sedingin es yang seakan membuat bulu kuduk Jessy meremang.
Jessy hanya bisa berusaha memahami apa yang tengah kekasihnya itu rasakan meskipun sebenarnya dia sangat takut saat itu. Yunan yang selalu bersikap posesif dan bersikap dingin saat marah benar-benar membuat Jessy harus ekstra hati-hati dalam berbicara.
" Aku tak pernah melakukan hal aneh saat berpacaran dengan nya "
" Ah! " Yunan mendengus lega " aku harap jawabanmu jujur "
Setelah Yunan mendengus lega, dia menatap tajam Jessy yang ada di depannya.
Jessy yang merasa tatapan mata Yunan seperti mengintimidasi nya itu jelas membuat nyali nya menciut. Aura Yunan yang dingin dan wajah nya yang terlihat selalu datar seolah tak bisa berekspresi itu, sudah cukup membuat orang segan saat berhadapan dengan nya, apalagi saat di tatap dengan intens seperti yang sedang Jessy alami saat itu membuat nya benar-benar salah tingkah.
" Ya, aku tidak berbohong " kata Jessy
Melihat ke dalam manik mata Jessy saat itu membuat amarah Yunan lenyap menguap begitu saja. Entah kenapa bagi nya Jessy adalah wanita yang istimewa, segala yang ada pada dirinya belum pernah dia temui di wanita lain.
" Aku harap tidak ada lagi yang kamu sembunyikan "
Yunan pun memutuskan untuk mencoba berkompromi dengan logikanya meskipun sebenarnya itu sungguh terlalu sulit baginya.
" Aku mencintaimu dan tak mau kehilangan mu " lanjutnya
Jessy hanya diam dengan senyuman yang seolah di paksakan. Sebenarnya dimana letak kesalahan nya? semua orang pasti pernah punya masa lalu dan begitupun dirinya.
Hanya karena dia pernah pacaran dengan seseorang yang tidak di sukai Yunan lantas, Jessy jadi bersalah saat itu.
Ya, mungkin dirinya memang bersalah karena tidak pernah bercerita kepada Yunan bahwa dia pernah pacaran dengan orang yang di bencinya tapi, Jessy hanya tak mau mengungkit masa lalu saja makanya dia tidak pernah bercerita.
Begitulah malam itu, Jessy berusaha memahami kekasihnya itu meskipun menurutnya reaksi Yunan terlalu berlebihan seolah-olah Jessy tengah berbuat kesalahan yang fatal. Tapi mau bagaimana lagi, Yunan memang tipe pria yang sangat pencemburu dan bisa di bilang posesif juga jadi itulah Jessy harus mengalah saat sedang dalam keadaan Yunan yang seperti itu, batin nya.
****
Dan akhirnya, hubungan mereka kembali membaik. Seolah Yunan melupakan fakta bahwa Jessy pernah berpacaran dengan orang yang entah kenapa Yunan sangat membenci orang itu. Apalagi orang tersebut seperti seolah sengaja mendekati Jessy meskipun dia tahu Jessy adalah pacar nya saat itu.
Sedangkan Jessy, hanya bisa mengabaikan kecembuaruan Yunan karena menurut nya itu terlalu berlebihan.
Yunan dan Jessy, bekerja di sebuah perusahaan yang sama. Dan dari sanalah awal mula hubungan mereka, cinta lokasi itulah sebutan jaman sekarang. Kebersamaan mereka kerap mengundang tatapan sinis dari rekan sekantor mereka yang tidak suka dengan hubungan mereka, terutama Samuel mantan pacar Jessy itu.
Pria tampan dengan perawakan yang hampir sama dengan Yunan. Dia selalu berhasil membuat pertengkaran antara Jessy dan Yunan, karena Sam yang merasa tidak terima di putuskan Jessy begitu saja membuatnya ingin menghancurkan hubungan Jessy dengan Yunan. Dia melakukan berbagai cara, dengan membuat Yunan cemburu bahkan menghasut Yunan dengan mengarang cerita tentang bagaimana dulu dirinya saat menjalin hubungan dengan Jessy.
Awal nya, Yunan tak pernah menggubris Sam tapi lama kelamaan cerita Sam sangat mengganggu pikirannya. Dia dengan sekuat tenaga menelan sendiri cerita Sam dan berusaha tidak mempercayainya, meskipun rasa cemburu selalu menguasai dirinya saat teringat kembali cerita dari Sam itu. Semakin Yunan berusaha tidak mempercayai nya malah semakin membuat dirinya cemburu dan marah.
Di kantin Perusahaan.
Jessy dan Yunan sedang duduk berdua menikmati makan siang mereka.
Yunan yang kala itu hanya memegangi sendok dan garpu sambil melamun, dan mulai menggangu pemandangan Jessy.
" Kamu sedang ada masalah? " Jessy menghentikan kegiatan nya dan memutuskan untuk bertanya
" Kerjaan ku lagi banyak " jawab Yunan sekenanya,
Yunan tidak mau menceritakan sebenarnya ada yang sedang mengganggu pikirannya.
Jessy berusaha terlihat percaya dengan jawaban Yunan. Meskipun dirinya yakin ada yang sedang kekasihnya itu pikirkan.
Yunan di mata Jessy adalah pria yang berwajah datar dan jarang sekali tersenyum, dia cenderung dingin. Membuat Jessy sulit untuk mengetahui apa yang dipikirkan nya, Jessy pun tak bisa memaksa Yunan agar dia mau bercerita kepadanya karena meskipun di paksa akan sia-sia saja.
Jessy melihat Jam tangan nya, dia teringat kalau masih ada pekerjaan nya yang belum selesai.
" Aku duluan ya, soalnya ada laporan yang harus aku serahkan sama pak Tedy "
Jessy bangkit setelah meneguk air putih dalam gelas nya.
" Habiskan makananmu! " ujar Jessy lalu pergi
Yunan diam untuk beberapa detik saja dan langsung memutuskan ikut bangkit, dia mengikuti Jessy dari belakang.
Yunan terus memperhatikan punggung kekasihnya yang berjalan di depannya dan entah kenapa dia enggan mengejarnya.
Saat sudah berada di depan kantor mereka. Yunan melihat ada seorang pria dari arah berlawanan, langsung menyambar tangan Jessy dan satu tangan lagi merengkuh pinggangnya, membuat posisi mereka berhadapan begitu dekat.
" Sam! " pekik Jessy kaget, dan langsung melepas tangan pria itu dari pinggang nya
Pria itu pun tersenyum seraya terus menatap Jessy.
" Ayo, makan siang denganku! " ajaknya
" Aku baru saja selesai makan " kata Jessy sambil berusaha menjauh darinya.
" Kenapa tidak menungguku? " kata Sam " kalo gitu bagaimana kalo di ganti sama makan malam? " pintanya
Sam masih saja mengejar Jessy meskipun mereka sudah tidak ada hubungan lagi. Dia sebenarnya sangat menginginkan Jessy makanya dia terus berusaha agar Jessy kembali kepadanya.
Yunan yang sedari tadi memperhatikan mulai geram dan langsung bejalan menghampiri mereka.
" Kenapa masih disini? " tanya Yunan " Katanya ada laporan yang harus di serahkan sama pak Tedy " tambahnya.
Jessy yang mulai merasakan ada aura dingin dalam nada bicara Yunan langsung mundur semakin mengatur jarak dari Sam.
Jessy takut saat melihat ekspresi wajah Yunan, dia sadar betul Yunan yang posesif itu pasti tengah marah karena melihat dia mengobrol dengan pria lain.
Yunan menatap Sam dengan sengit sementara Jessy lebih memilih pergi meninggalkan mereka berdua.
****
Beberapa hari kemudian.
Yunan terlihat menghindari Jessy, bahkan pesan nya dan telpon pun jarang sekali di balas. Jessy sangat kesulitan untuk menghubungi Yunan padahal itu hari libur, tidak seperti biasanya.
Tanpa berlama-lama Jessy memutuskan untuk mendatangi Apartemen Yunan. Dengan menempuh waktu kurang dari setengah jam saja akhirnya dia sampai di depan unit Apartemen kekasihnya itu.
Jessy memencet bel apartemen Yunan. Tak lama kemudian sang pemilik pun membukakan pintu.
" Ternyata kamu! " Sambutan yang kurang mengenakan dari Yunan.
Jessy langsung masuk tanpa di persilahkan, mengabaikan dengusan si tuan rumah.
" Sambutan mu sangat tidak ramah! " kata Jessy tak senang, lalu duduk di kursi.
" Kenapa kamu datang tanpa memberitahu ku terlebih dulu? " Yunan balik bertanya
" Kamu sendiri tidak mau membalas pesanku dan tidak juga mengangkat telpon dariku "
" ....... "
" Kamu kenapa? " tanya Jessy lembut " apa aku berbuat salah sampai kamu terus bersikap dingin kepadaku "
Yunan diam lalu menghempaskan diri di kursi dekat Jessy.
" Aku memang marah sama kamu! " jawab Yunan acuh
" Marah kenapa? " tanya Jessy heran
" ........ "
" Jangan bilang karena Sam! " Jessy menduga-duga karena, memang Yunan mendiamkan dirinya setelah kejadian di depan kantor.
Yunan mulai merasa kesal lagi saat mendengar nama orang yang memang memicu aksi diam nya terhadap Jessy.
" Aku tidak suka ada cowok lain menyentuh mu, " jawab Yunan " aku juga tidak suka setiap ada cowok yang memandang mu dengan begitu intens "
Jessy berdecak heran mendengar perkataan kekasihnya itu.
" Apa itu yang membuatmu menghindari ku akhir-akhir ini? "
" Setidaknya menghindar lah saat ada yang mendekatimu! " kata Yunan
Jessy diam saja menerima kekesalan Yunan.
" Kamu itu selalu diam saja saat ada yang mendekatimu! " lanjut Yunan memperjelas maksudnya " seolah kamu memang senang di dekati mereka "
Jessy mulai mencerna setiap kata yang di ucapkan Yunan ..... dan kini dia tahu maksud dari aksi diam Yunan beberapa hari ini.
" Jadi begitukah penilaianmu terhadapku selama ini? "
Suasana diantara mereka mulai canggung.
" Bukan kah memang begitu? "
" Hanya karena ada lelaki yang mendekatiku kamu jadi memandang rendah diriku? "
" Sudahlah! tidak perlu membahas itu lagi, mulai sekarang jaga jarak lah sama siapapun di kantor, dan tolak lah dengan tegas kalo ada yang terang-terangan bilang suka sama kamu, terutama Sam "
" Baik! jika itu mau mu "
Seperti biasanya Jessy hanya bisa mengalah.
" Dia terang-terangan sekali mengejarmu meskipun tahu kalau kamu sedang ada hubungan dengan ku! dan setiap kali melihat cara nya memandang mu membuatku muak. Aku sudah pernah memperingatkan dia, tapi tetap saja di abaikan olehnya " Yunan meluapkan kekesalan nya
Jessy hanya memilih diam saja meskipun, sebenarnya dia ingin sekali menimpali omongan Yunan dan berbicara jangan terlalu cemburu. Karena kecemburuan nya itu sangatlah keterlaluan, pikirnya.
Jessica claudia
Yunan Damian
Jessy pulang lebih awal karena pekerjaan nya sudah selesai. Dia keluar gedung perusahaan tempat ia bekerja setelah berpamitan kepada Yunan, yang hari itu pulang malam karena lembur.
Malam itu sedang gerimis, sehingga sulit sekali mendapatkan taksi. Dia berdiri hampir 15 menit disana, dan taksi pun tak kunjung datang juga.
Tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti tepat di tempat dia berdiri.
Jessy melihat Sam turun dari dalam mobilnya. Dia berjalan mendekat ke arah Jessy.
" Ayo! aku antar pulang " kata Sam, seraya membuka kan pintu mobil miliknya
" Tidak, terima kasih! " tolak Jessy " sebentar lagi taksi nya datang "
" Takut sama Yunan? " tanya Sam tiba-tiba, dia sengaja mengajukan pertanyaan itu, karena semenjak Jessy berpacaran dengan Yunan Sam merasa Jessy menghindari dirinya.
" Ya! aku takut dia salah paham " tegas Jessy
" Aku kecewa! kamu sekarang menghindari ku, padahal aku hanya mau kita berteman seperti dulu "
" Kita tidak bisa lagi berteman seperti dulu " kata Jessy
Jauh sebelum Jessy berpacaran dengan Yunan, Jessy dan Sam mengawali kedekatan mereka dengan hubungan pertemanan dan berakhir saat Sam mulai menyatakan cinta nya kepada Jessy. Jessy yang kala itu merasa serba salah saat dia di tembak oleh Sam di depan rekan-rekan kantor nya saat makan malam tim, terpaksa menerima pernyataan cinta dari Sam karena kasihan melihat Sam jika dia menolaknya, Sam pasti akan merasa malu dan kecewa pada dirinya.
" Sekali ini saja aku antar kamu pulang " pinta Sam memelas " Ayolah! demi pertemanan kita dulu jangan terus-terusan mengabaikan ku "
Jessy berpikir sejenak, karena sifat nya yang tidak tegaan itu membuatnya dengan berat hati menerima tawaran Sam, dia merasa tak enak hati jika menolak nya.
Dalam perjalanan mereka hanya diam tak ada satu pun yang bicara sampai pada akhirnya Jessy meminta Sam menghentikan mobilnya tepat di depan gedung apartemennya.
Sam langsung turun dari mobilnya, dan dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Jessy.
" Terimakasih! atas tumpangan nya " kata jessy
"Sama-sama! " jawab Sam " boleh mampir sebentar, ada yang mau aku omongin " lanjutnya
" Tapi.... "
" Please! hanya sebentar aku janji " potong Sam
Sam tersenyum senang saat melihat Jessy menganggukkan kepala dengan pasrah.
Dan mereka pun berjalan memasuki gedung apartemen Jessy. Mereka berjalan memasuki lift dan saat di dalam lift Jessy hanya diam, dia merasa telah salah dengan keputusannya mengijinkan Sam mampir.
Saat berada di depan unit apartemen.
Jessy dengan ragu mempersilahkan Sam masuk.
" Duduklah! " kata Jessy menunjuk sofa berwarna biru tua yang ada di ruang itu
" Terima kasih! " Sam pun duduk " Yunan sering main kesini?" tanya nya
Sam memandang sekeliling ruangan apartemen Jessy.
" Iya, " jawab Jessy " mau minum apa? " tawarnya
" Apa saja! " jawab Sam seraya tersenyum
Jessy berjalan menuju kulkas dan mengeluarkan minuman dingin dari dalam nya lalu menyodorkannya kepada Sam.
" Kamu ingat tidak, waktu aku menyatakan perasaan ku padamu? " tanya Sam saat menerima minuman dari Jessy
" Maaf aku tidak ingat " jawab Jessy saat Sam tiba-tiba membahas masa lalu.
" Aku begitu berdebar saat itu " kata Sam " Aku sampai memohon sama kamu agar kamu mau menerima cintaku "
Jessy hanya diam mendengarkan.
" ........ "
" Aku bahagia saat kamu menganggukkan kepalamu. Meskipun aku tahu kamu menerimaku dengan setengah hati tapi, aku benar-benar sangat bahagia " ujar Sam
" Sebaiknya kita tidak membahas masa lalu ... "
" Dan saat kamu memutuskan aku secara sepihak, aku benar-benar sangat sedih " lanjut Sam
" Aku minta maaf! " kata Jessy tanpa penyesalan karena saat Jessy memutuskan hubungan dengan Sam itu karena ada yang memberitahu Jessy kalau sebenarnya Sam sudah mempunyai tunangan.
Sam menanggapi permintaan maaf Jessy dengan tersenyum.
Tiba-tiba saja pintu apartemen terbuka.
Yunan yang sudah sering datang ke apartemen Jessy jelas sudah tahu sandi apartemen nya. Dia langsung menerobos masuk seolah-olah tengah memergoki pasangan yang tengah selingkuh.
" Ternyata ada kamu, Sam! " kata Yunan sinis
" Katanya kamu lembur? " tanya Jessy mulai panik, takut kekasihnya itu salah paham
" Kerjaan ku selesai lebih cepat, " ujar Yunan " kamu tidak senang melihat ku? " tanya Yunan lagi seraya berjalan menghampiri Jessy
"Bukan begitu! " Sam menyambar
Yunan yang mendengar Sam menjawab pertanyaan nya seketika mengepalkan tangan, berusaha menahan emosi.
" Sejak kapan dia jadi juru bicara mu, Jes? " kata Yunan kepada Jessy, tapi mata nya menatap tajam ke arah Sam.
" Maaf kalo aku tidak sopan! aku hanya tidak mau kamu menyalahkan Jessy atas keberadaan ku disini " Jelas Sam
" ITU BUKAN URUSANMU! " Yunan naik pitam, dia mulai meninggikan suara nya " Kamu jangan melewati batasan mu! "
Jessy yang melihat Yunan sudah emosi mulai merasa panik.
" Aku peduli padanya! " kata Sam
" Hah! terang-terangan sekali kamu sekarang "
Jessy mulai kebingungan dengan situasi yang dia hadapi saat itu.
Sam yang melihat Jessy gelisah memutuskan untuk pamit pulang.
" Jes, aku pulang! " katanya mengabaikan Yunan.
" Ya! makasih sudah mengantar ku pulang " kata Jessy
" Sama-sama " Sam melangkah keluar dari pintu " sampai ketemu besok di kantor " ujar nya seraya tersenyum membuat Yunan berdecak kasar.
Jessy diam, dia tak berani berucap saat melihat raut wajah kesal Yunan. Keringat dingin seolah mengucur di punggung nya saat itu. Suasana menjadi canggung setelah Sam pergi.
" Berani-berani nya kamu mengajak orang itu ke apartemen mu! " ujar Yunan kesal
" Kami hanya ngobrol biasa, percayalah! " kata Jessy mencoba menenangkan
" Ini terakhir kali nya kamu di antar pulang sama dia! " Yunan mengingatkan " kalo kamu gak mau melihatnya babak belur " lanjut Yunan
Jessy menggenggam tangan Yunan. Mengabaikan perkataan Yunan seraya berkata.
" Baiklah kalo itu mau kamu " Jessy menatap takut wajah Yunan yang tengah cemburu itu "
" Aku takut kamu tergoda lagi olehnya " kata Yunan lesu
" Maaf! aku tidak memikirkan perasaan mu " kata Jessy
Yunan diam sesaat mencoba meredakan rasa cemburu nya saat itu.
Jessy mengambil minuman dingin di kulkas dan menyodorkan nya kepada Yunan.
" Minumlah! biar kamu tenang " suruh Jessy
Yunan menurut dan meneguk minuman dalam kaleng itu. Rasa dingin membasahi tenggorokan nya dan sekarang dia sudah mulai tenang.
" Siapa yang memberitahumu kalau Sam sedang berada di rumahku? " tanya Yunan penasaran
" Dia memposting area depan apartemenmu di media sosial nya, seperti nya dia sengaja ingin memancing amarahku "
Jessy mendengus, dia tak menyangka Sam akan melakukan nya. Tapi, itu membuatnya sadar agar lebih hati-hati lagi dengan Sam.
Yunan tiba-tiba memeluk Jessy.
" Kenapa tiba-tiba memeluk ku? " tanya jessy
" Aku mencintaimu " kata Yunan
Jessy tersenyum senang, melihat tingkah Yunan saat itu.
" Aku juga " timpal Jessy
Yunan melepas pelukan nya dan sekarang memandang lekat mata Jessy.
Dalam keheningan yang menyusul. Yunan mendekatkan wajah nya ke arah Jessy, mata nya mulai terlihat sendu.
Nafas mereka beradu, aroma chery yang berasal dari lipstik Jessy tercium oleh Yunan membuat nya tak bisa lagi menahan dirinya.
Jessy yang seolah mendapat serangan tiba-tiba itu, mencoba mengikuti alurnya. Dia memejamkan matanya saat wajah Yunan terus mendekat ke arahnya.
***
Malam itu, tepat nya hari libur Jessy pergi ke CLUB malam bersama teman-temannya tanpa sepengetahuan Yunan.
Awal nya dia ragu untuk pergi tapi teman-temannya memaksa nya untuk ikut. Dia takut jika Yunan tahu dia pergi tanpa sepengetahuan nya pasti akan jadi masalah, apalagi kalau Yunan tahu dia pergi ke Club.
Jessy dan teman-temannya akhirnya sampai. Suasana yang ramai dan bising sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi Jessy, dulu dia memang sering pergi hanya sekedar untuk melepas penat, tapi semenjak dia pacaran dengan Yunan dia tidak pernah lagi pergi ke club. Dan malam itu dia merasa senang bisa ikut bersama ketiga temannya Luna, Dera dan Tya.
" Ayo kita bersenang-senang! " Teriak Luna seraya menuangkan minuman beralkohol ke dalam gelas Jessy.
" Kalo sampai Yunan tahu, bisa mati aku! " ujar Jessy sembari meneguk minumannya dalam satu tegukan.
" Tenang saja! Aku sudah bilang ke dia kalo kamu pergi ke acara ulang tahun sepupuku " kata Dera
" Gila parah!, pacarmu sudah seperti anjing penjaga " ujar Tya " pergaulan mu pun di batasi olehnya " lanjutnya.
" Aku jadi tidak leluasa buat mengajakmu, karena Yunan selalu saja menatap dingin kalau kita mendekatimu " kata Luna " Dia seperti takut kamu di rebut oleh kita " tambahnya
Yang di katakan mereka memang benar, semenjak Jessy berpacaran dengan Yunan dunia nya seolah hanya berputar di sekeliling Yunan. Dia tidak di ijinkan bergaul bebas dengan teman-teman sekantor nya terutama dengan yang berjenis kelamin laki-laki.
" Ayo, kita minum lagi! " seru Jessy
Jessy seolah-olah menemukan kebebasannya saat itu. Dia tertawa lepas bersama ketiga temannya dan minum-minum sampai kepalanya terasa pusing.
Hingar bingar club malam membuat mereka berempat terbawa suasana. Lantai dansa yang di penuhi kaum muda-mudi yang tengah berdansa ria menambah semarak suasana malam itu. Dan tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 2
pagi.
" Pulang yuk! " Ajak Dera akhirnya setelah dia mengecek jam tangan nya " Takut pacarnya Jessy ke rumah nyariin dia " lanjut Dera
" Mana mungkin orang itu nyariin Jessy di jam segini " ujar tya
" Sebentar lagi! kapan lagi aku bisa bebas kaya gini " Kata Jessy yang sudah terlihat mabuk
" Gawat, dia udah mulai mabuk, tuh! " kata Luna
" Ya sudah, ayo kita pulang! " ajak Tya
Mereka pun akhirnya memutuskan untuk pulang. Dalam perjalanan mereka tertawa sambil bernyanyi bersama.
Sesampainya di Pekarangan rumah Dera.
Terlihat mobil Yunan tengah terparkir di sana.
" Tuh kan, firasat ku benar! " ujar Dera ketakutan " Yunan ada disini! " lanjutnya
" Gimana, nih? " Luna menghentikan mobilnya
" Ngapain berhenti! dia udah tau kalo kita datang. Lihat pandangannya mengarah ke kita " kata Tya saat melihat Yunan turun dari mobil nya
Luna pun kembali memajukan mobilnya dan berhenti tepat di depan Yunan.
" Jes, pacarmu tuh! " Dera membangunkan Jessy yang tertidur
Yunan menghampiri mereka yang masih tak mau keluar dari dalam mobil.
Dan Luna pun memutuskan untuk turun.
" Maaf! " kata luna mulai panik " Jessy tadi kami ajak ke club dan sekarang dia mabuk! "
Yunan tak menggubris permintaan maaf Luna. Dia langsung membuka pintu belakamh mobil dan menggendong tubuh Jessy ke mobil miliknya.
Jessy saat itu sebenarnya sudah terbangun saat Dera membangunkan dirinya, tapi dia langsung berpura-pura tidur lagi ketika Yunan menghampiri nya dan menggendong tubuhnya.
Dalam perjalanan pulang menuju apartemen. Tak ada kata yang Yunan ucapkan, dia terlihat begitu tenang dengan kemudinya. Dan itu justru membuat Jessy makin merasa tak tenang.
Sesampainya di unit apartemen.
Jessy yang masih pura-pura tidur kembali di gendong masuk menuju kamar Yunan dan tanpa dia sadari Yunan tahu kalau Jessy sebenarnya tengah berpura-pura.
Br*uuu***kkkk!
Yunan menjatuhkan tubuh Jessy di atas tempat tidur nya.
" Sampai kapan kamu mau pura-pura tidur? " ujar Yunan
" Aah! " Jessy membuka mata nya " aku ketahuan, ya? " kata Jessy sedikit malu, dia pun bangun dan bersandar di tempat tidur.
" Sudah berani main ke club sekarang, hah! " ujar Yunan, " kamu tau tidak? cewek yang suka clubbing itu di cap sebagai cewek nakal "
Melihat Yunan berbicara dengan nada tinggi Jessy memilih untuk diam. Dia memutuskan menerima amarah Yunan saat itu.
" jangan-jangan apa yang di katakan sam itu benar " Kata Yunan pelan tadi masih terdengar jelas di telinga Jessy.
kerutan di dahi Jessy terlihat jelas saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Yunan. Entah apa yang sudah di kataka Sam pada Yunan, yang Jessy tahu Sam orang nya baik dia tidak mungkin mengatakan hal-hal aneh tentang nya. Apalagi saat dia dan Sam menjalin hubungan hanya sebentar saja, dan tidak pernah sekalipun melakukan kontak fisik.
" Sam? " tanya Jessy mengernyit " Apa yang dia bilang ke kamu, terus sejak kapan kamu akrab sama dia? "
Sebenarnya Yunan menyesali perkataan nya, dia seharusnya tidak membawa orang lain dalam kemarahan nya saat itu.
" Dia bilang kamu itu cewek nakal " Yunan berkata pelan sambil melempar pandangan ke arah lain
Jessy menatap sengit Yunan saat mendengar perkataan nya barusan.
" Kamu percaya waktu dia bilang begitu? "
Jessy bangkit dari tempat tidur dengan kepala nya yang masih pusing karena pengaruh alkohol , dia berdiri tepat di depan Yunan.
" Kalau kamu bersikap seperti ini, tentu aku percaya! " kata Yunan
Bagi Yunan, mungkin ini adalah saat nya dia mengeluarkan segala yang ada di dalam benak nya selama ini.
" Aku tidak tahu apa yang kamu lakukan di club selain mabuk mungkin saja, kamu bersikap murahan disana " lanjutnya
Plaaaakkkk!!
Tangan Jessy mendarat di pipi Yunan. membuat Yunan membelalakkan matanya nya, tak percaya Jessy berani menamparnya.
" Sam bilang kamu juga pernah tidur sama dia " tambahnya
Yunan merasa semakin marah saat Jessy menampar pipi nya.
" Berapa laki-laki yang pernah tidur sama kamu? " dia meninggikan suara nya
Plaaaakkkkk!!
Jessy kembali menampar pipi Yunan, tak terasa air mata mulai membasahi di pipi nya. Dia tak menyangka Yunan akan tega menuduhnya seperti itu.
" MULAI DETIK INI KITA PUTUS! " kata Jessy
Yunan yang semakin tersulut emosi menatap nya tajam, dia mencengkram tangan Jessy kuat.
" Putus kamu bilang?
Yunan yang tengah di liputi emosi itu mendorong kasar tubuh Jessy hingga jatuh ke tempat tidur, dan dengan kasar dia langsung menindihnya.
" SEKARANG KAMU MAU MENCAMPAKKAN KU? " bentak Yunan seraya mengunci tangan Jessy ke atas dengan satu tangannya dan tangan lain mulai membuka baju Jessy.
" Setidaknya aku pun ingin mencicipi mu seperti yang lainnya? " ujar Yunan
Jessy terus berontak meskipun itu tidak berhasil. Tubuh Yunan yang kekar begitu kuat mencengkram tangan nya. Dia pun berusaha berteriak tapi bibirnya terus di di kunci oleh bibir Yunan, ciumannya semakin dalam dan semakin kasar.
Yunan yang sudah seperti kesetanan tak lagi merasa kasihan saat melihat kekasihnya menatap nya seperti memohon untuk ia lepaskan.
Dengan sisa tenaga yang ada Jessy masih berusaha melepaskan diri dari kungkungan Yunan, dan hasilnya tetap saja sama. Dia benar-benar merasa putus asa setelah seluruh tubuhnya mulai di kuasai oleh Yunan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!