NovelToon NovelToon

KETOAS ALAY DAN BAD BOY

PATAH HATI DAN JATUH CINTA LAGI

Terkadang keikhlasan itu perlu, di dunia itu kita pasti kehilangan, jika kita sudah terlatih mengikhlaskan maka kita tidak akan bersedih, begitu juga tentang cinta.

“Suasana dan pemandangannya indah tapi bukan seperti hati gua yang patah, gua benci dia sangat benciiii” teriak seorang gadis di tepi laut yang pemandangannya sangat indah.

“Woi berisik banget sih lo”

“Suka suka gue dong kenapa lo yang sibuk?”

“Lo itu alay banget sih jadi cewek, cantik nggak, jelek iya” ucap pria itu tak kalah lantang.

“Woi lo, pikir lo itu ganteng apa? idih, nengok muka lo aja jijik”

……..

Hanifa, dipanggil Nifa, gadis berambut setengah badan, si alay yang luar biasa. Dia di sekolah sebagai ketua osis, sifatnya yang bucin membuat orang orang sedikit ilfil padanya.

“Haaaaaaa, Sarah, kenapa sih Rendi lebih milih Silvi dari pada gue?, gue kurang apa coba?, dah cakep, ketua osis, setia lagi’

“Yah ampun Hanifah, lo itu sempurna banget, cowok~~ maksudnya mantan lo aja yang brengsek”Ucap Sarah untuk menyadarkan Hanifah. Sarah adalah teman baik Hanifa.

“Bukan cowoknya yang brengsek, teman lo aja yang alay nya amit amit” Ucap seorang pria berambut kecoklatan tersebut tanpa izin.

“Lo kan yang semalam?, sok tau banget sih lo jadi orang, mendingan lo pergi sana” Yah, pria ini adalah pria yang kemarin ditemui Hanifah saat Hanifah sedang teriak di tepi lautan. Buset ketemu aja sama nih orang.

“Tanpa lo bilang gue juga mau pergi kali, malas gue berurusan sama orang alay kayak lo” ujar pria itu kesal. Pria itu pun pergi

“Lo ngapain sih Refan, mending lo masuk kelas” ucap seorang pria membela Nifa. Pria yang bernama Farel, wajah yang dingin dan bad boy. Dan yup ternyata pria rese itu bernama REFAN NOTED REFAN

“Hay, makasih dah mau nolongin gue dari orang gilak tadi” ucap Nifa dengan wajah terpesona. Namun Farel pergi mengabaikannya dan tak peduli.

“Yah ampun Nif, lo baru dikhianati Rendi, tapi bukan lo jerah sama yang namanya jatuh cinta, malah makin gencar aja jatuh nya”

“Yah ampun Sarah, cinta itu emang gak tau tempat dan situasi yah, dia main jatuh-jatuh aja”

“Itu salah dan derita lo, gue mau ngurus osis aja” ucap sarah kesal dan bete.

“Sar”

“Apa?”

“Gue ijin bentar yah, gak ikut rapat, perut gue mules” ujar Hanifa berbohong

“Lah kenapa tiba tiba mules?” tanya Sarah sedikit gak percaya

“Namanya juga panggilan alam” ujar Hanifah ngeles.

“Terserah deh” ujar Sarah malas berargumen

“Hmm, untung Sarah cepet percaya, kalau nggak, jejak gue untuk dapetin tu cowok kan susah” gumam Hanifa senang dalam hatinya

“Eh Agung, lo kenal sama anak  baru disini gak?” Hanifa yang bertemu anak sekolah bernama Agung, dia pun bertanya langsung ke orang itu. Dan yups akhirnya dia ketemu kelas laki-laki itu. Farel Hanifa come.

“Kayaknya yang lo maksud Farel, kenal, satu kelas malah” Ujar Agung mengenal pria yang dicari Hanifa.

“Kasih ini yah” ujarr Hanifa memberi botol minum yang isinya cairan warna orange.

“Apa nih?” Tanya Agung melihat botol minuman tersebut.

“Jus jeruk, tapi gak pake es, buatan gue sendiri pasti segar” JAwab Hanifa semangat dan memastikan pemberiannya itu aman.

“Oh oke, bakalan gue kasih” Jawab Agung sembari tersenyum dan menggenggam minuman itu erat.

“Makasih yah” Ucap Hanifah sangat senang pada pria yang di hadapannya. Hanifah sangat senang ketika ada orang yang ternyata bisa diajak kompromi. Hanifah pun langsung pergi dari tempat itu dan bergegas menghampiri rapat osis

yang diadakan untuk hari guru nanti.

……..

“Aduh Hanifah, lo dimana sih, lama banget deh cuman boker doang habiskan waktu dua puluh menit” resah Sarah dalam hatinya. Hanifa yang tanpa, menyadari di sudah sangat lama meninggalkan rapat osisnya.

“Sarah, gimana nih?, kita gak mulai rapatnya kalau gak ada Hanifah” UJar Juan kesal. Juan merupakan kepala divisi Humas.

“Yah ampun Juan, gue juga bingung dia dimana” Jawab Sarah kesal

“Tapi Sarah, lo itu kan sahabatnya, pasti lo tau dong” ucap Silvi menggerutu. Sedangkan Silvi merupakan PHO antara hubungan Hanifa dan Rendi. Mereka berdua juga satu divisi yaitu divisi PDD.

“Maaf yah gue telat” ucap Hanifah yang baru datang. Semua mata tertuju kepada Hanifa dengan tatapan sinis. Kecuali Sarah, Sarah malah memberi tatapan cemas.

“Lo itu ketua osis tapi lo yang gak disiplin, gimana Rendi gak pindah hati ke gue” Ujar Silvi dengan bangga. Emang nih orang selalu buat suasana panas.

“Lo apaan sih, osis yah osis, lain dari situ gak usah dibahas” ucap Hanifa yang tumben-tumbennya dewasa dalam ucapannya.

“Sekarang kita mulai rapat kita dari persiapan apa saja yang ingin kita buat” Ujar Sarah dengan wajah tegas, dan memulai memimpin rapat osis tersebut. Yah Hanifah sangat berbeda dengan di luar dan di rapat osis. Hanifah pun mulai masuk ke dunia yang dimana dia harus tegas, dan menghilangkan kealayan-nya dalam rapat osis tersebut hingga rapat tersebut selesai.

LO JAHAT BANGET SIH

Rapat yang telah diakhiri, semuanya berjalan dengan lancar, Hanifah sangat profesional dalam rapat tersebut, walau hatinya panas melihat kemesraan antara Rendi dengan Silvi, namun dia dapat menahan semuanya.

“Gue luan yah Sarah” Ujar Hanifah berpamitan.

“Lo gak papa kan Nif?” ucap Sarah sangat hati-hati dan khawatir.

“Nggak kok” ucap Nifa dengan suara alaynya itu dan pergi. Tentunya dia pergi ke tempat Farel. Ditambah lagi ini sudah jam istirahat.

{POV FAREL}

“Farel, lo dapat jus nih, dari ketua osis” ujar AGung menyodorkan jus jeruk yang dititipkan Hanifa tadi kepada Agung.

“Sama ketua osis?” Ujar Refan memastikan ucapan Agung.

“Iya” Ujar Agung lagi untuk menekankan ucapannya di awal benar, nggak salah, hal ini valid. Farel tau siapa ketua osis tersebut.

“Alay banget sih jadi cewek, baru dibelain gitu doang dah langsung kayak gini sifatnya” batin Farel ilfil. Farel mengambil botol tersebut dan membuangnya ke tong sampah, lalu lanjut berjalan menuju kantin.

“Farellllll, gimana?, segarkan?” teriak Nifa dengan kencang hingga membuat Farel merasa malu dengan teriakannya.

“Lo dah minum jus nya kan?” Lagi-lagi mulut rongsokan gadis itu berbunyi.

“Udah” Ujar Farel malas.

“Pasti segar kan?” Dengat excited Hanifah memastikan rasa jus buatannya itu.

“Udah gue buang di tong sampah, lo pikir gue apaan minum-minum kayak gitu yang gak ada vitaminnya” ucap Farel dengan wajah yang sangat dingin. Baru kali ini Farel mau ngomong kasar dan k cewe pulak.

“Lo jahat banget sih Farel” Ujar Hanifah sedih dan melihat botol minumnya didalam tong sampah.

“Bukan farel yang jahat, tapi lo nya alay” Ujar Refan kesal ke Hanifa.

Nifa pun mengambil botol minumnya,dan pergi mencucinya.

……………

“Kok botol minum lo udah habis aja isi nya?” Tanya Sarah heran, karena biasanya nih bocah pasti ke kantin beli es batu dan berbagi jus jeruknya ke Sarah.

“Iya ni Sarah, dibuang sama Farel di tong sampah” Jawab Hanifah dengan rasa kecewa.

“Kok bisa?” Lagi-lagi sarah bingung. Maksudnya kayak Sarah gak ngerti sejak kapan bestie nya itu ngasih jusnya ke Farel dan untuk apa?

“Entahlah” Jawab Hanifah pasrah dan membersihkan botol minumnya itu.

“Nifa lo dipanggil kepala sekolah” ucap Juan yang baru datang kekelas Hanifah.

“Kenapa?” TAnya Hanifah bingung, tapi dia gak khawatir, karena hal ini sudah biasa. Biasa bukan artinya dia sering buat masalah, melainkan dia selalu di kasih tugas dari kepala sekolah selaku Hanifah ketua osis.

“Entahlah, lo disuruh ke ruangannya sekarang” Ujar Juan menaikkan bahunya menandakan dia juga gak tahu. DEngan cepat Hanifa menuju ruangan kepala sekolah.

“Ijin masuk pak” Ucap Hanifa dengan sangat lembut dan sopan sebelum masuk ke ruangan kepala sekolah tersebut.

“Eh nak Anif, silahkan masuk nak” Sambut kepala sekolah kepada Hanifah.

“Ada apa yah pak?” Tanya Hanifa dengan sopan.

“Bapak mau minta bantuan kamu untuk memberi tau daerah-daerah sekolah kita pada kedua anak baru disekolah ini yah nak” Ujar kepala sekolah meminta tolong ke Hanifah selaku ketua osis.

“Baik pak” ucap Hanifa dengan hati yang senang.

“Ijin masuk pak” kedua pria masuk. Hanifah memberi senyuman kepada satu pria tapi pria satu lagi malah bengis.

“Silahkan Hanif, kamu lanjutkan” pinta kepala sekolah.

“Baik pak” Ujar Hanifa sambil permisi kelaur dengan sopan.

“Sekarang kalian ikut gue, kita mulai dari bagian gedung, disini itu ada empat gedung” ujar Hanifa menjelaskan. Wajar sih kepala sekolah langsung nyuruh aku menjelaskan ke mereka, mereka ternyata anak pemilik saham sekolah ini. Baiklah.

“Gedung apa apa aja?” tanya Refan.

“Yaitu gedung ABCD” Jelas Hanifa lembut dan profesional.

“Gedung A yang mana” lagi lagi Refan yang bertanya.

“Gedung A kelas X” Lanjut Hanifa menjawab pertanyaan Refan.

“Berarti ABC, gedung X, XI, XII?” Tebak Refan asal-asalan.

“Yah kamu cerdas” ucap Hanifa memuji Refan.

“Kalau D?” Lagi-lagi dan lagi Refan yang bertanya.

“Kalau D, itu bagian ruang kepala sekolah dan bagian tempat staf guru, olimpiade dan aula beserta ruang laboratorium” Jawab Hanifah semakin ketus.

“Kenapa yang bertanya dari tadi lo aja sih, kenapa gak Farel aja sih” ucap Haniifa dengan nada yang sangat alay, hingga membuat Refan tertawa geli melihat Farel dibuat seperti itu sedangkan Farel hanya bergidik ngeri. Ternyata keprofesionalan Hanifa ada batasnya.

FAREL MELUKAI HANIFA

Kedinginan itu harus menggunakan sesuatu yang hangat, tapi entah kenapa dingin mu itu berbeda, tak perlu menggunakan penghangat, karena sebenarnya hatimu hangat.

LO CUEK BANGETCuaca pagi  yang lumayan indah tapi tidak dengan hatinya saat mendengar suara cewek alay memanggil namanya. Rasanya Pria ini ingin sekali mendekap bibir rongsok milik ketosnya yang sangat alay itu.

“Farelll farell farellll” Sedangkan Farel tidak mengurbisnya sedikitpun, Farel malah mempercepat langkahnya.Sepertinya Farel ingin sekali lari dari wanita alay itu.

“Farel tunggu dong, capek tau” ucap Nifa yang berlari mengejar Farel hingga akhirnya gadis itu dapat menarik baju pria itu walau dia harus terseret. Yah tubuh Farel yang kekar dan tenaganya yang sangat kuat membuat tubuh kecil milik Hanifa itu sedikit tertarik alias keseret.

“Stopppppp” ucap Nifa dengan teriakan alaynya. Farel yang malu diliatin orang langsung menarik tangan mungil milik gadis tersebut. Dan membawanya ke ruangan yang sepi.

“Lo sebenarnya kenapa sih?” Tanya Farel bingung dan terheran-heran apa yang diinginkan gadis alay yang di depannya.

“Kenapa gue baru masuk harus dihantui sama suara lo yang alay?” Ujar Farel frustasi menatap gadis itu.

“Tapi gue mau dekat sama lo” Jawab Hanifa kepadanya dengan lembut. Namun kata-kata yang disampaikan oleh Hanifa itu membuat Farel rasanya mual.

“Apa? Lo berharap mau dekat sama gue?, mimpi lo ketinggian, lo sadar gak kalau lo sama gue itu bagaikan langit dan bumi” Ujar Farel dengan tatapan sinisnya. Rasanya dia ingin membuang jauh-jauh gadis ini. Dia Sangat muak.

“Tapi langit dan bumi bisa bersatu kok, kalau tuhan ijinkan” Ujar Hanifah lagi-lagi membantah ucapan Farel.

“Kalau langit dan bumi bersatu, itu artinya kiamat, jadi kalau lo sama gue itu akan terjadi di waktu kiamat” ujar Farel semakin kesal dan sepertinya pria ini ingin sekali menerkam gadis didepannya.

“Ih, Farel, mendingan kata-kata lo itu tarik lagi, soalnya kan gue yakin kita itu jodoh” Ujar Hanifa yang semakin alay dan gak ada kapok-kapok nya.

Tatapan Farel semakin sengit, wajah dinginnya semakin kelihatan, hingga membuat suasana seram bagaikan nonton film horror, berbeda dengan tatapan Nifa, yang malah ketawa.

“Lo lucu deh, waktu muka lo marah malah gemesin” ujar Hanifah mencubit kedua pipi Farel.

“Apa?, gue dah seemosi ini dia malah bilang gue lucu?, ni anak waras atau gimana sih?” batin Farel yang bingung, baru kali ini dia melihat gadis seperti ini. Aneh.

“Minggir lo” bentak Farel dengan kesal

“Gak mau” bantah Nifa, kekesalan Farel pun memuncak hingga membuatnya harus melakukan kekerasan pada Nifa. Pria itu pun menghempaskan gadis yang dihadapannya. Kini Farel menghempaskannya dengan sekuat tenaganya. Padahal hanya dengan biasa saja sudah membuat gadis mungil itu keseret.

“Auuuu” teriak Nifa kesakitan, namun Farel tidak memperdulikannya. Farel sudah sangat emosi. Dirinya hanya ingin tenang di sekolah barunya ini.

…………

Istirahat tiba, Nifa rasanya ingin sekali ke kelas Farel, namun dia lebih memilih untuk mengurungkan niatnya. Maka Hanifa pun pun tak jadi ke kelas Farel.

“Nifa, lo jangan ke kelas Farel, dia dah buat lo kesal” ucap Nifa pada dirinya untuk menahan diri agar tidak ke kelas Farel. Gadis itu memilih untuk ke kantin menyusul Sarah.

Nifa yang ke kantin ingin makan bakso malah terjegat dengan fenomena ada Farel dihadapannya, dia malah mengubah niat saat melihat Farel ada di kantin. Namun kelihatan dari seberang sana Farel sedang gelisah.

“Rel, itu gebetan lo datang” ucap Agung pada Farel.

“Pala lo gebetan” ucap Refan kesal. Entah apa yang membuat Refan sekesal itu pada Hanifa, sehingga dia juga tidak merestui Farel dengan Hanifa. Sedangkan Farel yang dari tadi gelisa mendengarkan ucapan Agung, Farel yang mengerti apa yang dibicarakan langsung keselek.

“Yah ampun Farel, makannya pelan-pelan dong, kan jadi keselek” ucap Nifa dengan suara yang kayak tersambar petir. Hanifa yang padahal ingin mengurungkan niatnya ke kantin melihat Farel keselek langsung menjadi orang pertama paling khawatir. Hadeh Hanifa-Hanifa.

“Lo bisa gak sih bicaranya pelan?” ucap Refan kesal mendengar suara Hanifa kesal.

“Lo napa sih?” ucap Nifa heran melihat Refan. Entah kenapa Refan sebenci itu kepada Hanifa.

“Ihh kok malah berantem sih bukannya dikasih minum anak orang” kesal Agung melihat Refan dan Nifa seperti tom and jerry.

Setelah Farel membaik, Farel langsung menatap Nifa kesal

“Lo ngapain kesini sih?” tanya Farel dengan kesal

“Lah ini kan tempat umum, emangnya salah?” Ujar Hanifa kesal melihat respon pria itu.

“Gak sih, tapi kealayan lo yang buat kami jadi serba salah di kantin” ucap Refan kesal.

“Eh, jidat lo kenapa Nif” tanya Agung yang tiba-tiba memperhatikan Hanifa.

“Gak papa kok, cuman luka dikit doang kok” Ujar Hanifa menjawab Agung. Padahal kepala gadis itu berdarah yang lumayan banyak tadi, untung ada Sarah yang selaku kepala PMR untuk menangani kepala Hanifa tadi.

“Mungkin waktu lo kena luka itu lo nangis histeriskan” Ujar Refan meledek gadis itu.

“Lo apaan sih Refan, dari tadi hina dia aja deh” ucap Agung kesal menatap Refan

“Entah lo, ada dendam apa sih sama gue?” gerutu Nifa pada Refan.

“Yah maaf, gue kan becanda doang” Ujar Refan yang mulai sadar ternyata dia sudah kelewatan

“Kok bisa luka gitu” Tanya agung lagi-lagi perhatian.

“Tadi pagi kejedot sama pintu doang, guenya gak hati-hati jalan” ucap Nifa berbohong

Farel yang dari tadi tak mau tau, tiba tiba menatap Nifa sekilas, dan menatap kearah luka di kening gadis tersebut. “Apa itu ulah gue tadi pagi? astaga Farel, lo ceroboh banget sih hingga buat seorang gadis celaka, gak gentleman banget sih lo” gerutu Farel dalam hatinya.

“Lo ceroboh banget sih Nif” ucap Agung padanya

“Iya nih, gue ceroboh” ucap Nifa tersenyum.

SEBENARNYA DIA PEDULI

Pulang sekolah pun tiba, Farel bukannya langsung pulang melainkan menunggu seseorang di parkiran. Tumben banget nih anak mau menunggu seseroang, padahal biasanya Refan pun ditinggalkan.

“Farel, lo gak pulang?” sapa Nifa pada Farel yang gak sengaja melihat Farel masih digerbang sekolah dengan motor besar miliknya.

“Gue sengaja nunggu lo disini untuk minta maaf soal tadi” Ujar Farel menatap Hanifa dengan tatapan dingin. Jujur Farel emang anak bandel, tapi untuk melukai perempuan, boleh dikatakan dia baru kali ini memukul perempuan.

“Gak, Nifa masih kesal sama Farel” ucap Nifa dengan gaya kekanak-kanakannya. Farel mendengarkannya malah jijik. Nih orang memang se menjijikkan ini kah?

“Bodo amat, pokonya gue dah minta maaf sama lo” Ujar Farel padanya dengan kesal. Dan menghidupkan motornya.

“Ih Farel, lo gak mau bujuk gue?” Tanya Hanifa sedih dan merasa kesal.

“Ogah” ucap Farel malas dan menancapkan gasnya pergi.

“Lo cuek banget sih” Kesal wanita itu pada pria itu, yang semakin lama semakin jauh.

“Sampai kapan pun, lo dan gue gak bakalan menyatu” batin Farel kesal.

“Gue gak percaya, gue yakin lo pasti bakalan jatuh hati sama gue, lihat aja Farel” ujar Hanifa seakan-akan gadis itu mendengarkan isi hati pria itu.

“Bodo amat” Farel pun semakin jauh dari gadis tersebut dan tak peduli keadaanya.

PLIS BERI AKU KESEMPATAN

Pagi yang cerah, dimana Nifa yang harus ribet oleh semua tugasnya yang harus mengatur acara hari guru dari awal sampai akhir. Benar benar meriah hari guru sekarang ini, papan-papan bunga yang tertera, teratak dan pentas yang disusun rapi, lapangan yang didekor seperti taman cinta.

“Sarah, lo sebagai emsi saat acara nanti sama Rendi kan?” Tanya Hanifa memastikan tugasnya kepada anggota-anggotanya. Dan Sarah adalah salah satu anggota Hanifa.

“Enggak nif, Silvi sama Rendi katanya” ujar Sarah menjawab Hanifa.

“OOO” ucap Nifa singkat, Hanifa sepertinya tidak mau mempermasalahkan hal ini, kenapa tiba-tiba job desk nya berubah.

“Lo nggak papa kan” tanya Sarah lembut, dan Nifa tersenyum tulus mengartikan tidak apa apa.

“Seksi konsumsi sudah diaturkan?” Tanya Hanifa lagi-lagi kepada Sarah.

“Udah kok” Jawab Sarah dengan lembut. Sarah merupakan Wakil ketua osis harus bisa menghandle hal-hal yang Hanifa kerjakan.

“Seksi kebersihan?” Tanya Hanifa lagi memastikan.

“Udah”

“Seksi keamanan”

“Udah”

“Persembahan dari kelas sepuluh ada berapa trip?”

“Kayaknya ada dua kali trip”

“Kalau kelas sebelasnya?”

“Tiga kali”

“Kelas dua belasnya?”

“Tiga kali”

“Games guru?”

“Tebak lagu, main bola balok, sama perpindahan bangku dan lomba nyanyi”

“Setelah itu kita ngapain?”

“Kita akhiri acara” Jawab Sarah menjelaskan. Hanifa sangat terbantu dengan adanya Sarah. Dia sangat bersyukur punya sahabat seperti Sarah, hal yang harus disyukuri yaitu punya teman seperti Sarah.

………..

Acara upacara telah selesai, kini tinggal memberi hadiah pada guru guru, baru acara pesta dimulai.

“Farel, lo dah makan gak?” Tanya Hanifa pada Farel dengan centil. Hanifa saat-saat sibuk dia malah nyari perhatian Farel. Dasar Cegil.

“Bukan urusan lo” Ujar Farel ketus kepadanya.

“Nanti lo sakit gimana?” Ujar Hanifa yang terlalu lebay dan Alay.  Farel bukannya mendengar ucapan Nifa malah pergi ninggalin Nifa.

“Farel tunggu” teriak gadis itu pada Farel. Sungguh hal-hal begini yang sangat di benci Farel. Rasanya dia ingin sekali memaki wanita itu.

“Farel berhenti dong” Nifa pun sedikit berlari untuk menyamakan langkahnya dengan langkah Farel yang panjang.

“Lo kenapa sih cuek banget” teriak Nifa

“Beri gue harapan sedikit, plis” Ujar Hanifa memohon

Andai pandangan orang gak buat Farel risih, mungkin saja Farel gak mengurbis perempuan alay yang mengejar ngejarnya itu. Farel gak habis pikir lagi untuk bagaimana lagi, dia bingung. Farel menarik tangan gadis itu dengan kesal. Ketika Farel melihat tempat itu sepi, Farel menghempas tubuh mungil gadis tersebut.

“Apa perlu gue kasar pada lo?” Ujar Farel kesal pada gadis itu. Farel mulai menghentikan langkahnya dan menatap gadis yang sangat menyebalkan itu.

“Mau lo apa sih?” Ujar Farel yang gak habis pikir lagi harus bagaimana menghadapi wanita alay dihadapannya.

“Jawab?” pria itu mencengkram tangannya dengan keras. Kesabarannya mulai habis.

“Ah sakit” Ujar Hanifa menangis kesakitan.

“Lemah lo, cuman dicengkram tangan lo aja sakitan, histeris lo berlebihan” Ujar Farel kesal dan menghempaskan tubuh mungil Hanifa.

“Tapi tangan gue beneran sakit” Ujar Hanifah. Kali ini dia bungan alay, tapi itu beneran yang dia rasakan.

“Cuman dicengkram doang” ujar Farel yang mencengkranm tangan gadis itu lagi. Farel sengaja menunjukkan wajah seramnya ke gadis itu, agar gadis itu takut kepadanya dan tidak mengganggunya lagi.

“Lepasin” teriak Hanifa dan mulai menangis sesenggukan.

“Kalau gue cengkram lebih keras gimana?” Farel pun malah menggenggam tangannya dengan sangat keras, hingga cairan merah keluar dari tangan gadis tersebut. Hanifa semakin nangis sejadi-jadinya, dan mulai melihat cairan yang keluar dari pergelangan tangannya yang dicengkeram Farel.

“Aaauuuuu” teriak Nifa dengan nada tekanan agar suaranya tidak terlalu kuat. Sedangkan Farel langsung melepaskan genggamannya ketika dia sadar kalau yang dilakukannya emang beneran berbahaya.

“Maaf” Ujar pria itu tersadar dan melepaskan cengkramannya.

“Lo gak salah kok, gak papa” ucap gadis itu dan pergi meninggalkan Farel.

“Ah sial, kenapa sih gue harus buat dia luka lagi?, bodoh bodoh bodoh” ujar Farel kesal dalam hatinya.

………

Nifa pun mengambil tisu agar dapat menghapus darah yang ada di tangannya.

“Tangan lo kenapa Nif” tanya Agung heran.

“Tangan gue gak papa kok” Ujar Hanifah sambil menghapus darah yang ada di tangannya.

“Sini biar gue obtain” Ujar Agung dan membawa alat-alat P3K nya. Yah agung juga anak PMR, anggota Sarah.

“Gak usah gue bisa sendiri, lo bukannya harus dilapangan gung?” tanya Hanifa heran, karena semuanya harusnya sesuai job desknya.

“Gue digantiin Sarah” ujar Agung memberi penjelasan kepada Hanifa. Hanifa pun mengangguk-anggukan kepalanya menandakan mengerti.

“Sini biar gue obatin, gak usah ngeyel deh, lo itu tabiatnya ngeyel yah” Ujar Agung kesal melihat gadis dihadapannya.

“Gung, plis lo jangan giniin gue lagi” Ujar Hanifa gak enak.

“Tapi gue cuman mau bantu lo aja kok” ujar Agung memastikan Hanifa tanpa ada keinginan lainnya.

“Biar gue aja yang bantu dia, mending lo pergi” tiba tiba Farel datang membawa P3K.

“Oke kalau gitu” Ujar Agung paham. Agung paham betul kalau Hanifa sangat senang kalau yang dekatnya itu adalah Farel. Dia pun segera pergi tanpa berpikir lama.

“Gue bantu lo cuman karena gue merasa bersalah” Ujar Farel menjelaskan, agar gadis ini nggak berpikir aneh-aneh seperti awal mula dia membela gadis alay ini.

“Emangnya cuman bantuin buat plasternya langsung gue maafin?” Ujar Hanifa kesal.

“Terus mau lo apa” tatapan mata yang tajam dan dingin tidak membuat Nifa takut padanya.

“Gue mau beri gue kesempatan untuk buat lo suka sama gue dalam 20 hari” Ujar Hanifa memohon. Bahkan Hanifa sudah dilukai tetap aja gadis ini memohon hal itu. Dasar gadis bodoh. Harusnya lo itu run Hanifa, ruu. Tuh pria pasti penyakit mental kocak.

“Terlalu lama” Jawab Farel menolak.

“17” Ujar Ha ifa negosiasi.

“Terlalu lama” Tolak Farel lagi-lagi

“Gimana 10 hari aja”

“Gimana 15 hari aja, yah yah yah” Mohon Hanifa lagi

“Hm” ucap Farel sambil mengobati tangannya Nifa.

“Yeahh” tanpa sengaja Nifa memeluk Farel, bukannya dibalas melainkan didorong Farel.

“Modus lo” Ujar Farel kesal ke gadis itu dengan sinis.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!