NovelToon NovelToon

Perjodohan Menjadi Cinta

Bab 1 Pertemuan Pertama

Di pagi hari yang cerah tampak seorang gadis sedang membuka jendela kamarnya, dia begitu menikmati udara yang menusuk tubuhnya.

"Mmmm... segerrr," ucap gadis itu sambil merentangkan kedua tangannya.

Gadis itu bernama Ashila Nur Hamidah, berusia 19 tahun, Putri tunggal dari pasangan Alwi Habib dan Ira Khumaira.

Tok, tok, tok!

Terdengar suara ketukan pintu dari kamar Ashila. " Shila.. ayo sarapan, Nak. Makanannya udah siap," ucap seorang perempuan dari balik pintu yang tak lain tak bukan adalah Uminya Ashila.

Ashila pun segera membuka pintu. "Iya Umi, sebentar lagi Shila nyusul," ucap Ashila sambil tersenyum ke arah uminya.

"Umi tunggu di meja makan ya, sayang," ucap Umi sambil mengelus puncak kepala anaknya lalu pergi ke meja makan.

***

Ashila keluar dari kamarnya dan menuruni satu persatu anak tangga menuju meja makan.

"Pagi, Umi, Abi," sapa Ashila

"Pagi, sayang," balas Umi dan Abi.

"Ayo makan sarapannya, sayang. Hari ini kan kamu mau kuliah, gak boleh telat," ucap Umi sambil mengambilkan makanan untuk suaminya.

Ashila pun mengangguk dan mereka pun memulai sarapannya.

Suasana makan berlangsung sunyi, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang beradu di atas piring.

Setelah selesai sarapan Ashila pamit untuk pergi ke kampus.

"Umi, Abi, Shila berangkat yaa, Assalamualaikum,"ucap shila sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

"Walaikumsalam, hati hati, sayang," ucap Umi dan Abi.

Ashila pergi ke kampus mengendarai motor metic kesayangannya.

Di perjalanan Ashila melajukan motor nya dengan santai, mulutnya tidak berhenti membaca shalawat.

Tiba-tiba..

Braak..!!!

Tubuh Ashila terlempar dari motor dan membentur aspal setelah sesuatu menabraknya dari belakang.

Motor terpisah berjarak tiga meter dari tubuhnya yang tersungkur, seketika kepalanya nyeri, untung saja Ashila memakai helm, jadi kepalanya terhalang oleh helm ketika terbentur aspal.

Seorang laki-laki menggunakan jas hitam keluar dari mobilnya dan mendekati Ashila.

Ashila kaget, ia kira laki-laki itu akan membantunya dan meminta maaf padanya tetapi laki-laki itu malah membentaknya.

"Saya buru buru, anda malah membuat perjalanan saya terganggu. Waktu saya juga jadi terbuang sia-sia. Lihat! Depan mobil saya juga rusak! Apa anda punya uang untuk mengganti kerugiannya," ucap laki- laki itu sambil menunjuk nunjuk pada Ashila.

Ashila membuka helmnya. Ia berusaha bangun meski kesulitan dan napasnya tersengal-sengal.

"Hei! Apa kamu buta? Enggak punya mata? Kamu yang menabrak saya dari belakang, kenapa kamu yang marah-marah," ucap Ashila dengan kesal.

"Terserah, karena anda perjalanan saya terganggu! Saya jadi gagal meeting dengan Klien penting! Kalau anda tidak ada di depan, semua ini tidak akan terjadi." Laki-laki itu menatap tajam ke arah Ashila sekilas lalu masuk mobil dan meninggalkan Ashila sendirian.

"Dasarr cowok sombong! Yang salah siapa yang marah siapa, awas saja kalau ketemu lagi," umpat Ashila sambil menunjuk-nunjuk mobil yang menabraknya tadi yang semakin menjauh dari pandangannya.

Ashila melirik jam di tangannya. "Ya ampun udah jam segini, semoga Pak Ari belum masuk," ucap Ashila sambil mengangkat motor lalu mengendarainya lagi.

 

***

Sesampainya di kampus..

Ashila pun segera melajukan motornya ke Parkiran Kampus dan memarkirkan motornya di sana.

"Ya Allah... semoga Pak Ari belum masuk kelas."

"Shilaaaa..."

Ashila melihat ke arah suara, dia tersenyum ramah kepada pemilik suara itu.

"Assalamualaikum Annisa...," sapa Shila setelah orang yang memanggilnya berjalan sejajar dengan nya.

Ya, Annisa adalah sahabat Ashila, selain Annisa, Ashila juga bersahabat dengan Dini, mereka bertiga sudah bersahabat sejak SMP, dan sekarang mereka satu kampus dan satu kelas pula.

"Waalaikumsalam, Shila," balas Annisa kemudian langsung memeluk sahabatnya itu.

"Nis, ayo cepet ke kelas... entar Pak Ari keburu masuk."

"Tenang ajah, Shil, kata temen-temen Pak Ari masuknya agak telat soalnya istrinya sakit."

"Oh gitu, Nis. Semoga istrinya Pak Ari cepet sembuh, ya... amin."

"Amin. Ehh.. Bentar ini baju kamu kok kusut terus agak kotor, kamu gak papa kan??" tanya Annisa.

"Tadi di jalan aku di tabrak orang, orang itu malah marah-marah sama aku, terus pergi gitu aja," jawab Ashila.

"Apa? Terus mana yang sakit?" tanya Annisa sambil membolak-balik tubuh Ashila.

"Aku gak papa kok, cuman badanku agak sakit," jawab shila

"Bener-bener yah tuh orang, awas kalo ketemu, aku tampol dia pake sepatuku ini," ucap Annisa geram.

"Udaah gak papa, Nis. Yaudah kita ke kelas yuk, Dina juga pasti udah di kelas," ucap Ashila.

Mereka pun berjalan beriringan sambil mengobrol, sesekali mereka tertawa.

segini dulu yaah mohon kritik dan saran nya , terima kasih

Bab 2 Tentang Perjodohan

Di sisi lain laki-laki yang menabrak Ashila tadi, kini dia sudah berada di ruangan perusahaannya.

"Ah sial! Gara-gara perempuan tadi, aku jadi gagal meeting," ucapnya sambil mengepalkan tangannya.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

Tok, tok, tok!

"Masuk!" ucap laki-laki itu.

"Assalamualaikum, Rayhan..," sapa seorang perempuan.

Ya, laki-laki itu bernama Rayhan Yahya Al-abshory. Usia 27 tahun, seorang CEO dari perusahaan Star Group, Putra sulung dari pasangan Yahya Al-abshory dan Putri Aisyah, dia memiliki seorang adik perempuan bernama kayla Aisyah Al-abshory.

"Wa'alaikumsalam, Mama. Tumben kesini? Apa ada masalah?" tanya Rayhan yang sedikit terkejut karena Mamanya ada di kantornya.

"Gak ada apa-apa, Mama kangen aja sama kamu. Kamu gak suka yah kalo Mama ada disini?" ucap mama cemberut.

"Bukan gitu, Ma. Rayhan kaget aja Mama ada disini, Rayhan seneng kok Mama kesini. Rayhan juga kangen sama Mama," ucap Rayhan sambil memeluk Mamanya.

"Sejak kamu tinggal di apartemen, kamu jarang main ke rumah. Papa dan Adek juga kangen kamu, Adek selalu nanyain kamu loh," ucap Mama sambil melepaskan pelukan Rayhan lalu duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

"Aku juga kangen sama Adek, sama Papa juga. Maaf ya, aku jarang pulang. Soalnya akhir-akhir ini aku sibuk, karena kerjaanku numpuk, Ma," ucap Rayhan sambil menatap mata mamanya.

"Oh begitu, tapi kamu juga jangan terlalu banyak bekerja, pikirkan kesehatan kamu. Mama gak mau kamu sakit." ucap mama yang tampak bersedih.

"Iya, Ma." ucap Rayhan sambil tersenyum.

"Sayang. Nanti malem kamu pulang ke rumah ya, kita dinner bareng. Sekalian ada hal penting yang pengen Mama dan Papa omongin sama kamu." ucap mama.

"Hal penting apa, Ma?" tanya Rayhan penasaran.

"Udah pokoknya nanti malem kamu datang aja ke rumah. Yaudah, Mama pergi dulu ya, mau arisan, Assalamualaikum," ucap mama sambil cipika cipiki dengan Rayhan.

"Waalaikumsalam, Mama hati-hati di jalan, ya," balas Rayhan.

****

Waktu menunjukan pukul 15.30 WIB, Ashila pulang dari kampus nya.

"Assalamualaikum," ucap Ashila sambil mengetuk pintu rumahnya.

"Waalaikumsalam," ucap Bi Sri, pembantu di rumah Ashila sambil membuka pintu.

"Bi. Umi dan Abi dimana?" tanya Ashila.

"Umi dan Abi masih di restoran, Non. Katanya pembeli di restoran masih ramai, kemungkinan pulang nya sekitar jam limaan, Non," ucap Bi Sri.

Ya, Abi Ashila mempunyai Restoran, meskipun Restoran tersebut tidak begitu besar, tetapi selalu ramai pembeli.

Ashila hanya mengangguk.

"Non, baju Non kenapa kotor? Non abis jatoh ya?" tanya Bi Sri.

"Sebenarnya, tadi Shila di tabrak orang, Bi," ucap Ashila sambil mengingat kejadian tadi siang.

"Astagfirullah. Kok bisa sih, Non. Tapi Non gak papa kan, atau mau bibi urut, takutnya entar salah urat," ucap Bi Sri khawatir.

"Shila gak papa kok, Bi. Gak usah di urut, cuman kepala agak pusing sedikit. Oh ya, Bibi jangan bilang sama Umi ya. Bibi tau kan, kalo Umi khawatir kayak gimana," ucap Shila memohon.

"Iya Non, Bibi gak akan bilang sama Umi dan Abi. Tapi kalo ada apa-apa bilang sama Bibi, ya," ucap Bi Sri.

"Iya Bi, makasih ya. Yaudah, aku ke kamar dulu ya, Bi," ucap Ashila sambil tersenyum lalu pergi ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, Ashila begegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai mandi, Ashila langsung memakai pakaian santai lalu mengambil mukena dan sajadah untuk menunaikan shalat ashar.

***

Sekarang waktu menujukkan pukul 19.00 WIB. Rayhan pun sudah berada rumah Papanya.

"Kak Rayhan, aku kangen banget sama Kakak," ucap Kayla, Adik Rayhan sambil memeluk kakaknya.

"Kakak juga kangen sama kamu, Dek. Kamu apa kabar ?" ucap Rayhan membalas pelukan adiknya lalu mengecup kening adiknya sekilas.

"Baik kak. Kakak apa kabar?" tanya kayla.

"Kabar kakak baik. Oh ya sekolahnya gimana? Lancar? Ada yang gangguin kamu gak di sekolah?" tanya Rayhan.

"Sekolah lancar, gak ada yang gangguin aku di sekolah, temen-temen aku baik semua, Kak," ucap Kayla.

"Bagus kalo gitu," ucap Rayhan sambil mengacak-acak rambut adiknya.

"Ikh Kakak Rambut aku jangan di acak-acak donk, entar rusak," ucap Kayla cemberut.

"Bodo amat, wlee..," ucap Rayhan sambil menjulurkan lidahnya.

"Ikh kak Rayhan nyebelin. Mama, liat nih Kak Rayhan, ngacak-ngacak rambut aku," ucap kayla merengek pada Mamanya.

"Rayhan, udah ikh. Kasian Adek kamu," ucap Mama.

Sedangkan Papanya hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua anaknya itu.

"Udah kalian berdua kesini. Ayo kita makan! Nanti makanannya keburu dingin." ucap papa.

"Yaudah, Kakak minta maaf. Nanti Kakak belanjain kamu. Kita ke meja makan yuk." ajak Rayhan sambil merangkul adiknya.

"Beneran ya, Kak," ucap kayla dengan mata berbinar.

Rayhan hanya menganggukan kepala sambil tersenyum.

"Rayhan, ada hal penting yang ingin Papa omongin sama kamu" ucap papa di sela sela makan.

"Hal penting apa, Pa? Kayaknya serius banget," tanya Rayhan penasaran.

"Papa akan menjodohkan kamu dengan anak sahabat Papa," ucap Papa sambil fokus memakan makanan.

"Apa? Kenapa harus jodoh-jodohan segala sih, Pa. Rayhan kan bisa cari istri sendiri," ucap Rayhan kesal.

"Papa ingin kamu menerima perjodohan ini. Apapun alasannya, Papa gak mau dengar!" ucap papa dengan nada tinggi.

"Tapi, Pa.."

"Keputusan Papa udah bulat, Ray. Pokoknya kamu harus mau."

"Terserah Papa aja lah," ucap Rayhan lalu pergi.

Segitu dulu yaa, mohon kritik dan sarannya.. terima kasih.

Bab 3 Tentang Perjodohan (2)

Rayhan pun pergi ke kamarnya dengan perasaan kesal.

Sedangkan Kayla hanya diam mematung melihat perdebatan Papa dan Kakaknya itu.

"Pa, apa kita terlalu memaksa Rayhan??" tanya Mama Putri yang terlihat khawatir melihat anaknya pergi karena merasa kesal.

"Papa rasa enggak, Ma. Ini juga untuk kebaikannya, Papa hanya ingin yang terbaik untuk dia," jelas Papa Yahya.

"Yaudah, Mama akan bicara dengan Rayhan dulu," ucap Mama Putri berlalu pergi.

Mama Putri pun segera menemui Rayhan di kamarnya.

Tok, tok, tok!

"Ray, mama boleh masuk??" ucap Mama Putri di depan pintu kamar.

"Masuk aja Ma. Gak di kunci kok," ucap Rayhan di dalam kamar.

Ceklek!

Mama Putri membuka pintu dan masuk ke dalam kamar anaknya itu.

"Nak, kamu itu satu-satu nya anak laki-laki rumah ini, Mama dan Papa ingin yang terbaik buat kamu," ucap Mama Putri sambil duduk di samping tempat tidur.

"Ya, tapi gak kayak gini caranya, Ma. Aku gak suka," ucap Rayhan menatap Mama nya.

"Sejak kejadian 3 tahun lalu, Mama gak pernah liat kamu dekat dengan perempuan lagi, sikap kamu juga berubah jadi dingin pada orang lain, sekarang umur kamu udah 27 tahun, sudah pantas menikah, Mama, Papa ingin melihat kamu menikah dan bahagia, Nak. Kita ngelakuin ini demi kamu, dan kita juga udah kenal dekat dengan orang tua dia, orang tuanya itu sahabat Papa, jadi kamu mau yah, Nak," ucap Mama Putri sambil menggenggam tangan Rayhan.

"Tapi Ma.." Ucapan Rayhan terhenti karena karena dengan cepat Mamanya itu memotong perkataannya.

"Nak, selama ini mama gak pernah meminta apapun dari kamu, mama harap kamu bisa memenuhi permintaan Mama ini," ucap Mama Putri dengan mata berkaca-kaca.

Melihat mamanya, Rayhan pun luluh, bagaimanapun dia sangat menyayangi perempuan yang sudah melahirkan dan membesarkannya itu.

"Oke, Ma. Rayhan setuju," ucap Rayhan yang tidak tega melihat Mamanya.

"Beneran sayang..??"

"Aku ini memang pandai berakting." batin Mama Putri sambil menyunggingkan senyum tipisnya.

Rayhan pun menganggukkan kepalanya, sontak Mama Putri pun langsung memeluk anak laki-lakinya itu.

"Makasih ya, sayang. Kamu emang anak baik dan soleh." Mama Putri berhambur memeluk Rayhan.

Rayhan pun mengangguk dan membalas pelukan Mamanya.

"Yaudah. Sekarang kamu istirahat, Mama tinggal yah, sayang," ucap Mama Putri berlalu pergi dari kamar Rayhan.

"Aku akan lakukan ini demi Mama," batin Rayhan.

**

Adzan subuh telah berkumandang, Ashila mulai membuka matanya, ia segera ke kamar mandi untuk berwudhu .

Tok, tok, tok!

"Shila bangun! Ayo kita shalat subuh berjamaah, Nak," ucap perempuan di luar pintu kamar Ashila yang tak lain adalah Uminya Ashila.

Ashila pun segera membuka pintu. "Iya, Umi. Ini Shila udah pake mukena kok." ucap Ashila sambil tersenyum pada Uminya.

"Yaudah, ayo kita turun! Abi udah nunggu di mushola." ucap Umi Ira sambil menggandeng lengan anaknya itu.

Ashila pun mengangguk, di rumah Ashila memang mempunyai ruangan kecil yang di jadikan mushola untuk shalat berjamaah.

Waktu menujukkan pukul 06.30 WIB. Ashila sudah siap memakai kemeja putih yang ditutupi oleh blazer levis dan memakai rok warna milo, tak lupa memakai hijab phasmina berwarna senada dengan rok nya.

"Pagi Umi, Abi," ucap Ashila sambil tersenyum.

"Pagi juga, sayang."

Mereka pun segera memulai sarapan. "Shila ada yang ingin Abi bicarain sama kamu," ucap Abi Alwi yang terlihat serius di sela-sela makan.

"Bicara apa, Bi? kayaknya penting banget," ucap Ashila penasaran.

"Shila, kamu akan Abi jodohkan dengan anak sahabat Abi," ucap Abi Alwi santai tetapi serius.

Mendengar itu Ashila tersedak dan langsung menyambar minuman yang ada di depannya.

"Apa?? Abi jangan aneh-aneh deh, sekarang bukan jaman jodoh-jodohan kayak zaman Siti Nurbaya, Shila gak mau akh! Shila kan masih kuliah, baru semester 2 pula."

"Abi tahu ini berat. Abi dan Umi udah tua, Nak. Kami ingin melihat kamu menikah, sayang," ucap Abi memelas.

"Tapi, Bi. Shila kan gak tahu laki-laki itu orangnya kayak gimana? Kalo dia galak dan suka KDRT kayak di film-film itu gimana??"

"Aish! kamu ini mikirnya aneh-aneh gitu, Abi sudah memilihkan laki-laki yang cocok buat kamu. Namanya Rayhan, umurnya 27 tahun, dia itu seorang CEO perusahaan terkenal di Kota ini," ucap Abi menjelaskan identitas laki-laki yang akan menjadi jodoh anaknya itu

"Apa? Umurnya aja udah 27 tahun, pasti mukanya kayak Om-om." Ashila berteriak sambil membulatkan kedua matanya lebar-lebar.

"Kamu belum liat orangnya aja udah mikir yang aneh-aneh. Menurut Umi sih kayaknya dia itu tampan seperti artis korea, siapa yah namanya Lee Min Soo atau siapa yah Umi lupa namanya." ucap umi berpikir.

"Bukan Lee Min Soo tapi Lee Min Hoo, Nyonya," sahut Bi Sri yang sedang membersihkan sofa ruang tamu.

"Terserah Abi deh. Yaudah Shila berangkat dulu, Assalamualaikum," ucap Ashila sambil mencium tangan kedua orangtuanya.

"Wa'alaikumsalam."

**

Di koridor kampus Ashila tampak murung memikirkan perjodohannya dengan laki-laki yang tak di kenalnya, dia pun berjalan sambil melamun, tiba tiba ia menabrak seseorang.

Brukkk!

"Aduh maaf, ya. Saya gak sengaja," ucap seorang laki-laki yang menabraknya.

Sementara Ashila masih menunduk, sepertinya dia kenal dengan suara itu, suara yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

"Kak Azmi.."

"Ya Allah aku udah cantik belum, ya? Aduuh astagfirullah Shila, inget dosa! Bukan mahrom," batin Ashila.

"Hai, Shil. Kamu apa kabar?"

"Alhamdulillah baik, Kak." Ashila tersenyum canggung. "Kalo Kakak?" tanya Ashila balik.

"Alhamdulillah, baik. Eum..ngomong-ngomong lama ya kita gak pernah ngobrol lagi."

"Hee..iya, Kak."

Seorang Laki-laki berjalan menuruni tangga menemui Ashila dan Azmi. "Az..gue pikir lo udah duluan ke kantin, ternyata lo masih di sini," ucap Haikal, sahabat Azmi.

Haikal melirik ke arah Ashila sekilas lalu menatap ke arah sahabatnya. "Pantesan betah di sini, ternyata ada puja-awww!! Sakit tau, Az." Ucapan Haikal terpotong karena kakinya diinjak oleh Azmi.

"Eum.. Kak Azmi, Kak Haikal, Shila duluan, ya," pamit Ashila, karena ia merasa canggung dan malu jika terlalu lama berdekatan dengan laki-laki yang disukainya itu.

Azmi Askandar, anak dari Pemilik kampus sekaligus Kakak senior Ashila. Dia memiliki tubuh tinggi semampai, kulit putih bersih serta ketampanan yang mampu memikat perempuan, tak terkecuali Ashila.

Azmi adalah laki-laki yang disukai Ashila sejak pertama kali masuk kampus. Sebenarnya Azmi juga menyukai Ashila, tetapi ia tak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya, karena ia takut Ashila akan menolaknya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!