Sandra, gadis yang terbangun dari tidur panjangnya selama 3 tahun dan kini terbebas dari pengasingan selama 5 tahun.
Baru saja kemarin ia bertemu dengan teman teman kuliahnya, namun sekarang ia bahkan tidak mengenali tempat yang ia tinggali selama ini. Dunia seakan telah berubah, Alat-alat canggih yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari, anak kecil yang kini sudah memiliki smartphone masing-masing, dan cahaya gemerlap malam dari lampu-lampu yang memenuhi jalan ditengah kota serta Gedung-gedung yang menjulang tinggi dihadapannya.
Seberapa jauh ia tertinggal selama ini? dari sahabat-sahabat bodohnya, dan dari orang-orang yang selalu ada di keseharian Sandra saat itu. Apakah sandra masih dapat bertemu dengan mereka, apakah mereka masih menerima sandra setelah semua yang sandra lakukan kepada mereka.
Pikirannya berkecamuk memikirkan hal-hal yang telah ia lewati begitu saja.
‘Biarlah semua berlalu, kini ia harus memulai lembaran yang baru, orang-orang baru dan dunia yang baru tentunya’ pikirnya
Sayup-sayup terdengar suara beberapa orang yang sedang berbincang-bincang dan sesekali tertawa yang membuat Sandra terbangun dalam ruangan bernuansa putih dan hijau tersebut. Matanya terasa berat, namun sandra perlahan lahan dapat membuka matanya meskipun hanya sedikit terbuka.
Matanya semakin menyipit ketika cahaya silau di atas langit-langit ruangan tersebut dan perlahan Sandra mulai sedikit menyesuaikan matanya dengan cahaya tersebut.
‘ini dimana? kenapa badan gue berat banget?’ pikinya
Dengan perasaan takut ia melihat ke sekeliling ruangan bernuansa putih tersebut perlahan ia pun menolehkan kepalanya yang terasa berat. Ia melihat beberapa orang yang ia kenali sedang mengobrol namun Sandra tak dapat mendengar dengan jelas.
‘kakak?’ pikirnya
Ia melihat dengan jelas kakaknya di depan matanya, Sandra memcoba membuka mulutnya yang terasa berat untuk memanggil kakaknya, namun ia merasakan sakit dan perih di tenggorokannya. Meskipun ia akhirnya dapat membuka mulutnya dengan berusaha keras namun tak ada sedikit pun suara yang keluar dari mulutnya.
‘suara gue. Suara gue nggak ada!’
‘aduh… sakit banget. Gue kenapa?’
‘kenapa gue nggak bisa gerak?’
‘ini dimana?’
‘kak, liat kesini kak. Please… aku kenapa?’
pikir Sandra panik dan hanya menatap kakaknya berharap kakaknya melihat kearah Sandra.
Pikirannya mulai berkecamuk dengan berbagai rasa takut, tanpa ia sadari setetes air mata pun keluar dari matanya. Sandra menangis dalam diam dengan rasa takut yang menyelubungi dirinya.
Di saat sedang asik mengobrol, Dery kakak Sandra sesekali menoleh kebelakang untuk melihat Sandra. Dan saat itu pula hatinya terasa panas sesaat ia melihat Sandra yang sedang menangis di ranjangnya dan sudah terbangun dari komanya dengan penuh air mata.
Tanpa sadar Dery pun bergegas menghampiri Sandra sambil memanggil namanya dengan tubuh dan hati bergetar.
“sandra?” ucapnya dengan suara lemahnya
“san, kamu udah bangun?” tambahnya dan mengelap air mata sandra dari pipinya
Melihat Dery yang berdiri begitu saja membuat yang lain pen terkejut dan ikut menghampiri ranjang Sandra. Hari itu adalah hari yang mengharu biru bagi mereka, setelah sekian lama mereka menanti pada akhirnya Sandra pun terbangun dari tidur panjangnya.
Tak selang berapa lama, dokter pun datang dan segera memeriksa keadaan sandra. Keluarga Sandra pun di minta untuk menepi dan menunggu selama beberapa menit, dengan rasa cemas dan juga legah mereka pun menunggu dengan sabar.
Setelah pemeriksaan selesai, dokter pun langsung membicarakan kondisi sandra saat ini bersama keluarganya, lalu dokter pun meninggalkan ruangan tersebut
“kamu itu kuat, jangan menyerah ya. Semuanya kan baik-baik saja” ucap dokter terseput kepada sandra.
Sandra hanya bisa tersenyum kepada dokter terseut dan dokter pun pergi meninggalkannya.
Ayah Sandra yang sedari tadi tidak mengatakan apapun kini mendekati Sandra. Dengan lemah lembut ia berkata kepada Sandra.
“Gimana perasaan kamu sekarang? Ada yang sakit? Pusing nggak?” tanya Ayahnya yang bernama Dodi
“pusing… sakit…” balas sandra terbata dan suara yang lemah
“iya nggak papa, nanti sakitnya juga ilang kok. Kamu yang sabar, yang kuat ya” balasnya menyemangati Sandra.
Dengan sayang ayah Sandra membelai kepala Sandra, salah satu hal yang selalu ayah Sandra lakukan dan Sandra menyukai tindakan ayahnya tersebut.
****
Sudah 2 hari setelah Sandra terbangun dari koma, meskipun begitu ia masih harus tetap tinggal di rumah sakit dan menjalankan beberapa terapi agar kondisi dan daya tahan tubuhnya kembali seperti sedia kala. kini ia hanya ditemani oleh kakak laki-lakinya, Dery.
“bang…” panggil Sandra
“iya, kenapa?” tanya Dery
“Aku kenapa sih?” tanya Sandra
Dery pun sejenak terhenti dari kegiatannya dan memandang kearah Sandra. Ia bingung harus dari mana ia menjelaskan apa saja yang terjadi kepada Sandra, dan seperti yang dilihatnya bahwa Sandra tidak mengingat insiden yang menimpanya.
Keluarga Sandra sudah membicarakan hal tersebut kepada dokter, dan dokter pun mengatakan bahwa hal itu wajar terjadi terlebih apa pasien yang mengalami benturan dikepalanya. Dikatakan pula bahwa hilang ingatan tersebut hanya bersifat sementara, namun dalam beberapa kasus ada juga yang tidak dapat mengingatnya kembali.
Dery pun berdiri dan mendudukan dirinya di kursi sebelah ranjang Sandra. Dengan berusaha menenangkan diri ia pun menghela nafasnya.
“hah… abang bingung mau mulai dari mana” ucap Dery.
Sandra hanya menatap Dery dengan penuh harap agar Dery mau menceritakan hal tersebut. Dery yang melihat Sandra pun menceritakannya
“aku cerita ke intinya aja okey” ucap Dery
“iya nggak papa” jawab Sandra
“kamu itu 3 tahun lalu kecelakaan, kecelakaan yang parah banget. Sampe-sampe kamu harus menjalani operasi yang lama, terutama bagian kepala kamu. Kamu bahkan kritis, dan syukurnya itu Cuma sebentar. Meskipun kamu itu akhirnya koma dan baru dua hari yang lalu kamu bangun” jelas Dery
Sandra mendengar penjelasan dari Dery pun menjadi sedikit mengingat kejadian tersebut. Tak mengucapkan kata, Sandra hanya terdiam dihadapan Dery.
“aku koma berapa lama?” tanya Sandra memastikan
“behh… akmu itu emang suka tidur, tapi siapa sangka kalo kamu tidur sampe 3 tahun nggak bangun-bangun” ucap dery dengan nada bercanda agar suasana di ruangan tersebut tidak terasa suram.
“hahaha, pantes aja badanku sakit semua. Gerakinnya susah banget, apalagi waktu aku baru bangun kan nggak bisa gerakin badan aku sama sekali. Aku bahkan ngira kalo aku itu lumpuh loh bang” dengan mimik wajah yang mengemaskan.
“kamu tuh ya kalo ngomong itu di saring dulu gitu loh... jangan asal ngejeplak aja tuh mulut ” ujar Dery sambil menyentil pelan kening sandra.
“aduh... sakit bang... ” rengek sandra manja.
Perlahan Dery pun mengelus kening sandra dengan lembut
“nggak kok, dokter bilang itu wajar aja, kamu itu udah kayak putri tidur tau nggak, Cuma bedanya kalo Aurora itu kan Sleeping Beauty kalo kamu mah Sleeping Ugly” canda Dery.
Dengan kesal sandra pun bersusah payah melayangkan tangannya berniat memukul Dery, namun tentu saja gerakan yang lemah tersebut dapat dengan Mudah dihindari oleh Dery.
“resek lo bang, lo laper ya” ucap Sandra kesal
“iya gue laper. Abang pergi dulu ya, cari makan dulu. Heheh” ucap Dery
“pergi deh, nyebelin lu disini” usir Sandra
Deri pun pergi meninggalkan Sandra sendirian.
Beberapa menit setelah Dery menutup pintu, Sandra hanya terdiam melamun.
“3 tahun” ucapnya tanpa sadar
Pikiran Sandra saat ini sedang melayang mengingat kembali ke masa-masa 3 tahun yang lalu. Saat dia masih sehat, memiliki banyak teman, dan mimpi yang sedang ia raih. Namun, semua itu hancur begitu saja oleh sebuah hal yang tentu saja di luar prediksi Sandra.
Ia mengingat betul perasaannya saat itu. perasaan takut, kesal, marah, namun juga tak berdaya. Kini perasaan kalut tersebut kembali mengisi relung hati Sandra yang paling dalam.
3 tahun sebelumnya
Hari itu sandra merasa sangat terpuruk, di kamarnya ia sedang menangis meringkuk di dalam selimut seperti anak kecil yang sedang ketakutan. Sandra tidak perduli dengan orang orang yang memanggilnya, dan mengkhawatirkannya di luar kamarnya. Bahkan sandra yang sangat patuh dengan ayahnya pun tidak menggubris panggilan ayahnya. Saat itu sandra hanya ingin sendiri dan tidak ingin ada yang menganggunya.
Baru saja empat jam yang lalu sandra bersama ayahnya mengunjungi dokter untuk mengecek hasil pemeriksaan kesehatan sandra. Memang akhir-akhir ini sandra sering merasakan sakit kepala mendadak, pusing, migrain, dan mual hingga muntah, bahkan rambutnya pun mengalami kerontokan parah.
Setelah beberapa lama di dalam ruangan pemeriksaan dengan dokter mereka pun keluar dengan wajah yang sangat sedih, bahkan sandra ingin rasanya menangis. Sandra memang sudah berusia 20 tahun, namun kenyataan yang dia hadapi bukanlah hal yang mudah baginya dan ayahnya pun tentu saja mengetahui itu. Karna bagi ayahnya pun hal ini bukanlah sesuatu yang mudah dilewati baginya.
Mengingat kembali dengan apa yang dokter katakan, bahwa sandra mengidap penyakit kanker otak, di perkirakan sandra sudah cukup lama mengidap penyakit tersebut terlihat dari semua gejala yang sandra rasakan. Bahkan dokter pun mengatakan penyakit tersebut sudah sangat serius bahkan kemungkinan sandra sembuh tidaklah besar.
Tentu saja Berat bagi sandra menghadapi semua ini. Ia baru saja menjadi seorang mahasiswi jurusan Teknik informatika di universitas ternama di kotanya. Memiliki teman-teman baru, bahkan ia memiliki sahabat-sahabat bodoh dan seseorang yang sangat ia cintai.
Sandra tidak ingin semua itu pupus begitu saja, cita-citanya untuk mejadi seorang programmer sebuah game, sahabat-sahabat konyolnya yang selalu ada, dan kekasihnya yang selalu mendukung sandra. Semua itu adalah hal yang baru saja Sandra rasakan
Dengan derai air mata, Sandra pun bangun dari kasurnya dan menatap dirinya di hadapan cermin.
“apa mau lo sekarang?” tanya Sandra kepada dirinya sendiri
“lo bisa aja mati kapan pun, semua yang lo punya sia-sia!” tekannya lagi
“hahahaha…” Sandra pun menertawakan dirinya sendiri.
Sandra memegang rambutnya dan menariknya secara perlahan, terlihat beberapa helai rambutnya yang rontok begitu saja saat ia tarik bahkan dengan pelan. Sandra meratapi nasibnya di dalam gelapnya kamar.
“nggak. Lo nggak lemah. Lo pasti bisa San. Lo itu kuat!” ucap Sandra kini menyemangati dirinya
“persetan dengan kata dokter nggak jelas itu”
“gue. Sakit. Terus kenapa kalo gue sakit, gue nggak semudah itu bisa ditumbangkan” kini sandra tersenyum memperlihatkan senyum manisnya di depan cermin.
Dengan tegar ia menguatkan hatinya untuk tidak kalah dengan hal remeh tersebut.
****
Keesokan harinya, seperti biasa sandra pergi kuliah menggunakan sepeda motornya. Dengan berbaga macam pikiran dan hal-hal yang sudah ia putuskan untuk masa depannya nanti. Tidak perduli mereka terima atau tidak dengan keputusan sandra, namun sandra tetap bertekat dengan caranya sendiri.
Sesampainya di kampus, sandra langsung di sambut oleh dua orang sahabatnya Boni dan Reyhan. Sandra memang anak yang tomboy, dan ia bahkan tidak suka bergaul dengan wanita-wanita lainnya, itu sebabnya Sandra memiliki lebih banyak teman pria.
Melihat dua sahabatnya, Sandra pun tersenyum dengan ceria menghampiri mereka.
“yo sandra...” panggil Boni dengan melambaikan kedua tanggannya.
“yo bon... tumben lu dateng awal gini, biasanya juga 2 menit sebelum jam mulai lo baru otw...” ucap sandra mengejek.
“biasa... abis konsul sama pak kumis, abis gue di ceramahin ama tuh pak kumis” keluh Boni.
“yang sabar bonbon, mr. potato mah emang begitu orangnya” jawab sandra sambil menepuk nepuk pundak boni.
Sedangkan Reyhan hanya tersenyum bodoh seperti biasa yang ia lakukan.
Tidak lama kemudian saat mereka berbincang bincang, datang seorang pria berkulit coklat eksotik datang dengan wajah datar menghampiri mereka, jonathan alias nathan atau bahkan junet.
“sepertinya saya tertinggal dari sebuah pembicaraan yang seru saat ini, apakah sekiranya saudara dan saudari mau membagikan hal menarik apa yang sedang kalian bicarakan” ucapnya nathan dengan sopan sangat-sangat sopan dan bahkan menggunakan bahasa indonesia yang baku.
“ini...ini si bonbon, bisa juga dia bangun pagi ternyata. Hahaha” jawab Rayhan.
“oh ya?!.... astaga..., gue terharu dengernya. Akhirnya bonbon sahabat kita yang sangat anti bangun pagi ini bisa bangun pagi, gue yakin tuh alarm yang dia pasang pasti banyak banget, udah berapa kali tuh hp lu lempar? hahaha” ucap nathan mendramatisir.
“ah udah lah, lu semua tenang aja, karna hari ini itu adalah kali pertama dan terakhir gue bangun pagi, dan gue akan kembali menjadi bonbon yg seprti dulu, huahuahua” ucap boni dengan bangga.
“iya, bonbon yang bodoh berkepala pentol korek yang kosong!” balas Rayhan
“ye… sewot aja lu!” balas Boni dan rayhan hanya menatapnya remeh.
Sandra menatap Nathan dan ke-2 sahabatnya dengan sirat mata yang tak dapat diartikan, apa yang harus ia katakan kepada mereka, dan bagaimana cara menyampaikan itu semua kepada sahabat-sahabatnya dan tentu saja Nathan kekasihnya.
Boni dan reyhan pun pergi terlebih dahulu, bukan ke kelas melainkan kantin. Mereka meninggalkan sandra dan nathan berdua di tempat parkir, karna bagi mereka lebih baik makan dari pada meliha dua orang tersebut sedang dimabuk cinta.
“panas di sini, cari tempat yang teduh yuk, kita ke taman aja di sana” ajak nathan menunjuk kursi di bawah pohon rindang di sebuah taman kampus.
“ yuk ” ucap sandra sambil mengikuti nathan.
“kamu kenapa? Dari tadi kok mukanya kusut gitu. Meskipun yg lain nggak sadar tapi aku tau loh ya san...” tanya nathan disela perjalan mereka menuju taman.
“enggak... itu... aku Cuma mau es krim tapi aku juga mau minuman soda aku juga laper tapi aku lagi nggak mau makan, tapi aku pingin ayam bakar, tapi aku juga mau bakso...emmm, hehehe” jawab sandra panjang lebah di akhiri senyum kudanya.
“tau nggak, untung ya... untuuunggg aja aku sayang sama elu, kalo engga udah gue sumpel tuh mulut pake kaos kaki pak kumis” jawab nathan gemas
“ yeeee... biasa aja sih, sensi amat lu bang” jawab sandra,
“ya elu nya juga sih nyet” balas nathan
“kita ke kantin aja lah, nyusul tuh pentol korek” ucap Nathan dan di balas anggukan oleh Sandra.
Merekapun tidak jadi menuju taman, namun berbelok menyusul ke-dua sahabatnya yang lain di kantin.
Penbincangan kecil nan absurd pun berlanjut, candra dan tawa riang yang terlontar dia antara dua insan yang sedang dimabuk cinta yang membuat suasana taman semakin ramai.
Untuk sejenak, Sandra dapat melupakan keresahan dihatinya. Suasana kampus, candra yang terlontar dari Rayhan dan Boni. Kelakuan Nathan yang terkadang di luar nalar, meskipun kelakuan Boni lah yang paling tidak masuk akal diantara yang lainnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!