"Anna, kamu istirahat dulu bentar, nanti saja lanjutin kerjanya." kata Sisi menarik tangan Anna.
"Eh, Si! Kamu kenapa narik-narik aku pergi?" kata Anna melihat tangan Sisi di tangannya. " Kan aku masih ada kerjaan!" Anna mencoba menahan tarikan Sisi.
"Kamu nih yah. Aku mau tunjukin sama kamu kalau besok tu ada lomba melukis di universitas favorit," Sisi menatap wajah Anna, " katanya kalau yang juara 1 dapat hadiah 10 juta. Emang kamu ngak mau daftar apa?" ucap Sisi sambil mendesak Anna untuk bergegas mendaftar perlombaan tersebut.
"Tapi kerjaanku belum selesai. " Melirik ruang yang belum dibersihkan.
"Tenang aja," Sisi melambaikan tanganya bahwa masalah kerjaan bisa diatur, " kan aku adalah anak dari bos kamu, biar nanti aku jelasin ke papa ku, oke." kata Sisi agar Anna meninggalkan kerjaannya itu.
"Tapi aku ngak enak sama papa kamu, papa kamu udah sangat banyak membantu keluargaku. Nanti aja daftarnya, yah." Anna melihat sekelilingnya yang belum dibersihkan, " nanti masih keburu juga untuk daftarnya." kata Anna melihat kearah Sisi sambil memegang tangan Sisi.
"Kamu nih, emang nggak bisa dilawan."kata Sisi sambil menapuk dahinya.
"Yaudah kamu kerja aja dulu," Sisi melihat sekeliki yang memang masih berantakan, " nanti kalau udah selesai aku anterin ke tempat daftar lombanya." lanjut Sisi.
"Nah kalau gitu kan aku merasa ngga ngerepotin kamu lagi. "ucap Anna sambil tersenyum.
Beberapa jam kemudian.
"Anna, kamu udah selesai belum?" teriak Sisi sambil mencari Anna di dalam restoran miliknya.
"Udah, kamu buru-buru amat sih!" Anna menghampiri Sisi, " Yang ikut lomba kan aku." ucap Anna mengernyitkan alisnya karena bingung dengan tingkah Sisi yang seolah-olah dialah yang ikut lomba.
"Aku tuh kayak gini demi kamu juga." kata Sisi sambil memegang pundak Anna.
"Makasih ya Sisi," Anna terharu, " kamu selalu ada disamping ku. " Memeluk Sisi.
"Udah, udah jangan lebay gitu, buruan yuk."ucap Sisi merangkul tangan Anna.
Sisi membawa Anna ke mobilnya. Disaat Anna mendaftar ia tidak sengaja bertabrakan dengan seorang tuan muda, dengan beberapa pengawal dibelakangnya layaknya seorang pangeran, ia merupakan presdir perusahaan multifungsi bernama Galuh Jaya. Ia sering dikerumuni oleh banyak gadis cantik, akan tetapi dia tidak pernah tertarik terhadap para wanita itu dan dia malah mengacuhinya.
"Anna buruan kita kesana, disana tempat daftarnya." Sisi menunjuk ke tempat pendaftaran dan memegang tangan Anna dengan berjalan tergesa-gesa.
"Sisi santai aja, kan kita udah sampai juga, lagian waktunya masih panjang." kata Anna sambil menghentikan desakan Sisi.
"Oke, oke, oke tapi buruan yuk." Sisi mencoba santai.
"Yaudah, kamu tunggu sini yah." kata Anna sambil melihat Sisi kebelakang dan menabrak seseorang.
"Aduh, maaf, maaf saya tidak sengaja tuan." kata Anna mengemaskan formulirnya yang berjatuhan.
Seorang pengawal menghampiri Anna dan mewakili tuan mudanya.
" Maaf nona tuan muda kami tidak sengaja, mohon nona beri tuan kami jalan." kata seseorang pengawal berbaju serba hitam kepada Anna.
" Baiklah, tapi apakah tuan mudamu itu tidak bisa bicara kenapa dia melabrak orang tapi malah orang lain yang minta maaf, " Anna mendonggakkan kepalanya menatap pria tampan di di depannya, " hei kamu nggak bisa minta maaf sendiri yah, setelah nabrak orang malah main pergi begitu saja." kata Anna berdiri lalu memegang tangan tuan muda itu yang terus berjalan tanpa mempedulikan kejadian tabrakan yang sudah terjadi.
" Maaf nona, yang meminta maaf itu harusnya nona sendiri yang ngga lihat jalan." kata tuan muda itu tersenyum menyeringai.
"Benarkah! " Berdacak pinggang dengan satu tangan," tapi kan aku udah minta maaf, harusnya kamu tuh bicara sendiri ngapain harus diwakili oleh pengawal mu." kata Anna yang masih memegang tangan tuan muda.
" Nona bisakah kamu melepaskan tangan mu." kata tuan muda itu tidak suka melihat Anna memegang tangannya dengan melihatkan tatapan yang dingin dan membuat Anna takut.
"Baiklah, karena pengawal mu sudah minta maaf, aku maafin kamu kali ini, " Anna memperingati dengan menunjuk pria itu dengan telunjuknya, "tapi lain kali kalau kamu tabrakan sama orang lain lebih baik kamu sendiri yang minta maaf dan jangan meminta pengawal mu yang mewakilinya karena itu sangat tidak berpendidikan." kata Anna sambil membereskan formulir pendaftarannya dan bergegas pergi.
Anna pun langsung pergi dan meninggalkan tuan muda itu sendiri.
Heh, wanita yang menarik gumam tuan muda itu tersenyum.
Apa!! Apakah tadi tuh presdir tersenyum!Presdir tidak pernah tersenyum kepada orang lain sebelumnya. Gumam para pengawal tuan muda itu di dalam hatinya.
Visual Anna
Visual Galuh
.
.
.
.
.
Bersambung
Terima kasih para pembaca sekalian jangan lupa komentar dan likenya. Jangan lupa untuk selalu memberi suportnya yah.😊
"Presdir, " seorang pria menghampiri tuan muda itu," semua ini adalah formulir dari para pendaftar pagi ini," dia meletakkan formulirnya di meja, "semuanya sudah saya susun dengan rapi, apa masih ada lagi presdir?" kata sekretarisnyanya sambil menunggu respon dari bossnya.
"Tidak." Memberi kode tangan untuk pergi dari ruangannya.
"Baik presdir. Saya permisi dulu." kata sekretarisnyanya lalu membungkukkan badannya memberi hormat lalu berjalan keluar.
Singkatnya Galuh tahu bahwa Anna mendaftar di lomba yang telah di programkannya itu, ia tertarik terhadap Anna karena perkataannya siang tadi yang membuat hatinya tergerak. Karena belum pernah ada wanita yang tidak menganggap statusnya yang tinggi itu. Hal itu membuat dia penasaran sama Anna. Dia melihat Anna pergi mendaftar perlombaan dan menyuruh karyawan nya untuk memberikan formulirnya.
Biasanya ia tidak pernah turun tangan dengan hal beginian. Menurut, hal ini nggak penting sama sekali buatnya, dia seorang presdir yang memiliki banyak karyawan untuk mengurus semua itu tapi karena Anna ia malah turun tangan sendiri untuk bisa melihat identitas Anna tapi dia hanya memeriksa formulir Anna saja karena dia tidak mau ada orang yang berpikir kecurangan nanti.
"Wanita ini, " Menatap foto Anna, "aku belum pernah seperti ini sebelumnya, apa aku suka padanya?" geleng-geleng kepala sendiri, " Itu nggak mungkin, kita baru kenal siang tadi, tapi perkataannya siang tadi membuat aku tertarik padanya." gumam Galuh dalam hatinya membayangkan wajah kesal Anna.
Masih di ruang kerja Galuh.
Tok,tok,tok
"Masuk." kata Galuh sibuk mencari formulir Anna.
" Presdir manggil saya?" kata Joni asisten pribadi Galuh.
"Saya mau kamu menyelidiki masa lalu seseorang." kata Galuh dengan wajah datar.
" Siapa orang yang presdir maksud?" kata Joni bingung.
"Nanti saya berikan fotonya ke kamu, sekarang kamu bantu saya mengurus perlombaan yang akan kita adakan nanti," memperbaiki jasnya, " buat beberapa perubahan terhadap acaranya." kata Galuh kepada Joni.
"Baik presdir, tapi perubahan seperti apa yang anda mau?" kata Joni sambil memperbaiki kacamatanya.
" Nanti akan saya pikirkan, sekarang kamu boleh keluar." kata Galuh sambil mengerakan tangannya agar Joni pergi.
" Baik presdir, saya pamit dulu." sambil memberi hormat kepada Galuh.
Setelah beberapa menit Galuh akhirnya menemukan formulir Anna dan diam-diam memperhatikan foto Anna yang ada di sudut kiri formulir itu.
"Hei wanita, kau sudah menarik hati ku keluar," Menatap lekat foto Anna. "Hati yang dulunya udah mati, sekarang kembali berinkarnasi kembali. Apa kamu tahu apa yang telah kamu lakukan? Aku tidak tahu pasti yang jelas kamu sudah mengertakkan hatiku." kata Galuh sambil mengelus foto Anna dengan punggung jemarinya dan tersenyum.
Galuh pun memberi foto Anna dan meminta asistennya untuk menyelidiki identitas Anna.
"Joni, kamu harus menyelidiki informasi seseorang dan saya mau infonya harus kamu dapatkan sebelum malam ini." kata Galuh serius.
"Baik presdir, sebelum malam nanti saya akan mengirim infonya. "
" Yasudah, kamu jangan buang-buang waktumu lagi, cepat selesaikan tugas mu itu karena saya ngak sabar untuk menantinya, sekarang kamu boleh keluar." kata Galuh sambil memandangi foto Anna.
"Baiklah, kalau begitu saya mohon pamit dulu presdir." kata Joni sambil membungkukkan badannya memberi hormat.
Sore hari di kantor Galuh.
Tok,tok,tok
Bunyi pintu ruang kerja Galuh.
"Masuk. "
"Presdir ini data yang saya dapatkan dari nona yang presdir suruh tadi." sambil memberikan datanya kepada Galuh.
"Dari yang saya tahu nona ini bernama Anna, dia seorang mahasiswa prodi sastra indinesia BP 19. Dia memiliki 5 pekerjaan diluar kampusnya, ia melakukan ini karena ia harus mengasuh adik dan ayahnya yang sedang sakit, uang kuliahnya di bantu oleh ayah temannya. Mereka selalu membantu nona
Anna karena sebelum ayah nona Anna sakit, keluarga mereka dulunya ada hutang budi sama keluarga nona Anna sehingga mereka merasa harus membantu nona Anna..." seru Joni mengantung karena Galuh mengkodenya untuk berhenti bicara.
"Baik presdir di data ini masih banyak lagi informasi tentang nona Anna." Galuh sedikit sudah tahu tentang Anna, dia pun mengkode dengan jarinya agar Joni keluar karena dia sudah tidak butuh apa pun lagi.
"Kalau begitu saya pamit dulu presdir" kata Joni sambil memberi hormat kepada Galuh tanpa di ubris sedikit pun oleh tuanya.
"Hmm, benar-benar gadis yang menarik" kata Galuh terkagum dengan penjelasan dari Joni.
Tapi apa wanita itu apa tidak ada istirahat sama sekali? Kenapa pula dia harus mengambil sebanyak itu pekerjaan? Apa ia tidak ada keluhan sedikit pun, tapi itu masuk akal juga karena dia harus menafkahi adik dan ayahnya yang sakit. Gumam Galuh dalam hati.
.
.
.
.
.
Bersambung
Pagi hari di perusahaan Galuh.
"Presdir ini berkas-berkas yang harus ditandatangani hari ini dan juga nanti siang presdir ada pertemuan dengan direktur perusahaan X di luar, mereka ingin bertemu anda di kafe A." sahut Joni sembari meletakkan berkas-berkas di meja Galuh.
" Baiklah, kamu harus mengatur jadwal saya dan siapkan keperluan lainnya nanti," Galuh berdiri dari kursinya, " sekarang kamu bisa lakukan tugasmu yang lainnya, saya mau keluar sebentar." Berlenggang ke luar.
"Baik presdir." kata Joni sambil memberi hormat.
Galuh keluar karena dia selalu memikirkan Anna, dia pun memutuskan pergi ke taman untuk bersantai agar hatinya bisa lebih baik lagi tapi dia tidak tahu bahwa dia bakal ketemu Anna di kafe xx nanti siang.
"Hufh, kanapa aku selalu memikirkan dia, " Membayangkan wajah Anna, " ingin sekali melihat wajahnya yang sayu itu, lembut dan cantik bagaikan rembulan di malam hari." gumam Galuh memikirkan wajah cantik Anna.
"Kenapa dia bisa membuat aku jadi seperti ini? Apakah kita bisa ketemu lagi?" lanjutnya.
Kini Galuh sudah berada di taman kota.
Tiba-tiba datang seorang anak kecil yang sedang membawa bunga jualannya.
" Kakak, belilah bunga saya ini, harganya cuman 20 ribu saja kak." seru seorang anak kecil. Galuh memandangi bunga yang dibawa anak itu tanpa menoleh ke tubuh mungil anak itu. Anak itu pun kembali menyapa Galuh.
" Apa kakak tahu arti dari bunga ini? Bunga ini melambangkan cinta dan ketaklukan seorang pria kepada wanita yang dia cintai." kata anak kecil itu sembari menyodorkan bunga itu ke Galuh.
Galuh tiba-tiba membayangkan wajah Anna ketika anak kecil tadi menjelaskan arti bunga yang dia bawa.
" Benarkah! Kalau gitu kakak mau beli semua bunganya." kata Galuh tersenyum sambil mengusap pelan kepala anak itu.
" Makasih kak, semoga wanita yang kakak cintai bakal tahu perasaan kakak ini dan menerima kakak sepenuhnya." Anak itu menatap Galuh dengan senyum tulus, berharap cinta kakak di depannya diterima tulus oleh pasangannya.
" Semoga saja." Galuh tersenyum.
Galuh menerima telepon dari asistennya dan langsung menuju ke kafe A.
"Apa kabar pak direktur?" Galuh menerima jabatan tangan yang sudah ada di depannya.
" Kabar baik Presdir Galuh, bagaimana dengan Presdir Galuh?" Direktur itu berdiri sambil mempersilahkan Galuh untuk duduk dengan hormat.
" Oh iya, kita pesan minuman dulu." Direktur itu mengkode pelayan karena telah siap menerima pelayanan.
Pelayan itu tak lain adalah Anna dan tidak menyadari ada Galuh disana dan hanya fokus untuk menulis pesanan yang akan dipesan.
"Apa ada yang saya bantu tuan? Tuan mau pesan apa?" Anna memberi buku menu sambil membungkukkan badanya dan tiba-tiba ia melihat Galuh hingga terkejut.
"Eh kamu!" kata Anna menatap Galuh.
"Senang bertemu dengan mu Nona." Galuh tersenyum.
Tuhan ternyata mengabulkan permohonanku. Gumam Galuh dalam hatinya sambil menatap Anna dan tersenyum.
"Apa Presdir kenal Nona ini?" Direktur itu menunjuk Anna sopan.
"Dia peserta di program yang bakal saya selenggarakan dalam waktu dekat ini." Galuh menjelaskan ke Direktur itu kenapa dia bisa kenal Anna.
"Hmmm, selamat Presdir, semoga programnya berjalan lancar."
"Maaf, tuan mau pesan apa tadi?" lanjut Anna memotong percakapan 2 pria di depannya dengan sopan.
" Saya tanya rekan saya dulu." kata Pak Direktur itu sambil melihat ke arah Galuh.
"Hmmm, saya serahkan saja kepada Nona ini aja." kata Galuh melihat ke Anna dengan senyum memikatnya.
"Baiklah kalau gitu saya ambilkan minumannya." kata Anna yang langsung pergi meninggalkan percakapan para pebisnis di depannya.
Anna yang diperlakukan berbeda oleh Galuh merasa heran kenapa dia bersikap begitu, tapi Anna tidak mempedulikannya dan malah bodo amat sama Galuh.
-
" Baiklah Presdir, semoga kita bisa terus bekerja sama kedepannya." Direktur itu memberi salam karena kerja sama mereka berjalan mulus.
" Iya Pak, saya mengharapkan itu juga." kata Galuh kepada Direktur itu sembari berjabat tangan.
Direktur itupun pergi dan Galuh masih berada di kafe itu karena mau menunggu Anna.
"Kapan wanita itu akan selesai bekerja?
Kenapa masih belum kelihatan sampai sekarang." Galuh melihat-lihat ke sudut-sudut kafe mencari keberadaan Anna.
" Kenapa presdir itu belum pulang juga? Apa dia menunggu seseorang!" Melihat ke arah Galuh. " Bodo amatlah, sebaiknya aku pergi aja dari sini karena aku masih ada pekerjaan lain juga setelah ini." Anna berjalan kepintu keluar tanpa mempedulikan keberadaan Galuh yang masih setia di tempatnya.
" Hei Nona, bisa kita bicara sebentar?" Galuh menghampiri Anna.
"Ada yang mau anda bicarakan Presdir?" Anna menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Galuh yang sudah berposisi di belakangnya.
" Kamu ikut saya dulu, nanti saya kasih tahu sama kamu. Kamu sudah selesai kerja kan? " Galuh menarik tangan Anna dan berjalan keluar.
" Maaf Tuan tapi saya masih ada kerjaan lain setelah ini." Anna menahan diri dari tarikan tangan Galuh.
"Kerjaan lain itu biar saya yang urus, sekarang kamu ikutin saja saya. " Galuh kembali menarik tangan Anna keluar.
.
.
.
.
.
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!