" bagaimana keadaan saya dokter ?! Kapan saya boleh pulang ?! " seorang wanita cantik berusia sekitar 23 tahunan nampak berbaring di atas brankar rumah sakit.
Dia adalah Mylea Cassandra Shin Nix. Namun nama belakangnya jarang sekali ia gunakan. Ia lebih sering hanya memakai nama Shin saja ketimbang menyertakan Nix di belakang namanya.
Dia seorang wanita cantik bertubuh kurus berdarah Thionghoa.
Mylea lebih akrab di panggil dengan Cassandra.
Cassandra berusia 23 tahun tepat di tahun ini.
Ia berada di rumah sakit ini karena ia tengah menjalani perawatannya paskah keguguran kandungannya yang baru berusia tiga bulan.
Cassandra sebenarnya wanita berkebangsaan China, ia tinggal di Indonesia karena ikut sang suami yang berkebangsaan Indonesia.
Tak ada satupun keluarganya yang berada di Indonesia selain keluarga sang suami.
Sejujurnya...
Pernikahannya dengan sang suami sangat di tentang oleh keluarganya.
Keluarga Cassandra tak setuju Cassandra menikah dengan orang pribumi.
Cassandra bertemu dengan Reyhan sang suami saat ia menjani program pertukaran Mahasiswa.
Ia yang terpilih sebagai perwakilan dari kampusnya datang dan belajar di kampus Reyhan.
di sanalah awal hubungan keduanya mulai terjalin.
Meski mendapat tentangan dari kedua orang tua dan keluarganya,
Cassandra tetap memaksa memilih menikah dengan Reyhan meski konsekuensinya,
dirinya di coret dari daftar ahli waris keluarganya. Ia bahkan rela berpindah keyakinan demi untuk bisa bersama dengan laki laki itu.
Dan setelah apa yang ia korbankan,
Nyatanya ia juga tak begitu di terima dengan baik oleh keluarga Reyhan.
Ia yang notabene berdarah asing,
bukanlah sosok menantu yang di harapkan oleh keluarga Reyhan.
Keluarga Reyhan adalah keturunan seorang ningrat, kedua orang tuanya tentu memiliki jodoh sendiri untuk sang putra.
Sialnya lagi, setelah dua tahun pernikahannya ia tak kunjung hamil.
Dan setelah hamil, ia justru keguguran di usia kandungannya yang baru menginjak 3 bulan.
Ia pun menjadi kambing hitam dan yang paling di persalahkan karena hal itu.
Awal pernikahannya dengan Reyhan, Pria itu masih membelanya.
Namun setelah dua tahun pernikahan keduanya dan ia tak kunjung hamil.
Reyhan mulai termakan omongan ke dua orang tuanya. Sang suami yang sangat ia cintai itu mulai terdiam saat ia menjadi bulan bulanan kedua mertuanya juga saudara iparnya yang lain.
Reyhan adalah putra satu satunya dalam keluarganya, karenanya keturunan dari sang suami sangat di nantikan oleh kedua mertuanya itu.
Perlakuan kedua mertuanya sedikit membaik saat ia di nyatakan hamil.
Tapi sayang, tragedi mengerikan itu terjadi....
Cassandra tiba tiba terjatuh dari kamar mandi yang ada di kamarnya,
pendarahan pun terjadi, ia pun segera di larikan ke rumah sakit oleh sang suami.
Kenyataan pahit kembali menerpanya. Ia keguguran karena kecelakaan di kamar mandi itu. Janinnya tak bisa tertolong.
Ia kembali menjadi yang paling bersalah.
" maaf nyonya...kami perlu bicara dengan suami anda terlebih dahulu " jawab dokter obxyn bertag name Liam Nugroho di dadanya itu.
Cassandra menghela nafas berat,
Pasalnya hanya sekali sang suami terlihat menemaninya, yakni saat ia baru masuk rumah sakit ini setelah ia terjatuh dari kamar mandi.
Selebihnya,
Saat kuretasi, hingga saat ini ia hanya sendiri di rumah sakit ini menjalani perawatannya.
" suami saya sedang sibuk dokter " jawab Cassandra dengan wajah sendu dan lesu.
Jelas terlihat ada gurat kesedihan yang amat dalam di wajah tirusnya.
" sesibuk apa suami anda itu hingga ia tak bisa menemani anda barang sehari saja.
jujur....
Kami sangat membutuhkan tanda tangannya " kata dokter Liam lagi dengan wajah yang entah kenapa tiba tiba telah berubah keruh.
Sebenarnya ia cukup geram dengan suami pasiennya itu yang bisa bisanya tak terlihat sama sekali batang hidunya.
" berikan kepada saya dokter, saya akan tanda tangani sendiri surat surat itu.
Dan percayalah....
Saya bertanggung jawab atas diri saya sendiri " jawab Cassandra kemudian merasa sangat putus asa.
Dokter Liam menatap dalam wajah wanita berwajah sangat pucat di hadapannya itu.
" jadi..kapan saya boleh pulang dokter ?! " tanya Cassandra lagi karena dokter Liam yang tak kunjung menyerahkan berkas yang ia katakan kepadanya.
" besok...
besok saya akan izinkan anda pulang, bersabarlah..." jawab dokter Liam sambil menatap Cassandra dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
Jujur hatinya trenyuh melihat kondisi wanita itu,
lihatlah kondisi tubuhnya yang nampak begitu kurus, Wajahnya nampak tirus dan pucat.
Sebenarnya Cassandra sangatlah cantik meski ia tak memakai make up sekalipun di wajahnya.
Bibir wanita itu pun tetap terlihat memerah meski ia tak mengoleskan pewarna bibir di sana sedikitpun.
namun,
Entah kenapa,
Kesedihan dan luka yang teramat dalam yang tergores nyata di wajah cantiknya seolah mampu menutupi itu.
Dokter Liam segera keluar setelah ia selesai memeriksa kondisi Cassandra.
Sepeninggal dokter Liam,
Cassandra diam termenung di atas brankar rumah sakit tempat ia terbaring hampir empat hari ini.
Sudah berkali kali bahkan berpuluh kali ia mencoba menghubungi sang suami,
Tapi Panggilannya sama sekali tak pernah di terima, juga pesannya pun tak pernah di buka oleh sang suami.
Perih sekali rasanya hatinya.
Ia pun merasa sangat nelangsa, ia hanya sendiri di negara ini.
Apa yang bisa ia lakukan sekarang....
" mommy....daddy...
i am sorry.... " desis Cassandra dengan air mata yang mulai berjatuhan membasahi pipinya.
Saat ini ia setengah duduk karena ia yang menopang punggungnya dengan tumpukan bantal.
Wanita itu menoleh menatap ke arah luar jendela kaca di sisinya yang terbuka.
Hembusan angin perlahan menyapa wajahnya.
Cassandra menarik nafas dalam dalam, tanpa ia sadari bulir bulir bening air mata kian deras luruh membasahi pipinya.
Hatinya benar benar sakit dan teraniaya.
Sungguh tega Reyhan menelantarkan dirinya begitu saja di rumah sakit seperti ini.
Ingatannya perlahan melayang pada kenangannya bersama pria itu dua tahun yang lalu.
Kenangan di mana ia masih menjadi ratu di hati Reyhan Hadi Wicaksono.
Betapa ia merasa begitu sangat berharga dan merasa sangat di cintai oleh pria itu.
Masih terekam sangat jelas di ingatannya bagaimana awal perkenalan mereka.
Hingga perjuangan seorang Reyhan meraih hatinya. Pria itu bahkan pernah menunggunya di depan kosannya hingga seharian hanya untuk bisa mengajaknya keluar.
Sementara ia menolak karena ia memang tak memiliki perasaan kepada pria itu saat itu.
Belum lagi saat Reyhan menyusulnya ke negaranya saat mereka awal awal jadian.
Dan bagaimana pria itu dengan berani menghadapi keluarganya yang menolak hubungan keduanya.
Dengan berani,
Reyhan bahkan menghadapi seluruh keluarganya termasuk kedua kakak laki lakinya dan tetap bersikukuh untuk tetap menjalin hubungan dengannya.
Tapi semua kini hanya tinggal menjadi kenangan. Reyhan yang sekarang bukan Reyhan yang dulu mencintainya.
Meski pria itu masih sering bersikap manis kepadanya, tapi perubahan darinya juga kian ia rasakan. Terutama saat ke dua orang tuanya terutama ibunya menyalahkannya tentang seorang keturunan.
Reyhan lebih sering diam dan memilih pergi meninggalkannya.
Hari ini Cassandra akhrinya di bolehkan pulang oleh dokter Liam, ia sebenarnya tak di bolehkan oleh dokter Liam untuk pulang karena tekanan darahnya yang masih rendah dan tubuhnya ya g masih lemas.
Tapi Cassandra tetap memaksa,
Akhirnya dokter Liam pun tak bisa berbuat apa apa selain mengizinkan wanita malang itu untuk pulang.
Dengan syarat agar wanita itu tetap menjalani kontrol dua minggu ke depan.
Cassandra mengiyakan syarat yang di berikan oleh dokter tampan berstatus duda itu.
Sebenarnya dokter Liam sudah menawarkan diri untuk mengantarnya.
Ia merasa tak tega melihat Cassandra yang masih lemas dan pucat harus pulang sendirian tanpa satu pun anggota kelurganya.
Tapi Cassandra menolak, dengan dalih tak ingin menimbulkan ke salah pahaman ia memaksa pulang sendiri dengan memesan sebuah taksi melalui aplikasi on line di ponselnya.
Dokter Liam akhirnya hanya bisa diam dan menatap kepergian salah satu pasiennya yang bernasib menyedihkan itu dengan tatapan yang entah.
Sementara Cassandra,
Ia terpaksa pulang dengan memesan taksi on line karena Reyhan tak kunjung mengangkat teleponnya.
Cassandra nampak berdiri di teras panjang rumah sakit menunggu taksi yang ia pesan datang setelah tadi ia menolak dengan keras tawaran dokter Liam untuk mengantarnya pulang.
Cassandra mendongakkan kepalanya dan tatapan matanya terarah pada awan hitam yang berarak cepat di atas sana karena tertiup angin.
Ini masih terhitung sore, pukul empat sore...tapi hari telah nampak lebih gelap karena awan hitam yang menutupi sinar matahari.
Cukup lama ia menunggu, akhirnya taksi yang ia pesan datang.
Cassandra segera masuk ke dalam taksi dan mengatakan tempat tujuannya.
Sepanjang perjalanan mata Cassandra hanya terarah ke arah luar jendela taksi.
Wajahnya yang nampak pucat pasi membuat sopir taksi menatapnya iba.
" anda baik baik saja nona ?! Anda terlihat sangat pucat...."
Sopir taksi itu memberanikan diri bertanya.
Cassandra mengalihkan pandangannya ke arah spion di depan sopir.
" saya baik baik saja pak...." jawab Wanita itu pelan.
Sopir taksi itu pun hanya bisa menganggukkan kepalanya.
Setelah beberapa waktu perjalanan akhirnya Cassandra sampai di rumah sang mertua.
Dengan langkah gontai dan lemas ia turun dari taksi kemudian melangkah menuju pagar rumah.
" Lho...mbak Caca sudah pulang toh...?! " seorang penjaga pintu nampak tergopoh gopoh membukakan pintu pagar begitu melihat Cassandra.
Cassandra hanya tersenyum tipis,
" ada tamu pak Jiji ?! " tanya Cassandra ketika ia melihat ada beberapa mobil berjajar di halaman rumah sang mertua.
Pak Jiji tersenyum kikuk mendengar pertanyaan menantu sang majikan itu.
" iya mbk, tapi saya kurang tahu dalam rangka apa " jawab pak Jiji.
Cassandra mengangguk mengerti, kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju pintu.
Belum sampai ia di pintu utama rumah, suara keriuhan di dalam rumah itu sudah terdengar sampai ke luar rumah.
Sungguh hati Cassandra terasa miris, ia terbaring hampir satu minggi lebih di ranjang rumah sakit dan tak ada satupun dari mereka yang datang menjenguknya termasuk sang suami.
Sekarang...
Ia mendengar gelak tawa dari dalam sana.
Cassandra menyeka dengan kasar bulir air mata yang menetes tanpa permisi di pipinya.
" assalamualaikum...." sapanya ketika ia sampai di pintu rumah.
Sontak suaranya menjadi pusat perhatian orang orang yang ada di ruangan itu tanpa terkecuali.
Termasuk seseorang yang nampak tengah duduk bersisihan dengan seorang gadis cantik yang Cassandra tahu adalah sepupu sang suami dari pihak ibu mertuanya.
Mata seseorang itu melebar dan ia langsung berdiri begitu melihat Cassandra.
Suasana yang tadinya hiruk pikuk karena gelak tawa tiba tiba menjadi lengang.
" Caca...." kata seseorang itu yang langsung berdiri begitu melihat kehadiran Cassandra.
Dia adalah Reyhan sang suami, dan gadis yang duduk bersebelahan dengan Reyhan adalah Tari sang sepupu yang selalu di sebut sebut sang ibu mertua sebagai menantu idamannya.
Reyhan hendak melangkah mendekat kepada Cassandra, namun langkahnya terhenti karena sang ibu yang mencekal lengannya.
" berani beraninya kau masih kembali ke rumah ini setelah apa yang sudah kau lakukan kepada kami ?! " sentak ibu Nimas sang mertua dengan tatapan tajam dan penuh kebencian kepada Cassandra.
Sandra menatap tak mengerti kepada sang ibu mertua.
" pergi kamu dari sini, anakku akan segera menceraikanmu " ucap wanita baya berpakaian kebaya jawa itu.
Duar....
Bagai di sambar petir di siang bolong, tubuh Cassandra terhuyung ke belakang demi mendengar ucapan sang ibu mertua.
Kini,
semua mata di ruangan itu menatapnya tajam.
" a..apa maksud ibu....sayang...." cicitnya sambil menatap sang suami mencoba berharap akan medapatkan pembelaan.
Tapi apa yang ia harapkan hanya tinggal harapan kosong,
karena jangankan membelanya, Reyhan justru membuang pandangannya ke tempat lain.
Sakit sekali hati Cassandra melihat hal itu.
" dasar wanita tak tahu diri...apa kau pikir kami bodoh ?! Kau sengaja membunuh keturunan kami karena kau dendan kepada kami sehingga kau ingin menghancurkan keluarga kami kan....?! " sentak sang ibu mertua lagi.
Cassandra menggeleng cepat.
" itu tidak benar ibu....
ini murni kecelakaan, aku terjatuh dari kamar mandi karena aku sendiri tak tahu kenapa lantainya tiba tiba licin " Cassandra akhirnya membantah untuk membela dirinya.
" halah...omong kosong, katakan saja yang sebenarnya...
kau tidak ingin mengandung dan melahirkan karena takut tubuhmu rusak dan kecantikanmu menjadi luntur kan...." cecar seorang wanita yang tak lain adalah salah satu kakak iparnya.
" itu tidak benar....itu fitnah yang kejam..." Cassandra membantah sambil menggelengkan kepalanya.
" kau hanya ingin membela diri...." bantah wanita itu
" memangnya mana ada maling ngaku, bisa bisa penuh penjara karena hal itu.
Lagi pula,
jika benar yang kau katakan itu, seharusnya sebagai calon ibu kau harus memiliki kepekaan yang kuat akan terjadinya bahaya yang mengancam calon anakmu.
Dasarnya saja kau yang memang sudah tidak becus, hanya melindungi dan mempertahankan bayi yang masih berada di dalam kandunganmu saja kau tak mampu.
Mungkin Tuhan lebih tahu itu, sehingga Ia tidak mau menitipkan kepercayaanNya kepadamu " oceh kakak iparnya lagi yang memang pada dasarnya ia tak suka kepadanya sejak Reyhan pertama kali membawanya ke rumah ini.
Kakak iparnya itu bernama Sekar dan kakak Reyhan yang lain bernama Ayu.
Ayu berbeda dengan sang mertua dan kakak pertamanya.
Meski tak begitu baik kepadanya tapi wanita itu tak pernah memperlakukan ia dengan buruk.
Tapi sayangnya,
Ayu tinggal terpisah dengannya. Ayu memilih tinggal di rumah sendiri.
Ayu memiliki satu anak perempuan.
Itulah sebabnya kenapa,
Sang mertua seolah menuntut Reyhan untuk memiliki seorang anak laki laki.
Kakak pertama Reyhan yakni Sekar tinggal bersama dirinya juga sang mertua.
Kakak pertama sang suami itu memiliki dua orang anak perempuan.
Sang mertua memiliki tiga orang anak, kedua anaknya adalah perempuan dan anaknya yang terakhir adalah Reyhan.
Kakak ipar pertamanya memang kerap kali menyudutkannya. Dan kali ini, sungguh tuduhan kakak iparnya itu melukai hati Cassandra.
" tunggu apa lagi Reyhan,
cepat talak wanita pembuat onar ini....kau sudah tahu niat busuknya kepada keluarga kita kan ?! " sentak ibu Nimas kepada sang putra.
Reyhan masih terdiam menatap ke arah luar. Jujur ia masih sangat mencintai wanita yang kini nampak kurus dan pucat di depannya sana.
Cassandra memang nampak terlihat jauh berbeda dalam beberapa bulan terakhir ini dengan pertama kali ia membawa wanita itu datang kerumah ini.
Sekarang Cassandra terlihat semakin kurus dan pucat. Wajahnya selalu nampak muram.
Jujur...Reyhan merasa sedih melihat hal itu.
Ia masih ingat betul saat saat bahagia yang mereka rajut berdua dulu.
Cassandra menatap sang suami dengan tatapan menghiba, besar sekali rasa cintanya kepada laki laki itu.
" sayang....kamu tidak percaya dengan tuduhan ibu dan kakak kamu kepadaku kan.....?! "
Cassandra menatap dalam penuh permohonan agar sang suami mau membelanya.
Ia benar benar membutuhkan pembelaan laki laki itu untuk dirinya sekarang.
" sayang....aku tidak mungkin seperti yang di tuduhkan ibu padaku....
aku juga tidak mungkin seperti yang mbak Sekar tuduhkan...
Mana mungkin aku punya niat jahat kepada keluargamu, apalagi aku tak mau hamil dan melahirkan hanya karena aku takut tubuhku akan rusak.
Itu tidak benar. Aku mencintaimu.....aku sangat mencintaimu " cicit Cassandra penuh pengharapan akan pembelaan sang suami.
" berhenti meracuni pikiran putraku...sejak awal aku sudah tidak setuju dan tidak suka padamu.
Kau tidak pantas untuk putraku " sentak ibu Nimas dengan mata melotot dan wajah yang memerah ke pada sosok sang menantu yang nampak ringkih dan pucat pasi itu.
Tak ada belas kasihan sedikitpun nampak di wajah wanita baya itu untuk seorang wanita yang baru saja kehilangan calon bayinya itu.
Reyhan merasa trenyuh melihat hal itu, sekali lagi ia hendak beranjak namun lagi lagi sang ibu menghentikannya.
" untuk yang terakhir kalinya Reyhan...kau pilih ibu atau wanita busuk ini ?!
wanita yang sudah jelas jelas hanya menginginkan dirimu saja tapi tidak dengan keluargamu " kata ibu Nimas dengan tajam.
Cassandra menggeleng berkali kali dengan wajah yang kian memucat dan bibir yang mulai gemetar.
Ia berasal dari keluarga terpandang dan penuh kasih sayang.
Ia tak pernah di perlakukan kasar sedikitpun oleh keluarganya terutama kedua orang tua dan kakak kakaknya.
Tapi sekarang....
Sungguh ia di buat tremor dengan perlakuan keluarga sang suami ini.
Dua tahun hidup bersama mereka, ini adalah perlakuan yang terburuk.
Ia seolah di hina dan di rendahkan di hadapan banyak orang,
meski mereka adalah keluarga sang suami sendiri.
Ia yang dulu tak pernah menundukkan kepalanya di hadapan orang lain karena ia yang adalah seorang nona muda.
Kini ia justru berharap belas kasih orang lain yang mirisnya itu justru adalah suaminya.
Ya....
Cassandra kini benar benar hanya mengharap belas kasihan sang suami untuknya.
" ibu..." cicit Reyhan.
" baiklah jika itu pilihanmu, ibu lebih baik mati di hadapanmu dari pada ibu harus kembali melihat kau bersamanya..." ucap ibu Nimas kemudian sambil memutar tubuhnya hendak ke arah dapur.
" ibu tidak ibu...apa yang mau ibu lakukan ?! " Reyhan terpekik kaget.
" mati di hadapanmu...." jawab ibu Nimas dengan wajah yang sudah memerah.
" ibu...jangan konyol begini " kata Reyhan.
" konyol kau bilang ?! " Ibu Nimas sontak melotot menatap sang putra satu satunya itu.
" Kau lihat Reyhan....??! Kau lihat bagaimana pengaruh buruk wanita busuk ini padamu ?! Bahkan kau berani meremehkan ibumu sendiri seperti ini ?!
kau tidak percaya kepada ibu ?!
Baiklah....memang lebih baik ibu mati di hadapanmu sekerang juga agar ibu tak perlu lagi melihat kedurhakaanmu padaku "
sentak ibu Nimas sambil melangkah cepat ke arah dapur.
Hal itu benar benar membuat semua orang cemas terutama sang suami.
Pak Hadi Wicaksono ayah Reyhan.
" turuti apa kata ibumu Reyhan kalau kau tidak mau menjadi anak durhaka.
Sudah cukup kau menyiksa batin ibumu selama dua tahun ini....
toh wanita di dunia ini juga bukan hanya dia saja....
masih ada banyak wanita di dunia ini yang lebih pantas dari pada dia yang sama sekali tidak memliki darah biru seperti kita.
Selain itu, apa yang di katakan ibumu itu benar...dia tidak ingin melihat keberlangsungan keluarga kita karenanya ia sengaja membunuh anakmu " ucap pak Hadi dengan menahan geram dan tatapan penuh amarah kepada Cassandra.
Sama seperti sang istri, ia tak suka kepada Cassandra karena wanita itu yang berdarah Tionghoa.
Dan menganggap Cassandra sengaja datang kepada Reyhan dan ingin merusak darah keturunan keluarganya.
" tunggu apa lagi, ceraikan dia sekarang juga Reyhan..." pinta Sekar mengompori.
Reyhan menatap nanar kepada Cassandra yang saat ini telah berderai air mata.
" untuk yang terakhir kalinya aku tanya padamu Caca....benarkah kau memang sengaja menghilangkan nyawa anak kita ?! " tanya Reyhan, saat ini pria itu telah berdiri di hadapan sang istri.
Cassandra menggeleng,
" tidak...itu tidak benar sayang....ada yang sengaja menyiramkan air sabun di...."
Plakkk....
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi tirus dan seputih kapas Cassandra hingga membuat wajah wanita itu tertoleh ke samping.
Pipi seputih kapas itu sontak terlukis bekas telapak tangan.
Sudut bibirnya mengeluarkan darah.
Cassandra memegangi pipinya yang tiba tiba terasa kebas.
Namun....
Rasa sakit dan kebas di pipinya tak sebanding dengan rasa sakit yang kini ia rasakan di dalam hatinya.
Perih...sakit, bagai tersayat sembilu....
Tamparan Reyhan bukan hanya melukai pipinya, tapi juga melukai hati dan jiwanya hingga mentalnya.
Perlahan Cassandra kembali menoleh menatap sang suami.
" kau ingin memfitnah siapa Caca ?! Siapa yang hendak kau jadikan kambing hitam atas perbuatan bejatmu itu ?!
jadi benar kau memang ingin menghancurkan keluargaku ini ?! " kata Reyhan pelan namun penuh penekanan dan amarah.
" aku tidak menyangka aku telah menikahi wanita kejam seperti dirimu...." lanjut Reyhan
" hari ini....aku menceraikanmu dengan talak dua Mylea Cassandra Shin,
pergilah Caca...
pergilah, aku akan segera mengurus surat perceraian kita " kata Reyhan lagi dengan mata memerah dan berkaca kaca menatap kepada sang istri yang baru saja ia ceraikan dengan talak dua.
Mata Cassandra tak berkedip menatap sang suami, sama seperti Reyhan....bahkan air mata wanita itu telah mengalir semakin deras.
" aku sangat mencintaimu....Reyhan...." suara Cassandra terdengar bergetar.
untuk pertama kalinya sejak mereka resmi menjalin hubungan hingga menikah selama dua tahun ini, ia menyebut laki laki itu dengan namanya saja.
Mendengar Cassandra menyebutnya dengan namanya saja,
Hati Reyhan seketika berdesir.
" kau tahu persis apa yang sudah ku korbankan demi untuk bisa bersama dirimu.
Tapi tak apa....aku anggap ini sebagai penebusan atas dosa dosa ku dan kedurhakaanku kepada keluargaku.
Aku terima talak darimu ini, sejak hari ini kita bukan lagi suami istri dan tidak ada hubungan apapun di antara kita.
Semoga di kehidupanmu selanjutnya kau akan bahagia.
Dan semoga siapapun yang menjadi istrimu nanti, dia tidak akan mengalami perlakuan yang sama seperti yang sudah aku terima selama ini "
kata Cassandra pelan namun bisa di dengar jelas oleh mereka yang ada di ruangan itu.
Tak lama wanita itu memutar tubuhnya dan bersiap hendak berlalu meninggalkan tempat itu.
" aku akan mengirimkan uang sebagai nafkah idahku padamu " terdengar suara Reyhan menghentikan langkah Cassandra.
" tidak perlu....simpan saja uangmu untuk dirimu sendiri...." tolak Cassandra.
" Caca...jangan menolak, itu adalah bentuk pertanggung jawaban ku untuk yang terakhir kali padamu " lanjut Reyhan lagi.
" tidak....
aku tidak membutuhkannya, aku bisa hidup tanpa uangmu " Cassandra masih menolak.
" sombong sekali kamu....memangnya kamu punya uang dari mana ?!
atau jangan jangan selama ini kau menjual dirimu di belakang adikku " racau Sekar.
Cassandra menoleh dan menatap tajam kepada kakak iparnya itu.
" aku bukan wanita murahan...." kata Cassandra dengan ketus kepada Sekar sebelum akhirnya ia melanjutkan langkahnya meninggalkan ruangan itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!