Sugar Mommy
10 Juta dan Rasa Bersalah
**Randy Pratama** menggigit bibirnya sambil menatap layar ponsel. Jarinya gemetar mengetik balasan di aplikasi *SugarConnect*.
Randy
Saya setuju dengan syaratnya. Tapi... ini pertama kalinya saya melakukan ini
Beberapa detik kemudian, balasan muncul.
Irene
Good. I like blank canvas. Plaza Senayan, jam 4 sore. Pakai seragam SMA-mu. Jangan bawa teman
Randy menelan ludah. *10 juta per bulan.* Uang itu bisa membantunya membayar SPP sekolah dan mengurangi beban ibunya. Tapi di hatinya, ada rasa bersalah yang menggerogoti.
Matahari sore menyinari Plaza Senayan ketika Randy berdiri di depan gerbang parkir, mengenakan seragam putih-abu-abunya yang sudah kusut. Tangannya berkeringat dingin.
Sebuah Mercedes hitam meluncur pelan mendekatinya. Jendela gelapnya turun perlahan, dan untuk pertama kalinya, Randy melihat **Irene Wijaya**.
Wanita itu memakai kacamata hitam, bibirnya dihiasi lipstik merah marun. Aroma parfum mahal menyengat hidung Randy.
Suaranya datar, tapi berwibawa. Randy menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu dan duduk di kursi penumpang.
Di dalam mobil, Irene memandang Randy dari ujung kepala hingga kaki, seperti sedang menilai barang lelang.
Irene
Kau lebih tinggi dari fotomu
Randy
I-Iya, Bu... eh, Mbak
Irene
Jangan panggil aku 'Bu', Itu membuatku merasa tua
Dia meraih sebuah amplop cokelat di sampingnya dan melemparkannya ke pangkuan Randy.
Irene
10 juta, seperti janjiku. Sekarang, buka kemejamu
Irene
Aku ingin melihat apa yang kubeli
Dengan tangan gemetar, Randy membuka kancing kemejanya satu per satu. Wajahnya memerah ketika Irene mengamati tubuh remajanya yang ramping.
Tiba-tiba, jari dingin Irene menyentuh tanda lahir kecil di dekat tulang selangkanya.
Irene
Kau mirip sekali dengan seseorang yang kukenal
Irene
Bukan urusanmu. Besok, aku akan menjemputmu lagi. Jangan pernah telat
Saat Randy keluar dari mobil, matanya menangkap sesuatu di dashboard—**sebuah foto lama** yang diselipkan di balik kaca.
Wajahnya berkerut. Itu adalah foto **ayahnya** yang sudah meninggal, berdampingan dengan... **Irene yang lebih muda?**
Hatinya berdegup kencang.
Randy
Siapa sebenarnya wanita ini
TANDA LAHIR & KEBOHONGAN
Randy duduk di kamarnya, menatap amplop uang 10 juta dengan perasaan campur aduk. Matanya tertuju pada foto ayahnya di meja belajar.
Randy
Ayah... kenapa Irene menyimpan fotomu?
Dia membuka album lama, mencari petunjuk. Tiba-tiba
Ibu Randy
Randy, makan malam sudah siap!
Randy cepat-cepat menyembunyikan amplop uang di bawah kasur.
(Ponsel Randy bergetar. Sebuah pesan dari Irene.)
Irene
Besok jam 5 sore. Aku akan menjemputmu untuk dinner. Pakai jas sekolah. Jangan bawa dompet
Irene
Jangan banyak tanya. Atau uangmu minggu ini hangus
Randy menatap layar dengan mulut kering.
(Keesokan harinya, Irene membawa Randy ke restoran mewah. Mereka duduk di kursi terpencil.)
*Irene* (Menyerahkan wine list)
Irene
Pesan apa saja. Ayahmu dulu suka yang ini
Irene tersenyum tipis, jarinya menelusuri tanda lahir di pergelangan tangannya
Irene
Bukan hanya kenal, Sayang. Tanda lahir ini... adalah warisannya untuk kita
Randy
Apa hubunganmu dengan ayahku?!
Irene mengangkat gelas anggurnya, menatap Randy dengan tatapan **dingin tapi sedih.**
Irene
Dia adalah alasan aku memilihmu. Dan kau... adalah cara terbaikku untuk membalas dendam
FLASHBACK - CINTA TERLARANG (Special Episode)
ADEGAN 1: RUMAH SAKIT, 5 TAHUN YANG LALU
*(Layar perlahan berubah sepia. Suara monitor jantung berbunyi pelan. Kamera fokus pada wajah **Irene** yang sedang menatap lelaki tak bernyawa di ranjang rumah sakit—**Aris Pratama (ayah Randy)**.*
Dokter
Maaf, Nyonya. Tapi hubungan Anda dengan almarhum... kami tidak bisa mencantumkan nama Anda di sertifikat kematian
Irene menggigit bibir sampai berdarah, **tangan gemetar memegang perut hamil 3 bulannya yang belum diketahui siapa-siapa.**
ADEGAN 2: RESTORAN MALAM, FLASHBACK 7 TAHUN LALU
*(Irene muda dengan rambut pendek duduk berdua dengan Aris di balkon restoran. Mereka minum anggur, tertawa mesra.)*
**Aris** (menyentuh tangan Irene)
Aris
Aku akan cerai tahun ini. Janji
**Irene** (tersenyum getir)
Irene
Kamu sudah bilang itu tahun lalu, Sayang
*(Close-up: **cincin kawin di jari Aris** berkilau sinar bulan.)*
ADEGAN 3: PERTEMUAN RAHASIA
*(Gedung perkantoran malam hari. Irene yang kini hamil besar menghadap Aris dengan wajah marah.)*
Irene
Kau pikir aku tidak tahu kau malah punya anak kedua dengan istrimu? Randy, 12 tahun?!
Irene
Dan bayiku?! Kau mau, kubuang seperti sampah?!
*(Aris menarik Irene ke pelukan, tapi tiba-tiba—)*
*(Dia terjatuh, tangan mencengkeram tanda lahir di pergelangan Irene.)*
*(Kembali ke masa kini. **Irene dewasa** sedang menatap **Randy** yang tidur pulas di apartemennya setelah dinner.)*
*(Close-up: **tanda lahir identik** di pergelangan Irene dan Randy.)*
Irene
Ayahmu memberiku janji terakhir... bahwa kau akan menggantikannya
*(Kamera zoom in pada **foto** di dompet Irene—bayi yang tak pernah lahir, dengan **tanda lahir persis di tempat yang sama**.)*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!