Lintang Ayu Baskara seorang gadis cantik yang lahir dari keluarga kaya. Sejak kecil dia selalu di manjakan dengan kemewahan membuat dirinya merasa tidak kekurangan.
Namun hari ini dia harus menerima kenyataan jika keluarga yang selama ini dia anggap harmonis ternyata banyak menyimpan rahasia. Lintang baru saja pulang berbelanja dari mall dengan sahabatnya, namun saat tiba di rumah dia melihat ada mobil polisi. Lintang pun bergegas masuk ke dalam rumah dan di kaget saat melihat sang mama Ajeng sudah di borgol.
"Ada apa ini? " tanya Lintang dengan kaget bahkan barang yang ada di tangannya jatuh begitu saja.
Tomi sang papa langsung mendekat dan merangkul sang anak Lintang, "nanti papa jelaskan, " ucap Tomi sang papa.
Lintang menatap sang papa dan sang papa hanya mengangguk, Lintang langsung melirik sang mama dan Ajeng sang mama hanya tersenyum dan langsung di bawa oleh polisi. Lintang di pinta duduk oleh sang papa Tomi dan Lintang pun menurut dan menatap sang papa dengan tatapan minta penjelasan.
Tomi sang papa menarik nafas dalam sebelum menceritakan semuanya.
"Mama mu sudah melakukan hal yang membuat abang kamu marah dan hampir kehilangan istrinya, " beritahu Tomi sang papa.
"Mama lakuin apa sama Tantri? " tanya Lintang dengan nada kaget.
"Mama nyuruh Noval buat jebak Tantri agar abang kamu ceraikan dia namun Noval malah membuat Tantri kehilangan calon anaknya, " jawab sang papa membuat Lintang semakin kaget.
"Papa sudah coba menasehati mama kamu namun mama mu tidak mau mendengarkan papa dan papa sudah capek, mungkin papa juga akan menceraikan mama kamu, " beritahu Tomi sang papa kepada Lintang membuat Lintang semakin kaget.
"Kenapa papa lakukan ini di saat mama sedang terpuruk? " tanya Lintang.
Sang papa memegang bahu Lintang lalu berkata, "sejak awal mama mu terpaksa menikah dengan papa karena kami di jodohkan dan saat itu mama mu memiliki pacar. Namun entah ancaman apa yang di lakukan sang oma hingga membuat mama mu mau menerima itu semua tapi mama mu mengajukan persyaratan pada papa jika setelah menikah dia tidak ingin punya anak dan papa setuju. Namun setahun kemudian mama mu ingin mengadopsi anak dan papa pun setuju dan itu abang kamu, ".
" Jadi abang bukan anak papa? "kaget Lintang dan sang papa mengangguk.
" Lalu alasan mama mengadopsi abang apa? "tanya Lintang.
" Ya itu hanya ingin memperalat abang kamu demi merebut kekuasaan di perusahaan namun abang kamu malah melawan dan akhirnya mama kamu bertindak seperti ini, "jawab sang papa Tomi membuat Lintang gak habis pikir dengan kelakuan sang mama.
" Sekarang kamu istirahat, papa ada urusan dulu di luar menemui abang kamu, "ucap sang papa lalu pergi dan Lintang dia masih diam memikirkan kejadian sore ini.
Hingga malam sang papa tak kunjung pulang membuat Lintang khawatir. Lintang pun mengambil ponselnya lalu menghubungi sang abang Kevin namun tak kunjung di angkat membuat Lintang semakin khawatir, namun tiba-tiba terdengar suara mobil masuk kedalam pekarangan dan Lintang langsung turun dari lantai dua menuju pintu utama. Tapi Lintang terkejut saat melihat kondisi sang papa yang mabuk dan di antar pulang oleh sang abang Kevin.
"Bantu abang bawa papa ke kamarnya, " ucap Kevin dan Lintang langsung mendekat dan membatu sang abang memapah sang papa.
Setelah sang papa berbaring Kevin hendak pergi namun di tahan Lintang.
"Bang, "panggil Lintang pada Kevin dan Kevin pun berbalik.
" Aku ingin ngomong sama abang, "ucap Lintang dan Kevin pun mengangguk lalu keluar dari kamar sang papa.
"Kenapa abang lakukan ini semua?, apa karena mama bukan ibu kandung abang?" tanya Lintang.
"Abang hanya ingin mama jera dan tau jika apa yang telah dia lakukan itu salah, " jawab Kevin.
"Tapi dia orang yang sudah membesarkan abang dan memberi abang kehidupan seperti sekarang. Apa hanya karena satu kesalahan ini abang tega jebloskan mama. ke penjara? " teriak Lintang dengan marah.
"Satu kesalahan kamu bilang?, mama besarkan aku dengan maksud agar aku bisa bersaing dengan Noval untuk menempati posisi CEO di perusahaan hanya untuk di jadikan boneka, " ucap Kevin tak kalah membentak.
"Sekarang terserah kamu mau nilai abang apa, karena bang merasa ini yang terbaik buat mama, " ucap Kevin lalu pergi meninggalkan Lintang yang menangis karena dia merasa keluarganya hancur.
Lintang pun akhirnya masuk kembali ke kamar sang papa dan membukakan sepatu sang papa dan memakaikan selimut. Lintang menatap wajah sang papa yang tenang saat tidur.
"Maafkan Lintang gak bisa berbuat apa-apa buat papa, " gumam Lintang lalu keluar dari kamar sang papa dan dia pun masuk ke kamarnya.
Lintang tidur dengan memeluk guling setelah puas menangis. Lintang benar-benar merasa hancur dengan kejadian ini.
Lintang bangun dengan mata bengkak karena dia menangis lumayan lama. Lintang pun tidak langsung turun walau sudah siang karena dia gak mau turun dengan kondisi wajah sembab, walau sudah berapa kali di panggil oleh asisten rumahnya.
Lintang pun akhirnya keluar setelah mendapat panggilan telepon dari sang oma yang ingin bertemu. Saat melewati ruang keluarga tiba-tiba sang papa memanggilnya.
"Lintang, " panggil sang papa.
Lintang pun melirik sang papa dan tersenyum.
"Kamu mau kemana? " tanya sang papa lalu mendekatinya.
"Oma ingin bertemu dengan ku, " jawab Lintang.
"Papa minta maaf sudah buat kamu sedih karena papa pulang dengan keadaan mabuk, " ucap sang papa.
Lintang tersenyum lalu berkata "papa gak usah minta maaf karena Lintang ngerti perasaan papa bagaimana. Lintang pamit pa, ".
lintang pun langsung pergi dan hari ini dia tidak membawa mobil melainkan naik taksi karena dia merasa kondisinya kurang baik dan untuk menghindari kejadian yang tidak di inginkan jadi dia memutuskan untuk naik taksi. Tak butuh waktu lama Lintang sudah tiba di rumah sang oma dia pun langsung masuk dan dia terkejut saat melihat ada om dan tantenya yang merupakan orang tua Noval.
"Sini sayang, " panggil sang oma minta Lintang duduk di samping sang oma.
Lintang pun menurutinya lalu duduk di samping sang oma.
"Oma menyuruh kamu kesini karena ada yang ingin oma bicarakan sama kamu, " ucap sang oma memberitahunya.
"Apa? " tanya Lintang dingin.
"Oma minta kamu tinggal dengan oma untuk saat ini karena oma gak mau kamu tinggal dengan papa mu, " jawab sang oma.
"Kenapa? " tanya Lintang dengan nada sedikit marah.
"Lintang, oma mu itu cuman khawatir papa mu akan menghasut kamu seperti mama kamu yang berakhir di penjara, " ucap sang om.
Lintang tersenyum lalu berdiri, "jadi kalian menyalahkan papa yang telah menghasut mama, apa aku gak salah dengar? " tanya Lintang dengan nada tinggi.
"Jaga ucapan kamu Lintang, " bentak sang tante.
"Apa ini rencana kalian buat menghancurkan keluarga ku? "tanya Lintang dengan marah.
Membuat semua orang di rumah itu kaget.
Lintang pun tersenyum lalu pergi meninggalkan rumah sang oma.
Lintang hanya bisa mengurung diri setelah kejadian itu semua karena semua orang pasti akan membicarakan dirinya dengan kejadian semua ini. Hari berlalu begitu saja, namun hari ini tiba-tiba sang papa menemuinya dan mengajaknya bicara.
"Apa yang ingin papa bicarakan? " tanya Lintang setelah berada di hadapan sang papa.
"Kamu jangan mengurung diri terus seperti ini, " ucap sang papa.
"Kenapa?, aku harus bagaimana, tutup telinga dan pura-pura tidak tau dengan apa yang mereka bicarakan gitu? " tanya Lintang dengan nada kesal.
"Papa tau kamu yang paling terluka disini, namun papa tidak bisa berbuat apa-apa. Papa mengajak mu bicara hanya ingin memberimu ini, " ucap sang papa sambil memberikan sebuah kartu bank.
"Ini apa pa? " tanya Lintang menatap sang papa.
"Dalam kartu ini ada uang hasil dari penjualan rumah dan saham milik papa pemberian kakek dan nenek mu, " jawab sang papa.
"Papa jual semua aset papa?, kenapa pa? " tanya Lintang kaget lalu berdiri.
"Papa ingin meninggalkan kota ini, papa gak bisa jika harus tinggal disini terus, " jawab sang papa.
"Lalu aku bagaimana pa? " tanya Lintang dengan suara lemas.
"Keputusan ada di tangan mu, jika kamu mau ikut papa ayo kita pergi dari kota ini, " ucap sang papa.
Lintang hanya bisa menghela nafas lalu mengusap wajahnya. Sang papa berdiri dan sebelum beranjak di berkata "besok papa pergi dan rumah ini harus segera di kosongkan dua hari lagi. Jika mau ikut papa segeralah bereskan semuanya, " sang papa langsung pergi dan Lintang hanya bisa menatap dengan meneteskan air mata.
Lintang merasa tidak ada seorang pun yang memikirkan perasaanya karena semua orang sibuk dengan dirinya sendiri-sendiri. Lintang pun masuk kamar lalu menutup pintu kamar dengan kencang membuat mengeluarkan suara. Lintang berteriak di kamarnya dan melemparkan apa saja yang bisa dilemparnya. Tiba-tiba ponselnya berdering dan ternyata satu pesan masuk dari Tantri istri sang abang.
"Pintu rumah kami terbuka untuk mu, datanglah kapan pun kamu mau, " isi pesan dari Tantri istri Kevin.
Lintang pun dia hanya tersenyum dan merasa ada orang yang masih memperdulikannya. Lintang pun langsung berjalan menuju lemari bajunya dan segera membereskan bajunya ke dalam koper karena dia sudah putuskan untuk tinggal dengan sang abang. Setelah semuanya selesai Lintang langsung menarik kopernya ke luar kamar dan saat melewati kamar sang papa Lintang berhenti dan mengetuk pintu sang papa.
"Ada apa? " tanya sang papa saat membuka pintu, namun sang papa kaget saat melihat Lintang membawa koper.
"Kamu mau pergi kemana? " tanya sang papa lagi.
"Lintang mau pamit, Lintang akan tinggal dengan bang Kevin karena Lintang merasa tidak sanggup jika harus meninggalkan kota ini, " jawab Lintang.
Sang papa tersenyum lalu memegang bahu Lintang dan berkata "apa pun keputusan kamu, papa hanya berharap kamu bahagia, ".
" Aku pergi pa, jaga kesehatan jangan lupa kalau ada apa-apa hubungi aku, "pesan Lintang lalu memeluk sang papa.
" Hati-hati sayang, "ucap sang papa dan Lintang langsung pergi.
Tibanya di luar Lintang sebelum keluar gerbang dia menatap rumah besar di hadapannya, rumah yang hampir dua puluh empat tahun ia tempati kini harus di tinggalkan karena sudah bukan miliknya. Lintang pun langsung keluar dan naik taksi yang sudah menunggunya di depan gerbang. Tak butuh waktu lama Lintang sudah tiba di rumah milik Kevin yang sederhana karena rumah ini berada di perumahaan biasa bukan perumahaan elit. Lintang mun menarik kopernya ke depan rumah kecil di hadapannya lalu mengetuknya.
Seorang wanita cantik dengan memakai hijab membuka pintu dan saat melihat siapa yang datang dia langsung memeluknya.
"Akhirnya kamu datang, aku benar-benar khawatir sama kamu saat tahu kalau papa menjual rumah kalian, " ucap Tantri ya wanita itu Tantri istri dari sang abang Kevin.
"Ayo masuk, " ajak Tantri sambil membantu Lintang membawa barang nya.
"Datang juga kamu, " ucap Kevin di depan pintu kamar.
"Ya mau gimana lagi, cuman abang keluarga ku, " jawab Lintang.
"Siapa bilang?, gue bukan abang kandung lo, " ucap Kevin.
"Biarin, hitung-hitung balas budi sama bokap yang udah ngasih lo makan sama sekolah, " balas Lintang dengan santai.
"Bisa aja lo " omel Kevin.
Lintang dia hanya mengangkat bahu acuh. Tantri dia gak asing lagi dengan perdebatan adik kakak di depannya ini.
"Itu kamar kamu, maaf ya kecil. Ini sementara sampai orang yang menyewa rumah kami pergi baru kita pindah ke rumah yang lumayan luas, " beritahu Tantri.
"Udah kamu santai aja, udah di ajak tinggal di sini aja aku udah senang, " balas Lintang pada Tantri.
"Bagus deh kalau lo tau bersyukur, " ucap Kevin lalu masuk kamar.
"Abang durhaka, " umpat Lintang karena kesal sama Kevin sang abang.
"Kamu tau gak alasan bang Kevin suruh kamu tinggal disini? " tanya Tantri.
"Apa?"
"Biar ada teman berantem dia bilang, " jawab Tantri.
"Oh, " balas Lintang, "aku masuk kamar dulu, kamu tidur saja biar besok aku bereskan bajunya, " ucap Lintang lalu masuk kamar.
Lintang langsung membaringkan tubuhnya karena sudah lumayan mengantuk apa lagi dia sudah marah-marah dan menangis tadi.
Lintang kebangun dari tidurnya karena mencium bau makanan membuat perutnya minta di isi. Lintang pun keluar dan ternyata Tantri sedang membuat makan siang karena Lintang bangun pukul sebelas siang.
"Akhirnya kamu bangun juga, " ucap Tantri.
"Memang kenapa? "tanya Lintang bingung.
" Aku pikir kamu mati, "jawab Tantri.
" Enak aja kalau ngomong, emang jam berapa? "balas Lintang.
"Tuh lihat, " Tantri menunjuk jam dinding.
Lintang meliriknya dan kaget saat melihat jam sebelas siang.
"Gak salah lihat gue, " ucap Lintang kaget.
"Ya makanya aku pikir mati, " ujar Tantri.
Lintang pun membuang Nafas kasar membuat Tantri meliriknya.
"Kenapa kamu? " tanya Tantri.
"Semalam aku merasa nyaman aja saat tidur membuat aku kesiangan, " jawab Lintang.
Tantri duduk di samping Lintang lalu memegang tangannya.
"Mungkin akhir-akhir ini kamu merasa tertekan dan saat masuk ke rumah ini kamu merasa tenang karena semua kenangan di rumah itu hilang dan rumah ini rumah baru kamu, " ucap Tantri.
"Mungkin, aku merasa semua orang menjauh namun saat membaca pesan kamu aku merasa ada harapan baru di hidup ku, " balas Lintang.
"Mulai lah lembaran baru, lupakan kejadian yang sudah coba untuk melihat ke depan temukan kebahagian kamu, " nasehat Tantri.
Lintang pun mengangguk dan tersenyum.
"Ayo makan, aku udah lapar ni, " ajak Tantri dan mereka berdua pun makan.
Kevin dia pergi kerja dan Lintang tau jika Kevin mengelola perusahaan milik sang oma membantu Noval.
Lintang sebenarnya mulai tidak nyaman tinggal di rumah kecil itu karena dia merasa tidak bebas namun apalah daya dia tidak bisa berbuat apa-apa. Lintang dia tidak punya pekerjaan atau pun kegiatan apa-apa dan sehari-hari hanya diam di rumah. Lintang pun keluar kamar dan melihat Tantri sedang di dapur untuk menyiapkan makan malam.
"Tan, aku boleh bantu kamu? " tanya Lintang menghampiri Tantri.
"Emang kamu bisa? " Tantri tau jika Lintang belum pernah turun ke dapur.
"Ya aku belajar saja, aku gak mau jika hanya diam di kamar saja, " ucap Lintang.
"Ya sudah kamu lihat dulu saja, coba kamu pelajari nanti setelah paham aku akan ajari kamu, " balas Tantri dengan tersenyum.
"Benar ya, kehidupan itu berputar kita gak akan selalu di atas dan ada kalanya kita di bawah, " ujar Lintang.
"Sebenarnya kita bisa hidup senang namun aku yang menolak karena selama aku bisa aku gak mau pakai jasa orang lain apa lagi rumah ini kecil, " ucap Tantri memberi penjelasan pada Lintang.
"Kalau kamu bosen pergi jalan saja sama temen-temen mu, " saran Tantri.
"Mereka sudah tidak mau berteman dengan ku setelah masalah mama, " balas Lintang lalu duduk di meja makan.
"Em gimana kalau kamu minta kerjaan sama abang kamu, " saran Tantri.
"Dih ogah, males aku ketemu Noval, " balas Lintang yang mang dari awal tidak terlalu dekat dengan Noval.
Semua makanan siap dan Kevin pun sudah pulang lalu mereka langsung makan. Kevin dia memperhatikan Lintang karena dia tau Lintang pasti gak biasa tinggal di rumah kecil seperti ini.
"Minggu depan kita pindah ke rumah kita, " beritahu Kevin membuat Tantri kaget.
"Memang penyewa rumah kita sudah mau pindah? " tanya Tantri.
"Sudah, mereka bilang mereka harus pindah kota karena suaminya pindah tugas lagi, " jawab Kevin.
"Bagus dong bang, biar Lintang sedikit nyaman gak seperti ini kecil, " ujar Tantri.
"Kok aku sih, padahal aku gak masalah kok tinggal disini, " ucap Lintang.
"Kamu gak bisa bohongi abang, abang tau kok kalau kamu gak nyaman tinggal di rumah kecil ini, " ucap Kevin membuat Lintang menunduk.
"Sabar dulu abang lagi perbaiki sebagainya rumah yang sudah mulai usang, " beritahu Kevin dan Lintang tersenyum.
Selesai makan Lintang masuk kamar dan tiba-tiba ponselnya berdering pertanda ada pesan masuk dan saat di lihat ternyata sebuah undangan makan dari temannya besok. Lintang bingung apa dia gak usah datang saja tapi dia gak mau di anggap menghindar. Akhirnya Lintang memutuskan untuk datang ke acara itu. Lintang sudah siap dan dia pamit pada Tantri jika dia pasti akan pulang telat.
"Kamu hati-hati aja, kalau ada apa-apa langsung kabari kami, " pesan Tantri dan Lintang mengangguk.
Lintang pun berangkat dan dia berhenti di sebuah restoran mahal dan langsung masuk. Namun saat masuk ke ruangan yang sudah di pesan Lintang di buat kaget dengan tatapan teman-temannya.
"Gue pikir lo gak akan berani datang setelah apa yang terjadi sama keluarga lo, " ucap salah satu temannya.
Lintang dia tidak menghiraukan tatapan dan ucapan-ucapan yang menyindirnya. Lintang duduk lalu fokus main ponsel. Lintang berusaha menenangkan hatinya agar tidak terpancing emosi.
"Lo dapat keberanian darimana datang ke tempat seperti ini? " tanya Dita salah satu temannya.
"Kalau gue jadi lo, gue gak akan berani datang, "lanjutnya.
" Berarti lo pengecut, "balas Lintang yang kesal dari tadi hanya jadi bahan olok-olokan teman-temannya.
"Kalian bisa gak, gak harus memojokkan Lintang? " bentak Aurel yang punya acara.
"Loh bukannya di rencana lo buat bikin dia malu? " tanya salah satu temannya.
"Gue ngundang Lintang karena gue menghargai dia sebagai teman kita bukan maksud buat bikin dia malu, " jawab Aurel.
"Cukup Rel, lo gak harus bela gue toh gue udah tau maksud lo minta gue datang, kalau lo temen gue seharusnya lo jangan paksa gue buat datang, " ucap Lintang lalu pergi dengan hati yang sakit.
lintang ke luar dari restoran dengan buru-buru membuat dirinya tidak fokus dan menabrak seseorang.
"Maaf, " ucap Lintang dengan menunduk lalu pergi.
Orang yang di tabrak Lintang hendak membalas ucapan Lintang namun Lintang langsung pergi begitu saja.
"Cewek aneh, " gumamnya.
Lintang berjalan di sepanjang trotoar dan berhenti di sebuah halte bis dan duduk di sana cukup lama. Lintang menatap ke atas langit lalu bergumam, "Apa yang sedang kau rencanakan Allah hingga kau porak porandakan keluarga hamba, ".
Setetes air mata jatuh begitu saja membuat Lintang langsung menghapusnya.
"Aku harus kuat karena aku yakin di balik semua ini pasti akan ada akhir bahagia, " ujarnya.
Karena hari sudah malam akhirnya Lintang putuskan untuk pulang dan saat tiba di rumah dia melihat sang abang di depan rumah membuat Lintang sedikit takut.
"Jam berapa ini? " tanya Kevin.
"Maaf aku gak lihat jam, " jawab Lintang.
"Ini bukan di tempat tinggal kita dulu, ini kampung orang abang minta sama kamu tolong jaga sikap jangan sampai orang sini berpikir jika kamu perempuan tidak benar, " omel Kevin setelah mereka di dalam rumah.
"Aku minta maaf bang, " ujar Lintang.
"Ya udah sana masuk!" titah Kevin dan Lintang pun hendak masuk kamar namun Kevin menghentikannya.
"Kamu udah makan? " tanya Kevin.
"Aku gak lapar bang, " jawab Lintang lalu masuk kamar.
Besoknya Lintang bangun pagi dia mulai membantu Tantri membereskan rumah walau masih belajar.
"Abang hari ini mau ke kantor polisi, " beritahu Kevin membuat Lintang kaget.
"Abang mau bertemu mama? " tanya Lintang.
"Abang dapat kabar kalau ada yang mau tebus mama agar mama bisa keluar penjara, " jawab Kevin.
"Siapa? "
"Abang gak tau, " jawab Kevin.
Lintang dan Tantri saling pandang karena setau mereka oma gak mungkin lakukan itu. Sepanjang hari Tantri dan Lintang gak tenang karena ingin segera dapat kabar tentang orang yang membebaskan sang mama. Tiba-tiba Kevin datang dan dari raut wajahnya Lintang bisa menebak jika sang abang dapat kabar yang sangat besar karena raut wajahnya kecewa.
"Gimana bang? " tanya Lintang.
"Mama udah bebas, " jawab Kevin.
Lintang melihat ke luar mencari sang mama namun tidak ada.
"Orang yang membebaskan mama mantan pacar mama dulu, " beritahu Kevin membuat Lintang dan Tantri kaget.
"Dan juga merupakan papa ku, " lanjutnya membuat Lintang dan Tantri semakin kaget.
"Aku anak mama dari pria yang sangat di cintai mama sebelum menikah dengan papa, " Kevin melanjutkan ucapnya dengan lesu.
"Jadi kita saudara satu ibu? " tanya Lintang.
"Iya kita satu ibu, " jawab Kevin.
"Siapa pria itu? " Lintang penasaran.
"Darius Atmaja, " beritahu Kevin.
Lintang kaget karena orang itu merupakan seorang pengusaha terkenal di kota itu dan orang yang sangat di takuti dan berpengaruh.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!