NovelToon NovelToon

Akibat Sudah Tidak Perawan

1. Malam Pertama

Di dalam kamar pengantin sepasang pengantin baru yang baru saja menyelesaikan ritual resepsi pesta pernikahan yaitu Billy dan Luciana, telah berada di atas tempat tidur empuk yang dipenuhi dengan aroma bunga mawar dan lilin aroma terapi yang menciptakan suasana yang hangat dan romantis.

Sentuhan warna putih memberikan kesan segar dan alami menciptakan suasana yang tenang dan nyaman serta sempurna untuk malam pertama mereka.

Mereka berdua telah membersihkan badan mereka yang lengket karena beberapa jam berdiri menyalami para tamu undangan yang berjumlah sekitar seribu lima ratus orang yang terdiri dari rekan bisnis Billy, keluarga besar ,kerabat dan teman- teman baik dari pihak Billy maupun Luciana.

Mereka sudah mengganti baju pengantin mereka dengan baju tidur dan sudah membersihkan diri di kamar mandi sehingga badan mereka sudah terlihat segar kembali. Dan hal yang sedang mereka tunggu adalah melakukan ritual malam pertama. Iya ,tentu saja hal itu lah paling ditunggu- tunggu oleh setiap pasangan pengantin batu. Penyatuan dua insan untuk yang pertama kalinya dan akan menjadi pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup.

"Apa kamu bahagia malam ini sayang...?'' tanya Billy sambil memeluk Luciana dari arah belakang yang sedang berdiri di depan cermin menggunakan lingerie yang begitu seksi.

Iya, lingerie itu Billy yang membelikannya untuk dipakai oleh Luciana di malam pertama mereka. Billy tak hanya membelikan satu lingerie saja, tapi ada tujuh buah lingeri dengan berbagai model dan warna dan semuanya berbahan tipis dan menerawang. Luciana yang memang mempunyai tubuh yang ideal pun terlihat sangat seksi dan menggoda, hingga membuat Billy tidak bisa menahannya lagi untuk memulai malam pertama mereka.

"Tentu saja aku bahagia sayang..." sahut Luciana sambil membalikkan badan menghadap sang suami.

Mereka berdua saling menatap satu sama lain. Billy lalu memegang dagu Luciana dengan lembut kemudian medekatkan wajahnya ke wajah Luciana. Mereka lalu berc*uman, saling menyesap dan mel*m*t.

Iya, setelah berpacaran selama enam bulan, mereka sudah terbiasa melakukan c*uman. Namun untuk hal yang lebih dari itu, Billy dengan sekuat tenaga menahan untuk tidak melakukannya karena dia hanya mau melakukannya setelah mereka menikah dan akan melakukannya di malam pertama pernikahan mereka.

Bagi Billy malam pertama tidak akan terasa special jika mereka sudah tidur bersama sebelumnya.

Setelah beberapa saat mereka berc*um*n, mereka pun melpaskan c*um*nnya.

"Aku mencintaimu Luciana..." ucap Billy dengan nafas yang memburu akibat c*uman tadi.

"Aku juga mencintaimu mas..." jawab Luciana sambil tersenyum.

"Aku bahagia sekali karena akhirnya aku telah resmi menjadi istrimu..." sambung Luciana.

Iya ,bagaimana mungkin Luciana tidak bahagia, Billy adalah laki- laki tampan yang telah memacarinya selama enam bulan ini. Billy begitu perhatian dan sangat mencintai Luciana dengan sepenuh hati.

Tentu saja Luciana bahagia berada di samping Billy. Billy adalah laki- laki yang begitu baik padanya.Tak hanya cinta yang Billy berikan pada Luciana, Billy juga royal dan selalu memajakan Luciana dengan membelikan semua kebutuhan Luciana seperti baju, tas, sandal, sepatu dan kebutuhan lainnya yang tentu saja harganya mahal. Maklumlah Billy pengusaha yang cukup sukses dan juga anak orang kaya.

"Malam ini adalah malam pertama kita Luciana... Aku ingin malam ini menjadi malam yang special buat kita berdua. Aku akan menjadi satu- satunya laki- laki yang pertama kali menyentuh tubuhmu seutuhnya. Dan kamu akan menjadi perempuan yang menyentuh tubuhku untuk pertama kali...." ucap Billy sambil mengusap pipi mulus dan putih milik Luciana.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Billy, tubuh Luciana langsung membeku. Iya, Luciana tentu sadar jika Billy bukanlah satu- satunya laki- laki pertama yang singgah di hatinya, dan dia bukan laki- laki yang pertama menyentuh tubuhnya.

Iya, tubuh Luciana pernah disentuh olah laki- laki selain Billy yaitu mantan kekasih Luciana. Dan sesuatu yang paling berharga dalam dirinya yaitu kesuciannya telah dia berikan pada mantan kekasihnya itu. Luciana sengaja tidak memberitahu Billy sebelumnya karena menurutnya keperawanan di jalan modern seperti sekarang ini tidaklah penting.

Luciana tahu tak hanya dirinya saja yang sudah hilang perawan ketika belum menikah. Dulu teman- teman sekolah , teman kuliah dan teman kerjanya pun banyak yang sudah tidak perawan. Dan Luciana menganggap itu adalah hal yang biasa.

Tapi mendengar kata- kata Billy tadi tentu saja Luciana kaget. Dia baru tahu jika ternyata Billy belum pernah tidur dengan perempuan lain dan baru akan tidur dengannya. Luciana pikir sebagai pembisnis sukses kaya dan juga tampan ,Billy sudah terbiasa bergonta- ganti pacar dan tidur dengan perempuan yang dia sukai. Tapi ternyata anggapannya salah besar. Ternyata Billy masih bujang, sedangkan Luciana sudah tidak perawan lagi.

Luciana pun bingung tidak tahu harus berbuat apa.Tubuh Luciana tiba- tiba gemetar dan gugup. Iya tentu saja, bagaimana kalau nanti Billy tahu jika dirinya sudah tidak perawan lagi. Apakah dia akan marah...? Ataukah dia akan bersikap biasa saja karena Luciana tahu cinta Billy bergitu besar padanya...?

"Luciana... Kamu kenapa...? Kau terlihat tegang...?" Billy menangkup kedua pipi Billy lalu mengecup bibirnya sekilas.

"Kata orang, malam pertama bagi perempuan itu akan terasa sedikit menyakitkan, bahkan ada yang menangis karena rasa sakit itu. Tapi percayalah, aku akan melakukannya dengan lembut dan pelan- pelan agar bisa mengurangi rasa sakit itu. Jadi kamu tidak usah khawatir ya..." sambung Billy kembali mengecup bibir Luciana.

"I...iya mas..." jawab Luciana tentu saja bertambah gugup.

"Rileks saja sayang... Jangan tegang begitu..." ucap Billy sambil tersenyum.

Billy lalu membopong tubuh Luciana dan membaringkannya di atas tempat tidur. Kemudian Billy memposisikan dirinya di atas tubuh Luciana. Billy kembali m*nc*um bibir Luciana yang manis dengan penuh gairah dan menuntut.

Dan tibalah saatnya Billy mengarahkan miliknya ke dalam milik Luciana, setelah mereka dalam keadaan polos tanpa sehelai benang. Dan di saat itulah Luciana seperti sedang mempertaruhkan masa depannya. Apakah setelah ini Billy akan bisa menerimanya walaupun dia sudah tidak perawan, atau dia akan marah dan tidak akan bisa menerima kenyataan itu.

Iya, dengan perlahan Billy mendorong benda miliknya menerobos milik Luciana. Namun Billy merasa aneh karena benda miliknya masuk ke dalam liang gelap milik Luciana dengan lancar tanpa ada halangan atau hambatan apapun.

Padahal dari apa yang telah Billy dengar dari teman- temannya yang sudah menikah, bahkan dari buku ataupun artikel yang dia baca di internet, seorang perempuan yang masih perawan akan susah sekali untuk diterobos benteng pertahanannya. Perlu kerja keras dan si perempuan itu akan meringis kesakitan karena akan ada yang robek di dalam sana. Namun yang Billy rasakan tidak begitu.

Benda miliknya menerobos liang itu dengan lancar- lancar saja. Dan Billy juga sama sekali tidak mendengar rintihan kesakitan yang keluar dari mulut mungil Luciana. Sejenak Billy menghentikan pergerakannya. Namun dia tersentak karena justru Luciana yang melakukan pergerakan dari bawah sana.

Luciana menggerakkan tubuhnya ke atas dan ke bawah dengan ritme gerakan yang cukup cepat dan teratur. Iya, Luciana sadar telah melihat sikap aneh dari Billy. Luciana yakin kalau suaminya itu mulai menyadari bahwa Luciana sudah tidak perawan lagi. Maka dari itu Luciana mencoba mengalihkan perhatian Billy dan berusaha memuaskan Billy. Luciana yakin perhatian Billy akan teralihkan dan dia akan puas dengan apa yang dilakukan olehnya dan melupakan kalau Luciana sudah tidak perawan lagi.

Luciana terus menggerakkan tubuhnya ke atas dan ke bawah semakin lama semakin mempercepat gerakannya. Tak hanya itu, bibir Luciana tak tinggal diam menelusuri leher Billy dan membuat stempel kepemilikan di sana.

Mendapat perlakuan yang begitu agresif dari Luciana tentu saja Billy merasa tak berdaya. Billy merasakan ada yang berdenyut- denyut dengan hebat di bawah sana. Secara tidak sadar Billy pun ikut menggerakkan tubuhnya maju mundur dengan cepat. Hingga pada akhirnya mereka berdua mengeluarkan lengkingan kenikmatan dari mulut keduanya yang menandakan bahwa keduanya telah mencapai puncak kenikmatan bersama.

Tubuh Billy langsung ambruk di samping Luciana dengan nafas terengah- engah. Melihat reaksi Billy, Luciana melengkungkan bibirnya ke atas. Dia senang bisa memuaskan sang suami. Dan Luciana begitu yakin setelah ini semuanya akan baik- baik saja. Rasa khawatir itu pun hilang seketika. Luciana memejamkan mata merasa lega.

"Kenapa kamu tidak pernah bilang kalau kamu sudah tidak perawan...?'' tiba- tiba Luciana kaget mendengar pertanyaan dengan nada dingin dari sang suami.

Dalam posisi berbaring,Luciana langsung menoleh ke arah sang suami yang sudah dalam posisi duduk.

"Ma...mas..." Luciana segera bangun dan duduk.

"Kenapa...? Kenapa kamu tidak bercerita soal itu sebelumnya Luciana...?'' tanya Billy dengan mata berkaca- kaca dan terlihat memerah.

"A..aku..." Luciana tergagap.

"Kenapa kamu tidak cerita padaku kalau kamu sudah tidak perawan, Luciana...?'' tanya Billy dengan mata berkaca- kaca menahan emosi.

"Ma...maafkan aku..." air mata pun keluar dari kedua mata Luciana membasahi kedua pipinya.

"Kenapa...? Kenapa kau tak mengatakannya dari awal...?''

Billy tak bisa menahan tangisnya. Iya, Luciana bisa melihat dari wajah Billy yang penuh dengan kesedihan dan kekecewaan yang mendalam.

"Ma...maafkan aku...hik..hik..." hanya kalimat itu lah yang bisa keluar dari mulut Luciana.

"Kamu telah menipuku Luciana. Katakan... Siapa laki- laki itu...? Siapa laki- laki yang telah menyentuhmu lebih dulu...?'' Billy menatap wajah Luciana dengan tajam.

"Di...dia..."

"Apa selama pacaran dengan kau selingkuh di belakangku, Luciana...? Kau mengkhianati aku hah...! '' tanya Billy.

"Ti...tidak...i..itu tidak benar..."

"Kalau begitu jawab siapa laki- laki yang telah menyentuhmu lebih dulu dan mengambil keperawananmu...!'' seru Billy sambil mengguncang kedua pundak Luciana.

"Hik..hik..." Luciana menangis.

"Katakan Luciana...! Katakan...!" Billy kembali mengguncang kedua pundak Luciana.

Sambil menangis dan suara terbata- bata Luciana menceritakan pada Billy bahwa laki- laki yang telah menyentuh dan mengambil keperawanannya adalah mantan kekasihnya yaitu Noah.Mereka telah berpisah satu tahun sebelum Luciana bertemu dengan Billy.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Luciana Billy mengepalkan kedua tangannya dan mengeraskan rahangnya. Iya, tentu saja Billy tidak bisa menerima semua itu. Billy merasa dia adalah pria baik- baik. Walaupun dia pernah berpacaran sebelum dengan Luciana, tapi dia tidak pernah melakukan apa yang tidak boleh dilakukan sebelum menikah.

Iya, Billy masih bujang asli. Dan tentu saja dia juga menginginkan perempuan yang masih perawan dan hanya dia yang akan menyentuhnya di malam pertama mereka. Namun kenyataannya dia malah mendapatkan perempuan yang sudah tidak perawan yang sudah berkali- kali disentuh oleh laki- laki yang bukan muhrimnya.

Iya, tentu saja Billy merasa jijik mendengarnya. Dia merasa ditipu mentah- mentah oleh Luciana. Dia tidak rela dirinya yang masih bujang mendapatkan barang bekas orang.

Billy menatap Luciana dengan tatapan jijik. Di matanya sekarang, orang yang selama enam bulan ini begitu dia cintai, akan menjadi perempuan yang paling dia benci.

"Mas...hik..hik...maafkan aku..." ucap Luciana.

"Kamu telah menipuku Luciana..." sahut Billy yang masih duduk di atas tempat tidur dalam keadaan polos.

"Aku jijik sama kamu Luciana. Jijik sekali. Aku tidak menyangka akan mendapatkan perempuan murahan sepertimu. Perempuan yang rela disentuh oleh laki- laki di luar pernikahan. Itu sangat menjijikan Luciana... Aku menyesal telah menikah denganmu..." sambung Billy kemudian bangkit dari tempat tidur dan mengambil pakaiannya yang berserakan dia atas lantai. Kemudian dia memakainya.

Sementara itu Luciana masih duduk di atas tempat tidur dan menutupi tubuhnya menggunakan selimut dan terus menangis merasa bersalah pada Billy.

"Lebih baik kita bercerai Luciana..." ucap Billy.

Tentu saja Luciana begitu kaget mendengar pernyataan Billy yang ingin menceraikannya.

"Ja...jangan...ak..aku mohon...jangan ceraikan aku..mas...aku mohon...hik..hik..." tangis Luciana semakin pecah.

"Kamu sudah menipuku Luciana....! Aku tidak sudi lagi punya istri seperti mu yang murahan dan kotor itu...!" seru Billy.

"Aku mohon maafkan aku mas... Maafkan aku...hik...hik... Beri aku kesempatan untuk menebus kesalahan aku mas... Aku mohon jangan ceraikan aku...hik..hik..." Luciana bangun dari tempat tidur lalu memohon sambil memeluk kaki Billy.

"Menebus kesalahan...? Dengan cara apa...hah...! Kesalahan kamu sudah sangat fatal Luciana...!" seru Billy sambil melepaskan kakinya dari tangan Luciana.

"Kamu perempuan yang sangat menjijikan...!'' sambung Billy.

Luciana yang duduk di lantai mendongak ke atas menatap wajah Billy.

"Kalau tubuhku menjijikkan, kenapa kamu tadi menikmati tubuhku mas... ? Kamu bahkan menyelesaikan penyatuan kita dan kamu merasa puas. Dan kenapa setelah mendapatkan kepuasan dariku kenapa kamu baru bilang jijik pada tubuhku mas... Hik..hik....?'' tanya Luciana.

Mendengar pertanyaan dari Luciana, Billy mengusap wajahnya dengan kasar. Iya, tentu saja Billy tidak bisa menjawab pertanyaan dari Lucina. Billy bingung harus menjawab apa. Karena benar apa yang dikatakan Luciana tadi. Saat tubuh mereka saling terhubung satu sama lain beberapa saat lalu, Billy merasakan kepuasan dan kenikmatan yang luar biasa yang diberikan oleh Luciana.

Pengalaman yang Luciana miliki dalam bercinta membuat Billy tak berdaya, hingga Billy sejenak melupakan kalau Luciana sudah tidak perawan. Namun setelah penyatuan itu berakhir Billy baru sadar kembali akan kekecewaannya terhadap Lucina.

Luciana

Billy

🌺 Kalau abis baca jangan lupa like, koment dan vote ( hari senin )🌺

Bersambung...

2. Penipu dan Murahan

Billy segera keluar dari dalam kamar pengantin tanpa memperdulikan Luciana yang terus memanggilnya sambil menangis. Billy menuruni anak tangga menuju lantai satu kemudian keluar dari rumah menggunakan mobilnya. Sementara itu di luar kamar ada dua manusia yang sejak tadi menguping pertengkaran antara Billy dan Luciana.

Iya, mereka adalah nyonya Lydia mama Billy dan Natasya adik perempuan Billy. Mama dan adik perempuan Billy tentu saja kaget mengetahui apa yang telah diperdebatkan oleh Billy dan membuatnya begitu marah pada perempuan yang baru dia nikahi beberapa jam lalu yaitu karena kondisi Luciana yang sudah tidak perawan lagi.

Mereka segera bersembunyi ketika Billy membuka pintu kamar dan keluar dari dalam sana. Setelah memastikan Billy keluar dari rumah, mereka berdua kembali ke depan kamar pengantin Billy dan Luciana.

"Mah, jadi kak Billy marah besar karena Luciana sudah tidak perawan lagi...? Jadi selama ini kak Billy tidak tahu kalau perempuan yang dia nikahi ternyata perempuan murahan yang telah menyerahkan kesuciannya pada mantan kekasihnya... Ah benar- benar menjijikan..." ucap Natasya.

"Jangan- jangan Luciana dulunya seorang p*l*cur..." sambung Natasya sambil begidik merasa jijik.

Nyonya Lidya pun mendengus . Dia begitu emosi sama seperti Billy karena tahu sang menantunya itu bukan perempuan baik- baik. Iya, ternyata penampilan Luciana yang seperti perempuan terhormat dan baik, tidak seperti dalamannya yang sudah bobrok. Kesucian yang seharusnya dia jaga untuk suaminya, telah dia berikan pada laki- laki yang bukan suaminya.

Nafas nyonya Lidya pun memburu. Dia begitu marah pada sang menantu dan merasa ditipu olehnya. Nyonya Lidya pun bergegas masuk ke dalam kamar Billy untuk menemui Luciana yang masih menangis terduduk di lantai. Nyonya Lidya merasa harus membuat perhitungan pada sang menantu. Sedangkan Natasya mengikuti sang mama masuk ke dalam kamar sang kakak.

"Dasar perempuan murahan...! Memalukan...! Bisa- bisanya kamu menipu anak saya...!'' tiba- tiba terdengar suara nyonya Lidya di depan pintu kamar Billy yang setengah terbuka dan membuat Luciana tersentak.

Iya, tentu saja Luciana kaget melihat sang ibu mertua dan adik iparnya masuk ke dalam kamarnya sambil memberikan tatapan penuh kebencian padanya.

"Ma...mama..." ucap Luciana.

"Dasar perempuan murahan...! Penipu...! Harusnya Billy langsung saja menceraikanmu tadi...!" nyonya Lidya menendang Luciana yang duduk di atas lantai sambil membalut tubuh polosnya menggunakan selimut.

"Maafkan Luciana mah...hik..hik..." Luciana menangis.

"Dasar munafik...! Kelihatannya saja kamu perempuan baik- baik. Tapi pada kenyataannya kamu hanya perempuan murahan yang tidak punya harga diri...! Menjijikan...!" seru nyonya Lidya semakin bertambah murka. Sementara itu Natasya menatap sinis pada kakak iparnya itu sambil melipat kedua tangan di depan dadanya.

Iya tentu saja nyonya Lidya merasa tertipu oleh Luciana. Keluarga nyonya Lidya adalah keluarga terpandang dan juga terhormat. Dulu almarhum suaminya adalah pembisnis yang cukup sukses. Setelah meninggal dia mewariskan perusahaannya untuk dikelola oleh Billy dan kini perusahaan itu semakin berkembang di tangan anak sulungnya itu.

Keadaan ekonomi keluarga Billy pun semakin meningkat. Tentu saja nyonya Lidya sudah mampu bersanding dengan ibu- ibu sosialita kalangan atas. Dengan kesuksesan Billy sebagai pengusaha kaya, tentu saja keluarga mereka disegani baik oleh para karyawan ataupun para koleganya.

Banyak dari rekan kerja Billy yang menawarkan anak gadisnya untuk menikah dengan Billy. Namun hati Billy telah jatuh pada Luciana. Gadis sederhana namun kecantikannya mampu membuat Billy tergila- gila padanya.

Nyonya Lidya pun merestui hubungan sang putra dengan Luciana walaupun dalam hati nyonya Lidya ada sedikit rasa kurang sreg karena Luciana bukan berasal dari keluarga terpandang seperti dirinya. Namun demi kebahagiaan sang putra, dia rela mengalah asal putra sulungnya itu bisa hidup bahagia dengan gadis pilihannya.

Namun nyonya Lidya tidak menyangka jika ternyata sang putra telah salah memilih istri. Perempuan yang selama ini nyonya Lidya kenal sebagai gadis yang baik dan sopan ternyata menyimpan rahasia besar yang baru diketahui setelah Billy di saat mereka melakukan ritual malam pertamanya.

Iya, ternyata Luciana sudah tidak perawan lagi dan dia mengaku bahwa mantan kekasihnya lah yang telah mengambil kesuciannya. Tentu saja nyonya Lidya sebagai seorang ibu tidak bisa terima sang putra kecewa dan ditipu mentah- mentah oleh istrinya. Malam pertama yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan kini berakhir dengan kekecewaan yang mendalam yang dirasakan oleh Billy.

"Kenapa kamu tega membohongi anak saya...!'' nyonya Lidya menarik rambut Luciana hingga wajah Luciana mendongak ke atas.

"Auw... Sa..sakit mah..."

"Sakit katamu...! Lebih sakit mana dengan apa yanh dirasakan oleh Billy karena kebohonganmu...!" nyonya Lidya terus menarik rambut panjang Luciana, dan tak memperdulikan Luciana yang merintih kesakitan.

"Cepat jawab kenapa kamu tega menipu dan membohongi anak saya...!'' seru nyonya Lidya.

"Ma..maafkan aku mah...hik..hik..." jawab Luciana sambil memegangi tangan sang ibu mertua berharap dia melepaskan rambutnya.

"Maaf...? Maaf katamu...! Perempuan murahan dan penipu sepertimu mana pantas untuk dimaafkan...!'' seru nyonya Lidya kemudian melepaskan rambut Luciana.

"Hik..hik..." Luciana hanya bisa pasrah saja dengan perlakuan sang ibu mertua dan hanya bisa menangis saja.

Iya, Luciana sadar bahwa dia memang salah. Harusnya dia memberitahu pada Billy tentang keadaannya bahwa dia sudah tidak perawan lagi sebelum pernikahan itu terjadi. Tapi saat itu Luciana takut jika Billy mengurungkan niatnya untuk menikahinya. Sedangkan Luciana sendiri begitu mencintai Billy.

Billy laki- laki yang masuk ke dalam kehidupannya memberikan warna baru dan kebahagiaan buat Luciana, di saat keadaan Luciana terpuruk. Iya, saat pertama kali bertemu dengan Billy, Luciana baru saja sembuh dari luka dan sakit hati akibat ditinggalkan oleh kekasihnya saat itu dan sudah tidak diperdulikan lagi oleh kedua orang tuanya. Luciana bagaikan hidup sebatang kara. Dia tinggal di kost an seorang diri dan bekerja di toko kue langganan Billy.

Di tempat itulah mereka bertemu dan Billy dan lama kelamaan mereka saling jatuh cinta. Dan beberapa minggu kemudian mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Dengan segala perhatian dan ketulusan yang Billy berikan padanya, tentu saja Luciana begitu bahagia. Apa lagi tak lama kemudian Billy mengajak Luciana untuk menjalin hubungan yang lebih serius yaitu menikahinya.

Tentu saja Luciana tidak bisa menolaknya, karena dia juga begitu mencintai Billy dengan segenap hati dan jiwanya. Dengan segala keyakinannya Luciana percaya bahwa Billy tidak akan mempermasalahkan dirinya yang sudah tidak perawan lagi.

Namun ternyata Luciana salah besar, Billy bukan laki- laki yang biasa jajan di luar. Dia pria baik- baik yang menjaga kehormatannya. Tentunya dia juga mengharapkan perempuan baik- baik juga yang akan menjadi istrinya. Bukan perempuan bekas laki- laki lain seperti Luciana.

"Mama, mama harus ngomong sama kak Billy supaya cepat- cepat menceraikan perempuan murahan ini. Tasya juga ogah punya kakak ipar seperti dia. Memalukan dan menjijikan..." ucap Natasya akhirnya membuka suara sambil menoyor kepala Luciana.

"Dengar ya Luciana, saya tidak sudi punya menantu tukang zina yang menjijikkan seperti kamu...!" ucap nyonya Lidya dengan ketus.

"Sebelumnya saya sudah punya firasat tidak baik sama kamu. Tapi demi Billy saya rela merestui hubungan kalian. Ternyata firasat saya benar, kamu hanya perempuan sampah yang kotor dan menjijikan...!" sambung nyonya Lidya.

"Benar mah, kak Billy harus segera menceraikan perempuan murahan itu. Jangan- jangan dulunya sebelum pacaran sama kak Billy dia seorang p*l*cur. Tasya nggak rela mah, kalau kak Billy sampai tertular penyakit gara- gara menikahi perempuan kotor itu..." sahut Natasya sambil menendang paha Luciana.

"Ti..tidak... A..aku bukan p*lac*r..." sahut Luciana.

"Mana ada p*lac*r ngaku..." ucap Natasya dengan ketus.

Mendengar hinaan sedemikian rupa dari mama mertua dan adik iparnya, Luciana hanya bisa pasrah. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain hanya menangis.

Setelah puas mencaci maki Luciana, nyonya Lidya dan Natasya segera pergi dari kamar Billy. Sedangkan Luciana terus menangisi nasibnya yang malang.

"Hik..hik... Kenapa harus seperti ini hik..hik..."

"Mas Billy maafkan aku...hik..hik..."

Iya, tentu saja Luciana begitu sedih dengan nasibnya sekarang. Yang seharusnya dia dan Billy sedang hangat- hangatnya menikmati malam pengantin, tapi dia harus ditinggalkan oleh sang suami karena kesalahan fatal yang telah dia perbuat di masa lalu.

Tentu saja Luciana begitu menyesali apa yang telah dia perbuat dulu bersama mantan kekasihnya. Kalau saja dia tahu bahwa apa yang telah dia lakukan akan berpengaruh pada masa depannya tentu saja dia tidak akan mau menyerahkan apa yang seharusnya tidak dia serahkan pada laki- laki yang bukan suaminya.

Namun nasi sudah menjadi bubur, apa yang sudah terjadi tidak bisa diperbaiki lagi. Sekarang Luciana hanya bisa pasrah saja apakah Billy akan menceraikannya atau tidak. Semua tergantung pada Billy.

Luciana lalu bangun dan berjalan ke arah lemari kemudian mengambil bajunya dan segera memakainya. Kemudian dia duduk dan mengambil ponselnya dia tas nakas. Iya, Luciana ingin menghubungi Billy. Dia khawatir karena Billy pergi pada larut malam dalam keadaan emosi. Tentu saja Luciana takut terjadi hal buruk pada sang suami.

Apa lagi tadi Luciana sempat mendengar sayup- sayup suara mobil keluar dari halaman rumah Billy. Mengendarai mobil di malam hari apa lagi dalam keadaan emosi tentu saja cukup berbahaya.

Hingga dering ke tiga, panggilan yang dilakukan oleh Luciana tidak juga mendapat jawaban dari Billy. Luciana tentu saja yakin bahwa laki- laki yang telah menikahinya beberapa jam yang lalu begitu marah dan tidak ingin berbicara dengannya lagi.

"Maafkan aku mas... Maafkan aku...hik..hik..."

"Aku tidak bermaksud menipu apa lagi membohongimu mas.. hik..hik.. Tapi aku tidak mau kehilangan kamu... Aku tidak mau kamu batal menikahiku karena aku sudah tidak perawan lagi..hik.. Hik... Sekali lagi maafkan aku mas...hik..hik..." Luciana terus menangis hingga akhirnya dia tertidur.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Keesokan harinya Luciana terbangun karena suara alarm di ponselnya. Luciana segera mematikan alarm tersebut dan melihat ke sekeliling kamar mencari Billy. Namun dia tidak menemukan dia di kamarnya.

"Mas... Kamu ke mana...?'' ucap Luciana.

Luciana lalu turun dari tempat tidur kemudian menuju ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi dia melepaskan kain yang melekat di tubuhnya karena dia hendak membersihkan tubuhnya. Luciana berdiri di depan cermin dan lewat pantulan cermin dia melihat beberapa tanda merah yang masih terlihat jelas di lehernya. Iya, itu adalah tanda yang diciptakan oleh Billy tadi malam.

Luciana kembali terbayang apa yang telah mereka berdua lakukan tadi malam bersama Billy. Luciana dan Billy menyelesaikan penyatuan tubuh mereka berdua sampai tuntas. Bahkan mulut keduanya mengeluarkan lengkingan panjang atas kenikmatan yang mereka berdua rasakan. Namun setelah itu Billy begitu marah karena tahu jika sang istri sudah tidak perawan.

Luciana pun tersenyum sinis. Tidak mengerti kenapa Billy bisa menyelesaikan penyatuan tubuh mereka dan setelah dia merasakan kepuasan dari Luciana dia baru marah dan kecewa padanya.

"Kenapa mas... Kenapa kamu kecewa setelah kamu merasakan tubuhku...? Kenapa kamu tidak langsung marah begitu kamu menyadari aku sudah tidak suci lagi....?'' ucap Luciana bicara pada diri sendiri di depan cermin .

"Kamu menikmati tubuhku kan mas...? Kamu puas dengan apa yang ku berikan padamu...? Lalu kenapa kamu marah...?" sambung Luciana.

"Apa kamu sedang bimbang...? Antara mencintaiku dan juga membenciku...?'' lanjut Luciana.

Luciana berdiri di bawah guyuran air dari shower . Dia memejamkan matanya membiarkan tubuhnya terguyur air dingin. Tiba- tiba ingatan Luciana kembali pada tiga tahun lalu di mana dia sedang menjalin cinta dengan mantan kekasihnya yang bernama Noah.

Iya, Noah lah laki - laki yang merupakan cinta pertama Luciana. Dan pada laki- laki itulah dia rela memberikan hal yang paling berharga yang ada pada diri seorang gadis, yaitu keperawanannya.

"Lihat lah Noah... Karena perbuatan kita dulu, sekarang masa depanku hancur. Pernikahanku berada di ujung tanduk..." ucap Luciana membiarkan air dari shower terus mengguyurnya.

"Lalu bagaimana denganmu...? Apakah kau bahagia di sana...? Apakah kau sudah menikah...? Apa pernikahanmu bahagia...? Lalu apakah perempuan yang kamu nikahi mau menerimamu walaupun dia bukan perempuan satu- satunya yang pernah kamu sentuh...?'' sambung Luciana.

Bersambung....

🌺🌺 Jangan lupa kasih like, koment, dan juga vote setiap hari senin ya... 🌺🌺

3. Flash Back

Tiga Tahun Lalu

Dengan langkah perlahan Luciana mendatangi rumah papa dan mama tirinya. Iya, kedua orang tua Luciana sudah bercerai sepuluh tahun lalu. Saat itu Luciana masih berumur delapan tahun. Pak Johan dan bu Jeni sudah mempunyai keluarga masing- masing dan mempunyai anak dari pasangan barunya. Luciana pun terpaksa harus ikut dengan neneknya karena baik papa dan mamanya tidak mau membawanya dikarenakan pasangan mereka tidak mau menerima kehadiran Luciana.

Iya, pak Johan menikahi bu Maria janda anak satu yang seumuran dengan Luciana. Dan di pernikahannya yang sekarang mereka dikaruniai dua anak berusia tujuh tahun dan lima tahun.

Sedangkan bu Jeni menikah dengan berondong yang usianya sepuluh tahun lebih muda darinya. Bu jeni terpaksa bercerai dari pak Johan karena pak Johan sering bersikap kasar padanya. Iya, pak Johan ringan tangan, setiap kali mereka bertengkar, tangan pak Johan selalu maju menampar bahkan memukul sang istri. Karena tidak tahan dengan perlakuan suami, bu Jeni memilih bercerai darinya.

Untuk urusan biaya sekolah dan keperluan sehari- hari Luciana masih menjadi tanggungan papa dan mamanya. Mereka bergantian mengirim uang untuk Luciana yang tinggal di rumah sang nenek. Namun empat bulan terakhir ini mereka hanya mengirim uang sedikit sekali, dan hanya cukup untuk makan saja. Dan itu pun Luciana harus irit. Uang spp yang harus dia bayar tiap bulan pun terpaksa menunggak .Bahkan sang nenek pun kesal karena sejak Luciana kecil dia lah yang merawatnya, namun uang bulanan tidak berjalan lancar.

Tadi pagi Luciana sudah menemui sang ibu di rumah suami berondongnya, namun sang ibu mengatakan bahwa dia tidak punya uang karena usaha suaminya bangkrut. Dan dia yang bekerja sebagai staf perusahan harus menjadi tulang punggung keluarga, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya. Apalagi dengan suaminya yang sekarang bu Jeni juga dikaruni satu anak yang sudah masuk sekolah dasar dan tentunya butuh biaya juga.

Bu Jeni pun meminta Luciana untuk meminta uang pada sang papa. Dan siang harinya Luciana dengan naik angkutan umum pergi ke rumah sang papa untuk meminta uang guna membayar SPP yang sudah menunggak empat bulan. Iya, kemarin Luciana ditegur oleh gurunya dan diharuskan membayar Spp secepatnya. Apa lagi dia sudah mau ujian akhir dan perlu biaya yang cukup banyak untuk biaya kelulusan serta ijazah. Kalau pembayaran tidak segera dilakukan Luciana terancam tidak boleh mengikuti ujian akhir.

Sampai di rumah sang papa, Luciana mengetuk pintu. Tak lama kemudian ibu tirinya membukakan pintu. Melihat Luciana datang ibu tirinya langsung memasang wajah jutek.

"Bu...." ucap Lucian lalu mencium punggung tangan ibu tirinya.

"Mau apa kamu ke sini...?'' tanya bu Tantri dengan jutek.

"Luci mau ketemu papa...'' jawab Luciana.

" Pasti mau minta uang ya...? Papamu nggak ada di rumah..."ucap bu Maria dengan ketus.

"Memangnya papa ke mana bu, bukankah ini hari libur papa seharusnya ada di rumah...?" tanya Luciana.

"Papa lagi cari duit sampingan. Kamu kan tahu kebutuhan papamu itu banyak.Adik- adik kamu sudah pada sekolah dan perlu biaya yang banyak. Kamu enak sekali datang ke sini cuma minta uang. Nggak ada...papa nggak ada uang..." jawab bu Maria lagi- lagi dengan ketus

Luciana tentu sedih mendengar apa kata ibu tirinya. Padahal papa nya seorang manager di sebuah perusahaan. Gajinya pun lumayan, tapi kenapa dia sampai tidak bisa memberi uang yang cukup untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari- hari Luciana.

"Bu, tapi Luci belum bayar spp empat bulan, Luci sudah ditegur oleh pihak sekolah, dan harus segera membayar uang ujian kelulusan. Kalau tidak segera dibayar nanti Luci nggak dibolehin ikut ujian..." ucap Luciana.

"Ya mau gimana lagi uangnya aja nggak ada..." sahut bu Maria.

"Sudahlah mending kamu pulang saja, minta saja uang sama mamamu itu. Jangan minta ke papamu terus, enak saja kamu..." sambung bu Maria.

"Tapi mama juga nggak ada uang bu, tadi Luci baru dari rumah mama..." sahut Luciana.

"Ya udah, kamu harus ngertiin dong kalau orang tua kamu lagi nggak ada uang..." ucap bu Tanti.

"Sudah kamu pulang saja sana, ibu pusing..." bu Maria mengibas- ngibaskan tangannya mengusir Luciana.

Luciana pun pergi dari rumah ibu tirinya dengan perasaan sedih. Bagaimana tidak, dulu papa dan mamanya dikuliahkan oleh orang tua masing- masing hingga mereka jadi sarjana. Sedang Luciana ingin menamatkan sekolah menengah atas saja harus mengemis pada kedua orang tuanya.

Tentu saja Luciana begitu sedih, andai saja kedua orang tuanya tidak berpisah, pasti dia tidak akan mengalami kesulitan seperti ini. Gara- gara keegoisan kedua orang tuanya Luciana harus menjadi anak broken home yang kurang kasih sayang dan harus mengalamai kesulitan dalam menempuh pendidikannya.

Luciana kembali menaiki angkutan umum untuk pulang ke rumah sang nenek yang telah merawatnya selama ini. Setelah turun dari angkutan umum Luciana duduk termenung di halte bis sambil menatap mobil yang lalu lalang di jalan raya.

Tiba- tiba dia dikagetkan oleh tepukan di pundaknya. Iya, siapa lagi yang suka mengagetkannya kalau bukan Vina sahabat karibnya.

"Woy... Melamun saja..." ucap Vina.

"Ih kamu, kebiasaan deh ngagetin..." sahut Luciana.

"Heheee...''Vina lalu duduk di samping Luciana.

"Ngapain kamu di sini...?'' tanya Vina.

Luciana lalu bercerita pada Vina kalau dia baru saja dari rumah papa dan ibu tirinya untuk meminta uang spp dan ujian, namun bukannya mendapat uang, dia malah diusir oleh ibu tirinya.

"Oh My God... Jahat banget sih ibu tirimu Luci..." ucap Vina.

Luciana menghela nafas. Dia bingung harus minta tolong pada siapa untuk membayar uang spp dan ujiannya. Luciana tidak ingin sekolahnya terputus gara- gara tidak bisa membayar uang spp dan ujian akhir.

"Kayaknya aku harus cari kerja deh Vin..." ucap Luciana.

"Cari kerja..? lalu sekolahmu bagaimana...?'' tanya Vina.

"Aku harus kerja paruh waktu. Kamu bisa bantuin aku carikan kerja paruh waktu...?'' tanya Luciana pada sahabatnya.

"Iya... Nanti aku coba bantu kamu..." jawab Vina sambil menepuk lembut pundak Luciana.

"Makasih Vina..."

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Malam harinya Vina menelpon Luciana dan memberitahu jika di cafe milik om dari kekasih Vina sedang membutuhkan waiters. Tentu saja Luciana menerima tawaran tersebut. Dan keesokan harinya setelah pulang sekolah Luciana pergi ke cafe tersebut untuk bertemu dengan om dari kekasihnya Vina.

Sesampainya di cafe Luciana langsung menemui Noah pemilik cafe tersebut sekaligus om dari kekasih Vina. Luciana dipersilahkan masuk ke dalam ruang kerja Noah.

Pertama kali Noah melihat Luciana, Noah pun langsung terpukau dengan kecantikan Luciana. Iya, Luciana memang gadis yang sangat cantik. Wajahnya tidak membuat bosan siapapun yang memandangnya. Dia terlihat seksi walaupun tidak memakai baju yang terbuka.

Dua buah benda kenyal di depan dadanya nampak padat dan berisi meskipun tertutup kain yang membalut tubuhnya. Dan b*kongnya yang seperti biola sepanyol tentu saja membuat siapapun tergoda melihatnya. Tak heran jika banyak teman sekolah dan adik kelasnya yang naksir padanya. Namun Luciana menolaknya karena dia ingin fokus sekolah. Dia tidak ingin sekolahnya terganggu gara- gara pacaran. Karena menurutnya pacaran itu ribet.

Luciana sering mendengar curhatan dari Vina sahabatnya yang harus dicemburui ataupun bertengkar dengan pacarnya hanya gara- gara hal sepele. Dan Luciana tidak mau hal itu terjadi padanya. Dari pada ribet dengan urusan pacaran lebih baik Luciana fokus dengan pendidikannya saja.

Noah tak berkedip menatap wajah Luciana yang begitu mempesona. Tentu saja Luciana menjadi canggung dibuatnya.

"Silahkan duduk..." ucap Noah dengan tatapan yang tak lepas dari wajah Luciana.

Dengan perasaan canggung, Luciana duduk di kursi di depan meja kerja Noah berhadapan dengan Noah. Lalu mereka membicarakan soal Luciana yang ingin melamar pekerjaan di cafe milik Noah. Luciana menyerahkan surat lamaran pekerjaan. Dan setelah membicarakan segala sesuatunya, akhirnya Noah mengatakan bahwa dia menerima Luciana kerja paruh waktu di cafe miliknya.

Tentu saja Luciana senang sekali bisa diterima bekerja di cafe milik Noah.Luciana akan mulai kerja pukul tiga sore ketika dia sudah pulang dari sekolah dan pulang jam sebelas malam di saat cafe tersebut tutup.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Sebulan berlalu Luciana mulai menikmati pekerjaannya menjadi waiters di cafe milik Noah. Dia juga sudah mendapatkan gaji pertamanya. Rasa lelahnya selama ini kini terbayarkan dengan gajinya lumayan banyak. Dan Luciana bisa mencicil membayar tunggakan uang spp.

Hubungan dengan Noah pun semakin dekat. Sudah dua minggu ini Noah selalu mengantar Luciana pulang ke rumah. Iya, Noah benar- benar sudah jatuh hati pada Luciana. Bahkan getaran- getaran aneh di dalam hatinya muncul ketika dia pertama kali melihat wajah Luciana. Namun Noah belum berani mengungkapkannya pada Luciana. Dia baru melakukan pendekatan pada Luciana.

"Makasih ya Noah, kamu udah nganterin aku pulang setiap malam..." ucap Luciana begitu mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan rumah sang nenek.

"Iya..." jawab Noah sambil tersenyum dan menatap lembut mata Luciana.

Lagi- lagi Luciana dibuat canggung dan salah tingkah dengan tatapan Noah yang tegas namun membuat siapa pun yang ditatapnya tak berdaya.

"Luciana...." ucap Noah.

"Iya.."

"Apa.. Kamu sudah mempunyai kekasih...?'' tanya Noah.

Mendapat pertanyaan seperti itu dari Noah, pipi Luciana langsung bersemu pink. Iya, Luciana merasa tersipu, ditambah lagi mata Noah terus tertuju pada matanya.

"Be...belum..." jawab Luciana dengan sedikit rasa malu lalu menunduk.

"Maukah kamu menjadi kekasihku...?'' tanya Noah lalu mengenggam tangan Luciana.

"A..apa...? Apa aku tidak salah dengar...?'' sahut Luciana.

Iya, tentu saja Luciana tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Noah adalah bosnya. Tapi tiba- tiba dia menyatakan cinta padanya. Luciana pun bingung harus menjawab apa. Walaupun dalam hati Luciana ada rasa tertarik pada Noah. Hanya saja dia berusaha menyembunyikan hal itu dari Noah karena dia merasa tidak pantas untuk Noah. Luciana yang hanya sebagai karyawan sedangkan Noah adalah bosnya.

"Aku mencintaimu Luciana... Maukah kamu menjadi kekasihku..." ucap Noah

Luciana kembali tersipu.

"Ta..tapi Noah..."

Iya, awalnya Luciana memanggil Noah dengan sebutan 'pak' seperti karyawan lain. Namun Noah hanya mau dipanggil 'pak' jika di jam kerja saja. Ketika sedang berduaan Noah meminta Luciana memanggilnya dengan sebutan 'nama' yaitu Noah. Karena menurutnya itu jauh lebih akrab.

"Tapi apa...?'' tanya Noah.

"A..ku hanya seorang waiters, apa kamu tidak malu punya kekasih sepertiku...?'' tanya Luciana.

"Aku tidak perduli apa status kamu, yang jelas aku sudah jatuh cinta sama kamu sejak pertama kali aku melihamu..." jawab Noah

Luciana terdiam sambil menatap wajah tampan Noah. Begitu pun dengan Noah yang seolah tidak mau mengalihkan pandangannya dari gadis cantik di sampingnya itu.

Noah lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Luciana. Kemudian dia menempelkan bibirnya pada bibir Luciana. Luciana langsung membeku mendapat perlakuan dari Noah. Luciana memejamkan matanya.

Bibir Noah terasa lembut dan hangat menyentuh bibir Luciana. Seperti ada sensasi aliran listrik menjalar ke seluruh tubuhnya. Luciana dibuat melayang ketika Noah mulai menggerakkan bibirnya menyesap bibir Luciana kemudian melumatnya dengan lembut.

Luciana dibuat seperti melayang dan dunia seakan berhenti berputar saat itu. Jantung Luciana berdebar dengan kencang karena tidak pernah merasakan hal itu sebelumnya. Luciana tidak tahu harus melakukan apa selain hanya diam menikmati moment itu.

Hampir satu menit mereka berc*uman, akhirnya Noah melepaskan bibir Luciana. Nafas mereka saling bersahutan satu sama lain. Noah kemudian tersenyum pada Luciana sambil mengusap pipi mulus Luciana.

Noah kembali mengucapkan kata cinta untuk sang pujaan hati dan di saat itu lah Luciana memberanikan diri untuk menerima Noah menjadi kekasihnya. Iya, di malam itulah di dalam mobil Noah, mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

Luciana lalu turun dari mobil Noah karena hari semakin larut. Luciana harus segera masuk ke rumah dan Noah pun harus segera pulang. Luciana masuk ke dalam kamar. Sementara itu sang nenek sudah tertidur pulas seperti biasa. Karena jam di dinding sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

Sampai di dalam kamar Luciana langsung merebahkan diri di atas tempat tidurnya yang empuk sambil tersenyum mengingat moment yang telah dia lewati bersama Noah di dalam mobil beberapa saat lalu. Luciana begitu bahagia , hatinya berbunga- bunga mengingat c*umannya dengan Noah.

Luciana tidak berhenti tersenyum, ini rasanya seperti mimpi yang begitu manis. C*uman pertama itu begitu membekas di hati Luciana dan dia tidak akan pernah melupakannya.Luciana merasa bahagia seperti dunia hanya milik mereka berdua. Luciana tidak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya, tapi dia ingin mengulangi moment manis itu bersama Noah.

Luciana waktu SMA

Noah

Bersambung....

🌺🌺 jangan lupa setiap hari senin kasih Vote ya... Dukungannya juga ditunggu ya.. 🌺

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!