AKSARA (On Going)
Pagi hari yang menyebalkan
Pagi hari telah tiba, burung-burung mulai berkicau. Angin pagi menyapa hati, matahari pagi menyilaukan hari ☀️
Namun, sesosok gadis masih tergulung dalam selimut tebalnya. Terlihat, tidak sama sekali terusik dalam silaunya cahaya mentari pagi🌤️
Bunda Sara
ARVELLA, ASTAGA NI ANAK
Bunda Sara menatap Arvella yang masih tertidur dengan tajam. Kedua tangannya sudah bertengger di pinggang nya. Siap mengobrak-abrik ranjang pagi gadis itu 😌
Bunda Sara
Arvella, bangun! Matahari udah mentereng sebegitunya masih aja belom bangun!
Bunda Sara
Bunda rasa kalaupun banjir kamu juga akan tetap tidur🙄
Arvella masih belum terganggu, gadis itu semakin menenggelamkan wajahnya didalam selimut nyamannya.
Bunda Sara
MAU BANGUN ATAU BUNDA SERET KAMU KE KAMAR MANDI?
Bunda Sara
Ni anak tidur apa meningsoy si, etdah. Susah banget dibangunin
Bunda menghela nafas, entah mau gimana lagi caranya membangunkan anak gadisnya itu
Bunda Sara
Tidur udah kayak kebo aja
Bunda Sara
Mau dibangunin sama Bunda apa sama malaikat, Vella?
Masih gak ada pergerakan tanda-tanda dia bangun
Bunda Sara
Kalau terus begini, semua aset kamu Bunda sita!!
Berbalik badan, siap keluar kamar gadis itu. Namun--
Arvella Calista Arumi
BUNDA BUNDA
Matanya masih terpejam, tetapi tubuhnya sudah terduduk. Seakan tengah buru-buru mengejar sesuatu yang lebih penting dari tidurnya.
Bunda menoleh, berdecak keras.
Bunda Sara
Giliran diancam begitu aja bangun
Arvella Calista Arumi
Yang penting Vella masih bangun, Bund. Emang mau Vella ga bangun-bangun?
Bunda Sara
Ya, bersyukur. Berkurang beban Bunda
Arvella Calista Arumi
Issh, Bunda gaboleh gitu sama princess
Bunda Sara
Princas princes, cepetan bangun!
Bunda Sara
Kalau terus gini, gimana kamu punya suami coba? Malas-malasan, bangun aja susah, kudu diobrak-abrik warga baru bangun
Bunda Sara
Mana ada cowok yang mau sama kamu
Arvella mengerucutkan bibirnya. Dia membuka setengah mata, menatap Bunda.
Arvella Calista Arumi
Cowok mulu, aku masih bocil bunda😌
Bunda Sara
Bocil? Mana ada anak kecil yang bisa minta mobil bmw, mana ada anak kecil yang pergi ke club malam-malam
Bunda Sara
Kamu tuh bukan anak kecil lagi, kamu tuh chlidis, idiot
Arvella Calista Arumi
ASTAGHFIRULLAH
Arvella Calista Arumi
Gaboleh begitu sama anak, bunda
Bunda Sara
Halah, nyatanya gitu
Arvella Calista Arumi
Fakta ya?
Arvella Calista Arumi
Dih, kok gitu
Arvella Calista Arumi
Nih ya, bunda tuh terlalu jahat mulutnya
Bunda Sara
Kamu ngaca dulu sana
Arvella Calista Arumi
Emang kenapa?
Arvella Calista Arumi
Owalah
Singkat cerita.
Arvella turun tangga, sudah mandi, sudah bersih dan fresh. Dia berjalan kearah meja makan. Menarik kursinya dan duduk.
Bunda Sara
Makan, gausah cemberut gitu
Bunda colek pipi Arvella, gemas.
Arvella Calista Arumi
Gausah colak colek!
Bunda Sara
Hilih, nanti juga ngerengek minta jajan
Ayah Manuel
Aduh-aduh, kalian tuh kenapasih? Berantem terus
Ayah geleng-geleng, sudah biasa menghadapi dua perempuan kesayangannya itu.
Ayah Manuel
Tapi lanjutin aja, kalau ga gini malah sepi 😃
Arvella Calista Arumi
Gitu, Yah?
Ayah Manuel
Iyah, kenapa? Gak suka?
Ayah sengaja mancing mania---
Arvella Calista Arumi
Mancing trus, giliran aku diam... Panik
Arvella Calista Arumi
IYAK
Bunda Sara
Udah-udah, makan dulu. Debatnya dilanjut nanti
Arvella Calista Arumi
Bunda, Ayah Bund
Bunda Sara
Udah-udah yaa, makan dulu. Kalau nggak mau makan, yaudah gausah disini
Arvella Calista Arumi
Nih keluarga bener-bener ya
Sibrandalan Aksara
Disisi lain, pagi hari tiba. Namun seorang pria bukannya keluar dari kamar, dia malah keluar dari mobil.
Berjalan memasuki mansion itu. Suara sepatu nya menggema diseluruh ruangan itu. Bau alkohol yang menyengat, baju yang berantakan, sama seperti rambutnya. Rahang yang terluka, bibir yang sedikit robek, dahi yang mengeluarkan darah. Kacau semua.
Seorang wanita mengetuk-ngetuk jemarinya diatas meja, menatap tajam lelaki itu. Lalu berdiri, melipat tangannya didepan dada.
Mommy Elisya
Mau sampai kapan terus seperti ini, Aksara?
Aksara menoleh, menatap wanita itu dari atas hingga bawah.
Mommy Elisya
Mommy cape lama-lama ngadepin kamu yang brandal gini. Malam bukan tidur di rumah malah di club. Apa manfaatnya, Aksara? Mommy kurang apa? Kasih sayang semua Mommy penuhin, uang? fasilitas? Semua dikasih. Kamu cari apa diluar sana, nak?
Berjalan mendekat beberapa langkah.
Aksara Dreven Kalvara
Aksara ga cari apa-apa, Mom. Aksara cuma nikmatin masa muda Aksara.
Mommy Elisya
Masa muda? Masa muda yang merugikan masa depan?
Mommy Elisya
Kalau sampai Daddy kamu tau, kamu pulang-pulang bonyok dan bau alkohol gini. Jangan harap Mommy bakal bantu kamu lepas dari Daddy lagi.
Aksara membelalakan matanya
Aksara Dreven Kalvara
Daddy udah pulang, Mom?
Mommy Elisya
Belum, tapi siang nanti dia pulang dari LN. Sampai dia tau kamu begitu lagi, jangan berharap ada pertolongan dari Mommy.
Mommy pergi ninggalin Aksara yang terdiam.
Aksara Dreven Kalvara
Terserah deh
Mommy masuk ke kamarnya sendiri, buka laci yang biasa dipake buat nyimpen surat-surat. Ada foto Aksara kecil lagi tidur di gendongan dia. Mommy pegang foto itu lama, lalu naro lagi dengan keras.
Mommy Elisya
Anak itu... kenapa nggak pernah mikirin hati orang tua, sih...
Tapi dia nggak nangis. Dia muak. Dia sayang, tapi kayak orang kehabisan tenaga.
Setelah Mommy ninggalin Aksara sendirian di ruang makan, Aksara diem, tapi bukan karena cuek—karena dia tahu ini beda. Biasanya Mommy marah, tapi masih mau duduk nemenin, masih ada nada "ancaman sayang". Tapi kali ini… enggak.
Aksara jalan ke kamarnya, buka HP, liat notifikasi klub-klub malam, temen-temennya, tapi kosong. Nggak satu pun yang bisa bikin dia ngerasa... cukup. Biasanya dia kabur buat nyari "pengganti"—hiburan, pengakuan, atau pelampiasan. Tapi malam ini, dia diem. Nangis enggak, ngomong enggak.
Malam hari yang gelap, udara yang semakin dingin. Aksara berdiri didepan teman-temannya dengan matanya yang tajam, menyoroti seisi ruangan.
Genino William
Capek kalo lama-lama kita kalah terus
James Abraham
Lo pikir gue enggak?
James Abraham
Lo tau si Daren dan babu-babu nya? Banyak banget ngeledek ke kita
Genino William
Harga diri gue gabisa diginiin!!
Genino William
Sa! Kasih solusi dong, gua gamau kita kalah terus sama si Darren sialan itu!
Aksara diam, tapi rahangnya mengencang, tatapannya tajam menghadap depan. Kepalan ditangannya membuat buku-buku jarinya memutih.
Aksara Dreven Kalvara
Lo pada cuma banyak bacot, minta solusi tapi juga ga bantu mikirin solusinya!
Aksara Dreven Kalvara
Lo pada ngira gue apa? Robot? Mikir lah, anjing!!
James dan Genino terdiam, ngerasa hawa semakin ga enak dan panas.
Genino William
Sorry, sorry... kita cuma kebawa panik aja
James Abraham
Iya tapi kan, kita ga bisa diam terus. Makin lama, makin kurang ajar si Darren sialan bajingan itu!
Menendang kursi kosong didepannya.
Genino William
Gimana kalau kita kasih perhitungan aja? Dia tuh curang gue yakin!
Aksara terdiam, memikirkan ucapan Genino barusan.
Aksara Dreven Kalvara
Gas! Lo pada juga harus tau resikonya!
Menyambar jaketnya kasar dan keluar dari ruangan itu.
Genino William
Lo pikir, semua bisa lo lawan? Belum tentu.
Datang dan pergi
Mommy Elisya
Kalau kamu keluar rumah lagi malam ini, Mommy nggak akan bujuk Daddy lagi. Urusan kamu, urusan kamu.
Aksara terdiam, tangannya mengepal dibawah meja, rahangnya mengencang lalu menatap Mommy nya.
Aksara Dreven Kalvara
Aku ga janji, Mom
Mommy Elisya
Mommy juga ga janji kamu selamat kali ini
Aksara terdiam. Tapi diamnya itu bukan berarti dia tidak memikirkan, diamnya dalam.
Mobil sedan hitam berhenti di depan halaman mansion itu. Keluarlah, seorang lelaki paruh baya penuh wibawa.
(bayangin aja di belakangnya ada mobil sedan hitam ya:) dan bayangin aja yang dia pegang kunci mobil)
Pria itu memasuki mansion itu dengan langkah tegap, aura nya mengeluar membuat siapa saja segan padanya. Salah satu anak buahnya membawa koper besar miliknya. Terlihat sekali bukan? Bahwa dia bukan orang biasa.
Pria itu membuka kacamata hitamnya. menunduk dan tersenyum. Lalu memeluk istrinya.
Daddy Laurent
Gimana rumah seminggu tanpa aku?
Mommy diam sebentar, lalu menarik Daddy duduk di sofa.
Mommy Elisya
Mau minum? Aku ambilkan ya?
Tanpa menunggu jawaban, Mommy mengambilkan air ke dapur. Meskipun ada asisten rumah tangga, dia tetaplah ibu rumah tangga.
Kemudian dia kembali membawa nampan berisi segelas air, ditaruhnya di meja. Duduk disamping suaminya.
Mommy Elisya
Bagaimana pekerjaanmu?
Daddy Laurent
Lancar sekali, aku seneng mendapat banyak klient.
Mommy Elisya
Bagus, aku ikut seneng.
Daddy memutarkan pandangannya, seolah sedang mencari sesuatu.
Daddy Laurent
Aksara mana, Mom?
Mommy Elisya
Aksara di kamarnya. Kamu pasti merindukannya kan? Aku akan memanggil nya...
Daddy Laurent
Tunggu, aku mau bertanya padamu,
Daddy Laurent
Apa Aksara pulang pagi lagi? Apa dia berulah lagi?
Mommy terdiam, lalu tersenyum sangat lembut.
Mommy Elisya
Kamu tanya saja langsung pada anaknya.
Daddy Laurent
Kalau dia buat ulah lagi, aku bener-bener ga segan-segan ngirim dia kampung halaman. Biarkan dia disana, biar dia ngerasain hidup tanpa kita, tanpa uangnya, tanpa fasilitas nya.
Daddy Laurent
Sekali-kali, janganlah kamu manjain dia terus. Aku tau dia anak satu-satunya kita, tapi dia juga lelaki Mom. Dia harus ditegasin.
Mommy diam sebentar, lalu menjawab dengan lembut.
Mommy Elisya
Ga harus tegas terus, Dad. Aku gamau kalau nanti Aksara malah makin memberontak, dia anak baik-baik, hanya salah pergaulan.
Daddy Laurent
Bukan dia yang salah pergaulan, dia yang menyesatkan pergaulan itu sendiri.
Mommy Elisya
Dad, jangan gitu. Dia masih muda, masih pengen menikmati masa-masa mudanya. Jangan terus dikekang, kalau dia salah dikasih tau pelan-pelan dari hati ke hati, anak laki-laki tuh keras, Yah. Mereka harus dilembutin terlebih dahulu, hatinya.
Daddy Laurent
Tapi apa buktinya? Kamu manjain dia terus, dia malah ngecewain kamu kan? Melakukan kesalahan berulang kali. Makanya aku nanya, apa dia masih begitu? Kalau tidak, aku justru seneng.
Mommy Elisya
Tanya langsung sama Aksaranya aja, Dad...
Daddy Laurent
Kalau gitu, pasti ada apa-apakan?
Mommy Elisya
Tanya sama Aksaranya langsung aja...
Daddy Laurent
Oke, coba panggilin dia!
Mommy Elisya
Oke, tunggu ya
Mommy berjalan menaiki tangga, menghampiri kamar Aksara. Mengetuk pintunya, tetapi malah tida ada suara. Yang ada hanya kekosongan yang samar dari dalam.
Mommy curiga, dia mulai mendorong knop pintunya. Dikunci!
Mommy Elisya
Sayang, buka dong. Mommy mau masuk boleh?
Mungkin karena lama turun ke bawah, Daddy nyusul. Beliau menoleh ke istrinya yang terlihat cemas.
Daddy Laurent
Ada apa, Mom?
Mommy Elisya
Pintunya dikunci, tapi gak ada sahutan dari dalam.
Mommy Elisya
Apa dia tidur?
Daddy Laurent
Gak mungkin dia tidur. Tidur dia tuh pagi, bukan malam.
Mommy Elisya
I--iya juga si...
Mommy Elisya
Trus gimana, Dad?
Daddy diam bentar, lalu berjalan menjauh bentar. Entah kemana. Lalu tiba-tiba kembali membawa kunci cadangan kamar itu.
Mommy Elisya
Semoga ga kenapa-kenapa deh
Pintu itu terbuka, tetapi...
Mommy masuk kedalam, membuka selimut, masuk ke kamar mandi yang ada didalam kamar itu.
Daddy Laurent
Kenapa, sayang?
Mommy Elisya
Aksara nya hilang, gada!
Daddy diam, rahangnya mengeras.
Daddy Laurent
Jangan-jangan dia kabur
Mommy Elisya
Nggak mungkin kabur, Dad!
Daddy Laurent
Ya mungkin aja, dia anak brandalan yang nakal. Apa aja dia lakuin biar mendapat keinginannya.
Mommy Elisya
Tapi Aksara ga mungkin kabur...
Daddy Laurent
Kamu diam disini, biar aku suruh anak buahku mencarinya.
Daddy Laurent
Kamu tenang saja
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!