NovelToon NovelToon

Stuck With Mr Arrogant

BAB 1

Kepulan asap membumbung tinggi, riuh suara penumpang Yang baru menginjakan kakinya di ibukota memenuhi terminal. Para penumpang behamburan menuju angkot, tukang ojek, atau menghampiri sanak saudara Yang menjemput. Lain halnya dengan gadis desa ini, sesaat setelah turun dari bus, ia membentangkan tangannya lebar-lebar.

"Saatnya berjuang, aku akan memenuhi janjiku ibu." Gumam Nita. Semilir angin bercampur asap membelai rambut panjang indahnya, memperlihatkan wajah cantik dan polosnya.

Dia adalah Anita Pramudya, gadis manis Yang berumur 18 tahun. Baru bulan kemarin ia dinyatakan lulus dari sekolah menengah atas di desa kelahirannya. Kehidupannya yang pas pasan mengharuskan ia datang bekerja di ibukota demi cita-citanya.

Mendiang ibunya menitipkan amanat terakhir untuknya, disaat ia masih berumur 8 tahun. Dia berpesan kepada Nita untuk terus berjuang melanjutkan pendidikannya. Sedangkan ayah Nita sudah meninggal saat Nita masih berusia 5 tahun. Sejak saat itulah ia mulai bekerja keras. Walaupun ia diasuh paman dan bibinya, tetapi ia mandiri. Sepulang sekolah ia bekerja di tempat pencucian mobil.

Dan sekarang saatnya Nita memulai hidup baru di kehidupan ibukota yang kejam. Dia melangkahkan kakinya menelusuri jalanan ibukota. Ia memilih untuk berjalan kaki karena ongkos yang ia miliki pas pasan, ia harus pandai dalam menggunakannya.

Rasa letih mulai menghujam kaki jenjangnya. keringat mulai membasahi wajah polosnya. Sudah 2 jam ia mencari kos kosan di area pemukiman ini. Akhirnya ia memutuskan untuk duduk sejenak di pinggir jalan yang teduh. Nita mengeluarkan handphone bututnya, walaupun butut tapi ia sudah sangag bersyukur memilikinya. Matanya seketika terbelalak karena melihat jam di layar handphone bututnya. Segera ia bangkit Dan mulai bejalan lagi, ia takut jika malam ini ia harus tidur dijalan karena belum mendapatkan kamar.

Di sisi lain yang kondisinya bertolak belakang dengan Nita. Seorang pria tampan Yang wajahnya blasteran, hidungnya mancung matanya berwarna biru kehijauan sedang duduk di sebuah bar dan ditemani oleh gadis-gadis penghibur yang seksi. Fisiknya yang tampan dan gagah, dan kekayaannya yang melimpah membuat ia di puja oleh kaum hawa.

Dia adalah Rayn Alexander, putra semata wayang Bram Alexander pengusaha nomor 1 di negara ini. Walaupun fisiknya tampan, kekayaannya melimpah, tetapi kehidupan asmaranya sangatlah bertolak belakang. Sifatnya yang dingin, angkuh, dan terkenal kejam membuatnya semakin sulit bersanding dengan wanita. Rayn tidak pernah dekat dengan wanita manapun.

"Minggir atau aku patahkan tanganmu itu!" bentak Rayn kepada gadis seksi yang berusaha memeluk lengannya.

"Ma... maaf tuan." Jawab gadis itu dengan melangkah mundur menjauhi Rayn.

Rayn bangkit dari sofanya, ia melangkah dengan hentakan kaki yang kasar. Rayn berjalan menuju area parkir, dan sekarang ia sudah memasuki mobil mewahnya. Moodnya sedang jelek, tatapanya begitu dingin membunuh, membuat siapapun yang melihatnya akan ketakutan. Sopir pribadinya pun tidak berani berkata sepatah katapun.

Suasana di dalam mobil semakin mencekam, sesaat mobil itu jalannya mulai melambat karena macet.

"Shitt!" Umpat Rayn sembari memukul kursi penumpang di sebelahnya.

"Cari jalan lain!" Perintah Rayn dengan tatapan membunuh kepada sopirnya.

Sang sopir hanya mampu mengangguk, ia lamgsung membelokkan mobil itu ke arah jalanan pemukiman. Sedangkan Nita sudah menghentikan langkahnya saat ia melihat tulisan adanya kamar kosong di sebuah kos kosan. Namun, belum sempat ia melangkahkan kakinya, sebuah mobil mewah melaju dengan kecepatan sedang. Sang sopir tidak melihat adanya sebuah lubang yang berisi air. Seketika air tersebut membasahi baju Nita yang berdiri tidak jauh dari mobil tersebut.

"Hey ... berhentiiiii....." Teriak Nita yang langsung berlari mengejar mobil mewah itu.

"Jangan behenti, jalan terus!" Perintah Rayn dengan penuh penekanan di setiap katanya. sopirnya hanya mengangguk pelan. Mobil itu melesat meninggalkan Nita yang masih bersusah payah mengejar.

"Awas kauu..." Pekik Nita dengan penuh tenaga, ia mengepalkan tangannya ke udara. Nita melihat plat nomor mobil mewah itu saat ia mengejarnya. Suatu saat ia akan balas dendam jika ia bertemu lagi dengan mobil itu.

Nita melangkahkan kakinya dengan penuh amarah, ia berjalan menuju kos kosan yang tadi sudah dilihatnya. Dia berteriak di depan pagar,

"Permisi... Bapak..Ibu... semua yang ada di sini...." Teriak Nita dengan suara cemprengnya, sesaat kemudian seorang ibu-ibu keluar Dan menemuinya. Ternyata dia adalah sang ibu kos.

"Mbaknya mau ngekos ya? Ayo masuk mbak, kamar mbak ada di lantai 2 nomor 7 ya..." Jawab ibu kos itu seakan akan tau maksud dan tujuan Nita.

"Ibu tau aja kalau saya mau ngekos." Kata Nita sambil tersenyum manis. Kemudian Nita diantar ibu kos ke kamarnya. Ibu kos memberikan kunci kepada Nita sesaat setelah Nita membayar sewa kos selama sebulan. Dengan kaki yang diseret, ia memasuki kamarnya. Perjalanan dari desa yang cukup jauh ditambah ia harus berjalan mencari kos membuat kaki mulus itu terasa sakit. Untungnya Nita sudah membeli nasi bungkus saat dalam perjalanan tadi, jadi dia tidak perlu keluar lagi. Nita membaringkan tubuhnya di atas kasur sederhana itu sembari mengurut pelan kakinya. Dengan kepalanya yang bersandar di ujung kasur, ia menyantap nasi bungkusnya. Karena lelah sesaat setelah Nita menghabiskan makanannya, ia tertidur dengan begitu pulasnya.

Disisi lain, Di sebuah mansion keluarga Alexander yang megah, Bram Alexander dan istri tercintanya Maya Alexander sedang membicarakan hal serius yaitu tentang putra semata wayangnya yang tidak pernah dekat dengan wanita. Tuan dan nyonya Alexander tentu sangat memimpikan putranya menikah dan memiliki keturunan penerus keluarga Alexander. Orang yang mereka bicarakan akhirnya datang juga,

"Darimana saja kamu, Rayn?." Sapa tuan Bram saat Rayn berjalan menghampiri mereka di ruang tengah.

"Ada urusan pekerjaan, Pa." Jawab Rayn sembari mendudukkan pantat nya di sofa empuk itu.

"Kapan kamu akan mengurus keluarga Rayn? Kapan kamu akan membawa calon menantu mama ke mansion ini? Setiap hari kamu hanya mengurus pekerjaanmu itu, luangkan waktumu untuk mencari istri." Kata mama Rayn sambil terkekeh karena sudah meledek anak semata wayangnya itu.

"Belum ada yang cocok, Ma. Mereka semua yang mendekatiku hanya perempuan murahan." Jawab Rayn yang sudah bangkit dari sofa.

"Kalau kamu tidak segera membawa calon menantu untuk mama, mama yang akan mencarikan calon istri untukmu, dan kamu tidak bisa membantah." Kata mama Rayn yang terdengar seperti ancaman untuk Rayn.

Rayn hanya tersenyum simpul setelah mendengar ucapan mamanya, ia berjalan menuju lift untuk naik ke kamarnya. Lift? jangan tanya kemegahan mansion keluarga Alexander, sudah dipastikan mansion ini dilengkapi fasilitas mewah dan canggih tentunya.

Rayn sudah sampai di depan kamarnya, ia masuk ke kamarnya dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Rayn terdiam sejenak saat berada di dalam kamar mandi, perkataan mamanya terngiang- ngiang di kepalanya.

"Calon istri.." Gumam Rayn saat menyalakan shower dan membersihkan tubuh dibawahnya.

........................................

Hai readers, aku harap kalian suka dengan novelku ya..... jangan lupa berikan dukungan kalian, oke?... 😍

BAB 2

Suara ayam jago terdengar bersahutan bagaikan alarm ilmiah bagi yang mendengarnya. Sinar oranye matahari mulai mengintip di sela-sela gorden membelai lembut wajah sang pemilik kamar. Selimut doraemon sederhana itu mulai bergerak, dan tersibak ke bawah pertanda bahwa sang pemakai sudah terbangun dari mimpi indahnya.

"Selamat pagi.." Begitu kiranya ucapan selamat pagi Nita untuk dirinya sendiri. Nita bergegas menyambar handuknya, ia tidak ingin terlambat untuk hari pertamanya berjuang di ibukota. Nita adalah gadis yang selalu ceria dan bersemangat. Ia selalu mengawali hari-harinya dengan penuh semangat dan senyuman. 10 menit kemudian Nita sudah keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian yang sudah disiapkannya semalam. Nita menatap cermin sambil mematut dirinya.

"Hmm..sudah oke Nita... Let's go!" gumam Nita yang sudah tampil rapi dan cantik tentunya, dengan setelan celana hitam panjang dan kemeja putih. Walaupun ia hanya memoles sedikit make up ke wajahnya, kecantikannya tetap terpancar. Nita berangkat ke tempat tujuan menggunakan ojek online yang sudah ia pesan beberapa menit lalu.

...............................

Di sisi lain,

Rayn sudah siap dengan setelan jas hitamnya, ia mematut dirinya sesaat. Hari ini Rayn akan mengunjungi salah satu hotel keluarganya. Sang sopir pribadi setianya sudah menunggu di depan pintu mobil mewah itu.

Tiingg,

Lift yang Rayn naiki sudah sampai di lantai bawah, para pelayan menyapa tuan muda mereka dengan ramah. Rayn hanya mengangguk dengan tatapan dingin tajamnya. Dengan cekatan sopirnya sudah membukakan pintu mobil itu. Dalam sekejab mobil mewah itu sudah melesat membelah jalanan ibu kota

.......................

Nita sudah turun dari ojek online yang ia tumpangi. Jantungnya berdetak lebih cepat, dahinya sudah meneteskan bulir-bulir keringat. Nita sangat gelisah di hari pertamanya sebagai pegawai di hotel mewah dihadapannya. Nita melangkahkan kakinya dengan penuh keyakinan, ia memasuki ruang lobby hotel itu.

"Permisi mbak, saya Housekeeping baru....." Belum selesai Nita berbicara sudah dipotong oleh mbak-mbak resepsionis.

"Ohhh.. Langsung ke belakang saja mbak, ini seragamnya" Jawab resepsionis itu sambil menyerahkan seragam berwarna hijau tosca.

"Terimakasih, Mbak." Kata Nita saat menerima bungkusan seragam. Nita tersenyum singkat kepada resepsionis cantik itu, kemudian ia bergegas ke kamar mandi khusus pegawai hotel untuk memakai seragam itu.

Riuh suara pegawai memenuhi lorong lantai bawah hotel. Nita bergegas keluar dari kamar mandi.

"*Ayo cepat... ",

"Kenapa mendadak sekali, aku belum berdandan",

"Ya ampun, kalo tau gini gue tadi pake baju lain",

"Aku cantik belum ya*..."

Samar-samar Nita mendengar ucapan-ucapan pegawai hotel yang terdengar lebay baginya.

"Mereka kenapa lebay banget sih... Kaya mau ketemu artis idola aja." Batin Nita.

Semua pegawai berbaris rapi memanjang di lobby hotel. Nita ikut dalam barisan, ia berdiri di posisi paling ujung. Semua pegawai mendunduk diam. Namun, saat seorang lelaki tinggi tampan berwajah blasteran melangkahkan kakinya memasuki lobby, semua pegawai wanita melihat pemandangan yang mubazir jika tidak di lihat.

*Satu detik,

Dua detik,

Tiga detik*,

Mereka kembali menunduk karena takut mereka lebih besar dibandingkan rasa kagum mereka. Tuan muda mereka berjalan menatap pegawainya satu persatu. Dan,

Deg,

Tuan muda tiba dihadapan Nita. Jantung Nita seakan ingin loncat dari tempatnya.

"Kamu baru disini?" Ucap singkat Rayn tanpa menatap Nita

"Iy...iy..iyaa tuan." Jawab Nita terbata-bata karena lidahnya terselip tikungan tajam dimulutnya.

Ingin rasanya Rayn mengerjai Nita, karena ia ingat gadis yang terkena cipratan air tempo hari. Selama ini apapun yang Rayn lakukan, tidak ada yang berani meneriaki den memakinya. Gadis ini berbeda dan membuat Rayn penasaran. Namun, tiba-tiba Manajer hotel menghampiri Rayn dan melaporkan perihal hotel ini. Dan manajer membubarkan para pegawai.

.............................

"Hemmm... Rasanya jantungku tadi sudah hampir loncat." Gumam Nita yang sudah tergesa-gesa meninggalkan lobby.

"Haii... aku Ana, lo anak baru ya?" Sapa pegawai wanita yang terlihat seumuran dengan Nita.

"Eh.. iya. Aku baru disini. Namaku Nita." Jawab Nita agak sedikit terkejut.

"Lo tinggal dimana, Nit?"

"Di kosan melati, deket kok dari sini."

"Oke deh, ayo kita cepet-cepet bertugas. Senior udah ngawasin tuh." Kata Ana yang sudah berjalan lebih cepat dari Nita karena melihat senior mereka berkacak pinggang di ujung lorong. Mereka sudah siap dengan tugas masing-masing. Nita sebagai pegawai baru sudah mendapat tugas yang tak terduga. Nita mendapat tugas membersihkan ruangan sang tuan muda. Sepanjang langkahnya menuju lift para pegawai berbisik-bisik dengan tatapan sinisnya.

"*Semoga dia selamat",

"Pegawai terakhir yang membersihkan ruangan tuan muda, ia keluar dalam keadaan yang acak-acakan",

"Semoga berhasil cantik",

"Dia cantik*",

Telinga Nita sudah tuli, ia tak mau mendengarkan bisikan mereka. Nita memasuki lift dengan mendorong segala perlengkapan kebersihan yang berada di dalam sebuah troli.

Tiingg,

Lift berhenti di lantai 21, kamar khusus Tuan Muda. Tok, tok, tok , Nita mengetuk pintu dengan perlahan dan takut-takut. Pintu itupun terbuka dari dalam, terlihat sosok pria berkulit putih bersih yang hanya menggunakan handuk sebatas pinggang menyambut.

"Ma..maaf Tuan Muda. Saya ditugaskan untuk membersihkan kamar anda." Nita berkaata dengan menunduk malu karena ini pertama kalinya ia melihat pria dewasa bertelanjang dada.

"Masuk!" Rayn menjawab singkat tetapi terdengar memaksa.

Nita melangkah memasuki kamar super mewah itu. Tanpa sadar mulutnya sampai menganga melihat kamar ini. Rayn yang memperhatikan sikap Nita hanya menautkan alisnya. Sebenarnya ini bagian dari rencana Rayn mengerjai Nita. Nita mulai membersihkan meja dan sofa yang berada di sudut kamar.

"Cepat bantu aku!" Perintah Rayn yang sudah melemparkan handuk kecil ke wajah Nita.

"Ta...ta..tapi tuan......" Belum sempat Nita menyelesaikan kalimatnay Rayn sudah memotongnya,

"Ini perintah, atau kamu mau saya pecat sekarang?" Rayn mulai mengancam Nita, ia yakin kalau ancamanya bisa membuat Nita tunduk padanya. Dan benar saja, Nita mengambil handuk itu dan menghampiri Rayn yang sudah duduk di ujung sofa. Nita cukup paham dengan perintah ambigu Rayn. Jangan lupa, Nita itu gadis cerdas.

Nita mulai menggosok pelan rambut Rayn menggunakan handuk yang ia pegang. Sungguh Nita tidak bisa berbohong, rambut Rayn benar-benar indah dengan warna pirang alami wangi yang maskulin. Nita seakan terhipnotis,

"Kau..... Cepat keringkan bodoh!" Bentak Rayn yang melihat Nita melongo seperti kebo

"iy..iya tuan." Nita tersadar dari lamunanya.

"Dasar pria kejam, kalau kau bukan bos ku sudah aku jambak habis rambut pirangmu itu" Batin Nita.

"Sudah selesai, Tuan." Nita meletakkan handuk di keranjang pakaian kotor yang ada di trolinya. Nita tidak tahu kalau Rayn sudah bangkit dari sofa dan berdiri tepat dibelakangnya. Dan "Buggg" Nita menabrak tubuh kekar Rayn. Rayn menangkap Nita ke dalam pelukannya, mata mereka bertemu.

"Matanya indah sekali....dan... dan.... bibir itu....bibir itu terlihat manis sekali....ahhhh....sadar Rayn...sadar...." Batin Rayn

.......................

hai readers.... selamat membaca bab selanjutnaya....happy reading 😍

BAB 3

"Sudah selesai, Tuan." Nita meletakkan handuk di keranjang pakaian kotor yang ada di trolinya. Nita tidak tahu kalau Rayn sudah bangkit dari sofa dan berdiri tepat dibelakangnya. Dan "Buggg" Nita menabrak tubuh kekar Rayn. Rayn menangkap Nita ke dalam pelukannya, mata mereka bertemu.

"Matanya indah sekali....dan... dan.... bibir itu....bibir itu terlihat manis sekali....ahhhh....sadar Rayn...sadar...." Batin Rayn

Brrruuukkkkk....

"Bakso mie ayam pangsit pake saos...Eh... Aduh sakit, Tuan." Nita seketika berbicara dengan mode latah makanan saat Rayn melepaskan dekapannya.

"Cih...dasar bocah ingusan. Isi otaknya hanya makanan." Ledek Rayn sambil meletakkan jari telunjuknya pas di dahi Nita.

"Ma...ma...maaf tuan saya tidak sengaja." Nita menjawab Rayn dengan kepala yang menunduk dan dia masih bersimpuh di lantai karena terjatuh tadi.

"Cepat lanjutkan pekerjaanmu, atau aku potong gajimu!" Perintah Rayn dengan tatapan membunuhnya. Apa yang Rayn katakan sungguh bertolak belakang dengan yang ia rasakan saat ini. Entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat saat ia berdekatan dengan Nita. Rayn semakin tertarik dengan Nita.

"Kenapa aku semakin tertarik padamu bocah ingusan." Batin Rayn sesaat setelah memasuki walk-in closet nya meninggalkan Nita yang membersihkan tempat tidur kig size itu.

Nita menyelesaikan semua tugasnya dengan begitu rapih dan cepat. Begitu juga dengan Rayn, ia sudah tampil rapih dan tampan. Rayn menggunakan setelan jas berwarna Navy dengan kemeja berwarna putih. Sungguh ciptaan tuhan yang sempurna, mubazir kalau tidak di nikwati walau hanya sekedar dipandang. Sore ini, Rayn mempunyai jadwal meeting dengan rekan bisnisnya di meeting room hotel ini. Jadi, malam ini Rayn akan menginap di hotel ini. Nita yang sudah menyelesaikan tugasnya beberapa menit lalu bergegas keluar dari kamar Rayn. Rayn hanya mengangguk pelan saat Nita berpamitan.

"Akhirnya aku keluar dari kandang macan itu." ucap Nita lirih

........................

Kriiiiiinggggg

"Hallo." Rayn mengangkat telepon yang berada di sudut kamar.

"Maaf tuan muda, Tuan Danang sudah menunggu di meeting room."

Rayn menutup telepon itu, dengan segera ia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju lift.

Sesampainya di meeting room seorang pria yang usianya sama dengan Rayn sudah menunggu kedatangannya. Pria itu langsung berdiri dari tempat duduknya saat Rayn memasuki ruangan. Dan sosok yang beberapa hari ini mengambil cuti untuk menikah langsung menghampiri Rayn untuk menyerahkan file-file.

Dia adalah Yoga, Asisten pribadi Rayn. Rayn duduk di kursi paling ujung sebagai pemimpin rapat. Danang dan beberapa staf langsung duduk setelah Rayn duduk dikursinya. Meeting dimulai beberapa menit kemudian. Rayn yang terkenal professional itu justru tidak fokus selama meeting berlangsung. Pikirannya terpusat pada bocah ingusan. Bocah ingusan yang dimaksud Rayn adalah Nita. Rayn selalu membayangkan adegan dramatisnya dengan Nita di kamar tadi. Selama meeting berlangsung Rayn hanya mengangguk-ngangguk seolah dia paham.

"Baik, meeting hari ini cukup sampai disini. Kita akan lanjutkan besok." Rayn membubarkan meeting hari ini, ia sedang tidak fokus yang ada dipikirannya hanya Nita. Semua staf meninggalkan ruangan, tinggalah Rayn, Danang dan Yoga Asisten pribadi Rayn.

"Ada apa denganmu tuan?"batin Yoga

"Tuan Rayn, mari kita ke bar. Kita ngobrol disana, saya dengar bar di hotel ini sangat luar biasa." Danang tersenyum tipis mendekat ke kursi Rayn.

"Baiklah Tuan Danang. Mari!" jawab Rayn dengan tegas.

Rayn dan Danang pergi meninggalkan ruang meeting. Yoga mengikuti tuannya, ia berjalan tepat di belakang Rayn dan Danang. Mereka masuk ke dalam lift menuju lantai 10, lantai dimana bar itu berada.

Tiinnggg,

Pintu lift terbuka, mereka bergegas memasuki bar. Begitu mereka melangkahkan kaki mereka ke dalam bar, semua mata tertuju pada mereka. Para wanita penghibur sudah bergelayutan manja di lengan Danang dan Yoga. Namun tidak ada yang berani menyentuh lengan Rayn, karena saat salah satu dari wanita penghibur itu mendekat Rayn sudah menatap tajam ke arahnya. Ketiga pria yang sama-sama tampan itu duduk di sudut bar. Danang memesan beberapa botol minuman. Mereka pun mulai minum.

Hanya dalam waktu 1 jam saja botol minuman di atas meja mereka sudah tandas tak bersisa. Danang dan Yoga yang tidak terlalu banyak minum masih sadar, sedangkan Rayn sudah mabuk berat karena Rayn minum terlalu banyak.

"Bocah ingusan..." Rancau Rayn

"Saya tau Anda mencintainya pada pandangan pertama, Tuan." batin Yoga

"Siapa itu bocah ingusan, Tuan?" jawab Danang yang sudah tertawa lepas mendengar rancauan Rayn. Dia kenal betul bagaimana sifat rekan bisnisnya ini.

"Maaf tuan, saya akan segera membawa Tuan Rayn ke kamarnya." Pamit Yoga yang sudah cemas karena Rayn sudah lemas. Danang hanya mengangguk kepadanya.

Dengan susah payah Yoga membawa tuannya yang semakin merancau itu.

.......................

Nita mengemasi peralatan kebersihannya, ini adalah ruangan terakhir yang menjadi tanggung jawabnya. Tak berapa lama kemudian, Nita mendorong troli nya memyusuri lorong lantai 10. Sayup-sayup Nita mendengar derap langkah kaki dari arah belakangnya, mereka adalah Tuan Rayn dan asistennya.

"Hey kau, bantu aku!" Pinta Yoga kepada Nita. Postur tubuh Yoga kalah telak dengan postur tubuh bosnya itu.

"Ta...ta... tapi tuan." Jawab Nita gelagapan. Nita sungguh tidak ingin membantu memapah tuan kejam itu. Ia masih ingat betul saat Rayn menjatuhkannya ke lantai. Tetapi, melihat wajah Yoga yang pucat dan napasnya ngos-ngosan membuat Nita merasa kasihan. Dengan segera ia membantu memapah tubuh Rayn memasuki lift

Tiinnggg,

Pintu lift terbuka, mereka sudah sampai di lantai 21. Yoga dan Nita tegopoh-gopoh memapah Rayn memasuki kamar megah itu. Sesampainya di dalam kamar, Yoga dan Nita membaringkan Rayn di atas kasur king size. Nita hendak keluar dari kamar Rayn, Namun

Hooeeekk, hooeeekk ....

Rayn memuntahkan isi perutnya ke samping tempat tidurnya. Yoga panik melihat bosnya yang muntah-muntah itu. Yoga berfikir sejenak, dan ia memutuskan akan menelpon Dokter khusus milik keluarga Alexander.

"Bersihkan segera, sebentar lagi dokter akan datang." Yoga memerintah Nita untuk membersihkan muntahan Rayn. Nita mengangguk dan mulai membersihkan cairan kuning kehijauan itu. Selang 10 menit, dokter datang dan memeriksa Rayn. Dokter memeriksa tekanan darah, denyut nadi, dan meletakkan stetoskop di atas dada Rayn. Dokter mengangguk pertanda ia sudah mengetahui apa yang terjadi pada Rayn.

"Tuan Rayn terlalu banyak minum, biarkan dia istirahat. Ini sudah saya buatkan resep, tolong segera di beli dan di berikan kepada Tuan Rayn." Dokter memberikan penjelasan memberikan secarik kertas resep obat kepada Yoga. Yoga mengangguk paham. Dokter mengemasi peralatannya dan meninggalkan kamar.

"Tolong kau jaga Tuan Rayn dan bersihkan pakainnya. Saya akan membeli obat ini. Mungkin akan lama, karena ini sudah larut malam." Perintah Yoga kepada Nita yang berdiri di sudut kamar. Nita hanya mengangguk pertanda bahwa dia sudah paham. Yoga melangkahkan meninggalkan kamar dan menutup pintu rapat-rapat.

"Dia menyuruhku membersihkan pakainnya, apa yang harus aku lakukan sekarang." Batin Nita sambil menatap pakaian Rayn yang terkena muntahan tadi.

...................

Haii readers....

Terimakasih sudah membaca novelku ini. Selamat membaca bab selanjutnya ya...happy reading 😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!