NovelToon NovelToon

The VRAMUS

Kota Mimpi

Jansen berasal dari desa kecil. Setelah lulus sekolah menengah atas ia pergi merantau ke kota besar.

Tujuan Jansen pergi meninggalkan rumah nya di desa karena alasan yang sangat mendasar. Jansen butuh pekerjaan. Ia masih ingin meneruskan kuliah tapi keluarga nya tidak sanggup untuk membiayai keinginan anak laki-laki pertama mereka.

Jansen pergi meninggalkan ayah dan ibunya bersama tiga adik perempuan nya yang masih kecil-kecil.

Jansen yang terlahir dari keluarga buruh kebun yang tidak punya lahan sendiri tidak bisa berharap banyak jika terus tinggal di desa.

Untuk itu lah sekarang Jansen sudah berada di kota besar seperti Angel City.

Kata orang-orang jika kamu punya mimpi datang lah ke Angel City. Semua yang kamu mau pasti ada.

Baru beberapa hari sampai di Angel City Jansen langsung mendapatkan pekerjaan. Memang mudah di kota dua puluh empat jam ini untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan catatan tidak boleh terlalu memilih.

Pekerjaan pertama Jansen di kota baru nya ini adalah sebagai seorang tukang cuci piring di sebuah restoran makan timur tengah.

"Dari mana kamu berasal Jansen?",

"Aku berasal dari sebuah desa kecil bernama Hidden",

"Apa tujuanmu datang ke kota ini?",

"Aku ingin mengumpulkan uang untuk biaya kuliah",

"Wow itu keren",

 "Aku pikir kamu mau jadi artis seperti anak-anak muda kebanyakan yang merantau ke kota ini",

Jansen berkenalan dengan Alice. Seorang perempuan yang juga bekerja di bagian cuci piring di rumah makan timur tengah yang lumayan besar itu.

Kota Angel City memang dikenal dengan sebutan kota nya para artis. Karena di kota ini banyak sekali pub dan bar tempat pertunjukan-pertunjukan musik selalu digelar setiap minggunya.

Belum lagi Angel City juga sering dijadikan untuk lokasi syuting film layar lebar yang kerap menjadi box office.

Tapi dengan segala keramaian dan hingar bingarnya itu Jansen melihat hanya ada satu peluang untuk dirinya kenapa ia datang ke tempat ini.

Yaitu untuk bekerja dan mencari uang. Untuk biaya sekolah di perguruan tinggi tahun depan.

"Bagaimana dengan kamu Alice?"

"Darimana kamu berasal?",

"Aku asli warga lokal",

"Dari kecil aku sudah tinggal di kota yang sekarang bagiku menjadi terlalu bising ini",

Jansen senang baru beberapa hari tiba di kota yang masih sangat asing ini sudah dapat kenalan warga lokal. Alice yang berusia lebih tua beberapa tahun darinya.

Jansen bekerja dari jam sepuluh pagi sampai jam sembilan malam.

Biarpun statusnya sebagai tukang cuci piring tapi Jansen dan Alice juga membantu mengerjakan yang lain seperti buka tutup restaurant dan membersihkan meja-meja makan.

Setelah pulang bekerja Jansen yang masih belum punya tempat tinggal memilih tidur di bawah jembatan fly over dan terkadang di atap gedung-gedung kosong jika udaranya tidak terlalu dingin.

Ketika Jansen dan Alice sedang beristirahat bersama. Mereka sering menghabiskan waktu di jalan gang belakang restaurant tempat mereka bekerja sambil makan dan ngobrol.

"Datang lah ke Show Bar besok malam",

"Band pacarku akan tampil di sana dan kami butuh supporter",

Alice mengundang Jansen untuk menyaksikan pertunjukan musik band milik pacarnya.

"Jadi pacar kamu seorang vokalis?"

"Bukan, pacarku seorang pemain drum",

"Musik seperti apa yang mereka mainkan?",

"Rock, Blues aku tidak terlalu mengerti",

"Apa mereka membawakan musik mereka sendiri?",

"Ya tentu saja mereka memainkan lagu-lagu mereka sendiri",

"Itulah peraturan nya ketika mau tampil di Show Bar",

"Band yang main di sana harus punya lagu original lebih dari satu",

"Pasti band pacar kamu keren",

"Besok malam aku akan menontonnya",

"Terimakasih Jansen aku akan mengenalkan kamu kepada mereka",

University of Freedom

Beberapa jam dari kota Angel City. Ada sebuah universitas yang sangat terkenal yaitu University of Freedom.

Di tempat kuliah itu ada seorang mahasiswa yang sudah hampir tamat dengan kuliah nya.

Namanya adalah Billy. Mahasiswa ilmu psikologi yang sedang mengerjakan skripsi untuk kelulusan nya.

Untuk mencari sebuah hiburan Billy setiap akhir pekan pergi ke Angel City. Terkadang ia berangkat dari kampus bersama teman-teman asramanya. Tapi tidak jarang juga Billy hanya pergi seorang diri.

"Kenapa Angel City Billy?",

"Teman-teman kamar mu pergi ke pantai atau naik gunung",

"Di sana ada tempat yang bernama Show Bar",

"Ada band-band baru, anak-anak muda seperti ku yang memainkan musik buatan mereka sendiri",

"Musik rupanya",

"Lalu apa yang menarik?",

"Di kota ini juga ada banyak pertunjukan musik dan band",

"Apa kamu tidak mendengar apa yang aku katakan pak tua?",

"Di sana mereka memainkan lagu-lagu yang mereka tulis sendiri",

"Lirik-lirik mereka ajaib untuk didengarkan",

"Darimana anak-anak itu mendapatkan inspirasi untuk menulisnya?",

"Itu yang menarik",

Billy baru saja berbicara dengan security penjaga asrama.

Sore itu Billy berangkat ke Angel City untuk melihat pertunjukan musik di Show Bar seperti akhir pekan biasa.

"Hei Billy",

"Kenapa kamu tidak memainkan lagu-lagu mu sendiri?",

Teriak security penjaga asrama dari jauh.

Di dalam bus perjalanan ke kota mimpi. Billy merenungkan ucapan tadi.

"Hei Billy",

"Kenapa kamu tidak memainkan lagu-lagu mu sendiri?",

Billy sudah bisa memainkan alat musik dari kecil. Dimulai dari piano yang diajarkan oleh ibunya sendiri. Kemudian merambah ke alat-alat musik yang lain sebagai sekedar hobi.

Keluarga Billy percaya jika memainkan alat musik itu bisa membantu tumbuh kembang seorang anak. Makanya Billy dan juga kakak perempuan nya diajarkan bermain musik dari sejak kecil.

Terlahir dari keluarga mampu yang ayah Billy adalah seorang pengacara. Billy kecil sudah bisa mendengarkan bermacam-macam jenis musik dari banyak album rekaman.

Billy mempunyai wawasan musik yang luas secara pendengaran. Untuk skill bermain alat musik Billy bisa dibilang rata-rata. Billy bisa memainkan semua alat musik termasuk membaca dan menulis partitur meskipun ia tidak bersekolah khusus musik. Billy belajar sendiri.

Ketika masih sekolah Billy sempat iseng-iseng bermain band dengan teman-temannya. Dan Billy si pirang juga iseng-iseng menulis lagunya sendiri.

"Hei Billy",

"Kenapa kamu tidak memainkan lagu-lagu mu sendiri?",

Itulah kenapa Billy jadi kepikiran dan merenungkannya.

Tapi Billy adalah pemuda yang komitmen. Billy jauh dari rumah tinggalnya untuk fokus menyelesaikan pendidikan kuliah nya.

Bagi Billy itu adalah salah satu bentuk penghormatan kepada kedua orang tua Billy yang selama ini telah memberikannya kehidupan serba enak dan selalu menuruti kemauan anak-anak nya.

Kakak perempuan Billy sudah lulus jadi sarjana hukum seperti ayah mereka. Billy memilih jalannya sendiri untuk menjadi seorang psikolog.

Billy sampai di Show Bar,

"Where is the light?",

"Where is my friends?"

"I don't care about them",

"I just need the yell",

"Where is the light?",

"Where is my friends?"

"I don't care about them",

"I just need the yell",

"Bagaimana dengan mereka?",

"Mereka keren bukan?",

"Mereka keren",

"Nama ku Alice dan mereka adalah teman-teman ku",

"Apakah kamu seorang groupie Alice?",

"Tentu saja tidak",

"Pemain drum itu adalah pacarku dan pemain bass itu adalah teman dari tempatku bekerja",

"Nama ku Billy",

"Hei Alice",

"Seperti nya teman dari tempatmu bekerja baru belajar caranya bermain bass",

"Oh my God",

"Apa kamu seorang cenayang Billy?",

"Itu memang benar",

"Namanya Jansen",

"Dia baru dua jam yang lalu menjadi pemain bass di band pacarku",

"Pemain bass yang sebelumnya baru masuk penjara",

T-Shirt

Show Bar di pekan depan yang berbeda. Billy yang baru saja menyelesaikan skripsinya datang ke Show Bar untuk merayakan nya. Seorang diri.

Billy mencari band yang kemarin di lihatnya. Tapi setelah ditunggu-tunggu band itu tidak muncul-muncul.

Billy masih hafal dengan nada dan liriknya.

"Where is the light?",

"Where is my friends?"

"I don't care about them",

"I just need the yell",

"Where is the light?",

"Where is my friends?"

"I don't care about them",

"I just need the yell",

*

"Bagaimana kamu tahu dia bisa bermain gitar?",

"Dari cara bicaranya anak itu seperti sangat tahu tentang musik. Pasti dia bisa bermain gitar",

"Tapi apakah kamu yakin dia mau bermain bersama kami?",

"Setiap akhir pekan dia selalu datang ke Show Bar seorang diri",

"Anak itu seperti tidak punya teman sama sekali",

"Dia pasti senang jika kalian berdua ajak bermain band",

"Minggu lalu dia benar-benar menikmati pertunjukkan kalian",

"Tapi bagaimana kamu yakin dia bisa bermain Alice?",

"Namanya Billy",

"Karena dia memakai kaos Jimmy Hendrix",

Pacar Alice sedang mencari personil baru untuk band barunya. Sejauh ini ia sudah mendapatkan pemain bass bernama Jansen yang sekarang rajin berlatih bass di apartemen pacarnya Alice.

Band pacar Alice yang kemarin resmi bubar. Setelah pemain bass nya masuk penjara. Tidak sampai empat puluh delapan jam kemudian gitaris dan vokalis mereka juga ditangkap dan masuk penjara.

Ternyata ketiga teman band pacar Alice itu melakukan tindak kejahatan yang sama. Yaitu mencuri barang berharga. Mereka didenda dan akan dikurung di dalam penjara minimal selama delapan belas bulan atau satu setengah tahun.

Untuk itulah pacar Alice ingin membentuk band yang baru. Alice merekomendasikan Billy kepada pacarnya dan Jansen.

Mereka bertiga pun pergi ke Show Bar meski bukan untuk memainkan pertunjukan.

"Itu dia anaknya",

"Namanya Billy",

"Yang rambut pirang",

"Lihat hari ini dia juga memakai kaos Jimmy Hendrix",

Alice, pacar Alice dan Jansen menghampiri Billy yang sedang duduk sendiri.

"Hei Billy",

"Hei Alice",

Alice mengenalkan pacar Alice dan Jansen kepada Billy.

"Toni",

"Billy",

"Jansen",

"Billy",

Pacar Alice yang bernama Toni pun menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan mereka selain berkenalan.

"Kami ingin membentuk band baru",

"Kata Alice kamu jago bermain gitar",

"Bagaimana kalau kamu bergabung dengan band kami yang baru?",

"Tunggu dulu, sebelumnya aku biasa-biasa saja bermain gitarnya",

"Darimana kamu tahu aku bermain gitar Alice?",

"Jimmy Hendrix, t-shirt?",

"Oh kaos ini, kaos putih Jimmy Hendrix ini pemberian dari kakak perempuan ku",

"Aku sudah lama tidak bermain band",

"Tapi baiklah aku akan berusaha bermain bersama kalian",

Billy pun mau untuk bermain band bersama Toni dan Jansen. Tapi dengan satu syarat tidak menggangu kegiatan kuliah Billy yang sebentar lagi juga selesai.

Mereka berempat pun lanjut mengobrol di meja itu. Mereka menceritakan tentang diri masing-masing. Musik apa yang mereka suka, siapa band dan musisi favorit mereka dan berbagi cerita pengalaman hidup yang masih sedikit.

Toni pemain drum sudah belajar bermain alat musik perkusi sejak berusia lima tahun. Ketika ia diberikan drum kit sebagai hadiah ulang tahun oleh ayahnya.

Toni mulai serius menekuni dunia musik terutama drum saat ia memutuskan untuk kursus drum di usia nya yang baru enam tahun.

Orang tua Toni mengizinkan anaknya untuk berlatih musik setiap hari dari pada ia harus bermain dengan teman-teman yang tidak jelas dari lingkungan yang buruk.

Toni belajar drum selama empat tahun tanpa absen berangkat ke tempat les. Kemudian dua tahun berikutnya baru Toni mulai malas berangkat ke tempat kursus. Toni belajar bermain drum selama hampir enam tahun.

Baru di sekolah menengah pertama Toni mulai bermain musik bersama teman-temannya. Membentuk band pertama nya dengan teman-teman nya yang ikut kegiatan ekstrakurikuler drumband.

Dari situlah Toni mulai mengejar mimpinya untuk menjadi seorang musisi profesional dengan cita-cita mempunyai band yang terkenal. Bahkan Toni memutuskan untuk tidak pergi kuliah dan sangat serius untuk bermusik.

Sementara Jansen punya latar belakang musik yang paling berbeda. Di desa tempat nya ia hidup Jansen hanya mendengarkan lagu-lagu dari siaran radio. Satu-satunya pertunjukan musik yang ada di tempat tinggalnya hanya lah musik parade saat ada karnaval.

Tapi Jansen sudah mempunyai basic untuk bermain alat musik.

"Waktu aku kecil aku diajari oleh kakek ku untuk bermain banjo",

"Aku cukup pandai memainkannya",

"Setelah kakek ku sudah meninggal ayah ku menjual banjo satu-satunya peninggalan kakek",

"Oh tega sekali ayahmu Jansen",

"Kenapa ayahmu menjual banjo yang sering kamu mainkan?",

"Untuk makan kami sekeluarga",

"Adikku waktu itu masih bayi-bayi",

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!