Kriminal Zone
Prolog
Suara sirine dari mobil polisi terdengar sangat nyaring ditelinga. Kedua orang dengan pakaian serba hitam tertunduk dengan mengangkat kedua tangan mereka.
???
Berhenti di sana!! Angkat kedua tangan kalian!!
Mahardika
/ Mengangkat tangan
Alisya
/ Mengangkat tangan
Komandan Polisi
/ Berjalan ke arah Mahardika dan Alisya kemudian mengambil semua senjata yang mereka miliki
Komandan Polisi
Bawa mereka!
Polisi 1 & 2
Siap komandan!
Polisi 1 & 2
/ Memborgol tangan Alisya dan Mahardika
Alisya
/ Melirik ke arah Mahardika
Mahardika
/ Tersenyum licik
Alisya diam-diam mengeluarkan pisau yang ia simpan di balik punggung nya kemudian menusuk salah satu anggota polisi itu sebelum ia sempat memborgol nya.
Alisya mengambil pistol milik polisi yang ia tusuk dengan cepat dan berlari ke arah Mahardika kemudian menusukkan pisaunya ke arah polisi yang sedang memborgol Mahardika dan menembaknya. Dalam sekejap polisi itu terjatuh tak sadarkan diri.
Alisya
Ayo cepat kita lari!!
Mahardika
Aku akan menggendong mu
Mahardika
/ Menggendong Alisya ala bridal style kemudian berlari dengan cepat meninggalkan sekawanan polisi yang akan menangkapnya
Alisya
/ Berpegangan erat pada pundak Mahardika
Komandan polisi yang melihat kedua mangsanya kembali melarikan diri pun segera memerintahkan bawahannya untuk mengejar Alisya dan Mahardika, tak hanya itu ia juga menembakkan satu tembakkan peringatan untuk keduanya agar berhenti, itu juga sebagai ancaman jika keduanya tidak berhenti maka keduanya akan dibunuh saat itu juga.
Komandan Polisi
Kejar mereka!!
Anggota Polisi
Baik komandan!!
Komandan dan para anggota kepolisian mulai mengejar Mahardika dan Alisya yang sekarang berstatus buron yang masuk dalam daftar pencarian orang karena terlibat bisnis ilegal dan banyak kejahatan lainnya.
Komandan Polisi
Keluarkan tembakan peringatan!!
Pengejaran masih terus berlanjut dan tembakkan peringatan sudah di luncurkan berkali-kali. Sayangnya pihak kepolisian tidak berhasil menangkap Alisya dan Mahardika karena kehilangan jejak. Komandan kepolisian pun menarik mundur para anggota kepolisian untuk mengatur ulang strategi penangkapan selanjutnya
Alisya
/ Melihat kebelakang
Alisya
Umm... Mahardika seperti nya mereka sudah tidak mengejar.
Mahardika
Benarkah? Apa kau yakin?
Alisya
Iya, jadi kau bisa berhenti sekarang
Mahardika berhenti berlari, ia berhenti di sebuah gang yang berada di kota terbengkalai negara tersebut. Setelah itu ia menurunkan Alisya dari gendongannya kemudian mengatur napasnya yang tak beraturan, Alisya yang melihat mahardika sangat kelelahan pun memberikan nya sebotol air.
Mahardika
/ Melihat Alisya kemudian mengambil botol air yang diberikan Alisnya dan meminumnya
Setelah itu keduanya pun duduk di sebuah kotak kayu yang usang sambil mengisi energi.
Lima menit berlalu namun hanya ada keheningan di antara keduanya sebelum Alisya yang tiba-tiba membuka suara
Alisya
Mahardika... Terima kasih ya
Alisya
Aku serius, Terima kasih sudah menjadi teman terbaik yang aku miliki hingga saat ini. Aku juga ingin meminta maaf padamu, karena ku kau jadi begini juga. Kalau saja aku tak mengajakmu waktu itu pasti kau sudah hidup bahagia sekarang dan menggapai cita-cita mu
Mahardika
Lupakan saja, aku yang memutuskan untuk ikut dengan mu waktu itu. Tapi jika di ingat-ingat dulu kita ber dua terlalu lugu jika dibandingkan dengan sekarang hahaha
Alisya
Kau benar, aku sampai tidak mengenali diriku yang sekarang jika dibandingkan dengan diriku yang dulu
Cerita ini berawal pada 8 tahun yang lalu saat keduanya masih berusia 12 tahun
Bab 1: Awal
Seorang anak perempuan dengan seragam sekolah nya tersungkur usai ditampar oleh orang yang diketahui adalah ayah tiri nya.
???
Dasar anak nggak guna, masih berani kamu minta uang sama saya, hah?!!
???
/ Memegang pipi sebelah kiri
Pria itu menghampiri anak tiri nya yang tersungkur lalu menarik rambut nya agar kembali berdiri, matanya menunjukkan amarah yang besar. Anak itu tak dapat berbuat apa pun, ia terus menangis sesegukan, ia sudah pasrah entah apa yang akan dilakukan ayah tiri nya itu padanya.
???
Denger ya! Kalau sekali lagi kamu minta uang ke saya atau apa pun itu saya akan kasih hukuman yang lebih keras dari ini. Paham!!
???
T-tapi kan itu tanggung jawab ayah, kalau ayah nggak ngasih uang gimana Lisya bayar sekolah Lisya. Terus gimana nanti-
???
/ Melepas cengkraman nya di rambut Alisya kemudian berpindah mencengkram kedua bahu Alisya kuat sambil menatap tajam ke arah nya.
???
Apa? Ayah? Denger ya, kamu itu cuman anak tiri dan kita tidak ada hubungan darah, paham?
???
Nyusahin aja. Kalau bisa kamu pergi aja dari rumah ini, saya muak liat muka kamu.
???
/ Pergi meninggalkan Alisya yang masih menangis sesegukan.
Jam menunjukkan pukul 7 pagi. Bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran pertama akan di mulai. Seluruh siswa berbondong-bondong berlari masuk menuju kelas masing-masing.
Setelah masuk tahun ajaran baru hari ini adalah hari ke-25 para siswa baru masuk sekolah. Suasana di dalam kelas 7B sudah ramai namun ada dua bangku yang masih kosong. Beberapa siswa di kelas itu yang melihat bangku yang masih belum diisi pemiliknya pun membicarakan si pemilik bangku tersebut.
Joni
Eh liat deh, kok bangku depan masih kosong ya. Udah jam berapa ini? Mereka ini seenaknya aja dateng ke sekolah.
Riko
Bolos kali, nggak peduli juga.
Dea
Ck! ck! Berani-beraninya mereka terlambat hari ini.
Stevani
Gimana kalau kita kerjain aja. Mumpung mereka berdua belum dateng.
Ke empat anak itu pun diam-diam mengoleskan selai coklat di atas kursi milik kedua anak yang terlambat itu.
Dea
/ Tersenyum licik sambil melihat ketiga temannya
Riko
Pfftt! Udah yuk kita balik ke bangku masing-masing.
Joni
/ Mengangguk sambil menahan tawa.
Keempat anak itu pun kembali ke tempat duduk masing-masing.
Tak berselang lama seorang anak perempuan masuk ke dalam kelas dengan rambut panjangnya yang sedikit berantakan, ia datang dengan raut wajah yang tidak baik-baik saja. Ia terus berjalan sambil menunduk menuju bangku tempatnya duduk.
Melihat mangsanya datang Dea memberikan kode kepada teman-temannya untuk melihat mangsanya itu terkena jebakan yang mereka buat.
Anak perempuan pemilik bangku itu terkejut ketika melihat bangku tempatnya duduk penuh dengan selai coklat.
Tak berselang lama seorang anak laki-laki yang juga duduk di samping anak perempuan itu masuk ke dalam kelas. Ia juga sama terkejut nya ketika melihat bangkunya kotor dengan selai.
Ke empat anak jahil itu terus melihat ke arah dua orang yang mereka jahili sambil menahan tawa mereka.
???
/ Melihat ke arah ke empat anak itu dengan tatapan tajam
Stevani
/ Pura-pura memainkan kuku sambil bersiul
Riko
/ Mengalihkan pandangan
???
/ Memasang ekspresi marah
???
/ Ikut melihat ke arah ke empat anak jahil itu
Semua siswa seketika melihat ke arah pintu ketika mendengar suara langkah kaki. Ternyata guru sudah datang. Semua siswa pun bergegas duduk di tempat duduknya masing-masing dan bersiap untuk memulai pelajaran pertama menyisakan kedua anak yang bangkunya dilumuri coklat.
Guru
/ Melihat ke arah kedua anak yang masih berdiri
Guru
Kenapa kalian berdua masih berdiri? Duduk!
Kedua anak itu saling menatap satu sama lain. Bingung apa yang harus mereka lakukan dengan tempat duduknya yang kotor.
Riko
Bisul kali pak pan*at nya. Makannya nggak bisa duduk.
Riko menyeletuk membuat seisi kelas menertawakan kedua anak itu.
Guru
Sudah, semuanya diam! Jangan berisik bapak akan memulai pelajaran hari ini. Untuk kalian berdua jika kalian tidak segera duduk maka akan bapak keluarkan dari kelas.
Dea
/ Melihat ke arah kedua anak itu
???
/ Mengeluarkan bukunya kemudian merobek beberapa kertas untuk mengelap bangkunya dan juga bangku anak disebelahnya
???
Duduklah walaupun masih belum bersih. Kalau guru melihat kita masih berdiri bisa-bisa kita dikeluarkan dari kelas.
Keduanya pun duduk di bangku masing-masing kemudian melanjutkan kegiatan belajarnya.
Bab 2: Membereskan Kekacauan
Jam istirahat terdengar di segala penjuru sekolah membuat teriakan bahagia para siswa menggema. Tak berbeda dengan dua anak yang sedari tadi menahan amarah mereka. Mereka adalah Alisya dan Mahardika. Sebenarnya bangku keduanya masih terlalu kotor untuk di duduki, namun tak ada pilihan lain lagi.
Mahardika
/ Melihat Alisya yang sedang membereskan meja nya.
Mahardika
Bagaimana kalau kita ke kantin untuk membeli tisu?
Alisya // Alana
/ Melihat Mahardika
Alisya // Alana
Hm? Untuk apa?
Mahardika
Apa lagi, tentu saja untuk membersihkan bangku ini. Bangku kita masih terlalu kotor untuk di duduki.
Mahardika
Sudahlah, ayo ikut dengan ku!
Mahardika
/ Menarik tangan Alisya
Stevani
/ Tak sengaja melihat Alisya dan Mahardika ingin keluar kelas bersama
Stevani
/ Menunjuk ke arah Alisya dan Mahardika
Mendengar ada yang menertawakan nya Mahardika melihat ke arah yang di tunjuk oleh Stevani. Ternyata rok yang Alisya pakai terkena selai coklat dari sisa-siaa yang masih menempel di bangkunya tadi. Kalau begitu celana nya juga sama. Mahardika pun bergegas membawa Alisya keluar dari kelas dan membawanya ke depan kamar mandi siswi.
Alisya // Alana
/ Bingung dengan Mahardika yang tiba-tiba menariknya
Keduanya pun sampai di depan kamar mandi siswi. Mahardika yang tiba-tiba berhenti membuat Alisya semakin kebingungan, pasalnya tadi Mahardika mengajaknya ke kantin tapi kenapa tiba-tiba saja ia jadi berhenti di depan kamar mandi siswi?
Mahardika
Kau tunggu di sini sebentar
Alisya // Alana
/ Sedikit kebingungan
Mahardika
/ Berlari meninggalkan Alisya
Alisya // Alana
Sebenarnya dia kenapa sih
Sepuluh menit Alisya menunggu Mahardika dan akhirnya orang yang ia tunggu-tunggu datang juga. Dari kejauhan ia melihat Mahardika berlari dengan membawa kantung plastik di tangannya.
Mahardika
Maaf ya, kau pasti menunggu lama
Mahardika
/ Mengeluarkan sesuatu dari kantung plastik yang ia bawa
Mahardika
/ Memberikan satu pack tisu basah kepada Alisya
Alisya // Alana
/ Merasa bingung
Alisya // Alana
Ini? Untuk apa?
Mahardika
Rok mu jadi kotor karena bangku kita yang penuh coklat tadi, gunakan itu untuk membersihkan nya, aku juga ingin membersihkan celana ku
Setelah memberikan tisu yang baru saja dibelinya Mahardika pun bergegas masuk ke dalam kamar mandi siswa untuk membersihkan celananya yang kotor terkena coklat.
Alisya // Alana
/ Melihat celana Mahardika
Alisya sedikit tertawa melihat bagian belakang celana Mahardika yang kotor. Ia baru menyadari nya, berarti sedaritadi ia berjalan-jalan dengan keadaan roknya yang kotor? Tiba-tiba saja ia merasa malu. Tidak ingin merasa malu lebih lama Alisya pun bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan rok nya.
Delapan menit berlalu Alisya pun keluar dari kamar mandi dan ternyata di luar Mahardika sudah menunggu nya.
Alisya // Alana
/ Terkejut
Mahardika
/ Melihat Alisya
Alisya // Alana
S-sudah. Terima kasih ya
Alisya // Alana
Jadi sekarang kita kemana?
Alisya // Alana
Loh? Tapi aku belum istirahat
Mahardika
Tenang saja tadi aku sudah membeli beberapa makanan untuk kita berdua. Kita makan di kelas saja ya, jam istirahat sebentar lagi habis, aku takut kita akan terlambat masuk kelas
Keduanya pun masuk ke dalam kelas, ternyata di dalam masih sepi, seperti nya banyak yang masih berada di luar kelas. Melihat anak-anak yang menjahili nya tadi tidak ada Alisya membuang napas lega. Ia pun bisa duduk dengan tenang di bangkunya.
Alisya // Alana
/ Ingin duduk di bangkunya
Alisya // Alana
Hm? Ada apa?
Mahardika
/ Membersihkan sisa coklat yang masih berada di bangku Alisya dan juga bangkunya menggunakan tisu.
Mahardika
Nah, kau boleh duduk sekarang
Alisya // Alana
Terima kasih
Keduanya pun duduk di bangku masing-masing. Mahardika mengeluarkan beberapa makanan yang di belinya di kantin tadi dan memberikan nya kepada Alisya.
Mahardika
/ Memberikan roti dan susu kepada Alisya
Alisya // Alana
Baiklah terima kasih. Ini uang-
Mahardika
Aku traktir. Tidak perlu membayarnya.
Alisya // Alana
/ Memanyunkan bibirnya kemudian mulai memakan rotinya
Alisya // Alana
Terima kasih ya
Mahardika
Berhentilah berterima kasih, aku tidak suka
Tak terasa bel tanda sekolah usai telah berbunyi menandakan para siswa sudah diperbolehkan untuk pulang. Semua murid kelas 7B bersemangat untuk pulang ke rumah masing-masing berbeda dengan sang tokoh utama yang terlihat murung. Ia tidak ingin pulang ke rumah, itu bukan rumahnya karena di sana tidak ada yang bisa mengerti dirinya.
Mahardika
/ Berdiri ingin keluar dari kelas
Mahardika
Ayo pulang Alisya
Alisya // Alana
/ Tersentak
Alisya // Alana
Ah i-iya iya, kau duluan saja tidak apa-apa
Mahardika
Tidak, aku akan menunggu mu
Alisya // Alana
Aku tidak apa-apa kau duluan saja Mahardika
Mahardika
Yasudah kalau begitu-
Stevani
/ Menghampiri Alisya dan Mahardika sambil melipat kedua tangannya di dada dengan tersenyum licik
Mahardika
/ Melirik Stevani tajam
Joni
Anak culun emang paling cocok sama anak buangan. Setuju nggak?!
Dea
Aduh kalian ini, ayo pulang aja. Males deh lama-lama disini sama anak culun
Stevani
Betul juga. Yasudah ayo kita pulang.
Joni
Kalian berdua jangan berbuat hal aneh dikelas ya~
Keempat anak itu pun pergi menyisakan Alisya dan Mahardika yang masih berada di dalam kelas
Alisya // Alana
/ Menghela napas lelah
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!