NovelToon NovelToon

Journeys End

Awal Kisah

Ruby berhasil diterima di salah satu universitas yang sudah lama ia damba-dambakan. Ia memulai tahun ajaran baru dengan bahagia,berteman dengan orang-orang baru yang mengerti tentang hukum dan berwawasan luas. Ya,dia berhasil lolos seleksi mahasiswa fakultas hukum.

"Bu,aku pulang," Ruby berlari menghampiri ibunya.

"Hari ini kita akan merayakan keberhasilan mu lolos seleksi universitas. Jadi,ibu memasak banyak makanan untuk nanti malam."

Ruby merayakan keberhasilannya masuk di universitas yang ia impikan dengan makan malam bersama keluarganya. Kesempatan makan malam bersama memang sangat jarang terjadi di keluarga Ruby,karena mereka memiliki kesibukkan masing-masing.

"Besok aku sudah mulai kuliah normal," kata Ruby.

"Hari ini tidurlah lebih awal," kata ibu Ruby.

Ruby pergi ke kamarnya dan tertidur.

Pagi tiba,Ruby sudah siap pergi ke kampus. Tidak ada orang di rumah,jadi ia pergi tanpa pamit.

Sampai di kampus ia masuk ke ruangan 202 yang merupakan ruang kelasnya. Di kelas sudah banyak mahasiswa lain yang berkumpul. Mereka saling berkenalan satu sama lain.

"Hai," sapa seorang laki-laki kepada Ruby.

"Halo," Ruby menyapa kembali sambil mengulurkan tangan.

Laki-laki itu bernama Albert. Albert kemudian duduk di samping Ruby.

"Aku harap kita bisa menjadi teman baik," kata Ruby.

"Tentu saja. Siapa yang tidak mau berteman dengan gadis cantik sepertimu," jawab Albert sambil tersenyum.

Mereka kemudian saling bercerita apa tujuan mereka memilih fakultas hukum. Albert menceritakan bahwa ia ingin menjadi seorang tentara namun tidak lolos seleksi tahun lalu.

Saat tengah asik berbincang,dosen datang dan mereka memulai pembelajaran.

Saat pelajaran selesai,seseorang memanggil Ruby.

"Ruby!"

Ruby menoleh,ia melihat seorang perempuan memanggilnya tapi ia tidak kenal dengan perempuan itu.

"Aku Evelyn. Senang bisa berkenalan denganmu," katanya sambil mengulurkan tangan.

"Aku Ruby. Aku juga senang berkenalan denganmu."

"Albert memberitahuku tadi bahwa ia berkenalan denganmu. Katanya kamu gadis yang baik," kata Evelyn.

Ruby tersenyum dan mengajak Evelyn pergi ke kantin. Albert dan Evelyn adalah teman pertama Ruby di kampus. Mereka kemudian pergi bersama ke kantin.

"Bolehkan aku bergabung?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang Ruby.

"Silahkan," jawab Ruby sambil tersenyum.

Laki-laki itu duduk di depan Ruby.

"Namaku Thomas. Kita menjadi teman sekelas sekarang," kata laki-laki itu.

"Aku Ruby. Senang bisa sekelas denganmu," jawab Ruby.

Ruby dan teman-teman barunya makan bersama. Tidak lama kemudian,ponsel Ruby berbunyi.

"Baiklah aku akan segera datang," katanya menjawab telepon.

Ruby pamit pergi kepada teman-temannya menuju ruang musik.

"Kylie," panggil Ruby.

"Oh,Ruby! Terimakasih sudah datang," jawab Kylie.

Kylie merupakan teman Ruby saat masa pengenalan lingkungan kampus. Ia memiliki suara yang bagus dan terpilih masuk ke kelas musik. Karena Kylie tidak terlalu mudah bergaul dan masih merasa asing dengan lingkungan kampus maka ia meminta Ruby untuk menemaninya.

"Aku akan berlatih sekarang," kata Kylie.

"Baiklah aku akan menunggumu di luar," jawab Ruby sambil berlalu.

Ruby duduk di bangku yang tersedia di luar ruang musik. Tiba-tiba dua orang laki-laki menghampirinya. Ruby merasa kurang nyaman dengan kehadiran dua laki-laki itu karena mereka terus menatap Ruby.

"Halo," sapa salah satu laki-laki itu.

"Hai," jawab Ruby sambil tersenyum.

"Siapa namamu?"

"Namaku Ruby," jawab Ruby dengan ramah.

"Aku Sam dan ini temanku Edward," kata laki-laki itu.

Ruby hanya tersenyum.

"Oh iya. Kalau boleh aku tau,kamu punya instagram?" tanya Sam.

"Kebetulan ada," jawab Ruby.

Mereka bertukar instagram. Sam mengatakan bahwa ia akan menghubungi Ruby lagi nanti. Kylie kemudian datang menghampiri Ruby.

"Kenapa latihannya sangat cepat?"

"Hari ini hanya perkenalan diri saja. Latihan baru dimulai minggu depan," jawab Kylie.

Mereka kemudian pergi berdua.

"Hari pertama kuliah cukup baik," Ruby berkata kepada Kylie sambil menyetir mobilnya.

"Hari akan berjalan lebih baik jika kau menyetir dengan pelan," jawab Kylie protes karena Ruby menyetir dengan kecepatan tinggi.

"Banyak lelaki tampan berkenalan denganku hari ini. Apa kau juga berkenalan dengan banyak lelaki?"

"Lelaki apanya. Hari pertama kuliah aku sudah ditunjuk dosen untuk menjawab soal," keluh Kylie.

Hari pertama kuliah yang mengesankan bagi Ruby karena ia berkenalan dengan teman-teman baru dan para lelaki yang sesuai dengan kriterianya.

"Aku harap aku akan mendapatkan kekasih tahun ini," kata Ruby.

"Bukankah banyak yang mendekatimu. Tapi kamu terlalu pemilih," jawab Kylie.

"Sudahlah,ayo kita pulang. Aku lelah," jawab Ruby dan mengantarkan Kylie pulang ke rumahnya.

"Pulang? Ini masih siang,ayo kita jalan-jalan," ajak Kylie.

Mereka pergi ke mall,berbelanja kemeja yang bisa gunakan untuk kuliah. Kemudian mereka duduk santai di sebuah kedai es krim.

Ruby mengecek ponselnya dan ada notifikasi masuk dari Sam.

Sam mengajak Ruby pergi nanti malam. Ruby terpaksa menolak karena ia harus mengantar bibinya ke bandara nanti malam. Sam kemudian mengatakan akan mampir ke rumah Ruby besok,karena rumah Ruby sangat dekat dari kampus.

"Siapa yang mengirim pesan padamu?" tanya Kylie.

"Kenapa kau ingin tau?"

"Kamu terlihat mencurigakan," kata Kylie.

"Sam mengajakku pergi nanti malam tapi aku tidak bisa dan dia berjanji besok akan ke rumahku sepulang dari kampus", jawan Ruby.

"Sebaiknya kamu berhati-hati,bagaimanapun kamu baru kenal dengan dia," saran Kylie.

"Tentu saja aku akan berhati-hati. Jangan khawatir," jawab Ruby.

Ruby sampai di rumah pada sore hari. Ia mandi dan langsung berangkat mengantar bibinya ke bandara.

Ada notifikasi dari Sam,Ruby segera membacanya.

"Apa kamu sudah berangkat ke bandara?" tanya Sam melalui DM.

Ruby menjawab sudah dan sebentar lagi akan kembali. Sam mengatakan sebentar lagi dia selesai kuliah.

"Sepertinya kita bisa bertemu hari ini," kata Ruby pada Sam.

Ruby bergegas pulang sebelum Sam pulang dari kampus. Waktu tempuh dari bandara ke rumah Ruby hanya 45 menit jadi ia bisa sampai rumah dengan cepat.

"Aku sudah selesai kuliah. Dimana alamat rumahmu?"

Ruby mengirimkan alamat lengkapnya kepada Sam.

***

Sam sudah sampai di rumah Ruby.

"Bagaimana kuliah pertamamu hari ini?"

"Masih biasa saja,belum ada sesuatu yang istimewa," jawab Sam.

"Aku akan mengambilkan minuman untukmu," kata Ruby lalu ia pergi ke dapur.

"Apa kamu tidak takut tinggal sendiri disini?" tanya Sam.

"Tidak. Disini cukup nyaman karena aku menyukai tempat yang jauh dari keramaian," jawab Ruby.

"Ruby,aku ingin ke toilet. Dimana letaknya?"

Ruby kemudian mengantar Sam ke toilet.

Sam kembali dan meminum teh yang sudah Ruby siapkan.

"Malam ini kamu tinggal sendiri?"

"Sepertinya begitu karena kakakku ke luar kota dan bibiku kau tau sendiri dia sedang pergi," jawab Ruby.

"Ruby…"

"Sam,apa yang kau lakukan?"

Noda

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Ruby masih belum tidur padahal ia harus berangkat kuliah pagi-pagi. Sebenarnya, Ruby kuliah siang tetapi di hari-hari tertentu ia mendapatkan kelas pagi.

"Apa yang baru saja aku lakukan?" ia bertanya pada bayangannya di cermin.

Ada notifikasi masuk dari Sam.

"Lupakan semua. Terimakasih untuk hari ini," isi pesan itu.

Ruby melempar ponselnya dan tidur.

Matahari sudah terbit,Ruby tidak sempat tidur 5 menit pun. Ia pergi ke kampus dengan rasa kantuk yang menyerang dirinya.

"Selamat pagi Ruby," sapa Albert.

"Oh! Selamat pagi Albert," Ruby terkejut karena tiba-tiba Albert muncul di sampingnya.

"Sepertinya kamu mengantuk," kata Albert.

Ruby tersenyum karena merasa malu.

"Aku tidak bisa tidur tadi malam," jawab Ruby.

Albert mengajak Ruby makan bersama sepulang kuliah nanti. Evelyn juga berencana untuk ikut dan mereka makan bertiga,tapi tiba-tiba ia mendapat panggilan mendesak dari rumahnya.

"Ruby,aku tau kita teman baru tapi aku ingin sedikit bercerita. Apa boleh?" tanya Albert pada Ruby.

"Tentu saja. Aku senang jika kau mau berbagi cerita denganku," jawab Ruby.

"Sebenarnya aku menyukai Evelyn," kata Albert.

"Bukankah kalian baru saling mengenal?" tanya Ruby.

"Pertama kali aku bertemu dengan Evelyn di kelas,aku merasa nyaman berbincang dengan dia. Bahkan kami saling menelepon satu sama lain," terang Albert.

"Saling menelepon? Mungkin dia juga tertarik padamu. Kalau tidak,mana mungkin dia mau merespon bahkan menelepon?"

Wajah Albert tampak sumringah. Lalu ia pergi lebih dulu.

Kylie datang menghampiri Ruby yang masih duduk di kantin.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Kylie.

"Sebenarnya tadi malam…"

"Apa?!"

"Sebenarnya itu yang pertama," jawab Ruby.

"Astaga. Kau ini bodoh atau apa," kata Kylie yang kesal dengan temannya.

"Itu semua terjadi begitu saja," jawab Ruby.

"Ceritakan secara rinci sekarang juga," tuntut Kylie.

"Tadi malam dia menanyakan letak toilet. Setelah aku mengantarnya,aku kembali ke ruang tamu. Dia datang dari toilet dan langsung memelukku. Aku berusaha melepaskan pelukannya,tapi dia malah memelukku semakin erat. Aku tidak bisa berbuat banyak dan dia menciumiku," terang Ruby.

"Sudah aku peringatkan untuk hati-hati. Sekarang apa dia masih menghubungimu?"

"Subuh tadi dia menghubungiku. Apa yang harus aku lakukan?"

"Aku tidak tau," jawab Kylie.

"Sam?!"

"Mana?"

Ruby mendapat pesan dari Sam bahwa ia ingin bertemu nanti malam.

"Kenapa harus malam?" tanya Kylie.

Ruby terkejut karena Kylie ikut membaca pesan yang dikirim oleh Sam.

"Sam kuliah malam jadi dia hanya ada waktu saat malam hari," jawab Ruby.

"Kau terus saja membelanya. Apa karena ciuman pertamamu itu?"

"Tidak. Bukan itu. Ayo kita pulang," kata Ruby sambil merogoh sakunya untuk mengambil kunci mobil.

Hari sudah malam. Seharusnya Sam sudah pulang dari kampus. Benar saja,Sam datang dengan motornya serta dengan sebuah bingkisan kecil di tangannya.

"Ini untukmu," kata Sam sambil memberikan bingkisan itu.

"Terimakasih," jawab Ruby gugup.

"Maafkan aku. Itu… Tadi malam."

"Lupakan saja. Ayo masuk," kata Ruby pada Sam.

Mereka berbincang-bincang cukup lama dan perbincangan mereka terputus saat Kylie datang ke rumah Ruby.

"Kylie. Ada apa?"

"Aku merasa dia tidak baik. Sebaiknya aku menemanimu," jawab Kylie.

"Jangan khawatir. Tidak akan terjadi sesuatu," Ruby berusaha memberi pengertian pada Kylie.

"Jika kau bisa menahan diri pasti tidak akan terjadi sesuatu. Tapi aku ragu kau bisa melakukannya," canda Kylie.

"Kylie hentikan. Aku dan Sam juga tidak menjalin hubungan khusus. Tidak mungkin aku melakukan hal-hal aneh bersamanya."

"Hal-hal aneh? Hubungan khusus? Jadi kalau kalian sampai menjalin hubungan khusus kau akan melakukan itu dengannya?"

"Melakukan apa? Kylie,bersihkan pikiranmu."

Kylie hanya tertawa dan pergi meninggalkan Ruby setelah melakukan perbincangan yang sangat singkat. Ruby kembali masuk ke ruang tamu.

"Ada apa?" tanya Sam.

"Itu temanku,dia memang anak yang aneh."

"Hubungan khusus?" tanya Sam.

"Oh! Itu… Kau mendengarnya?"

"Tadi aku keluar mengambil kunci motorku dan tidak sengaja mendengarnya."

"Lupakan saja. Dia hanya bercanda," kata Ruby.

"Baiklah. Aku datang kesini sebenarnya ingin meminta maaf dan memberikan hadiah ini."

"Sam,malam sudah laut. Apa kamu diizinkan pulang larut malam?"

"Tenang saja. Aku sudah terbiasa," jawab Sam.

Suasana hening sesaat. Sam meminta Ruby membuka hadiah yang ia berikan.

"Wah. Hairpin nya sangat cantik," seru Ruby.

Ruby memang sangat menyukai aksesoris dengan bentuk yang lucu tapi mewah.

Sam memberikan Ruby hairpin dengan berhiaskan permata imitasi.

"Sam,terimakasih. Aku sangat menyukainya."

"Sama-sama. Aku senang kau menyukainya."

Sam mengambil hairpin itu dan memakaikannya di rambut Ruby. Ruby agak terkejut tapi senang.

"Sangat cantik," kata Sam.

"Kamu pandai memilih hairpin nya," jawab Ruby.

"Bukan hairpin nya,tapi kamu."

Wajah Ruby berubah merah dan tersenyum.

"Baiklah Ruby,kau harus beristirahat karena besok ada tempat yang harus kita kunjungi," kata Sam.

"Tempat? Tempat apa?"

"Karena besok hari minggu aku mau mengajakmu pergi. Apa kamu ada waktu?"

"Oh. Kebetulan aku tidak ada acara."

"Besok aku jemput jam 8 malam. Sekarang aku pulang dulu," kata Sam berpamitan.

Sam menghidupkan motornya kemudian pergi meninggalkan Ruby sendirian di rumahnya.

***

Matahari terbit. Ruby bangun pagi lalu memasak sarapan untuk dirinya sendiri. Dua butir telur rebus setengah matang,satu buah roti gandum panggang dan saus tomat serta segelas susu menjadi menu sarapan Ruby sebelum dia pergi untuk lari pagi.

Suasana hati Ruby sangat bahagia karena nanti malam akan pergi bersama Sam.

Ia pergi berolahraga setelah membalas pesan dari Sam yang mengingatkan acara nanti malam.

Selesai olahraga,Ruby menyelesaikan semua tugas-tugas kuliahnya hingga malam lalu bersiap-siap menemui Sam.

Sam datang tepat pukul 8 malam kemudian mereka berangkat.

"Kita akan pergi kemana?"

"Ke rumah temanku."

"Untuk apa kita pergi ke rumah temanmu?" tanya Ruby yang agak terkejut.

"Sebenarnya temanku pergi ke luar kota. Dia meminta tolong padaku untuk memberi makan anjing-anjingnya. Dan aku malas di rumah bersama kakakku yang sangat cerewet jadi lebih baik kita menghabiskan waktu berdua."

"Menghabiskan waktu berdua?"

"Iya. Kita bisa melakukan banyak hal nanti," jawab Sam.

Mereka pergi dengan mengendarai motor selama 30 menit,sampai akhirnya mereka tiba di rumah teman Sam.

"Pertama,aku akan memberi makan anjing-anjing ini dulu. Kamu duduklah." ujar Sam sambil menunjuk anjing-anjing yang berada di sebuah kandang besar berwarna putih.

Ruby duduk di ruang tamu. Rumah teman Sam cukup besar dengan desain klasik tapi elegan.

"Aku sudah selesai. Ayo kita nonton," ajak Sam.

Mereka berjalan ke ruang keluarga. Di ruangan itu biasanya Sam dan temannya menonton film.

"Kamu suka film apa?" tanya Sam.

"Semua genre film aku suka," jawab Ruby.

"Baiklah. Ayo kita menonton film ini,biasanya perempuan suka," kata Sam.

Ruby hanya diam tapi penasaran dengan film yang diputar oleh Sam.

"Mereka membuatku iri," celetuk Ruby saat menonton adegan romantis dalam film itu.

"Kau pasti sangat menyukai diperlakukan seperti wanita itu."

"Tentu saja,semua wanita menyukai perhatian lebih dari prianya."

Sam memegang tangan Ruby.

"Ruby. Aku menginginkanmu."

"Menginginkan apa?"

Sam bangun dan mematikan lampu.

"Sam,aku tidak mau!"

Sam diam dan terus mendekati Ruby.

"Hentikan!"

Sam memeluk Ruby dengan erat. Ruby berusaha melepaskan diri sambil memohon agar Sam menjauhinya.

"Sebenarnya dari kemarin aku ingin mengatakan sesuatu tapi temanmu itu mengganggu," kata Sam.

"Sam tolong hentikan. Katakan saja tanpa memelukku."

"Jika aku memaksa?"

"Sam,kau tidak bisa seperti ini. Hentikan!!"

Sam menindih Ruby di sofa. Ia mulai menyentuh pundak Ruby. Ruby berkeringat dingin. Ia sangat ketakutan.

"Sam aku mohon. Jangan lakukan hal seperti ini. Kita lanjutkan saja menonton film," kata Ruby memohon sembari membujuk Sam.

"Kau sangat cantik hari ini," jawab Sam.

Ruby berusaha melepaskan tangan Sam dari rambutnya tapi Sam malah mencengkram kerah baju Ruby seakan-akan ingin menghajarnya. Ruby mendorong Sam dan berhasil melepas cengkeramannya. Namun,Sam berhasil menangkap Ruby kembali. Mereka seperti kucing dan anjing yang berlari-lari di dalan ruangan.

"Aku bisa melaporkanmu ke polisi," ancam Ruby.

Sam menarik Ruby dan membekap wajah Ruby dengan bantal.

"Berani-beraninya kau mengancamku," bentak Sam.

Sam menampar Ruby dan menjambak rambutnya kemudian kepala Ruby dibenturkan ke meja. Ruby masih sadar tapi hampir kehilangan kesadaran. Ia dalam keadaan lemas. Melihat keadaan Ruby,Sam semakin berani. Ruby tidak sadarkan diri…

Geranium Ungu

"Bodoh!" teriak seseorang dari halaman.

"Kamu yang bodoh!"

Di halaman sedang diadakan latihan drama remaja. Sepupu Ruby sedang berlatih dengan teman-temannya.

"Hai Kak. Maaf mengganggu waktu istirahatmu," kata seorang anak.

"Oh. Tidak apa. Lagipula ini sudah siang," jawab Ruby.

"Perkenalkan,aku Amy. Ini Tea," kata seorang anak sambil menunjuk kawannya.

Amy adalah sepupu Ruby. Rumah mereka berdekatan jadi Amy sering bermain ke rumah Ruby.

"Amy,aku ingin menanyakan sesuatu. Bisa bicara denganku sebentar?" tanya Ruby.

Amy datang menghampiri Ruby di ruang tamu.

"Tadi malam siapa yang mengantarku pulang?" tanya Ruby.

"Memangnya kakak pergi? Jam 00.30 aku datang kemari karena kelaparan dan kakak sudah tidur jadi aku tidak berani mengganggu," jawab Amy.

"Baiklah. Lanjutkan latihannya. Aku tidak akan kuliah hari ini," Ruby berjalan menuju kamarnya.

Ruby menelepon Kylie. Kylie bahkan sudah menyelesaikan kelas paginya dan berkata akan segera datang ke rumah Ruby.

"Aku akan ke rumahmu sebentar lagi. Tapi aku harus membeli beberapa tanaman dulu," kata Kylie lewat sambungan telepon. Tidak lama kemudian,Kylie muncul di depan rumah Ruby dan masuk membawa tanamannya.

"Apa ini? Geranium?" tanya Ruby.

"Betul sekali. Geranium ini melambangkan dirimu," jawab Kylie.

"Aku? Kenapa?" tanya Ruby yang tidak paham akan maksud Kylie.

"Aku pernah membaca bahwa geranium bermakna kebodohan. Sama sepertimu yang bodoh. Sangat bodoh," jawab Kylie dengan nada tinggi.

"Asalkan kau tau aku adalah siswa berprestasi saat SMA dulu," bantah Ruby yang merasa kesal.

"Bukan di bidang akademik maksudku. Apa yang kau lakukan tadi malam?"

"Apa? Aku tidak tau. Tadi pagi tiba-tiba aku sudah berada di kamarku," jawab Ruby.

"Tadi malam sesuatu yang buruk hampir saja terjadi padamu. Untung dia datang," terang Kylie.

"Sesuatu yang buruk apa? Siapa yang datang?"

"Kau dan Sam. Kenapa kau bisa pingsan?"

"Sebenarnya dia hampir saja melakukan sesuatu yang buruk kepadaku tapi aku tidak mau. Dia terus saja memaksa dan menamparku bahkan membenturkan kepalaku ke meja. Setelah itu aku tidak tau apa yang dia lakukan," Ruby menceritakan apa yang terjadi tadi malam.

"Albert membawamu pulang tadi malam," jawab Kylie.

"Bagaimana bisa?"

"Aku tidak tau. Tiba-tiba dia meneleponku mengatakan dimana kau berada jadi aku beri tau," jawab Kylie.

"Oh. Bajingan itu. Dia bahkan tidak menghubungiku," umpat Ruby.

"Bajingan? Dia sudah menyelamatkanmu. Bisa-bisanya kau…"

"Sam bukan Albert," potong Ruby.

"Jangan mau bertemu dengan dia lagi. Dia hanya menginginkan sesuatu darimu," saran Kylie.

"Tentu saja. Dia bahkan memblokir ku di Instagram," Ruby menggerutu.

"Lihatlah geranium ini. Ini dirimu. Kau harus pergi ke kampus hari ini," Kylie kemudian pergi ke dapur dan memakan apa saja yang bisa ia temukan disana.

Jam dinding menunjukkan pukul dua siang. Masih ada satu mata kuliah lagi yang bisa Ruby ikuti dan dia memutuskan untuk pergi ke kampus. Ia berjalan menaiki anak tangga menuju ruang kelasnya yang terletak di lantai tiga.

"Ruby!" panggil Albert.

"Oh,Albert. Terimakasih untuk kemarin," kata Ruby.

"Aku ingin bicara denganmu," Albert menarik tangan Ruby ke luar kelas.

"Albert. Tolong rahasiakan kejadian tadi malam. Aku juga tidak mau melakukannya."

"Tentu saja. Aku pasti akan merahasiakannya. Kenapa kau bisa bertindak ceroboh seperti itu?"

"Aku tidak tau dia memiliki niat buruk. Aku terlalu percaya padanya."

"Lain kali tolong lebih berhati-hati. Kemarin itu hampir saja."

"Tapi,kenapa kau menyelamatkanku?"

"Apa maksudmu? Kau temanku."

"Maksudku. Bahkan kau sampai menanyakan dimana aku berada pada Kylie."

"Sebenarnya Kylie tidak sengaja bertemu denganku di toko buah dan Kylie mengatakan sepertinya kau dalam bahaya. Dia sedikit bercerita tentangmu tadi malam karena merasa khawatir. Karena hanya aku teman sekelas mu yang ia ketahui mungkin karena itu dia memberitahuku. Dan aku langsung menanyakan kemana kau pergi tadi malam padanya."

"Terimakasih Albert. Aku tidak tau apa yang akan terjadi kalau kau tidak datang menyelamatkanku."

"Lupakan saja. Jangan berhubungan dengan dia lagi. Dia bukan pria yang baik."

"Baiklah. Ayo masuk ke kelas," ajak Ruby.

Pelajaran kedua dimulai dan dosen hanya mengisi pembelajaran sebentar karena ada rapat dengan para dosen lainnya.

***

Malam itu hujan deras. Ruby tinggal sendiri di rumahnya. Orang tua Ruby tinggal di rumah yang lain sedangkan bibi Ruby pergi ke luar kota untuk beberapa bulan.

"Geranium milik Kylie kenapa masih disini?"

Ruby kemudian menelepon Kylie.

"Aku lupa memberitahumu. Aku membeli dua geranium. Satu untukmu," kata Kylie dan langsung menutup teleponnya.

Ruby meletakkan tanaman geranium itu di kamarnya.

"Bodoh. Aku memang bodoh."

Ruby sangat menyesali apa yang sudah diperbuatnya. Untung saja hal yang ia takutkan tidak terjadi karena Albert datang menyelamatkannya.

"Apa aku perlu melapor ke polisi? Percobaan pemerkosaan?" Ruby berbicara pada dirinya sendiri. Ia memilih tidak melaporkan kejadian itu dan merahasiakannya.

Ruby bangun pagi,ia mengecek ponselnya. Banyak notifikasi masuk dari grup kelas.

"Wah,mereka rupanya saling berkenalan di grup," ujar Ruby. Ruby bergabung bersama mereka dan saling bertukar Instagram.

Ruby kemudian keluar kamar lalu sarapan.

Ponsel Ruby terus berbunyi,rupanya ada personal chat dari nomor tidak dikenal.

"Hai Ruby,ini aku Thomas."

"Hai Thomas,aku akan menyimpan nomormu," Ruby kemudian menyimpan nomor Thomas.

Beberapa teman yang lain juga mengirim pesan kepada Ruby. Teman-teman Ruby mulai bertambah.

"Selamat pagi,Ruby." isi pesan masuk dari Albert.

"Pagi Al," jawab Ruby.

Albert mengajak Ruby bersepeda bersama,mereka bertemu di lapangan. Selama dua jam mereka bersepeda sampai matahari terik. Ternyata sudah pukul 11 siang.

"Kita harus bergegas pulang sebelum terlambat kuliah."

Ruby mengayuh sepedanya kuat-kuat sebelum berpisah dengan Albert di persimpangan jalan.

"Ruby,tunggu aku. Nanti aku akan menjemputmu," seru Albert.

Ruby mengiyakan ajakan pergi ke kampus bersama Albert. Ruby bersiap-siap dan menunggu Albert.

"Ruby,ayo berangkat!"

Albert menggonceng Ruby dengan motornya. Mereka akrab dengan begitu cepat.

"Sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu," kata Albert.

"Katakan saja," jawab Ruby.

"Sebenarnya,aku tidak tertarik pada Evelyn. Aku menyukaimu."

"Kau bercanda?" tanya Ruby sambil tertawa.

"Kita jalani saja dulu,aku juga tidak mau terlalu terburu-buru. Aku tidak mau kamu merasa tidak nyaman karena apa yang aku katakan hari ini."

"Baiklah,kita jalani dulu sebagai teman. Aku harus memastikan perasaanku padamu," jawab Ruby.

Ruby dan Albert memasuki ruang kelas. Mereka terlambat 15 menit tapi dosen memberi permakluman.

"Hari kedua kuliah sudah telat," celetuk perempuan yang duduk di samping Ruby. Ia bernama Ava,teman yang Ruby kenal saat masa pengenalan kehidupan kampus.

"Tadi aku bersepeda dulu tapi lupa bahwa hari ini kuliah."

"Albert pacarmu? Wah beruntung sekali kalian bisa satu kelas."

"Pacar apa? Aku saja baru mengenalnya,belum ada seminggu."

"Wah sepertinya akan ada sepasang kekasih di kelas kita," kata seorang wanita berambut panjang yang duduk di samping Ava.

"Perkenalkan,aku Lauren," katanya sambil mengulurkan tangan.

"Aku…"

"Ruby,aku tau namamu. Kamu cukup populer di angkatan kita," kata Lauren.

"Populer? Bagaimana bisa? Aku saja hanya kenal dengan anak-anak di kelas ini. Bahkan belum semua aku ajak berkenalan."

"Ruby,kamu mengenal Sam bukan?"

"Sam?! Bajingan itu…"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!