NovelToon NovelToon

ILMU PEMIKAT

menemukan sebuah pusaka

Prolog.

Menjadi janda di usia muda bukanlah sesuatu yang mudah, itulah yang sedang di rasakan oleh Puspa. Seorang wanita yang cukup cantik dengan tampilan rambut pirangnya.

Padahal usia Puspa masih 25 tahun, namun sayang dia harus menyandang gelar janda akibat perceraian yang di lemparkan oleh suaminya.

Dia telah di tipu oleh seorang pengusaha muda dari jakarta bernama alexander.

Pada kala itu alexander sedang menuju ke surabaya, secara tidak sengaja Puspa dan Alexander bertemu dengan sebuah coffe shop ternama di kawasan rungkut.

Dengan bujuk rayu Alexander, hanya dalam waktu 1 bulan Alexander berhasil meyakinkan Puspa untuk menjadi suaminya.

Mereka berdua melakukan sebuah pesta pernikahan yang cukup mewah di sebuah hotel.

Setelah pesta itu selesai, bukan rumah tangga harmonis yang menunggu Puspa, melainkan sebuah neraka dunia.

Pasalnya setelah menikah, Puspa mendapati sikap Alexander berubah total, Alexander sering clubing, bermain wanita lain, bahkan sesekali Alexander sering main tangan kepada Puspa. Kemudian ada satu hal yang tidak akan pernah bisa puspa lupakan, dia menemukan pakaian wanita lain di atas ranjangnya saat Puspa baru pulang belanja.

Tentu saja Puspa marah kepada Alexander, dan apakah kalian tahu apa ucapan di di ucapkan Alexander?

"Dasar lonte sialan! Berani sekali kamu mengurusi hidupku! Kamu hanya lonte yang aku pungut dari jalanan!" Begitu menusuk dan sakit, ucapan itu bagi hati Puspa. Meskipun begitu dia masih mencoba untuk tegar dan mempertahankan hubungan rumah tangga ini.

Satu bulan setelah kejadian itu, alangkah kagetnya Puspa ketika baru menyadari ternyata suaminya sudah memiliki istri. Alexander yang awalnya bekerja di surabaya harus pulang ke jakarta dan meninggalkan Puspa begitu saja.

Puspa harus keluar dari apartemen yang awalnya dia tempat bersama dengan Alexander, karena Alexander menjual apartemen itu. Padahal sebelum ini Puspa yang sebatang kara telah menjual semua aset miliknya untuk bekal bertahan hidup bersama Alexander.

Di manfaatkan, di nikmati, dan kemudian di buang itulah kisah menyedihkan yang puspa alami. Kini dia hanyalah seorang janda pirang yang terlunta-lunta.

***

Cerita di mulai.

Cuaca yang sangat panas di gresik tidak menyulutkan semangat seorang wanita berusia 25 tahunan dengan rambut pirang kecoklatan berjalan di pinggir jalanan.

Dia adalah Puspa, seorang janda yang kini harus bekerja untuk meneruskan kehidupannya yang keras.

Dia tidak pernah menyangka, bahwa dia akan menjadi seorang janda yang terlunta-lunta.

"Permisi, bu saya mau menyebarkan pamflet kredit pan---"

"Sales kredit panci lagi? Pergi sana!"

"Cih! Kok bisa sales kredit panci datang setiap hari?"

"Lah, iya yu. Aku juga heran.."

Puspa baru saja mau menawarkan selembar pamflet kredit panci miliknya, namun segerombolan ibu-ibu yang berada di pinggir jalan itu langsung nyinyir kepadanya.

Puspa hanya bisa menunduk dengan kecewa, dia kemudian pergi begitu saja.

"Padahal aku cuma ingin menyebarkan pamflet, mengapa ibu-ibu itu marah?" Batin puspa sembari tertunduk lesu. Memang bekerja sebagai tukang penyebar pamflet bukanlah hal yang mudah, terkadang akan ada orang-orang yang memperlakukannya dengan tidak menyenangkan. Beginilah resiko pekerjaan Puspa yang harus Puspa terima.

Ketika pandangan Puspa mengarah ke depan, dia menemukan sebuah warung bakso. Bau harum bakso yang sangat kuat membuat perut puspa berbunyi dengan sangat nyaring.

Puspa kemudian merogoh celananya, dia mendapati uangnya hanya tersisi 50rb.

Setelah menghela nafas Puspa kemudian berjalan menuju ke warung bakso itu untuk mengisi perutnya.

Setelah memesan bakso Puspa terlihat duduk di pojok warung yang berada di pinggiran jalan raya bungah ini.

Mata Puspa menyipit ketika melihat dua orang berjas yang sedang menikmati bakso mereka.

"Siapa mereka?" Gumam Puspa, kemudian Puspa melihat sebuah kotak hitam yang berada di samping pria itu, namun Puspa cuek mereka bukanlah urusan Puspa.

Tidak lama bakso Puspa tiba dan Puspa segera menikmatinya. Tidak lama saat Puspa makan kedua pria berjas itu pergi dari warung ini.

Tepat ketika Puspa selesai makan dia bisa melihat kotak hitam milik dua pria itu masih ada di sana, jelas kedua orang tadi melupakan barangnya ini.

"Eh, ada yang ketinggalan."

Puspa langsung menghampiri kotak hitam itu, Puspa sedikit tertegun ketika melihat ada sebuah logo dan tulisan di permukaan kotak hitam itu.

Dia melihat sebuah logo bulan sabit berwarna merah darah di permukaan kotak hitam itu, kemudian bertuliskan 'crimson crescent moon'

Puspa sama sekali tidak mengetahui arti logo dan tulisan itu, Puspa kemudian membaca tulisan di bawahnya lagi.

"Tusuk Konde Sekar Melati? Tusuk konde macam apa ini?" Tanya Puspa, kemudian dia memberanikan diri untuk membuka kotak hitam itu.

Ketika kotak hitam itu terbuka menampilkan sebuah tusuk konde dengan warna kombinasi emas dan perak yang sangat cantik, bagian atas tusuk konde itu menampilkan kumpulan bunga melati yang sangat indah. Puspa mengelusnya secara perlahan karena takjub dengan ornamen tusuk konde itu.

"Sepertinya cocok denganku.." Puspa sedikit tersenyum, dia kemudian mengusap rambut pirangnya yang sedikit tidak rapi karena di terpa udara dan panas matahari terik. Dengan cepat Puspa menggulung rambutnya menjadi gulungan sederhana kemudian Puspa menusukannya dengan Tusuk Konde Sekar Melati.

Ketika tusuk konde itu di pasang Puspa merasakan ada yang merasuki tubuhnya, dia melamun beberapa detik dengan pandangan kosong.

"Eh?!" Tiba-tiba Puspa tersadar dari lamunannya, dia sedikit ketakutan, "apa tadi? Apakah warung ini ada hantunya? Ataukah di sini ada penglaris yang mencoba menggangguku?" Batin Puspa.

Puspa yang ketakutan segera melepaskan tusuk konde itu, dia langsung menaruh tusuk konde itu ke kotaknya kembali dan pergi meninggalkan warung bakso ini.

***

Beberapa jam kemudian...

Sebuah mobil yang di kendarai seorang wanita cantik dan dua orang pria berjas nampak berhenti di sebuah rumah sederhana di desa pener, kota pemalang.

Ketika mobil mereka baru saja sampai, seorang pemuda muncul dari rumah sederhana itu dan menunggu kehadiran mereka.

Wanita cantik dan dua pria berjas itu langsung membungkukan badannya, mereka tampak ketakutan.

Wanita cantik itu bernama jasmine, dia adalah pemimpin organisasi dunia bawah tanah bernama crimson crescent moon, dan dua pria itu adalah penjaga kanan dan penjaga kirinya.

Jasmine secara tidak sengaja menemukan Tusuk Konde Sekar Melati yang merupakan sebuah pusaka mistis milik nenek dari seorang pemuda di depannya.

Saat ini jasmine hendak mengembalikan tusuk konde itu, namun sayang sekali kedua penjaga secara ceroboh menghilangkan tusuk konde itu, membuat mereka mau tidak mau harus minta maaf.

"M..m..maafkan kami, tu..tu..tuan sugi kedua penjaga sa--" Jasmine berucap secara gemetar.

"Stop!" Pemuda yang bernama sugi itu langsung menjeda ucapan jasmine.

"Aku sudah tahu Tusuk Konde itu hilang, biarkan saja pusaka mistis itu sudah menemukan sendiri majikannya kalian tidak perlu mencari kembali tusuk konde itu, apa kalian paham?" Tanya sugi.

Baik jasmine, penjaga kanan dan penjaga kiri menghirup nafas lega, mereka fikir mereka akan di anggap bohong, namun tidak perlu di ragukan lagi kesaktian pemuda bernama sugi ini sudah sangat tinggi.

Tidak ada yang mampu mencapai tingkatan dari kesaktian pemuda ini, bahkan pemuda ini di gadang-gadang sebagai Tuan Tidak Terkalahkan.

rencana busuk narendra

Malam telah tiba, pada saat ini puspa sedang berada di kosannya yang berada di sekitar manyar.

Sambil duduk di kasur sederhana, Puspa kembali mengamati tusuk konde itu dengan seksama.

"Sebenarnya tusuk konde macam apa ini? Apakah tusuk konde ini barang antik?"

Puspa berdiri di depan cermin, dia kembali menggulung rambutnya pirang kecoklatan miliknya dengan gulungan sederhana dan memasangkan lagi tusuk konde itu ke rambutnya.

Dia tersenyum di depan cermin, merasakan bahwa tusuk konde ini benar-benar sangat serasi dengan dirinya. Dia merasa makin cantik saja jika memakai tusuk konde ini.

Beberapa detik kemudia tiba-tiba Puspa mencium bau bunga melati.

"Loh bau melati, dari mana?" Tanya Puspa dengan kebingungan, dia kemudian mencoba mencium tangannya, "loh, sejak kapan aku memakai parfum bunga melati?" Gumam Puspa, tidak pernah terfikirkan olehnya bahwa wangi bunga melati itu berasal dari kulitnya.

"Tunggu!"

Buru-buru Puspa melepaskan tusuk kondenya dan memandangi ornamen bunga melati itu dengan ekspresi curiga. Puspa menelan ludahnya dengan gugup, berusaha untuk menolak fikiran liarnya.

Dengan sedikit takut Puspa mendekatkan Tusuk konde itu ke hidungnya, setelah menciumnya buru-buru Puspa langsung menjauhkannya dengan ekspresi kaget dan tidak percaya.

Tangannya bergetar, kemudian dia berucap, "ti..tidak mungkin! Bagaimana mungkin tusuk konde ini mengeluarkan bau bunga melati? Jangan-jangan bau wangi bunga melati yang ada di tubuhku di sebabkan oleh tusuk konde ini?"

Seketika itu juga Puspa menyadari, bahwa tusuk konde yang dia bawa ini bukanlah sebuah tusuk konde biasa, buru-buru Puspa menaruh tusuk konde itu ke dalam kotak hitam dan menaruhnya ke atas meja. Puspa kemudian mematikan lampu dan langsung tertidur malam hari ini.

***

Waktu terus bejalan, tidak terasa pagi hari tiba begitu saja. Seperti biasa Puspa bangun dari tidurnya kemudian mandi mempersiapkan hari ini.

Setelah mandi dia langsung mengenakan seragam berwarna biru miliknya, dan dia kemudian mengenakan riasan tipis. Wajahnya yang cantik semakin cantik saja berkat riasan itu, dia harus kembali bekerja untuk menyebarkan pamflet.

Sebenarnya pekerjaannya tidak hanya menjadi penyebar pamflet, bisa jadi dia saat ini dia bekerja di tim sales, atau tim dokumentasi. Itu tergantung supervisor yang mengontrolnya.

Ketika Puspa hendak melangkah pergi, tiba-tiba Puspa melirik kembali kotak hitam yang berada di atas meja. Entah mengapa terbesit pikiran untuk Puspa memakai tusuk konde itu.

"Tunggu! Apa yang kamu fikirkan, itu bukan Tusuk Konde biasa, Puspa!" Puspa langsung memalingkan pandangannya dari tusuk konde itu, ketika dia hendak melangkah pergi Puspa kembali berhenti, "ah masak itu bukan tusuk konde sembarangan? Yang membawanya dua orang berpakaian modern, seharusnya ini hanya tusuk konde biasa, kecuali kalau yang membawanya adalah seorang dukun!" Gumam puspa.

Tanpa fikir panjang lagi Puspa langsung mengambil tusuk konde dari wadahnya dan langsung memakai kembali Tusuk Konde sekar melati itu.

Rambut yang di gulung indah, dan sebuah tusuk konde yang juga tidak kalah indah membuat penampilan puspa begitu menawan.

Puspa sangat percaya diri dengan penampilannya, entah mengapa setelah memakai tusuk konde itu kepercayaan diri Puspa meningkat derastis.

Dengan cepat dia berjalan keluar dari kamarnya.

***

Puspa langsung memarkirkan motor matic lamanya di sebuah halaman ruko pinggir jalan, dia buru-buru memasuki ruko yang paling besar diantara deretan ruko tersebut. Di sanalah tempat Puspa bekerja.

"Waduh aku terlambat!!" Puspa buru-buru memasuki ruko itu sebab dia terlambat beberapa menit, "pak ridho pasti marah..." wajah Puspa terlihat cemas karena yang menjadi supervisornya adalah pak ridho yang terkenal sebagai orang yang sangat keras, terlebih dengan karyawan lepas tingkat bawah seperti Puspa.

Di depan ruko itu terlihat beberapa kelompok orang dari 3 orang persatu kelompoknya. Mereka terdiri dari beberapa pria dan wanita yang bercampur tiap kelompoknya. Mereka semua memandangi Puspa dengan tatapan sinis, Puspa adalah pekerja lepas baru di tempat ini, bisa-bisanya Puspa terlambat.

Ketika beberapa orang hendak membicarakan Puspa mereka semua tiba-tiba terdiam ketika melihat puspa mendekati pintu.

Wajah orang-orang itu nampak terpesona dengan wajah dan gaya rambut Puspa, terutama aksesoris tusuk konde yang terlihat sangat indah itu.

Hanya ada satu kata di benak semua orang, "cantiknya..." baik pria maupun wanita terpesona dengan kecantikan Puspa pada pagi hari ini.

Tidak ada satupun lebah, kumbang, kupu-kupu yang tidak bisa takluk akan keharuman bunga melati. Semuanya akan takluk di hadapan bunga melati.

Ketika memasuki ruangan itu Puspa langsung menuju ke ruangan pak ridho berada.

Puspa mengetuk pintu sebelum dia bisa berucap, sebuah suara galak terdengar dari dalam.

"MASUK!"

Wajah Puspa di liputi dengan ekspresi pahit, dia kemudian membuka pintu secara perlahan kemudian masuk ke dalam ruangan ini.

Ketika Puspa masuk dia bisa melihat pak ridho yang duduk di balik mejanya.

"KAMU--" pak ridho hendak mengomel memarahi Puspa, namun entah mengapa pak ridho berhenti begitu saja dengan mata menatap wajah puspa dan ekspresi yang tertegun.

Puspa awalnya sudah mengantisipasi mendapatkan omelan dari pak ridho. Namun setelah mendapati pak ridho terdiam seperti ini, membuat Puspa kebingungan.

"Kamu...emm apa kabar?" Lanjutan ucapan dari pak ridho benar-benar membuat Puspa tercengang, bagaimana mungkin pak ridho yang terkenal galak dan tidak manusiawi kini berubah menjadi sangat ramah?

"Ba..ba..baik pak.." jawab Puspa yang tergagap.

Suasana hening tiba-tiba menyelimuti tempat ini.

"pak hari ini saya di tempatkan di mana?" Tiba-tiba puspa memberanikan diri untuk menanyakan tempat penugasannya hari ini.

"Ah ya!" Seketika itu juga pak ridho kembali tersadar.

"Apakah saya harus keliling membagikan poster, ataukah saya di tempatkan di tim survei?" tanya Puspa memberanikan diri.

Pak ridho tersenyum, "mengapa kamu repot-repot terjun ke lapangan? Lebih baik kamu di sini saja, membantu saya membereskan berkas-berkas yang tercecer di luar ruangan..." ucap pak ridho dengan senyum cerah.

Puspa benar-benar tercengang, dia baru kali ini mendengar pak ridho membiarkan pekerja tingkat rendah sepertinya bekerja di dalam kantor.

Puspa melihat manik mata pak ridho yang terus mengarah ke wajahnya, puspa langsung mengangguk, "baik pak!" Dengan cepat Puspa keluar dari ruangan ini untuk menghindari sesuatu yang tidak di inginkan Puspa.

Untung saja sudah ada staff kantor lainnya, sehingga pekerjaan Puspa hari ini lancar dan tidak ada kejadian yang tidak di inginkan Puspa, ya meskipun hampir setiap waktu pak ridho mengajak Puspa mengobrol.

Ketika jam menunjukan pukul 4 sore, puspa tanpa fikir panjang langsung pulang. Dia pamit dengab singkat kepada pak ridho yang tampak keberatan itu. Puspa tidak perduli dia langsung keluar dari ruko ini.

Puspa dengan cepat menuju ke motornya.

Apa yang tidak di ketahui Puspa, ketika Puspa berjalan seorang pria dengan asistennya tampak memandangi Puspa dengan takjub.

Dia adalah narendra manajer yang berada di atasnya pak ridho.

Setelah mendapatkan motornya Puspa langsung pergi.

"Loh-loh siapa dia?!" Narendra langsung terpana dan wajahnya menunjukan ekspresi mesuem.

"Kenapa aku tidak mengatahui ada karyawati cantik yang bekerja di tempatku?" Narendra melihat penampilan Puspa yang sangat cantik.

Dengan segera naluri narendra berkata untuk segera mendapatkan wanita itu!

"Kalau di lihat dari seragam birunya sepertinya dia adalah pekerja harian tingkat bawah, pak.." ucap asistennya.

Narendra langsung menyeringai, "bagus! Ini akan menjadi lebih sederhana. Aku tidak mau tahu, malam minggu ini kamu harus membawa wanita itu ke dalam kamarku! Apapun yang terjadi!"

kisah pilu Nia

Sore menjelang malam itu Puspa segera menutup pintu kamar kosannya dan langsung menguncinya.

Dia duduk di atas kasur dengan wajah yang heran. Puspa telah menghapus riasannya dan telah mengganti bajunya tusuk konde itu sudah berada di tangannya tidak lagi berada di kepalanya.

Wajah Puspa memandangi tusuk konde itu penuh dengan pertanyaan, pasalnya hari ini terlalu aneh bagi Puspa di mana pak ridho dan beberapa temannya kedapatan memandangi dirinya dengan pandangan mendalam.

Tidak hanya itu sikap mereka juga berubah derastis, 180 derajat seolah mereka ingin mendapatkan perhatian lebih dari Puspa.

"Sebenarnya Tusuk Konde macam apa kamu? Mengapa namamu Tusuk Konde Sekar Melati?" Tanya Puspa kepada Tusuk Konde itu.

"Kejadian aneh yang terjadi hari ini tidak mungkin tiba-tiba, ini pasti gara-gara tusuk konde sekar melati yang misterius ini.." dengan segera fikiran Puspa kemana-mana, "jangan-jangan ini sama seperti yang ada di novel horor?" Puspa langsung membayangkan adegan novel horor yang telah dia baca, terutama penemuan Pusaka haus darah yang meminta tumbal manusia.

"Ja.. jangan-jangan nanti akan ada iblis yang datang dan meminta Tumbal? Atau menghantuiku?"

Hiks... Hiks....

Tiba-tiba terdengar sebuah sara tangisan perempuan yang terdengar sayu-sayu.

Puspa benar-benar ketakutan, baru saja dia memikirkan tentang hantu yang penunggu Tusuk Konde ini, tidak di sangka Puspa langsung mendengar suara tangisan perempuan. Puspa langsung meletakan tusuk konde itu di tempat yang agak jauh, Puspa kemudian menyelimuti tubuhnya dengan selimut dan nampak tubuhnya gemetar ketakutan.

"Ampun mbah! Ampun saya hanya bercanda, saya ngga bisa ngasih tumbal, tolong jangan datangi saya..." ucap Puspa dengan ketakutan.

Tentu saja tidak ada jawaban dari Tusuk Konde itu.

"Eh tunggu, ini suara bukan dari Tusuk Konde itu, tapi dari luar!" Tiba-tiba Puspa menyadari bahwa dirinya terlalu ketakutan. Dan suara itu berasal dari luar.

"Loh, inikan suaranya Nia?" Puspa langsung menyadari bahwa suara tangisan ini berasal dari Nia teman kerjanya yang berada di kos yang sama.

Puspa langsung bangkit dan membuka pintu untuk mengecek.

Puspa mendapati pintu kamar Nia terbuka, dengan cepat Puspa mendekatinya.

Alangkah terkejutnya Puspa ketika melihat Nia dalam keadaan yang sangat buruk, rabutnya terlihat acak-acakan pipinya di basahi dengan air mata, dan matanya sendiri berwarna merah karena terlalu banyak menangis.

"Nia, kamu kenapa?" Tanya Puspa yang langsung memeluk Nia.

Puspa berusaha untuk menenangkan Nia, namun bukannya berhenti tangisan Nia justru semakin kencang.

"Kamu kenapa Nia? Cerita ke aku kalau ada masalah.." ucap Puspa dengan tenang.

Nia kembali menenggelamkan kepalanya sambil melanjutkan kembali tangisannya, Puspa mengetahui bahwa Nia masih belum siap untuk bicara, oleh karena iru Puspa tidak melanjutkan pertanyaanya.

"Pus, aku sudah ngga kuat lagi pus. Aku pengin mati!"

Puspa terperanjat kaget ketika mendengar ucapan Nia, "loh, memangnya kenapa Nia? Kenapa kamu pengin mati?"

"Aku ngga kuat lagi pus, aku ketakutan, aku ngga bisa berbuat apa-apa lagi..."

"Kenapa?" Tanya Puspa dengan wajah penuh kasih kepada temannya.

"Pak narendra ngancam aku pus, aku harus bagaimana? Aku lebih baik mati dari pada hidup begini!" Ucap Nia sambil meneteskan air matanya.

Dari ekspresi yang di tunjukan Nia, Puspa mengetahui bahwa saat ini Nia sedang dalam posisi hancur sehancur-hancurnya.

Mata Puspa terlihat berkaca-kaca ketika melihat Nia yang ingin mati seperti ini. Puspa sendiri adalah janda muda, dia pernah mengalami hal yang sangat perih dan menyakitkan. Bahkan dulu Puspa juga memiliki niat yang sama dengan Nia.

"Kamu kenapa? Kamu cerita saja Nia... aku ngga akan bocorkan ke siapapun kok... barangkali dengan kamu cerita kamu bisa sedikit lebih lega." Ucap Puspa.

Nia mengangguk, kemudian dengan jujur dia berucap, "aku... aku berhubungan badan dengan pak narendra dan dia ngancam aku.."

"Lololo, apa!!" Puspa kaget bukan kepalang dengan pengakuan Nia.

Nia mencoba menjelaskannya dengan jujur, "satu bulan yang lalu ada asistennya pak Narendra yang mendatangiku, dia bilang kalau pak narendra ingin begituan denganku, awalnya aku nolak pus. Tapi dia ngancem kalau kontrakku ngga akan di lanjut, di tambah dia bakal nuntut aku tentang barang yang rusak di gudang. Saat itu aku ngga punya pilihan lain, jadi aku turuti keinginannya."

"Aduh bodoh kamu Nia! Harusnya jangan.." ucap Puspa dengan sedih.

Nia makin menunduk dengan sedih, "aku ngga tahu ternyata malam itu pak narendra masang kamera, sekarang dia ngancem bakal nyebarin video itu... aku takut pus, bagaimana kalau orang tua dan tetanggaku tau.." ucap Nia yang kembali meneteskan air mata.

Puspa menghela nafas panjang, ini sudah menjadi perkara yang sangat rumit.

Memang penyebaran video seperti itu ada hukumannya menurut undang-undang. Namun dalam fakta lapangannya sangat sulit untuk menegakan hukum tersebut.

Bagaimana tidak? Puspa mengenal betul Nia. Dia adalah wanita yang berasal dari golongan menengah kebawah, apabila dia melaporkan hal ini kepada polisi laporannya tidak akan di tindak lanjuti, kecuali Nia orang kaya atau kasus ini viral di medsos. Belum lagi kalau pak narendra tahu tentang laporan ini, bisa saja pak narendra menyewa pengacara untuk memenjarakan Nia dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Nia juga tidak akan pernah bisa menyewa pengacara, sebab dia tidak akan pernah bisa membayarnya.

Sambil memeluk Nia, puspa berucap, "sabar nia... aku yakin pak narendra itu akan terkena karmanya, pria bajingan harus mati!"

***

Setelah membantu menenangkan Nia dan membantu membereskan kamarnya, Puspa kembali masuk ke kamarnya, dia menghela nafas panjang.

"Semoga kamu kuat Nia..."

Tiba-tiba mata Puspa mengarah ke tusuk konde itu, Puspa menyipitkan matanya, "aneh, mengapa aku merasa bahwa tusuk konde itu adalah jalan keluar dalam masalah ini.." ucapnya dalam hati.

***

Waktu berjalan dengan sangat cepat, pada saat ini pagi hari kembali tiba. Matahari yang cerah mulai memanasi Gresik yang diisi oleh banyak pekerja.

Puspa kembali memakai seragam kerjanya dan memakai riasan tipis untuk aktivitas hariannya.

Kali ini Puspa tidak memakai Tusuk konde itu Puspa hanya menaruh Tusuk Konde itu dari balik bajunya, karena Puspa tidak ingin mendapatkan perhatian seperti kemarin.

Dengan cepat dia berangkat ke tempat kerjanya yang berada di deretan ruko tersebut.

Tidak lama kemudian Puspa tiba di parkiran, tiba-tiba terdengar suara dari samping.

"Hei puspa, kemari."

Puspa kaget dia langsung menoleh.

"Pak heru?!" Puspa sedikit kaget mengapa asisten manajer mengatahui nama pegawai rendahan sepertinya.

Dengan segera Puspa mendekati pak heru, "iya pak."

Heru memandangi Puspa dengan pandangan takjub dan sedikit menyesal, seolah dia menyesal karena baru mengetahui ada karyawati yang sangat cantik.

Puspa sedikit was-was dengan pak heru, sebab pak heru adalah salah satu asisten yang menemani pak narendra, bisa jadi asisten yang di maksud Nia adalah pak heru.

Heru tersenyum, "aku katakan kepadamu, mau tidak mau malam minggu kamu harus menemani pak narendra makan!"

"Hah?!" Alangkah terkejutnya Puspa ketika mendengar hal ini, fikirannya langsung tertuju pada cerita Nia tadi malam.

Hati Puspa terbakar emosi dia tidak menyangka bahwa dia akan menjadi korban selanjutnya setelah Nia.

Namun dengan cerdik Puspa menyembunyikan kemarahannya dalam hati dan tersenyum ramah.

"Umm, satu malam penuh, pak?" Tanya puspa dengan ekspresi sedikit tertarik.

"Benar, tenang saja jangan kahwatir tempat nginep, beri saja pak narendra servis terbaikmu, kamu mengerti maksudku bukan?" Tanya pak Heru sambil tersenyum nakal.

"Hehe, tau kok saya pak, nanti akan saya berikan pak narendra servis terbaik saya.."

Heru langsung berseri, "bagus kalau kamu ngerti, sepertinya kamu wanita yang gampangan!"

Hati Puspa terasa sakit dan marah ketika mendengar ucapan Heru, namun Puspa masih bisa berakting.

"Kalau kamu tadi menolak, aku akan langsung mengasih surat PHK! Namun karena kamu bisa di ajak kerja sama kamu bisa naik jabatan, kamu nanti bisa jadi supervisor atau jadi asisten manajer kalau kamu berhasil memberikan servis terbaik kepada pak narendra."

"Siap pak, katakan kepada pak narendra saya bisa di pakai kapan saja." Ucap Puspa sambil tersenyum seolah bahagia ketika pak narendra menyukainya.

"Bagus-bagus! Nanti akan aku sampaikan, nanti akan aku hubungi lagi tempatnya!" Ucap heru.

Puspa mengangguk dengan hormat, "baik pak, tolong sampaikan salam saya kepada pak narendra, katakan tolong cepat pakai saya, saya tidak sabar untuk bertemu..."

"Bagus, nanti aku sampaikan.." ucap pak heru kemudian berbalik dan meninggalkan puspa.

Ketika heru berbalik wajah Puspa yang awalnya bahagia, kini berubah menjadi sangat geram dan marah. Matanya melotot ke arah heru.

"Bajingan kamu narendra setelah menghancurkan Nia sekarang kamu mau menghancurkan hidupku? Aku yakin pasti sudah sangat banyak wanita yang kamu rusak!"

Kemudian Puspa menggenggam Tusuk Konde yang berada di balin seragamnya, "lelaki bajingan harus mati!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!