NovelToon NovelToon

ME vs OM OM

I'm Home

Seorang gadis sedang duduk di kursi sendirian. Dia hanya duduk tenang dan terdiam menyaksikan keramaian yang ada di sekitarnya. Sesekali matanya melihat ke arah ponsel yang sedang digenggamnya, melihat saat ini sudah pukul berapa.

'This is the last call for the passenger traveling to.....'

Terdengar suara bunyi ponsel yang membuat gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah ponsel.

"Hello?" gadis itu menjawab telfonnya.

"Apa pesawatmu sudah boarding, Ros?" suara seorang pria yang sedang telfon dengan gadis itu.

"Ya, baru saja diumumkan panggilan terakhir boarding"

"Rosaline...cepatlah masuk ke pesawatmu. Aku tahu kamu pasti sengaja menunggu hingga panggilan terakhir. Aku tidak ingin kamu menggunakan alasan tertinggal penerbangan dan menunda kepulanganmu"

'.......any remaining passengers, please go immediately to gate....'

"Alright...alright. Don't nag me. Aku tidak ingin kamu membuat telingaku mendengung lebih cepat sebelum menempuh penerbangan yang lama. Aku baru saja mendengarkan lagi panggilan untuk segera menuju ke gate. Aku akan segera masuk ke pesawatku. Jangan lupa untuk menjemputku tepat waktu. See you soon!"

Gadis yang dipanggil Rosaline itu mematikan telfonnya. Dia melangkahkan kaki menuju ke gate yang sesuai dengan penerbangannya. Kali ini, Rosaline benar-benar akan pulang ke negaranya. Dan beberapa jam lagi, gadis itu akan tiba kembali ke tempat yang sudah lama dia tinggalkan.

🐤🐤🐤🐤🐤

Rosaline sudah tiba di bandara tempat tujuannya. Sekarang dia sedang mendorong troli yang memuat tiga koper ukuran besar dan beberapa barang lain miliknya. Tas ransel punggung yang berukuran tidak terlalu besar tidak dipakainya dengan benar, tali sebelah kiri tasnya dibiarkan begitu saja, hanya tali sebelah kanan yang masih menempel di pundaknya.

Dia berhenti sejenak. Tangan kanannya diletakkan di pinggang, dan tangan kirinya memegang ponsel. Mencoba untuk menghubungi seseorang.

Belum selesai memencet nomer yang mau dihubungi, Rosaline yang saat itu sedang berdiri tenang tiba-tiba ditabrak keras oleh seorang pria dari arah yang berlawanan dengannya. Bahu kanannya tersenggol hingga membuat tas punggungnya terjatuh, ponselnya pun juga ikut terjatuh.

"Excuse me, sir. You just hit me and made my stuff fall"

Pria tinggi yang tampak umurnya diatas 30 tahunan itu menatap Rosaline. Dan Rosaline juga membalas menatap orang itu dengan kesal. Pria itu menggunakan setelan baju yang terlihat rapi dan mahal. Wajahnya tidak terlalu terlihat karena dihalangi oleh kaca mata yang bertengger di hidungnya. Meskipun wajahnya terhalangi kaca mata, tapi bisa dikatakan bahwa pria itu punya wajah yang cukup tampan dan maskulin.

"Sir, shouldn't you apologize to me? Setidaknya bertanggung jawablah karena sudah melakukan kesalahan terhadap orang lain" Rosaline menatap tajam pria itu.

Pria itu masih saja terdiam, tangan kirinya masih menggenggam ponsel yang dijauhkan dari telinganya, dia sedang menunda sambungan telfonnya. Pria itu menatap Rosaline dan bertingkah seolah tidak terjadi apapun. Mulutnya masih terkunci, gelagatnya juga masih tenang.

"Ah maafkan kami nona. Bos saya tidak sengaja menabrak anda. Kami sedang terburu-buru. Maaf karena sudah membuat ponsel anda jatuh. Jika ada kerusakan kami akan siap mengganti rugi" ucap seorang pria yang memakai pakaian santai yang berada disamping pria yang menabrak tadi. Jika dinilai dari omongannya, tampaknya pria ini adalah asistennya.

Rosaline hanya mendengus kesal. Menatap kearah kedua pria itu. Dia mengambil ponsel dan tasnya yang terjatuh. Kemudian mengecek ponselnya yang terjatuh tadi, apakah terjadi kerusakan atau tidak. Ternyata layar ponselnya retak, tapi masih bisa berfungsi.

"Tsk! Lihat, ponselku retak om. Aku bahkan belum lama menggunakan ponsel ini, tapi om ini sudah berhasil membuatnya cacat sekarang" jawab Rosaline kesal kepada pria yang terlihat seperti asisten itu. Dia memperlihatkan ponselnya yang retak. Jari telunjuk tangan yang lainnya tak lupa menuju ke arah si pria yang menabraknya tadi.

"Jika begitu nona bisa menghubungi saya di nomer ini. Saya akan mengurus biaya kerusakan ponselnya" ucap asisten itu dengan menyodorkan kartu nama kepada Rosaline.

Rosaline hanya menatap datar sodoran kartu nama itu tanpa membaca tulisannya. Dia masih merasa kesal karena pria yang menabraknya masih belum meminta maaf. Justru asistennya yang meminta maaf padanya. Kemudian ponsel Rosaline berdering. Dia menatap ke arah ponselnya, melihat nama si penelfon membuatnya tersenyum tipis. Lalu dia menatap kembali ke arah kedua pria yang disebutnya 'om' tadi.

"Sudahlah lupakan saja. Aku tidak butuh uang ganti rugi. Aku tidak berminat bertemu lagi dengan kalian hanya karena urusan sepele seperti ini" Rosaline menatap ke arah asisten itu. Kemudian dia ganti menatap sinis ke arah pria yang menabraknya. "Lagi pula aku juga tidak ingin berurusan dengan om-om yang tampak bisu seperti dia. Aku hanya butuh permintaan maafnya saja. Tapi sepertinya itu mustahil. Sudahlah, aku akan berbaik hati dan mengabaikan kejadian ini" sambung Rosaline.

Kemudian Rosaline mengangkat telfonnya yang semenjak tadi berdering, dan mulai beranjak meninggalkan kedua orang itu yang masih diam di tempat.

'Hello? Oh my God, where are you now? Don't you love me anymore.....' suara Rosaline yang mengangkat telfon masih terdengar samar-samar oleh mereka, kemudian suaranya sudah tidak terdengar lagi.

Kedua orang itu menatap punggung Rosaline yang perlahan mulai menghilang ditelan keramaian. Pria yang menabrak Rosaline juga sudah mematikan sambungan telfonnya sesaat sebelum gadis itu mengomel.

"Ee-ehh bos, jangan dimasukkan ke hati omongan gadis itu. Maklumi saja dia masih sangat muda. Gadis umur segitu emosinya masih belum stabil" ucap asisten itu memecahkan situasi canggung diantara mereka.

Pria itu hanya tersenyum miring. Asistennya tampak bingung karena bosnya ini malah tersenyum setelah mendapat omelan dari gadis tadi. Melihatnya tersenyum tidak jelas seperti ini bahkan lebih terlihat mengerikan daripada melihat bosnya marah secara langsung.

"Enak saja aku dipanggil om. Dasar gadis kecil liar" gumam pria yang menabrak tadi.

🐤🐤🐤🐤🐤

Setelah kejadian menyebalkan tadi, Rosaline mendorong trolinya menuju tempat yang disebutkan si penelfon. Dia mencari sosok yang menelfonnya. Terlihatlah dari kejauhan seorang pria tinggi tampan yang melambaikan tangan padanya. Seketika itu Rosaline langsung lari ke arah pria itu dan meninggalkan trolinya.

Rosaline melemparkan dirinya ke dalam pelukan pria itu. Mengalungkan erat tangannya ke leher pria itu. Pria itu juga tak kalah erat membalas pelukan Rosaline. Dia sedikit mengangkat tubuh Rosaline dalam pelukannya. Mereka berpelukan dengan bersemangat, saling melepaskan rindu karena sudah lama tidak bertemu.

Orang-orang lewat yang melihat mereka saling berbisik membicarakan aksi kedua orang itu. Karena pelukan mereka berdua terlihat sangat romantis di tempat umum seperti ini. Bahkan para gadis muda yang memperhatikan mereka merasa iri.

Rosaline mengendurkan pelukannya, menatap wajah pria yang masih menggendongnya.

"I miss you so much my dear Rayen! Bahkan videocall setiap hari pun terasa tidak cukup untukku jika tidak bisa menyentuhmu secara langsung seperti ini"

Pria yang bernama Rayen itu menurunkan Rosaline, tapi masih dalam posisi memeluk erat. "Aku juga sangat merindukanmu Ros! Kamu sudah terlalu lama tinggal disana. Mulai sekarang aku akan selalu menjagamu dan tidak akan kubiarkan kamu hilang dari pandanganku. Aku akan dengan ketat mengawasimu, my baby girl...." ucap Rayen. Lalu dia mencium kening dan kedua pipi Rosaline.

Rosaline tersenyum hangat kepada pria yang sedang memeluknya itu. "Kenapa sifat protektifmu kepadaku tidak pernah berubah ataupun berkurang sih... Bahkan aku yang berada jauh darimu selama bertahun-tahun pun masih saja harus berada dalam pantauanmu. Jika orang tidak tahu, mungkin kamu akan dikira seorang pengangguran karena selalu bisa menghubungiku setiap saat" ucap Rosaline terkekeh.

"Ros, kamu itu akan selalu menjadi kesayanganku. Tentu aku akan menjagamu sebaik mungkin. Meskipun nanti kamu akan menginjak umur 18 tahun, 19 tahun, 20 tahun dan seterusnya hingga makin bertambah dewasa, tapi kamu tetap saja akan menjadi gadis kecilku...my baby girl. Aku sangat senang akhirnya kamu kembali. Dengan kamu berada disini, aku jadi lebih leluasa untuk melindungimu" balas Rayen menatap penuh kasih sayang kepada Rosaline.

"Yah baiklah. Semakin bertambah umurmu, kenapa justru semakin sering mengomeliku seperti ini. Kamu bahkan sekarang sudah terlihat seperti om om yang protektif" canda Rosaline.

"Ros ayolah... Aku memang bertambah tua, tapi belum setua itu untuk bisa kamu panggil om om. Aku bahkan baru berumur 29 tahun, belum memasuki umur kepala tiga" balas Rayen terkekeh. "Baiklah, ayo kita segera pulang. Aku tahu kamu pasti lelah karena penerbangan yang lama" sambungnya sambil melepaskan pelukan.

Rayen mengambil troli yang memuat barang-barang Rosaline. Membawanya menuju ke arah parkiran mobil. Kemudian ponsel Rosaline berdering.

"..........." suara dari seberang tak terdengar.

"Yes daddy.... I'm home" jawab Rosaline tersenyum.

Precious Baby Girl

Rosaline sedang menikmati makan malamnya. Dia mengambil gelas di depannya, dan mulai meneguk isinya. Saat dia sedang minum, terdengat suara dari belakang dan tangan yang menyentuh bahunya. "Here you are. Are you done my baby girl?"

Rosaline menoleh ke arah suara itu. Melihat siapa orang yang sekarang di hadapannya, membuat Rosaline terkejut hingga menumpahkan lagi air yang tadi sudah diminumnya ke dalam gelas. Dia sama sekali tak menyangka Rayen akan menghampirinya hingga kesini, mengingat dia adalah pria yang sibuk.

"Apa melarikan diri sudah menjadi salah satu hobimu?" ucap Rayen dingin. Dia menghembuskan nafas panjangnya. "Ros... Aku sudah menelfonmu berkali-kali, tapi tidak diangkat. Untung saja aku bisa melacak keberadaanmu dari ponselmu. Aku sangat mengkhawatirkanmu. Kurasa sudah cukup waktu bersenang-senangnya. Sekarang ayo kita pulang" sambung Rayen dengan menatap Rosaline penuh intimidasi.

Rosaline menelan ludahnya berat. Dia juga sudah tahu kalau hal seperti ini pasti akan sering terjadi padanya. Bukan suatu hal yang terlalu mengejutkan. Rayen sudah beberapa kali menghampirinya tiba-tiba seperti ini.

Rosaline menaruh gelasnya ke atas meja. Membalikkan badannya yang masih duduk agar bisa berhadapan dengan Rayen. Ditatapnya lembut pria yang sangat protektif terhadapnya itu. Diraihnya kedua tangan Rayen yang berdiri dihadapannya itu dan digenggamnya.

"My dear Rayen, maafkan aku karena sudah bertindak salah. Ponselku dalam mode silent, jadi aku tidak tahu jika kamu menghubungiku. Aku masih belum selesai berkumpul dengan teman-temanku. Bahkan aku belum menghabiskan makan malamku. Jadi bisakah aku sedikit lebih lama disini?" ucap Rosaline memelas dan menampilkan puppy facenya.

Teman-teman yang berada di sekitarnya melihat interaksi kedua orang itu. Mereka sekarang memang sedang berada di sebuah cafe terkenal dan ramai pengunjung. Salah satu perempuan yang duduk berseberangan dengan Rosaline mengajak bicara perempuan yang duduk disampingnya.

"Apakah Raline mempunyai kekasih seorang om om? Yah, memang tidak aneh jika Raline mau dengannya. Selain tampan, dalam sekali lihat aku bisa langsung menebak kalau om om ini terlihat seperti mesin atm berjalan"

"Hei, omong kosong apa yang kamu bicarakan?! Kita tidak boleh asal menuduh Raline seperti itu. Kita sudah lama kenal dengannya, dan kurasa dia bukanlah orang yang rela menjalin hubungan hanya kerena uang"

Perempuan lain yang mendengar obrolan kedua orang itu langsung menatap ke arah mereka. "Apa yang kalian bicarakan? Kalian tidak boleh sembarangan berbicara buruk tentang Raline. Pria yang kalian sebut sebagai om om itu adalah kakak kandungnya. Mereka memang sangat biasa bersikap romantis. Apa salahnya jika seorang kakak beradik saling menyayangi seperti itu?"

Kedua perempuan yang tadi membicarakan Rosaline hanya ber-oh saja. Mereka merasa tidak enak karena sudah berbicara yang tidak-tidak tentang Rosaline.

"No. Kamu akan pulang bersamaku sekarang. Kamu baru saja sembuh dari sakit, aku tidak mau ambil resiko" jawab Rayen tegas.

"Ck. Ayolah, kamu sangat tidak asik. Berhentilah mengomeliku seperti pria tua. Aku bahkan sudah merasa se---" belum selesai menyeselesaikan omongannya, Rosaline dibuat terkejut dengan ulah Rayen.

"RAAAYEEENNN APA YANG KAMU LAKUKAN??!!! TURUNKAN AKU SEKARANG! KAMU MEMANG BENAR-BENAR SUDAH MENJADI OM OM YANG MENYEBALKAN. AKU AKAN MEMBALAS PERBUATANMU" teriak Rosaline yang saat ini sudah digendong paksa ala bridal oleh Rayen.

Rayen tidak memperdulikan ocehan adiknya yang masih tetap berlangsung. Dia juga mengabaikan tatapan dan omongan orang yang melihat ke arah mereka. Bahkan tidak memperdulikan teman-teman adiknya. Saat ini yang Rayen inginkan hanya segera membawa adiknya pulang. Kondisi Rosaline masih belum pulih benar, tetapi dia masih nekad keluar bersama teman-temannya dan membuat Rayen khawatir.

🐤🐤🐤🐤🐤

Rosaline masuk ke dalam rumahnya. Kepala pelayan wanita yang sudah berumur menyambut kepulangannya.

"Selamat datang nona Ros..." sambutnya.

"Selamat malam bibi Mey. Apa ayah sudah pulang?" jawab Rosaline ramah dan tersenyum.

"Ya nona. Beliau sekarang berada di ruang kerjanya"

"Baiklah aku akan kesana. Terima kasih bibi Mey"

Rosaline mengarahkan kakinya menuju ruang kerja ayahnya. Diketuknya pintu, dan setelah terdengar suara ijin masuk dari balik pintu, dia langsung membukanya.

"Daddy!!! Oh my dad, ayahku tersayang... Aku sangat kesal dengan kak Rayen. Dia membawaku pulang dengan menggendongku di depan teman-temanku. Aku sangat malu ayah. Bisakah kamu mengomelinya karena sudah berbuat seperti itu padaku?" Rosaline memeluk manja lengan ayahnya yang sedang duduk di sofa yang ada di ruang kerjanya.

Ayahnya tersenyum dan geleng-geleng kepala setelah mendengar keluhan anaknya.

"Ros, kurasa kakakmu tidak salah. Jika ayah masih muda, mungkin ayah juga akan melakukan hal yang sama padamu. Kamu baru saja sembuh dari sakit, tetapi kamu tetap memaksa masuk kuliah. Terlebih kamu tidak langsung pulang ke rumah setelah selesai kuliah, tetapi justru pergi dengan temanmu. Jadi wajar saja kalau Rayen mengkhawatirkanmu..." balas ayahnya lembut.

"Ayah, jika aku meminta ijin pada kak Rayen atau ayah terlebih dulu, kalian pasti tidak akan mengijinkan aku kan? Aku hanya ingin pergi ke acara makan malam dan berkumpul dengan teman-temanku saja. Lagi pula aku juga sudah sehat...." ucap Rosaline dengan mengerucutkan bibirnya.

"Ros...sweetheart, kamu itu adalah gadis kecil kesayangan ayah dan kakakmu. You're our precious baby girl. Tentu saja kami berdua harus ekstra hati-hati menjagamu dalam kondisi apapun. Kamu tahu kan betapa sayangnya kami padamu? Jika kamu mengabari ayah atau kak Rayen sebelumnya, pasti dia tidak akan nekad menghampirimu seperti itu. Kakakmu hanya khawatir denganmu, cobalah untuk memahaminya sweetheart.... Jadi jangan cemberut seperti ini" ucap ayahnya sambil mengelus rambut anaknya dan mengecup pelipisnya.

Rosaline hanya menghela nafasnya. Memang benar semua yang dikatakan ayahnya. Dia juga salah karena sudah membuat ayah dan kakaknya merasa khawatir atas dirinya.

"Sekarang beristirahatlah. Ayah tidak mau kamu sakit lagi...."

Rosaline tersenyum kepada ayahnya. "Hmm, baiklah. Selamat malam, ayah... Ayah juga harus segera istirahat" ucap Rosaline sambil mengecup sekilas pipi ayahnya.

"Good night, sweetheart..." balas ayahnya tersenyum hangat kepada Rosaline.

Kemudian gadis itu keluar dari ruang kerja ayahnya dan menuju ke kamarnya untuk beristirahat.

Rosaline memang sudah terbiasa dan memaklumi semua perlakuan ayah dan kakaknya yang seperti ini padanya. Terlepas dari rasa kesalnya, Rosaline sangat menyayangi kakaknya. Tetapi tetap Rosaline akan mengingat kejadian tadi dan akan mencari kesempatan untuk membalas perbuatan kakaknya yang sudah membuatnya malu di depan temannya. Dia tersenyum licik memikirkan apa yang akan diperbuatnya.

Hubungan kakak beradik ini memang sangat dekat sejak kecil. Bahkan Rosaline yang sempat hidup berjauhan dengan Rayen pun tidak menyurutkan kedekatan mereka. Di depan umum mereka akan lebih terlihat seperti sepasang kekasih yang umurnya berbeda jauh dibandingkan dengan sepasang kakak beradik. Mereka sering melakukan hal-hal menyenangkan bersama. Bahkan sering menjahili satu sama lain. Contohnya seperti malam ini, Rayen yang sengaja menggendong Rosaline dan membuatnya malu di depan teman-temannya.

"Baiklah, skor kita sekarang 1-0 brother. Aku akan membalasnya saat nanti ada kesempatan" gumam Rosaline dengan senyum jahilnya.

🐤🐤🐤🐤🐤

Disebuah ruangan kamar yang berada di salah hotel mewah terdapat dua pria yang terlihat berpakaian rapi dan berkelas. Salah satu dari mereka sedang sibuk dengan berkas-berkas, dan pria satunya lagi sedang bersantai meneguk minuman soda yang disediakan di meja sambil melihat ponselnya.

Terdengar suara pintu terbuka menampilkan sosok pria tinggi dan tampan yang masih menggunakan jas kerjanya.

"Dari mana saja? Kenapa kau datang telat? Kami berdua sudah lama menunggumu" ucap pria yang sedang minum soda itu.

Pria yang baru saja datang langsung mendaratkan pantatnya di sofa. Menyenderkan bahunya ke belakang dan mengendurkan dasinya. "Aku baru saja menjemput adikku dan mengantarnya pulang ke rumah. Dia tadi kabur dari supirnya dan diam-diam pergi ke acara makan malam bersama teman-temannya"

Pria yang minum soda itu tertawa ringan. "Rayen, tidakkah kau terlalu ketat dengan Ros? Setidaknya kau harus membiarkannya pergi berkumpul dengan teman-temannya. Sikap protektifmu itu berlebihan. Semenjak dia pulang dari luar negeri, aku rasa kesibukanmu semakin bertambah. Bahkan sampai sekarang kau juga tidak mengijinkan kami untuk berkenalan dengan adikmu itu"

Rayen dengan cepat langsung menatap sinis ke arah pria itu setelah mendengar ucapannya. "Glenn, she's my precious baby girl. Aku tidak pernah melarangnya, asalkan dia memberi kabar terlebih dahulu. Tapi masalahnya saat ini Ros baru saja sembuh dari sakit demamnya, harusnya dia itu lebih banyak istirahat, bukan malah pergi dengan teman-temannya seperti itu. Tentu saja aku merasa khawatir jika dia pergi diam-diam seperti itu disaat kondisinya baru pulih. Aku hanya ingin melindunginya, aku rasa itu tidak berlebihan". Rayen menghentikan ucapannya sesaat, menghembuskan nafas panjangnya dan melanjutkan lagi.

"Dan juga, aku tidak ada keinginan untuk mengenalkan adikku dengan para predator seperti kalian. Terlebih dengan pria sepertimu, Glenn..." sambungnya dengan senyuman jahil.

Baru sakit demam saja sudah seperti ini, bagaimana jika sakit yang lebih parah. Bisa-bisa dia mengerahkan seluruh ambulance dari rumah sakit miliknya untuk menangkap Ros. Dan juga, jika Ros meminta ijin padamu untuk pergi dengan temannya disaat kondisinya seperti sekarang ini, tentu saja kau akan menolaknya, makanya dia lebih memilih kabur. Begini saja masa kau tidak paham. Tunggu! Apa dia baru saja mengataiku predator.... - ucap Glenn dalam hati.

"Cih, enak saja mulutmu mengataiku. Aku ini pria baik-baik, jangan sembarangan menghakimiku" balas Glenn terkekeh. "Kau sudah terlalu lama menyembunyikan Rosaline dari kami. Ini sudah hampir 2 tahun semenjak kedatangannya kemari. Aku jadi penasaran dengan Rosaline yang kamu jaga mati-matian itu" sambungnya dengan senyuman yang tidak bisa diartikan sambil mengelus dagunya.

Rayen memukul bagian belakang kepala Glenn. "Jangan sekali-kali kau berani membayangkan Rosaline dengan otakmu yang kotor itu! Dia adikku yang paling berharga, bukan gadis yang sembarangan. Dia gadis kecilku yang baik. Kau akan habis ditanganku jika berani mendekatinya dan mempermainkannya. Aku tidak menyembunyikan Ros, tapi sebagai kakak, aku mempunyai kewajiban untuk melindunginya. Terlebih setelah dia kembali ke negara ini lagi, aku harus ekstra menjaganya" ucap Rayen dengan penuh penekanan dan tatapan dingin.

Dia menghembuskan nafas panjang dan mengusap kasar wajahnya.

"Yah baiklah..baiklah. Kapan-kapan jika adikku tidak sibuk aku akan mengenalkannya pada kalian. Tentunya jika dia mau. Aku sudah berbaik hati mau mengenalkannya pada kalian. Karena kalian adalah temanku, jadi jangan sampai berbuat macam-macam dengannya" ucap Rayen sinis.

Pria yang sedari tadi sibuk dengan berkas pekerjaannya, akhirnya mulai tertarik dengan pembicaraan Glenn dan Rayen. Dia mulai membereskan berkasnya dan mengikuti pembicaraan mereka. Sebenarnya diam-diam sejak tadi dia juga mendengarkannya.

"Rayen, jika tidak salah ingat, bukankah kau pernah cerita kepada kami kalau kau pernah meminta bantuan adikmu untuk mengusir para wanita yang mendekatimu?" ucap pria itu.

Rayen menatap ke arah pria itu. "Ya, dia pernah membantuku untuk berurusan dengan para wanita yang menyebalkan. Aku memintanya untuk berpura-pura menjadi calon tunanganku, karena memang tidak pernah ada orang yang tahu bagaimana wajah adikku. Dan harus kuakui kalau akting Ros saat berpura-pura menjadi tunanganku patut mendapatkan piala oscar karena begitu meyakinkan" jawab Rayen terkekeh.

Pria itu menatap penuh arti ke arah Rayen. Membuat Rayen dan Glenn merasa terheran.

"Hei kakak tertua, untuk apa kau bertanya tentang hal itu? Apa kau merencanakan sesuatu?" ucap Glenn menyelidik dan menampilkan senyum jahilnya.

"Jika suatu saat nanti aku butuh bantuan untuk mengusir wanita yang menggangguku, apa aku juga boleh meminta bantuannya?" pria itu menatap ke arah Rayen.

Rayen yang mendengar hal itu langsung geram setelah mendengar ucapannya. "Ck! Kau jangan bermimpi! Aku tidak akan mengijinkan Ros untuk membantumu. Bahkan kau saja tidak mengenalnya. Jangan mengharapkan hal yang macam-macam" ucapnya tegas.

"Hei Jeffrin, jika kau ada masalah dengan wanita yang selalu mengganggumu, maka urus saja urusanmu sendiri. Kau itu sudah bertambah tua, berusahalah untuk menjalin hubungan serius. Sampai kapan kau akan melajang? Kau ini sudah saatnya mempunyai pendamping hidup. Jangan malah libatkan adikku dalam masalahmu, dia bukan siapa-siapamu. Ros hanya milikku........setidaknya sampai dia akhirnya menikah" imbuh Rayen.

"Pffttttttt...aku bahkan nyaris mengira kalau kau akan menikahi adikmu sendiri, karena kau terlalu protektif padanya. Ternyata kau masih sadar kalau Ros suatu saat akan menikah dengan orang lain" Glenn tertawa mendengar ucapan Rayen.

"Tentu saja aku sadar bodoh! Aku akan menyeleksi ketat calon adik iparku. Aku tidak mau menyerahkan adikku ke sembarang orang. Aku ingin Ros bisa mendapatkan seseorang yang benar-benar bisa mencintai, menjaga, dan menerimanya dengan tulus. Karena aku hanya akan menyerahkan Ros kepada orang yang tepat, dan bisa membahagiakan Ros seumur hidupnya" jawab Rayen.

"Kalau begitu serahkan saja Ros padaku. Aku yakin Ros akan menyukaiku. Akan kupastikan untuk mencintai, menjaga, dan membahagiakannya seumur hidupnya" ucap Jeffrin dengan santai dan mengangkat bahunya. Tangannya disilangkan ke depan dada, menampilkan senyum bangga diwajahnya.

Glenn dan Rayen menatap ke arah Jeffrin. Mereka berdua membeo mendengarkan ucapan pria itu. Lalu beberapa detik kemudian mereka berdua tertawa dan secara bersamaan mengucapkan, "JANGAN MIMPI!"

Menyamar Sebagai Raline

• Di Universitas ZXY •

Rosaline sampai di kampus untuk menjalani kuliah seperti biasa. Kelasnya masih belum dimulai. Para mahasiswa yang lain juga sudah berdatangan dan mulai memenuhi kursi ruangan kelas. Kemudian dia melihat sosok teman baiknya dan memilih duduk disampingnya.

"Raline, apa kamu baik-baik saja? Maksudku karena kamu kemarin terlibat insiden dengan kakakmu" ucap Cheryl.

"Aku baik-baik saja Cheryl. Kakakku memang seperti itu. Dia bahkan semakin bertambah menyebalkan setelah umurnya bertambah tua. Kamu jangan terkejut jika melihat dia bisa berbuat nekad seperti itu" Rosaline menjawab dengan tersenyum.

Cheryl bernafas lega mendengar jawaban dari teman baiknya. "Baguslah aku lega. Aku takut jika dia tahu bahwa aku yang mengajakmu untuk pergi ke acara makan kemarin malam, dia akan memarahiku. Selama ini aku hanya beberapa kali saja melihatmu dan kakakmu, itu pun karena tidak sengaja. Dan selama ini bertemu dengan kakakmu dia terlihat normal, dia tidak pernah bertindak segila kemarin terhadapmu di tempat umum. Sikap kakakmu itu sungguh menggelikan" Cheryl terkekeh.

"Kamu tidak perlu cemas. Aku dan kak Rayen bahkan pernah melakukan hal yang lebih gila dari itu. Kami memang sering menjahili satu sama lain. Dan kamu mungkin tidak akan sanggup membayangkannya" jawab Rosaline lembut sambil tertawa.

Cheryl menatap lekat teman baiknya yang sudah lama dikenalnya itu. Dia ragu entah harus mengatakannya atau tidak. Tetapi sepertinya dia harus jujur mengatakannya agar Rosaline tidak terkejut jika nanti mendapatkan berita yang tidak baik.

"Raline, kemarin saat kakakmu datang, ada anak perempuan berbicara buruk tentangmu. Dia mengatakan bahwa kamu adalah kekasih om om kaya. Padahal kan om itu adalah kakakmu sendiri. Karena aku tidak sengaja mendengarnya, aku langsung mengklarifikasinya kepada orang itu. Tapi tidak tahu jika ada anak lain yang membicarakanmu. Kamu tahu kan jika acara makan malam kemarin tidak hanya dihadiri anak jurusan kita saja" ucap Cheryl dengan nada sedikit tidak enak.

Rosaline menghembuskan nafasnya. "Sudahlah itu bukan masalah besar. Aku tidak peduli dengan anggapan orang lain. Jika orang lain mengenalku dengan baik, maka mereka tidak akan beranggapan buruk tentangku dan tidak akan mempercayai gosip murahan seperti itu. Aku yakin orang-orang bisa menilai mana berita yang benar dan mana berita yang tidak benar" Rosaline menggenggam lembut tangan Cheryl. Dia menampilkan senyumnya agar temannya itu tidak perlu khawatir.

🐤🐤🐤🐤🐤

Rosaline menyamar sebagai 'Raline' di kampusnya. Rosaline adalah mahasiswi yang termasuk terkenal di kampusnya. Tidak hanya di kalangan anak-anak kampus, tetapi juga para dosen pun mengenalnya dengan baik.

Dia adalah mahasiswi yang bisa dibilang cukup membuat orang lain iri. Rosaline bisa mendapatkan beasiswa, nilai kuliahnya selalu memuaskan, para dosen pun juga sangat menyukai Rosaline yang selalu baik dalam mengerjakan tugas dan bersikap sopan. Bahkan banyak dosen yang sudah mengincar untuk menjadikannya sebagai asisten dosen.

Tidak hanya cemerlang di bidang akademis, dia bahkan juga diberikan fisik yang sangat cantik dengan baby facenya dan tubuh yang termasuk ideal. Membuat banyak lawan jenis mendambakannya dan berlomba untuk mendekatinya. Bisa dibilang Rosaline adalah idola kampus mereka.

Rosaline selalu bersikap baik, ramah, dan suka membantu orang lain. Dia banyak membantu temannya yang kesusahan dalam mengerjakan tugas. Bahkan jika ada yang butuh bantuan tenaganya, Rosaline tak pikir dua kali untuk bersedia membantu. Dia terbuka berteman dengan siapa saja dan selalu menghargai orang lain. Terlebih dia juga orang yang humoris, sehingga mampu membuatnya lebih mudah bergaul dengan yang lain. Maka dari itu banyak anak-anak kampus yang menyukai kepribadian Rosaline dan tidak pernah percaya jika ada berita buruk tentangnya.

🐤🐤🐤🐤🐤

Tak lama kemudian datanglah segerombolan perempuan yang memasuki ruang kelas. Mereka adalah orang yang sering mengganggu Rosaline. Entah takdir sedang mempermainkannya karena membuat Rosaline bisa berada di kelas yang sama dengan mereka. Mereka bertiga memilih duduk dibelakang Rosaline dan Cheryl.

"Wah wah, aku mendapat kabar jika ada drama di acara makan kemarin malam. Sepertinya Raline sang mahasiswi teladan ini mempunyai seseorang yang mendukungnya" ucap Aurel. Orang yang selalu memimpin untuk mencari masalah dengan Rosaline di setiap kesempatan.

Temannya Olivia ikut bergabung untuk mencaci Rosaline. "Sepertinya dia tidak sepolos seperti yang selama ini kita kira. Dia bahkan digendong oleh seorang om om di tempat umum"

"Apakah orang yang semalam itu adalah salah satu sponsormu? Sudah berapa lama kamu menjadi simpanannya?" sahut Frysca teman yang satunya lagi. Dia kemarin berada di tempat makan malam.

Cheryl mendengus kesal dan tidak terima. Ditatapnya sinis ketiga orang itu. "Jaga mulut sampah kalian! Jangan sembarangan menuduh Raline. Orang yang semalam itu adalah kakak kandungnya. Jangan menuduh kelewatan seperti itu!"

"Benarkah? Semalam penampilan pria itu terlihat berkelas. Mana mungkin Raline mempunyai kakak kandung seperti dia? Raline hanyalah seorang anak beasiswa di kampus ini. Bahkan aku sering melihatnya hanya berjalan kaki saat memasuki kampus. Sangat menyedihkan" ucap Frysca sinis dan menatap meremehkan.

Itu karena aku menyuruh supir untuk menurunkanku agak jauh dari area kampus supaya penyamaranku tidak ketahuan. Dan kakakku yang protektif itu masih tidak mengijinkanku untuk membawa kendaraan sendiri ke kampus. Enak saja kalian mengataiku menyedihkan. Jika aku mau, aku bahkan bisa menyewa tank dan melindas mobil kalian - ucap Rosaline dalam hati.

"Apa salahnya jika kakak Raline berpenampilan seperti itu? Kakaknya adalah seorang general manager di salah satu cabang The Heinan Hotel. Kalian tahu sendiri jika itu adalah hotel termewah dan terbesar di negara ini. Bisa bekerja di salah satu usaha milik Heinan Group adalah impian setiap orang. Jadi tentu saja kakak Raline harus berpenampilan sebaik mungkin karena berhasil bekerja di tempat sebesar itu" balas Cheryl.

Maaf karena aku sudah membohongimu Cheryl... - ucap Rosaline dalam hati.

Rosaline masih diam melihat tingkah laku ketiga orang yang selalu mengganggunya. Dia masih menunggu sejauh apa ketiga orang itu akan mengeluarkan bualannya.

"Cih! Ternyata hanya seorang general manager di cabang hotel, tetapi penampilan dan lagaknya sudah seperti pemilik seluruh hotel. Menggelikan sekali" ucap Frysca dengan muka sinis dan meremehkan.

Semua cabang The Heinan Hotel yang tersebar di negara ini dan di negara lain adalah milik Heinan Group. Dan Heinan Group adalah perusahaan milik keluargaku. Jadi sudah pasti kakakku termasuk pemiliknya bodoh - ucap Rosaline dalam hati.

"Jika kakaknya yang berasal dari keluarga biasa-biasa saja bisa menjadi general manager di salah satu cabang hotel milik Heinan Group, aku pasti bisa mendapatkan jabatan lebih tinggi dari itu jika nanti mendaftar di perusahaan Heinan Group. Karena latar belakang keluargaku lebih baik darinya" ucap Aurel membanggakan diri.

Wanita siluman yang satu ini terlalu percaya diri ckckck. Sejak kapan orang bisa diterima kerja karena status sosialnya. Siluman ini, dia tidak hanya gila status, tetapi juga luar biasa bodoh - ucap Rosaline dalam hati.

"Apa standar untuk menjadi karyawan di Heinan Group sangat rendah?" Olivia tak mau kalah ikut mencaci. Meskipun dia tidak tahu apa-apa, yang penting ikut-ikutan tindakan kedua temannya saja.

Astaga, aku ingin sekali menendang si otak Patrick Star ini. Beraninya dia meremehkan perusahaan milik keluargaku - ucap Rosaline dalam hati.

Rosaline memutar bola matanya, merasa malas dan jengah mendengarkan bualan mereka.

Karena ucapan mereka sudah sangat membuatnya bosan dan Rosaline pun mulai geram, akhirnya dia angkat bicara membalas bualan ketiga orang itu. Rosaline menatap tajam mereka bertiga. Seketika terpancar aura penuh intimidasi yang keluar dari tubuhnya.

"Dengarkan aku baik-baik. Kalian pikir kalian itu siapa bisa-bisanya meremehkan kakakku dan latar belakang keluargaku? Kakakku bisa bekerja disana karena hasil kerja kerasnya, dan tentu saja karena dia sangat layak menduduki jabatan itu. Seperti apa latar belakang keluargaku itu sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kalian, jadi jangan pernah mengomentarinya. Aku ragu jika salah satu dari kalian bertiga bisa diterima di salah satu usaha milik Heinan Group. Karena sejauh ini yang ku tahu nilai kuliah kalian sangat memprihatinkan, bahkan tugas pun hanya dikerjakan seadanya atau mencontek milik anak kelas lain. Jika aku adalah pemilik dari Heinan Group, maka aku akan melarang bagian perekrutan karyawan untuk menerima CV milik kalian. Karena aku tidak sudi mempunyai karyawan angkuh seperti kalian. Kalian tidak hanya buruk dalam nilai akademis saja, tetapi juga sangat buruk dalam attitude" Rosaline berhenti sejenak. Memandangi satu per satu mereka bertiga dengan tatapan intimidasi.

"Kalian itu harus segera sadar! Dari mana orang lain berasal itu tidak penting, status kaya atau miskin tidak ada bedanya. Karena yang membedakan adalah attitude mereka. Aku memang dari keluarga yang biasa saja, tetapi aku selalu mengedepankan attitude dan menghargai orang lain. Daripada kalian yang berasal dari keluarga yang katanya kaya, tetapi sangat miskin attitude dan suka meremehkan orang yang statusnya di bawah kalian. Bagiku, kalian terlihat men-ji-jik-kan. Huh!" ucap Rosaline tegas dan penuh penekanan. Bisa dilihat bahwa sekarang ini bukanlah Rosaline yang biasanya terlihat ramah. Namun untung saja saat ini dia masih bisa mengontrol dirinya.

Rosaline memang orang yang baik dan ramah. Tetapi jika dia sudah diusik dengan semena-mena, maka dia tidak akan tinggal diam begitu saja.

Orang-orang yang berada di kelas pun tak luput mendengarkan pembicaraan Rosaline dan yang lainnya. Orang-orang di kelas saling berbisik menanggapi sindiran Aurel dan kawan-kawannya yang dirasa sudah keterlaluan.

'Mereka bertiga sangat keterlaluan. Omongan mereka seperti orang yang tidak pernah mengenal bangku sekolah'

'Mereka bertiga sangat miskin attitude. Kasihan sekali'

'Mereka bodoh sekali mengira kakak kandung Raline sebagai om om kekasihnya. Bahkan juga menuduh Raline macam-macam. Apa mereka sudah tidak waras?'

'Bisa-bisanya mereka mengejek pekerjaan kakak Raline. Mereka bahkan belum tentu bisa mempunyai pekerjaan sebagus itu'

'Heinan Group adalah perusahaan besar. Mana mungkin mau sembarangan menerima orang seperti mereka'

'Mereka pikir mereka siapa bisa merendahkan status orang lain. Mereka bahkan bukan anak seorang konglomerat, tapi gayanya sudah selangit'

'Tidak ada gunanya menjadi anak orang kaya jika mempunyai sikap seburuk mereka'

'Mereka bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Raline. Tingkah laku mereka bertiga benar-benar menjijikkan'

Aurel yang mendengar perkataan orang-orang yang berada di dalam kelas merasa sangat marah. Dia awalnya ingin mempermalukan Rosaline, tetapi akhirnya justru dia dan teman-temannya yang dipermalukan.

Sial. Kenapa Raline selalu saja beruntung. Aku dan yang lain bahkan tidak berkutik menghadapi perkataannya. Aku pasti akan membalasmu Raline. Tunggu saja! - ucap Aurel kesal dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!