Queenissa Khumaira adalah gadis cantik, berkulit putih bersikap tegas dan sedikit galak, berusia 20 tahun seorang mahasiswi berprestasi.
Adam Ibrahim adalah seorang laki-laki tampan, berbadan tegap, berkulit bersih. Memiliki sikap yang dingin dan cuek namun penyayang. Adam memiliki profesi sebagai seorang polisi.
Aris Pratama adalah seorang laki-laki pintar, berkarisma namun sedikit jahil. Aris memiliki profesi sebagai seorang komandan TNI. Karena kepintaran dan kelebihan yang ia punya itu ia bisa dengan mudah mendapatkan pangkat nya di usia nya yang masih muda.
***
Berawal dari sebuah perjodohan yang tidak pernah di ketahui olehnya, kedua orang tua Nisa dan Adam menjodohkan mereka.
Adam yang berumur lebih tua dari Nisa, ketika Adam dan Nisa terikat dalam pernikahan nya sebuah cinta lama hadir dalam kehidupan nya.
Ya Nisa memiliki sebuah cinta ketika masa kecilnya, bisa di bilang dengan cinta monyet .
Aris seorang tentara, cinta di masa kecil nya Hadir dalam hubungan Nisa dan Adam.
Akankah Nisa memilih Adam seorang polisi yang akan di jodohkan dengan nya atau memilih Aris seorang tentara cinta monyet di masa kecilnya.
***
Perkenalan
Queennisa seorang mahasiswi yang sangat pintar di kampus. Ia terlahir dari seorang wanita yang berprofesi sebagai guru. Dalam kehidupan nya Nisa hidup sangat sederhana.
Ayah dan ibunya hanyalah seorang guru, ayah nya meninggal saat ia duduk di masa sma, ia pun memiliki adik laki-laki yang bernama Dimas Anggara.
Queenissa Atau bisa di sebut dengan nama Nisa itu harus rela hidup sebatang kara di ibukota, karena ibu dan adik nya tinggal di kota kembang Bandung. Nisa tinggal di sebuah kontrakan untuk para mahasiswa mahasiswi dan para karyawan.
Hidup yang sebatang kara membuat Nisa menjadi gadis yang mandiri. Ibunya selalu berpesan kepada Nisa untuk selalu menjaga diri dari pergaulan yang akan membawa keadaan baik maupun dalam keadaan buruk.
Nisa yang mendapatkan beasiswa karena kepintaran nya mengharuskan ia hidup sendiri di ibukota yang kata orang kehidupan nya lebih kejam dari pada ibu tiri.
Dengan modal keimanan dan ketakwaan nya yang diberikan oleh kedua orang tua nya, Nisa bertekad akan membuktikan kepada orang orang bahwa Nisa akan lulus universitas terkemuka di kota ini dengan sangat baik.
Di kontrakan
Kontrakan yang berisi kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu dan dapur itu sangat nyaman dan juga aman bagi nisa.
Nisa yang notabene nya gadis polos yang tidak tahu apa apa, harus bisa memilih sesuatu yang baik untuk dirinya.
Ketika Nisa berada di kontrakan nya Nisa melihat seorang laki-laki yang akan menempati kontrakan yang kosong. Tepat nya dekat dengan kontrakan yang Nisa tempati.
Seorang laki-laki tampan, berambut rapi, berbadan tegap, ia sedang memasukan barang barang nya itu ke dalam kontrakannya.
Nisa yang akan berangkat kuliah pun mau tidak mau harus pergi melewati orang baru yang akan menempati kontrakan kosong itu.
Dengan berjalan sedikit menunduk memainkan ponselnya untuk memesan ojol yang akan mengantarkan Nisa ke tempat kuliah nya. Nisa melewati Adam yang sedang sibuk bebenah barang barangnya pun menoleh kepada Adam.
"Permisi mas." sapa Nisa, dengan sopan Nisa melewati Adam dengan senyum tipis nya.
"Oh ya silahkan." jawab Adam dingin yang tidak memperdulikan sapaan Nisa.
Namun ia bisa mencium wangi parfum yang Nisa pakai, wangi parfum yang sangat manis di indera penciuman Adam, membuat nya menghirup sejenak aroma manis dari gadis itu.
Hingga akhirnya ia tersadar dari lamunannya manakala seseorang yang akan membantu nya berkemas, mengagetkan nya.
***
Di kampus
Nisa mahasiswi yang paling di sukai oleh teman teman nya ini selalu membuat orang merasa nyaman akan keberadaan nya, terlebih-lebih ia adalah gadis yang sangat pintar.
Teman yang selalu atau paling dekat dengan nya adalah rahma, ia seorang gadis ceria dan tomboy. Namun tidak menutup kemungkinan dia gadis yang sangat baik, ia hidup bersama kedua orang tua nya di kota ini.
Ia pun terbilang anak dari kalangan orang berada, ayahnya seorang pengusaha kaya dan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa.
Nisa pun selalu di ajak main kerumah Rahma sahabatnya, sehingga ibunya Rahma mengenal Nisa dengan baik.
Tidak hanya Rahma teman dekat dengan Nisa ada Aldo seorang laki-laki teman nisa yang cukup tampan dan sedikit amburadul dalam hidupnya, tapi ia tidak pernah membawa buruk kepada Nisa.
Dia hanya seorang lelaki yang hanya tinggal bersama ayahnya seorang diri karena perceraian kedua orang tuanya, bisa di bilang ia hanya kurang kasih sayang dari kedua orang tua nya, ayah nya yang sibuk bekerja dan ibunya ntah dimana keberadaan nya Aldo tidak mengetahui nya.
Nisa yang terlahir dari keluarga sederhana itu harus hidup berhemat dan mencari bagaimana ia memiliki uang tambahan tanpa sepengetahuan ibunya.
Nisa hanya ingin mengurangi beban ibunya. ia pun mencari lowongan pekerjaan yang tidak akan menggangu jam kuliah nya.
Nisa mencari cari lowongan yang cocok, namun ntah kenapa ia belum menemukan pekerjaan yang cocok. Ia pun bertanya kepada teman-teman nya mana kala ada lowongan kerja yang cocok dengan jam mata kuliah nya.
Setelah pulang dari kampus seperti biasa Nisa menggunakan ojol untuk mengantarkan pulang, ya selain murah menggunakan ojol lebih cepat sampai, apalagi kampus ketempat tinggal Nisa melewati jalan yang sering terkena macet.
Sesampai nya di kontrakan Nisa berjalan melangkah pelan melewati kontrakan seseorang yang baru mengisi kontrakan itu, alangkah terkejutnya Nisa ketika melihat disana banyak sekali polisi yang memakai atribut lengkapnya.
Dengan sedikit takut Nisa pun terus melangkah dengan cepat agar ia sampai di kontrakan nya.
"Apa orang yang baru pindah itu penjahat atau ******* ya?" batin Nisa dengan hati penuh ketakutan.
"Oh ya Allah aku takut banget." gumam Nisa panik. "Kalau dia bukan penjahat terus kenapa disana banyak sekali polisi? apa jangan-jangan benar dugaan ku!" Nisa dengan bertanya tanya pada dirinya sendiri. "Tapiiii mereka seperti akrab?" Nisa mengerutkan keningnya berkali-kali.
"Ah sudahlah kenapa juga aku harus memikirkan orang baru itu." mengangkat kedua bahunya bersama seakan tak peduli.
Lalu Nisa pun menyimpan tas dan bukunya yang tadi belum sempat ia simpan, setelah menyimpan barang-barang nya Nisa pun mengganti pakaian nya lalu beristirahat sejenak.
***
Di kediaman Adam
"Wah ada yang bening tuh lewat?"puji Bima pada Adam ketika Bima melihat Nisa melewati mereka
"Wah iya bening banget kayak air lee mineral ada manis manisnya gitu." canda teman Adam yang lainnya.
"Pinter banget dah lu dam nyari tempat tinggal." timpal meraka.
Mereka melihat Nisa saat ia melewati tempat tinggal baru Adam, walaupun hanya sekilas namun tempat Nisa dan Adam sangat lah dekat. Tidak hanya itu saja wajah cantik Nisa pun menjadi sebuah pemandangan yang sangat indah dan menjadi perhatian.
Pagi hari yang sangat cerah Nisa pun bersiap untuk mandi, menyiapkan diri nya yang akan berangkat kuliah. Dengan memakai celana jeans berwarna biru muda dan kemeja putih yang agak longgar beserta jilbab berwarna senada. Tak lupa dengan polesan bedak tipis dan memakai pelembab bibir yang natural.
Sesederhana itupun dandanan nya Nisa yang notabene nya gadis cantik tetap saja menarik banyak orang yang melihat nya.
Tak terkecuali dengan tetangga baru nya nisa. Adam yang sudah siap untuk berangkat kerja dengan memakai seragam polisi nya itu dengan gagah dan terlihat sangat tampan.
Ia pun keluar dari dalam kontrakan nya lalu memanaskan motor miliknya yang terparkir di depan teras nya itu.
Ketika Nisa sudah selesai dengan kegiatan pagi nya itu, lalu Nisa keluar sebentar untuk mencari makanan untuk sarapan di pagi ini.
Pagi yang ramai, rutinitas setiap hari di kontrakan nya yang begitu luas. berbagai orang menjalankan kegiatan nya masing-masing.
Ketika Nisa keluar dari kontrakan nya, Adam yang tengah memanaskan motor nya pun melihat kearah Nisa yang baru saja keluar.
Aroma manis dari parfum yang ia pakai tercium sangat menggoda indera penciuman Adam yang berada dekat Nisa. Ya hanya sebatas tembok saja yang menghalangi mereka berdua.
Nisa mengunci pintu lalu ia pun berjalan melewati Adam yang berada di sana. Sikap dingin dan diam nya Adam membuat Nisa sedikit takut untuk menyapa nya sedangkan jika ia tidak menyapa nya Nisa takut di anggap sombong.
"Permisi mas." sapa Nisa kepada Adam sedikit gemetar.
"Iya." serunya dingin dengan senyum tipis nampak tak terlihat.
Nisa pun berjalan dengan cepat setelah menyapa tetangga baru nya itu.
oh jadi, ternyata dia seorang polisi, aku kira dia penjahat makanya banyak polisi kemarin, eh ternyata dugaan ku salah . Haduh sudah mikir yang aneh-aneh saja aku.
Saat Nisa melihat Adam pagi itu sudah memakai seragam kepolisian beserta atributnya begitu rapi.
"Dia memang tampan tapi seperti nya sombong sekali, aku sering menyapa tapi jawabannya selalu dingin, terbuat dari es batu kali ya hehe." gumam Nisa cengengesan sendiri.
Setelah sampai di warung nasi Nisa pun membeli satu nasi uduk dengan lauk nya, lalu ia pun kembali ke kontrakan nya.
Dan seperti yang Nisa lihat pak polisi itu sudah tak nampak, mungkin dia sudah berangkat bekerja.
***
Setelah sarapan Nisa pun bersiap-siap untuk berangkat ke kampus, memesan ojol untuk mengantarkan ia ke kampus nya.
Beberapa menit ojol yang Nisa pesan sudah ada dengan sigap Nisa menghampiri tukang ojol itu.
"Dengan mba Nisa??" tanya tukang ojol.
"Ah iya mas!" seru Nisa
ia pun beranjak naik.
Tak cukup lama Nisa tiba di kampus, ia pun turun dari ojol yang ia naiki lalu membayarnya.
Ketika melangkah akan masuk ke kampus suara perempuan memanggil nama nya.
"Nisa... Nisa tunggu!" panggil Rahma berlari lari memanggil nama Nisa.
Nisa pun berhenti menunggu Rahma yang tengah berlarian yang akan menghampiri nya.
"Cape gila gue lari-larian begini." keluh Rahma ngos ngosan.
"Bagus dong olahraga pagi sehat." ejek Nisa cengengesan.
"Ah sial lu, gue kan ngejar-ngejar lu Nisa..." pekik Rahma kesal.
"Ya maaf... maaf lagian kenapa sih mesti ngejar-ngejar gue kita kan nanti juga ketemu di kelas." jawab Nisa santai.
"Ah gue pengen bareng za sama lu!"
Nisa merangkul bahu Rahma lalu berjalan bersama menuju kelas.
Masuk kelas Nisa mencari cari Aldo ntah kemana ia belum melihat keberadaan teman lelakinya itu.
Melihat ekspresi Nisa yang clingak clinguk mencari seseorang Rahma pun bertanya pada nya, "Cari siapa sih nis?" Rahma mengerutkan kedua alis nya dengan bingung nya.
"Cari si Aldo kemana ya kok dia belum datang sih padahal bentar lagi mau di mulai kelas nya." seru Nisa.
"Ah lu kayak gak tahu za kalau si Aldo kan sering telat dia." jawab Rahma.
Nisa hanya tersenyum mengiyakan perkataan Rahma. Memang benar Aldo selalu terlambat datang ke kelas namun tidak pernah bolos kuliah.
Ketika mata kuliah akan di mulai satu menit lagi Aldo pun masuk kedalam kelas dengan sedikit berlari lari lalu ia pun duduk di bangku tepat nya di belakang kursi yang Nisa dan Rahma duduki.
"Eh lu kemana za jam segini baru datang?" tanya Rahma penuh selidik.
"Kepo lu ah." Aldo dengan cengir nya menjawab santai.
"Idih lu awas yaaa!" ancam Rahma pada Aldo.
Aldo hanya mengangkat kedua bahu nya lalu tersenyum tipis.
"Suuut... sudah sudah kalian berdua jangan ribut terus berisik, tuh dosen kita dah datang.
Nisa menengahi keributan di antara kedua sahabatnya itu dan mata pelajaran pun di mulai.
***
Sore hari jam kuliah pun selesai Nisa dan dua sahabat nya itu bergegas untuk pulang, sambil berjalan mereka bercanda canda saling meledek. Rahma Yang bawel, aldo yang selalu diam dan Nisa yang hanya setia mendengarkan ocehan rahma.
Mereka berpisah saat di depan kampus karena berbeda arah jalan.
***
Sesampainya di kontrakan Nisa istirahat sejenak di teras depan kontrakan nya, duduk di kursi yang ada di teras itu, menyandarkan tubuhnya yang lelah dan penat setelah aktifitas belajar nya.
Di kursi ia duduk dengan santai sambil memainkan ponselnya. Ketika ia sedang bersantai ria. suara motor milik seseorang terdengar, Nisa pun melihat dengan kedua matanya, menatap sejenak pada pemilik motor tersebut, ternyata motor yang berhenti itu adalah pak polisi tetangga barunya.
Iya Adam, dia baru saja sampai depan kontrakan tempat ia tinggal sekarang. Adam pun melihat sekilas pada Nisa yang tengah duduk di kursi depan teras.
Sesekali melirik Nisa yang hanya terdiam menunduk memainkan ponsel nya.
Adam pun memarkirkan kendaraan nya, lalu ia beranjak untuk masuk kedalam kontrakan nya.
Nisa yang masih lelah pun belum beranjak dari tempat yang ia duduki sekarang. Ketika ia sedang asyik dengan kegiatan nya ia merasakan perutnya yang lapar, dengan suara keroncongan. Untung saja suaranya tidak terdengar orang lain, mungkin!! hehe
Akhirnya Nisa memesan makanan lewat go food untuk mengisi perut nya yang tengah berdangdut ria.
Saat Nisa menunggu, ia pun menyimpan tas dan bukunya lalu ia mengganti pakaian nya.
Di balik jendela kaca ruangan Adam, ia memperhatikan Nisa yang tengah masuk dalam kontrakan nya, Adam pun masuk untuk mandi menghilangkan penat nya setelah seharian ia berkerja.
Tak lama pesanan makanan Nisa datang.
"Tok tok tok permisi!" sapa Abang gojek.
"Ya sebentar!" sahut Nisa melangkah ke depan pintu menghampiri Abang gojek nya lalu membuka pintu.
"Maaf dengan mba Nisa?" tanya Abang nya.
"Iya mas saya Nisa yang memesan makanan ini." seru Nisa.
"Oh ya mba ini pesanan nya."
"Oh ya mas terima kasih ini uang nya ambil saja kembaliannya." jawab Nisa.
Setelah menerima makanan nya dan menerima ucapan terima kasih dari dari Abang gojek nya, Nisa pun masuk kedalam untuk menyantap makanan nya.
Keesokan harinya seperti biasa Nisa bersiap untuk berangkat ke kampus, dengan memakai celana jeans berwarna putih dan memakai atasan berwarna merah muda dengan jilbab berwarna senada dan polesan make up yang sangat natural, membuat pagi ini Nisa terlihat lebih segar.
Di tempat Adam pagi hari ini sudah di penuhi dengan rekan kerja sekaligus anak buahnya. Mereka berkumpul di tempat Adam karena mereka akan berangkat bersama, sebab Adam tidak akan membawa kendaraan nya. Namun untuk rekan nya ini adalah kesempatan untuk mereka bisa bertemu gadis cantik yang tinggal bersebelahan dengan tempat Adam.
Teman sekaligus bawahan Adam itu selalu ramai dimana pun mereka berada. Seperti pagi ini hari ini walau hanya bertiga dan berempat dengan Adam dengan canda tawa khas para pria mereka bergemuruh seperti di berada di pasar, membuat Nisa dan orang orang yang ada di sekitar nya yang mendengarkan seakan terganggu akan kehadiran mereka, tapi siapa yang berani menegur mereka,toh mereka seorang polisi.
Nisa keluar dengan berpakaian sangat rapi bersiap untuk berangkat ke kampus, ia berniat sarapan di kantin kampusnya, karena pagi ini sangat malas untuk pergi ke warung nasi.
Ketika Nisa mengunci pintu terlihat rekan Adam berdiri di depan teras, melirik ke arah Nisa yang tengah mengunci pintu kontrakan nya itu. Tercium aroma manis dari parfum yang Nisa pakai, membuat Adam mengetahui bahwa Nisa sedang berada di depan. Adam pun keluar ruangan nya berpura-pura akan memanaskan motor nya.
Nisa pun berjalan melangkah melewati para polisi yang tengah berada di depan teras ruangan Adam, namun langkah Nisa terhenti ketika salah seorang rekan Adam menghalangi langkah nya, ia pun terhenti.
Rekan Adam yang di ketahui bernama satria itu mendekati Nisa ia memang di kenal seorang playboy oleh teman teman nya.
"Pagi cantik?" sapa satria menggoda.
Nisa hanya tersenyum membalas sapaan satria.
Masih tak gentar satria masih berusaha menggoda. "Sebagai satria Abang anterin ya de!" tawar satria.
Nisa tersenyum tipis, "Maaf pak saya sudah ada yang menunggu." Menunjuk ke arah ojol yang sedang menunggunya.
Nisa pun berjalan cepat malas dengan godaan nya.
"Ah Gatot dah, gagal total!" pekik Satria menendang kaki nya ke udara.
Hahaha semua teman temannya menertawakan nya sedangkan Adam hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku rekan nya itu. Lalu ia tersenyum melihat Nisa yang tengah berlalu.
"Kasihan sekali teman kita ini, pagi pagi dah di cuekin ama cewek." ejek Bimo.
Ya pagi pagi dah ngegombal, mamam tuh rayuan!" seru Andi mengejek.
"Ah sial lu semua, bukan bantuin malah ngejek gue." kesal nya.
"Dah ayok kita berangkat siang ini!" ajak Adam pada rekannya.
Setelah ajakan Adam mereka menuju mobil yang terparkir agak jauh dari kontrakan Adam dan mereka pun berangkat bersama.
"Ah gila tuh cewek cantik amat ya, dam lu gak minat apa deketin dia, siapa ya nama nya?" tanya Satria penasaran.
Adam hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan satria.
Sesampainya di kampus Nisa menuju kantin untuk mengisi perut nya sebelum jam pelajaran di mulai. Dret... dret... Ponsel Nisa bergetar sebuah panggilan dari Rahma sahabatnya.
"Assalamualaikum ada apa Rahma?" sahut Nisa
"Elu dimana Nis?" tanyanya cepat.
"Lagi di kantin." sahut Nisa.
"Ya udah gue kesana tunggu ya!" Tut panggilan terputus.
"Ye kebiasaan ini anak main tutup aja." sebal Nisa
Rahma clingak clinguk mencari Nisa yang tengah berada di kantin, tak lama ia pun menemukan Nisa yang tengah asyik melahap sarapan pagi nya.
"Hem asyik amat dia!" sebal Rahma melihat Nisa yang sedang makan sedangkan ia cape mencari nya." Ah gue kagetin elu ya hahaha.
"Woooy!" Rahma mendorong bahu Nisa berniat mengagetkan nya.
Uhuk... uhuk... Nisa pun tersedak karena ia di kaget kan oleh Rahma.
Rahma memberikan minum pada Nisa, "Sorry... sorry Nis gue gak sengaja." ucapnya menyesal.
"Ada apa sih Rahma elu nyari gue?" tanya nya.
"Gini kemarin kan lu lagi cari loker yang pas dengan jadwal kuliah, nah gue dah dapat nis? jawab nya antusias.
"Kerja apa terus dimana?" tanyanya serius
Di supermarket terbesar milik om gue nis dia lagi butuh orang buat kerja dan gue dah bilang tentang elu yang mau kerja sambil kuliah.
Nisa hanya manggut-manggut saja.
"Dan dia setuju asalkan elu bisa kerja dengan serius!" seru Rahma meyakinkan
"Okk gue terima."
***
Nisa pulang dari kampus ia seperti biasa menggunakan ojol, hari ini Nisa terlambat pulang karena ada tambahan jam kuliah nya. Ia melihat pak polisi itu sudah berada di kontrakan nya terlihat dari pintu nya yang sedikit terbuka.
Tiba tiba kunci pintu Nisa macet tidak bisa di buka, ia pun kebingungan untuk membuka nya.
Lalu ia meminta bantuan kepada Adam ya walaupun sedikit malu namun bagaimana, mau tidak mau, meminta bantuan kepada ibu kontrakan tidak memungkinkan karena rumah nya cukup jauh dari kontrakan.
Adam lah tetangga yang paling dekat dengan tempat Nisa saat ini!!! pikirnya.
Nisa melangkah kan kaki ke tempat Adam persis di depan pintu Adam. Sedikit ragu Nisa memberi salam.
"Assalamualaikum permisi!" sapa nya lembut
Adam yang sedang berada di dalam kamar pun menjawab salam Nisa. "Wa'alaikumussalam." jawabnya.
Melangkah ke arah pintu lalu membuka lebar pintu itu. "Emh kamu?" tanya nya gugup.
"Maaf aku ganggu pak? Apa bapak bisa membantuku?" pinta nya ragu.
Adam mengerutkan kedua alis nya, "Bapak? Setua itukah?" batin nya penuh tanya.
"Itu pak kunci pintu aku macet tidak bisa di buka apa bapak bisa membantu aku untuk membuka nya?" pinta nya penuh harap.
"Oh ya saya coba." Adam mengikuti Nisa untuk membuka pintu nya.
Ketika sampai di depan pintu ntah kenapa tiba-tiba Nisa dan Adam berbarengan memegang gagang pintu, tangan Nisa yang lebih dulu memegang gagang pintu dan Adam memegang tangan Nisa. Dengan cepat Nisa dan Adam melepaskan pegangan nya ketika mereka tersadar.
"Maaf." lirih Adam pada Nisa.
Nisa tersenyum tipis malu-malu.
Kini Adam dan Nisa salah tingkah atas kejadian tadi.
"Makasih pak." ucapnya berterima kasih.
"Jangan panggil saya bapak panggil saja saya mas Adam! Nama kamu siapa?" Menjulurkan tangan nya mengajak Nisa berkenalan.
"Nisa pak, eh mas hehe"
***
"Di kampus kita ini bakalan ada bakti sosial Nis elu mau ikut gabung gak bareng kakak senior kita?" ajak Rahma.
"Bakti sosial buat bantuin para korban bencana itu ya?" seru Nisa.
"Iya gue sama Aldo juga mau ikut elu gimana?" tanya lagi
"Mau dong kalau ajakan kayak ini sih gue mau." Jawabnya antusias.
Nisa, Rahma, Aldo dan teman-teman nya langsung ke tempat kejadian yang dimana pengungsian korban bencana alam.
Di sana sudah banyak polisi, tentara dan para relawan yang akan membantu para korban, dari segi materi, sembako baju dan juga tenaga.
Para mahasiswa mahasiswi pun sudah mengumpulkan dana dari para donatur dan dari para siswa siswinya yang akan di berikan kepada para korban.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!