NovelToon NovelToon

Rumah Tanpa Pintu

prolog

Elara Mireya
Elara Mireya
Mereka bilang... Setiap anak adalah berkah.
Elara Mireya
Elara Mireya
Tapi aku? Aku adalah kutukan.
Elara Mireya
Elara Mireya
Ibuku meninggal saat melahirkanku. Namanya...Aurelia.
Elara Mireya
Elara Mireya
Cantik. Cahaya. Segalanya bagi mereka.
Elara Mireya
Elara Mireya
Dan aku datang ke dunia ini, mengambilnya... Tanpa pernah mengenalnya.
Darian Mahesa
Darian Mahesa
Kau seharusnya tidak ada.
Raynard Mahesa
Raynard Mahesa
Kau bukan adik kami.
Gavin Mahesa
Gavin Mahesa
Kau cuma alasan kenapa ibu mati.
Davin Mahesa
Davin Mahesa
Kalau bisa, aku ingin kau hilang.
Clara Devina
Clara Devina
jangan duduk Deket kutukan. Nanti nilai kita bisa turun
Alvin Raditya
Alvin Raditya
Gue Denger dia bikin ibunya mati waktu dia lahir. Gila gak sih?
Elara Mireya
Elara Mireya
Mereka tertawa, Seolah aku lelucon... Yang tak pernah lucu.
Elara Mireya
Elara Mireya
Setiap hari dirumah adalah siksaan diam–diam. Tidak ada yang bicara padaku. Tidak ada yang melihatku.
Elara Mireya
Elara Mireya
Hanya satu orang... Yang pernah memeluku dengan cinta.
Suraya
Suraya
"jika dunia menolaknya... biarlah nenek jadi dunia nya."
Elara Mireya
Elara Mireya
Tapi hari ini... Dunia itu telah dikubur
Elara Mireya
Elara Mireya
Aku berdiri dimakam satu satunya rumah yang aku punya
Elara Mireya
Elara Mireya
Nenek, Aku bukan kutukan... Tapi kenapa aku selalu kehilangan
Elara Mireya
Elara Mireya
Dan sekarang... aku benar-benar tidak punya rumah untuk pulang
Elara Mireya
Elara Mireya
Apakah rumah yang aku tinggali masih pantas disebut rumah

chapter 1

.
.
.
00:00
Tangisan pertama terdengar. Tapi bukan disambut pelukan— Melainkan... Keheningan.
00:01
ia lahir disaat ibunya berhenti bernafas. Satu datang... Satu pergi
00:02
Tubuh mungilnya diletakan tergesa dia atas kain lusuh. Darah masih hangat. tapi tubuh sang ibu sudah dingin.
00:03
Elara Mireya
Elara Mireya
(Aku belum melihat wajahnya. Tapi... Apakah dia sempat melihatku?)
00:04
Beberapa bayi lahir dengan pelukan. Yang lain... Lahir dalam kehilangan yang bahkan belum mereka sempat mengerti.
00:05
Mahesa berdiri membelakangi ranjang. Tak menoleh. Tak berkata
00:06
Beberapa ayah patah oleh kehilangan. Beberapa... Memilih tidak merasa apa–apa.
00:07
Diruangan itu... Lahir seorang anak, Dan terkubur seorang ibu. Bersamaan.
Saat semua orang menjauh... Sepasang tangan tua perlahan mendekat.
Bukan semua kasih datang dari orang tua. kadang... dari mereka yang seharusnya sudah selesai mencintai.
00:10
Suraya
Suraya
Ssshh... jangan menangis seperti itu. Kau sudah cukup kehilangan.
00:11
Pelukannya tak kuat. Tapi ada sesuatu di sana... yang tak bisa diberikan orang lain—keikhlasan.
00:12
Elara Mireya
Elara Mireya
(...hangat.) (...beda dari yang lain.)
00:13
Ia tak bertanya siapa bayi itu. Ia hanya merengkuh... seolah tahu, ini anak yang tak punya tempat pulang.
00:14
Suraya
Suraya
Kau boleh menangis malam ini. Tapi besok... kita harus kuat, ya.
Malam itu... ada dua jiwa kesepian di dalam satu pelukan: satu baru datang, satu hampir pergi.
Tak ada yang mencatat nama gadis kecil itu malam itu. Tapi Suraya mencatatnya… di dalam hatinya.
Ia bukan cucu yang ditunggu. Tapi menjadi satu-satunya yang tak ingin dilepas.
.
.
.
~Bersambung ~

chapter 3

.
.
.
🕰️ pagi itu, kabut turun pelan.
Rumah besar itu sunyi. Seperti tidak menunggu siapapun.
Elara Mireya
Elara Mireya
Yah… tangan Elara dingin…
Darian Mahesa
Darian Mahesa
Jangan panggil aku begitu.
Elara Mireya
Elara Mireya
Tapi… aku anak Ibu… Dan Ayah suaminya Ibu…
Darian Mahesa
Darian Mahesa
Kau anak yang lahir di hari terburuk dalam hidupku.
Elara Mireya
Elara Mireya
Kalau aku nggak lahir… Ibu masih hidup…?
Darian Mahesa
Darian Mahesa
...
Elara Mireya
Elara Mireya
Aku bahkan nggak tahu wajah Ibu kayak apa… Tapi semua benci aku karena kehilangannya.
Tangga tinggi. Dingin. Di puncaknya, tiga kakak berdiri. Mata mereka... seperti luka yang tidak pernah sembuh.
Raynard Mahesa
Raynard Mahesa
😐 Dia mirip Ibu... tapi kosong. Kayak bayangan dari seseorang yang udah nggak ada.
Gavin Mahesa
Gavin Mahesa
Jangan dekat-dekat. Bau kematian masih nempel di napasnya.
Davin Mahesa
Davin Mahesa
Ibu senyum terakhir kali waktu lihat langit. Lalu dia pergi. Dan kita cuma dapat... dia.
Elara Mireya
Elara Mireya
Ka… Kakak?
Raynard Mahesa
Raynard Mahesa
😠Jangan pernah panggil aku begitu.
Elara Mireya
Elara Mireya
Tapi… kita kan keluarga…
Davin Mahesa
Davin Mahesa
Keluarga? Kamu bahkan nggak tahu suara Ibu.
Gavin Mahesa
Gavin Mahesa
Ibu mati waktu kamu lahir. Tapi kamu yang tumbuh. Kau pikir kami nggak marah?
Elara Mireya
Elara Mireya
Kalau aku minta maaf... Ibu bisa balik?
Darian Mahesa
Darian Mahesa
Permintaan maaf nggak bisa hidupkan orang mati.
Elara Mireya
Elara Mireya
Boleh nggak… aku tahu nama Ibu? Aku janji nggak bakal nyebut “Ayah” lagi… Cuma… biar aku bisa manggil dia… di dalam hati…
Darian Mahesa
Darian Mahesa
Pergi.
Hari itu, Elara sadar. Ia bukan anak yang lahir... Tapi luka yang ditinggalkan.
Elara Mireya
Elara Mireya
(Kalau semua kehilangan Ibu… kenapa cuma aku yang harus dibuang?)
📌 Mereka semua mengenang Ibu... 🖤 Tapi tak satu pun mengizinkan aku mengenalnya. 🖤 Aku hidup dari seseorang yang semua orang cintai... 🖤 Dan karena itu... semua orang membenciku.
.
.
.
~Bersambung~
Elara Mireya
Elara Mireya
Jangan lupa
Raynard Mahesa
Raynard Mahesa
Like
Gavin Mahesa
Gavin Mahesa
Komen
Davin Mahesa
Davin Mahesa
Favorit
Darian Mahesa
Darian Mahesa
Dan vote

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!