NovelToon NovelToon

Yogyakarta, I Am In Love

eps 1

Jum’at sore ketika matahari masih terik Alisa mengangkat tas miliknya dan keluar kamar. Terdengar suara Ayah diteras depan bersama ibu, ia mendekatinya keduanya. Alisa berpamitan kepada mereka, terlihat jelas diwajah ayah Alisa kekhawatiran karena melepaskan anak gadisnya menempuh perjalanan teramat jauh seorang diri, sedang ibu hanya senyum tipis kepada Alisa.

“ Hati-hati ya nak, jaga kesehatan jangan lupa makan” ucap ibu seraya memeluk tubuh Alisa.

“Iya bu, Alisa pamit ya bu, do’akan Alisa” Ibu mengangguk dan mengulurkan tangan kepada putrinya, Alisa mencium punggung tangan ibunya yang terlihat berkaca-kaca.

Alisa gadis manis berkulit kuning langsat itu untuk pertama kalinya akan menginjakkan kakinya disebuah kota istimewa di Jawa Tengah. Alisa dihantar ke terminal bis oleh adiknya yang masih duduk dikelas 3 SMA. Sampai di terminal, Alisa menuju ruang tunggu. Dua puluh menit kemudian akhirnya bis antar kota datang, bis bertuliskan Lampung- Yogyakarta.

Alisa naik kedalam bis dan berpamitan kepada Adiknya,

“ hati-hati dijalan ya dek” seru Alisa yang berhenti dipintu masuk bis besar berwarna putih biru.

“Iya, kakak yang hati-hati dijalan” balas Adik Alisa. Alisa dua bersaudara, ia anak pertama dan yang kedua ialah adiknya, Anton.

Anton, adik Alisa memiliki tubuh tinggi besar, kulit kuning langsat,perawakan gagah dengan hidung mancung dan rambut ikal masih berdiri ditepi jalan melihat kendaraan beroda empat itu pergi menjauh.

Setelah masuk kedalam bis, Alisa mencari kursi yang sesuai dengan nomor tiketnya

“ah ini dia, tapi kenapa aku duduk bersama seorang bapak-bapak?” gerutu Alisa dengan gambaran wajah kesal.

Ia tidak punya pilihan selain duduk bersebelahan dengan seorang bapak berusia kurang lebih 45 tahunan itu, Beberapa saat setelah Alisa duduk dan menghela nafas, bapak dengan kulit legam itu menyapa

“ adek mau kemana? “ Tanya sibapak penasaran.

“Saya mau ke Yogyakarta pak?“ Alisa menjawab sambil tersenyum.

"Oh, saya juga ke Yogyakartaa dek, menjenguk anak sekolah disana” ucap bapak itu dengan ramah.

Alisa hanya membalas dengan senyuman. Dua puluh menit berlalu Alisa dan si Bapak terlibat percakapan. Maklum bertemu orang baru itu banyak keingin tahuannya, bukan?

Menempuh perjalanan 24 jam-an dan sendiri kadang begitu mengasyikkan bagi Alisa. Ia senderkan tubuhnya pada kursi didalam bis, membuatnya nyaman.

Pikiran Alisa mulai melalang buana dan terus memikirkan seseorang yang hilang entah kemana. Memikirkan dia yang sampai saat ini tak pernah ada kabarnya. Ia yang mampu membuat hati Alisa berbunga-bunga, yang mampu membuat gadis itu memikirkannya setiap saat. Berharap suatu hari nanti ia dapat dipertemukan atas izin Tuhan.

“ Andai saja dia mengerti perasaanku, ” hati Alisa bergumam, dan ia sering berkhayal yang membuat dia rindu sosok misterius itu.

Terkadang Alisa ingin menyudahi semua, ingin melupakan semua. Melupakan ia seorang laki-laki yang berasal dari pulau Sumatera yang mampu membuat dia bertahan dalam penantian. Tetapi selalu saja nama itu tiba-tiba muncul dalam benak, dan ia tidak bisa menolaknya.

Menempuh waktu kurang lebih 24 Jam Alisa akhirnya sampai dikota Yogyakarta. Ia menuju kesebuah kampus, secara bersamaan ia bertemu dengan ibu paruh baya yang menawarkan sebuah kamar asrama padanya, beruntung ia tidak perlu bersusah payah mencari tempat tinggal Ia bersyukur bertemu dengan orang-orang yang ramah, ataukah memang seperti ini adanya?. Sebuah kota dengan gelar Kota Istimewa yang dihuni oleh orang-orang yang ramah?.

Alisa bernafas lega, ia bisa tinggal disebuah asrama yang nyaman, ia juga bertemu banyak teman-teman, baik laki-laki dan hanya beberapa perempuan.

Alisa senang bertemu orang-orang baru dari kota ini, mereka berasal dari kota yang berbeda-beda, bahkan dari luar Pulau Jawa pun ada.

Alisa menikmati hari demi hari dikota ini. Hari pertama masuk kekampus, dalam satu kelas terdiri 26 orang siswa dan dalam satu kelas hanya 5 orang perempuan.

“Wah seperti terjebak disarang penyamun” gerutu Alisa menyapu pandangannya keseluruh ruangan. Ruangan yang sederhana, hanya ada papan tulis putih, meja, kursi dan juga dua buah kipas angin yang tertanam disebelah kiri dan kanan dinding.

Setelah tiga hari masa belajar, terasa biasa saja sampai tiba masuklah seorang siswa baru, Jefan namanya.

Alisa duduk dikursi paling belakang dan siswa baru itu duduk dikursi sebelah Alisa. Seperti biasa bertemu orang baru, berkenalan.

“ Hai, aku Jefan” ungkapnya mengulurkan tangan sambil tersenyum.

“Aku Alisa, mas” balas Alisa menjabat tangan lelaki itu dan membalas senyumnya.

"Silahkan kepada mas yang baru masuk untuk memperkenal diri, " ucap seorang pengajar yang sedari tadi duduk didepan kelas.

Jefan pun memperkenalkan diri didepan kelas. Sepuluh menit belajar dimulai, Alisa menoleh kesebelah kirinya, ia melihat Jefan yang kesulitan untuk membaca tulisan dipapan tulis yang ada didepan kelas. Jefan berkali-kali mengernyitkan dahi,

“ mas Jefan tulisan didepan itu tidak terbaca ya?” Tanya Alisa menunjuk kearah depan kelas.

“Iya, penglihatanku sudah tidak normal Alisa” jawabnya yang masih berusaha melihat dengan jelas.

Alisa mengangguk tanda paham,

“ Alisa, boleh aku lihat buku kamu saja?” Tanya Jefan meminta ijin. “ Oh yasudah, tidak apa-apa mas tapi maaf tulisanku jelek hehehe ” Alisa tertawa kecil.

Alisa memang sosok yang baik dan pengertian ia mudah berbaur dengan orang baru. Sambil menulis, Jefan dan Alisa terlibat perbincangan kecil. Sampai pada sebuah pertukaran nomor ponsel.

Senja perlahan tenggelam, setelah sholat maghrib seperti biasa Alisa dan teman-teman keluar untuk pergi kesebuah kantin dikampus tersebut untuk makan. Tapi malam itu Jefan mengirim pesan pada Alisa.

“ Alisa, apa kamu mau makan diluar denganku? Tanya Jefan.

“Ah aku tidak enak dengan Anita mas, nanti Anita makan dengan siapa?” ungkap Alisa.

“Ah kamu terlalu setia kawan lis” balasnya, Ada nada kecewa disana.

“ Makan ditempat biasa saja mas nanti bareng teman-teman yang lain” sahut Alisa.

“ Yasudah, ketemu dikantin ya, jangan tidak makan, mas Jefan tunggu dikantin” ucap Jefan perhatian.

Sesampainya Alisa dikantin benar saja Jefan sudah duduk dipojokan sambil tersenyum, Alisa pun membalas senyum Jefan. Alisa memesan mie rebus dengan telor ceplok dan es teh manis dan duduk didepan Jefan.

Alisa merasa ada yang aneh dengan perasaannya. Jantung berdetak lebih cepay dari biasanya, Jefan hanya memandangi Alisa yang sedang makan.

“ makan mas…! Kok malah bengong” seru Alisa.

“iyaa Alisa..” sambil tersenyum menjawab sahutannya.

Setelah malam itu Alisa dan Jefan semakin dekat. Sering berbalas pesan via ponsel sampai larut malam.

Alisa menyadari, ada yang aneh dengan dirinya, ia telah mampu melupakan seseorang dengan kehadiran orang baru, atau memang beginikah aturannya?

Dengan sikap Jefan yang pengertian seperti itu siapa yang tidak merasa diperlakukan istimewa?.

Disisi lain ada Danu yang mencoba mendekati Alisa,

“tokktokk..” suara ketukan pintu kamar Alisa.

Ia membuka pintu, “ Danu..ada apa Dan?” Tanya Alisa.

“Mau makan tidak? Kamu kan sendirian ditinggal Anita pulang kampung” Ajak Danu.

Benar, Anita setiap hari sabtu memang pulang kekampung halamannya di magelang, jadi Alisa perempuan sendirian di asrama.

“Nanggung Dan, udah maghrib sholat dulu ya?..” kata Alisa.

“ iyadeh..” jawab Danu.

Setelah sholat maghrib, Danu kembali kekamar Alisa untuk mengajaknya makan malam,

“ toktok,,lis udah belum sholatnya, ayo makan dulu” panggil Danu.

“ Dan..aku malu, masa aku sendirian perempuannya” ucap Alisa.

“tidak apa- apa lis..” sahut Danu,

“aku tidak ikut deh Dan, kalian makan saja dulu” sahut Alisa.

Danu memaksa Alisa ikut makan bersamanya, tapi Alisa menolak dengan alasan malu karena perempuan sendiri diantara para lelaki.

“Begiitu..yasudah aku menyusul anak-anak yang lain ya..” ucap Danu.

“iya dan” suara Alisa dari dalam kamarnya.

Setelah beberapa menit kepergian Danu, kemudian Alisa membuka ponselnya, ia membuka BBM. Alisa menemukan status Danu yang mengatakan,

“ aaa gagal ngajak dia jalan..” Alisa keheranan,

“apakah yang dimaksud Danu itu aku?..” Alisa bertanya pada diri sendiri.

Tapi ia mengabaikan pertanyaan itu dan enggan memikirkannya dalam-dalam, ia Sosok yang tegas dan sedikit keras kepala.

Bersambung...

Eps. 2

Kamis yang cerah, Alisa membuka jendela kamar menghirup udara segar pagi itu. Ia tersenyum dan bergumam dalam hati ,

“selamat pagi kamis, semoga hari ini menyenangkan” Alisa memang memiliki kebiasaan berbicara pada diri sendiri.

Bagi Alisa ketika kita mengawali hari dengan rasa bahagia maka kita bisa menjalani hari-hari itu penuh dengan kebahagiaan.

Sesaat Alisa diam, Anita menepuk pundaknya

" Alisaa buruan mandi, nanti kesiangan kekampus” rengek Anita,

“ iya..iya..” sahut Alisa.

Anita ialah teman satu kamar Alisa, ia berasal dari Magelang.

suara teriakan anak-anak pergi kesekolah, kendaraan berlalu lalang didepan asramapun terdengar. Alisa dan Anita berangkat ke kampus. Tiba dikampus sudah ada Jefan yang duduk dikursi taman. Jefan tersenyum melihat Alisa, Ia pun membalasnya.

Jefan masih duduk disamping Alisa. Ia merasa kasihan melihat Jefan duduk dikursi belakang seperti ini, ia menyarankan agar Jefan duduk dikursi paling depan.

” Mas, sepertinya kamu harus duduk dikursi depan, biar kebaca tulisannya” saran Alisa.

Jefan menatap Alisa dengan senyuman nakalnya,

“ ah tidak apa, disini saja lis, kan bisa dibantuin kamu” sahutnya.

Alisa mengernyitkan dahi dan kembali menulis tersenyum tipis.

Keesokan harinya, Jefan sudah tidak lagi duduk disamping Alisa, ia seperti kehilangan sosok mahkluk yang agak jail itu, mereka memang memiliki selera humor yang sama.

Akan tetapi meskipun Jefan berpindah tpat duduk, ia masih saja menoleh kebelakang, sekali Jefan menatap Alisa.

Alisa pun sadar bahwa Jefan memang sedang melihat dirinya. Jefan laki-laki dengan tubuh tinggi, humoris, tampan, manis dan bergigi gingsul itu memang berusaha mendekati Alisa.

Malam yang hening, biasa terdengar suara anak-anak di asrama yang sedang bergurau, belajar, menonton tv bersama didepan. Malam itu sepi entah kemana anak-anak itu pergi. Mungkin sibuk belajar sendiri dikamar masing-masing. Sedang Alisa dan Anita bercanda, tertawa dan meributkan satu sosok laki-laki lain didalam kelas, yaitu Dion.

Dion ialah laki-laki manis yang memiliki tubuh tinggi dan gagah dan yang membuat mereka menyukai Dion ialah ia pandai bahasa jepang. Ditambah nilai plus ia sosok yang kalem, ramah, baik hati, religius dan tampan.

Sebenarnya Alisa biasa saja dengan Dion, tapi memang hanya sebagai bahan becandaan antara Alisa dan Anita ketika belajar sudah mulai membosankan.

“Alisa, si Dion itu menurutmu bagaimana orangnya? “ tanya Anita sambil memegang pena dan focus melihat buku

"Dion? dia cowok yang kalem, sholeh, pinter bahasa jepang lagi, hey kenapa tiba-tiba bertanya tentang Dion? ” Tanya Alisa heran.

Belum terjawab pertanyaannya, Alisa menambahi

“ Anita, kan aku suka sama Dion, pokoknya kamu ga boleh balas-balasan pesan sama dia nanti aku cemburu” ucap Alisa yang berbicara blak-blakkan dan hanya becanda saat itu.

“ Dion sering kirim pesan padaku lis” kata Anita sambil melihat padanya dengan tatapan serius.

“ ohyaaaaa??!....” Alisa melotot mendengar perkataan Anita.

Maklum saja Anita juga sosok yang kalem dan religius jadi mungkin mereka merasa ada kecocokan. But its okay, ia merasa baik-baik saja. Karena dari awal ia sudah terpaut hatinya pada satu sosok yaitu Jefan.

Waktu menunjukan pukul lima pagi, terdengar suara seseorang sedang membersihkan halaman asrama, Alisa dan Anita bangun untuk sholat. Setelah sholat Alisa menyempatkan untuk belajar dan Seketika Alisa mengingat nama seseorang, dia adalah laki-laki yang cerdas, religious dan humoris. Yang mampu membuat ia tersenyum sendiri tanpa sosok laki-laki itu dihadapannya. seseorang yang tiba-tiba menghilang dan tanpa memberi salam perpisahan. Seorang laki-laki yang selalu diharapkan kembali dan datang kepada dirinya. Iya, Alisa menyukai seseorang itu yang ia temui di social media. Alisa bertemu dengan laki-laki itu tiga tahun lalu disalah satu social media. Terkadang cinta itu aneh bukan? Kita bisa tersenyum, menangis dan rindu pada seseorang yang belum pernah kita temui.

Matahari lumayan terik hari itu, Alisa kekelas dan bergabung dengan teman-temannya. Mia sedang membicarakan Jefan.

” Anna, Jefan itu sering mengirimiku pesan bahkan setiap malam, dia pandai merayu dan ngegombal” ungkap Mia kepada Ana.

Mia ialah seorang gadis cantik, berkulit putih, bermata sipit, berhidung mancung dan bergigi gingsul. maklum Mia keturunan Cina dari ibunya.

” Oh yaaa?! Jinjjayo?!! “ jawab kaget Anna.

Anna ialah siswi paling muda dikelas dan ia adalah seorang K-Poper jadi dia sering mengeluarkan bahasa alaynya, Ana lah yang paling alay dikelas itu. Dan dia jugalah yang bisa membuat kelas ramai, gadis cantik berkulit putih ini memang tipe gadis periang.

Alisa mendengar percakapan Mia dan Ana, Alisa pura-pura tidak mendengar ucapan gadis cantik itu.

Tapi dalam hatinya saat itu, ia merasa kecewa pada Jefan yang ternyata mendekati perempuan lain selain dirinya. Sejak itu Alisa merasa mengerti bagaimana Jefan menganggap dirinya. Alisa mulai menjaga jarak dengan Jefan, sesekali ia harus bersikap biasa saja ketika bersama teman-temannya.

Suatu hari yang terik setelah belajar selesai, Alisa dan teman pergi kesebuah café untuk sekedar ngobrol dan nongkrong. Dan iya, Jefan ada diantara Alisa dan teman-temannya.

Tiba di café, mereka memesan minuman. And see! Jefan duduk disebelah Mia. Mia dan Jefan terlihat dekat, sedangkan Alisa berada didekat Anita.

Ada rasa berkecamuk didalam hati Alisa, ada semacam bara api yang memanggang hatinya.

Satu jam berlalu Alisa dan teman-teman beranjak dari café untuk pulang ke asrama. Jefan menatap Alisa tapi Alisa menolak tatapan Jefan. Alisa berjalan tanpa melihat jefan yang sedang melihat kearahnya.

Malam itu Jefan merasa penasaran ada apa dengan sikap Alisa, ia pergi keasrama menemui Alisa.

Jefan dengan kaos putih bercelana abu-abu pendek berdiri didepan pintu kamar Alisa

” toktokk! Alisaaaa?...” panggil Jefan dari luar pintu

”iya sebentar ..” jawab Alisa.

“Kreeeekkk “ suara Alisa membuka pintu

”loh mas ada apa?..” Tanya Alisa penasaran sambil membenarkan jilbab yang ia ambil terburu-buru itu.

“ Aku ingin bicara lis denganmu?” ungkap Jefan.

Alisa penasaran apa yang akan Jefan bicarakan. Ia ikuti langkah Jefan dari belakang, berhenti diteras depan asrama yang tidak begitu jauh dari kamar Alisa.

“ Alisa, ada apa denganmu? apa mas Jefan melakukan kesalahan? “ Tanya Jefan.

“ Tidak ada, tapi bolehkah aku bertanya padamu. aku penasaran mas. Apa mas jefan memang begitu pada setiap perempuan? “ Tanya ketus Alisa.

” Maksudmu apa lis? Mas Jefan tidak mengerti” ucap Jefan dengan nada yang sedikit meninggi.

“ Kamu tidak mengerti maksudku mas? yasudah abaikan, tidak perlu dibahas mas. Lupakan!” tegas Alisa.

Ia beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju kamarnya,

“ Alisa, aku lelah memahamimu, kenapa kamu begitu sulit untuk aku luluhkan” ucap Jefan marah.

Alisa menghentikan langkah kakinya dan diam mendegarkan Jefan bicara, tapi ia enggan membalikkan badan untuk melihat Jefan yang masih berdiri sedari tadi dibelakang Alisa.

Alisa pergi menjauh dari keberadaan Jefan, ia tidak memperduliakan lelaki itu, rasa kecewa menguasai hatinya.

Iya, sebenarnya Jefan menyukai Alisa, tapi ia hanya diam dan hanya menunjukan sikapnya, tetapi Alisa mengabaikan dan bersikap biasa saja meskipun dihati kecilnya, ia pun menyukai Jefan.

Alisa ialah tipe perempuan yang seperti memberi harapan api sulit untuk didapatkan.

Alisa dan Jefan pandai menyembunyikan apa yang terjadi diantara mereka kepada teman-temannya, semua seperti biasa berkumpul, belajar bersama dan bercanda seolah tidak terjadi apa-apa diantara mereka. Mereka pendam perasaan masing-masing.

hubungan Alisa dan Jefan mulai jauh.

Ada sosok lain yang hadir masuk dihari-hari Jefan, Amel namanya. Amel gadis tomboy, bicaranya blak-blakkan dengan gaya rock and roll.

Bersambung …..

Eps. 3

Amel adalah senior dikampus, ia kembali kekota ini beberapa hari yang lalu. Amel memang orang yang asyik dengan gayanya yang cablak. Tetapi Alisa tak begitu mengenali sosok Amel karena memang jarang berinteraksi dengannya. Kabar terakhir yang Alisa dengar Amel menyukai Jefan.

Minggu pagi yang dingin, terlihat tetes air hujan masih menempel dipucuk daun. Alisa menatap langit pagi, ia merenungi tujuan utama ia datang kekota itu. Alisa menghela nafas, Ia menyadari kesalahannya dan memantapkan tujuan utamanya.

Memejamkan mata dan tersenyum,

“ selamat pagi, hari ini aku akan lebih baik, aku memaafkan siapapun yang menyakitiku, aku adalah perempuan yang kuat,sabar dan ikhlas” begitu do’a Alisa.

Ia mencoba mengikhlaskan hati yang telah luka, Alisa pergi dari kampung halamannya membawa luka karna kepergian seseorang yang ia cintai begitu dalam.

Dikota itu Alisa menemukan pengganti tapi masih saja membuat luka pada akhirnya. Ia mampu mengabaikan perasaannya pada Jefan meskipun harus setiap hari bertemu dengannya.

Alisa berpikir, mulai hari ini ia akan bersikap biasa saja pada Jefan. Karena sadar, Jefan telah menemukan kembali seseorang yang mampu mengisi hari-harinya. Semakin hari Jefan dan Amel semakin akrab, pergi kemanapun mereka selalu berdua sudah seperti sahabat sejati atau bahkan lebih dari itu.

Apapun itu Alisa sudah tidak memperdulikan Jefan, ia kubur dalam-dalam perasaannya.

Sore itu Anita tiba dari kampung halamannya,

“Assalamualaikum?..” Anita mengucapkan salam sambil melepas sepatu yang basah,

“walaikumsalam..” jawab Alisa menoleh kesumber suara langsung menutup buku dan beranjak menyambut Anita.

Anita masuk dan meletakkan ransel yang ia bawa, dikeluarkannya satu kantong Donat buatannya,

“ Alisa aku tadi liat Jefan dan Amel dijalan, mereka pacaran ya?” Tanya Anita penasaran.

“Orang yang terlihat bersama bukan berarti pacaran kan An?...” jawab Alisa santai .

“Iyasih lis, tapi mereka terlihat gimana gitu lis” sahut Anita.

“ Ah sudahlah, jangan memperdulikan mereka itu urusan mereka” ucap Alisa.

Anita mendekat dan menatap Alisa yang sedang makan donat bawaannya,

“heii Anita, kenapa melihatku seperti melihat artis, Jangan melotot seperti itu!” ucap Alisa yang masih penuh makanan dimulutnya.

“Haa tidak, aku hanya merasa ada yang terjadi diantara kamu dan Jefan, ” ucap Anita dengan nada penasaran.

“Setiap bertemu dengan Jefan yang aku lihat si Jefan itu selalu tersenyum padamu, dan itu bukan seperti senyuman biasa. Iya kan lisaa.. terjadi sesuatu pada kalian kan?!...” Tanya Anita yang memegang sebotol minuman ditangannya dengan tatapan melotot ke Alisa.

“Ceritakan Alisa…! “ lanjut Anita tegas.

Alisa memang membutuhkan pendengar yang baik, ia menceritakan apa yang terjadi diantara mereka. Anita memegang tangan Alisa,

“ Aku tidak tahu kalo Jefan seperti itu lis, aku pikir dia laki-laki baik. kamu perempuan kuat lis, kamu kecewa tapi aku yakin kamu perempuan yang mudah memaafkan kesalahan orang lain. Jangan jadi pembenci ya lis..” nasihat Anita.

Kecewanya Alisa pada Jefan ialah Jefan memperlakukan perempuan lain juga sama seperti pada dirinya, Jefan mendekati perempuan lain didepan Alisa.

Alisa gadis yang naïf yang mempercayai ucapan dan sikap laki-laki begitu saja. Jika Jefan menyukai Alisa kenapa ia juga mendekati Mia?

Minggu berganti bulan, Dua bulan berlalu belajar hampir selesai. Kelas Alisa merencakan untuk berlibur sebagai tanda perpisahan. Kali ini, kelas Alisa mengadakan piknik ke salah satu pantai di Yogyakarta. Tentu Alisa merasa senang karena ini pertama kali Alisa dikota itu.

Kelas riuh dengan suara diskusi diantara ketua kelas dan anggota siswa yang lain. Alisa hanya melihat keriuahan itu sembari melihat layar ponselnya. Tepat pukul 10 kelas sudah bubar, Alisa beranjak dari kursi tempat ia duduk.

Jefan yang duduk ditaman mengirim pesan pada Alisa.

“Ikut piknik lis?” Tanya Jefan dalam pesan tersebut.

“Ikut mas” jawab Alisa singkat.

Alisa bersyukur, keadaan bisa kembali seperti biasa. Alisa ingin terjalin kembali hubungan pertemanan seperti pada awal bertemu dengan Jefan.

“Kamu ikut ga mas?” Tanya Alisa.

“ Mas Jefan ga ikut lis, karena bersamaan dengan undangan Wisuda pacar mas Jefan di Solo” jawab Jefan.

Alisa kaget bukan kepalang, ternyata Jefan sudah memiliki seorang kekasih.

“Oh bodohnya Alisa…” penyesalannya.

Ia seperti berjalan pada sebuah taman terdapat jurang ditengahnya, ia terjebak.

Alisa termangu, ia terdiam untuk beberapa saat sampai ada yang menepuk bahunya dan membuat Alisa kaget.

“ Alisaaa! Kamu kenapa siang-siang bengong nanti ada yang lewattt loh “ Anita mengageti Alisa.

“hemmmh siapa yang lewat An? mas min ho? ” balas Alisa. Sontak anita tertawa.

Sampai saat itu memang tidak ada kabar tentang Jefan dan Mia, begitupun antara Jefan dan Amel.

Kabar terakhir yang Alisa dengar ialah kekasih Jefan yang ada di Solo. Alisa benar-benar tidak bisa memahami lelaki itu, bagaimana ia bisa merayu gadis lain sedang ia memiliki kekasih?

Tiba pada hari keberangkatan untuk berlibur. Alisa melewati gerbang, pandangannya mengelilingi seluruh area yang terlihat berharap ada Jefan. Dan iya, Jefan benar-benar tidak ikut. Alisa menunduk pasrah.

Mahluk yang bernama perempuan mau seperti apa bencinya pada seseorang yang pernah ia cintai, ia masih ingin melihatnya.

Datanglah bis pariwisata, semua telah berkumpul dihalaman kampus. Ketua kelas mengabsen siswa yang ikut berlibur, semua ikut kecuali Jefan.

Tiba dilokasi, semua merasa senang. Ada yang bermain air, ada yang hanya sekedar foto-foto selfi adapula yang hanya diam sambil melihati layar ponsel.

Alisa memilih berjalan-jalan ditepi pantai bersama Anita dan Ana. Mereka berfoto-foto dan menaiki bukit yang terdapat sebuah menara. Anak-anak yang lain ikut bergabung bersama Alisa dan teman-teman. Semua berfoto untuk kenang-kenangan mengingat semua dari kota yang berbeda.

Moment ini bisa menjadi moment bahagia dan sedih. Bahagia karena bisa berlibur dengan teman-teman baru, sedih karena akan berpisah dengan mereka yang super baik bagi Alisa.

Alisa sangat terkesan, mereka orang-orang yang tulus dalam segala hal.

Cuaca yang panas ditepi pantai dengan angin yang kencang, Alisa dan teman-teman duduk diatas pasir hitam.

“ Teman-teman terima kasih ya untuk hati yang ramah, kalian semua orang-orang yang baik. Aku senang bisa bertemu dan mengenal kalian” ucap Alisa memulai pembicaraan.

“Aaah Alisaaa” ucap Anita sambil memeluk Alisa dari samping.

“Aku ikutan” Ana menimpali dengan memeluk Alisa dan Anita. Sedang anak-anak yang lain hanya tersenyum.

“Iya lisa, semoga kita ada takdir untuk bertemu kembali ya lis” ucap Dion yang sedari tadi sibuk dengan Kameranya.

“Kapan-kapan kita reuni yaa kumpul-kumpul lagii” sahut Edi yang ditimbun pasir.

Dua hari lagi pembelajaran hampir selesai, Jefan dari beberapa hari yang lalu sudah tidak nampak lagi batang hidungnya dikampus, Ia bak ditelan bumi tiba-tiba menghilang.

Bersambung……

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!