NovelToon NovelToon

AIRCA [ Bride Replacement ]

1

Airca Salnont

Antonsen Carl

Seorang pria menerima telpon dari asistennya dan dari tatapan matanya tersirat sebuah kemarahan

" Tuan, dia sekarang berada di Hotel Rose "

Pria yang bernama Antonsen tersebut langsung mematikan telponnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi

Setelah dia sampai didepan hotel, Antonsen langsung turun dan meninggalkan mobilnya begitu saja

Antonsen berjalan kearah meja resepsionis dan meminta kunci kamar 337 , dan dengan sedikit gemetar resepsionis tersebut memberikan kunci serep kamar tersebut

Antonsen pemilik hotel tersebut jadi wajar saja dia dengan mudah mendapatkan kunci tersebut tanpa banyak bicara

Dia berjalan dengan cepat dan langsung masuk Lift , karyawan yang tadi ingin masuk mengurungkan niatnya setelah melihat siapa pria tersebut, Antonsen terkenal perpectionis dan tidak suka bila sesuatu tidak sesuai keinginannya, dan kebanyakkan karyawannya memilih tidak ingin terlalu dekat dengannya

Antonsen keluar setelah Lift sampai dilantai kamar 337, Antonsen langsung membuka pintu kamar 337 tanpa babibu, dengan suara yang keras

Antonsen tidak terkejut sama sekali dengan apa yang dia lihat, dia sudah menduga itu semua, pemandangan yang membuatnya ingin muntah, seorang wanita yang berada dibawah kukungan pria tanpa sehelai benangpun

Antonsen mendegus dengan senyuman sinis yang terbit di bibirnya, saat wanita yang berada dibawah pria tersebut melihatnya

Wanita itu langsung mendorong pria yang ada di atas nya dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, dia langsung turun dari ranjang dan berjalan mendekati Antonsen dengan mata yang sudah berair

"Akting yang bagus"

wanita itu mencoba menggenggam tangan Antonsen tapi Antonsen  menarik tangannya

"Aku tidak sudi disentuh wanita seperti dia" kata Antonsen didalam hati dengan jijik

"Sayang, itu tidak seperti yang kamu pikirkan "

Antonsen masih diam saja, dia hanya menonton wanita didepannya

" Drama baru saja dimulai, kapan lagi aku menonton secara Live"

" Dia yang memaksaku " wanita itu menunjuk pria yang masih berbaring di ranjang dengan santai, pria yang berbaring tersebut hanya tersenyum dan bangun dari posisi berbaringnya menjadi duduk

" Aku rindu dirimu, temani aku malam ini, aku akan membayar mu dengan mahal"

Pria yang diranjang berbicara dengan nada manja dan menggoda

Wanita yang tadi menunjuknya menggeram marah, dia tahu apa yang dimaksud pria yang di ranjang

" Antonsen, tolong percaya aku sayang, dia yang menjebak ku"

Antonsen hanya manggut- manggut , dia mencoba untuk menghayati drama yang sedang dia tonton

"Sayang kamu percaya kan?"

" Aku percaya" seketika wajah wanita itu menjadi ceria dan berniat memeluk Antonsen, tapi Antonsen malah mundur dan menatapnya jijik, wanita itu terdiam sambil menatap Antonsen

" Sayang apa kamu masih marah?"

Antonsen marasa geli dihatinya, apa wanita yang ada didepannya tidak punya malu, dia baru saja ketahuan berselingkuh didepan mata Antonsen

" Menurutmu?"

" Iya kamu masih marah"

" Tidak "

" Tapi kenapa kamu memandangku seperti itu?" tanya wanita itu dengan wajah cemberut, Antonsen jijik melihat ekspresi itu

"Sayang, mana bayaran ku, aku sudah melayani mu"

Pria yang tadi di ranjang sudah memakai kembali pakaiannya dan berjalan mendekati wanita itu dan Antonsen

" Charli sialan, kenapa dia tidak bisa menutup mulutnya "

" Ambil ini, disini ada 1 juta dollar" Antonsen memberikan sebuah kartu Atm dan memberikan pada pria tersebut

Pria di sana menatap antusias dengan apa yang dia dengar, dia langsung mengambil kartu tersebut dari tangan Antonsen

"Nomor pin nya ada di belakang kartu"

Pria tersebut membalik kartu tersebut dan melihat jelas no pin tersebut, dia tersenyum dan keluar dari kamar dengan senyum yang tak lepas darinya

Wanita yang didepan Antonsen menatap tidak percaya, melihat Antonsen memberikan pria itu uang yang sangat banyak

"Sayang kenapa kamu memberikannya uang?"

"Dia sudah melakukan pelayanan, dia pantas menerimanya"

"Kamu masih marah padaku ! Sudah aku bilang pria itu yang menjebakku !"

Antonsen tidak terpengaruh sama sekali dengan nada bicara wanita didepannya,

"Aku percaya, besok aku dan kedua orang tuaku akan tetap datang  kerumahmu, jadi lebih baik kamu tutupi tubuh kotor mu itu"

Antonsen langsung keluar dari kamar meninggalkan wanita itu yang menatapa nya bingung

"Biarlah dia berkata apa pun, yang jelas besok dia dan kedua orang tuanya akan tetap datang kerumahku untuk mengatur pernikahan"

Antonsen menutup pintu mobil dengan keras, dia merasa dirinya sudah dibodohi ,selama ini belum pernah ada yang menipunya hingga sejauh ini

" Bereksek! sialan! menjijikan " Antonsen mengumpat bukan dengan apa yang sudah dia lihat tapi dengan dirinya yang sempat tertarik dengan wanita tidak tahu diri itu.

*******

Airca baru saja turun dari pesawat, dia pulang setelah dua tahun di Paris, dia sempat pulang saat tahun baru tapi hanya sebentar saja, karena dia sedang menghadapi ujian akhir semesternya

Airca melirik kanan dan kiri mencari seseorang yang akan menjemputnya

" Dimana kak Angel ? dia berjanji akan menjemputku"

Airca duduk di kursi bandara sambil menunggu kakaknya datang

"Lihat ini, Antonsen Carl sudah sangat sukses disaat umurnya masih muda, dia sudah bisa menguasai sektor bisnis " wanita yang duduk disamping Airca berbicara kepada temannya dengan tangan memegang sebuah majalah bisnis

"Aku dengar dia sudah akan menikah dengan kekasihnya"

"Benarkah ?"

" Iya, dan wanita yang akan menjadi istrinya tersebut juga anak dari pengusaha sukses"

"Wah, jika itu terjadi akan menjadi pesta pernikahan yang sangat meriah "

Airca tidak terlalu mengenal dengan orang - orang bisnis, dia tidak tertarik, dia hanya ingin menjadi seorang guru pengajar di sebuah Universitas, itu sudah cita- cita dari dulu

Sudah hampir 30 menit Airca menunggu, dua wanita yang tadi duduk disampingnya bahkan sudah pergi

Airca mencoba menelpon kakaknya tapi nomor tersebut tidak aktif

"Kenapa nomornya tidak bisa dihubungi? Apa aku pulang sendiri saja"

Airca berdiri dan memberhentikan sebuah taxi, dia tiba sore hari dan menunggu sedikit lama, sekarang hari sudah malam karena matahari sudah menghilang

Airca mencoba menelpon rumah dan tersambung

" Mama"

" Airca, kamu dimana sayang?"

"Aku didalam taxi"

"Kenapa kamu naik taxi kakakmu tidak jemput ?"

"Aku menelpon untuk bertanya itu, aku sudah menunggu sangat lama tapi kakak tidak datang"

"Kemana anak itu, dia juga tidak pulang dari kantor, Mama kira dia menjemputmu "

" Aaahh...." Airca berteriak sedikit keras karena kaget, karena supir  taxi mengerem secara mendadak

"Ada apa sayang? Apa terjadi sesuatu?"

"Tidak ada Ma, aku matikan ya, tunggu aku sampai rumah, Dah Ma "

"Dah sayang"

Airca mematikan ponselnya dan menatap ke depan

"Ada apa pak?"

"Itu Nona, mobil didepan menabrak "

Pria yang menabrak taxi tersebut keluar dari mobil dan mengetuk pintu taxi dengan Kuat

"Keluar"

Supir taxi tersebut keluar, Airca juga ikut keluar, Airca menatap pria tersebut dengan mata yang besar

"Kenapa lihat- lihat ?" tanya pria tersebut dengan suara ketus

"Pria ini ternyata memiliki gangguan, aku gila karena sempat terpesona "

"Aku ingin kamu membayar kerusakkan mobilku"

"Tapi tuan, anda yang menabrak saya"

"Kamu pikir saya buta, kamu jangan ngajarin saya"

"Maaf tuan, tapi memang anda yang menabrak" kata Airca mencoba menengahi

"Kamu diam saja" Airca merasa kesal melihat sifat pria angkuh didepannya

"Tapi tuan saya tidak punya uang untuk mengganti mobil anda, mobil saya juga mengalami kerusakan"

"Saya tidak mau tahu kamu harus menggantinya"

"Sangat menyedihkan, pakaian dari atas sampai bawah bermerek , mobil keluaran terbaru dengan harga fantastis, tapi tidak mampu memperbaiki mobilnya yang rusak sedikit, apa kamu hanya berpura - pura menjadi kaya, untuk menipu orang "

Antonsen menatap Airca dengan tajam, belum pernah ada yang menghina dirinya selama ini dan wanita didepannya dengan seenak perut menghina dirinya

"Hei! Wanita kamu.." Antonsen berjalan mendekati Airca dengan tatapan membunuh, tapi Airca tidak perpengaruh sama sekali

Antonsen bertambah kesal, melihat Airca yang tidak terpengaruh dengan tatapannya, biasanya karyawan nya akan langsung menunduk dan meminta maaf dengan air mata berlinang, tapi wanita didepannya malah membalas tatapan tajamnya

"Apa? Kamu ingin memukul wanita, yakin kamu pria sejati atau ....kamu pria jadi- jadian "

Antonsen kesal dan pergi dari sana, dia tidak bisa lebih lama disana, atau dia benar- benar akan memukul wanita itu,

Setelah kepergian Antonsen, Airca benafas lega, dia tadi hanya berakting  saja, dia juga takut melihat pria itu

"Terima kasih Nona"

"Tidak masalah, aku yang akan mengganti kerusakan mobil yang disebabkan pria tadi".

2

Airca sampai di rumah dan membunyikan bel, tidak berapa lama seorang wanita membukakan pintu

"Airca kamu sudah sampai " Mama Airca langsung memeluk anaknya

"Mama jangan menangis" Airca membalas pelukkan Mamanya dan mengingatkan agar wanita itu jangan menangis

"Mama sangat rindu"

"Iya, Airca juga"

"Ayo sayang kita masuk, Papa menunggumu"

Airca masuk bersama Mamanya dan langsung melihat Papanya

" Airca"

" Papa" Airca langsung mendekati Papanya dan memeluknya

" Airca rindu Papa"

" Papa juga sayang"

" Ma, Pa mana kak Angel?"

"Kak Angel belum pulang "

"Kemana?"

"Tidak tahu sayang, lebih baik kamu makan dulu kamu pasti lapar "

" Iya, tadi belum sempat makan"

" Ayo sayang, Mama masak makanan kesukaanmu"

"Benarkah ?"

"Iya"

Airca langsung pergi kedapur bersama orang tuannya

"Papa sama Mama sengaja menunggu kamu, supaya kita makan malam bersama"

Airca terharu dan mulai akan menangis, Papanya yang duduk disebelahnya merangkul pundak nya

"Sudah jangan menangis, kamu tidak berubah bahkan setelah hidup sendiri di Paris selama 2 tahun"

" Aku hanya terharu saja"

"Sudah ayo kita makan"

"Tapi Ma, kita tidak menunggu kak Angel?"

Papa sama Mamanya saling pandang, Airca menatap kedua orang tuanya penasaran

"Tidak sayang, mungkin kak Angel sudah makan"

"Tapi kan bisa jadi dia belum makan"

Mama Airca menatap suaminya, mereka bingung untuk menjelaskan bagaimana Angel sekarang, setelah Airca kuliah di Paris , putri pertama mereka itu lebih sering pulang malam, padahal dia bekerja diperusahaan milik Salnont,

Ayahnya sebagai Presdir di perusahaan selalu bertanya pada bawahan nya seperti apa putri pertamanya tersebut, dan semua orang berkata bahwa putrinya tersebut sangat sombong dan suka menghina orang lain, itu sangat berbeda bila Angel dirumah dia menjadi anak yang penurut pada orang tua dan sangat menyanyangi adiknya

Angel anak yang manis dan cantik, meskipun tidak sepintar Airca tapi Angel tetap termasuk anak yang pintar, dia sangat suka memanjakan Airca dan selalu bermain bersama

Angel anak yang penurut dan tidak suka berkelahi, dia selalu melindungi adiknya bila ada yang menyakiti Airca

Tapi selama berberapa bulan belakangan, Angel berubah, dia suka pulang malam,

Kedua orang tuanya sempat bertanya kenapa dia suka pulang malam, Angel selalu menjawab bahwa dia berkumpul bersama temanya dan tidak perlu khawatir

Tapi kedua orang tuanya semakin khawatir saat Angel hampir setiap hari pulang malam

Jadi Ayahnya membayar mata- mata untuk mengikuti anaknya, dan saat mata- mata itu memberitahu Ayahnya

Kedua orang nya kaget melihat bukti yang ditemukan Agen mata- mata tersebut

Angel suka ke club malam dan mabuk- mabukan, itu sangat berbeda dengan Angel yang manis

Kedua orang tuanya berusaha untuk bertanya baik- baik, tapi Angel selalu menghindar dan berkata dia hanya bersenang- senang dan lagi- lagi berkata agar kedua orang tuanya tidak perlu khawatir

Kedua orang tuannya cemas, sebenarnya apa yang membuat putri mereka yang manis menjadi begitu liar

"Ma, Pa kenapa kalian hanya diam saja?"

Kedua orang tuanya sadar dan menatap putri keduanya

"Tidak ada , ayo kita makan"

"Ada apa Ma? kalian jangan mencoba menutupinya, aku tahu kalian berdua menutupi sesuatu dariku"

"Tidak ada sayang"

"Ma tolong jangan berbohong" kedua orang tuanya tahu bahwa tidak ada yang bisa ditutupi pada putri keduanya tersebut, Airca selalu tahu bila mereka berusaha menutupi sesuatu

saat Mamanya akan berbicara terdengar suara Angel yang berteriak sambil memanggil nama Airca

"Airca!"

"kak Angel" Airca langsung berlari dan memeluk kakaknya

"Maaf kakak tidak menjemputmu"

"Tidak apa, aku senang kakak pulang, ayo kita makan bersama" Airca menarik kakaknya kemeja makan, dan disana kedua orang tuanya menatap Angel, Angel menyadari tatapan kedua orang tuanya

"Ma, Pa kenapa kalian hanya diam saja? Ayo kita makan"

Mereka makan dalam diam, Airca memperhatikan kedua orang tuanya serta kakaknya yang terlihat berbeda

Setelah makan malam, Airca langsung pergi ke kamar nya, dia sangat lelah setelah perjalanan, dan butuh istirahat, tapi Airca memilih untuk mandi lebih dulu, setelah itu baru tidur

Saat Airca sudah akan tidur, dia mendengar bunyi mobil dari luar, Airca bangun dan berjalan kearah balkon, disana Airca melihat kakaknya mengeluarkan mobil dari garasi dan pergi dari rumah

"Kemana kakak pergi ? Di tengah malam begini"

Airca kembali masuk dan duduk di kasur nya

"Kakak tidak pernah pergi dimalam hari seperti ini sebelumnya"

"Ah....mungkin saja kakak ada keperluan mendesak, lebih baik aku tidur"

Airca berbaring dan menarik selimut

"Tapi malam hari sangat berbahaya di London, aku jadi khawatir"

******

Airca bangun dari tidurnya dan melihat jam di atas nakas

"Jam 06.00"

Airca turun dari ranjang dan masuk kekamar mandi, meskipun masih terlalu pagi, tapi dia sungguh tidak bisa tidur lagi, malam tadi Airca tidak bisa tidur, dia mengkhawatirkan kakaknya

Airca turun tepat jam 07.00 , dia langsung pergi kekamar kakaknya, Kamar Angel terletak dilantai bawah,

tok....tok...

"Kak Angel"

"Kak Angel!"

Pintu kamar terbuka menampilkan Angel yang terlihat baru saja bangun tidur

"Ada apa? kenapa kamu teriak- teriak?"

Setelah melihat kakaknya baik- baik saja, Airca tersenyum lega, ternyata dia hanya terlalu Parno saja

"Tidak ada, aku hanya ingin membangunkan kakak"

"Ini masih sangat pagi, hari ini juga kantor libur, kamu jangan menjadi anak yang menyebalkan"

"Hehehe....iya maaf, lain kali aku tidak akan melakukannya lagi"

Angel langsung menutup pintu kamarnya tepat setelah Airca selesai berbicara, Airca terdiam didepan pintu, hatinya sedikit merasa gelisah melihat reaksi kakaknya, biasanya bila dia berbuat sesuatu yang salah Angel akan memaafkannya dan memberikan Airca peluk kan

Airca menghembuskan nafasnya pelan

"Aku mulai bersikap berlebihan , bisa saja kakak hanya lelah"

Dia pergi dari sana dan menuju arah dapur, disana dia melihat para pelayan sudah sangat sibuk, Airca datang mendekat dan bertanya

"Ada apa? Kenapa hanya membuat sarapan saja sangat ribut"

Salah satu pelayan yang ditanya Airca melihatnya kaget

"Nona.....iya hari ini ada tamu yang akan datang, Nyonya memerintahkan kami untuk bersiap-siap"

Airca terdiam dan pelayan itu melanjutkan kegiatannya, Airca berpikir keras siapa tamu itu,

"Siapa tamu itu? Dan kenapa aku tidak mengetahuinya"

Airca duduk dimeja, dia akan bertanya nanti pada kedua orang tuanya, dan sekarang dia lapar

Airca masih duduk sendirian dimeja makan, sarapan juga sudah disajikan, Airca menatap kearah lantai atas, kedua orang tuanya tidak turun, kakaknya juga tidak

"Ini sudah hampir jam 9 tapi kenapa mereka belum turun juga?"

Wanita itu memanggil salah satu pelayan yang berdiri tidak jauh darinya

"Apa Tuan dan Nyonya sering malakukan ini?"

"Maksudnya Nona?"

"Maksudku, sarapan, apa mereka semua tidak berkumpul bersama untuk sarapan? "

Pelayan itu terlihat bingung untuk menjawab, dia sudah cukup lama bekerja dirumah itu, dan dia cukup tahu hal apa yang terjadi

"Kenapa kamu hanya diam saja?" tanya Airca

"Iya Nona, Tuan dan Nyonya jarang untuk sarapan dibawah, mereka selalu sarapan pagi dikamar"

Airca terdiam, ini sangat berbeda saat dua tahun yang lalu, mereka akan selalu sarapan bersama

"Kalau kak Angel?"

"Nona Angel tidak pernah turun untuk sarapan, dia akan langsung pergi kekantor "

"Baiklah terima kasih"

Pelayan itu pergi dan Airca menatap makanan didepannya dengan sedih

"Ada apa sebenarnya? apa yang terjadi dirumah ini selama aku di Paris ?"

Airca memakan sarapannya dalam kesunyian, dia mengambil ponselnya yang ada diatas meja dan menelpon seseorang

"Aku ada di Inggris sekarang, ayo kita bertemu hari ini"

" Airca! Astaga, aku rindu padamu "

"Jane....aku juga sangat rindu padamu, maaf bila aku jarang menghubungimu"

"Kenapa kamu minta maaf, tidak masalah, aku tahu kamu sibuk, kapan kamu tiba?"

"kemarin sore"

"Ya sudah ....kapan kita bertemu?"

"Bagaimana kalu sore ini, sepertinya siang ini kedua orang tuaku ada tamu"

" Ok, sampai jumpa "

"Sampai jumpa juga "

Airca mematikan telponnya dan kembali melanjutkan sarapannya, dengan menelpon temannya suasana hatinya sedikit membaik.

**********

Airca menatap kedua orang tuanya yang terlihat sudah siap dengan pakaian yang bagus

"Ma sebenarnya siapa yang akan datang?"

"Kamu sudah memakai gaunnya?" Airca mengerucutkan bibirnya, dia bertanya tapi Mamanya malah balik bertanya

"Ma, siapa yang akan datang?"

Mamanya menatap Airca dan memegang kedua pipinya

"Keluarga kakak iparmu akan datang untuk menetapkan tanggal pernikahan Kakakmu dan anaknya"

Airca kaget, dia tidak tahu kakaknya sudah akan menikah

"Kakak dan pria itu sudah akan menetapkan tanggal pernikahan ? Tapi aku bahkan tidak tahu bahwa kakak bertunangan dengan pria itu"

"Memang tidak ada pertunangan sayang, mereka hanya bertemu beberapa kali"

"Baru beberapa kali? tapi apa pria itu baik? kakak baru bertemu beberapa kali dengannya, bisa jadi pria itu ....."

"Husssh....kamu ini, pria itu dari keluarga yang baik- baik"

"Tapi kenapa Ma? Kenapa tiba- tiba?"

Mama Airca terdiam dia tidak bisa menjelaskannya pada putrinya tersebut, ini adalah cara agar mereka tetap bersama.

*********

Antonsen memasang wajah datarnya menatap Angel didepannya, sedangkan Angel tersenyum dengan sangat manis, kedua orang tua Antonsen dan Angel saling berbincang

"Kenapa kalian hanya diam saja?" tanya Mama Antonsen, Angel menatap malu- malu pada Antonsen, Antonsen yang melihat tingkah memuakkan Angel mendengus sinis.

"Baiklah, anda dan istri anda tentu sudah tahu tentang kedatangan kami kesini, karena kita sudah merencanakan perjodohan ini dari mereka masih kecil, saya ingin pernikahan diantara anak kita akan terjadi"

Papa Antonsen memulai pembicaraan, kedua orang tua Airca hanya tersenyum kecil menaggapinya, sedangkan Antonsen menatap dingin Angel yang menatapnya

"Jadi, kami sudah menetapkan tanggal yang baik untuk mereka berdua, yaitu tanggal...."

"Aduh!...."

Papa Antonsen berhenti berbicara, dan semua orang disana menatap sumber suara.

**********

Mama Airca memanggil- manggil anaknya yang ada dikamar mandi

"Apa kamu masih lama sayang?"

"Iya Ma! Perutku sakit, sepertinya salah makan "

"Baiklah, calon kakak iparmu dan keluarga nya sudah sampai , Mama akan menyambut mereka, nanti kamu menyusul ya"

"Iya"

Setelah Airca selesai dengan ritualnya di kamar mandi, dia turun sambil mengusap perutnya lega

"Akhirnya selesai juga, Pasti semua orang sudah berkumpul "

Airca melihat semua orang sudah berkumpul dan berjalan dengan cepat, tapi karena Airca memakai gaun yang panjang dia tidak sengaja menginjak ujung gaunnya

"Aduh!...." Airca terjatuh tersungkur dengan berteriak sedikit keras tapi karena dia sudah dekat dengan ruang tamu semua orang dapat mendengar jeritan kecil nya

Airca merutuki dirinya karena bisa- bisanya dia terjatuh, Airca berdiri dan tersenyum malu pada semua orang

"Maaf..."

Mata Airca melihat sosok pria angkuh yang sempat bertemu dengannya saat Airca ingin pulang

Antonsen juga kaget melihat siapa wanita yang berteriak

"Wanita itu"

Antonsen tidak mungkin melupakan wanita pertama yang menghinanya dengan menyebut dia pria jadi- jadian

Airca mengabaikan tatapan tajam Antonsen padanya dan tersenyum pada semua orang, dia duduk disamping Mamanya

"Apa kamu baik- baik saja sayang?" Tanya Cintya

"Iya Ma"

"Siapa dia Nyonya Salnont?" tanya Mama Antonsen

"Dia Airca putri kedua kami"

Angel menatap khawatir Airca yang duduk disamping Mamanya

"Benarkah? Kenapa kami tidak tahu? Setahu kami anak anda hanya Angel"

"Iya, dia kuliah di Paris dan baru pulang kemarin"

Mama Antonsen menatap intens Airca yang duduk didepannya, Airca hanya tersenyum canggung karena semua orang menatapnya dengan serius

Antonsen juga menatap Airca dan Angel melihat itu, hatinya kesal melihat semua orang mengarahkan perhatiannya pada Airca

"Baiklah mari kita lanjutkan tentang tanggal pernikahan antara Angel dan Antonsen" Papa Airca berbicara untuk mengalihkan perhatian orang-orang pada Airca dan fokus pada pernikahan Angel dan Antonsen

Kedua orang tua Antonsen menatap Papa Airca dan tersenyum

"Iya maaf, kami hanya terlalu kaget dengan putri kedua anda"

"Tidak apa- apa"

"Tentang tanggal pernikahannya, mereka akan menikah tanggal 12 juli mendatang"

"Tunggu Pa" Antonsen tiba- tiba berbicara, dia berdiri dan semua orang menatapnya bingung apa yang akan Antonsen lakukan

Angel kira Antonsen akan mendekatinya, tapi Antonsen melewati Angel yang tersenyum padanya dan berjalan mendekati Airca yang menatapnya acuh

Angel menatap tajam Antonsen yang berjalan semakin mendekati Airca

Pria tersebut langsung berlutut didepan Airca, semua orang kaget disana termasuk Airca, wanita itu membuka matanya besar menatap Antonsen yang berlutut didepannya.

" Airca" Antonsen mengambil tangan Airca dan menggenggamnya, Airca yang masih dalam keterkejutannya semakin terkejut karena Antonsen menggenggam tangannya dengan lembut.

" Airca.......Aku Mencintaimu ".

3

" Airca...... Aku mencintaimu"

Semua orang kaget disana, Angel marah dia langsung beranjak dan menarik Antonsen agar berdiri, semua orang disana juga berdiri, sedangkan Airca mematung ditempat duduk nya, masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

" Ya Tuhan apa yang terjadi? Pria yang membuatku kesal tempo hari adalah calon kakak iparku, itu sudah membuat ku kaget setengah mati, apalagi sekarang dia malah bilang cinta padaku, ini gila"

" Antonsen apa yang kamu katakan? Kamu....kamu bilang cinta pada Airca" Angel berbicara dengan nada tidak percaya pada Antonsen, Antonsen hanya tersenyum remeh menanggapi perkataan Angel

" Antonsen kamu pasti bohong kan? Ini tidak mungkin, kalian baru bertemu hari ini, jadi itu tidak mungkin" Angel tidak terima dengan apa yang terjadi

" Antonsen jawab, kamu jangan diam saja" Mama Antonsen angkat bicara

Antonsen menatap Mamanya dan tersenyum, Angel kesal dan marah melihat semua orang terlihat tenang- tenang saja

"kenapa kalian hanya diam saja?

Dia baru saja mengatakan cinta pada calon adik iparnya"

"Aku memang mencintainya, mau bagaimana lagi?"

" Antonsen kamu jangan main- main, apa yang kamu lakukan?"

Papa Airca angkat bicara, ini sungguh buruk untuk keluarganya

"Maafkan putra kami Tuan Salnont" Papa Antonsen meminta maaf dengan apa yang Antonsen lakukan

" Antonsen, coba kamu jelaskan dengan benar, apa ini semua?"

Papa Antonsen menatap tajam anaknya, tapi Antonsen tidak terpengaruh sama sekali dan malah menggenggam tangan Airca, dan Airca dengan cepat menarik tangannya

"Aku ingin kalian semua duduk untuk mendengarkan alasanku"

Antonsen menatap Angel dengan senyuman sinisnya, Angel mengerutkan dahinya, dia takut Antonsen akan mengatakan tentang kejadian dihotel waktu itu.

Semua orang duduk untuk mendengarkan penjelasan Antonsen, Airca mencoba bersabar dengan semua sikap Antonsen, dia akan mendengarkan alasan pria tersebut, dia tidak bisa langsung marah-marah dan merusak semuanya.

"Aku memang tidak mengenal Airca dalam waktu yang lama, tapi saat waktu itu aku bertemu dengannya aku langsung jatuh cinta" Antonsen menatap Airca dengan mata penuh cinta, sedangkan Airca menatap aneh Antonsen yang menatapnya dengan penuh perasaan.

"Apa pria ini stress"

"kapan? Kapan kalian pernah bertemu? Kalian baru bertemu hari ini" Kata Angel tidak Terima, karena Airca selama ini di Paris dan itu tidak mungkin membuat Antonsen dan Airca dapat bertemu.

"Kalau jodoh kita tidak tahu, Tuhan sudah mengatur pertemuan kami, malam itu tidak sengaja taxi yang ditumpangi Airca menabrak mobilku, dan saat itulah aku terpesona dengannya"

"Gila!" Airca berkata spontan setelah mendengar perkataan Antonsen, semua orang menatap Airca setelah dia berkata dengan keras

"Maaf, sepertinya ini hanya salah paham" Kata Airca mencoba menjelaskan hal yang tidak benar ini

" Airca kamu jangan membohongi dirimu, malam itu kita saling jatuh cinta, dan kamu melakukan ini hanya untuk kakakmu kan?"

Airca menatap kesal Antonsen yang terlihat sekali sedang berakting didepannya

"Tidak....bukan seperti itu ceritanya, hei! Kamu.. Apa yang sedang kamu lakukan ini?" Airca menaikkan nada suaranya, dia sudah kesal melihat drama yang dilakukan Antonsen.

"Airca kita saling mencintai"

"Sudah cukup!! Hentikan semua ini! Airca aku tidak menyangka kamu akan melakukan ini padaku, aku ini kakakmu, tega kamu merebut calon suamiku"

"Kakak tidak....pria ini berbohong...aku sama sekali tidak kenal dengannya"

"Airca sudah hentikan ini semua, akui saja kalau kita saling mencintai"

"Aku tidak akan rela, aku benci kamu Airca!" Angel langsung pergi dari sana

"Kakak!!"

Airca mengejar kakaknya tapi sebelum itu dia menatap tajam Antonsen

"Kamu sungguh gila"

Antonsen hanya menatap datar Airca yang mengatakannya gila, lalu Airca pergi menyusul kakaknya, Antonsen menatap empat orang tua yang menatapnya dengan penuh pertanyaan.

" Antonsen" Papa Antonsen memanggil anaknya dengan tegas, dia sungguh marah pada anaknya.

"Papa, maaf...aku akan menjelaskannya nanti, tapi aku akan menyusul Airca dulu, aku takut terjadi apa- apa diantara mereka"

Antonsen langsung pergi untuk mencari kakak beradik tersebut, orang- orang yang tinggal diruang tamu hanya diam dalam kebisuan, mereka tidak menyangka hal ini akan terjadi.

Mama Airca menatap suaminya cemas, Papa Airca menggenggam tangan istrinya menenangkan.

"Maafkan putra kami" Mama Antonsen menangkap kecemasan diraut kedua orang tua Airca

"Tidak...kita tidak tahu apa yang akan terjadi, jadi kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa".

"Entah apa yang sudah terjadi?"

********

"Kakak tunggu!!" Airca mengejar kakaknya hingga halaman belakang rumah.

"Kakak! Aku mohon dengarkan aku dulu" Angel berhenti berjalan dan berbalik, dia menatap benci pada Airca yang mendekati nya.

Airca berhenti didepan Angel dan berusaha memegang tangannya tapi Angel menepisnya.

"Kakak... Jangan salah paham, aku tidak kenal pria itu"

"Tidak kenal katamu! Siapa yang tidak kenal dengan pengusaha sukses bernama Antonsen Carl, kamu sengaja merebutnya dariku".

"Kakak tidak....pria itu berbohong"

"Alaaaah...Airca aku tahu wanita seperti apa kamu, aku tahu kamu sengaja merayu Antonsen iya kan?".

"Kakak...apa yang kamu katakan ? Aku tidak seperti itu"

"Munafik....kamu pikir aku tidak tahu seperti apa kehidupanmu di Paris , kamu hanya sendiri disana tidak ada yang tahu apa yang kamu lakukan disana, bisa saja kamu tinggal bersama dengan seorang pria".

"Kakak! Ada apa denganmu?"

"Airca! Aku kasih tahu kamu ya! Aku itu benci sama kamu, sangat benci".

"Kakak"

"Jangan panggil aku kakak, karena aku bukan kakakmu, aku tidak sudi dipanggil kakak sama kamu".

"Kakak hentikan ! Kamu hanya sedang emosi saja" Airca berusaha kembali memegang tangan kakaknya dengan air mata yang sudah mengalir.

Angel menepis tangan Airca dan mendorongnya dengan kuat, Airca yang keget tidak bisa menahan keseimbangannya, dia pikir dia akan jatuh tapi sebuah tangan menahannya, Airca mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang menolong nya

"Sayang....kamu baik- baik saja?" Kata Antonsen dengan khawatir

Airca langsung melepaskan diri dari pelukkan Antonsen dan menatap pria tersebut dengan tajam.

"Kamu cepat jelaskan pada kak Angel bahwa semuanya hanya bohong! tidak ada hubungan diantara kita! "

"Airca, Airca baiklah, bagaimana kalau aku menjelaskan dengan sejelas- jelasnya disini" Kata Antonsen sambil menatap Angel dengan dingin

"Antonsen kita sudah dijodohkan, kamu tidak bisa menghentikan ini semua, aku tidak akan membiarkannya".

Antonsen berjalan mendekati Angel dan menatapnya tajam.

"Wanita tidak tahu diri, seharusnya kamu bersyukur dan berteriama kasih padaku, karena aku tidak mengungkapkan semuanya"

Airca berjalan dengan cepat mendekati Antonsen dan Angel setelah mendengar Antonsen menghina kakaknya.

"Kamu yang pria berengsek! Beraninya kamu menghina kakakku".

Antonsen tersenyum sinis menatap Airca, Airca mengerutkan dahinya dalam melihat senyum tersebut

"Dengar nya, kamu pikir aku bilang cinta padamu itu karena aku cinta, aku tidak cinta padamu se...di..kit...pun"

Antonsen berbicara dengan senyum merendahkan menatap penampilan Airca, Airca kesal dan berniat memukul Antonsen tapi pria tersebut dengan cepat menahan tangannya.

"Kamu mau tahu alasan sebenarnya kenapa aku melakukan ini? kakakmu ini yang kamu kira sangat baik....." Antonsen menatap Angel dengan senyuman, Angel khawatir Antonsen akan mengatakan yang tidak-tidak pada Airca.

"Apa maksudmu?" Tanya Airca tidak senang

"Wanita ini....suka mabuk dan tidur dengan banyak pria"

Plakkk

Airca menampar Antonsen dengan keras saat dia mendengar perkataan Antonsen yang menghina, dia menatap Antonsen dengan penuh kemarahan tapi Antonsen lebih menatap marah Airca yang telah menampar nya

"Kamu! beraninya kamu menamparku!" Kata Antonsen dengan penuh kemarahan

"Kenapa? kamu tidak terima?"

"Wanita gila! aku punya buktinya"

Antonsen mengeluarkan ponselnya dengan kasar dari saku dengan mata menatap tajam Airca dan memperlihatkan video Angel bersama seorang pria dikamar hotel.

Airca menutup mulutnya menggunakan tangan dan menatap kakaknya dengan air mata berlinang.

"Kakak ? Apa i-ini...benar?"

Angel membuang wajahnya tidak mau menatap Airca, Airca berjalan mendekati Angel untuk memastikan apa ini sungguh benar.

"Kakak...tolong katakan kalau ini tidak benar " Airca memegang kedua bahu kakaknya dengan tubuh bergetar

"Kakak....tolong...katakan sesuatu"

Angel menatap kesal Airca dan menepis tangan Airca dibahunya

"Iya iya itu memang aku, lalu kamu mau apa hah? Kamu senang kan sekarang? "

Airca menangis hingga matanya sudah mulai sakit karena air matanya yang tidak bisa berhenti mengalir.

"Hiks...hiks...ini tidak mungkin"

Airca menangis dan terduduk dilantai, dia sungguh tidak percaya dengan apa yang terjadi, Antonsen menatap Airca yang menangis hingga terseguk, lalu Antonsen menatap Angel yang masih berdiri dengan angkuh

"Kamu harus mengatakan pada kedua orang tuaku dan orang tua mu untuk membuat Aku dan Airca menikah"

Angel langsung menatap garang Antonsen .

"Aku tidak akan melakukannya, aku tidak akan rela, aku akan bilang kalau kalian sudah berselingkuh "

"Kamu jangan lupa dengan apa yang aku punya, kalau kamu tidak dapat membuat aku dan Airca menikah, aku akan buka semua kebusukkan mu di hadapan semua orang "

" Antonsen... " Kata Angel menatap Antonsen dengan kesal

"Kamu tinggal pilih saja"

Airca berdiri dari lantai dan menatap tajam Antonsen.

"Aku tidak akan mau menikah denganmu"

Angel tersenyum saat mendengar Airca menolak, Antonsen langsung mengeraskan rahangnya dan menatap tajam Airca yang berdiri didepan nya

"Kamu tinggal pilih saja, kamu mau menikah denganku atau aku akan membuat perusahaan Papamu hancur, kamu tahu bahwa Papamu mempunyai hutang budi yang besar pada Papaku dan sekarang aku yang mengambil Alih perusahaan, aku bisa dengan mudah menghancurkan keluargamu"

"Hutang budi apa yang kamu maksud?" Airca tidak tahu apa pun tentang masalah hutang budi keluarganya .

"Waktu kamu masih kecil...Papamu datang pada Papaku dan meminjam banyak uang untuk menutupi semua hutang dan kerugian yang terjadi pada perusahaannya, dan karena Papa ku dan Papamu teman kuliah, dia membantu Papamu hingga sekarang".

Antonsen menatap remeh Airca yang menatap nya kaget, Angel merasa takut dengan apa yang dikatan Antonsen.

"Tidak...tidak...aku tidak mau jadi miskin dan tidak mempunyai apa- apa, lebih baik aku mati saja daripada aku menjadi orang miskin"

"Aku akan bicara pada kedua orang tuaku agar kalian bisa menikah "

"Kakak" Airca menatap tidak percaya pada perkataan kakaknya, sedangkan Antonsen tersenyum sinis mendengarnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!